Efektivitas Zeolit Dan Mikroba Probiotik Starbio Terhadap Pengurangan Kadar Gas Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler
Efektivitas Zeolit Dan Mikroba Probiotik Starbio Terhadap Pengurangan Kadar Gas Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler
SKRIPSI
Oleh
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat
Oleh
Gas Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler” beserta seluruh isinya adalah
benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam
masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko
atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Usaha peternakan ayam di Indonesia adalah usaha yang belakangan ini sering
dituding sebagai usaha yang mencemari lingkungan dikarenakan banyak pemilik
usaha peternakan di Indonesia kurang memperhatikan masalah lingkungan di
peternakan. Limbah peternakan dapat menimbulkan dampak negatif bagi
peternak. Salah satu dampak negatifnya adalah banyaknya polutan partikel dan
pencemaran udara berupa bau yang tidak enak dan menyengat yang disebabkan
oleh kandungan amonia yang tinggi pada feses ternak.Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas zeolit dan mikroba probiotik starbio terhadap
pengurangan kadar gas amonia pada feses ternak ayam broiler. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen semu(Quasi Experiment) dengan rancangan
penelitian Pre and Post Test Design. Penambahan zeolit dilakukan dengan kadar
2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan mikroba probiotik starbio dengan kadar 0,5%, 1%,
1,5%, 2%, 2,5% serta dua kali pengulangan. Penelitian ini dilakukan di Balai
Laboratorium Kesehatan Daerah Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengggunaan zeolit dengan konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, 10% dan mikroba
probiotik starbio 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5% dapat menurunkan kadar amonia
dengan persentase sebesar 65%, 69%, 70%, 72% dan 78%. Nilai awal kadar
amonia yaitu 217,5 mg/l menjadi 76,9 mg/l, 67,6 mg/l, 66,8 mg/l, 62,1 mg/l dan
50,0 mg/l. Konsentrasi zeolit dan mikroba probiotik starbio yang efektif dalam
menurunkan kadar amonia pada penelitian ini yaitu penggunaan zeolit 10% dan
mikroba probiotik starbio 2,5% dapat menurunkan kadar amonia hingga 50 mg/l
tetapi belum dibawah baku mutu yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 50 tahun 1996.Sehubungan dengan penelitian tersebut,
penulis menyarankan bagi pemilik peternakan ayam broiler dapat memanfaatkan
zeolit dan mikroba probiotik starbio sebagai alternatif pengolahan kimia untuk
menurunkan kadar amonia agar kadar amonia di peternakan tidak mencemari
lingkungan.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
Pengurangan Kadar Gas Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler”. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana Kesehatan
banyak mendapat bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
1. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S selaku dosen pembimbing yang
4. Dra. Nurmaini, MKM, Ph.D dan Ir. Indra Chahaya S, M.Si selaku dosen
5. Ir. Evi Naria, M.Kes selaku dosen Penasehat Akademik yang telah
Sumatera Utara
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Ibu Dian Afriyanti selaku staff departemen kesehatan lingkungan yang telah
lingkungan.
7. Orang tua yang memberikan doa, ketulusan, dukungan, nasihat serta rasa
9. Teman-teman yang penulis miliki yaitu Angels Squad, teman PBL, LKP,
UKM Fotografi USU, Peminatan Kesling dan teman stambuk 2015 FKM
USU Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
Penulis
vii
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi viii
Daftar Tabel x
Daftar Gambar xi
Daftar Lampiran xii
Daftar Istilah xiii
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 7
Tujuan Umum 7
Tujuan Khusus 7
Manfaat Penelitian 8
Tinjauan Pustaka 9
Pencemaran Lingkungan 9
Penyebab Pencemaran Lingkungan 9
Pencemaran Udara 10
Dampak Eksreta Ayam Terhadap Pencemaran Lingkungan 11
Pemberian Pakan Ayam Broiler 12
Pengertian Amonia 13
Dampak Amonia Terhadap Pencemaran Lingkungan 13
Dampak Amonia Terhadap Kesehatan Manusia 15
Pengertian Zeolit 15
Sifat Zeolit 18
Struktur Zeolit 19
Manfaat Zeolit Pada Peternakan 20
Mikroba Probiotik Starbio 21
Manfaat Mikroba Probiotik Starbio 24
Kerangka Konsep 26
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Metode Penelitian 27
Jenis Penelitian 27
Lokasi dan waktu penelitian 27
Lokasi Penelitian 27
Waktu Penelitian 28
Populasi dan Sampel Penelitian 28
Populasi Penelitian 28
Sampel Penelitian 28
Variabel dan Defenisi Operasional 28
Metode Pengumpulan data 29
Data Primer 29
Data Sekunder 29
Metode Pengukuran 29
Metode Analisis Data 32
Hasil Penelitian 33
Gambaran Umum Lokasi Penelitian 33
Hasil Pemeriksaan Awal Kadar Amonia Pada Feses Ternak 34
Ayam Broiler
Hasil Kadar Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler Setelah 35
Penambahan Zeolit dan Mikroba Probiotik Starbio
Penurunan Kadar Amonia Setelah Perlakuan 36
Pembahasan 38
Hasil Pemeriksaan Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler 38
Pengaruh Konsentrasi Zeolit dan Mikroba Probiotik Starbio 39
Terhadap Pengurangan Kadar Amonia Pada Feses Ternak Ayam
Broiler
Pengaruh Zeolit dan Mikroba Probiotik Starbio dalam menurunkan 41
Kadar Amonia pada Feses Ternak Ayam Broiler
Keterbatasan Penelitian 45
Daftar Pustaka 48
Lampiran 52
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Tabel
No Judul Halaman
5 Rincian Perlakuan 27
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Pecahan Zeolit 17
Ayam Broiler
12 Pengambilan Sampel 56
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Lampiran
3 Hasil Penelitian 54
4 Dokumentasi 55
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Istilah
dihabiskan
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Riwayat Hidup
Islam, anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Alm. Darwin
2001, Pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 101990 Bangun Purba tahun 2003-
2009, sekolah menengah pertama di SMP Negeri 1 Bangun Purba tahun 2009-
2012, sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Bangun Purba tahun 2012-2015,
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pendahuluan
Latar Belakang
masyarakat. Peternakan ayam broiler juga telah menjadi sebuah industri yang juga
sangat diminati untuk para wirausaha di Indonesia dimana usaha ayam broiler
suatu bidang usaha yang memiliki prospek yang sangat menjanjikan di Indonesia
broiler.
