Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen
Disusun Oleh :
Kelompok B
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI – UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah ini berhasil diselesaikan. Adapun
penulisan ilmiah ini berjudul “Analisis Laporan Kinerja Keuangan, Ukuran Kinerja, Dan
Kompensasi Manajemen”.
Diharapkan tulisan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan / informasi mengenai
tentang, analisis laporan kinerja keuangan, ukuran kinerja dan kompensasi manajemen.
Namun, selain itu penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas akhir kelompok
mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih atas pihak-pihak yang
terkait yang telah memberikan dukungan dan dorongan dalam bentuk apapun sehingga dapat
terlaksananya penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis berterima
kasih atas saran dan kritik yang membangun agar dalam penyusunan makalah yang
selanjutnya dapat lebih disempurnakan. Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul ………………………………………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………………………………………… ii
Daftar isi ………………………………………………………………………… iii
PUSTAKA …………………………………………….………….………….…... 27
BAB I
ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN
A. Menghitung Varians
Analisis yang seksama mengidentifikasikan penyebab dari varians dan unit organisasi
yang bertanggung jawab untuk itu. Sistem yang efekif mengidentifikasikan varians yang
terjadi ke tingkat manajementerendah. Varians bersifat hierarkis sebagaimana ditampilkan
dalam gambar berikut :
Total
Varians
Biaya
Manufaktur
b. Varians Bauran
Varians bauran untuk masing-masing produk diperoleh dari persamaan berikut ini:
Varians bauran = [(Total volume penjualan aktual * Proporsi yang dianggarkan) – (Volume penjualan aktual)]
*Kontribusi per unit yang dianggarkan
c. Varians Volume
Varians volume dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dari
gabungan antara varians dan varians volume.
Varians volume = [(Total volume penjual aktual) * (Persentase yang dianggarkan)] - [(Penjualan yang
dianggarkan) * (Kontribusi per unit yang dianggarkan)]
Varians pangsa pasar = [(Penjualan aktual) - (Volume industri)]*Penetrasi pasar yang dianggarkan *
Kontribusi per unit yang dianggarkan
Varians volume industri = (Volume industri aktual - Volume industri yang dianggarkan) * Penetrasi pasar yang
dianggarkan * Kontribusi per unit yang dianggarkan
2. Varians Beban
a. Biaya Tetap
Varians antara biaya tetap aktual dengan yang dianggarkan didapat dari
pengurangan, karena biaya-biaya ini tidak dipengaruhi baik oleh volume penjualan
maupun volume produksi.
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional
dengan volume. Biaya produksi variabel yang dianggarkan harus disesuaikan
dengan volume produksi aktual.
3. Standar Evaluasi
Dalam sistem pengendalian manajemen, standar formal digunakan dalam
eavaluasi laporan atas aktivitas dan terdiri atas tiga jenis, yaitu standar atau anggaran yang
telah ditetapkan sebelumnya, standar historis, dan standar ekstemal.
a. Standar atau Anggaran yang Telah Ditetapkan Sebelumnya
Bila dipersiapkan dan dikoordinasikan secara berhati-hati, maka merupakan
standar yang unggul. Standar ini merupakan dasar terhadap mana kinerja aktual
diperbandingkan di banyak perusahaan.
Ini merupakan catatan dari kinerja aktual yang telah lewat. Hasil dari bulan
berjalan dapat dibandingkan dengan hasil bulan sebelumnya, atau dengan hasil dari
bulan yang sama di tahun sebelumnya. Standar jenis ini memiliki dua kelemahan
yang serius: (1) kondisi mungkin saja berubah antara kedua periode tersebut
sedemikian rupa sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi; dan (2) kinerja
periode sebelumnya mungkin saja tidak dapat diterima.
b. Standar Ekstemal
Ini adalah standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain atau
perusahaan-perusahaan laindalam industri yang sama. Kinerja dari satu kantor
cabang penjualan dapat dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan
lainnya.
c. Keterbatasan Standar
Varians antara kinerja aktual dan standar adalah bermakna hanya jika
ditumkan dari standar yang valid. Walaupun sangat mudah untuk mengacu pada
varians yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, kata-kata ini
mengimplikasikan bahwa standar adalah ukuran yang andal mengenai bagaimana
kinerja yang seharusnya. Bahkan biaya standar mungkin bukan merupakan
estimasi yang akurat mengenai berapa biaya yang seharusnya dalam situasi
tersebut. Situasi ini dapat muncul karena salah satu atau kedua alasan: (1) standar
tersebut ditetapkan dengan selayaknya, atau (2) walaupun standar tersebut
ditetapkan secara layak dalam kondisi yang ada pada waktu itu, kondisi yang
berubah membuat standar tersebut menjadi usang.
