Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PROYEK

Membuat Pesisida Nabati dari


Daun Kirinyuh dengan
Metode Maserasi
LAPORAN PRAKTEK
PENGGANTI
PRAKERIN LAPORAN INI DIAJUKAN
SEBAGAI ACUAN DAN
PERSYARATAN DALAMPROYEK
PROPOSAL
MELAKSANAKAN PROYEK
PEMBUATAN
PENGGANTI PUPUK
PRAKTEK FOSFAT ORGANIK
KERJA
INDUSTRI PADA SEKOLAH
CAIR DENGAN METODE FERMENTASI
MENENGAH KEJURUAN
NEGERI MENGGUNAKAN
1 BONTANG EM4

PROPOSAL INI DIAJUKAN SEBAGAI ACUAN DAN


PERSYARATAN DALAM MELAKSANAKAN PROYEK
PRAKERIN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 1 BONTANG

DISUSUN OLEH :

DISUSUN
OLEH:
NAMA : MUHARRAM
Nama: Rendy Saputra
ZAID ALFARIZI ERMANSYACH
NIS : 18012061
NIS 180102045
Kelas : III (Tiga) B
KELAS
Program Keahlian : Kimia Industri : III (TIGA) B
PROGRAM KEAHLIAN : KIMIA

DINAS
PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH
DAN KEJURUAN NEGERI 1
KEBUDAYAAN BONTANG
KOTA BONTANG TAHUN 2020-2021
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS PROYEK/PROJECT WORK

Nama Sekolah : SMKN 1 Bontang

Program Keahlian : Kimia Industri

Kode : 7294
Alokasi Waktu : 200 Jam

1 8 0 1 0 2 0 6 1
Nomor Peserta

Nama : Rendy Saputra

JUDUL PROYEK

Membuat Pestisida Nabati dari Daun Kirinyuh dengan Metode Maserasi

Bontang,
Menyetujui:
Peserta Uji

Rendy Saputra
NIS 180102061

Mengetahui
Ka. Sekolah/Prog. Keahlian, Guru Pembimbing

i
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

Ery Sepdyastutik, M.Pd. Aswan Sarief, S.T., M.Pd.


NIP 196709011994122004 NIP 197507132006041008

ii
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................iii

BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................................2
C. Dasar Teori...........................................................................................................................2
BAB II: PROSES PRODUKSI...........................................................................................................5

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan........................................................................................5


B. Bahan Dan Peralatan...........................................................................................................5
C. Gambar Kerja......................................................................................................................6
D. Fungsi Alat...........................................................................................................................8
E. Proses Pengerjaan................................................................................................................9
F. Hasil yang Dicapai.............................................................................................................12
G. Perhitungan........................................................................................................................13
H. Perhitungan Biaya.............................................................................................................14
BAB III: TEMUAN...........................................................................................................................16

A. Keterlaksanaan (Faktor pendukung dan penghambat)..................................................16


B. Manfaat yang dirasakan....................................................................................................17
C. Pengembangan/Tindak lanjut...........................................................................................18
BAB IV: PENUTUP..........................................................................................................................18

A. Kesimpulan.........................................................................................................................18
B. Saran...................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................19

LAMPIRAN.......................................................................................................................................20

iii
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum
Pembuatan Pestisida dari Daun Kirinyuh dengan Metode Maserasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk persyaratan dalam
melaksanakan proyek pengganti praktek kerja industri pada Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Bontang. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
materi ekstraksi dan evaporasi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Aswan Sarief, S.T., M.Pd. selaku guru
pembimbing yang telah membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dan
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
satu per satu, terimakasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Bontang,

Penulis

iv
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam rangka kegiatan budidaya tanaman sebagian besar petani masih


