Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. J DI RUANGAN IRINA A ATAS

DENGAN KHILANGAN

DI SUSUN OLEH :

Jovanka Imanuela Wuaten

Jelita Pangemanan

PROGRAM STUDI D-III JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

Pasien bekerja sebagai manajer pada perusahaan internasional. Pasienakan


dilakukan operasi pengangkatan ginjal kiri. Hasil pengkajian didapatkan
data pasien tampak murung, tidak mau makan apa yang disajikan.
Menurut orang tua pasien sejak di diagnosa batu ginjal dan akan
dilakukan operasi pengangkatan ginjal kiri pasien menjadi pendiam,
murung, tidak mau memulai pembicaraan dan bila menjawabhanya
seperlunya. Menurut orang tua pasien tidak dapat tidur sejak 2 hari yang
lalu dan sering menangis pada malam hari. Padahal selama ini pasien
merupakan anak yang ceria dan banyak bercerita tentang kejadian yang
dialami selama pasien meninggalkan rumah untuk bekerja atau
beraktivitas. Hasil pemeriksaan didapatkan data TD130/90 MmHg,Nadi
90xpermenit.,pasien lebih banyak mendominasi pembicaraan dan selalu
bertanya tentang penyakitnya.Fokus pertanyaan hanya berkisar kepada
bagaimana operasi pengangkatan ginjal kiri

1. KeluhanUtama
DS : Menurut orang tua pasien sejak di diagnosa batu ginjal dan akan dilakukan
operasi pengangkatan ginjal kiri pasien menjadi pendiam, murung, tidak mau
memulai pembicaraan dan bila menjawabhanya seperlunya

DO : hasil pengkajian didapatkan pasien tampak murung, tidak mau makan apa
yang di
sajikan. TD 130/90 mmHg, N:90x/menit.

2. Proses terjadinya Masalah


Menurut Stuart dan Laraia (2005) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
terjadinya ansietas, diantaranya:
a. Faktor Biologis,
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, yang membantu
mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama dalam mekanisme
biologis timbulnya ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Pasien
postoperasi Laparatomidan tanda vital meningkatdari normal
b. FaktorPsikologis
1) Pandangan Psikoanalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara 2 elemen kepribadian–id dan superego.Id mewakili dorongan insting
dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang yang dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau
aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemenyang bertentangan dan
fungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwaakan bahaya.
2) Pandangan Interpersonal, Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
operasi pengangkatan payudara
3) Pandangan Perilaku, Ansietas merupakan produk frustrasi yaitu
segalasesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4) Sosial budaya. Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam
keluarga.Faktor ekonomi, latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap
terjadinya ansietas.
c. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi ansietas dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Ancaman terhadap integritas seseorang seperti ketidakmampuan atau
penurunan fungsi fisiologis akibat sakit sehingga mengganggu individu
untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari yaitu postoperasi katarak
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang . Ancaman ini akan menimbulkan
gangguan terhadap identitas diri, harga diri, dan fung sisosial individu.

3. Pohon Masalah

HargaDiriRendah efek
masalah utama

ansietas

causa

Harga Diri Rendah


Situasional

4. Diagnosa Keprawatan
Ansietas
Gangguan Interaksi Sosial
Harga diri Rendah

5. Rencana Keperawatan
a. Ansietas (D.0080)
Tujuan dan KH : Tingkat Ansietas (L.01006)
Setelah dilakukan edukasi maka diahrapkan Tingkat Ansietas Menurun
Dengan Kriteria Hasil :
1. Verbalisasi khawatir aibat kondisi yang dialami
(Menurun)
2. Prilaku gelisah (Menurun)
3. Pola tidur (Membaik)
Intervensi :Reduksi Ansietas (I.09314)

Observasi:

- Monitor tanda-tanda ansietas


Terapeutik :

- Ciptakan suasana terapeutik untuk


menumbuhkan kepercayaan
- Gunakam pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
- Motivasi identifikasi situasi yang memicu
kecemasan
Edukasi :

- Anjurkan menggungkapkan perasaan dan


persesi
- Latih teknik relaksasi
b. Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
Setelah dilakukan intervensi diharapkan, Interaksi Sosial (L.13115) meningkat.

