Anda di halaman 1dari 13

REKAYASA LALU LINTAS

MANAJEMEN LALU LINTAS

NAMA : MARYSKA Y. AGU

NIM : 19013036

KELAS : 5A TEKNIK KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN

POLITEKNIK NEGERI MANADO


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur, kami panjatkan kepada Tuhan Yesus, atas berkat dan anugerah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Rekayasa Lalu Lintas.

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu
saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih terbatas dan jauh dari
sempurna. Maka dari itu, saya mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya dapat
membangun, memperbaiki pembuatan tugas di kemudian hari. Hal ini disebabkan
keterbatasan pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki. Namun demikian, saya telah
berusaha agar supaya makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Manado,11 September 2021

Maryska Y. Agu

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………....1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………..2

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….3

2.1 Pengertian Manajemen Lalu Lintas………………………………………………3

2.2 Tujuan dan Sasaran Manajemen Lalu Lintas…………………………………….4

2.3 Cakupan Manajemen Lalu Lintas………………………………………………...5

2.4 Strategi dan Teknik Manajemen Lalu LIntas……………………………………..5

2.5 Permasalahan yang di Hadapi Oleh Manajemen Lalu Lintas……………………6

2.6 Klasifikasi Manajemen Lalu Lintas……………………………………………….8

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………….9

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………9

3.2 Saran………………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi barang dan
penumpang yang telah berkembang sangat dinamis serta berperan dalam menunjang
pembangunan politik, ekonomi, social budaya maupun pertahanan keamanan. Pertumbuhan sector
ini akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai
peranan yang sangat penting dan strategis.

Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota yang diakibatkan
bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumberdaya untuk pembangunan jalan raya,
dan belum optimalnya pengoperasian fasilitas lalu lintas yang ada, merupakan persoalan utama di
banyak negara. Lalu lintas merupakan masalah penting karena lalu lintas adalah sarana untuk
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Apabila lalu lintas terganggu atau terjadi kemacetan,
maka mobilitas masyarakat juga akan mengalami gangguan. Gangguan ini dapat menyebabkan
pemborosan bahan bakar, pemborosan waktu dan dapat mengakibatkan polusi udara. Masalah lalu
lintas merupakan masalah yang sangat penting, karena masalah ini adalah masalah sulit yang
harus dipecahkan bersama. Apabila masalah lalu lintas tidak terpecahkan, maka masyarakat sendiri
yang akan menanggung kerugiannya, dan apabila masalah ini dapat terpecahkan dengan baik,
maka masyarakat sendiri yang akan mengambil manfaatnya.
Manajemen lalu lintas berdasarkan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan didefinisikan sebagai serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan Jalan
dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran Lalu Lintas.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah yang di maksud dengan manajemen lalu lintas?
2) Apa saja tujuan dan sasaran manajemen lalu lintas?
3) Apa saja yang tercakup dalam manajemen lalu lintas?
4) Bagaimanakah strategi dan teknik manajemen lalu lintas?
5) Apa saja permasalahan dari manajemen lalu lintas?
6) Apa saja klasifikasi dari manajemen lalu lintas?
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari manajemen lalu lintas.
2) Untuk mengetahui tujuan dan sasaran dari manajemen lalu lintas.
3) Untuk mengetahui cakupan dalam manajemen lalu lintas.
4) Untuk mengetahui strategi dan teknik manajemen lalu lintas.
5) Untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam manajemen lalu lintas.
6) Untuk mengetahui klasifikasi dari manajemen lalu lintas.
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Manajemen Lalulintas

Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dengan
melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada untuk memberikan kemudahan kepada
lalu lintas secara efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem pergerakan.
Hal ini berhubungan dengan kondisi arus lalu lintas dan sarana penunjangnya pada saat
sekarang dan bagaimana mengorganisasikannya untuk mendapatkan penampilan yang terbaik.

