Anda di halaman 1dari 20

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (5 Oktober 2021)

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (27 September 2021)

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOMORFOLOGI DASAR

ACARA : BENTUK LAHAN ASAL VULKANISME

Oleh :

Nama : Naufal Wira Pratama


NIM : 3211421143
Nama Dosen : 1. Prof. Dr. Erni Suharini, M. Si.
2. Dr. Edy Trihatmoko, S.Si., M.Sc.
Nama Asisten : Dinda Aulia Zahra

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
A. JUDUL
BENTUK LAHAN ASAL VULKANISME

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis bentuk lahan asal vulkanisme, proses
pembentukannya dan ciri-cirinya.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis bentuk lahan asal vulkanik yang
terbagi dalam setiap lereng pada peta RBI.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi lereng atas, bawah, dan tengah berdasarkan
karakteristik sungai
4. Mahasiswa mampu menganalisis salah satu gunung berdasarkan jenis gunung api, jenis
erupsi, tipe gunung api berdasarkan sejarah gunung api tersebut

C. ALAT DAN BAHAN


1) ALAT
a. Peta RBI skala 1: 25.000 Lembar Kaliurang
b. Drawingpen F (0,5) warna hitam, merah, dan biru
c. Penggaris
d. Penghapus
e. Bolpoint hitam
2) BAHAN
a) Mika
b) Kertas HVS F4
c) Kertas Cover
D. DASAR TEORI
1. Definisi vulkanisme (secara umum) dan istilah-istilah dalam vulkanisme
➢ Vulkanisme
Vulkanisme dapat didefinisikan sebagai tempat atau lubang diatas muka Bumi
dimana daripadanya dikeluarkan bahan atau bebatuan yang pijar atau gas yang
berasal dari bagian dalam bumi ke permukaan, yang kemudian produknya akan
disusun dan membentuk sebuah kerucut atau gunung.
➢ Istilah-istilah dalam vulkanisme
a. Vulkanologi adalah ilmu yang mempelajari gunung api.
b. Kawah adalah lubang pada gunung api untuk mengeluarkan magma.
c. Magma adalah materi kental yang berbentuk di dalam kerak bumi.
d. Lava adalah bahan vulkanis cair yang keluar dari kepundan gunung api.
e. Eflata adalah material yang berbentuk padat yang keluar dari kawah gunung
api.
f. Lahar adalah lumpur yang keluar dari kawah gunung api.
g. Kubah lava adalah gundukan yang dihasilkan dari ekstrusi lava kental yang
lambat.
h. Dapur magma adalah rumah bagi magma yang keluar dari perut bumi

2. Definisi dan macam-macam bentuk lahan asal vulkanis ekstrusif dan intrusif
➢ Bentuk lahan asal vulkanis
Bentuk lahan asal vulkanis adalah bentuk lahan yang pembentukannya dikontrol
oleh proses vulkanisme (yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi). Bentuk
lahan vulkanis secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Ekstrusif
Aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi magma (plutonisme). Bahan
yang dikeluarkan pada saat terjadi proses ekstrusi magma terutama ketika
terjadi letusan gunung api, adalah dalam bentuk material padat yang disebut
eflata/piroklastik dan dalam wujud cair berupa lava dan lahar, serta dalam
wujud gas seperti belerang, nitrogen, gas asam arang dan gas uap air. Contoh
dari bentuk lahan ekstrusif, yaitu :
1) Kerucut gunung api adalah lava atau abu vulkanik pada puncak gunung
api yang mengeras.
2) Medan lava terbentuk oleh aliran lava melalui lembah dan hasil erupsi
gunungapi.
3) Medan lahar adalah aliran material vulkanik yang biasanya berupa
campuran batu, pasir dan kerikil akibat adanya aliran air yang terjadi di
lereng gunung berapi.
4) Kaldera merupakan kawah gunung yang ditandai dengan genangan air
membentuk seperti danau.
5) Kawah adalah lubang besar yang berbentuk cekungan pada gunung
berapi yang terjadi karena letusan gunung.
6) Kepundan merupakan tempat yang menjadi saluran utama keluarnya
magma.
7) Kerucut parasite (cone) adalah bentuk morfologi akibat endapan
material gunung api. Tiap gunung api memiliki lubang untuk pelepasan
aktivitasnya yang disebut volcanic vent. Ini terletak di tengah/puncak
kerucut, sering disebut juga sebagai central vent.
b. Intrusif
Aktivitas terobosan magma ke dalam lapisan- lapisan litosfer namun terobosan
magma tersebut tidak sampai ke permukaan bumi disebut intrusi magma.
Dalam aktivitas intrusi magma ini kita tidak akan bisa menyaksikannya karena
terjadi di dalam perut bumi. Peristiwa intrusi magma ini tidak ditemui adanya
lava, karena magma yang keluar tidak mencapai ke permukaan Bumi. Contoh
dari bentuk lahan intrusif, yaitu :
1) Batolit merupakan batuan beku dalam yang membeku di dekat atau di
dalam dapur magma.
2) Lakolit merupakan batuan beku dalam yang membeku diantara dua
lapisan litosfer. Bentuk alasnya datar dan bagian atasnya cembung.
3) Sill merupakan batuan beku dalam yang membeku diantara dua lapisan.
Batuan ini berbentuk tipis, pipih, dan lebar.
4) Diatermamerupakanbahanintrusivepengisipipaletusan.
5) Intrusi korok merupakan gang memotong lapisan litosfer.
6) Apofisa merupakan gang yang kecil dan bercabang.
7) Pipa kawah adalah sebuah pipa atau saluran pada gunung api yang
menuju ke kawah.
8) Kawah utama adalah tempat utama keluarnya magma.
9) Kawah samping adalah tempat keluarnya magma namun sedikit, tidak
sebanyak kawah utama.