Dengan kriteria hasil:

Perasaan mudah menerima atau mengkomunikasikan perasaan meningkat.

Responsive pada orang lain meningkat.

PromosiSosialisasi (I.13498)

Observasi:

- Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain.


Teraupetik
- Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan.
- Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
- Diskusikan perencanaan kegiatan dimasa depan
Edukasi :

Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap.latih bermain peran unutk
meningkatkan keterampilan komunikasi

c. Harga diri rendah situasional (D.0087)


Tujuan dan kriteria Hasi: harga diri (L.09069)

Setelah dilakukan edukasi maka diharapkan harga diri Membaik dengan Kriteria
Hasil :

1. Penilaian diri positif (Meningkat)


2. Perasaan memiliki kelbihan atau kemempuan
positif
3. Peneriman penilaian positif terhadap diri sendiri
(Meningkat)

Intervensi :Manajemen Nutrisi (I.12463)

Observasi :

- Identifikasi harapan untuk mengendalikan


perilaku
Terapeutik :

- Diskusikan tanggung jawab dan perilaku


- Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan
kegatan perawatan konsisten setiap dinas
- Bicara dengan nada rendah
- Hindari bersikap menyudutkan dan
menghentikan pembicaraan
Edukasi :

- Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai


dasar pembentukan kognitif

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Nama Mahasiswa : Jelita Pangemanan
NIM : 711440119061

Nama Pasien : Jovanka Wuaten

Hari/Tgl : Senin , 17 agustus 2021.

Proses keperawatan :

1) Kondisi Pasien
 DS : Menurut orang tua pasien sejak di diagnosa batu ginjal dan akan dilakukan
operasi pengangkatan ginjal kiri pasien menjadi pendiam, murung, tidak mau
memulai pembicaraan dan bila menjawabhanya seperlunya

 DO: hasil pengkajian didapatkan pasien tampak murung, tidak mau


makan apa yang di
sajikan. TD 130/90 mmHg, N:90x/menit.

2) Diagnosa keperawatan :
- Ansietas

- Koping individu tidak efektif


- Harga diri Rendah situasional

3) Tujuan keperawatan :

PERTEMUAN PERTAMA
1) Tahap Orientasi
Perawat :Selamat pagi bu, perkenalkan saya Perawat Ningsih, ibu bisa memanggil
saya Perawat Ning

Pasien : selamat pagi sus

Perawat :Saya akan merawat ibu di ruangan ini mulai jam 07.30 sampai 14.00 WIB.
Nama ibu siapa?

Pasien : nama saya jovanka

Perawat :Senang dipangggil apa? Bagaiman perasaan ibu hari ini?

Pasien : saya biasa dipanggil vanka sus. Perasaan saya hari ini khawatir dan cemas
sus

Perawat : bagaimana keadaan ibu hari ini ?


Pasien : keadaan saya hari ini cukup baik sus

Perawat : Bagaimana jika kita bercakap-cakap tentang perasaan ibu saat ini.
Tujuannya agar ibu lebih semangat dalam menjalani pengobatan sehingga ibu
bisa lebih cepat sembuh.

Pasien : baik sus

Perawat : Kita akan berdiskusi selama 15 menit saja? Tempatnya di sini saja bu?

Pasien : iya sus,di tempat ini saja sus

Fase Kerja

Perawat : Apa yang menyebabkan ibu merasa sedih dan kehilangan dengan penyakit
ibu?

Pasien : “saya takut untuk dioperasi ginjal sebelah kiri saya sus itu membuat saya
khawatir

Perawat : Oh, jadi ibu akan dilakukan operasi pengangkatan ginjal sebelah kiri dan ibu
meras cemas jika sesuatu terjadi?