menggunakan pestisida sintetis, karena dibandingkan dengan teknik-teknik
pengendalian hama dan penyakit lainnya, penggunaan pestisida sintesis oleh sebagian
besar petani dianggap lebih efektif, penggunaannya lebih praktis, mendatangkan
keuntungan ekonomi yang besar (Untung, 2006) menghasilkan/memproduksi sayuran
yang berkualitas, dan hasil yang besar. Akan tetapi, para petani tidak memikirkan
dampak lingkungan, tanah sebagai media tanam, dan kesehatan manusia sebagai
konsumen akhir.
Tanpa disadari bahwa bahan kimia beracun yang berasal dari pupuk maupun
pestisida tersebut akan masuk kedalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit
yang mendadak tetapi mengakibatkan keracunan kronis yang akan terlihat setelah
waktu yang lama, dapat berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Keracunan
kronis akibat pestisida saat ini yang paling penting dikuti adalah efek racun yang
bersifat karsinogenik (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenik
(kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang) teratogenik (kelahiran anak
cacat dari ibu yang keracunan). Menurut World Health Organization (WHO), paling
tidak 20.000 orang per tahun mati akibat keracunan pestisida. Diperkirakan 5.000 –
10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat fatal, seperti mengalami
penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan, dan penyakit liver.
Pertanian masa depan yang ideal seharusnya memadukan teknologi tradisional dan
teknologi modern yang diaktualisasikan sebagai pertanian yang berwawasan
lingkungan. Salah satunya pengembangan pestisida berwawasan lingkungan yaitu
dengan menggunakan pestisida nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang
banyak tumbuh di lapangan. Salah satu tumbuhan yang banyak tumbuh di lapangan
adalah tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata L). Menurut Kardinan (1998)
tumbuhan kirinyuh mengandung Pryrrolidzine alkaloids yang bersifat racun bagi
serangga.
Tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata L) dalam bahasa inggrisnya disebut
Siam Weed, gulma ini berupa semak berkayu yang dapat berkembang dengan cepat
dan membentuk kelompok tumbuhan yang dapat mencegah perkembangan dan

1
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

merugikan pertumbuhan tanaman lainnya. Demikian juga tumbuhan ini merupakan


pesaing agresif dan memiliki efek allelopati yang dapat menyebabkan keracunan
bahkan kematian ternak serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran (Prawiradiputra
2007). Dengan adanya keberadaan kandungan dalam tumbuhan kirinyuh tersebut,
maka sangat efektif untuk dibuat ekstraksi sebagai bahan baku pestisida nabati untuk
penanggulangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Dari penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat pestisida nabati dari
daun kirinyuh untuk menguji kefektifan kandugan daun kirinyuh dalam meracuni
organisme pengganggu tumbuhan.

B. Tujuan

1. Peserta dapat membuat pestisida nabati dari daun kirinyuh


2. Peserta dapat menguji keefektifan kandugan daun kirinyuh dalam meracuni
organisme pengganggu tumbuhan.

C. Dasar Teori

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari
campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Faktor-
faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah: tipe persiapan sampel, waktu
ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut.
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa Latin, artinya merendam). Cara ini
merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi bahan nabati yaitu direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut
nonpolar) atau setengah air, misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu
sesuai dengan aturan dalam buku resmi kefarmasian (Anonim, 2014). Maserasi adalah
salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan
istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami
pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang dapat
digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas (Hamdani,

2
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

2014). Prinsip maserasi adalah pengikatan/pelarutan zat aktif berdasarkan sifat


kelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved like).

Maserasi dapat dilakukan modifikasi misalnya:


1. Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu
pada suhu 40–50°C.
2. Maserasi dengan mesin pengaduk
Mesin pengaduk yang berputar terus-menerus, waktu proses maserasi dapat
dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.
3. Remaserasi
Cairan penyari dibagi menjadi dua, Seluruh serbuk simplisia di maserasi
dengan cairan penyari pertama, sesudah diendapkan, tuangkan dan diperas,
ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua.
4. Maserasi melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu
bergerak dan menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali
secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan melarutkan zat
aktifnya.
5. Maserasi melingkar bertingkat
Pada maserasi melingkar, penyarian tidak dapat dilaksanakan secara
sempurna, karena pemindahan massa akan berhenti bila keseimbangan telah
terjadi masalah ini dapat diatasi dengan maserasi melingkar bertingkat
(M.M.B).

Kelebihan dari ekstraksi dengan metode maserasi adalah:

1. Unit alat yang dipakai sederhana, hanya dibutuhkan bejana perendam.


2. Biaya operasionalnya relatif rendah.
3. Prosesnya relatif hemat penyari dan tanpa pemanasan.

Kelemahan dari ekstraksi dengan metode maserasi adalah:

1. Proses penyariannya tidak sempurna, karena zat aktif hanya mampu


terekstraksi sebesar 50% saja.
2. Prosesnya lama, butuh waktu beberapa hari.

3
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah
kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan
secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor ke
dalam zat cair mendidih.