No.31 tahun 2014 tentang pedoman budidaya ayam pedaging dan ayam petelur
yang baik agar petemakan ayam broiler tersebut menjadi usaha yang berwawasan
Menurut Peraturan Menteri melalui SK Mentan No. 237 tahun 1991 dan
SK Mentan 752 tahun 1994, juga menyatakan bahwa usaha peternakan perlu
dimana ayam yang dipelihara sampai dengan ratusan ekor dalam satu kandangnya
yang dapat menghasilkan limbah dari kotoran ayam yang dapat mencemari
ayam broiler maka dapat menimbulkan beberapa dampak yang dapat mencemari
lingkungan dan menganggu kesehatan dari emisi kotoran ternak ayam broiler
berlumpur dan mengeluarkan bau tidak sedap yang diakibatkan dari sisa air
ayam broiler yang menumpuk bersama sisa pakan ternak dapat menjadi tempat
pencemaran lingkungan di peternakan dengan salah satu emisi terbesar yang dapat
merugikan peternakan ayam broiler yaitu gas amonia (NH3) (Kamaludin, 2011).
Amonia merupakan gas alkali dengan iritasi tinggi dan tidak berwarna,
amonia adalah senyawa kaustik yang dapat merusak kesehatan. Amonia dapat
berwujud cair dengan kotoran dalam bentuk NH4OH dan berwujud gas dalam
NH3. Amonia menimbulkan bau tajam yang khas yang dapat mengganggu
bersifat toksik pada ayam dan manusia apabila melebihi ambang batas kadar yang
Kadar yang ditoleransi Baku mutu tingkat kebauan (NH3) pada Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 50 tahun 1996 adalah 2 ppm batas maksimal
bau dalam udara yang tidak mengganggu kesehatan manusia serta kenyamanan di
lingkungan. Secara umum kotoran ayam diperoleh dari sisa pakan ayam broiler
yaitu lemak protein karbohidrat dan unsur anorganik lainnya yang tidak
sisa zat makanan yang diuraikan oleh mikroba perombak protein didalam
Pada setiap pekerja harus mempunyai batas waktu kontak amonia dan
sangat berbahaya bagi kesehatan yang dapat menyebabkan kerusakan paru dan
pada paparan yang rendah akan terjadi gangguan paru berupa gangguan restriktif
paparan gas amonia adalah 15 menit dengan kosentrasi 35 ppm dan 8 jam untuk
25 ppm. Menurut Penelitian Charles dan Hariono,1991 Kadar rendah amonia yang
dapat terdeteksi baunya adalah 5 ppm tetapi seseorang sangat peka terhadap bau
ini.
disebabkan oleh gas NH3, H2S dan gas CO2. Beberapa Penelitian menyebutkan
waktu yang lama dapat mengakibatkan keracunan amonia pada manusia melalui
inhalasi yaitu iritasi yang terjadi pada saluran pernafasan bagian atas, batuk,
muntah dan selaput lendir hidung dan faring menjadi merah dan apabila kadarnya
terlalu besar dapat menyebabkan edema paru, sesak nafas dan sianosis.
sederhana yang dapat digunakan oleh peternak ayam broiler untuk menanggulangi
pada ternak sehingga megurangi pembentukan sisa protein yang tidak tercerna
yang dapat menimbulkan bau pada kotoran ternak, adapun senyawa yang
yang dapat menyerap molekul lain. Dan juga bersifat sebagai penukar ion karena
dapat terhidrasi pada temperatur yang tinggi, sebagai penyerap gas dan uap serta
kadar 2%-4% ternyata kurang efekif terhadap pengurangan kadar gas amonia.