Pasien :ia sus saya sangat khawatir jika ginjal saya mau dioperasi

Perawat : Menurut ibu , apa akibatnya jika ibu selalu merasa tidak mampu
mengendalikan perasaan ibu , sehingga ibu merasa begitu sedih dan merasa
sendiri dengan kondisi saat ini?

Pasien : menurut saya sus dengan perasaan saya seperti ini saya tidak bersemangat
dalam perawatan dan pengobatan.

Perawat : Betul bu, kondisi ini membuat ibu menjadi tidak bersemangat dalam
pengobatan. Ibu merasa tertekan dan stress. Menurut ibu bagaimana kita bisa
mengendalikan rasa khawatir akan kehilangan sesuatu?

Pasien : berpikir positif bahwa Tuhan akan menolong kita

Perawat :Betul bu, mengelola pikiran kita, yaitu bagaimana ibu mampu mengelola
pikiran ibu agar tidak stress. Bu, sebagai makluk ciptaan Tuhan harus terus
berusaha namun Tuhan yang menentukan upaya kita. Kita selalu meminta
yang terbaik dalam doa dan sholat kita. Baiklah bu, agar kita terus semangat
dalam mengupayakan pengobatan, kita dapat mengembangkan harapan
positif. Nama latihannya adalah Afirmasi Positif. Apa yang ibu harapkan
dengan kondisi ini?
Pasien : terus bersabar dan cepat sembuh agar bisa beraktifitas seperti biasa lagi

Perawat : Nah, harapan-harapan ini terus ibu tanamkan dalam pikiran dan hati ibu.
Katakan pada diri ibu, “Memang saat ini saya akan melakukan pengangkatan
ginjal sebelah kiri , namun dengan semangat dan kesabaran saya, saya yakin
operasi akan berjalan dengan baik dan tidak akan terjadi hal-hal aneh, semua
saya serahkan pada Tuhan.” Bu, kalimat tersebut adalah kalimat Afirmasi.
Nah, coba sekarang ibu yang mengungkapkan.

Pasien : Memang saat ini saya akan melakukan pengangkatan ginjal sebelah kiri ,
namun dengan semangat dan kesabaran saya, saya yakin operasi akan berjalan
dengan baik dan tidak akan terjadi hal-hal aneh, semua saya serahkan pada
Tuhan

Fase Terminasi

Perawat :Bagaimana perasaan ibu setelah kita berdiskusi?

Pasien : perasaan saya sudah cukup tenang sus

Perawat : Coba ibu katakan kembali kalimat afirmasi yang tadi kita latih.

Pasien : Memang saat ini saya akan melakukan pengangkatan ginjal sebelah kiri ,
namun dengan semangat dan kesabaran saya, saya yakin operasi akan berjalan
dengan baik dan tidak akan terjadi hal-hal aneh, semua saya serahkan pada
Tuhan

Perawat :Baiklah bu, bagaimana jika nanti jam sebelas saya akan datang lagi, kita
diskusikan tentang cara mengontrol perasaan ibu. Selamat pagi bu

Strategi pelaksanaan kedua

Fase orientasi
Perawat : selamat siang bu? Masih kenal dengan saya”

Pasien : selamat siang sus, ini suster jelita kan?

Perawat :iya saya perawat jelita

Fase Kerja

Perawat :bagaimana keadaanya sekarang?

Pasien : keadaan saya sudah cukup baik sus

Perawat : saya melihat ibu sudah tidak terlalu cemas ya.

Pasien : ia sus semenjak kita berbincang-bincang tadi perlahan-lahan kecemasan saya


mulai menghilang.