3. Proses terjadinya aktivitas vulkanisme


a) Konvergen
Pada zona konvergen, gunung-gunung api muncul di jalur pertemuan dua
lempeng kerak bumi. Magma terbentuk dari hasil pencairan endapan laut yang
berasal dari darat ketika subduksi (menyusup) ke bawah lempeng daratan atau
benua. Volume endapan ini terus bertambah dan mendesak keluar melalui
retakan-retakan yang terdapat di atasnya. Letusan dahsyat terjadi di zona ini
dan menyemburkan magma kental (efusiva meliputi lava, lahar panas dan lahar
dingin), magma padat (eflata meliputi bom, lapilli, pasir, dan debu), dan gas
(ekshalasi meliputi gas belerang, fumarole/uap air, mofet/karbondioksida, dan
geiser). Gunung api yang terbentuk umumnya kerucut dan berlapis-lapis atau
strato. Contoh : Gunung Kelud dan Gunung Krakatau.
b) Divergen
Pada zona divergen, gunung api muncul di jalur rengkahan antar lempeng kerak
bumi. Magma berasal dari lapisan atnosfer (lapisan yang terletak di bawah
litosfer dan di atas mantel atas bumi) yang cair dan keluar ke permukaan bumi
melalui rengkahan ini. Magma cair dengan suhu sangat tinggi keluar meleleh
tanpa letusan dahsyat. Gunung api kemudian terbentuk berupa igir yang
memanjang atau dataran lava yang sangat luas. Apabila di dasar laut maka akan
terbentuk igir tengah (Mid Oceanic Ridge). Contoh : Deretan gunung api di
Afrika Timur dan di lautan tengah Samudra Atlantik.
c) Zona Tengah
Pada zona tengah, gunung api muncul di tengah lempeng kerak bumi tanpa ada
retakan. Magma berasal dari mencairnya astenosfer dan kerak bumi di bagian
bawah karena penumpukan mineral radioaktif. Pencairan ini menyebabkan
kerak bumi tipis dan mudah ditembus oleh magma yang terbentuk. Magma
meleleh tanpa ada letusan yang dahsyat. Gunung api yang dihasilkan biasanya
berbentuk perisai dengan kawah yang terbuka lebar. Contoh : Gunung Mauna
Loa di Kepulauan Hawaii.

