Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Peran Pengetahuan Materi Ideologi, Politik, Strategi Dan Taktik Dalam


Organisasi”

A.IKRAM RIFQI

KOMISARIAT 1 TANETE RILAU

ANGKATAN 32

MAKASSAR

GABUNGAN PEMUDA PELAJAR MAHASISWA BARRU

2013-2015
KATA PENGANTAR

Puji sukur penulis panjatkan kehadirat allah swt atas segala limpahan rahmat

sehingga makalah yang berjudul “MASYARAKAT MADANI“ dapat diselesaikan

dengan baik. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi bahasa maupun materinya dan senang hati penulis

akan menerima segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari segala

pihak.

Demikian pula tanpa bantuan dari berbagai pihak makalah ini tidak akan
berjalan lancar tanpa adanya keterlibatan dan dukungan dari berbagai pihak baik
langsung maupun tidak langsung,oleh karna itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

Semoga makalah yang singkat ini yang merupakan sekelumit sumbangan


pikiran tentang sejarah gappembar dapat di manfaatkan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan tentang gappembar. Semoga allah SWT selalu
memberkati semua usaha mulia bagi kejayaan gappembar dan kabupaten barru.

Makassar, 20 februari 2015

Penulis
DAFATAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. PENGERTIAN IDEOLO..................................................................................3
B.PENGERTIAN POLITIK...................................................................................4
C.PENGERTIAN STRATEGI DAN TAKTIK......................................................5

1. Hubungan Taktik dengan Strategi..........................................................5

2. Stratak dan Organisasi..........................................................................6

3. Tugas Stratak.........................................................................................6

4. Dasar-dasar Menyusun Strategi...........................................................7

5. Dasar-dasar Membentuk Taktik............................................................7

6. Hukum-hukum Stratak...........................................................................8

D. PEJUANG PARIPURNA..................................................................................9

1. Landasan dari nilai-nilai dasar............................................................9

2. Nilai-nilai dasar....................................................................................9

F. PERAN MATERI IDEOLOGI, POLITIK, STRATEGI DAN TAKTIK DALAM


ORGANISASI........................................................................................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.2 Saran..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

Diawali dari pengetahuan manusia terhadap realitas, merupakan bukti

bahwa kecenderungan dalam mencari serta menemukan kebenaran sebagai media

dalam mencapai tujuan adalah fitrah manusia. Termasuk wilayah pengetahuan

yang akan bersama-sama kita kaji pada kesempatan kali ini; ideologi, politik serta

strategi dan taktik. Sebelum lebih jauh bahasan yang akan kita kaji, saya akan

menggaris bawahi satu pernyatan, pengetahuan politik praktis berbeda dengan

politik praktis. Yang akan kita kaji adalah sebagai pengetahuan kita mengenai

politik, bukan supaya kita tahu serta akan mempraktekan politik praktis. Sebab

GAPPEMBAR adalah organisasi Pemuda, Mahasiswa dan Pelajar, bukan partai

politik atau kelompok yang memiliki kepentingan secara mutlak demi kekuasan.

Sebagai media dalam mencapai tujuan, politik bukan lagi merupakan


istilah yang asing atau bahkan tabu bagi kalangan mahasiswa. Namun hal penting
yang harus difahami terkait dalam perjuangan politik adalah landasan gerak
(epistemology, pandangan dunia dan ideologi), manusianya (kader), serta strategi
dan taktik. Beberapa hal penting itulah yang akan kita bahas pada kesempatan kali
ini, sebagai pengetahuan, belum untuk dipraktekan, terlebih semata-mata demi
kekuasaan.

Saya fikir kita semua pernah mendengar dan menyaksikan bagaimana


setiap individu maupun kelompok berusaha mencapai tujuan serta cita-cita
politiknya melalui perjuangan politik. Namun tidak sedikit kita temui beberapa
kecelakaan yang terjadi di dalamnya, baik dalam proses perjuangan politik itu
sendiri maupun hasil-hasil yang dicapai dari perjuangan politik tersebut. Tentu
saja terdapat beberapa alasan mendasar mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pertanyannya adalah, apa sajakah alasan mendasar itu? Jawaban dari pertanyaan
tersebut dapat kita jawab secara langsung, sebab jawaban tersebut sebenarnya
terdapat di dalamnya. Bagaimana jika saya katakan bahwa alasan mendasar
tersebut tidak lain adalah syarat ideal dari perjuangan politik itu sendiri? Bahwa
perjuangan politik setidaknya memiliki beberapa kandungan signifikan yang
menjadi landasan bagi “gerakan” yang akan dilakukan, yaitu;

1. Iman atau keyakinan yang teguh

2. Ilmu yang cukup

3. Ideologi yang jelas

4. Organisasi yang baik, rapi dan disiplin

5. Strategi dan taktik yang tepat, serta

6. Kemampuan teknis dan teknologis yang memadai.

Beberapa hal tersebut di atas yang akan bersama-sama kita pahami.