Menurut Malkamah S., (1996) manajeman lalu lintas adalah proses pengaturan dan
penggunaan sistem jalan yang sudah ada dengan tujuan untuk memenuhi suatu kepentingan
tertentu, tanpa perlu penambahan, pembuatan infrasrtuktur baru. Kegiatan pengaturan lalu
lintas meliputi kegiatan penetapan kebijaksanaan lalu lintas pada jaringan atau ruas-ruas jalan
tertentu (antara lain dengan rambu, marka dan lampu lalu lintas), sedangkan kegiatan
pengawasan meliputi :
1) pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan lalu lintas,
2) tindakan korektif terhadap pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas.

Kegiatan pengendalian lalu lintas meliputi :


1) pemberian arahan dan petunjuk dalam pelaksanaan kebijaksanaan lalu lintas,
2) pemberian bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat dalam pelaksanaan

Manajemen bila dilihat secara umum adalah “sistim pengaturan”, oleh karena itu secara
mudah dapat dikatakan bahwa Manajemen Lalu Lintas berarti pengaturan lalu lintas. Ciri khas
dari pengaturan lalu lintas adalah objek yang diatur adalah komponen yang bergerak, yang
selalu berkembang (developing) dan dalam mengatur manusia jelas dibutuhkan cara yang
khusus.
Dalam usaha mengatur lalu lintas, pekerjaan membangun fasilitas jalan yang lebar,
Membuat jalan layang, membuat jalan tembus dan lain sebagainya akan menjadi tidak berarti
jika tidak disertai dengan membangun dan mengatur pola edukasi dan tingkat pemahaman
dari pengguna jalan tersebut, yaitu manusia. Manajemen lalulintas merupakan salah satu
bagian dari Teknik Lalu Lintas yang dikhususkan dalam menangani operasi lalu lintas dari
bagian jalan dan atau jaringan jalan yang sudah ada maupun yang akan dibangun. Dalam hal
ini pengoperasian lalu lintas mencakup pengaturan dan penggunaan sistem jalan yang sudah
ada (eksisting) dengan tujuan utama mencapai tingkat keamanan, kenyamanan dan nilai
efisiensi dalam melakukan pergerakan berlalu lintas, tanpa penambahan atau pembangunan
infrastruktur baru.

2.2 Tujuan dan Sasaran Manajemen Lalu Lintas

Dari paparan sebelumnya dapat diambil sebuah hipotesa bahwa tujuan manajemen lalu
lintas secara umum adalah untuk mencapai keamanan, kenyamanan serta efsiiensi (baik waktu
perjalanan maupun aspek ekonomi) dalam kegiatan berlalu lintas. Akan tetapi bila dikaji lebih jauh
maka tujuan manajemen lalu lintas adalah :
 Mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas secara menyeluruh dengan tingkat
aksesibilitas yang tinggi dengan menyeimbangkan permintaan dengan sarana penunjang yang
tersedia.
 Meningkatkan tingkat keselamatan dari pengguna yang dapat diterima oleh semua pihak dan
memperbaiki tingkat keselamatan tersebut sebaik mungkin.
 Melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi lingkungan di mana arus lalu lintas tersebut
berada.
 Mempromosikan penggunaan energi secara efisien ataupun pengguna energi lain yang
dampak negatifnya lebih kecil dari pada energi yang ada.