5. Jumlah Rincian
Varians pendapatan dianalisis pada beberapa tingkatan: pertama, secara total
kemudian berdasarkan volume, bauran, dan harga. Kemudian dalam menganalisis
varians volume dan bauran berdasarkan volume industri dan pangsa pasar.
Tindakan Manajemen
Ada satu prinsip utama dalam menganalisis laporan keuangan formal; Laporan laba
bulanan sebaiknya tidak berisi hal-hal yang tak terduga. Informasi yang signifikan harus
dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, faks, e-mail, atau pertemuan pribadi segera
setelah hal itu diketahui. Laporan formal mengonfirmasikan kesan umum bahwa manajer
senior telah mengetahui dari sumber-sumber tersebut.
BAB II
UKURAN KINERJA
A. Pendahuluan
Sistem ukuran kinerja menggabungkan informasi keuangan dengan informasi
nonkeuangan, yang bertujuan untuk membantu menerapkan strategi. Kinerja disebut juga
sebagai performance atau performansi yang artinya adalah pencapaian suatu target
(keberhasilan) dari sesuatu yang direncanakan di dalam organisasi.
B. Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi terdiri dari:
1. KINERJA KEUANGAN Adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai berdasarkan
ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai uang, dengan cara membandingkan realisasi
keuangan berdasarkan anggarannya, disebut tradisional karena tidak ada keharusan
melakukan inovasi contoh:
Pencapaian laba
Ketersediaan kas, dan sebagainya
2. KINERJA NON KEUANGAN Adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai tidak
berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai uang, contoh :
Kehadiran pegawai
Kualitas produk
Kepadatan telepon dan lain sebagainya
Pertimbangan Umum
Membandingkan sistem ukuran kinerja dengan panel instrument dashboard yang
akan memberikan wawasan penting mengenai bauran dari ukuran keuangan dan - yang
diperlukan dalam suatu sistem pengendalian manajemen.
Balanced Scorecard
Merupakan salah satu model pengukuran kinerja gabungan antara ukuran kinerja
keuangan dan non keuangan dan merupakan contoh sistem ukuran kinerja yang memelihara
keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda dalam usaha mencapai tujuan.
Menurut para pendukung pendekatan ini, unit bisnis harus diberikan cita-cita dan
diukur dari 4 (empat) perspektif berikut ini:
1. Keuangan, contoh : margin laba, ROA, arus kas, dll.
2. Pelanggan, contoh : pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan (CSI).
3. Bisnis intemal, contoh : retensi karyawan, pengurangan waktu siklus.
4. Inovasi dan pembelajaran, contoh : persentase penjualan produk baru.
RUMUSNYA
Waktu Siklus = Waktu Pemrosesan + Waktu Penyimpanan + Waktu Pemindahan + Waktu Inspeksi
F. Pengendalian Interaktif
Pengendalian interaktif adalah sistem pengendalian manajemen hari ini yang
menentukan strategi hari esok, dengan tujuan utama memfasilitasi terciptanya organisasi
pembelajaran mengingatkan manajemen terhadap ketidakpastian strategis baik berupa
masalah ataupun peluang.
Ketidakpastian strategis adalah pergeseran lingkungan secara mendasar yang
mungkin mengganggu aturan-aturan yang dijalankan oleh suatu organisasi.
Perbedaan key success factor dengan ketidakpastian strategis antara lain: Key success
factor diturunkan dari stratesi yang dipilih, sedangkan Ketidakpastian strategis adalah dasar
perusahaan untuk mencari strategi baru serta menghasilkan pertanyaan, bukan jawaban.
Prasyarat subsistem sebelum digunakan sebagai sistem pengendalian interaktif :
Harus tidak ambigu serta mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Harus membuat data mengenai ketidakpastian strategis.
Harus membantu pengembangan strategi baru perusahaan.
A. Pendahuluan
Setiap organisasi memiliki cita-cita. Suatu peranan penting dari system pengendalian
manajemen adalah untuk memotivasi para anggota organisasi untuk mencapai citacita
tersebut. Manajer biasanya melakukan usaha yang lebih besar untuk aktivitas-aktivitas yang
dihargai dan lebih sedikit untuk aktivitas-aktivitas yang tidak dihargai. Ada banyak contoh
mengenai sistem kompensasi yang tidak menghargai perilaku yang mengarah pada cita-cita
organisasi atau yang meng- hargai perilaku yang berlawanan dengan cita-cita tersebut.
