Naufal Wira Pratama - Praktikum 4
Naufal Wira Pratama - Praktikum 4
LAPORAN PRAKTIKUM
GEOMORFOLOGI DASAR
Oleh :
LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
A. JUDUL
BENTUK LAHAN ASAL VULKANISME
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis bentuk lahan asal vulkanisme, proses
pembentukannya dan ciri-cirinya.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisis bentuk lahan asal vulkanik yang
terbagi dalam setiap lereng pada peta RBI.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi lereng atas, bawah, dan tengah berdasarkan
karakteristik sungai
4. Mahasiswa mampu menganalisis salah satu gunung berdasarkan jenis gunung api, jenis
erupsi, tipe gunung api berdasarkan sejarah gunung api tersebut
2. Definisi dan macam-macam bentuk lahan asal vulkanis ekstrusif dan intrusif
➢ Bentuk lahan asal vulkanis
Bentuk lahan asal vulkanis adalah bentuk lahan yang pembentukannya dikontrol
oleh proses vulkanisme (yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi). Bentuk
lahan vulkanis secara sederhana terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Ekstrusif
Aktivitas magma yang mencapai permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi magma (plutonisme). Bahan
yang dikeluarkan pada saat terjadi proses ekstrusi magma terutama ketika
terjadi letusan gunung api, adalah dalam bentuk material padat yang disebut
eflata/piroklastik dan dalam wujud cair berupa lava dan lahar, serta dalam
wujud gas seperti belerang, nitrogen, gas asam arang dan gas uap air. Contoh
dari bentuk lahan ekstrusif, yaitu :
1) Kerucut gunung api adalah lava atau abu vulkanik pada puncak gunung
api yang mengeras.
2) Medan lava terbentuk oleh aliran lava melalui lembah dan hasil erupsi
gunungapi.
3) Medan lahar adalah aliran material vulkanik yang biasanya berupa
campuran batu, pasir dan kerikil akibat adanya aliran air yang terjadi di
lereng gunung berapi.
4) Kaldera merupakan kawah gunung yang ditandai dengan genangan air
membentuk seperti danau.
5) Kawah adalah lubang besar yang berbentuk cekungan pada gunung
berapi yang terjadi karena letusan gunung.
6) Kepundan merupakan tempat yang menjadi saluran utama keluarnya
magma.
7) Kerucut parasite (cone) adalah bentuk morfologi akibat endapan
material gunung api. Tiap gunung api memiliki lubang untuk pelepasan
aktivitasnya yang disebut volcanic vent. Ini terletak di tengah/puncak
kerucut, sering disebut juga sebagai central vent.
b. Intrusif
Aktivitas terobosan magma ke dalam lapisan- lapisan litosfer namun terobosan
magma tersebut tidak sampai ke permukaan bumi disebut intrusi magma.
Dalam aktivitas intrusi magma ini kita tidak akan bisa menyaksikannya karena
terjadi di dalam perut bumi. Peristiwa intrusi magma ini tidak ditemui adanya
lava, karena magma yang keluar tidak mencapai ke permukaan Bumi. Contoh
dari bentuk lahan intrusif, yaitu :
1) Batolit merupakan batuan beku dalam yang membeku di dekat atau di
dalam dapur magma.
2) Lakolit merupakan batuan beku dalam yang membeku diantara dua
lapisan litosfer. Bentuk alasnya datar dan bagian atasnya cembung.
3) Sill merupakan batuan beku dalam yang membeku diantara dua lapisan.
Batuan ini berbentuk tipis, pipih, dan lebar.
4) Diatermamerupakanbahanintrusivepengisipipaletusan.
5) Intrusi korok merupakan gang memotong lapisan litosfer.
6) Apofisa merupakan gang yang kecil dan bercabang.
7) Pipa kawah adalah sebuah pipa atau saluran pada gunung api yang
menuju ke kawah.