Sasaran dari Manajemen Lalu Lintas


 Mengatur dan menyederhanankan lalu lintas dengan melakukan pemisahan terhadap tipe,
kecepatan dan pemakai jalan yang berbeda untuk meminimumkan gangguan terhadap lalu
lintas.
 Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan manaikkan kapasitas atau mengurangi
volume lalu lintas pada suatu jalan. Melakukan optimasi ruas jalan dengan menentukan fungsi
dari jalan dan kontrol terhadap aktivitas- aktivitas yang tidak cocok dengan fungsi jalan
tersebut harus dikontrol.
2.3 CAKUPAN MANAJEMEN LALU LINTAS
Secara umum kegiatan Manajemen Lalu Lintas meliputi kegiatan perencanaan,
pengawasan, pengaturan serta pengendalian lalu lintas. Dari arah pengembangan Transportasi
Perkotaan dalam Repelita VII yang lalu terdapat beberapa hal penting yaitu :
1. kualitas lingkungan perlu dipertahankan
2. perlu dikembangkan manajemen lalu lintas untuk mencapai tingkat efisiensi dan kualitas
pelayanan yang tinggi.
Oleh karena itu manajemen lalu lintas memiliki cakupan sebagai berikut :
1. Perencanaan, yaitu :
a. inventory , evaluasi dari kapasitas dan tingkat layan yang ada
b. merencanakan tingkat pelayanan yang diinginkan
c. menentukan analisis pemecahan masalah lalu lintas yang terjadi
d. menyusun rencana serta program pelaksanaan pemecahan
2. Pengaturan, yaitu :
a. Identifikasi masalah yang ada pada jaringan atau ruas jalan
b. Penetapan kebijakan lalu lintas pada jaringan atau ruas jalan tertentu dengan
menggunakan kontrol lalu lintas (rambu, marka, sinyal)
3. Pengendalian, yaitu :
a. Memberikan petunjuk dan arahan dalam policy pelaksanaan kebijakan lalu lintas
b. Memberikan bimbingan, penyuluhan kepada masyarakat pemakai jalan tentang hak
dan kewajibannya dalam pelaksanaan kebijakan lalu lintas
4. Pengawasan, yaitu :
a. Pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaan pengaturan lalu lintas
b. Melakukan koreksi terhadap penyimpangan kebijakan pengaturan lalu lintas

2.4 Strategi dan Teknik Manajemen Lalu Lintas


Terdapat tiga strategi manajemen lalu lintas secara umum yang dapat dikombinasikan
sebagai bagian dari rencana manajemen lalu lintas. Teknik-teknik tersebut adalah :
1. Manajemen Kapasitas, terutama dalam pengorganisasian ruang jalan.Langkah pertama
dalam manajemen lalu lintas adalah membuat penggunaan kapasitas dan ruas jalan
seefektif mungkin, sehingga pergerakan lalu lintas yang lancar merupakan syarat utama.
Arus di persimpangan harus di survai untuk meyakinkan penggunaan kontrol dan
geometrik yang optimum. Right of Way harus diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
setiap bagian mempunyai fungsi sendiri, missal parkir, jalur pejalan kaki, kapasitas jalan.
Penggunaan ruang jalan sepanjang ruas jalan harus dikoordinasikan secara baik. Jika akses
dan parkir diperlukan, survai dapat dengan mudah menentukan demandnya. Perlunya
fasilitas pejalan kaki dapat dengan mudah disurvai. Oleh sebab itu, manajemen kapasitas
adalah hal yang termudah dan teknik manajemen lalu lintas yang paling efektif untuk
diterapkan.
2. Manajemen Prioritas
Terdapat beberapa ukuran yang dapat dipakai untuk menentukan prioritas pemilihan
moda transportasi, terutama kendaraan penumpang (bus dan taksi) :
 Jalur khusus bus
 Prioritas persimpangan
Karena bus bergerak dengan jumlah penumpang yang banyak setiap ukuran, untuk
memperbaiki kecepatannya walaupun dengan jumlah sedikit akan menguntungkan orang
banyak. Juga sering ditemui taksi yang mendapat prioritas. Kendaraan barang tidak perlu
prioritas kecuali pada waktu mengantar barang. Metode utama adalah dengan
mengizinkan parkir (short term) untuk pengantaran pada lokasi dimana kendaraan lainnya
tidak diperbolehkan berhenti.
3. Manajemen Demand
Manajemen demand terdiri dari :
a) Merubah rute kendaraan pada jaringan dengan tujuan untuk memindahkan kendaraan
dari daerah macet ke daerah tidak macet.
b) Merubah moda perjalanan, terutama dari kendaraan pribadi ke angkutan umum pada
jam sibuk. Hal ini berarti penyediaan prioritas ke angkutan umum.
c) Yang menyebabkan adanya keputusan perlunya pergerakan apa tidak, dengan tujuan
mengurangi arus lalu lintas dan juga kemacetan.
d) Kontrol pengembangan tata guna tanah