4. Jenis-jenis gunung api (bentuk, letusan, siklus kehidupan) dan tipe-tipe gunung
api
➢ Jenis-jenis gunung api berdasarkan bentuk :
a. Gunung api yang memiliki bentuk seperti kerucut, disebut dengan gunung api
strato. Pada saat terjadi erupsi, material yang dikeluarkan berselang seling
antara lava cair encer dan lava cair kental. Gunung semacam ini semakin lama
akan bertambah tinggi. Pada umumnya gunung api di Indonesia mempunyai
bentuk strato.
b. Gunung api yang letusannya sangat kuat, dan batuan yang ada di sekitar
kepundan hancur serta terlempar ke luar, sehingga kepundan berbentuk
corong, yang biasa disebut dengan gunung api maar. Contoh : Gunung Rinjani
di Nusa Tenggara dan Gunung Lamongan di Jawa Timur.
c. Gunung api yang bentuknya seperti perisai atau tameng disebut dengan
gunung api perisai. Pada saat terjadi erupsi material yang dikeluarkan
berbentuk cair. Erupsi seperti ini disebut dengan erupsi efusif. Contoh Gunung
Mauna Loa di Hawaii. Tipe gunung api seperti ini tidak terdapat di Indonesia.
d. Gunung api yang memiliki suatu kawasan berbentuk bulat dan membentang
rendah di tanah disebut dengan gunung api kaldera. Kawasan ini terbentuk
pada saat tanah amblas akibat letusan eksplosif. Contoh : Kaldera Danau Toba
dan Kaldera Gunung Tambora.
➢ Jenis-jenis gunung api berdasarkan letusan :
a. Tipe Hawaii, magma yang dikeluarkan sangat cair, mempunyai tekanan gas
yang rendah dan berasal dari dapur magma yang dangkal. Keluar melalui
retakan, kaldera, dan lubang-lubang letusan. Contoh : Gunung Kilauea,
Mauna Loa, dan Mauna Kea di Hawaii.
b. Tipe Stromboli, erupsi yang terjadi tidak terlalu eksplosif dan berlangsung
lama dan puncak kepundan berbentuk kerucut. Lava yang keluar cair dengan
tekanan gas sedang dan dari dapur magma yang dalam. Contoh : Gunung
Raung di Jawa Timur dan Gunung Vesuvius di Italia.
c. Tipe Vulkano, pada saat erupsi, lava yang keluar kental dengan tekanan gas
sedang sampai tinggi. Magma berasal dari dapur magma yang dangkal sampai
agak dalam. Tipe letusan seperti ini disebut dengan tipe vulkano. Contoh :
Gunung Etna di Italia.
d. Tipe Perret, erupsi dengan ledakan yang sangat dahsyat disertai dengan
semburan material ke atas karena tekanan gas yang sangat tinggi. Bersifat
merusak dan diduga ada kaitannya dengan pembentukan kaldera gunung api.
Contoh : Gunung Krakatau di Selat Sunda.
e. Tipe Merapi, lava yang keluar bersifat kental dan mengalir secara perlahan
karena adanya tekanan gas yang rendah, sehingga membentuk sumbat kawah.
Adanya akumulasi tekanan gas dapat menyebabkan sumbat kawah tersebut
pecah dan disertai dengan munculnya awan panas. Contoh : Gunung Merapi
di Yogyakarta & Jawa Tengah.
f. Tipe St. Vincent, erupsi yang disertai dengan lava yang kental dan tekanan
gas sedang, berasal dari dapur magma yang dangkal. Pada kawah terdapat
danau kawah, yang sewaktu terjadi letusan akan dimuntahkan ke luar dengan
membentuk lahan letusan. Contoh : Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung
St. Vincent di Kepulauan Antiles.
g. Tipe Pelee, erupsi yang disertai dengan lava yang kental, tekanan gas tinggi
dan dari dapur magma yang dalam serta bersifat eksplosif. Contoh : Gunung
Pelee.

➢ Tipe-tipe gunung api :


a. Tipe A
Disebut juga dengan gunung api aktif. Gunung ini masih menghasilkan
magma dan memiliki kemungkinan untuk mengalami erupsi. Gunung api tipe
A pernah mengalami erupsi minimal satu kali pada tahun 1600 atau
setelahnya. Contoh : Gunung Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Krakatau.
b. Tipe B
Disebut juga dengan gunung api pasif. Gunung ini masih memperlihatkan
gejala aktif, seperti menghasilkan solfatara atau gas belerang yang akan
menjadi belerang padat jika membeku. Contoh : Gunung Rajabasa.
c. Tipe C
Gunung api ini tidak diketahui sejarah erupsinya dalam catatan manusia.
Namun, gunung ini menunjukkan bukti adanya aktivitas erupsi di masa lalu.
Misanya, terdapat solfatara atau fumarol yang mengeluarkan gas bercampur
uap di sekitar daerah vulkanis. Contoh : Gunung Lahendong.

