Tema:
1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum modul Pengukuran Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus ini
adalah:
1. Untuk menentukan besar medan magnet di sekitar kawat lurus dan kawat
melingkar yang dialiri arus dengan variasi arus, jarak, dan diameter loop.
2. Untuk membandingkan hasil pengukuran yang diperoleh dari eksperimen
menggunakan smartphone dengan teori.
3. TEORI DASAR
Ketika sebuah kawat dialiri arus listrik, maka akan timbul medan magnet di sekitar
kawat tersebut. Peristiwa ini pertama kali ditemukan oleh Oersted yang mengamati
bahwa kompas yang diletakkan di sekitar kawat berarus akan mengalami
penyimpangan atau defleksi. Oersted menemukan bahwa penyimpangan sudut
kompas akan semakin besar jika kuat arus semakin besar.
Medan magnet di sekitar kawat berarus secara umum dirumuskan dalam Hukum Biot
Savart berikut ini:
𝜇0 𝑖 𝑑𝑙 × 𝑟̂
⃑ =
𝑑𝐵
4𝜋 𝑟 2
𝜇0 adalah permeabilitas medan magnet dalam ruang hampa, 𝑖 adalah kuat arus listrik,
𝑑𝑙 adalah vektor panjang kawat, 𝑟 adalah jarak antara kawat dan titik pengukuran
medan magnet.
𝜇0 𝑖 𝐿
𝐵=
4𝜋 𝑟√𝑟 2 + (𝐿/2)2
dengan 𝑅 menyatakan diameter loop kawat dan 𝑧 adalah jarak antara pusat kawat
melingkar dan titik pengukuran medan magnet.
4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1. Proses Perangkaian Alat Eksperimen
1. Posisikan dudukan kawat pada statif secara vertikal, lalu pasangkan kawat
pada dudukan kawat. Salah satu ujung kawat terpasang pada sambungan
warna merah dan ujung lainnya pada sambungan warna hitam.
2. Hubungkan power supply dengan dudukan kawat menggunakan kabel.
3. Pasang smartphone secara vertikal menggunakan statif yang lain. Atur
posisi smartphone sehingga sensor medan magnet sejajar dengan pusat
kawat (langkah-langkah untuk menentukan sensor medan magnet akan
ditunjukkan pada subbab 4.3). Kemudian atur jarak antara kawat dan
smartphone sesuai keinginan. Perhatikan bahwa jarak antara kawat dan
smartphone jangan terlalu dekat karena panas berlebih yang ditimbulkan
dari arus listrik yang mengalir dapat merusak smartphone. Jarak antara
kawat dan smartphone paling dekat kurang lebih 1 cm.
Gambar 4.6 Contoh hasil pengukuran medan magnet di sekitar kawat lurus
berarus.
5. REFERENSI
[1] Haliday, D. dan Resnick, R., 2011, Fundamental of Physics, vol 9, (Danver, MA :
John Wiley & Sons, Inc.).
[2] Griffiths D J and College R 1999 Introduction to electrodynamics, vol 3.
(Englewood Cliffs, NY : Prentice-Hall/
[3] Septianto, R. D., dkk., 2016, Physics Education, 52 (1), p. 015015.
1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Menentukan nilai momen inersia benda tegar secara teori
2. Menentukan nilai momen inersia benda tegar secara eksperimen
3. Menentukan nilai momen inersia dan konstanta puntir kawat
4. Menentukan nilai massa jenis benda secara eksperimen.
2.1 ALAT
1. Penggaris
2. Penjepit kertas
3. Pengait (hook) kecil
4. Pemotong kertas (cutter)
5. Stopwatch (bisa menggunakan ponsel pintar).
6. Ponsel Pintar
2.2 BAHAN
1. Kawat berdiameter sekitar 0,5 mm
2. Benda berbetuk balok dengan massa yang telah diketahui (contoh: sabun
batang, massa sabun dapat diketahui dari kemasan sabun)
3. Sebuah silinder pejal dengan dimensi yang dapat diukur, massanya dapat
dianggap homogen, dan massa jenisnya diketahui (contoh: sebatang lilin).