2.5 Permasalahan yang Dihadapi Oleh Manajemen Lalu Lintas


Dalam penerapan strategi manajemen lalu lintas, pada prinsipnya sedapat mungkin
mempertahankan pola jalan yang sudah ada, tetapi diusahakan mengatur pola gerakan
kendaraan atau lalu lintas dengan mempertimbangkan adanya peningkatan efisiensi dengan
merancang sistem baru. Secara umum masalah yang dihadapi dalam manajemen lalu lintas
digolongkan dalam dua hal penting, yaitu:
1. Masalah yang berhubungan dengan kemudahan mobilitas (mobility accesibility)
a) Pengguna kendaraan pribadi (private car users), menimbulkan masalah :
 Tundaan (delays)
 Penyediaan fasilitas parkir yang kurang memadai
b) Pemakaian kendaraan umum (public transport users), menimbulkan masalah :
 Sistem operasi yang tidak dapat diandalkan atau dipercaya
 Headway yang lama, kelambatan, kemacetan dan hentian yang tidak layak
 Kurangnya fasilitas parkir, kesulitan berpindah angkutan umum (trayek), biaya tinggi,
jaringan jalan yang jarang (sparse network) yang mengakibatkan pengguna harus
berjalan jauh terlebih dahulu
c) Pejalan kaki dan pengendara non motor , menimbulkan masalah :
 Tundaan, ancaman terhadap kendaraan yang berbelok, kurang aman untuk
menyeberang ruas maupun simpang
 Kurang disiplin dan pemahaman akan aturan para pejalan kaki dan pengendara non
motor
d) Tempat-tempat belanja, hotel serta fasilitas di depannya yang dapat menimbulkan masalah:
 Kondisi ruang yang kurang untuk bongkar muat barang
 Kelambatan gerakan angkutan barang
 Kurangnya kemudahan sehubungan dengan jalur bis kota dan bis pariwisata
e) Operator kendaraan umum (public transport operators) yang menimbulkan masalah :
 Biaya operasi kendaraan yang tinggi
 Perlu armada bis yang banyak untuk mengurangi tingkat kelambatan
 Gangguan terhadap arus lalu lintas karena kecenderungan berhenti di tempat-tempat
terlarang atau tidak pada tempatnya (halte, bus bay, lay bus)
2. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan sekitar
a) Masalah polusi suara (kebisingan), getaran yang terjadi (noise and vibration) di pusat-
pusat kota, daerah perumahan, rumah sakit, tempat ibadah yang bukan tidak mungkin
mengakibatkan ketidak tenangan pada masyarakat.
b) Masalah polusi udara (air pollution) yang disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor
yang mengakibatkan bau, asap bahkan kandungan kimia beracun di dalamnya (Sox, Nox,
Pb, dlsb)
c) Masalah naiknya kadar debu dan kotoran (dust and dirt) yang diakibatkan oleh percepatan
dan gerakan arus lalu lintas di jalan yang mencemari udara dan akhirnya menimbulkan
gangguan kesehatan.
d) Masalah pemisahan area (severance) yang dilakukan akibat pengaturan arus lalu lintas
atau akibat adanya pemisahan jalan secara fisik (struktur pemisah) yang mengakibatkan
terpisahnya hubungan langsung dari masing-masing daerah tersebut, contoh Lingkar
Selatan (South Ring Road) di Bandung.
2.6 Klasifikasi Manajemen Lalu Lintas
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam Manajemen Lalu Lintas adalah
kemungkinan terjadinya “benturan” antara kepentingan yang satu dengan lainnya dalam
mencapai tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu diperhatikan
pemilihan keputusan dengan mencermati keseimbangan antar kepentingan tadi.