Berikut adalah faktor-faktor yang mempercepat proses evaporasi:

1. Suhu
2. Kelembapan udara
3. Tekanan
4. Gerakan udara
5. Sifat cairan

Vakum rotary evaporator adalah sebuah alat di laboratorium kimia yang digunakan
untuk menghilangkan kandungan cairan (liquid yang berada dalam sebuah solvent
dengan cara evaporasi). Rotary evaporator pertama kali ditemukan oleh Lyman C.
Craig. Pada tahun 1957 perusahaan asal Swiss yaitu Buchi baru mengkomersilkannya.
Prinsip utama dalam instrumen ini terletak pada penurunan tekanan pada labu alas
bulat dan pemutaran labu alas bulat hingga berguna agar pelarut dapat menguap lebih
cepat dibawah titik didihnya. Komponen-komponen yang terdapat di dalam vakum
rotary evaporator antara lain, sebuah sebuah motor penggerakan untuk memutar botol
yang berisi sampel, pipa uap air hasil dari penguapan sampel, sebuah sistem vakum
yang berguna untuk menurunkan tekanan yang terjadi dalam sistem evaporator,
sebuah pemanas yang berisi cairan, dan kondensor untuk mendinginkan hasil
evaporasi supaya mencapai suhu yang standar (Anonim, 2011).

Tumbuhan kirinyuh (Chromolaena odorata L) dalam bahasa inggrisnya disebut


Siam Weed, gulma ini berupa semak berkayu yang dapat berkembang dengan cepat
dan membentuk kelompok tumbuhan yang dapat mencegah perkembangan dan
merugikan pertumbuhan tanaman lainnya. Menurut Kardinan (1998) tumbuhan
kirinyuh mengandung Pryrrolidzine alkaloids yang bersifat racun bagi serangga.
Demikian juga tumbuhan ini merupakan pesaing agresif dan memiliki efek allelopati
yang dapat menyebabkan keracunan bahkan kematian ternak serta dapat
menimbulkan bahaya kebakaran (Prawiradiputra 2007). Dengan adanya keberadaan

4
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

kandungan dalam tumbuhan kirinyuh tersebut, maka sangat efektif untuk dibuat
ekstraksi sebagai bahan baku pestisida nabati untuk penanggulangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT).

BAB II: PROSES PRODUKSI


A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun tempat dan waktu pelaksanaan adalah sebagai berikut:
Tempat: Laboratorium Operasi Teknik Kimia SMKN 1 Bontang
Waktu : 28 September 2020, pukul 07.00 – 16.00 WIT

B. Bahan Dan Peralatan


Bahan Peralatan
1. Kirinyuh 1. Blender 10. Rotary evaporator
2. Etanol 2. Neraca analitik 11. Erlenmeyer
3. Aquadest 3. Beaker glass 12. Vaselin
4. Es batu 4. Gelas ukur 13. Pompa air
5. Bayam 5. Wadah maserasi 14. Piknometer
6. Jangkrik 6. Botol
7. Botol sprayer
8. Corong gelas
9. Kertas saring

5
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

C. Gambar Kerja

Perlakuan Sampel

Daun kirinyuh dicuci, dikeringkan,


dan dihaluskan menggunakan blender.

Penimbangan

Daun kirinyuh halus ditimbang sebanyak 400 gr.

Maserasi

Daun kirinyuh halus dimaserasi selama 9 hari dengan etanol 70%.

Evaporasi

Daun kirinyuh dievaporasi


dengan rotary evaporator dengan suhu 40°C.

Uji Pestisida

6
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

Sketsa gambar:

Daun kirinyuh dihaluskan Daun kirinyuh ditimbang


dengan blender. sebanyak 400 gr.

400 gr daun kirinyuh Ekstrak disaring


dimaserasi selama 9 hari menggunakan kertas saring.
dengan etanol 70%.