➢ Siklus kehidupan :
- Active Volcano
Active volcano adalah gunung api yang sempat mengalami erupsi.
- Dorman Volcano
Dorman volcano adalah gunung api yang tidak ada kegiatan dalam waktu lama.
Namun, masih berpotensi untuk meletus.
- Ezetint Volcano
Ezetint volcano adalah gunung yang tidak akan erupsi karena gunung tersebut
telah mati.
- Destructive Volcano
Destructive volcano adalah gunung yang mengalami pengikisan cerosil dan
meninggalkan bekas-bekas lava.

5. Jenis-jenis erupsi gunung api

➢ Berdasarkan erupsi magma :


a. Letusan Freatomagma terjadi akibat adanya kontak antara magma dengan air
bawah permukaan atau formasi batuan yang banyak mengandung air
menghasilkan abu dan material vulkanik halus.
b. Letusan Freatik adalah erupsi yang disebabkan adanya kontak air dengan
magma, erupsi freatik sebagian besar terdiri dari gas atau uap air.
c. Letusan Magma yang disebabkan tekanan gas di dalam perut bumi. Biasanya
yang keluar merupakan cairan berbentuk magma.
d. Letusan Hidrotermal yang di dorong oleh panas dalam sistem hidrotermal
bumi. Erupsi hidrotermal biasanya erupsi yang sangat kecil.

➢ Berdasarkan tempat proses terjadinya dan bentuk lubang erupsinya :


a. Erupsi Linear yaitu magma keluar melalui retakan memajang sehingga
membentuk deretan gunung api pada kulit bumi, berbentuk kerucut gunung
api.
b. Erupsi Sentral yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang permukaan
bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri. Erupsi sentral
menghasilkan gunung api bentuk perisai, maar, dan strato.
c. Erupsi Areal yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi karena letak
magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk kawah
gunung berapi yang sangat luas.
d. Erupsi Campuran menghasilkan gunung berapi strato atau gunung api
berlapis. Erupsi ini terdiri atas bahan-bahan lepas dan lava. Hampir seluruh
gunung api di indonesia adalah gunung api strato.

➢ Berdasarkan kekuatan dan kandungan mineral :


a. Erupsi Eksplosif adalah erupsi yang mempunyai tekanan gas magmatis yang
sangat besar didalam perut bumi.
b. Erupsi Efusif adalah erupsi yang mempunyai tekanan magmatis yang terlalu
kuat sehingga tidak terjadi ledakan yang sangat kuat.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum
3. Mahasiswa menggambar/menjiplak kontur daerah vulkanik dan menjiplak pada mika
4. Mahasiswa mengidentifikasi daerah vulkanik melalui sungai dan mengkategorikan ke dalam
lereng atas, bawah, atau tengah
5. Mahasiswa membuat tabel bentuk lahan vulkanik ektrusif dan interusif beserta proses
pembentukan dan ciri-ciri
6. Mahasiswa mengidentifikasi bentuk lahan vulkanik ektrusif dan interusif beserta proses
pembentukan dan ciri-ciri
7. Mahasiswa menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan
8. Mahasiswa mengambil kesimpulan dari pengamatan dan analisis yang dilakukan
9. Mahasiswa menyusun laporan praktikum
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepasa asisten praktikum tepat waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a) Tabel macam-macam bentuk lahan vulkanik intrusif (terlampir)
b) Tabel macam-macam bentuk lahan asal vulkanik ekstrusif (terlampir)
c) Peta RBI 1 : 25.000 Lembar Kaliurang (terlampir)
d) Gambar identifikasi bentuk lahan vulkanik melalui sungai dan mengkategorikan kedalam
lereng atas, bawah, atau tengah dari peta RBI 1:25.000 Lembar Kaliurang (terlampir)