Mengingat pentingnya bekal bagi seorang kader HMI dalam melaksanakan
perjuangan politiknya kelak. Sebab proses dalam perkaderan serta perjuangan
untuk mewujudkan cita-cita profetik belumlah cukup hanya dilakukan dalam
ruang sempit GAPPEMBAR. Suatu saat nanti seorang kader GAPPEMBAR akan
mengabdikan dirinya setelah kepurnaan dia di GAPPEMBAR.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata
yaitu edios yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu.
Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan dan
kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah
pedoman normatif yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita,
nila dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi. Pada wilayah ideologi, tauhid
jelas haruslah menjadi dasar utamanya (sumber). Bagaimana pemahaman kader
maupun manusia secara umum tentang Tauhid menjadi dasar dari
epistemologinya. Sehingga dengan pengetahuan yang bersumber dari Tauhid
tersebut akan dapat menghasilkan pandangan dunia yang objektif. Selanjutnya
pandangan dunia atau cara memahami realitas tersebut yang nantinya sebagai
perangkat ideologi. Jika lebih disederhanakan lagi, ideologi sangatlah penting
dalam perjuangan politik, sebab ideologi sebagai landasan setiap gerak yang akan
diaktualisasikan.

Ideologi adalah landasan gerak, dalam arti yang lebih luas ideologi dapat
dikatakan sebagai seperangkat nilai-nilai berdasarkan pandangan dunia
(pandangan hidup) untuk mengatur kehidupan Negara dalam segi-seginya dan
yang disusun dalam sebuah konstitusi berikut peraturan-peraturan dan
implementasinya.

Pada wilayah ideology, Tauhid jelas haruslah menjadi dasar utamanya


(sumber). Bagaimana pemahaman kader maupun manusia secara umum tentang
Tauhid menjadi dasar dari epistemologinya. Sehingga dengan pengetahuan yang
bersumber dari Tauhid tersebut akan dapat menghasilkan pandangan dunia yang
objektiv. Selanjutnya pandangan dunia atau cara memahami realitas tersebut yang
nantinya sebagai perangkat ideology. Jika lebih disederhanakan lagi, ideologi
sangatlah penting dalam perjuangan politik, sebab ideology sebagai landasan
setiap gerak yang akan diaktualisasikan.

Saat ini kita tahu bahwa terdapat banyak sekali ideology raksasa yang
dengan segala varianya juga memiliki orientasi dalam pencapaian tujuan
(liberalism, kapitalisme, sosialisme dll). Maka sebagai landasan gerak yang
universal dan baku Tauhid adalah rujukan atau sumber utama ideologi yang jelas,
permanent dan selalu relevan.

B. Politik

Politik secara sederhana dapat kita artikan sebagai suatu media untuk
mencapai maksud atau tujuan. Politik merupakan pengetahuan terapan, di mana
dengan pengetahuan politik maksud serta tujuan yang akan dicapai dapat
diperjuangkan melalui perjuangan politik dengan menggunakan ilmu pengetahuan
politik. Tentu saja di dalam politik tersebut masih membutuhkan banyak
pengetahuan terapan yang lain, yaitu strategi dan taktik.

Di dalam Islam, system politik terdiri atas tiga prinsip pokok, Tauhid,
Risalah dan Khilafah. Prinsip yang pertama termanifestasikan dalam pembahasan
kita yang pertama mengenai ideology. Begitu juga dengan prinsip yang ke dua,
selain termanifestasikan dalam ideology juga termanifestasikan melalui aturan-
aturan serta tuntunan-tuntunan yang membatasi kekuasan seorang khilafah.
Sedangkan sebagai khilafah, setidaknya manusia memiliki beberapa syarat
sebagai berikut:

1. Pemilik dari bumi sepenuhnya adalah tetap Tuhan, bukan wakil-Nya


yang bertugas mengelola.

2. Pengelola itu akan mengelola milik Tuhan sesuai dengan instruksi-


instruksinya (pemahaman kita terhadap tauhid yang termanifestasikan sebagai
ideologi).
3. Pengelola milik Tuhan akan akan melaksanakan kekuasannya dalam
batas-batas yang telah ditetapkan Tuhan atas dirinya.