2. Carryovers
Pada metode ini, pembayaran bonus ditetapkan pada kebijakan manajemen
(komite dewan direksi) setiap tahun. Metode ini lebih fleksibel, karena pembayaran tidak
ditentukan secara otomatis oleh formula.dan dewan direksi dapat melakukan penilaian,
namun kekurangannya adalah bonus kurang berhubungan langsung dengan prestasi
sekarang ini.
3. Kompensasi Ditunda (Deferred Compensation)
Meskipun jumlah bonus dihitung secara tahunan, pembayaran ke penerima
mungkin disebar ke suatu periode, biasanya lima tahun. Dalam sistem ini, eksekutif hanya
menerima seperlima dari bonus mereka di tahun di mana bonus tersebut diperoleh, Empat
per lima sisanya dibayar merata selama empat tahun ke depan. Dengan demikian, setelah
manajer tersebut bekerja selama lima tahun, maka bonusnya akan terdiri dari seperlima
bonus tahun berjalan plus seperlima dan bonus yang diterima di masing-masing tahun dan
empat tahun sebelumnya.
Di beberapa perusahaan, periode penundaan adalah tiga tahun. Metode penundaan
pembayaran ini menawarkan keunggulan-keunggulan berikut ini:
Manajer dapat mengestimasikan, dengan akurasi yang cukup besar, pendapatan
tunai mereka untuk tahun mendatang.
Pembayaran yang ditunda meratakan penerimaan kas manajer, karena dampak
dari pergeseran musiman dalam laba akan dirata- ratakan dalam pembayaran
tunai.
Seorang manajer yang pensiun akan terus menerima pembayaran untuk sejumlah
tahun; ini tidak hanya meningkatkan penghasilan pensiun tetapi juga memberikan
keuntungan pajak, karena tarif pajak penghasilan setelah pensiun mungkin lebih
rendah daripada tarif pajak selama masa kerja.
Kerangka waktu penundaan mendorong para pengambil keputusan untuk berpikir
secara jangka panjang.
Kerugian dari rencana bonus ditunda adalah bahwa rencana tersebut tidak
membuat jumlah yang ditunda menjadi tersedia bagi eksekutif di tahun bonus
tersebut diperoleh. Karena pembayaran bonus dalam suatu tahun tidak berkaitan
dengan kinerja di tahun tersebut, maka para eksekutif mungkin akan bertindak
tanpa terlalu dipengaruhi oleh insentif.
3. Basis Bonus
Bonus insentif seorang manajer unit bisnis dapat didasarkan hanya pada total laba
korporat atau Pada laba unit bisnis atau campuran keduanya. Salah satu argumen untuk
mengaitkan bonus ke kinerja unit adalah bahwa keputusan dan tindakan manajer tersebut
lebih berdampak secara langsung pada unitnya sendiri dan bukan Pada unit bisnis yang
lain. Tetapi, pendekatan semacam itu dapat sangat menghambat kerja sama antarunit.
Dalam suatu perusahaan industri tunggal yang unit bisnisnya sangat tergantung
satu sama lain, bonus manajer terutama dikaitkan dengan kinerja korporat karena kerja
sama antarunit adalah penting. Dalam suatu konglomerasi, di pihak lain, unit bisnis
biasanya bersifat otonom. Dalam konteks semacam itu, akan menjadi kontraproduktif jika
mendasarkan bonus manajer unit bisnis terutama pada laba perusahaan. Hal ini akan
melemahkan kaitan antara kinerja dan penghargaan. Sistem semacam itu menciptakan
masalah free-rider. Beberapa manajer akan bersikap santai dan tetap masih memperoleh
bonus berdasarkan us aha orang lain, yaitu manajer yang lebih rajin.
4. Kriteria Kinerja (Performance Criteria)
Masalah yang sulit dalam rencana bonus insentif untuk manajer unit bisnis
adalah untuk memutuskan kriteria mana yang sebaiknya digunakan untuk
menentukan bonus.
Kriteria Keuangan (Financial Criteria)
Jika unit bisnis berupa pusat laba, maka criteria keuangan meliputi laba
kontribuisi, laba langsung, laba terkendali, laba sebelum pajak dan laba bersih.
Jika unit bisnis berupa pusat investasi, keputusan didasarkan tiga hal : (1) definisi
laba (2) definisi investasi, dan (3) pilihan antara ROI dan EVA.
Penyesuaian Faktor-faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan.
Selain memilih kriteria keuangan, perusahaan harus menentukan
penyesuaian apa yang akan mereka lakukan untuk faktor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan, Biasanya, mereka menyesuaikan terhadap dua jenis pengaruh.