8) Kawah utama adalah tempat utama keluarnya magma.
9) Kawah samping adalah tempat keluarnya magma namun sedikit, tidak
sebanyak kawah utama.
4. Jenis-jenis gunung api (bentuk, letusan, siklus kehidupan) dan tipe-tipe gunung
api
➢ Jenis-jenis gunung api berdasarkan bentuk :
a. Gunung api yang memiliki bentuk seperti kerucut, disebut dengan gunung api
strato. Pada saat terjadi erupsi, material yang dikeluarkan berselang seling
antara lava cair encer dan lava cair kental. Gunung semacam ini semakin lama
akan bertambah tinggi. Pada umumnya gunung api di Indonesia mempunyai
bentuk strato.
b. Gunung api yang letusannya sangat kuat, dan batuan yang ada di sekitar
kepundan hancur serta terlempar ke luar, sehingga kepundan berbentuk
corong, yang biasa disebut dengan gunung api maar. Contoh : Gunung Rinjani
di Nusa Tenggara dan Gunung Lamongan di Jawa Timur.
c. Gunung api yang bentuknya seperti perisai atau tameng disebut dengan
gunung api perisai. Pada saat terjadi erupsi material yang dikeluarkan
berbentuk cair. Erupsi seperti ini disebut dengan erupsi efusif. Contoh Gunung
Mauna Loa di Hawaii. Tipe gunung api seperti ini tidak terdapat di Indonesia.
d. Gunung api yang memiliki suatu kawasan berbentuk bulat dan membentang
rendah di tanah disebut dengan gunung api kaldera. Kawasan ini terbentuk
pada saat tanah amblas akibat letusan eksplosif. Contoh : Kaldera Danau Toba
dan Kaldera Gunung Tambora.
➢ Jenis-jenis gunung api berdasarkan letusan :
a. Tipe Hawaii, magma yang dikeluarkan sangat cair, mempunyai tekanan gas
yang rendah dan berasal dari dapur magma yang dangkal. Keluar melalui
retakan, kaldera, dan lubang-lubang letusan. Contoh : Gunung Kilauea,
Mauna Loa, dan Mauna Kea di Hawaii.
b. Tipe Stromboli, erupsi yang terjadi tidak terlalu eksplosif dan berlangsung
lama dan puncak kepundan berbentuk kerucut. Lava yang keluar cair dengan
tekanan gas sedang dan dari dapur magma yang dalam. Contoh : Gunung
Raung di Jawa Timur dan Gunung Vesuvius di Italia.
c. Tipe Vulkano, pada saat erupsi, lava yang keluar kental dengan tekanan gas
sedang sampai tinggi. Magma berasal dari dapur magma yang dangkal sampai
agak dalam. Tipe letusan seperti ini disebut dengan tipe vulkano. Contoh :
Gunung Etna di Italia.
d. Tipe Perret, erupsi dengan ledakan yang sangat dahsyat disertai dengan
semburan material ke atas karena tekanan gas yang sangat tinggi. Bersifat
merusak dan diduga ada kaitannya dengan pembentukan kaldera gunung api.
Contoh : Gunung Krakatau di Selat Sunda.
e. Tipe Merapi, lava yang keluar bersifat kental dan mengalir secara perlahan
karena adanya tekanan gas yang rendah, sehingga membentuk sumbat kawah.
Adanya akumulasi tekanan gas dapat menyebabkan sumbat kawah tersebut
pecah dan disertai dengan munculnya awan panas. Contoh : Gunung Merapi
di Yogyakarta & Jawa Tengah.
f. Tipe St. Vincent, erupsi yang disertai dengan lava yang kental dan tekanan
gas sedang, berasal dari dapur magma yang dangkal. Pada kawah terdapat
danau kawah, yang sewaktu terjadi letusan akan dimuntahkan ke luar dengan
membentuk lahan letusan. Contoh : Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung
St. Vincent di Kepulauan Antiles.
g. Tipe Pelee, erupsi yang disertai dengan lava yang kental, tekanan gas tinggi
dan dari dapur magma yang dalam serta bersifat eksplosif. Contoh : Gunung
Pelee.