4. Dalam mengelola itu, ia akan melaksanakan melaksanakan kehendak


Tuhan, bukan kehendaknya sendiri (kemerdekaan individu, keharusan universal
dan tetap bertitik tolak dari Tauhid).

Secara singkat politik adalah untuk kekuasaan, sebab hanya dengan


kekuasanlah tujuan dapat terwujud. Namun dengan kekuasan yang telah
didapatkan nantinya, kekuasan tersebut tetap harus dijalankan berdasarkan atas
ideology yang sudah dipilihnya. Dalam kaitanya dengan ini, politik tidak terlepas
dari 4 hal; order (susunan/pembagian, perintah), virtue (kebajikan), freedom
(kebebasan atau kemerdekaan) dan happiness/welfare (kebahagiaan dan
kesejahteraan). Kekuasaan yang diperoleh melalui politik haruslah dapat
mewujudkan empat hal tersebut di atas, jika tidak maka kekuasaan yang ada
bertentangan dengan fithrah dan tujuan kekuasaan yang murni, tentu saja jalan
yang dilalui oleh perjuangan politik adalah tidak benar, sebab akibatnya pun tak
selaras dengan tujuan idealnya.

C. Strategi dan Taktik

“Ilmu tanpa amal adalah dosa, demikian pula amal tanpa ilmu.” Pernyatan
tersebut adalah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, jika kita kaitkan
dengan perjuangan politik, maka politik adalah merupakan sebuah amal, jika tidak
disertai dengan ilmu maka akan sia-sia. Dalam sebuah perjuangan politik, strategi
dan taktik adalah ilmunya, selain landasan tauhid sebagai dasar ideology dan juga
pengetahuan mengenai ilmu politik itu sendiri.

Strategi adalah memanfaatkan pertempuran untuk mengakhiri peperangan,


taktik adalah penggunaan kekuatan untuk memenangkan suatu pertempuran.
Sedangkan menurut Mao Tse Tung strategi adalah untuk menguasai suatu
peperangan secara keseluruhan, sedangkan taktik adalah untuk melakukan
kampanye (yang merupakan bagian dari peperangan). Namun yang perlu juga kita
garis bawahi di sini adalah strategi dan taktik dalam politik tidak dapat meliputi
sampai tercapainya tujuan, sebab strategi hanya meliputi jangka waktu tertentu.
Dalam pandangan HMI, seperti yang diungkapkan oleh Dahlan Ranuwiharjo
mewakili pendidik politik di HMI, strategi adalah Bagaimana menggunakan
peristiwa-peristiwa politik dalam jangka waktu tertentu untuk mencapai rencana
perjuangan, sedangkan taktik adalah bagaiman menentukan sikap atau
menggunakan kekuatan dalam menghadapi peristiwa politik tertentu pada saat
tertentu.

1. Hubungan Taktik dengan Strategi

Taktik merupakan bagian dari strategi. Maka dalam hal ini, taktik harus
tunduk kepada strategi yang ada.

a. Jika semua taktik berhasil maka strateginya berhasil.

b. Jika Semua taktik gagal maka strateginya gagal.

c. Jika salah satu taktik gagal, maka strategi masih bias berhasil dengan
syarat taktik yang lainnya berhasil, dan bersifat strategis.

d. Jika Sebagian taktik berhasil namun sebagian taktik strategis yang lain
gagal, maka strategi gagal.

Taktik strategis adalah taktik mengenai suatu kejadian politik, namun


kejadian itu menentukan bagi seluruh rencana strategis, dengan kata lain taktik ini
adalah taktik utama/prioritas.

Stratak hanya boleh dipelajari oleh pejuang tulen yang telah memiliki
kesadaran nideologi dan organisasi serta sanggup berfikir politis realistis. Seorang
yang penakut, menghindari resiko dan lebih mengedepankan kepentingan pribadi
dari pada kepentingan perjuangan tidak usah mempelajari strata, akan sia-sia,
kasihan strataknya. Sebaliknya, orang yang yang berkesadaran ideology serta
organisasi haruslah mempelajari strategi dan taktik, sehingga dia tidak akan
sembrono dalam bergerak, tidak anarkhis, tidak nyelonong saja serta tidak
bertindak radikal ekstrem yang ngawur dan nekad.

2. Stratak dan Organisasi

Stratak adalah cara menggunakan oranisasi organisasi untuk mencapai


sasaran perjuangan. Garis dari setiap strata harus disesuaikan dengan kondisi
organisasi, kesuksesan strata akan semakin memperkuat organisasi, begitu juga
sebaliknya. Semakin berkurang kekuatan organisasi, semakin tidak mampu
organisasi itu melaksankan stratak yang besar, semakin kecil stratak yang dapat
dilaksanakan oleh organisasi semakin jauh organisasi tersebut dari tujuan
perjuangan politiknya. Stratak tidak mampu berdiri sendiri, melainkan dia hanya
alat pelaksana bagi tujuan ideology.