7
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

Ekstrak kemudian dievaporasi


menggunakan rotary
D.evaporator dengan suhu 40°C.
Fungsi Alat
1. Blender
Blender berguna menghaluskan daun kirinyuh kering.
2. Neraca analitik
Timbangan analitik atau juga sering disebut neraca analitik adalah salah satu
alat laboratorium yang digunakan untuk menimbang massa sejumlah bahan
kimia hingga ukuran milligram.
3. Beaker glass
Gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk
mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan
dalam laboratorium.
4. Gelas ukur
Gelas ukur adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk
mengukur volume cairan
5. Wadah maserasi
Wadah maserasi digunakan sebagai tempat terjadinya ekstraksi maserasi.
6. Botol plastik
Botol plastik digunakan untuk menyimpan ekstrak.
7. Corong gelas
Corong gelas berfungsi sebagai alat bantu untuk memindah/memasukkan
larutan ke wadah/tempat yang mempunyai dimensi pemasukkan sampel bahan
kecil.
8. Kertas saring

8
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

Kertas saring berfungsi untuk memisahkan partikel suspensi dengan cairan,


atau untuk memisahkan antara zat terlarut dengan zat padat.
9. Rotary evaporator
Rotary evaporator adalah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap
atau cairan kental.
10. Erlenmeyer
Labu erlenmeyer ini digunakan sebagai alat untuk mengukur, menyimpan,
dan mencampur cairan.

11. Vaselin
Vaselin berguna untuk memudahkan proses pemasangan dan pelepasan
rangkaian alat.
12. Botol sprayer
Botol sprayer berguna untuk membersihkan alat – alat kimia
13. Pompa air
Water pump atau pompa air merupakan elemen yang berfungsi untuk
menyerap sekaligus mendorong air yang terdapat pada sistem pendinginan
sehingga dapat bersikulisasi pada mesin.
14. Piknometer
Piknometer adalah alat yang berfungsi mengukur nilai suatu massa jenis
atau densitas dari fluida.

E. Proses Pengerjaan
Pembuatan ekstrak:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Daun kirinyuh ditimbang sebanyak 1000 gram, kemudian dicuci dan
dikeringkan
3. Setelah kering, blender daun kerinyuh sampai halus.
4. Timbang daun kirinyuh sebanyak 400 gr dengan neraca analitik.
5. Kemudian, daun kerinyuh halus sebanyak 400 gr dimaserasi di dalam wadah
tertutup dengan dicampur etanol 70% sebanyak 1,2 liter.
6. Daun kirinyuh dimaserasi selama 9 hari dan diaduk sebanyak 2 kali dengan

9
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

selang waktu 12 jam.


7. Setelah didiamkan selama 9 hari, ekstrak kirinyuh disaring menggunakan
corong gelas dan kertas saring dan ditampung di dalam erlenmeyer .
8. Setelah daun kirinyuh disaring, ekstrak daun kirinyuh dievaporasi
menggunakan rotary evaporator dengan suhu 40°C.
9. Setelah itu ekstrak ditimbang.
10. Hasil evaporasi kemudian ditampung di dalam botol dan disimpan di lemari.

Uji Mutu
Variabel Pengamatan Kinerja Pestisida

Rendemen:

1. Siapkan beaker glass 1000 ml


2. Timbang beaker glass kosong
3. Catat hasil timbangan
4. Timbang ekstrak daun kirinyuh sebelum diuapkan
5. Catat hasil timbangan
6. Timbang beaker glass dengan ekstrak yang sudah diuapkan
7. Catat hasil timbangan ekstrak lalu kurangi dengan berat beaker glass kosong
8. Lakukan perhitungan dengan rumus menurut Fara (2012)

Bobot ekstrak setelah diuapkan


x 100 %
Bobot ekstrak sebelum diuapkan

Massa jenis:

10
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

1. Timbang piknometer kosong dan catat sebagai gram.


2. Masukkan ekstrak daun kirinyuh ke dalam piknometer sampai di atas leher,
pasang tutupnya hingga sampel dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh dan
pastikan tidak ada gelembung udara di dalam piknometer.
3. Keringkan bagian luar piknometer dengan tisu.
4. Timbang piknometer berisi ekstrak daun kirinyuh dan catat sebagai gram.
5. Setelah selesai piknometer dibersihkan dan dikeringkan.
6. Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan rumus:

( Piknometer +isi )−(Piknometer kosong)


Volume suatu zat

Uji organoleptik:

 Jika tercium bau khas dari kirinyuh dan berwarna hijau gelap maka proses
pembuatan pestisida nabati dari daun kirinyuh dengan metode maserasi
berhasil.