Perawat : Kemarin ibu dan saya sudah berlatih mengelola pikiran ibu, latihan ini disebut
dengan latihan Afirmasi atau latihan Berpikir Positif, yaitu dengan cara ibu
mengatakan berulangkali harapan-harapan yang dilakukan 2-3 kali sehari secara
rutin atau bila ibu merasa sedih. Kaliamat yang dilatih diucapakan ibu adalah”
Memang saat ini saya akan melakukan pengangkatan ginjal sebelah kiri , namun
dengan semangat dan kesabaran saya, saya yakin operasi akan berjalan dengan
baik dan tidak akan terjadi hal-hal aneh, semua saya serahkan pada Tuhan”
.Tentunya latihan ini membutuhkan dukungan keluarga untuk senantiasa
mengingatkan ibu untuk selalu memiliki pikiran yang positif, senantiasa
memberikan semangat ibu untuk selalu patuh dalam program pengobatan. Apakah
ibu bersama anggota keluarga lainnya bersedia membantu ibu dalam program
pengobatan?

Pasien : keluarga saya bersedia membantu saya agar cepat sembuh.

Perawat :Bagus sekali.

Fase Terminasi

Perawat :Bagaimana perasaan ibu setelah kita berdiskusi?

Pasien : perasaan saya sangant senang.

Perawat :Coba sebutkan kembali kalimat Afirmasi yang akan dilatih ibu?

Pasien : ” Memang saat ini saya akan melakukan pengangkatan ginjal sebelah kiri ,
namun dengan semangat dan kesabaran saya, saya yakin operasi akan berjalan
dengan baik dan tidak akan terjadi hal-hal aneh, semua saya serahkan pada
Tuhan”
Perawat : ibu minimal 2-3 kali sehari untuk melakukan latihan afirmasi ini ya.

Pasien : baik sus saya akan melakukan 3kali sehari saj.

Perawat :Bagus ibu , saya harap ibu cepat sembuh agar bisa beraktivitas seperti biasa lagi
bersama keluarga dan teman-teman. Baiklah ibu , terima kasih .sampai jumpa lagi
besok hari

FORMAT PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


IDENTITAS
1. Nama pasien : Ny. J
2. Umur : 44 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Status perkawinan : Kawin
5. Orang yang berarti : Suami dan anak-anak
6. Pekerjaan : Manajer Perusahaan Internasional
7. Pendidikan : S2
8. Tanggal masuk : 16 Agustus 2021
9. Tanggal pengkajian : 17 Agustus 2021
10. Diagnosa medik : Batu Ginjal

PERSEPSI DAN HARAPAN


1. Pasien : Pasien mengatakan saat ini merasa cemas dan stres karena akan
dilakukan pengangkatan ginjal kiri yang nantinya akan berisiko menganggu aktivitasnya
dalam sehari-hari, harapannya agar penyakitnya bisa disembuhkan sehingga dapat
berkumpul lagi dengan suami dan anak-anaknya
2. Keluarga : Suaminya mengatakan bahwa ingin istrinya segera sembuh
karena merasa kasihan istrinya sudah tidak bisa tidur dengan baik dan sering terlihat
murung dan istrinya sering merasa cemas, jika terjadi komplikasi dengan penyakitnya

STATUS MENTAL
1. Emosi : pasien tampak stres dan cemas dengan keadaan yang dialaminya
saat ini karena tidak dapat beraktivitas penuh.
2. Konsep Diri : pasien mengatakan bahwa dapat menerima dirinya sebagai istri
dan seorang ibu.
3. Pola Interaksi : pasien tidak mau memulai pembicaraan dan bila menjawab hanya
seperlunya kepada dokter, perawat dan juga orang-orang disekitarnya.
4. Gaya komunikasi : pasien hanya berbicara seperlunya hanya saat diberi pertanyaan
oleh perawat baru dijawab pasien tetapi pasien sangat antusias apa bila mendapat
informasi tentang penyakitnya
LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA
1. Pekerjaan : pasien mengatakan dia bekerja sebagai manajer disebuah
perusahaan internasional sudah lama sejak 5 tahun lalu dan biaya rumah sakit memakai
BPJS