tinggi dapat memberikan penurunan pembentukan gas amonia yang besar, tetapi
penggunaan zeolit dengan kosentrasi yang tinggi tidak disarankan karena zeolit
jumlah 0,025-0,05% pada pakan ayam broiler dan ternyata kadar amonia
desa Bangun Purba memiliki 3 kandang ayam broiler dengan masing masing
kandang memiliki kapasitas yang berbeda dengan jumlah seluruhnya 13000 ekor
ayam broiler. Ayam broiler tersebut dipelihara dari bibit hingga panen selambat -
lambatnnya sampai umur 40 hari dan secepatnya umur 35 hari. Kotoran ayam di
pertanian. Kotoran ayam yang menumpuk sesuai dengan jumlah ayam yang
dipelihara begitu pula kadar amonia yang dihasilkan yang dapat mencemari
berikut pada penelitian sebelumnya amonia sudah lebih rendah (berkurang) tetapi
tidak mencapai baku mutu. Penelitian akan dilakukan pada kandang ayam yang
Perumusan Masalah
dampak yang dapat mencemari lingkungan dan menganggu kesehatan, maka dari
itu peneliti ingin meneliti bagaimana cara mengurangi kadar gas amonia pada
Tujuan Penelitian
penambahan zeolit dan mikroba probiotik starbio terhadap pengurangan kadar gas
amoniapada feses ternak ayam broiler dengan kosentrasi yang sudah ditentukan.
Tujuan Khusus.
starbio 1 % (5 gram).
Manfaat Penelitian
Pencemaran Lingkungan
terjadi secara menyeluruh atau hasil sampingan dalam pola penggunaan bahan
adalah bila jumlah zat pencemar yang terdapat didalam lingkungan terlalu besar
kegiatan manusia, makhluk hidup, dan zat atau energi kedalam lingkungan
ayam. Masalah utama yang akan dihadapi dalam beternak ayam broiler yang
dapat mencemari lingkungan sekitar peternakan adalah gas amonia (NH3). Gas
penumpukan kotoran ayam broiler kondisi kandang akan lembab. Sumber emisi
gas amonia (NH3) di udara paling banyak itu terdapat dari manure hewan asal
kemudian dikumpulkan dan dimasukkan kedalam karung dan kotoran ayam telah
kering akan dijadikan pupuk. Kegiatan panen ayam berkisar antara 35-40 hari. Hal
kotoran hewan dan pembusukan benda lain yang masuk kedalam air menjadi
bertambahnya bahan fisik dan kimia kedalam lingkungan dengan jumlah tertentu
zat asing diudara dengan waktu yang cukup lama dan dapat melebihi batas normal
yang berasal dari pakan dan ekskresi tubuh (Ensminger, 1992). Jenis unggas,
bobot badan, cuaca, waktu pengambilan, jenis dan jumlah pakan mempengaruhi
unsur yang ada didalamnya seperti nitrogen dan sulfida. Menumpuknya ekskreta
dapat membentuk gas amonia, nitrat, nitrit dan sulfida akibat dari proses
sekitar kandang dan pembawa penyakit pada masyarakat yang tinggal disekitar
kandang ayam broiler. Kandungan dalam gas amonia pada eksreta ayam yang
tinggi disebabkan oleh protein yang berlebih pada pakan ternak yang tidak
tercerna dengan baik sehingga tidak terabsorbsi tetapi dikeluarkan sebagai amonia
(Rohaeni, 2005).
Tabel 1
peternakan harus mewujudkan budi daya ayam pedaging yang sehat dan ramah
lingkungan seperti menjaga kebersihan dan pencucian kandang yang baik serta
Pemberian pakan pada ayam broiler terdiri dari 2 fase, pertama fase starter
pada umur ayam 1-21 hari dan kedua finisher pada umur lebih dari 21 hari.
Perbedaan dari kedua fase tersebut ialah dari perubahan kandungan protein dan
energi dari pakan starter 21-23% protein dan 3,10 kkal/kg energi sedangkan
finisher 19-20% protein dan 3,26 kkal/kg berikut untuk menambah bobot badan
Pemberian pakan pada fase pertama starter dilakukan sedikit demi sedikit
tetapi secara adlibitum yaitu terus menerus dan sesering mungkin karena pada
minggu pertama ini anak ayam masih dalam keadaan belajar dan menyesuaikan
Ayam broiler diberi pakan dengan dua fase pertumbuhan yaitu fase starter
0-3 minggu dan finisher 4-6 minggu (Ardana, 2009). Adapun komposisi pakan
pada fase finisher ayam broiler: Jagung 5 kg, bekatul 0,7 kg, sorgum 1 kg,
tepung ikan, 0,3 kg, tepung darah 0,3 kg, tepung gaplek 0,5 kg, kedelai 0,9 kg,
bungkil biji kapuk 0,05 kg, bungkil kelapa 0,5 kg, tepung bulu ayam 0,25 kg,
tepung daun pepaya 0,25 kg, minyak kelapa 0,1 kg, premix 0,05 kg (Maulana,
2018).
Amonia
Amonia adalah gas dengan titik didih 33,50 oC dan tidak berwarna
(Sutresna, 2008). Cairannya akan menguap hingga 1,37 kJ/g pada titik didihnya.
Gas amonia yang bentuk utamanya adalah NH3 dan di atmosfer merupakan gas
alkaline utama, dan dengan cepat bereaksi dengan SO2 dan NOx di atmosfer
nitrat (NH4NO3).