2. Analisis
Intrusi magma merupakan sebuah proses penerobosan magma melalui kulit bumi namun
tidak sampai pada permukaan bumi. Proses intrusi magma ini juga kerap disebut dengan istilah
lainnya yaitu plutonisme. Proses intrusi magma ini tidak sampai pada permukaan bumi namun
menghasilkan batuan beku yang termasuk ke dalam golongan batuan beku intrusif. Ekstrusi
magma merupakan sebuah penerobosan magma dari dalam perut bumi melalui kerak bumi dan
mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma merupakan proses lanjutan dari adanya intrusi
magma yang tidak sempat mencapai permukaan bumi. Dalam proses ekstrusi magma ini terjadi
pengeluaran berbagai material dari dalam perut bumi seperti batu, gas, lahar, lava, belerang,
nitrogen, gas asam arang dan gas uap air. Cara membedakan bentuk vulkanisme intrusif dan
bentuk vulkanisme ekstrusif dapat dilakukan dengan melihat tabel A dan B pada ciri – ciri serta
proses pembentukannya. Lampiran A merupakan bentuk vulkanisme intrusif yang terdiri dari
(1) sill, proses pembentukannya terjadi karena lapisan magma tipis yang menyusup di antara
celah-celah batuan dan ciri-cirinya mempunyai ketebalan sampai ratusan meter, (2) dyke,
proses pembentukannya terjadi karena injeksi magma yang masuk ke dalam rekahan batuan
dan ciri-cirinya memiliki ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa puluh meter dan
panjangnya mencapai ratusan meter (3) Lakolit, proses pembentukannya terjadi karena magma
yang menerobos di sepanjang bidang yang lemah dan menyebabkan bentuk kubah (dome)
dengan sudut kemiringan yang merata ke berbagai arah dan ciri-cirinya memiliki diameter
berkisar 2-4 mil dan kedalamannya mencapai ribuan meter (4) Batolit, proses pembentukannya
terbentuk di dalam dapur magma karena penurunan suhu yang melambat dan memiliki ciri-ciri
bentuk tidak beraturan dan berukuran besar (5) Neck, proses pembentukannya terjadi karena
magma yang mengeras di dalam lubang gunung api aktif dan ciri-cirinya muncul sedikit demi
sedikit dan makin tinggi di atas kepundan (6) Phakolig, proses pembentukannya terjadi karena
batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya dan ciri-
cirinya berbentuk lensa serta memiliki ketebalan dari ratusan sampai ribuan meter. Lampiran
B merupakan bentuk vulkanisme ekstrusif yang terdiri dari (1) kerucut gunung api, proses
pembentukannya terjadi karena material letusan gunung api yang merupakan campuran antara
letusan efusif dan eksplosif dan ciri-cirinya berbentuk curam di bagian puncak dan landai di
bagian kaki (2) Medan Lava, proses pembentukannya terjadi karena adanya aliran lava melalui
lembah-lembah dan hasil erupsi gunung api dan ciri-cirinya berupa daerah bergelombang yang
tidak teratur serta memiliki bentuk lereng lurus dengan kemiringan 15% (3) Medan Lahar,
proses pembentukannya terjadi karena hasil letusan gunung api berupa fragmentasi dan ciri-
cirinya berupa aliran air yang mengandung material letusan seperti batu, pasir, dan kerikil (4)
Kaldera, proses pembentukannya terjadi karena habisnya magma di dapur magma yang
dikeluarkan waktu erupsi dan ciri-cirinya dikelilingi oleh sisi yang agak curam dan mempunyai
lubang berukuran besar (5) Kawah, proses pembentukannya terjadi akibat erupsi yang pada
saat kejadian melemparkan batuan yang berasal dari gunung api dan ciri-cirinya berwarna hijau
cerah serta mengeluarkan gas belerang (6) Kepundan, proses pembentukannya yaitu berupa
depresi melingkar di permukaan tanah yang disebabkan oleh aktivitas vulkanis (7) Kerucut
parasiter, berupa depresi melingkar di permukaan tanah yang disebabkan oleh aktivitas
vulkanis dan ciri cirinya berbentuk cekungan lingkaran serta memiliki dimensi yang lebar (8)
Barranco, proses terbentuknya terjadi karena erosi yang cukup lama dan ciri-cirinya memiliki
tebing yang curam. Dari tabel tersebut kita dapat melihat dan mengetahui perbedaan bentuk
vulkanisme intrusif dan ekstrusif.
Secara administratif, Kaliurang terletak di Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Gunung Merapi terletak erletak
di antara dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sebelah Utara
dan Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sebelah selatan berbatasan dengan
Yogyakarta, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang, sebelah Tenggara
berbatasan dengan Kabupaten Klaten.
Bentukan sungai yang terdapat pada peta dibedakan ke dalam lereng atas, tengah, dan
bawah. Pada lereng atas, aliran sungai masih berupa aliran tunggal karena belum terdapat anak
sungai, di bagian lereng tengah, aliran sungai bukan lagi aliran tunggal karena mulai bercabang
dan memiliki anak sungai minimal satu anak sungai sedangkan di lereng bawah aliran sungai
sudah memiliki banyak anak sungai. Pola aliran yang terbentuk yaitu radial sentrifugal yang
dimulai dari lereng atas lalu menjadi aliran pinnate.