Perhitungan Mortalitas Jangkrik

Efek kontak:

1. Sebanyak 10 ekor jangkrik dicelupkan ke dalam pestisida nabati daun


kirinyuh.
2. Lalu ditiriskan di atas kertas hisap atau kertas tisu.
3. Setelah kering, jangkrik dipindahkan ke dalam toples plastik yang telah
dilubangi.
4. Setelah 4 jam, diberikan makanan berupa daun sawi.
5. Dicatat kematian jangkrik setiap 4 jam sekali sampai 24 jam.
6. Dilakukan perhitungan mortalitas setiap 4 jam dengan rumus:

11
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

Jumlah hama yang mati


x 100 %
Jumlah hama awal

Pengujian residu pada daun:


1. Dipilih daun sawi yang memiliki umur dan ukuran hampir sama.
2. Daun sawi dicelupkan ke dalam toples berisi pestisida daun kerinyu.
3. Kemudian daun-daun sawi tersebut dimasukkan ke dalam kotak plastik dan
transparan.
4. Setelah beberapa menit kemudian, jangkrik yang telah dilaparkan sekitar 8
jam dimasukkan ke dalam toples plastik sebanyak 10 ekor.
5. Kotak plastik dilubangi agar tidak lembab kemudian dicatat kematian jangkrik
setiap 4 jam sekali sampai 24 jam.
6. Dilakukan perhitungan mortalitas setiap 4 jam dengan rumus:

Jumlah hama yang mati


x 10 0 %
jumlah hama awal

F. Hasil yang Dicapai


Ekstrak Daun Kirinyuh:
1. Massa Jenis:
Massa jenis ekstrak dau kirinyuh yang dihasilkan dari praktek diatas adalah
1,0073 gr/m3

2. Rendemen:

12
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

Rendemen ekstrak daun kirinyuh yang dihasilkan dari praktek diatas adalah
sebesar 15,8%

3. Uji Organoleptik:

Dari ekstrak tercium bau khas dari kirinyuh tetapi masih ada sedikit bau dari
pelarut dan ekstrak berwarna hijau gelap.

Uji Pestisida Pada Jangkrik:

a) Efek kontak
jam
No Konsentrasi Ket.
4 8 12 16 20 24
Hidup 11 6 6 6 4 4
1 60%
Mati 4 9 9 9 11 11
Hidup 11 10 10 9 8 7
2 40%
Mati 4 5 5 6 7 8

Mortalitas:

1. Pestisida dengan konsentrasi 60%: 73,3%


2. Pestisida dengan konsentrasi 40%: 53,3%

b) Residu

13
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

jam
No Konsentrasi Ket.
4 8 12 16 20 24
Hidup 14 11 11 10 10 10
1 60%
Mati 1 4 4 5 5 5
Hidup 14 12 11 11 10 10
2 40%
Mati 1 3 4 4 5 5

Mortalitas:

1. Pestisida dengan konsentrasi 60%: 33,3%


2. Pestisida dengan konsentrasi 40%: 33,3%

G. Perhitungan
1. Massa Jenis:
Berat piknometer dengan ekstrak : 26,2685 gr
Berat piknometer kosong : 16,1955 gr
( berat pikno+ ekstrak )−(berat pikno kosong)
Massa jenis ekstrak :
volume

( 26,2685 gr )−(16,1955 gr )
:
10 ml
: 1,0073 gr/m3
2. Rendemen:
Berat ekstrak sebelum dievaporasi : 930 gr
Berat ekstrak setelah dievaporasi : 400 gr
Berat beaker glass : 300gr
berat ekstrak setelah di vaporasi
Rendemen ekstrak : x 100 %
berat ekstrak sebelum dievaporasi
400 gr−300 gr
: x 100 %
930 gr −300 gr
: 15,8%
3. Mortalias pada jangkrik (efek kontak)
a) Pestisida dengan konsentrasi 60%:
Jumlah jangkrik yang mati
Mortalitas = x 100 %
Jumlah jangkrik awal

14
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

11
= x 100
15
= 73,3%
b) Pestisida dengan konsentrasi 40%:
Jumlah jangkrik yang mati
Mortalitas = x 100 %
Jumlah jangkrik awal
8
= x 100
15
= 53,3%
4. Mortalitas pada jangkrik (residu)
a) Pestisida dengan konsentrasi 60%:
Jumlah jangkrik yang mati
Mortalitas = x 100 %
Jumlah jangkrik awal
5
= x 100
15
= 33,3%
b) Pestisida dengan konsentrasi 40%:
Jumlah jangkrik yang mati
Mortalitas = x 100 %
Jumlah jangkrik awal
5
= x 100
15
= 33,3%