Gas amonia (NH3) dapat terbentuk dari proses pembusukan protein dari
rumah tangga dan industri . Gas amonia berbau busuk dan dapat mengganggu
kesehatan pada pernafasan manusia. Bau limbah peternakan yaitu kotoran hewan
disebabkan dari denaturasi protein oleh bakteri dalam pakan ternak, sehingga
kualitas air dengan menaikan pH akibat terlarutnya amonia dalam air yang
tercemar oleh adanya gas amonia. Amonia terjadi akibat adanya aktivitas
terhadap faktor penyakit dan menurunkan efisiensi kerja pada peternak serta
Gas amonia merupakan gas utama yang berasal dari kotoran ternak
penyebab bau dan dapat mengganggu disamping gas hidrogen sulfida dan
berbagai senyawa lain yang dapat menimbulkan kerugian pada manusia, ternak
dan lingkungannya. Gas amonia terbentuk akibat adanya proses yang dilakukan
oleh mikroba. Mikroba menguraikan protein sisa menjadi asam amino yang
berasal dari kotoran ayam. Selanjutnya asam amino mengalami deaminasi dan
menghasilkan gas amonia. Banyaknya gas amonia yang terlepas dari kotoran
ayam itu sangat tergantung mulai dari jenis ternak yang menghasilkan kotoran dan
juga jenis pakan yang diberikan kepada ternak. Pada dasarnya gas amonia dapat
dilepas karna proses dekomposisi yang terjadi pada kotoran ternak dan dapat
ditandai dengan timbulnya bau yang spesifik. Bau yang tercium tergantung dari
jumlah gas amonia yang dihasilkan oleh kotoran tersebut (Yusrini H, 2002).
bahwa baku mutu bau di udara yang di perbolehkan tidak mengganggu kesehatan
Tabel 2
Batas Aman dan Kematian Akibat Gas yang Merugikan di Kandang Ayam Broiler
gas diudara sangat lebih ringan. Gejala yang akan ditimbulkan tergantung dari
dosis , jalannya bisa terpapar dan lama pemaparannya (Imelda, 2007) . Pemaparan
amonia dalam jangka waktu yang lama yaitu keracunan amonia juga dapat
selaput lendir pada hidung dan faring menjadi merah serta iritasi di saluran
pernafasan bagian atas. Jika kadar amonia tinggi dapat menyebabkan sesak ketika
bernafas, edema paru, dan sianosis ( Sartono, 2001). Kotoran ayam dapat
menimbulkan penyakit snod pada ayam yaitu gangguan pernafasan. Gas amonia
yang tinggi juga akan membuat mata manusia terasa pedas (Fasa, 2012)
Tabel 3
Zeolit
Zeolit merupakan terdiri dari unsur utama kation alkali dan alkali tanah
pada persenyawaan alumino silikat, zeolit mempunyai pori-pori yang bisa diisi
molekul air yang berstruktur tiga dimensi. Dikarenakan struktur zeolit yang
berfori, zeolit juga mampu untuk menyaring dan menyerap molekul sehingga bisa
menjadi sebagai penukar ion. Selain itu zeolit juga memiliki sifat hidratasi dan
dehidratasi. Zeolit pada umumnya memiliki susunan kristal yang agak lunak,
berat jenis dari zeolit ini antara 2-2,4 : berwarna kebiruan, putih dan coklat
(Djadjulie, 1998).
Secara selektif zeolit juga mampu menyerap air dan gas N2, dan sebagai
+
penukar ion pada NH4 dan K+, sehingga dapat mengandung potasium dan
oleh tanah, zeolit juga dapat sebagai penangkap logam berat dalam air limbah
pada pertanian, pengontrol kelembapan dan pengontrol sifat radioaktif pada tanah
yang tercemar juga sebagai decaking agent untuk pupuk dan makanan (Djadjulie,
1998).
Didalam sifat zeolit sebagai penyerap dan penukar ion, interaksi adanya
adsorbsi molekul sorbat juga diperlukan dalam proses penukara ion. Rongga
struktur yang berfori dan dapat mengakibatkan zeolit berinteraksi dengan kuat
dengan permukaan zeolit yang berongga, muatan kerangka dan kation dapat
(Muchtar, 2005).
Tabel 4
terdapat dipasaran sudah dibersihkan dan dapat digunakan secara langsung. Zeolit
dalam dasawarsa ini dijadikan sebagai mineral serba guna oleh para peneliti
Sifat unik dari zeolit tersebut meliputi adsorben dan penyaring molekul,
katalisator dan penukar ion serta dehidrasi. Sifat dehidrasi dari zeolit yaitu apabila
umumnya akan menyusut, tetapi dasarnya tidak dapat berubah secara nyata.
Seolah- olah molekul H2O mempunyai posisi yang spesifik dan dapat dikeluarkan
secara reversibel. Dikarenakan zeolit juga bersifat sebagai adsorben dan penyaring
molekul, dan juga memiliki struktur yang berongga, zeolit juga mampu menyerap
molekul dengan jumlah besar pada ukuran lebih kecil atau pada ukuran yang
sesuai dengan ukuran rongganya. Selain itu zeolit juga telah terhidrasi mempunyai
efektivitas adsorbsi tinggi dan adsorben selektif. Pusat-pusat aktif dalam saluran
antar zeolit juga berkemampuan sebagai katalis. Gugus fungsi dari asam tipe
aktivasi zeolit dan kondisi reaksi merupakan perbandingan kedua jenis asam
(Putra, 2007).
Molekul basa secara kimiawi juga dapat diikat oleh pusat-pusat aktif.