Bentuk lahan yang terbentuk di bagian lereng atas yaitu kerucut gunung api yang tinggi dan
mengerucut, serta terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. dengan kerucut gunung.
Di bagian lereng tengah terdapat pengendapan material gunung merapi dengan endapan di
bagian permukaan berupa bekas lahar yang masih banyak terdapat singkapan batuannya. Pada
lereng bawah, bentukan lahan yang terbentuk perkebunan ataupun hutan – hutan.
Pada peta RBI lembar kaliurang terdapat gunung api, yaitu Gunung Merapi. Jika dilihat dari
jenis gunung api berdasarkan bentuknya, Gunung Merapi termasuk ke dalam gunung api strato
atau kerucut. Namun, jika dilihat dari jenis letusannya, Gunung Merapi termasuk ke dalam tipe
Merapi, lava yang keluar bersifat kental dan mengalir secara perlahan karena adanya tekanan
gas yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah. Adanya akumulasi tekanan gas dapat
menyebabkan sumbat kawah tersebut pecah dan disertai dengan munculnya awan panas. Jenis
erupsi Gunung Merapi merupakan erupsi eksplosif dan efusif karena pada tahun 2010 gunung
ini mengalami letusan eksplosif ditandai dengan keluarnya magma dengan ledakan yang
dahsyat dan disertai awan panas yang menjulang tinggi, tetapi sebagian besar letusan Gunung
Merapi sebenarnya merupakan erupsi efusif seperti pada tahun 2018 dan 2020. Berdasarkan
sejarahnya, Gunung merapi termasuk ke dalam tipe A. Gunung ini masih menghasilkan magma
dan memiliki kemungkinan untuk mengalami erupsi. Gunung api tipe A pernah mengalami
erupsi minimal satu kali pada tahun 1600 atau setelahnya. Gunung Merapi tercatat terakhir kali
mengalami erupsi besar pada tahun 2006 dan 2010, setelahnya hanya mengalami erupsi kecil.
Gunung Merapi terbilang gunung termuda di rangkaian gunung berapi daerah selatan setelah
Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu. Awal terbentuknya disebabkan oleh pergerakan ke
bawah zona subduksi Lempeng Indo-Australia hingga menyentuh Lempeng Eurasia. Akibat
proses tersebut, aktivitas vulkanik tidak terhindari dan berdampak pada kehidupan di bagian
tengah pulau Jawa.
G. KESIMPULAN
Vulkanisme dapat didefinisikan sebagai tempat atau lubang diatas muka Bumi dimana
daripadanya dikeluarkan bahan atau bebatuan yang pijar atau gas yang berasal dari bagian
dalam bumi ke permukaan, yang kemudian produknya akan disusun dan membentuk sebuah
kerucut atau gunung.
Bentuk lahan asal vulkanis adalah bentuk lahan yang pembentukannya dikontrol oleh proses
vulkanisme (yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi). Bentuk lahan vulkanis secara
sederhana terbagi menjadi dua, yaitu Ekstrusif dan Intrusif.
Secara administratif, Kaliurang terletak di Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Gunung Merapi terletak erletak
di antara dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sebelah Utara
dan Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sebelah selatan berbatasan dengan
Yogyakarta, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang, sebelah Tenggara
berbatasan dengan Kabupaten Klaten.
Bentukan sungai yang terdapat pada peta dibedakan ke dalam lereng atas, tengah, dan
bawah. Pada lereng atas, aliran sungai masih berupa aliran tunggal karena belum terdapat anak
sungai, di bagian lereng tengah, aliran sungai bukan lagi aliran tunggal karena mulai bercabang
dan memiliki anak sungai minimal satu anak sungai sedangkan di lereng bawah aliran sungai
sudah memiliki banyak anak sungai. Pola aliran yang terbentuk yaitu radial sentrifugal yang
dimulai dari lereng atas lalu menjadi aliran pinnate.
Bentuk lahan yang terbentuk di bagian lereng atas yaitu kerucut gunung api yang tinggi dan
mengerucut, serta terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. dengan kerucut gunung.
Di bagian lereng tengah terdapat pengendapan material gunung merapi dengan endapan di
bagian permukaan berupa bekas lahar yang masih banyak terdapat singkapan batuannya. Pada
lereng bawah, bentukan lahan yang terbentuk perkebunan ataupun hutan – hutan.
Pada peta RBI lembar kaliurang terdapat gunung api, yaitu Gunung Merapi. Jika dilihat dari
jenis gunung api berdasarkan bentuknya, Gunung Merapi termasuk ke dalam gunung api strato
atau kerucut. Namun, jika dilihat dari jenis letusannya, Gunung Merapi termasuk ke dalam tipe
Merapi, lava yang keluar bersifat kental dan mengalir secara perlahan karena adanya tekanan
gas yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah. Jenis erupsi Gunung Merapi merupakan
erupsi eksplosif dan efusif. Berdasarkan sejarahnya, Gunung merapi termasuk ke dalam tipe A.
Gunung ini masih menghasilkan magma dan memiliki kemungkinan untuk mengalami erupsi.
Gunung api tipe A pernah mengalami erupsi minimal satu kali pada tahun 1600 atau setelahnya.
Gunung Merapi tercatat terakhir kali mengalami erupsi besar pada tahun 2006 dan 2010,
setelahnya hanya mengalami erupsi kecil.
DAFTAR PUSTAKA
(style APA, 1 buku 2 web 3 jurnal)