3. TEORI DASAR
Momen inersia merupakan suatu ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi
atau berputar pada porosnya. Penentuan momen inersia dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu secara teori dan secara eksperimen. Untuk benda tegar berbentuk
balok, momen inersia ketika benda diputar dengan poros di titik pusat dapat
dirumuskan seperti di bawah ini dengan Ip, Il, dan It adalah momen inersia balok
ketika sumbu putar sejajar panjang, lebar, dan tinggi balok.
𝑀(𝑙 2 + 𝑡 2 ) 𝑀(𝑝2 + 𝑙 2 )
𝐼𝑝 = (3.1) 𝐼𝑡 = (3.3)
12 12
Untuk benda tegar berbentuk batang, momen inersia jika benda diputar dengan
poros di pusat batang dirumuskan sebagai berikut (Ic adalah momen inersia
batang dengan poros di pusat batang dan L adalah panjang batang).
𝑀 : massa benda
𝐿 : panjang batang
𝐼𝑐 : momen inersia di pusat
batang
𝐼
𝑇 = 2𝜋√ (3.5)
𝐾
𝐼𝑘 + 𝐼𝑏1
𝑇1 = 2𝜋√ (3.6)
𝐾
𝐼𝑘 + 𝐼𝑏2
𝑇2 = 2𝜋√ (3.7)
𝐾
Jika nilai Ik dan K telah diperoleh, massa suatu benda (M) dapat ditentukan dari
eksperimen. Untuk benda berbentuk batang, massa benda dapat dihitung dengan
mensubstitusikan persamaan (3.4) dan (3.6) sehingga diperoleh rumusan sebagai
berikut (Tc adalah periode getaran batang dengan poros di tengah batang).
3 𝐾𝑇𝑐2 (3.8)
𝑀= ( − 4𝐼𝑘 )
𝐿2 𝜋 2
5. REFERENSI
1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah Menentukan nilai cepat rambat gelombang bunyi
pada udara
2.2. BAHAN
1. Dua buah Ppnsel pintar yang masing-masing telah diinstal Frequency
Generator dan Sound Meter
2. TEORI DASAR
Gelombang merupakan gangguan yang terjadi secara terus menerus pada suatu
medium dan merambat dengan kecepatan konstan. Sementara itu, Superposisi
gelombang adalah gabungan dua atau lebih gelombang berprinsip penjumlahan
simpangan titik tertentu. Resultan gangguan di setiap titik tersebut dapat
menghasilkan persitiwa seperti difraksi dan interferensi.
Resonansi adalah fenomena suatu sistem fisis yang bergetar dengan nilai frekuensi
tertentu disebabkan suatu sistem fisis lain seperti sumber dengan frekuensi yang
sama. Dalam percobaan ini, sistem fisis garpu tala menghasilkan gelombang bunyi
dengan frekuensi tertentu sementara sistem fisis molekul udara pada tabung
Pada tabung resonansi dengan salah satu ujung tertutup, resonansi terjadi
memenuhi persamaan
𝜆
𝐿 = (2𝑛 + 1) (1)
4
dengan 𝐿 adalah nilai skala pada tabung resonansi saat resonansi terjadi, 𝜆 adalah
panjang gelombang bunyi, dan 𝑛 adalah orde resonansi (𝑛=0,1,2,…). Akan tetapi,
persamaan ini merupakan penyederhanaan untuk tabung resonansi dengan jari-jari
yang sangat kecil daripada panjang gelombang sumber bunyi.
Selain itu, kesalahan juga dapat terjadi akibat pengolahan data yang
menggunakan metode regresi. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut
𝜆
𝐿 = (2𝑛 + 1) 4 − 𝑒 (2)
𝑇 (3)
𝑣 = 331,3√1 +
273,15
(4)
𝛾𝑅𝑇
𝑣=√
𝑚
dimana 𝑇 adalah temperature dalam Kelvin, 𝑚 adalah massa molar udara rata-rata
bernilai sekitar 28,96 gram/mol, 𝛾 adalah konstanta Laplace bernilai 1,4 dan 𝑅 adalah
konstanta gas ideal bernilai 8,314 J/K.mol.
1. Siapkan pipa listrik dan berikan tanda garis pada bagian ujung pipa menunjukan
batasan permukaan air yang digunakan.
2. Permukaan air dalam pipa diatur lebih rendah dari permukaan ujung pipa.
3. Aplikasi frequency generator diaktifkan (1500 Hz dan 3000 Hz) dan sumber
suara diletakan tepat ditengah diameter pipa.