H. Perhitungan Biaya
a) Bahan

NO. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Harga


1 Daun kirinyuh kering 400 gr Rp3.000,00
2 Etanol 70% 1,2 liter Rp104.000,00
4 Aquades Pure analis 2 liter Rp13.000,00
5 Jangkrik Hidup 100 ekor Rp2.000,00
6 Bayam Segar 1 ikat Rp8.000,00
JUMLAH Rp130.000,00

b) Alat
NO. Nama Alat Spesifikasi Jumlah Harga
1 Blender Standar 1 buah Rp120.000,00
2 Neraca analitik Standar 1 buah Rp13.500.000,00

15
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

3 Beaker glass 1000 ml 2 buah Rp150.000,00


4 Gelas ukur 100 ml 1 buah Rp55.000,00
5 Wadah maserasi 2 liter 1 buah Rp35.000,00
6 Botol plastik Standar 2 buah Rp10.000,00
7 Corong gelas 75 mm 1 buah Rp20.000,00
8 Kertas saring Whatman 1 buah Rp20.000,00
Rotary
9 Standar 1 buah Rp32.750.000,00
evaporator
10 Erlenmeyer 1000 ml 1 buah Rp85.000,00
11 Vaselin Standar 1 buah Rp22.000,00
12 Botol sprayer Plastik 1 buah Rp15.000,00
13 Pompa air Listrik 1 Buah Rp85.000,00
14 Piknometer 10 ml 1 buah Rp200.000,00
JUMLAH Rp46.317.000,00

c) Penyusutan alat : 1% x (biaya alat)

: 1% x Rp46.317.000,00

: Rp463.170,00

d) Upah kerja : 30% x (harga bahan dan biaya alat)

: 30% x (Rp130.000,00 + Rp463.170,00)

; Rp177.951,00

e) Keuntungan : 10% x (upah kerja)

: Rp17.795,00

f) PPN : 11% x (keuntungan)

: Rp1.957,00

16
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

g) Harga jual : (a + d + e + f)

: Rp327.703,56 (dibulatkan)

; Rp328.000,00

BAB III: TEMUAN


A. Keterlaksanaan (Faktor pendukung dan penghambat)
Faktor Pendukung

Ada beberapa faktor pendukung yang membantu saya selama melaksanakan kegiatan
proyek kerja pengganti prakerin diantaranya:

1. Lingkungan praktik yang bersih


Lingkungan laboratorium yang bersih membuat saya merasa nyaman dalam
melaksanakan praktik.
2. Laboran yang baik dan ramah
Laboran yang baik dan ramah membuat saya tidak membutuhkan banyak
waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan praktik.
3. Fasilitas yang memadai
Fasilitas yang memadai dapat membantu saya sehingga kami bisa
mengerjakan tugas dengan cepat.
4. Guru pembimbing yang baik
Guru pembibing yang baik sangat membantu saya dalam mengerjakan dan
menyelesaikan semua hal-hal yang dibutuhkan dalam praktik kerja pengganti
prakerin ini.
5. Protokol kesehatan yang ketat
Protokol yang diterapkan sekolah ini sangat bermanfaat karena dapat
melindungi saya dari penularan covid - 19 dalam praktik.

Faktor Penghambat

Dalam melaksanakan pekerjaan pasti ada berbagai hambatan. Hambatan-hambatan


tersebut antara lain:

1. Kurangnya pengalaman

17
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

Saya belum begitu berpengalaman dalam melakukan praktik maserasi dan


evaporasi, sehingga pekerjaan yang saya kerjakan kadang tersendat-sendat.
2. Kurangnya waktu praktik yang diberikan
Karena waktu praktik yang hanya diberikan sebanyak satu hari untuk di
sekolah memaksa saya untuk membeli bahan praktik sendiri, karena waktu
untuk proses maserasi minimal adalah 3 hari.
3. Kurang menguasai peralatan praktik
Ada beberapa peralatan praktik yang belum saya kuasai, sehingga saya harus
meluangkan waktu untuk berlatih terlebih dahulu.
4. Lupa membawa alat
Salah satu hal yang membuat praktik saya terhambat adalah lupa membaa alat,
dimana saya harus Kembali kerumah untuk mengambil alat tersebut sehingga
memakan waktu praktik yang diberikan.