Kenyataan yang ada di lapangan sudah banyak jalan-jalan dan simpang yang tidak
dapat menampung volume lalu lintas seperti yang direncanakan. Kenyataan terjadinya delay
(tundaan), congestion (kemacetan) dan roads accident (kecelakaan lalu lintas) diharapkan
dapat dimimalisasi secara bertahap dengan cara atau strategi sebagai berikut :
1. menetapkan strategi yang “tepat guna”
2. melakukan pengaturan arus lalu lintas yang benar
3. melakukan teknik manajemen yang membuat jalan menjadi ekonomis dalam
penggunaannya dilapangan.
Oleh karena itu, secara umum bentuk-bentuk Manajemen Lalu Lintas dapat
dikelompokkan menjadi :
1. Manajemen lalu lintas dengan perubahan sistem jalan secara fisik
2. Manajemen lalu lintas dengan penanganan sistem pengaturan lalu lintas
3. Manajemen lalu lintas yang menangani sistim informasi kepada pemakai jalan
4. Manajemen lalu lintas dengan menerapkan sistim manajemen tarif kepada pengguna jalan
(road pricing)
5. Manajemen lalu lintas penanganan perubahan sistim operasional angkutan umum
6. Manajemen lalu lintas yang menangani perubahan pola pemakai jalan
7. Manajemen lalu lintas yang menangani keselamatan lalu lintas
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Lalu lintas sudah sangat sedemikian macetnya. Dari tahun ke tahun kemacetan ini akan
semakin bertambah sebab pertambahan kendaraan bermotor 11 % pertahun sedangkan pertambahan
jalan kurang dari 1 % pertahun. Untuk mengatasi kemacetan yang semakin bertambah bahkan untuk
mengantisipasi terjadinya kemacetan total tahun 2014 maka seluruh warga dan pemerintah harus
memikirkan jalan keluarnya dari sekarang. Pemerintah harus melakukan aturan ketat terhadap arus
urbanisasi dan pengendalian angka kelahiran secara serius. Pemerintah segera
membangun/mrningkatkan jalan, pembangunan monorail dan busway dari sejak sekarang. Aparat
harus selalu menegakan aturan dan hukum. Tidak boleh ada pedagang kaki lima di trotoar,
pembangunan mall dibatasi, bila ada kendaraan melanggar lalu lintas segera ditilang, bahkan
penyebrang jalan yang tidak tertib pun seharusnya didenda agar supaya ada efek jera. Warga harus
dari sejak usia dini membiasakan hidup tertib.

3.2 SARAN

Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat maupun Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
harus membuat perundang undangan atau peraturan pemerintah untuk mengatasi kemacetan lalu
lintas Pemerintah mencari investor pembangunan monorail dan subway sebagai rencana jangka
panjang Peningkatan pelayanan angkutan umum agar pengguna kendaraan pribadi beralih ke
angkutan umum Pembatasan usia kendraan bermotor Penegakan hukum yang tegas terhadap
pengguna jalan, pejalan kaki dan pedagang kaki lima yang melanggar aturan Aturan yang ketat dan
tegas terhadap arus urbanisasi dengan cara seperti pemeriksaan KTP di perketat, dan hukuman
dipertegas apabila ada yang melanggar
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikibooks.org/wiki/Manajemen_Lalu_Lintas#Pendahuluan

https://dokumen.tips/documents/manajemen-lalu-lintasmakalah.html

http://e-journal.uajy.ac.id/2543/3/2TS11560.pdf

https://123dok.com/document/zxnm0wwq-bab-pengantar-manajemen-lalu-lintas.html

Anda mungkin juga menyukai