Sedangkan zeolit juga bersifat sebagai penukar ion itu juga karena disebabkan
adanya kation alkali dan alkali tanah. Kation logam juga dapat ditukarkan dengan
logam yang lain didalam rongga dengan jumlah yang sama dan dapat bergerak
bebas. Dalam dasawarsa ini, selain peneliti aplikasi zeolit juga sudah secara luas
bidang sektor aplikasi penetral keasamaan tanah, peningkat aerasi tanah dan
sumber mineral pupuk dan tanah pada pertanian serta pengontrol pembebasan
amonium, nitrogen dan kalium pupuk. Dan juga zeolit dapat mereduksi penyakit
Struktur Zeolit. Zeolit mengandung kation alkali dan alkali tanah yang
rumusnya adalah Mx/n (AlO2) x (SiO2) y. H2O. (Mx/n) merupakan kation gol IA
dan IIA pada sistem periodik, (n) valensi dari kation logam, (w) bilangan molekul
air /unit cell zeolit,(x dan y) bilangan total tetrahedral/ unit cell dan x/y
terbentuk dari 4 unit bangun utama yaitu unit bangun simetri polihedra, unit
struktur zeolit, unit bangun primer, dan unit bangun sekunder. Struktur zeolit yang
menjadi pembentuk unit bangun primer adalah tetrahedral TO4. Dalam hal ini
ation pusat berikatan dengan 4 atom oksigen yang menjadi kation Si4+ dan A13+ .
Bangun yang terbentuk dan bergabung adalah tetrahedral TO4 dan kemudian
membentuk cincin tunggal atau cincin ganda yang disebut unit bangun sekunder.
Kemudian unit bangun sekunder membentuk dan bergabung dengan unit bangun
polihedra, selanjutnya dari setiap unit polihedra akan dapat mengandung lebih
dari 24 tetrahedra. Gabungan dari banyak unit bangun sekunder dan unit bangun
polihedra 3 itu dapat membentuk struktur unit (Pusat Teknologi Limbah Radiaktif
pupuk, zeolit dapat mengurangi bau yang timbul dari kotoran ternak.
dengan menaburkan zeolit sebanyak 30% pada kotoran secara langsung dapat
mengurangi pembentukan pada gas amonia dan H2S, dan dengan penambahan
zeolit 4% pada pakan ayam ternyata dapat meningkatkan penyerapan protein oleh
ayam sehingga dapat mengurangi bau pada kotoran. Zeolit juga dapat
campuran pada pakan ternak yang terbuat dari kumpulan bibit mikroorganisme
dari lambung sapi dan diolah dengan mencampurkan tanah, daun-daunan, akar
beberapa genus Bacillus dan Bakteri Asam Laktat (BAL). Antibiotik bulgarican
yang dihasilkan dari mekanisme kerja probiotik dengan bakteri yang berfungsi
untuk menekan pertumbuhan bakteri pathogenic gram (-). Urid acid menjadi
amonia juga dapat di turunkan dengan adanya enzim urease yang diproduksi dari
gram tidak berkembang lagi dan mati, ion H+ akan banyak tersedia dalam feses
yang dapat mengikat amonia menjadi amonium (NH4+) sehingga terjadi sedikit
feses sangat berperan aktif dalam pelepasan amonia sebab asam akan menurunkan
didalam usus halus yang diikat dengan amonium tidak akan menimbulkan bau
ternak yang sangat efisiensi dan dapat meningkatkan daya cerna ternak untuk
menyerap nutrisi serta mikroba probiotik starbio juga mampu untuk menurunkan
Kumpulan bakteri atau koloni bakteri alami pada mikroba probiotik starbio adalah
sebagai berikut :
1. Mikroba Proteolitik
2. Mikroba Lignolitik
bahan
4. Mikroba Selulolitik
5. Mikroba Lipolitik
nyaman
menyerap pakan lebih banyak sehingga ternak akan tumbuh lebih cepat dan tentu
akan meningkatkan jumlah produksi ternak. Berikut akan menurunkan angka FCR
pathogen atau merugikan di pencernaan bisa dihasilkan dari enzim pada mikroba
jumlah 0,025-0,05% pada pakan ayam broiler dan ternyata kadar amonia
Kerangka Konsep
Pemeriksaan
Laboratorium
setelah perlakuan
Pemeriksaan
Laboratorium
tanpa perlakuan
2x 5 hari = 10 Pengulangan dengan
kadar berbeda setiap hari
Jenis Penelitian
menggunakan kelompok pretest dan posttest, dengan 2 faktor yaitu zeolit dan
selama 5 hari pada kadar yang berbeda. Rancangan ini digunakan hanya untuk
melihat hasil dari eksperimen yang telah dilakukan yaitu untuk mengetahui
pengurangan kadar amonia pada kotoran ternak ayam broiler yang efektif setelah
Tabel 5
Rincian Perlakuan
Hari Perlakuan
Pertama zeolit 2% (10 gram) dan probiotik 0,5% (2,5 gram)
Kedua zeolit 4% (20 gram) dan probiotik 1% (5 gram)
Ketiga zeolit 6% (30 gram) dan probiotik 1,5% (7,5 gram)
Keempat zeolit 8% (40 gram) dan probiotik 2% (10 gram)
Kelima zeolit 10% (50 gram) dan probiotik 2,5% (12,5 gram)
ayam broiler yang berada di Desa Bangun Purba Kecamatan Bangun Purba
27
- Juli 2019.
sampling pada umur ayam ke 22-27 hari, Kemudian ayam dimasukan kedalam 1
1. Ekskreta ayam broiler adalah kotoran yang dikeluarkan oleh ayam broiler.
dengan perlakuan.