B. Manfaat yang dirasakan


Manfaat yang saya peroleh selama Prakerin antara lain:

1. Memperoleh wawasan luas mengenai materi yang saya praktikkan.


2. Meningkatkan rasa percaya diri, disiplin dan tanggung jawab.
3. Mengetahui arti penting disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan
tugas.
4. Dapat memahami, memantapkan, dan mengembangkan pelajaran yang
diperoleh di sekolah.
5. Dapat mempraktikkan langsung materi yang telah dipelajari di sekolah.
6. Mengasah keterampilan yang di berikan sekolah menengah kejuruan (SMK).
7. Membentuk mental kami dan memberi motivasi agar serius dan bersemangat
dalam mencapai cita- cita.

C. Pengembangan/Tindak lanjut
1. Akan mengembangkan lagi kemampuan dan wawasan di sekolah sesuai
dengan apa yang telah di dapatkan di dalam praktikum pengganti prakerin.
2. Mengusulkan kepada sekolah agar meningkatkan lagi kemampuan siswa
dalam menghadapi praktikum pengganti prakerin.
3. Akan terus mencoba berlatih untuk menjadi yang terbaik.

18
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

4. Mencoba mencari lebih banyak referensi untuk dapat menyempurnakan


praktik kerja yang saya lakukan.

BAB IV: PENUTUP


A. Kesimpulan
Daun kirinyuh (Chromolaena Odorata L) merupakan tumbuhan yang tidak sulit
mendapatkannya karena keberadaan daun kirinyuh sangat melimpah dilapangan
namun belum dimanfaatkan secara optimal.Padahal jika dimanfaatkan dengan
optimal, daun kirinyuh dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk mengganti
peran pestisida kimia yang dapat membahayakan tumbuhan, tanah, dan konsumen.
Daun kirinyuh (Chromolaena Odorata L) ini mengandung senyawa aktif yang bersifat
racun terhadap serangga, salah satunya pryrrolizidine alkaloids, sehingga dapat
dijadikan sebagai pestisida nabati yang ramah lingkungan.

Untuk memperoleh pestisida daun kirinyuh kita harus mengeluarkan kandungan


yang terdapat di dalamnya dengan merendam daun kirinyuh dengan larutan non polar
(maserasi) lalu dievaporasi untuk menghasilkan ekstrak kental.

Dan dari hasil uji diatas, bisa dikatakan bahwa kandungan daun kirinyuh
(pryrrolizidine alkaloids) efektif untuk dibuat sebagai bahan baku pestisida nabati
untuk penanggulangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

B. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan bahwa dalam melakukan praktik sebaiknya
kita selalu mematuhi protokol kesehatan karena kita masih berada dalam masa
pandemi Covid – 19. Dan juga masih perlu dilakukan penelitian dan pengujian lebih
mendalam agar dapat menghasilkan tanaman yang unggul dengan cara yang sehat dan
ramah lingkungan. Selain itu, dibutuhkan kerjasama antar pihak teknis terkait untuk
merealisasikan penelitian ini lebih lanjut. Dan sebaiknya para petani lebih
menggalakkan penggunaan pestisida nabati.

19
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

DAFTAR PUSTAKA
1. https://distanpangan.baliprov.go.id/pestisida-nabati-daun-kirinyuh-untuk-
pengendalian-ulat-grayak-pada-tanaman-sayuran/
2. http://pengentauaja-iyaz.blogspot.com/2016/02/laporan-prakerin.html
3. https://annadenina.wordpress.com/2010/08/14/ekstraksi-kimia/
4. https://id.wikipedia.org/wiki/Maserasi
5. https://jesicaputri2013.wordpress.com/2015/07/30/pengertian-dan-prinsip-maserasi/
6. https://fzahra97.blogspot.com/2018/10/jenis-jenis-ekstraksi.html
7. https://andarupm.co.id/rotary-evaporator/
8. Kardinan, A. 1998. Prospek penggunaan pestisida nabati di Indonesia. Jurnal Litbang
Pertanian 17(1): 1-8.
9. Kalvin, A., Irfhan,M., 2013. Pembuatan Pestisida Organik Menggunakan Metode
Ekstraksi Dari Sampah Daun Pepaya Dan Umbi Bawang Putih. Fakultas Teknik
Universitas Riau. Kardinan, Agus. (1999). Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi.
Penebar Swadaya. Jakarta.

20
Hal: Laporan Uji Kompetensi SMK N 1 Bontang

LAMPIRAN

21

Anda mungkin juga menyukai