Anda di halaman 1dari 18

11.

AL-IJĀRAH

MATA KULIAH : HADIS EKONOMI


FAKULTAS/JUR/SMT : FEBI UIN RIL/PS/III
DOSEN : DR. H. SYAMSUL HILAL, M. AG
TAHUN : SEPTEMBER 2021
I. IJARAH DIUTAMAKAN KEPADA KERABAT DAN MASYARAKAT
TERDEKAT.
َْ َ َ َ َ َّ ُ ْ َ َ ََّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُ َّ َ ْ َ ْ َ َ َ َّ َ ُ ْ َ
ِ ‫الل عليهِ وسل ِم فِ إجارةِ احلـجامِ ف ِن‬
‫ه ع ن ها‬ ِ ‫ّل‬ِ ‫ن رسو ِل اللِ ص‬ ِ ‫ن أبيهِ أن ِه استأذ‬ِ ‫عنِ ابنِ حمـيص ِة ع‬
َ َ ْ َ ُ ْ ْ َ َ َ َ َ ُ ْ ْ َ ُ َ َ َ َّ َ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ
}‫ك {رواه أمحد‬ ِ ‫ك وأطعم ِه رفيق‬ ِ ‫ أعلف ِه ناضح‬:‫ـه‬ ِ ‫ت قالِ ل‬ِ ‫ـه فيهاح‬ ِ ‫فل ِم يسأل‬

Artinya: Dari Ibn Muhayyashah; dari ayahnya (Sa'ad ibn Muhayyashah);