Data Primer. Diperoleh dari hasil pemeriksaan kadar amonia dari sampel
kotoran ayam broiler sebelum dan sesudah perlakuan dengan pemberian zeolit dan
jawab dengan pemilikpeternakan ayam broiler di Desa Bangun Purba serta dari
dari internet.
Metode Pengukuran
ekor ayam broiler dengan penambahan perlakuan zeolit dan suplemen mikroba
broiler.
dua kegiatan yaitu tanpa perlakuan dan dengan perlakuan. Peneliti mengambil
sampel sebelum perlakuan dan setelah perlakuan selama 5 hari yang dilakukan
dikehendaki.
1. Spektrofotometer
2. Gelas ukur
4. Pipet tetes
5. Erlenmeyer
6. Beaker Glass
7. kuvet
2. Garam Rochelle
6. Aquadest
Pereaksi Nessler
air
sampai endapan yang terbentuk larut. diamkan satu malam dan Baring
dan diaduk sampai homogen dengan aquadest 500 ml . Setelah itu kotoran
pengolahan dan analisis data. Data diolah dengan bantuan komputer yang akan
disajikan dalam bentuk tabel dan diagram garis dengan satuan mg/l kemudian
dijelaskan dengan narasi dan dianalisis secara deskriptif . Hasil data dianalisis
amonia pada kotoran ternak ayam broiler tanpa perlakuan dan dengan perlakuan.
dilakukan di Desa Bangun Purba yang merupakan kerjasama mitra dengan PT. X,
Peternakan ini terletak di tengah kebun sawit. Peternakan ini sudah berdiri sejak
tahun 2011 di Desa Bangun Purba Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli
Serdang. Jarak dari peternakan ke rumah warga sekitar ±100 m sedangkan tempat
tinggal para peternak berada disekitar kandang. Peternakan ayam broiler tersebut
di pelihara oleh beberapa orang peternak, setiap peternak memelihara 13000 ekor
Ayam broiler dipeternakan ini dari bibit hingga panen sekitar 40 hari,
Masalah utama dalam memelihara peternakan ayam broiler adalah bau. Bau
berupa paparan gas amonia yang dikeluarkan oleh feses ayam broiler. Bau
pasca panen lalat kemudian terbang hingga kerumah warga yang mengganggu
kenyamanan warga dan dapat menimbulkan penyakit. Setiap panen kandang ayam
33
Hasil Pemeriksaan Awal Kadar Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler
di Desa Bangun Purba dengan parameter amonia (NH3) menunjukkan hasil seperti
Tabel 6
Hasil pengukuran awal kadar amonia pada feses ternak ayam broiler.
Tabel 6 menunjukkan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler yang akan
starbio.
Hasil Kadar Amonia Pada Feses Ternak Ayam Broiler Setelah Penambahan
dan mikroba probiotik starbio dalam menurunkan kadar amonia pada feses ternak
adalah zeolit 2%, 4%, 6%,8% dan 10% dan mikroba probiotik starbio
Tabel 7
Hasil kadar Amonia yang diberi perlakuan zeolit dan mikroba probiotik starbio
pada pakan.
konsentrasi zeolit 2% dan mikroba probiotik starbio 0,5% nilai kadar amonia yaitu
76,9 mg/l. Pada konsentrasi zeolit 4% dan mikroba probiotik starbio 1% nilai
kadar amonia yaitu 67,6 mg/l. Pada konsentrasi zeolit 6% dan mikroba probiotik
starbio 1,5 % nilai kadar amonia yaitu 66,8 mg/l. Pada konsentrasi zeolit 8% dan
mikroba probiotik starbio 2% nilai kadar amonia yaitu 62,1 mg/l. Pada
konsentrasi zeolit 10% dan mikroba probiotik starbio 2,5% nilai kadar amonia
yaitu 50,0mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa zeolit dan mikroba probiotik starbio
sudah mampu menurunkan kadar amonia walaupun belum mencapai baku mutu.
Gambar 7. Pakan sudah dicampur dengan Zeolit dan Mikroba Probiotik Starbio
kadar amonia setelah perlakuan. Adapun kadar amonia setelah perlakuan dan
Tabel 8
dibawah ini.