Hasmunir. 2017. MATERI PEMBELAJARAN GEOMORFOLOGI UNTUK PROGRAM


STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI. Jurnal Pendidikan Geografi, (Vol. 2, No. 2, 2017).

Noor Djauhari. 2010 GEOMORFOLOGI. Bogor. Universitas Pakuan.

Nursa’ban, Muhammad. 2006 VULKANISME.. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.


http://staffnew.uny.ac.id/upload/132308488/pengabdian/vulkanisme.pdf (Diakses pada
tanggal 4 Oktober 2021 pukul 15.20)

Piedade, Sabino. 2017. “Istilah Vulkanisme”.


https://www.scribd.com/document/367953073/Istilah-Vulkanisme-Berasal-Dari-Kata-Latin-
Vulkanismus-Nama-Dari-Sebuah-Pulau-Yang-Legendaris-Di-Yunani (Diakses pada tanggal 4
Oktober pukul 17.40)

Setyawati. Sriyadi, dkk. 2017. Geomorfologi Lereng Barat Daya Gunung Api Merapi
Kaitannya Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Kebencanaan. Jurnal Geomedia, (Vol.
15 No. 1, 2017).

Suwarno, Susanto. 2010. SISTEM MITIGASI BENCANA ALAM GUNUNG API GUNTUR
MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH. (Vol. 5, No. 4, 2010).
LAMPIRAN A
a. Tabel macam-macam bentuk lahan vulkanik interusif
(sill, dyke, lakolit, batolit, phakolit, neck)
LAMPIRAN B
(gambar tangan di kertas HVS F4)
b. Tabel macam-macam bentuk lahan vulkanik ekstrusif
(kerucut gunung api, medan lava, medan lahar, kaldera, kawah, kepunden, kerucut parasiter,
baranco)
LAMPIRAN C
c. Gambar peta RBI 1 : 25.000 Lembar Kaliurang
Gambar full lembar peta
LAMPIRAN D
d. Gambar identifikasi bentuk lahan vulkanik melalui sungai dan mengkategorikan kedalam lereng atas, bawah, atau tengah dari peta RBI 1:25.000 Lembar Kaliurang

Anda mungkin juga menyukai