4. Letakan ponsel lainnya yang telah diinstal aplikasi sound meter berada dekat
dengan sumber bunyi.
5. Dalam waktu yang hampir bersamaan, permukaan air dalam pipa diturunkan
dengan cara menaikkan pipa secara perlahan.
6. Resonansi pertama (n=0) akan terdengar pada titik tertentu dan berada pada
nilai intensitas tertinggi di aplikasi sound meter, nilai skala titik tersebut dicatat
sebagai L1 dan dimasukkan dalam tabel.
7. Poin 3 hingga 7 diulangi untuk memperoleh resonansi kedua (n=1) dan ketiga
(n=2).
8. Tandai dan ukur panjang pipa disetiap titik resonansi yang terdengar. Contoh
resonansi pertama (n=0) diukur dari titik resonansi sampai ujung pipa.
Begitupula untuk titik resonansi kedua (n=1) dan ketiga (n=2).
5. REFERENSI
1. David J. Griffiths. (2003). Introduction to Electrodynamics 3rd Ed.. Prentice Hall.
2. Resnick, Robert., Haliday, David, Krane, Kenneth S. (1992).Physics 4th Edition
Vol.1. John Wiley & Sons. 418– 419.
3. Ruiz, Michael J.(2014). Boomwhackers and end-pipe corrections. The Physics
Teacher 52.2. 73-75.
4. Tyler, F. (1970). A Laboratory Manual of Physiscs. Edward Arnold. 96 – 97.
1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Momentum dan Tumbukan ini adalah:
1. Menentukan nilai koefisien restitusi pada tumbukan lenting sebagian.
2. Menentukan energi yang hilang pada saat terjadi tumbukan.
2. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mistar
2. Bola pingpong
3. TEORI DASAR
Tumbukan
Tumbukan adalah salah satu contoh keadaan momentum kekal. Terdapat tiga
jenis tumbukan, yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting tidak
sempurna (lenting sebagian), dan tumbukan tidak lenting.
Keadaan ketika energi kinetik sistem awal sama dengan energi sistem kinetik
akhir. Sehingga tak ada energi kinetik yang hilang disini (berlaku hukum
Keadaan ketika terdapat energi kinetik yang hilang. Sehingga energi kinetik awal
tidak sama dengan energi kinetik akhir. Nilai koefisien restitusi pada tumbukan ini
adalah 0 < e < 1.
Koefisien restitusi adalah suatu koefisien yang bernilai antara 0 dan 1 yang
merupakan rasio besarnya kecepatan relatif sesudah dengan sebelum tumbukan
dua buah benda. Koefisien restitusi dinyatakan dalam persamaan berikut.
Keterangan:
K = Energi kinetik sistem (J)
K1 = Energi kinetik benda 1 (J)
K2 = Energi kinetik benda 2 (J)
MOMENTUM DAN TUMBUKAN Halaman |2
v1 = Kecepatan benda 1 (m/s)
v2 = Kecepatan benda 2 (m/s)
4. PROSEDUR PERCOBAAN
7. REFERENSI
1. Resnick, Robert., Halliday, David, Krane, Kenneth S. (1992). Physics 4 th
Edition Vol. 1. John Wiley & Sons, 209 – 210.
1. TUJUAN
Tujuan dari modul ini adalah:
1. Menentukan nilai kecepatan sebuah benda bergerak lurus beraturan
2.2. BAHAN
1. Magnet
2. Software phyphox
∆𝑥
𝑣= 3.1
∆𝑡
dengan x merupakan jarak benda yang ditempuh dengan dalam selang waktu
t . Grafik hubungan antara x terhadap t untuk GLB ditunjukkan pada Gambar
3.1. Kecepatan dalam grafik dapat ditentukan oleh gradien grafik tersebut.
Pada GLBB besar kecepatan selalu berubah, perubahan tersebut dapat berupa
percepatan, maupun perlambatan. Percepatan ditandai dengan arah positif (+a)
sedangkan perlambatan ditandai dengan tanda negatif (-a). Besar percepatan
dinyatakan dalam persamaan:
∆𝑣 𝑣𝑡 −𝑣𝑜
𝑎= = 3.2
𝛥𝑡 ∆𝑡
2. Walker, J., Resnick, R., & Halliday, 2008 D. Fundamentals of Physics. Wiley.