217,5
76,9
67,6 66,8 62,1
50
Tanpa A1 A2 A3 A4 A5
perlakuan amonia NH3
pernafasan terganggu akibat dari adanya gas bau yang terpapar dari penumpukan
kotoran ternak ayam broiler dan sisa pakan ternak. Hal ini dapat dihindari dengan
kadar amonia pada feses ternak ayam broiler diperoleh nilai amonia sebesar 217,5
mg/l. Hasil tersebut melebihi baku mutu amonia di udara pada keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No.50 Tahun 1996 Tentang Baku Mutu bau yang
diperbolehkan.
pupuk organik dilahan pertanian. Bau amonia dari feses ternak ayam broiler
dilingkungan peternakan. Dengan kondisi yang seperti itu, maka peternakan ayam
38
konsentrasi zeolit yaitu 2%, 4%, 6%, 8% , 10% dan mikroba probiotik starbio
0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5% yang menunjukkan bahwa kadar amonia pada feses
ternak ayam broiler mengalami penurunan dimana penurunan yang efektif dalam
penelitian ini terjadi pada kadar amonia pada konsentrasi zeolit 10% dengan
persentase sebesar 78% dengan nilai amonia yaitu 50,0 mg/l tetapi belum
memenuhi baku mutu amonia yang diperbolehkan. Hal ini menunjukkan bahwa
zeolit dan mikroba probiotik starbio sudah mampu menurunkan kadar amonia
tetapi belum dibawah baku mutu yang ditetapkan yaitu 2 ppm. Hal ini
menunjukkan bahwa zeolit dan mikroba probiotik starbio tidak efektif dalam
menurunkan kadar amonia. Kadar amonia dalam feses ternak ayam broiler dapat
berubah- ubah sesuai dengan kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan yang dapat
mempengaruhi seperti suhu dan kelembapan. Seekor ayam dalam sehari rata-rata
menyumbangkan kotoran 0,15 kg, dengan total nitrogen yang terkandung ±2,94%,
yang dapat menjadi sumber amonia ketika kotoran lambat mengering karena
kelembaban tinggi atau suhu yang lembab di bawah kandang (Rachmawati, 2000).
pada feses ternak ayam broiler dengan koagulan zeolit dan mikroba probiotik
menunjukkan penurunan yang tinggi. Hasil penurunan kadar amonia pada feses
ternak ayam broiler dengan konsentrasi zeolit 2% (10 gr) dan mikroba probiotik
starbio 0,5% (2,5 gr), zeolit 4% (20 gr) dan mikroba probiotik starbio 1 % (5 gr),
zeolit 6% (30 gr) dan mikroba probiotik starbio 1,5 % (7,5 gr), zeolit 8% (40 gr)
dan mikroba probiotik starbio 2 % (10 gr), zeolit 10% (50 gr) dan mikroba
probiotik starbio 2,5 % adalah (12,5 gr) yaitu 76,9 mg/l; 67,6 mg/l; 66,8 mg/l;
62,1 mg/l; 50,0 mg/l. Penurunan kadar amonia yang tertinggi yaitu konsentrasi
zeolit 10% (50 gr) dan mikroba probiotik starbio 2,5% (12,5 gr) dengan
persentase penurunan sebesar 78%. Dilihat dari hasil pengukuran, semakin besar
konsentrasi zeolit dan mikroba probiotik starbio maka penurunan kadar amonia
akan semakin besar pula. Sedangkan penurunan kadar amonia yang efektif dalam
penelitian ini yaitu dengan konsentrasi zeolit 10% (50 gr) dan mikroba probiotik
starbio (12,5 gr) dengan persentase penurunan sebesar 78 % dengan nilai 50,0
mg/l.
Baku Mutu Bau di udara, diketahui bahwa kelima konsentrasi zeolit dan mikroba
dibawah baku mutu yang ditetapkan. Baku mutu maksimum amonia yang
Penurunan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler dilakukan dengan
penambahan zeolit dan mikroba probiotik starbio. Zeolit yang telah terdehidrasi
yang tinggi dan mikroba probiotik yang sudah teridentifikasi pada umumnya
berupa Bakteri Asam Laktat (BAL) dan beberapa genus Bacillus yang dapat
menurunkan amonia.
starbio sudah dapat menurunkan kadar amonia tetapi belum dibawah baku mutu
yang ditetapkan. Hal ini menunjukkkan bahwa zeolit dan mikroba probiotik
starbio kurang efektif dalam menurunkan kadar amonia sampai dibawah baku
mutu. namun didapatkan hasil penurunan tertinggi pada hari kelima perlakuan.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh konsentrasi zeolit dan mikroba
probiotik starbio dalam menurunkan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler.
nilai amonia belum memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan, Hal ini
menyerap sejumlah besar molekul yang berukuran lebih kecil atau sesuai dengan
ukuran rongganya. Selain itu kristal kemampuan zeolit sebagai katalis berkaitan
dengan tersedianya pusat-pusat aktif dalam saluran antar zeolit. Pusat-pusat aktif
tersebut terbentuk karena adanya gugus fungsi asam tipe Bronsted maupun Lewis.
Perbandingan kedua jenis asam ini tergantung pada proses aktivasi zeolit dan
bakteri pathogenic gram (-). Tertekannya pertumbuhan bakteri gram (-) ini
hijau, 2004)
akibat adanya protein yang tidak terserap. Amonia juga dapat menurutkan
sasarannya terutama pada pekerja kandang, banyak gejala yang dapat ditimbulkan
sesuai dengan jalan terpapar dan lama pemaparannya. Paparan amonia mulai
terdeteksi pada manusia mulai kosentrasi 5 ppm, amonia dengan kosentrasi 6-20
ppm dapat menyebabkan iritasi pada mata, amonia dengan kosentrasi 40 ppm/jam
dapat menyebabkan sakit kepala, hilang nafsu makan, dan perut terasa mual
kemudian pada kosentrasi 100 ppm/jam iritasi dapat terjadi pada permukaan
mukosa dan kosentrasi sebesar 400 ppm/jam dapat menimbulkan iritasi pada
waktu yang lama dapat mengakibatkan keracunan amonia pada manusia melalui
inhalasi yaitu iritasi yang terjadi pada saluran pernafasan bagian atas, batuk,
muntah dan selaput lendir hidung dan faring menjadi merah dan apabila kadarnya
terlalu besar dapat menyebabkan edema paru, sesak nafas dan sianosis.