3. Tugas Stratak

Menciptakan, memelihara, dan menambah syarat-syarat yang akan membawa


kepada tujuan (machts-vorming dan machts-aanwending)adalah tugas stratak.
Dengan kata lain, tugas stratak adalah untuk mempertahankan dan menambah
kekuatan serta posisi sendiri, di samping itu juga untuk menghancurkan dan
mengurangi kekuatan serta posisi lawan.

4. Dasar-dasar Menyusun Strategi

a. Menetapkan sasaran yang hendak dicapai oleh organisasi dalam jangka


waktu tertentu. Sasaran disesuaikan dengan kemampuan oranisasi.

b. Jangka waktu ditentukan sebagai jangka waktu sekarang (jangka


pendek) dan jangka waktu beberapa tahun ke depan (jangka panjang).

c. Harus terdapat rencana atau strategi alternative.

d. Harus dapat menambah kekuatan serta memperkuat posisi.


e. Harus mampu membentuk opini public (subyektifitas menjadi
objektifitas, sebab mendapatkan dukungan dan sokongan dari
kesepakatan wacana public).

5. Dasar-dasar Membentuk Taktik.

Dikarenakan taktik merupakan bagian dari strategi maka dasar bagi


strategi berlaku juga untuk taktik. Namun masih terdapat beberapa dasar yang
berlaku untuk taktik,

a. Fleksibilitas, sikap dan langkah dapat berubah sesuai dengan kondisi


yang terjadi.

b. Orientatif, evaluative dan estimative, perjuangan politik tidak mampu


melihat hasil atau keberhasilan yang dicapai nanti, sebab hal tersebut
belum terjadi. Namun dengan menentukan langkah, mengira-ngira
(mengorientasikan) serta mengevaluasi keadaan dan kemungkinan yang
akan terjadi, disertai dengan memperhitungkan beberapa hal maka kita
akan dapat melihat bayangan aka nada dan tidaknya kesempatan untuk
berhasil.

c. Kerahasian, strategi harus dirahasiakan, biarlah lawan meraba apa


langkah perjuangan yang akan kita lalui.

d. Gerak tipu/mengelabuhi.

e. Lima S; Sasaran, Sarana, Sandaran, Sistem, Saat.

f. Perpaduan antara Kondisi Objektif dan Kondisi Objektif, kondisi


subjektif mematangkan kondisi objektif, begitu juga sebaliknya. Antara
kedua kondisi ini memiliki hubungan timbale balik yang saling
mempengaruhi.
6. Hukum-hukum Stratak

a. Kwantitas.

b. Perpaduan antara kwalitas dan kwantitas.

c. Posisi.

d. Cadangan.

e. Kawan, Sekutu dan Lawan.

f. Divide et impera.

g. Menyerang adalah pertahan yang terbaik.

h. Membenarkan segala cara, selama tidak bertentangn dengan ideology


dan membawa akibat yang dapat merugikan diri sendiri.

7. Pedoman Mencapai Hasil

a. Mencegah mudhorat lebih diutamakan dari menarik manfaat.

b. Apa yang dapat diselesaikan hari ini, selesaikan, jangan menunda.

c. Tidak ada rotan, akarpun jadi.

d. Hasil dalam perjuangan terletak pada hasilnya sendiri, tidak ada


satupun yang berhasil daripada keberhasilan.
D. Pejuang Paripurna

Setiap manusia dilahirkan sebagai pemimpin di muka bumi ini, utamanya


adalah sebagai wakil Tuhan. Sebagai pemimpin dan juga wakil Tuhan seharusnya
manusia dalam menjalankan segala gerak dan langkah perjuangannya dilandasi
dari ke-Tauhid-an. Setiap pemimpin haruslah memahami, meresapi dan
menghayati enam syarat perjuangan politik yang telah disebutkan di atas, selain
juga harus mampu menanganinya.

Pejuang paripurna haruslah selesai pada wilayah Iman dan ilmu,


setidaknya memiliki kapasitas pada dua wilayah tersebut, sehingga dalam
pengamalannya tidak lagi keliru. Keparipurnaannya didasarkan pada bagaimana ia
mampu untuk berfikir, berjuang dan bekerja secara maksimal. Pola berfikir dan
bertindak seperti itu akan semakin mendekatkan organisasi kepada tujuan
perejuangannya.