meminta izin kepada Rasulullah SAW., untuk menyewa pembekam, (Rasulullah SAW.,)
melarang menyewa pembekam itu, maka dia (Muhayyashah) tidak bertanya lagi
mengenai hal itu, hingga Rasulullah berkata kepadanya: Berilah makan tukang kebun-
mu dan berilah makan saudaramu. (HR. Ahmad)
PENJELASAN HADIS:
1. Hadis tersebut menjelaskan tentang sewa-menyewa pembekam yang sempat
dipertanyakan oleh Abu Muhayyashah, tetapi Rasulullah melarang untuk menyewa
pembekam, jika masih ada orang yang lebih dekat dengan Abu Muhayyashah untuk
dijadikan pembekam, yaitu Abu Muhayyashah agar ia lebih memanfaatkan orang
yang lebih dekat dengan dirinya dari pada upah itu diberikan kepada orang yang
lebih jauh secara kekerabatan dan atau wilayah;
2. Makna filosofisnya ialah memberdayakan sanak-keluarga, karib-kerabat dan
tetangga yang lebih memerlukan pekerjaan, jauh lebih baik dari pada memberdayakan
orang lain. Perlakuan seperti ini bukan bermaksud untuk menyuburkan nepotisme,
tetapi lebih merupakan implementasi atas nilai-nilai kepekaan sosial terhadap
lingkungan keluarga terdekat;
3. Pertimbangan lainnya ialah harta yang digunakan oleh Abu Muhayyashah adalah harta
milik pribadinya sehingga mekanisme yang ditempuh untuk memberdayakan
hartanya berdasarkan prioritas kepentingan pribadinya. Adapun jika harta itu miliki
negara atau umum, maka penggunaannya harus berdasarkan pertimbangan
kepentingan masyarakat, agar mereka bisa mengambil bagian dalam
pengelolaan harta tersebut;
4. Al-qur’ān juga memberikan isyarat mengenai hal ini, bahwa harta itu lebih utama
diberikan kepada yang lebih berhak dan yang lebih dekat kekerabatannya (fakir,
miskin, ibnu sabil dst.). Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa orang-orang
tersebut sudah dikenal oleh pemberi harta, sehingga pemberian tersebut tidak akan
salah alamat. Ikatan persaudaraan yang selama ini telah terbangun akan semakin
kukuh dengan adanya pemberdayaan itu. (QS. Al-Baqarah: 2: 177)
II. HADIS KEDUA:
ُ ََ َّ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ ُ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ُْ َُ َ َ
‫ـف عرف ِه (رواه ابو يعيل‬
ِ ‫ن يـج‬ ِ ‫لأ‬ِ ‫ـر أجرةِ قب‬
ِ ‫ اعطوا األجي‬:‫الل عليهِ وسل ِم‬ِ ‫ّل‬
ِ ‫ال رسولِ اللِ ص‬
ِ ‫ق‬
)‫و ابن ماجة و الطربي و الرتميذي‬
Artinya: Rasulullah SAW., bersabda: Berikanlah upah (jasa) pada orang
yang kamu pekerjakan sebelum kering keringat mereka.
ُ‫الل‬ َّ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ ْ َّ َ َ َّ َ َ َ َ َْ ْ ُ َّ ُ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ُْ َُ َ َ
ِ ‫ّل‬ ِ ‫ه رسو ِل اللِ ص‬ ِ ‫ض بما عـلـى السوافِ منِ الزرعِ فن‬
ِ ‫ كنا نكرى األر‬:‫الل عليهِ وسل ِم‬ِ ‫ّل‬ِ ‫ال رسو ِل اللِ ص‬ ِ ‫ق‬
َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ
)‫ك وأمرنا بذهبِ أ ِو ورقِ (رواه مسلم‬ ِ ‫عليهِ وسل ِم ذل‬
Artinya: Rasulullah SAW., bersabda: Dahulu kami menyewa tanah
dengan jalan membayar dengan tanaman yang tumbuh, lalu Rasulullah SAW.,
melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya uang emas atau
uang perak.
PENJELASAN HADIS:
1. Definisi ijārah:
a. Hanafiyah: Transaksi terhadap suatu manfaat dengan imbalan’
b. Syafi’iyah: Transaksi terhadap suatu manfaat yang dituju, tertentu,
bersifat mubah dan boleh dimanfaatkan dengan imbalan tertentu;
c. Malikiyah dan Hanabilah: Pemilikan manfaat sesuatu yang
dibolehkan dalam waktu tertentu dengan suatu imbalan.
2. Dari beberapa terminologi tersebutdi atas,dapat dipahami bahwa:
a. Akad ijarah adalah akad atau transaksi pemindahan hak guna atas
suatu barang atau jasa ketrampilan tertentu melalui pembayaran upah
(sewa) secara proporsional;
b. Akad ijarah tidak berakibat pada pemindahan kepemilikan atas
barang tertentu atau jasa ketrampilan tertentu;
c. Akad ijarah ditentukan untuk masa tertentu dan tujuan tertentu dari
barang atau jasa yang disewa.
3. Rukun dan syarat ijarah :
a. Sighat ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah
pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk
lain;
b. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan
penyewa/pengguna jasa;
c. Objek akad ijarah yaitu :
a) Manfaat barang dan sewa, atau;
b) Manfaat jasa atau upah
4. Ketentuan objek ijarah:
a. Objek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan atau jasa;
b. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan
dalam kontrak;
c. Manfaat barang atau jasa harus bersifat dibolehkan (tidak diharamkan);
d. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan
syariah;
e. Manfaat barang atau jasa harus dikenali secara spesifik sedemikian
rupa untuk menghilangkan jahalah (ketidakjelasan) yang akan
mengakibatkan sengketa;
f. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka
waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik;
g. Sewa atau upah harus disepakati dalam akad dan wajib dibayar oleh
penyewa/pengguna jasa kepada pemberi sewa/pemberi jasa (LKS)
sebagai pembayaran manfaat atau jasa. Sesuatu yang dapat dijadikan
harga (tsaman) dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah
dalam ijarah; h. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa
(manfaat lain) dari jenis yang sama dengan objek kontrak;
i. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat
diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak
5. Beberapa ketentuan hukum ijarah :
a. Pembayaran upah, mazhab hambali mensyaratkan mempercepat upah
atau menangguhkannya adalah sah. Seperti juga halnya mempercepat
sebagian dan menangguhkan yang sebagian lagi sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak. Jika dalam akad tidak terdapat
kesepakatan mempercepat atau menangguhkan, sekiranya upah itu
dikaitkan dengan waktu tertentu, maka wajib dipenuhi sesudah
berakhirnya masa tersebut. Ibnu Hazm berpendapat bahwa upah
mengajar Al-qur’ān dan ilmu agama dibolehkan. Begitu pula menulis
Al-qur’ān dan buku-buku pengetahuan hukumnya juga boleh karena
tidak ada teks syariat yang melarangnya, bahkan ada yang
membolehkannya;
b. Hak menerima upah adalah sebagai berikut:
1) Ketika selesai bekerja atau kontrak kerja atau pada waktu yang disepakati
kedua belah pihak;
2) Mendapat manfaat, jika ijarah dalam bentuk barang, namun bila ada
kerusakan pada barang sebelum dimanfaatkan dan masih belum ada
selang waktu, akad sewa tersebut menjadi batal;
3) Ada kemungkinan untuk mendapatkan manfaat. Jika masa sewa berlaku,
ada kemungkinan untuk mendapatkan manfaat pada masa itu sekalipun
tidak terpenuhi secara keseluruhan;
4) Mempercepat pembayaran sewa atau kompensasi atau sesuai kesepakatan
kedua belah pihak sesuai dalam hal penangguhan pembayaran.
6. Akad ijarah dalam perbankan syari’ah:
a. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa:
1) Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan;
2) Menanggung biaya pemeliharaan barang;
3) Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.
b. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa:
1) Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan
barang serta menggunakannya sesuai akad (kontrak);
2) Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak materiil);
3) Jika barang rusak bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan,
juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak
bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
10. Ijarah berakhir, bila:
a. Terjadi aib pada barang sewaan yang kejadiannya ditangan penyewa
atau aib lama padanya;
b. Rusaknya barang yang disewakan, seperti rumah dan binatang yang
menjadi obyek sewaan;
c. Terpenuhinya manfaatyang diakadkan, atau selesainya pekerjaan,
atau berakhirnya masa, kecuali jika terdapat halangan syar’i yang
mencegah fasakh. Seperti jika masa ijarah tanah pertanian berakhir
sebelum tanaman dipanen, maka ia tetap berada ditangan penyewa
sampai masa ketam berakhir;
d. Wafatnya salah seorang yang berakad, karena akad ijarah tidak dapat
diwariskan. Menurut Hanafiyah. Sedangkan jumhur fuqaha
berpendapat bahwa akad ijarah tidak batal karena wafatnya salah satu
pihak yang berakad karena manfaat bisa diwariskan dan akad ijarah
sama dengan jual beli;
e. Fuqaha Hanafiyah berpendapat bahwa boleh memfasakhkan ijarah,
karena ada halangan syar’i sekalipun dari salah satu pihak. Seperti
seseorang yang menyewa toko untuk berdagang, kemudian hartanya
terbakar, atau dicuri atau dirampas atau bangkrut, maka ia berhak
memfasakhkan ijarahnya.
III. ANCAMAN DALAM IJĀRAH
ْ‫ثَلثَةِ أَنَا َخاص ُم ُه ِم‬َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ‫َّ ي‬
ِ ‫الل تع‬
‫ال‬ ِ ‫ال‬ِ ‫ ق‬: ِ‫الل عليهِ وسل ِم قال‬ ِ ‫ّل‬
ِ ‫بص‬ َ ُ
ِ ‫ عنِ انل‬،‫الل عنه‬
ْ َ ُ َ َ َََُْ َ ْ َ
ِ ‫ـى‬ِ ‫ن أبِ هرير ِة رض‬ِ‫ع‬
ْ‫ف مِنْ ُِه َول َ ِم‬ ْ َ ْ َ ْ ْ
ََ َ َ ْ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ َ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ ْ ََْ
َ
َِ ‫ل ثمن ِه ِو رجلِ استـأجرأجيـرا فاستو‬ ِ ‫اع فاك‬ َ َّ
ِ ‫يو ِم القيامةِ رجلِ أعطى بِ ث ِم غذ ِر ِو رجلِ ب‬
ُ َ ْ َ ُْ
.)‫يعطهِ أجرِه (رواه متفق عليه‬
Artinya: Dari Abu Hurairah ra., dari Rasulullah SAW., bersabda:
Allah SWT., berfirman : Tiga golongan manusia yang menjadi musuhku di
hari kiamat nanti, yaitu seseorang yang memberi kemudian ia
menghianatinya dan seseorang yang menjual sesuatu tetapi ia memakan
harganya dan seseorang yang menyewa buruh untuk dipekerjakan, ia
memanfaatkannya tetapi belum membayar upahnya. (Muttafaq ‘Alaih)
PENJELASAN HADIS:
1. Bermuamalah atau berusaha mencari nafkah selain berfungsi untuk memenihi
kebutuhan pokok umat manusia, tujuan utamanya adalah mencari ridha Allah SWT;
2. Tiga prilaku umat manusia dalam bermuamalah yang akan menyebabkan dirinya
kehilangan ridha Allah SWT., dicampakkan ke dalam neraka sebagai balasan
perbuatannya di dunia, adalah:
a. Memberi tanpa keikhlasan;
b. Berdagang yang tidak jujur dan;
c. Menjadi majikan yang tidak amanah dengan hak-hak buruhnya.
SEKIAN, MARI KITA AKHIRI DENGAN DOA
KAFFARATUL MAJLIS:
َ َْ ُ ََُ َ ُ َْ ْ َ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ َ َ ْ ُ
ِ،‫ِأستغفركِوأتوبِإَلك‬،‫ِأشهدِأنِالِإَلِإِالِالل‬،‫سبحانكِاللهمِوِبمدك‬
َ.‫ت‬ ْ َ َّ َ ‫ُن‬
ُ ُ ْ َ َ ُ َّ ْ ْ َ ْ َ
َ ُ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ
ِ ‫ِالِيغفرِاُّنوبِإالِأن‬ِ ‫ِفإنه‬،‫ِفاغفرِِل‬،‫عملتِسوءاِأوِظلمتِنفِس‬

Artinya: Maha Suci Engkau, Ya Allah, dan dengan memuji-Mu. Aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Aku mohon ampun kepada-Mu dan bertaubat
kepada-Mu. Aku berbuat keburukan atau berbuat zalim kepada diriku sendiri, maka
ampunilah, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali
Engkau.

Anda mungkin juga menyukai