Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ayu Syaputri Lubis

Npm : 2006200414

Kelas : III H-1

RESUME MALPRAKTIK DAN KELALAIAN

A. Pengertian Malpraktik

Berbicara mengenai malpraktik atau malpractice berasal dari kata “mal” yang

berarti “buruk” Sedangkan kata “practice” berarti suatu tindakan atau praktik. Dengan

demikian secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu tindakan medik “buruk”. Bagi

negara Indonesia, istilah malpraktik yang sudah sangat dikenal oleh para tenaga

kesehatan sebenarnya hanyalah merupakan suatu bentuk Medical Malpractice, yaitu

Medical Negligence yang dalam bahasa Indonesia disebut sebagai Kelalaian Medik.

Menurut Martin Basiang “Malpractice” diartikan kealpaan profesi. Menurut Azrul

Azwar dalam makalahnya yang dibawakan pada sidang KONAS IV Perhimpunan

Hukum Kesehatan Indonesia di Surabaya, 1996, dengan mengambil beberapa

pendapat para pakar dikatakan bahwa malpraktik adalah :

a. Malpraktik adalah setiap kesalahan profesional yang diperbuat oleh dokter, oleh

karena pada waktu melakukan pekerjan profesionalnya, tidak memeriksa, tidak

menilai, tidak berbuat atau meninggalkan hal-hal yang diperiksa, dinilai,

diperbuat atau dilakukan oleh dokter pada umumnya, di dalam situsai dan

kondisi yang sama; atau

b. Malpraktik adalah setiap kesalahan yang di perbuat oleh dokter, oleh karena

melakukan pekerjaan kedokteran di bawah standar yang sebenarnya secara

rata- rata dan masuk akal, dapat dilakukan oleh setiap dokter dalam situasi atau

tempat yang sama

c. Malpraktik adalah setiap kesalahan profesional yang diperbuat oleh seorang

dokter, yang didalamnya termasuk kesalahan karena perbuatan-perbuatan

yang tidak masuk akal serta kesalahan karena ketrampilan ataupun kesetiaan
yang kurang dalam menyelenggarakan kewajiban dan ataupun kepercayaan

profesional yang dimilikinya.

Adanya istilah malpraktik secara etimologi seperti tersebut diatas, mengandung

komponen unsur seperti : adanya tindakan, dilakukan oleh dokter, ada indikasi

kesalahan, berakibat buruk, ada seseorang atau pihak yang merasa dirugikan, ada

sebab dan akibat. Dari unsur – unsur tersebut akan berakibat timbulnya hubungan

hukum diantara pihak-pihak. Ada pihak sebagai pelaku atau pembuat tindakan,

sesuatu dalam hal ini pihak tenaga medis atau dokter.

B. Kelalaian

Kelalaian

Perbedaan Antara Malpraktik dan Kelalaian (Malpractice v. Negligence)

Beberapa penulis mengatakan bahwa antara negligence dengan malpractice hampir

tidak ada perbedaannya. Para pakar yang disebutkan oleh Guwandi (2004) yang

menyamakan antara negligence dengan malpractice tersebut adalah :

1. Creighton mengemukakan bahwa malpractice merupakan sinonim dari

professional negligence.

2. Mason-Mc Call Smith menyebutkan bahwa "Malpractice is a term which is

increasingly widely used as a synonim for "medical negligence".

Untuk memperjelas perbedaan antara malpraktik dan kelalaian, dapat diperjelas

dengan contoh kasus sebagai berikut :

a. Malpraktik yang dilakukan dengan sengaja (merupakan istilah malpraktik dalam

arti sempit) atau dapat disebut sebagai criminal malpractice adalah perbuatan /

tindakan dokter yang secara jelas-jelas melanggar undang-undang, antara lain :

1) Melakukan pengguguran kandungan

2) Melakukan euthanasia

3) Memberikan surat keterangan palsu atau isinya tidak sesuai dengan

keadaan sebenarnya

b. Kelalaian merupakan bentuk perbuatan yang dilakukan dengan tidak sengaja,


misalnya :

1) Karena tertukarnya rekam medis, dokter keliru melakukan tindakan

pembedahan kepada pasien.

2) Dokter lupa memberikan informasi kepada pasien yang akan dilakukan

tindakan operasi, sehingga operasi dilakukan tanpa disertai informed

consent.

Selain contoh tersebut diatas, Guwandi (2004) juga mengemukakan perbedaan

antara malpraktik dan kelalaian dapat dilihat dari motif atau tujuan dilakukannya

perbuatan tersebut, yaitu ;

a. Pada malpraktik (dalam arti sempit) - tindakan yang dilakukan secara sadar,

dengan tujuan yang sudah mengarah kepada akibat yang ditimbulkan atau petindak tidak peduli
kepada akibat dari tindakannya yang telah diketahuinya

melanggar undang-undang.

b. Pada kelalaian - petindak tidak menduga terhadap timbulnya akibat dari

tindakannya. Akibat yang terjadi adalah diluar kehendak dari petindak dan

tidak ada motif dari petindak untuk menimbulkan akibat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai