Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM IMUN HEMATOLOGI DENGAN KASUS HEMOFILIA


DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Oleh :
Dhea Ananda
NIM. A2R17007

Dosen Pengampu : Anis Murniati, S.Kep., Ns., M.Biomed

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
TAHUN AJAR 2021/2022
RESUME KASUS

Uraian Kasus :
Seorang laki-laki Tn. N usia 46 tahun dirawat di ruang penyakit dalam keluhan berak hitam
dan muntah darah. Muntah darah kehitaman seperti kopi sejak 3 hari sebelum masuk rumah
sakit, frekuensi 4-5 kali dan volume seperempat gelas tiap kali muntah. Disertai nyeri ulu hati
dengan skala 5, nyeri sepertik ditusuk-tusuk, nyeri muncul sewaktu-waktu, nyeri semakin berat
saat klien makan banyak dan berkurang saat bedrest, klien juga merasa mual, dan mengalami
muntah. klien merasa lemah dan nafsu makannya menurun. Pada hasil pemeriksaan didapatkan
TTV : HR 112 x/menit, TD : 90 mmHg/palpasi, S : 36,5 oC, RR : 20 x/menit. Nadi terasa lemah,
turgor kulit kembali dalam 5 detik, volume urin 700 cc/hari, kesadaran CM dengan GCS 4-4-5,
membrane mukosa tampak pucat dan kering, konjungtiva anemis, berat badan menurun sebelum
sakit 57 kg dan saat sakit 50 kg dengan tinggi badan 170 cm, makan habis hanya ¼ porsi, otot
pengunyah lemah, klien tampak bersikap protektif dengan memegangi ulu hati, klien tampak
meringis dan gelisah, klien sulit tidur saat nyeri timbul, klien mengalami diaphoresis
(berkeringat), pemeriksaan bising usus didapatkan 32x/menit. Pemeriksaan lab didapatkan
hemoglobin 8 gr/dl (normal: 13.5-18.0 gr/dl), hematokrit 14,3 % (normal: 40-54%), MCV 82,4 fl
(normal: 80-94 fl), MCH 28,7 pg (normal: 27- 32 pg), trombosit 66 K/uL (normal: 150-440 K/uL
), waktu protrombin (PT) : 21 detik (normal: 12- 18 detik), APTT : 96 detik (normal: 22.6-35
detik), Albumin : 3,0 gr/dL (normal: 3,8 – 5,1 gr/dL). Klien didiagnosa medis hemofilia oleh
dokter.

A. Data Fokus
S : (Data Subjektif Pasien)
- Klien mengatakan tubuh terasa lemah
- Klien mengatakan nafsu makan menurun
- Klien mengatakan nyeri pada ulu hati
O : (Data Objektif Pasien)
- Frekuensi nadi meningkat. HR : 112 x/menit
- Nadi teraba lemah
- Klien muntah darah
- Berak hitam
- Tekanan darah menurun. TD : 90 mmHg/ palpasi
- Turgor kulit menurun : 5 detik
- Volume urin menurun = 700 cc/hari
- Kesadaran compos mentis
- GCS : 4-4-5
- Suhu : 36,5oC
- Membrane mukosa kering
- Berat badan sebelum sakit : 57 kg. saat sakit : 50 kg dengan tinggi 170 cm
- Makan habis ¼ porsi
- Otot pengunyah lemah
- Klien tampak memegangi ulu hati
- k/u lemah
- Klien tampak meringis
- Klien mengatakan sulit tidur saat nyeri timbul
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak diaphoresis (berkeringat)
- Membrane mukosa pucat
- Konjungtiva anemis
- Bising usus : 32 x/menit
- Klien mengalami muntah darah 4-5 kali, volume = ¼ gelas
- Skala nyeri 5
A. Hasil Pemeriksaan Penunjang Medis :
1. Laboratorium :
- Hemoglobin 8 gr/dl (normal: 13.5-18.0 gr/dl)
- Hematokrit 14,3 % (normal: 40-54%)
- MCV 82,4 fl (normal: 80-94 fl)
- MCH 28,7 pg (normal: 27- 32 pg)
- Trombosit 66 K/uL (normal: 150-440 K/uL )
- Waktu protrombin (PT) : 21 detik (normal: 12- 18 detik)
- APTT : 96 detik (normal: 22.6-35 detik)
- Albumin : 3,0 gr/dL (normal: 3,8 – 5,1 gr/dL)
B. Diagnosa Medis : Hemofilia
C. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul :
1. Prioritas 1 : Hipovolemia
2. Prioritas 2 : Nyeri Akut
3. Prioritas 3 : Defisit Nutrisi

Mengetahui Tulungagung, 06 September 2021


Pembimbing Mahasiswa

(Anis Murniati, S.Kep., Ns., M.Biomed) (Dhea Ananda)


NIDN. 88-8442-0016 NIM. A2R17007
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
DENGAN KASUS HEMOFILIA

1. DEFINISI
Hemofilia merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara x-linked resesif
berdasarkan hukum Mendel dari orang tua kepada anak-anaknya. Penyakit ini terjadi
akibat kelainan sintesis salah satu faktor pembekuan, dimana pada hemofilia A terjadi
kekurangan F VIII (Antihemophilic factor), sedangkan pada hemofilia B terjadi
kekurangan F IX (Christmas factor). Hemofilia A mencakup 80-85% dari keseluruhan
penderita hemofilia. Dengan demikian hemofilia adalah penyakit koagulasi terutama
kekurangan factor VII, IX, XI, yang bersifat herediter. (Arkin dkk, 2005 dikutip oleh
Kosman, 2013).
Hemofilia merupakan penyakit genetik karena pengaruh gen lemah (resesif) yang
menempel pada kromosom X disebabkan oleh tidak adanya protein tertentu yang
diperlukan untuk penggumpalan darah. Para penderita hemofilia mengalami pendarahan
yang berlebihan ketika terluka.
Hemofilia berasal dari bahas Yunani Kuno, yang terdiri dari dua kata yaitu haima
yang berarti darah dan philia yang berarti cinta atau kasih sayang. Hemofilia adalah
suatau penyakit yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada
saat anak tersebut dilahirkan. Hemofilia adalah gangguan pendarahan yang disebabkan
oleh defisiensi herediter dan faktor darah esensial untuk koagulasi.

2. ETIOLOGI
Berikut beberapa etiologi dari terjadinya hemofilia adalah:
a. Faktor kongenital
Bersifat resesif autosomal herediter, kelainan timbul akibat sintesis faktor pembekuan
darah menurun. Gejala timbul perdarahan yang berlebihan setelah suatu trauma atau
timbul kebiruan pada kulit. Pengobatan dengan memberikan plasma normal atau
konsentrat faktor yang kurang atu bila perlu diberikan transfuse darah.
b. Faktor didapat
Biasanya disebabkan oleh defisiensi faktor dua (protrombin) yang terdapat pada
keadaan berikut:
1) Neonatus, terutama yang kurang bulan karena fungsi hati belum sempurna
sehingga pembekuan faktor darah khususnya faktor II mengalami gangguan.
Pengobatan dengan vitamin K umumnya sembuh sendiri.
2) Defisiensi vitamin K, dapat terjadi pada pasien ikterus obstruktif, vistula biliaris,
absorbsi vitamin K dari usus yang tidak sempurna atau karena gangguan
pertumbuhan bakteri usus.
3) Beberapa penyakit seperti sirosis hati, uremia sindrom nefrotik dan lain-lain
4) Terdapatnya zat anti koagulasi yang bersifat antagonistik terhadap protombin.
5) Disseminated intrafaskuler koogulasi (DIC) pengobatan ditunjukkan pada
penyakit primernya, misanya vitamin K di samping itu dapat diberikan darah,
plasma atau lainnya

3. MANIFESTASI KLINIS
Penyakit ini bisa sangat berat yang ditandai dengan:
a. Memar besar dan meluas dan perdarahan ke dalam otot, sendi, dan jaringan lunak
meskipun hanya akibat trauma kecil.
b. Nyeri pada sendi sebelum tampak adanya pembengkakan dan keterbatasan gerak.
c. Perdarahan sendi berulang dapat mengakibatkan kerusakan kerusakan berat sampai
terjadi nyeri kronis dan ankilosis (fiksasi) sendi.
d. Kecacatan akibat kerusakan sendi.
e. Hematuri spontan dan perdarahan gastrointestinal dapat terjadi.
Ada pula penderita hemofilia dengan defisiensi yang ringan, mempunyai sekitar 5% dan
25% kadar faktor VIII dan IX normal. Pasien seperti ini tidak mengalami nyeri dan
kecacatan pada otot maupun perdarahan sendi, namun mengalami perdarahan ketika
cabut gigi atau operasi. Nemun demikian, perdarahan tersebut dapat berakibat fatal
apabila penyebabnya tidak diketahui dengan segera.

4. KLASIFIKASI
Hemofilia terbagi atas dua jenis, yaitu :
a. Hemofilia A yang dikenal juga dengan nama :
1. Hemofilia klasik
Karena jenis hemofilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor
pembekuan pada darah.
2. Hemofilia kekurangan faktor VIII
Karena kekurangan faktor 8 ( Faktor VIII ) protein pada darah yang menyebabkan
masalah pada proses pembekuan darah.
b. Hemofilia B yang dikenal juga dengan nama :
1. Christmas disease : karena ditemukan untuk pertama kalinya pada seorang yang
bernama Steven Christmas asal Kanada.
2. Hemofilia kekurangan faktor IX : Terjadi karena kekurangan faktor 9 (Faktor IX)
protein pada darah yang menyebabkan masalah pada prosese pembekuan darah.
Menurut berat ringannya penyakit, Hemofilia diklasifikasikan menjadi beberapa
tingkatan yaitu:
a. Defisiensi berat:
1. Kadar faktor VIII 0-2% dari normal
2. Terjadi hemartros dan perdarahan berat berulang
b. Defisiensi sedang:
1. Kadar faktor VIII 2-5 % dari normal
2. Jarang menyebabkan kelainan ortopedik
3. Jarang terjadi hemartros dan perdarahan spontan
c. Defisiensi ringan:
1. Kadar faktor VIII 5-25 % dari normal
2. Mungkin tidak terjadi hemartros dan perdarahan spontan lain, tetapi dapat
menyebabkan perdarahan serius bila terjadi trauma / luka yg tidak berat / proses
pembedahan.
d. Subhemofilia
Kadar faktor 25-50% dari normal. Tidak mengakibatkaan perdarahan, kecuali bila
penderita mengalami trauma hebat dan pembedahan yang luas.

5. PATHWAY

Factor konginetal : Genetik Factor lainnya : Defisiensi Vit. K

Factor genetik Defisiensi Vit. K

Penurunan sintesis factor VIII, IX G3 pembentukan factor VIII, IX

Factor X tidak teraktivasi G3 proses koagulasi

Pemanjangan APTT Luka tidak tertutup

Thrombin lama terbentuk


Perdarahan

Stabilitas fibrin tidak memadai

Perdarahan

Darah sukar membeku HEMOFILIA


Kehilangan banyak Kumpulan Vasokontriksi Absorpsi usus
darah trombosit menurun pembuluh darah otak menurun

Sirkulasi darah ke Deficit factor Sari makanan tidak


Hb menurun
jantung menurun pembekuan darah dapat diserap

Aliran darah dan O2 Nekrosis jaringan


Iskemik miokard Defisit Nutrisi
ke paru menurun otak

Pengisian VS Deficit fungsi


Hipoksia menurun neurologis
Inflamasi

Dispneu CO menurun Letargi

Nyeri Akut
Pola Napas Tidak Resiko Perfusi Perifer Resiko Cedera
Efektif Tidak Efektif
Hipovolemia

6. KOMPLIKASI
a. Timbulnya inhibitor.
Inhibitor adalah cara tubuh untuk melawan apa yang dilihatnya sebagai benda asing
yang masuk. Hal ini berarti segera setelah konsetrat faktor diberikan tubuh akan
melawan dan akan menghilangnya. Suatu inhibitor terjadi jika sistem kekebalan
tubuh melihat konsetrat faktor VIII atau faktor IX sebagai benda asing dan
menghancurkanya. Pada penderita hemofilia dengan inhibitor terhadap konsetrat
faktor, reaksi penolakkan mulai terjadi segera setelah darah diinfuskan. Ini berarti
konsetrat faktor dihancurkan sebelum ia dapat menghentikan pendarahan.
b. Kerusakan sendi akibat pendarahan berulang.
Kerusakan sendi adalah kerusakan yang disebabkan oleh perdarahan berulang
didalam dan disekitar rongga sendi. Kerusakan yang menetap dapat di sebabkan oleh
satu kali pendarahan yang berat ( Hemarthrosis ).
c. Infeksi yang ditularkan oleh darah.
Komplikasi hemofilia yang paling serius adalah infeksi yang ditularkan oleh darah.

7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan adalah:
a. Transfusi periodic dari plasma beku segar (PBS)
b. Pemberian konsentrat factor VIII dan IX pada klien yang mengalami perdarahan
aktif atau sebagai upaya pencegahan sebelum pencabutan gigi dan pembedahan
c. Hindari pemberian aspirin atau suntikan secara IM
d. Membersihkan mulut sebagai upaya pencegahan
e. Bidai dan alat orthopedic bagi klien yang mengalami perdarahan otot dan sendi.
Terapi suportif yang dapat diberikan pada penderita hemofilia adalah:
a. Pengobatan rasional pada hemofilia adalah menormalkan kadar faktor anti
hemophilia yang kurang.
b. Melakukan pencegahan baik menghindari luka atau benturan.
c. Merencanakan suatu tindakan operasi serta mempertahankan kadar aktivitas factor
pembekuan sekitar 30-50%
d. Untuk mengatasi perdarahan akut yang terjadi maka dilakukan tindakan pertama
seperti Rest, Ice, Compression, Elevation (RICE) pada lokasi perdarahan
1) Rest (istirahat), usahakan seseorang diistirahatkan dan tidak melakukan apapun.
2) Ice (kompres dengan menggunakan es), kompres ini berguna untuk menciutkan
pembuluh darah dan es juga bisa berfungsi sebagai penghilang nyeri.
3) Compression (ditekan atau dibalut), untuk mengurangi banyaknya darah yang
keluar.
4) Elevation (ditinggikan), usahakan daerah yang mengalami luka berada pada
posisi yang lebih tinggi.
e. Kortikosteroid, pemberian kortikosteroid sangat membantu untuk menghilangkan
proses inflamasi pada sinovitis akut yang terjadi setelah serangan akut hemartrosis.
Pemberian prednisone 0,5-1 mg/kg BB/hari selama 5-7 hari dapat mencegah
terjadinya gejala sisa berupa kaku sendi(artrosis) yang menggangu aktivitas harian
serta menurunkan kualitas hidup pasien hemofilia.
f. Analgetika. Pemakaian analgetika diindikasikan pada pasien hemartrosis dengan
nyeri hebat, dan sebaiknya dipilih analgetika yang tidak mengganggu agregasi
trombosit (harus dihindari pemakaian aspirin dan antikoagulan)

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Uji skining untuk koagulasi darah.
a. Jumlah trombosi ( normal 150.000 – 450.000 per mm3 darah ).
b. Masa protombin ( normal memerlukan waktu 11 – 13 detik ).
c. Masa tromboplastin parsial ( meningkat, mengukut keadekuatan faktor koagulasi
intrinsik ).
d. Fungsional terhadap faktor VII dan IX ( memastikan diagnosis )
e. Masa pembekuan trombin ( normalnya 10 – 13 detik ).
2. Biopsi hati : digunakan untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi dan
kultur.
3. Uji fungsi feal hati : digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit hati ( misalnya,
serum glutamic – piruvic trasaminase [ SPGT ], serum glutamic – oxaloacetic
transaminase [ SGOT ], fosfatase alkali, bilirubin ).

9. PENCEGAHAN
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
dari hemofilia adalah:
a. Hindari trauma
b. Hindari mengkonsumsi obat-obatan yang mempengaruhi kerja trombosit yang
berfungsi membentuk sumbatan pada pembuluh darah, seperti asam salisilat, obat
antiradang jenis nonsteroid, ataupun pengencer darah seperti heparin.
c. Kenakan tanda khusus seperti gelang atau kalung yang menandakan bahwa ia
menderita hemofilia. Hal ini penting dilakukan agar ketika terjadi kecelakaan atau
kondisi darurat lainnya, personel medis dapat menentukan pertolongan khusus.
d. Pelihara kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut. Gigi dan mulut yang sehat akan
mengurangi risiko mencabut gigi. Jika tidak hati-hati, praktik cabut gigi bisa
menyebabkan pendarahan.
e. berhati-hatilah ketika beraktivitas. Jangan sampai terjatuh atau terluka. Terutama
bagi anak kecil.

10. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Hipovolemia
b. Nyeri Akut
c. Deficit Nutrisi
d. Pola Napas Tidak Efektif
e. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif
f. Resiko cedera

11. INTERVENSI KEPERAWATAN


a. Hipovolemia (D.0023)
Definisi : penurunan volume cairan intravascular, interstisial, dan intraselular
Kriteria hasil :
Status cairan (L.03028)
- Kekuatan nadi meningkat
- Turgor kulit meningkat
- Output urin meningkat
- Berat badan membaik
- Perasaan lemah menurun
- Frekuensi nadi membaik
- Tekanan darah membaik
- Tekanan nadi membaik
- Membaran mukosa membaik
- Kadar Hb membaik
- Kadar Ht membaik
- Suhu tubuh membaik
Intervensi : Manajemen Hipovolemia (I.03116)
 Observasi
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi
teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,turgor kulit
menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit
meningkat, haus dan lemah)
2. Monitor intake dan output cairan
 Terapeutik
3. Hitung kebutuhan cairan
4. Berikan posisi modified trendelenburg
5. Berikan asupan cairan oral
 Edukasi
6. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
7. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
 Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
9. Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)
10. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
11. Kolaborasi pemberian produk darah
b. Nyeri Akut (D.0077)
Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendesak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
Kriteria hasil :
Tingkat nyeri (L.08066)
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Diaphoresis menurun
- Muntah menurun
- Mual menurun
- Frekuensi nadi membaik
- Tekanan darah membaik
- Fungsi berkemih membaik
- Nafsu makan membaik
Intervensi : Manajemen Nyeri (I. 08238)
 Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Monitor efek samping penggunaan analgetik
 Terapeutik
6. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
7. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
8. Fasilitasi istirahat dan tidur
 Edukasi
9. Jelaskan strategi meredakan nyeri
10. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
11. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
c. Deficit Nutrisi (D.0019)
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism.
Kriteria hasil :
Status nutrisi (L.03030)
- Porsi makan yang dihabiskan meningkat
- Kekuatan otot pengunyah meningkat
- Serum albumin meningkat
- Berat badan membaik
- Nafsu makan membaik
- Bising usus membaik
- Membrane mukosa membaik
Intervensi : Manajemen Nutrisi (I. 03119)
 Observasi
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Monitor berat badan
5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Terapeutik
6. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
7. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
8. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
9. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
10. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Edukasi
11. Ajarkan diet yang diprogramkan
 Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
d. Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)
Definisi : SetInspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat
Kriteria hasil :
Pola Napas (L.01004)
- Dispnea menurun
- Penggunaan otot bantu napas menurun
- Pemanjangan fase ekspirasi menurun
- Frekuensi napas menurun
- Kedalaman napas menurun
Intervensi : Pemantauan Respirasi (I.01014)
 Observasi
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
2. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot, ataksik0
3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Monitor adanya produksi sputum
5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
10. Monitor hasil x-ray toraks
 Terapeutik
11. Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
12. Dokumentasikan hasil pemantauan
 Edukasi
13. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
14. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
e. Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0009)
Definisi : berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat
mengganggu metabolisme tubuh.
Kriteria hasil :
Perfusi perifer (L.02011)
- Denyut nadi perifer meningkat
- Warna kulit pucat menurun
- Pengisian kapiler membaik
- Akral membaik
- Turgor kulit membaik
Intervensi : Perawatan Sirkulasi (I.02079)
 Observasi
1. Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer, edema, pengisian kalpiler, warna,
suhu, angkle brachial index)
2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang
tua, hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
 Terapeutik
4. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
5. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas pada keterbatasan perfusi
6. Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada area yang cidera
7. Lakukan pencegahan infeksi
8. Lakukan perawatan kaki dan kuku
9. Lakukan hidrasi
 Edukasi
10. Anjurkan berhenti merokok
11. Anjurkan berolahraga rutin
12. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari kulit terbakar
13. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan darah, antikoagulan, dan
penurun kolesterol, jika perlu
14. Anjurkan minum obat pengontrol tekakan darah secara teratur
15. Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat beta
16. Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang tepat(mis. Melembabkan kulit
kering pada kaki)
17. Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
18. Anjurkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh,
minyak ikan, omega3)
19. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa)
f. Risiko Cedera (D.0136)
Definisi : Berisiko megalami bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan seseorang
tidak lagi sepenuhya sehat atau dalam kondisi baik.
Kriteria Hasil :
Tingkat Cedera (L.14136)
- Toleransi aktivitas meningkat
- Kejadian cedera menurun
- Luka/lecet menurun
- Perdarahan menurun
- Iritabilitas menurun
- Tekanan darah membaik
- Frekuensi nadi membaik
Intervensi : Pencegahan Cedera (1.14537)
 Observasi
1. Identifikasi area lingungan yang berpotensi menyebabkan cedera
2. Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera
3. Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstremitas bawah
 Terapeutik
4. Sediakan pencahayaan yang memadai
5. Gunakan lampu tidur selama jam tidur
6. Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan ruag rawat
7. Gunakan alas lantai jika berisiko mengalami cedera serius
8. Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi di tempat tidur, jika perlu
9. Pastikan bel panggilan atau telepon mudah djangkau
 Edukasi
10. Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga
11. Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit
sebelum berdiri
12. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
i. Biodata
a. Identitas Klien
1. Nama
Nama klien sangat dibutuhkan sebagai identitas klien dan untuk membangun
hubungan saling percaya sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan
keperawatan.
2. Umur
Terjadi pada semua umur.
3. Jenis kelamin
Biasanya terjadi pada anak laki-laki dan wanita sebagai karier.
4. Agama
Untuk mengakaji status spiritual sehingga kebutuhan fisik, psikis dan spiritual
dapat dipenuhi.
5. Pendidikan
Untuk mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait penyakit yang dideritanya.
6. Pekerjaan
7. Alamat
Untuk mengkaji status lingkungan tempat tinggal yang mungkin
mempengaruhi keadaan sakitnya.
8. Status kawin
9. Tgl masuk
Untuk melihat bagaimana perkembangan status kesehatannya dari hari ke hari
semakin baik atau buruk selama dilakukan perawatan.
10. Tgl pengkajian
Untuk memastikan perkembangan status kesehatan pada saat itu.
11. Diagnosa medik
Mengetahui penyakit apa yang diderita oleh pasien (hemofilia)
ii. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasanya dirasakan pasien yaitu perdarahan berkepanjangan
saat terjadi luka terbuka, memar khususnya pada ekstremitas bawah ketika
terbentur pada sesuatu, dan nyeri sendi.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang adalah hal-hal yang berkaitan dengan keluhan-
keluhan baik keluhan utama maupun keluhan yang menyertai. Riwayat kesehatan
sekarang yang dialami pasien diantaranya memar, nyeri sendi, perdarahan
berkepanjangan, edema, hematuria, dll.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat penyakit dahulu, perlu ditanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah
diderita pasien baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak serta
riwayat pernah masuk RS.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit hemofilia atau
karier pada wanita dalam keluarganya.
iii. Pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, ketidakmampuan melakukan aktivitas.
Tanda : kelemahan otot, letargi, peningkatan kebutuhan tidur, somnolen.
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi.
Tanda : kulit dan membran mukosa pucat, defisit saraf serebral/tanda perdarahan
serebral.
c. Eliminasi
Gejala : hematuria.
Tanda : uremia.
d. Integritas Ego
Gejala : perasaan tidak ada harapan dan tidak berdaya.
Tanda : depresi, menarik diri, ansietas, mudah marah.
e. Makanan/Cairan
Gejala : anoreksia, penurunan berat badan.
f. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri tulang dan sendi, nyeri tekan, kram otot.
Tanda : perilaku berhati-hati, gelisah, fokus pada diri sendiri.
g. Keamanan
Gejala : hematoma, perdarahan tak terkontrol dengan trauma minimal.
iv. Pemeriksan Fisik
a. Keadaan Umum : lemah
b. Pemeriksaan head to toe
1. Kepala
a. Wajah : meringis karena nyeri
b. Mulut : mukosa mulut kering, perdarahan mukosa mulut
c. Hidung : epitaksis
2. Dada: bila terjadi perubahan pola nafas akan didapatkan peningkatan frekuensi dan
kedalaman, penggunaan otot bantu dan suara nafas tambahan.
3. Anus dan Genitalia.
a. Eliminasi urin dapat terganggu, penurunan keluaran urin, urin pekat,
kemerahan, hematuria.
4. Kulit dan Kuku
a. Perdarahan bawah kulit, memar, petekie
5. Ekstremitas
Edema pada ekstremitas, nyeri tulang dan sendi.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-322738


Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 06/09/2021 Jam : 07.00


Tanggal Masuk : 05/09/2021 No. reg : XXX
Ruangan / Kelas : Virtual
No. Kamar : III
Diagnosa Masuk : Hemofilia
Diagnosa Medis : Hemofilia

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn. N
2. Umur : 46 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa/ Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Pedagang
9. Alamat : Kedungwaru
10. Alamat yg mudah dihubungi : Kedungwaru
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
II. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Tn.N mengeluhkan berak hitam dan muntah darah sejak 3 hari sebelum masuk
rumah sakit disertai nyeri pada ulu hati
b. Keluhan Utama :
Nyeri ulu hati dan muntah darah
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :

ASKEP KMB
Pada tanggal 05/09/2021 pukul 05.00 Tn. N mengalami berak hitam dan muntah
darah kehitaman seperti kopi, tiap kali muntah disertai nyeri ulu hati, nyeri seperti
ditusuk benda tajam, skala nyeri 5 kemudian oleh keluarga dibawa ke RSUD Dr.
Iskak Tulungagung untuk mendapat perawatan masuk IGD zona kuning dan
kemudian masuk ruang virtual. Hasil pemeriksaan perawat, klien tampak lemah,
TTV : HR : 112x/menit, TD : 90 mmHg/palpasi, S: 36,5oC, RR : 20 x/menit. Nadi
terasa lemah, turgor jelek, volume urin 700cc/hari, kesadaran compos mentis
dengan GCS 4-4-5, membrane mukosa pucat, dan kering, berat badan : 50 kg,
tinggi badan : 170 cm, makan habis ¼ porsi, otot pengunyah lemah, bising usus: 32
x/menit.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Klien belum pernah masuk rumah sakit sebelumnya
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ibu klien mempunyai riwayat penyakit seperti penyakit klien
III. POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur 22.00 Sewaktu-waktu

2. Waktu Bangun 05.00 Jika ada pemeriksaan

3. Masalah Tidur Nyeri ulu hati timbul Nyeri ulu hati timbul

4. Hal-hal yang
mempermudah tidur Suasana tenang Suasana tenang

5. Hal-hal yang
mempermudah pasien Nyeri timbul dan suasana gaduh Nyeri timbul dan suasana
terbangun gaduh

B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Hitam Hitam
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Lengket Lengket
- Jumlah 3-4 gelas/hari 3-4 gelas/hari
- Frekwensi 1 x/hari 1 x/hari
- Kesulitan BAB Berak hitam Berak hitam
- Upaya mengatasi Pemberian terapi Pemberian terapi

2. B A K
- Warna Kuning Kuning
- Bau Amoniak Amoniak
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah 700 cc 700 cc
- Frekwensi 3x/hari 3x/hari
- Kesulitan BAK Tidak ada Tidak ada

ASKEP KMB
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

C. Pola Makan dan Minum


1. Makan
- Frekwensi 3x/hari 3x/hari, habis 1/4 porsi
- Jenis Nasi Nasi, sayur, buah
- Diit Tidak ada TKTP
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Semua suka Semua suka
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan Mual muntah Mual muntah
- Upaya mengatasi Tidak ada Makan sedikit tapi sering

2. Minum
- Frekwensi Oral Oral
- Jenis 3-5 gelas/hari 3-5 gelas/hari
- Diit Air putih Air putih, susu rendah lemak
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Semua suka Semua suka
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi 2x/hari 2x/hari
2. Keramas 2x/minggu 2x/minggu
3. Pemeliharaan gigi dan 2x/hari 2x/hari
mulut
4. Pemeliharaan kuku 1x/minggu 1x/minggu
5. Ganti pakaian 2x/hari 2x/hari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas Bekerja Bedrest


Lain

F. Kebiasaan
- Merokok 1 pack/hari Tidak dilakukan
- Alkohol Tidak dilakukan Tidak dilakukan
- Jamu, dll Tidak dilakukan Tidak dilakukan

IV. DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi : Klien mampu berkomunkasi dengan pasien lain maupun
menjawab pertanyaan perawat dengan baik
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Istrinya
C. Rekreasi
Hobby : Mendengarkan musik
Penggunaan Waktu Senggang : Berkumpul bersama keluarga
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : Klien tidak dapat bekerja
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial : Baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Anaknya

ASKEP KMB
V. KONSEP DIRI
A. Gambaran Diri : Dari seluruh anggota tubuh klien paling menyukai
mata karena menurut klien matanya indah
B. Harga Diri : Klien percaya bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan
C. Ideal Diri : Klien bisa menjalankan perannya sebagai kepala keluarga
D. Identitas Diri : Klien dapat mendeskripsikan tentang
dirinya dan peran dalam keluarga
E. Peran : Klien berperan sebagai kepala keluarga

VI. DATA SPIRITUAL


A. Ketaatan Beribadah : Selama sakit klien tidak melakukan ibadah
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : Klien yakin dapat melewati masa sakitnya
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Klien yakin dapat sembuh 100%

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Kesan Umum / Keadaan Umum
k/u lemah, klien bedrest, kesadaran compos mentis, gcs 4-4-5, terpasang infus
Nacl 0,9% 20 tpm, klien meringis memegangi ulu hati
B. Tanda – tanda vital
Suhu Tubuh : 36,5oC Nadi : 112 x/menit
Tekanan darah : 90 mmHg/palpasi Respirasi : 20 x/menit
Tinggi Badan : 170 cm Berat Badan : 50 kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : Bulat
Ubun-ubun : cekung
Kulit kepala : Bersih, tidak ada ketombe dan lesi
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Penyebaran merata, keadaan
rambut bersih
Bau : Tidak berbau
Warna : Hitam
c. Wajah
Warna Kulit : Normal, tidak sianosis
Struktur Wajah : Simetris
2. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap dan simetris

ASKEP KMB
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) : cekung

c. Konjuctiva dan sklera : Konjungtiva anemis, sklera putih


d. Pupil : Normal (isokor)
e. Kornea dan iris : Normal, tidak ada perdarahan
f. Ketajaman penglihatan / visus : Tidak terkaji
g. Tekanan bola mata : Tidak terkaji

3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Simetris
b. Lubang Hidung : Normal, tidak ada polip
c. Cuping hidung : Tidak terdapat pernapasan cuping
hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
Ukuran telinga : Normotia
Ketenggangan telinga : Tidak ada
b. Lubang telinga : Tidak ada serumen dan benjolan
c. Ketajaman pendengaran : Mampu mendengar suara bisikan

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : Kering
b. Keadaan gusi dan gigi : Anemis, gigi bersih
c. Keadaan lidah : Anemis
d. Orofarings : Tidak ada sumbatan

6. Leher
a. Posisi trakhea : Normal dan simetris
b. Tiroid : Tidak ada pembesaran
c. Suara : Tidak ada perubahan
d. Kelenjar Lymphe : Tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : Tidak ada JVD
f. Denyut nadi coratis : Teraba
D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )
a. Kebersihan : Bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : Tidak sianosis
d. Turgor : Kembali dalam 5 detik

ASKEP KMB
e. Tekstur : Sedikit kering
f. Kelembaban : Kering
g. Kelainan pada kulit : Tidak ada

E. Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara : Normal, simetris
b. Warna payudara dan areola : Normal, coklat
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : Tidak ada
d. Axila dan clavicula : Tidak ada benjolan dan nyeri tekan

F. Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : Normal chest
b. Pernafasan
Frekwensi : 20 x/menit
Irama : Reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : Tidak ada
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : Frekuensi suara di semua lapang
paru
b. Perkusi : Sonor
c. Auskultasi
Suara Nafas : Bronkial/ Tubular
Suara Ucapan : Normal dan jelas
Suara Tambahan : Tidak ada
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : Teraba
- Ictus cordis : Teraba di ICS V midclavicular sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung : Pekak/ redup, tidak ada kardiomegali
Kanan atas = ICS 2 linea sternalis dextra, Kiri atas = ICS 2 linea sternalis
sinistra
Kanan bawah = ICS 4 linea sternalis sinistra, Kiri bawah = ICS 5 linea
midclavicular sinistra
c. Auskultasi
- Bunyi jantung I : Terdengar (lup)
- Bunyi jantung II : Terdengar (dup)

ASKEP KMB
- Bunyi jantung Tambahan : Tidak ada
- Bising / Murmur : Tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 112 x/menit

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal, datar
- Benjolan / Massa : Tidak ada benjolan
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen : Tidak terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 32 x/menit

c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : Terdapat nyeri tekan pada ulu hati
- Benjolan / massa : Tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada
- Hepar : Tidak ada pembesaran dan nyeri tekan
- Lien : Tidak ada pembesaran dan nyeri tekan
- Titik Mc. Burne : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Timpani
- Pemeriksaan Ascites : Tidak ada ascites

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
Tidak ada
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :
Tidak ada hemoroid
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
Tidak ada kelainan

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot : Simetris
b. Pemeriksaan Oedem : Tidak ada oedem
c. Kekuatan Otot :
5 5
5 4

ASKEP KMB
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku : Tidak
ada

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Compos Mentis / E=4, V=4, M=5
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Tidak ada kaku kuduk
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
Tidak ada parese (kelemahan)
4. Fungsi Motorik :
Normal
5. Fungsi Sensorik :
Tn. N dapat membedakan sensasi panas, dingin, dan nyeri
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Bisep normal, Trisep normal, Patela normal
b. Refleks Patologis
Babinski normal, patologis lainnya juga normal

K. Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan : Klien ingin cepat sembuh
b. Orientasi : Tn. N dapat berorientasi dengan baik
c. Proses berfikir : Proses berfikir dan daya ingat baik
d. Motivasi ( Kemauan ) : Motivasi klien untuk sembuh tinggi
e. Persepsi : Baik
f. Bahasa : Klien menggunakan Bahasa Indonesia
yang jelas

PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Hemofilia
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
- Hemoglobin 8 gr/dl (normal: 13.5-18.0 gr/dl)
- Hematokrit 14,3 % (normal: 40-54%)
- MCV 82,4 fl (normal: 80-94 fl)
- MCH 28,7 pg (normal: 27- 32 pg)
- Trombosit 66 K/uL (normal: 150-440 K/uL )

ASKEP KMB
- Waktu protrombin (PT) : 21 detik (normal: 12- 18 detik)
- APTT : 96 detik (normal: 22.6-35 detik)
- Albumin : 3,0 gr/dL (normal: 3,8 – 5,1 gr/dL)

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


Penatalaksanaan :
1. BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya)
2. Mengkaji Keadaan Px
3. Mengobservasi TTV
4. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian tx
Terapi :
- IVFD NaCl 0,9% 1500 cc 20 tpm
- Asam traneksamat 3x500mg inj iv
- Ranitidin 2x1 50mg inj iv
- Omz 1x1 40mg inj iv
- Sucralfat 3x1 sendok makan po
- Santagesik 2 ml iv
- Tranfusi 1 kolf/hr O+

Mahasiswa

DHEA ANANDA
NIM. A2R17007

ASKEP KMB
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn. N
Umur : 46 tahun
No. Register : XXX
NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH
KEPERAWATAN
1 Tanda Mayor Factor kongenital : genetic Hipovolemia

DS : - (D.0023)
Penurunan sintesis factor
DO : VIII & IX

- Frekuensi nadi klien
Factor X tidak teraktivasi
meningkat. HR : 112 x/menit ↓
Pemanjangan APTT
- Nadi teraba lemah ↓
- Tekanan darah menurun. TD : Thrombin lama terbentuk

90 mmHg/palpasi Stabilitas fibrin tidak
- Turgor kembali dalam 5 detik memadai

- Membran mukosa kering Perdarahan
- Klien muntah darah ↓
Darah Sukar membeku
- Berak hitam ↓
Kehilangan banyak darah
- Volume urin menurun : 700 ↓
cc/hari Hb menurun

- Waktu protrombin (PT) : 21 Hipovolemia
detik (normal: 12- 18 detik)
- APTT : 96 detik (normal: 22.6-
35 detik)
- Hematokrit : 14,3 % (normal:
40-54%)
Tanda Minor
DS :
- Klien mengatakan tubuh terasa
lemah
DO :
- BB turun, sebelum sakit : 57
kg, saat sakit : 50 kg
2 Tanda mayor Factor kongenital : genetic Nyeri Akut

DS : (D.0077)
Penurunan sintesis factor
- Klien mengatakan nyeri pada VIII & IX

ulu hati Factor X tidak teraktivasi
DO : ↓

ASKEP KMB
- Klien tampak meringis Pemanjangan APTT

- Klien tampak memegangi ulu Thrombin lama terbentuk
hati ↓
Stabilitas fibrin tidak
- Klien tampak gelisah memadai
- HR : 112 x/menit ↓
Perdarahan
- Klien sulit tidur saat nyeri ↓
timbul Darah Sukar membeku

- Skala nyeri : 5 Inflamasi

Tanda minor
Nyeri Akut
DS : -
DO :
- Nafsu makan klien menurun
- Klien tampak diaforesis
3 Tanda mayor Factor kongenital : genetic Deficit Nutrisi

DS : - (D.0019)
Penurunan sintesis factor
DO : VIII & IX

- Berat badan menurun.
Factor X tidak teraktivasi
Sebelum sakit : 57 kg. Saat ↓
Pemanjangan APTT
sakit : 50 kg ↓
Tanda minor Thrombin lama terbentuk

DS : Stabilitas fibrin tidak
- Klien mengatakan nafsu memadai

makan menurun Perdarahan
DO : ↓
Darah Sukar membeku
- Makan habis ¼ porsi ↓
- Otot pengunyah lemah Absorbsi usus menurun
Sari makanan tidak dapat
- Konjungtiva anemis diserap
- Membran mukosa pucat ↓
Defisit Nutrisi
- Albumin : 3,0gr/dl
- Hemoglobin 8 gr/dl (normal:
13.5-18.0 gr/dl)

ASKEP KMB
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. N


Umur : 46 tahun
No. Register : XXX
NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 06 September 2021 Hipovolemia b/d kehilangan cairan aktif (perdarahan) d/d
Klien mengatakan tubuh terasa lemah, frekuensi nadi klien
meningkat. HR : 112 x/menit, nadi teraba lemah, tekanan
darah menurun. TD : 90 mmHg/palpasi, turgor kembali
dalam 5 detik, membran mukosa kering, klien muntah darah,
berak hitam, volume urin menurun : 700 cc/hari, waktu
protrombin (PT) : 21 detik (normal: 12- 18 detik), APTT : 96
detik (normal: 22.6-35 detik), hematokrit : 14,3 % (normal:
40-54%), BB turun, sebelum sakit : 57 kg, saat sakit : 50 kg
2 06 September 2021 Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (inflamasi) d/d
klien mengatakan nyeri pada ulu hati, klien tampak meringis,
klien tampak memegangi ulu hati, klien tampak gelisah, HR :
112 x/menit, klien sulit tidur saat nyeri timbul, nafsu makan
klien menurun, klien tampak diaforesis, skala nyeri : 5
3 06 September 2021 Defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
d/d klien mengatakan nafsu makan menurun, berat badan
menurun. Sebelum sakit : 57 kg. Saat sakit : 50 kg, makan
habis ¼ porsi, otot pengunyah lemah, konjungtiva anemis,
membran mukosa pucat, albumin : 3,0gr/dL, hemoglobin 8
gr/dl (normal: 13.5-18.0 gr/dl)

ASKEP KMB
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. N
Umur : 46 tahun
No. Register : XXX
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
1 Hipovolemia b/d kehilangan cairan Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Hipovolemia (I.03116)
aktif (perdarahan) d/d Klien selama 3x24 jam, diharapkan hypovolemia Observasi
mengatakan tubuh terasa lemah, teratasi, dengan kriteria hasil : 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi
frekuensi nadi klien meningkat. Status cairan (L.03028) meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
HR : 112 x/menit, nadi teraba - Kekuatan nadi meningkat menyempit,turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
lemah, tekanan darah menurun. TD - Turgor kulit meningkat volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus dan lemah)
: 90 mmHg/palpasi, turgor kembali - Output urin meningkat Terapeutik
dalam 5 detik, membran mukosa - Berat badan membaik 2. Berikan posisi modified trendelenburg
kering, klien muntah darah, berak - Perasaan lemah menurun 3. Berikan asupan cairan oral
hitam, volume urin menurun : 700 - Frekuensi nadi membaik Edukasi
cc/hari, waktu protrombin (PT) : - Tekanan darah membaik 4. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
21 detik (normal: 12- 18 detik), - Tekanan nadi membaik 5. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
APTT : 96 detik (normal: 22.6-35 - Membaran mukosa membaik Kolaborasi
detik), hematokrit : 14,3 % - Kadar Hb membaik 6. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis (mis. cairan NaCl, RL)
(normal: 40-54%), BB turun, - Kadar Ht membaik 7. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. albumin, plasmanate)
sebelum sakit : 57 kg, saat sakit : 8. Kolaborasi pemberian produk darah
50 kg
2 Nyeri akut b/d agen pencedera Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nyeri (I. 08238)

ASKEP KMB
fisiologis (inflamasi) d/d klien selama 3x24 jam, diharapkan nyeri akut Observasi
mengatakan nyeri pada ulu hati, hilang, dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
klien tampak meringis, klien Tingkat nyeri (L.08066) intensitas nyeri
tampak memegangi ulu hati, klien - Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
tampak gelisah, HR : 112 x/menit, - Meringis menurun 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
klien sulit tidur saat nyeri timbul, - Sikap protektif menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
nafsu makan klien menurun, klien - Gelisah menurun Terapeutik
tampak diaforesis, skala nyeri : 5 - Kesulitan tidur menurun 5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
- Diaphoresis menurun TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat,
- Muntah menurun aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
- Mual menurun terapi bermain)
- Frekuensi nadi membaik 6. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
- Tekanan darah membaik ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fungsi berkemih membaik 7. Fasilitasi istirahat dan tidur
- Nafsu makan membaik Edukasi
8. Jelaskan strategi meredakan nyeri
9. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
10. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3 Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan intervensi keperawatan Manajemen Nutrisi (I. 03119)
ketidakmampuan mengabsorbsi selama 3x24 diharapkan toleransi terhadap Observasi
nutrien d/d klien mengatakan nafsu aktivitas meningkat dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi status nutrisi

ASKEP KMB
makan menurun, berat badan Status nutrisi (L.03030) 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
menurun. Sebelum sakit : 57 kg. - Porsi makan yang dihabiskan 3. Identifikasi makanan yang disukai
Saat sakit : 50 kg, makan habis ¼ meningkat 4. Monitor berat badan
porsi, otot pengunyah lemah, - Kekuatan otot pengunyah meningkat 5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
konjungtiva anemis, membran - Serum albumin meningkat Terapeutik
mukosa pucat, albumin : 3,0gr/dL, - Berat badan membaik 6. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
hemoglobin 8 gr/dl (normal: 13.5- - Nafsu makan membaik 7. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
18.0 gr/dl) 8. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
- Bising usus membaik
9. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Membrane mukosa membaik
Edukasi
- Tekanan darah membaik
10. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu
12. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu

ASKEP KMB
ASKEP KMB
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. N Umur : 46 tahun No. Register : XXX Kasus : Hemofilia

TANGGAL/ TANDA TANGGAL/ TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN JAM TANGAN
1 1 06/09/2021 06/09/2021
14.00 S:
07.00 1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
- Klien mengatakan tubuh terasa lemah
H : HR : 112 x/menit, nadi perifer lemah,
TD : 90 mmHg/palpasi, turgor kembali
O:
dalam 5 detik, membrane mukosa kering,
- HR : 110 x/menit
volume urin : 700 cc/hari
07.30 - Turgor kembali dalam 5 detik
2. Memberikan posisi modified
Dhea A - Output urin 700 cc/hari Dhea A
trendelenburg
- BB : 50 kg
H : untuk menstabilkan pasien syok  agar
meningkatakan aliran balik vena dan - k/u lemah

meningkatkan output jantung - TD : 90 mmHg


08.00 - Nadi perifer lemah
3. Memberikan asupan cairan oral
H : memberikan klien asupan cairan 2000 - Mukosa kering
ml/ hari - Hb : 11 gr/dl
09.00 4. Anjurkan memperbanyak asupan cairan - Ht : 17%
oral - Klien muntah darah
H : Klien mengerti untuk memperbanyak - Berak hitam
asupan oral secara cukup - PT : 21 detik

ASKEP KMB
5. Menganjurkan menghindari perubahan - APTT : 96 detik
10.00 posisi mendadak
H : Klien mengerti untuk tidak melakukan A : masalah belum teratasi (Hipovolemia)
perpindahan posisi secara mendadak
6. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis P : intervensi dilanjutkan no. 1,2,3,4,5,6,8
H : cairan NaCl 0,9% 1500 cc 20 tpm
11.00
7. Kolaborasi pemberian cairan koloid

11.30
H : memberikan plasbumin 25%
8. Kolaborasi pemberian produk darah
12.00 H : tranfusi 1 kolf/hr golongan darah O+

2 2 06/09/2021 06/09/2021
14.00 S:
07.00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
- Klien mengeluh nyeri pada ulu hati
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
H : nyeri pada ulu hati, seperti ditusuk
O:
benda tajam, frekuensi 3-5 kali setelah
- Klien tampak meringis
muntah
08.00 - Klien tampak memegangi ulu hati
2. Mengidentifikasi skala nyeri
Dhea A - Klien tampak gelisah Dhea A
H : skala nyeri 5
09.00 - Klien sulit tidur
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
H : klien tampak meringis dan - Klien tampak diaphoresis

memegangi ulu hati - Skala nyeri 4


10.00 - Klien tampak mual
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri - Klien muntah darah
H : nyeri semakin berat saat klien makan - HR : 110 x/menit
ASKEP KMB
banyak dan setelah muntah - TD : 90 mmHg
10.15 5. Memberikan teknik nonfarmakologis - Urin 700 cc/hari
untuk mengurangi rasa nyeri - Nafsu makan menurun
H : mengajari klien teknik napas dalam
untuk mengurangi nyeri A : masalah belum teratasi (Nyeri Akut)
10.45 6. Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri P : intervensi dilanjutkan no. 1-10
H : menyediakan lingkungan yang aman
dan nyaman
7. Memfasilitasi istirahat dan tidur
11.00
H : menganjurkan klien untuk tidur cukup
8. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
11.20
H : mengajrkan teknik nonfarmakologis
napas dalam
9. Menganjurkan memonitor nyeri secara
12.00
mandiri
H : meminta klien jika nyeri timbul dan
tak kunjung hilang untuk segera melapor
10. Kolaborasi pemberian analgetik
12.30 H : pemberian tx santagesik 2 ml iv

3 3 06/09/2021 06/09/2021
14.00 S:
07.00 1. Mengidentifikasi status nutrisi
- Klien mengeluh nafsu makan menurun
H : Klien kurang nafsu makan, makan
habis ¼ porsi
ASKEP KMB
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi O:
08.20
makanan - Makan habis ½ porsi
H : Klien tidak ada alergi makanan - Otot pengunyah lemah
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai Dhea A - Albumin : 3,5 gr/dl Dhea A
09.00
H : Klien menyukai semua makanan - Hb : 11 gr/dl
4. Memonitor berat badan - BB : 50 kg
09.15
H : BB : 50 kg
- Nafsu makan kurang
09.30
5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Bising usus : 32 x/menit
H : Hb : 8 gr/dl, Albumin : 3,0 gr/dl
- Membran mukosa kering
6. Melakukan oral hygiene sebelum makan
11.00 - Konjungtiva anemis
H : Klien melakukan oral hygiene
- TD : 90 mmHg/palpasi
sebelum makan dibantu keluarga dan
perawat
A : masalah teratasi sebagian (Defisit nutrisi)
7. Menyajikan makanan secara menarik dan
11.30
suhu yang sesuai
P : intervensi dilanjutkan no. 1-12
H : Menganjurkan klien untuk makan
selagi hangat
8. Memberikan makan tinggi serat untuk
11.45
mencegah konstipasi
H : Menganjurkan klien makan buah
seperti pisang, apel, pir
9. Memberikan makanan tinggi kalori dan
12.00
tinggi protein
H : Menyediakan makanan yang tinggi
protein seperti ikan, telur, kacang-
ASKEP KMB
kacangan
10. Mengajarkan diet yang diprogramkan
H : KIE makanan tinggi protein tanpa
12.20
lemak
11. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
12.40 makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik)
H : Asam traneksamat 3x500mg inj iv,
Ranitidin 2x1 50mg inj iv, Omz 1x1
40mg inj iv, Sucralfat 3x1 sendok makan
po
12. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
13.00
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
H : kolaborasi untuk pemberia makanan
tinggi protein

4 1 07/09/2021 07/09/2021
14.00 S:
07.00 1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
- Klien mengatakan tubuh terasa lemah
H : HR : 98 x/menit, nadi perifer lemah,
TD : 100 mmHg/palpasi, turgor kembali
O:
dalam 4 detik, membrane mukosa kering,
- HR : 100 x/menit
volume urin : 900 cc/hari
07.30 - Turgor kembali dalam 4 detik Dhea A
2. Memberikan posisi modified
Dhea A - Output urin 900 cc/hari
trendelenburg

ASKEP KMB
H : untuk menstabilkan pasien syok  agar - BB : 50,5 kg
meningkatakan aliran balik vena dan - k/u lemah
meningkatkan output jantung - TD : 100 mmHg
08.00 3. Memberikan asupan cairan oral - Nadi perifer lemah
H : memberikan klien asupan cairan 2000 - Mukosa kering
ml/ hari
- Hb : 14 gr/dl
09.00 4. Menjurkan memperbanyak asupan cairan
- Ht : 22%
oral
- Klien muntah darah
H : Klien mengerti untuk memperbanyak
- Berak hitam
asupan oral secara cukup
- PT : 20 detik
5. Menganjurkan menghindari perubahan
10.00
- APTT : 80 detik
posisi mendadak
H : Klien mengerti untuk tidak melakukan
A : masalah teratasi sebagian (Hipovolemia)
perpindahan posisi secara mendadak
11.00 6. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis
P : intervensi dilanjutkan no. 1,2,3,4,5,6,7
H : cairan NaCl 0,9% 1500 cc 20 tpm
7. Kolaborasi pemberian produk darah
11.30
H : tranfusi 1 kolf/hr golongan darah O+

5 2 07/09/2021 07/09/2021
14.00 S:
07.00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
- Klien mengeluh nyeri pada ulu hati
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
H : nyeri pada ulu hati, seperti ditusuk
O:
benda tajam, frekuensi 3-5 kali setelah
- Klien tampak meringis
ASKEP KMB
muntah - Klien tampak memegangi ulu hati

08.00 2. Mengidentifikasi skala nyeri - Klien tampak gelisah


H : skala nyeri 4 Dhea A - Klien sulit tidur Dhea A

09.00 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal - Klien tampak diaphoresis


H : klien tampak meringis dan - Skala nyeri 3
memegangi ulu hati
- Klien tampak mual
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
10.00 - Klien muntah darah
dan memperingan nyeri
- HR : 100 x/menit
H : nyeri semakin berat saat klien makan
- TD : 100 mmHg
banyak dan setelah muntah
10.15 - Urin 900 cc/hari
5. Memberikan teknik nonfarmakologis
- Nafsu makan menurun
untuk mengurangi rasa nyeri
H : mengajari klien teknik napas dalam
A : masalah teratasi sebagian (Nyeri Akut)
untuk mengurangi nyeri
10.45
6. Mengontrol lingkungan yang memperberat
P : intervensi dilanjutkan no. 1,2,3,4,5,6,7,8,10
rasa nyeri
H : menyediakan lingkungan yang aman
dan nyaman
11.00
7. Memfasilitasi istirahat dan tidur
H : menganjurkan klien untuk tidur cukup
11.20
8. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
H : mengajrkan teknik nonfarmakologis
napas dalam
12.00
9. Menganjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
ASKEP KMB
H : meminta klien jika nyeri timbul dan
tak kunjung hilang untuk segera melapor
12.30 10. Kolaborasi pemberian analgetik
H : pemberian tx santagesik 2 ml iv

6 3 07/09/2021 07/09/2021
14.00 S:
07.00 1. Mengidentifikasi status nutrisi
- Klien mengeluh nafsu makan menurun
H : Klien kurang nafsu makan, makan
habis 1 porsi
O:
08.20 2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi
- Makan habis 1 porsi
makanan
- Otot pengunyah lemah
H : Klien tidak ada alergi makanan Dhea A
09.00 Dhea A - Albumin : 3,8 gr/dl
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai
- Hb : 14 gr/dl
H : Klien menyukai semua makanan
09.15
4. Memonitor berat badan - BB : 50,5 kg

H : BB : 50,5 kg - Nafsu makan kurang


09.30 - Bising usus : 32 x/menit
5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
H : Hb : 11 gr/dl, Albumin : 3,5 gr/dl - Membran mukosa kering
11.00
6. Melakukan oral hygiene sebelum makan - Konjungtiva anemis
H : Klien melakukan oral hygiene - TD : 100 mmHg/palpasi
sebelum makan dibantu keluarga dan
perawat A : masalah teratasi sebagian (Defisit nutrisi)
11.30
7. Menyajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai P : intervensi dilanjutkan no. 4,5,6,11,12
H : Menganjurkan klien untuk makan
ASKEP KMB
selagi hangat

11.45 8. Memberikan makan tinggi serat untuk


mencegah konstipasi
H : Menganjurkan klien makan buah
seperti pisang, apel, pir
12.00
9. Memberikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
H : Menyediakan makanan yang tinggi
protein seperti ikan, telur, kacang-
kacangan
12.20
10. Mengajarkan diet yang diprogramkan
H : KIE makanan tinggi protein tanpa

12.40 lemak
11. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik)
H : Asam traneksamat 3x500mg inj iv,
Ranitidin 2x1 50mg inj iv, Omz 1x1
40mg inj iv, Sucralfat 3x1 sendok makan
13.00
po
12. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan
H : kolaborasi untuk pemberia makanan
tinggi protein

ASKEP KMB
7 1 08/09/2021 08/09/2021
14.00 S:
07.00 1. Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
- Klien mengatakan tubuh terasa lebih kuat
H : HR : 100 x/menit, nadi perifer lemah,
dari kemarin
TD : 110 mmHg/palpasi, turgor kembali
dalam 2 detik, membrane mukosa kering,
O:
volume urin : 1000 cc/hari
- HR : 100 x/menit
07.30 2. Memberikan posisi modified
Dhea A - Turgor kembali dalam 2 detik Dhea A
trendelenburg
- Output urin 1200 cc/hari
H : untuk menstabilkan pasien syok  agar
- BB : 51 kg
meningkatakan aliran balik vena dan
meningkatkan output jantung - k/u sedang
08.00 - TD : 110 mmHg
3. Memberikan asupan cairan oral
H : memberikan klien asupan cairan 2000 - Nadi perifer lemah
ml/ hari - Mukosa kering
09.00 4. Menganjurkan menghindari perubahan - Hb : 14 gr/dl
posisi mendadak - Ht : 30%
H : Klien mengerti untuk tidak melakukan - Berak hitam
perpindahan posisi secara mendadak - PT : 20 detik
10.00 5. Kolaborasi pemberian cairan IV issotonis - APTT : 80 detik
H : cairan NaCl 0,9% 1500 cc 20 tpm
11.00 6. Kolaborasi pemberian produk darah A : masalah teratasi sebagian (Hipovolemia)
H : tranfusi 1 kolf/hr golongan darah O+

P : intervensi dilanjutkan no. 3 dan 5

ASKEP KMB
8 2 08/09/2021 08/09/2021
14.00 S:
07.00 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik,
- Klien mengeluh nyeri pada ulu hati
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
H : nyeri pada ulu hati, seperti ditusuk
O:
benda tajam, frekuensi 3-5 kali setelah
- Klien tampak meringis
muntah
- Klien tampak memegangi ulu hati
08.00 2. Mengidentifikasi skala nyeri
Dhea A - Skala nyeri 2 Dhea A
H : skala nyeri 2
- Klien tampak mual
09.00 3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
H : klien tampak meringis dan - HR : 100 x/menit

memegangi ulu hati - TD : 110 mmHg

4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat - Urin 1200 cc/hari


10.00
dan memperingan nyeri
H : nyeri semakin berat saat klien makan A : masalah teratasi sebagian (Nyeri Akut)
banyak dan setelah muntah
10.15
5. Memberikan teknik nonfarmakologis P : intervensi dilanjutkan no. 2, 6, 9
untuk mengurangi rasa nyeri
H : mengajari klien teknik napas dalam
untuk mengurangi nyeri
10.45
6. Mengontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
H : menyediakan lingkungan yang aman
dan nyaman
11.00
7. Memfasilitasi istirahat dan tidur

ASKEP KMB
11.20 H : menganjurkan klien untuk tidur cukup
8. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
H : mengajrkan teknik nonfarmakologis

12.00 napas dalam


9. Kolaborasi pemberian analgetik
H : pemberian tx santagesik 2 ml iv

9 3 08/09/2021 07/09/2021
14.00 S:
07.00 1. Memonitor berat badan
- Klien mengatakan nafsu makan membaik
H : BB : 50,5 kg
08.20 2. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
O:
H : Hb : 11 gr/dl, Albumin : 3,5 gr/dl
- Makan habis 1 porsi
09.00 3. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
- Albumin : 3,8 gr/dl
makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik) Dhea A
Dhea A - Hb : 14 gr/dl
H : Asam traneksamat 3x500mg inj iv,
- BB : 51 kg
Ranitidin 2x1 50mg inj iv, Omz 1x1
40mg inj iv, Sucralfat 3x1 sendok makan - Bising usus : 30 x/menit

09.15 po - TD : 110 mmHg/palpasi

4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis A : masalah teratasi sebagian (Defisit nutrisi)

nutrient yang dibutuhkan


H : kolaborasi untuk pemberia makanan P : intervensi dilanjutkan no. 1,2,3

tinggi protein

ASKEP KMB
ASKEP KMB

Anda mungkin juga menyukai