Dalam setiap perjuangan politiknya, pejuang paripurna haruslah memiliki


beberapa landasan dan nilai-nilai dasar sebagai berikut;

1. Landasan dari nilai-nilai dasar

a. Tauhid.

b. Risalah.

c. Kekhalifahan.

2. Nilai-nilai dasar,

a. Persamaan derajat manusia.

b. Musyawarah.

c. Hak-hak demokrasi.
d. Keadilan.

e. Kepentingan umum.

f. Mencegah kedholiman tas manusia.

g. Hak atas hidup

h. Hak bagi si miskin.

i. Hak antara pemimpin dan yang dipimpin.hak minoritas.

Dengan beberapa hal tersebut di atas, maka hasil dari perjuangan polotik
akan dapat memberikan manfaat yang besar serta tidak sia-sia, akan mampu
menciptakan masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.

F. Peran Materi Ideologi, Politik, Strategi dan Taktik Dalam Organisasi

Materi Ideologi, Politik, Strategi dan Taktik berperan penting dalam


sebuah organisasi terutama bagi pemimpin organisasi tersebut dalam menjalankan
roda organisasi agar tetap eksis dan berproses terus menerus untuk mencapai
tujuan organisasi. Dengan adanya materi ini mengajarkan kita sebagai calon
pemimpin untuk menjaga dinamika dalam sebuah organisasi agar dapat berjalan
dengan baik untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam materi ini mengarahkan kita agar setiap stakeholder dalam suatu
organisasi memiliki sebuah ideologi atau konsep apa yang pas terhadap organisasi
tersebut kemudian berpolitik dalam pencapaian konsep tersebut selanjutnya
bagaimana kita membangun sebuah strategi untuk mencapai tujuan organisasi,
ketika sudah ada strategi yaitu kita perlu taktik untuk menjalankan strategi
tersebut agar bisa efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ideologi


merupakan gagasan atau ide, politik media menyalurkan gagasan atau ide,
Strategi dan taktik merupakan intrument-instrumen yang digunakan dalam
mencapai tujuan sebuah ideologi.

B. Kritik dan Saran

Dari penyusunan makalah ini masih dianggap jauh dari kata sempurna,
melihat referensi yang digunakan dalam penyusunan makalah ini belum
memadai. Kebanyakan hanya kutipan dari media online dan hasil pemikiran
sendiri.

Setidaknya penulis juga menggunakan referensi buku dalam penyusunan


makalah ini. Agar dalam penyusunan makalah ini bisa lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan Hadits

A. Dahlan Ranuwiharjo, SH, Menuju Pejuang Paripurna, Ternate, KAHMI Maluku Utara,
2000

H. Munawir Sjadzali, M.A, Islam dan Tata Negara, Jakarta, UIP, 1993

Henry J. Schmandt, Filsafat Politik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005

Kitab Jawa Kuno; Serat Wedhatama

Kitab Jawa Kuno Serat Wotgaleh

Sun Tzu Wu, The Art of War, Singapura, 1985

Penjelasan mengenai ini dapat ditemukan di dalam Al Qur’an, Hadits serta literature-literatur
dalam Filsafat Islam.

Penjelasan mengenai ini dapat ditemukan di dalam Al Qur’an, Hadits serta literature-literatur
dalam Filsafat Islam.

A. Dahlan Ranuwiharjo, SH, Menuju Pejuang Paripurna, Ternate, KAHMI Maluku Utara,
2000, hlm. 105

Al Qur’an dan Hadits

A. Dahlan Ranuwiharjo, SH, Menuju Pejuang Paripurna, Ternate, KAHMI Maluku Utara,
2000, hlm. 17

Henry J. Schmandt, Filsafat Politik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005

Clausevitz.

Mao Tse Tung. (1963).


Mantan Ketua Umum PB HMI Periode 1951-1953, Ketua Dewan Pembimbing dan
Penasehat PB HMI tahun 1964-1966, Ketua Umum Koordinasi Nasional KAHMI tahun
1977-1980,

A. Dahlan Ranuwiharjo, SH, Menuju Pejuang Paripurna, Ternate, KAHMI Maluku Utara,
2000, hlm 87

Nasehat dari para Pujanga Jawa intisari Kitab Jawa Kuno; Serat Wedhatama dan Serat
Wotgaleh

Sun Tzu Wu, The Art of War, Singapura, 1985

A. Dahlan Ranuwiharjo, SH, Menuju Pejuang Paripurna, Ternate, KAHMI Maluku Utara,
2000, hlm 37

Anda mungkin juga menyukai