2. Hubungan Sosial : pasien selalu ditemani oleh suaminya dalam menyelesaikan


masalah dan dapat bertukar pendapat

3. Sosio-budaya : pasien mengatakan hanya suami dan anak-anaknya yang dapat


dia percayai dalam menyelesaikan masalah

4. Gaya Hidup : pasien mengatakan dia kurang minum air putih karena sibuk
bekerja

RIWAYAT KELUARGA
1. Genogram

Ket : : Laki-laki
: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

2. Masalah Keluarga dan Krisis :


Pasien mengatakan jika ada masalah dalam keluarganya, dibicarakan secara baik dan
bersama dan selalu berpikir positif

3. Interaksi dalam Keluarga :


Pasien mengatakan penyakit yang dideritanya saat ini tidak mempengaruhi interaksi
dalam rumah, suami dan anak-anaknya selalu memberi semangat walaupun selama sakit
ini pasien tidak dapat lagi bekerja seperti biasa dan hanya mengandalkan anaknya yang
sudah bekerja

PENGKAJIAN FISIK
1. Riwayat Penyakit :
Pasien mengatakan bahwa pasien sering mengalami nyeri pada bagian pinggang dan
menjalar sampai keperut

2. Kebiasaan yang Berhubungan dengan Status Kesehatan :


Pasien mengatakan bahwa tidak pernah merokok atau minum minuman keras

3. Istirahat dan Tidur :


Pasien mengatakan tidurnya sebelum sakit 2 jam tidur siang dan ± 7 jam tidur malam dan
saat dikaji istri pasien mengatakan pasien sudah tidak tidur selama 2 hari. Suami pasien
mengatakan tidurnya terganggu karena cemas dan stress dengan prosedur operasi
pengangkatan ginjal kiri, dan cara suami pasien mengatasinya yaitu dengan menenangkan
pikiran pasien.

4. Nutrisi :
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien makan 3x/hari (nasi,ikan,sayur) dihabiskan, BB : 62
Kg dan saat dikaji pasien mengatakan makan 3x/hari (nasi,ikan,sayur) tidak dihabiskan, BB :
60 Kg

5. Eliminasi :
Pasien mengatakan sebelum sakit BAB 1 x/hari, BAK 4-5 x/hari, saat dikaji pasien
mengatakan belum BAB selama 2 hari, BAK 2 x/hari

6. Orientasi :
Pasien mengatakan dia mengetahui sekarang ada dimana dan tanggal berapa sekarang

7. Tingkat Aktivitas :
Pasien mengatakan sebelum sakit bekerja sebagai seorang manajer dapat beraktivitas tanpa
bantuan oranglain, saat dikaji pasien mengatakan jika mandi harus dibantu oleh suaminya
dan pada saat dikaji pasien tampak lemah

8. Tingkat Energi : Pasien tampak lemah


.
Analisa Data

No. Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS : Krisis Situasional Ansietas (D.0080)
Menurut suaminya, pasien
tidak dapat tidur sejak 2 hari
yang lalu sering menangis
pada malam hari
DO :
Pasien lebih banyak
mendominasi pembicaraan dan
selalu bertanya tentang
penyakitnya. Fokus pertanyaan
hanya berkisar kepada
bagaimana operasi
pengangkatan ginjal kiri.
2. DS : Defisiensi Bicara Gangguan Interaksi Sosial
Menurut suami pasien tidak (D.0118)

mau memulai pembicaraan dan


bila menjawab hanya
seperlunya.
DO :
Pasien tampak murung,. TD
130/90 MmHg,Nadi
90xpermenit
3. DS : Menurut suami pasien Riwayat Kehilangan Harga diri rendah situasional
sejak di diagnosa batu ginjal (D.0087)

dan akan dilakukan


pengangkatan ginjal kiri pasien
menjadi pendiam, murung,
tidak mau memulai
pembicaraan dan bila
menjawab hanya seperlunya.
DO :
Pasien tampak murung,. TD
130/90 MmHg,Nadi
90xpermenit

Anda mungkin juga menyukai