budi daya ayam pedaging dan ayam petelur yang baik pada Peraturan Menteri
Pertanian No. 31 tahun 2004. Menurut Peraturan Menteri Pertanian No.31 tahun
2004 bahwa peternakan harus mewujudkan budi daya ayam pedaging yang sehat
dan ramah lingkungan seperti menjaga kebersihan dan pencucian kandang yang
baik serta sanitasi kondisi kandang sehingga memenuhi syarat higiene. Dan juga
organik. Peraturan Menteri Pertanian No.31 tahun 2014 juga menyebutkan bahwa
dan mikroba probiotik starbio 2,5% atau 12,5 gr karena lebih efektif untuk
mengurangi kadar amonia yang tinggi pada feses ternak ayam broiler bagi pemilik
= Rp. 10.000/kg
= 1.300 x 1/kg
= Rp. 13.000.000/hari
= 100gr/10ekor
= 1 kg/100 ekor
= 130 kg x Rp 15000/kg
= Rp. 1.950.000/hari
= 25 gr/hari/10 ekor
= 2,5 gr/ekor
= Rp 455.000/ hari
13.000 ekor ayam broiler setiap harinya mengeluarkan biaya Rp.15.405.000 dan
pakan ternak.
Keterbatasan Penelitian
Dalam Penelitian ini sudah terjadi penurunan kadar gas amonia pada feses
ternak ayam broiler tetapi belum memenuhi syarat baku mutu tingkat bau untuk
No. 50 tahun 1996 yaitu 2 ppm. Semakin tinggi perlakuan yang dilakukan maka
semakin tinggi pula kadar gas amonia yang berkurang pada feses ternak ayam
broiler. Dikarenakan zeolit merupakan bahan penyerap yang tidak selektif perlu
diperhatikan bahwa efek penggunaan zeolit yang lebih tinggi dikhawatirkan akan
menyerap nutrisi lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan pada ayam. Oleh
karenanya penggunaan zeolit yang terlalu tinggi tidak dianjurkan selain itu juga
perlu diketahui penggunan zeolit relatif tinggi tidak ekonomis pada pengusaha
menghindari pencemaran.
Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Kadar amonia pada feses ternak ayam broiler sebelum perlakuan 217,5 mg/l
dan setelah perlakuan di hari kelima 50,0 mg/l. Nilai tersebut masih melebihi
baku mutu yang telah ditetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
zeolit 10% (50 gram) dan mikroba probiotik starbio 2,5% (12,5 gram)
menunjukkan kadar sebesar 50,0 mg/l dengan penurunan 78% tetapi juga
3. Penurunan kadar amonia pada feses ternak ayam broiler yang efektif dalam
perlakuan ini yaitu penggunan zeolit dengan kosentrasi 10% (50 gram) dan
mikroba probiotik starbio 2,5% (12,5 gram) dengan penurunan sebesar 50.0
46
Saran
Daftar Pustaka
Banon, C & Suharto Eka, T. (2008). Adsorpsi Amoniak Oleh Adsorben Zeolit
Alam Yang Diaktivasi Dengan Larutan Amonium Nitrat. Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Bengkulu.
Fuller, R. (2002). Probiotic what they are and what they do. Htpp://D:/Probiotic.
What they are and what do,html.
Imelda, H. (2007). Analisa Dampak Gas Amoniak dan Klorin pada Faal Paru
Pekerja Pabrik Sarung Tangan Karet “X” Medan. Tesis. Universitas
Sumatera Utara.
Lembah Hijau Multifarm. (1995). Pakan Lebih Hemat dengan Starbio. CV.
Lembah Hijau Indonesia. Bogor
Manin F. E., Yusrizal dan Yatno. (2010). Penggunaan Sinbiotik Yang Berasal
Dari Bungkil Inti Sawit Dan Bakteri Asam Laktat Terhadap Performans
Dan Status Kesehatan Ternak Ayam Broiler. Penelitian Hibah Bersaing
Tahun 2010. Fakultas Peternakan. Universitas Jambi
Maulana ari. Februari (2018). Cara membuat pakan alami untuk ayam pedaging.
https://ramesia.com/pakan-ayam/. Jakarta
Pauzenga. (1991). Animal Production in the 90’s in harmony with nature : a case
study in the netherlands. in: biotechnology in the feed industry (T. P.
Lyons Eds.). Proc. Alltech’s Seventh Annual Symposium. Nicholasville,
Kentucky.
Pandia Setiaty, Amir Husin dan Zuhrina Masyithah. (1995). Kimia Lingkungan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Putra Sinly E. (2007, Desember). Zeolit sebagai Mineral Serba Guna. Diakses
Desember 11, 2018,from
https://www.slideshare.net/DennyPolarisz/zeolit-sebagai-mineral-serba-
guna.htm
Lampiran 4. Dokumentasi