Penyesuaian yang satu menghilangkan beban yang diakibatkan oleh keputusan
yang dibuat oleh eksekutif di atas tingkat unit bisnis. Penyesuaian yang lain
menghilangkan dampak dari kerugian yang diakibatkan oleh "kejadian alam"
(kebakaran, gempa bumi, banjir) dan kecelakaan yang tidak disebabkan oleh
kelalaian manajer tersebut
Manfaat dan Kekurangan Target Keuangan Jangka Pendek.
Adalah gagasan yang bagus untuk mengaitkan bonus manajer unit bisnis
ke pencapaian target keuangan tahunan (setelah membuat penyisihan untuk
kejadian yang tidak dapat dikendalikan). Hal itu mendorong manajer untuk
mencari cara -cara baru guna melaksanakan operasi saat ini dan menciptakan
aktivitas baru guna memenuhi target keuangan.
Tetapi, hanya mengandalkan pada kriteria keuangan dapat menyebabkan
beberapa dampak disfungsional Pertama-tama, hal terse but akan mendorong
tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang
perusahaan (misalnya, kurangnya pemeliharaan atas peralatan). Kedua, manajer
tidak mungkin mengambil investasi jangka panjang menjanjikan yang merugikan
hasil keuangan jangka pendek. Ketiga, manajer mungkin termotivasi untuk
memanipulasi data guna memenuhi target periode sekarang.
Mekanisme untuk Mengatasi Penyimpangan Jangka Pendek.
Melengkapi kriteria keuangan dengan tambahan mekanisme insentif dapat
mengatasi orientasi jangka pendek dari cita-cita keuangan tahunan. Misalnya,
suatu perusahaan mungkin mendasarkan sebagian dari bonus manajernya
berdasarkan kinerja multi tahun (yaitu, kinerja selama periode tiga sampai lima
tahun). Meskipun ini memiliki keunggulan yang jelas dari perluasan horizon
waktu manajer, ada beberapa kelemahan yang pasti. Pertama, manajer memiliki
kesulitan melihat hubungan antara usaha dan penghargaan mereka dalam skema
penghargaan multitahun, yang mengurangi dampak motivasional dan
penghargaan semaeam itu. Kedua, jika seorang manajer pensiun atau ditransfer
selama periode multitahun tersebut, penerapan reneana semaeam itu menjadi
lebih kompleks. Ketiga, kemungkinan besar faktor-faktor di luar kendali manajer
tersebut akan memengaruhi peneapaian dari target jangka panjang.
Metode lain untuk mengoreksi ketidakcukupan dan kriteria keuangan
adalah mengembangkan score card yang memasukkan satu atau lebih kriteria
nonkeuangan, seperti pertumbuhan penjualan, pangsa pasar, kepuasan
pelanggan, kualitas produk, pengembangan produk baru, pengembangan
karyawan, dan tanggung jawab publik, Masing-masing faktor ini akan
memengaruhi laba jangka panjang. Manajemen senior dapat meneiptakan
orientasi laba jangka panjang versus jangka pendek pada manajer unit bisnis dan
memperhitungkan faktor-faktor yang tidak dicerminkan dalam ukuran keuangan
dengan memilih kriteria keuangan dan nonkeuangan seeara selektif dan
memberikan bobot yang sesuai untuk masing-masing kriteria tersebut.
Mekanisme lain untuk mengoreksi bias jangka pendek adalah untuk
mendasarkan sebagian dan bonus manajer unit bisnis pada rencana insentif
jangka panjang, seperti opsi saham, saham fantom, dan saham kinerja. Rencana
ini me.mfokuskan manajer unit bisnis pada (1) kinerja tingkat perusahaan dan (2)
kinerja jangka panjang. Keuntungan dan keterbatasan dan rencana-rencana ini
telah dibahas sebelumnya.
5. Pendekatan Bonus
Penghargaan bonus untuk manajer unit bisnis dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus yang ketat, seperti persentase dan laba operasi unit bisnis, atau
dengan penilaian yang murni subjektif oleh atasan manajer tersebut, atau dengan suatu
gabungan antara keduanya.
Hanya mengandalkan cara rumus yang objektif memiliki beberapa keuntungan
yang jelas. Sistem penghargaan dapat dispesifikasikan dengan tepat, ada sedikit
ketidakpastian atau ambiguitas mengenai standar kinerja, dan atasan tidak dapat
menggunakan bias atau favoritisme dalam menilai kinerja manajer bawahan.Tetapi, salah
satu kerugian utama adalah bahwa rumus yang objektif kemungkinan besar akan
mendorong manajer untuk kurang memerhatikan kinerja dan unit bisnis mereka di dimensi-
dimensi yang penting tetapi sulit dikuantifikasi. Oleh karena itu, sebagian subjektivitas
dalam menentukan bonus lebih dipilih dihampir semua unit, terutama ketika kendali pribadi
seorang manajer alas kinerja suatu unit adalah rendah. Dalam situasi semacam itu, indikator
numerik dari kinerja unit bisnis itu menjadi ukuran yang kurang valid atas kinerja manajer
itu. Jenis situasiini kemungkinan besar terjadi dalam kondisi- kondisi berikut ini:
Ketika manajer unit bisnis mewarisi masalah yang diciptakan oleh pendahulunya,
Ketika unit bisnis sangat bergantung satu sama lain dengan unit lain, dan oleh
karena itu, kinerjanya dipengaruhi oleh keputusan dan tindakan individuindividu
di luar:
Ketika strategi tersebut memerlukan perhatian yang lebih besar pada keprihatinan
jangka panjang (seperti dalam kasus di mana suatu unit bisnis secara agresif
membangun pangsa pasar atau unit bisnis dalam industri yang berubah dengan
pesat).
6. Teori Agensi
Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk
memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini berusaha
untuk menggambarkan faktor-faktor utamayang sebaiknya dipertimbangkan dalam
merancang kontrak insentif. Suatu kontrak insentif, sebagaimana yang digunakan dalam
teori agensi, adalah sama dengan pengaturan kompensasi insentif yang didiskusikan
dalam bab ini. Teori agensi berusaha untuk menyatakan hubungan-hubungan ini dalam
model matematis. Pendahuluan ini membahas ide umum dari teori agensi tanpa
memberikan model yang aktual
7. Konsep
Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain
(agen) untuk melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan
wewenang untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam suatu korporasi,
pemegang saham merupakan prinsipal dan CEO adalah agen mereka. Pemegang saham
menyewa CEO dan mengharapkan ia untuk bertindak bagi kepentingan mereka. Di
tingkat yang lebih rendah, CEO adalah prinsipal dan manajer unit bisnis adalah agennya.
Tantangannya menjadi bagaimana cara untuk memotivasi agen sedemikian rupa sehingga
mereka akan menjadi sama produktifnya seperti jika mereka adalah pemilik.
Salah satu elemen kunci dari teori agensi adalah bahwa prinsipal dan agen
memiliki preferensi atau tujuan yang berbeda. Kontrak insentif akan mengurangi
perbedaan preferensi ini.
2. Kontrak Insentif
Prinsipal mungkin mencoba untuk membatasi perbedaan preferensi dengan
menetapkan kontrak insentif yang sesuai. Semakin besar penghargaan agen bergantung
pada ukuran kinerja, semakin banyak insentif yang ada bagi agen tersebut untuk
memperbaiki ukuran. Oleh karena itu, prinsipal sebaiknya mendefinisikan ukuran kinerja
sedemikian rupa sehingga hal tersebut memajukan kepentingannya. Kemampuan untuk
mencapai hal ini disebut dengan keselarasan tujuan. Ketika kontrak yang diberikan
memotivasi agen untuk bekerja bagi kepentingan perusahaan, maka kontrak tersebut
dianggap selaras dengan tujuan.
Suatu skema kompensasi yang tidak memasukkan kontrak insentif merupakan,
masalah agensi yang serius. Misalnya saja, jika CEO diberikan gaji yang tetap, mereka
mungkin tidak termotivasi untuk bekerja serajin jika kompensasi terdiri atas gaji plus
bonus. Yang terakhir memotivasi CEO untuk bekerja lebih keras guna meningkatkan
laba, meningkatkan kompensasi mereka dan pada saat yang bersamaan, memberikan
manfaat kepada prinsipal. Oleh karena itu, kontrak yang menyelaraskan kepentingan
antara kedua pihak ditulis dengan memasukkan suatu fitur insentif yaitu, prinsipal
menulis suatu kontrak yang manajemen untuk memperoleh bagian dari kekayaan ketika
nilai perusahaan meningkat.
J. Kritik
Bagi perusahaan yang tidak mencari laba, sulit menerapkan teori agensi berupa
kompensasi insentif. Beberapa orang yang telah mempelajari teori agensi menyatakan:
Menghindari bahwa model-model tidak lagi merupakan pernyataan dari fakta yang
jelas yang diekpresikan dalam symbol matematika.
Menyataka bahwa elemen didalam model-model tak dapat diukur.
Bahwa model-model itu terlalu mempermudah hubungan dunia nyata antara atasan
dan bawahan.
PUSTAKA