➢ Siklus kehidupan :
- Active Volcano
Active volcano adalah gunung api yang sempat mengalami erupsi.
- Dorman Volcano
Dorman volcano adalah gunung api yang tidak ada kegiatan dalam waktu lama.
Namun, masih berpotensi untuk meletus.
- Ezetint Volcano
Ezetint volcano adalah gunung yang tidak akan erupsi karena gunung tersebut
telah mati.
- Destructive Volcano
Destructive volcano adalah gunung yang mengalami pengikisan cerosil dan
meninggalkan bekas-bekas lava.
2. Analisis
Intrusi magma merupakan sebuah proses penerobosan magma melalui kulit bumi namun
tidak sampai pada permukaan bumi. Proses intrusi magma ini juga kerap disebut dengan istilah
lainnya yaitu plutonisme. Proses intrusi magma ini tidak sampai pada permukaan bumi namun
menghasilkan batuan beku yang termasuk ke dalam golongan batuan beku intrusif. Ekstrusi
magma merupakan sebuah penerobosan magma dari dalam perut bumi melalui kerak bumi dan
mencapai permukaan bumi. Ekstrusi magma merupakan proses lanjutan dari adanya intrusi
magma yang tidak sempat mencapai permukaan bumi. Dalam proses ekstrusi magma ini terjadi
pengeluaran berbagai material dari dalam perut bumi seperti batu, gas, lahar, lava, belerang,
nitrogen, gas asam arang dan gas uap air. Cara membedakan bentuk vulkanisme intrusif dan
bentuk vulkanisme ekstrusif dapat dilakukan dengan melihat tabel A dan B pada ciri – ciri serta
proses pembentukannya. Lampiran A merupakan bentuk vulkanisme intrusif yang terdiri dari
(1) sill, proses pembentukannya terjadi karena lapisan magma tipis yang menyusup di antara
celah-celah batuan dan ciri-cirinya mempunyai ketebalan sampai ratusan meter, (2) dyke,
proses pembentukannya terjadi karena injeksi magma yang masuk ke dalam rekahan batuan
dan ciri-cirinya memiliki ketebalan dari beberapa cm sampai beberapa puluh meter dan
panjangnya mencapai ratusan meter (3) Lakolit, proses pembentukannya terjadi karena magma
yang menerobos di sepanjang bidang yang lemah dan menyebabkan bentuk kubah (dome)
dengan sudut kemiringan yang merata ke berbagai arah dan ciri-cirinya memiliki diameter
berkisar 2-4 mil dan kedalamannya mencapai ribuan meter (4) Batolit, proses pembentukannya
terbentuk di dalam dapur magma karena penurunan suhu yang melambat dan memiliki ciri-ciri
bentuk tidak beraturan dan berukuran besar (5) Neck, proses pembentukannya terjadi karena
magma yang mengeras di dalam lubang gunung api aktif dan ciri-cirinya muncul sedikit demi
sedikit dan makin tinggi di atas kepundan (6) Phakolig, proses pembentukannya terjadi karena
batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah terbentuk sebelumnya dan ciri-
cirinya berbentuk lensa serta memiliki ketebalan dari ratusan sampai ribuan meter. Lampiran
B merupakan bentuk vulkanisme ekstrusif yang terdiri dari (1) kerucut gunung api, proses
pembentukannya terjadi karena material letusan gunung api yang merupakan campuran antara
letusan efusif dan eksplosif dan ciri-cirinya berbentuk curam di bagian puncak dan landai di
bagian kaki (2) Medan Lava, proses pembentukannya terjadi karena adanya aliran lava melalui
lembah-lembah dan hasil erupsi gunung api dan ciri-cirinya berupa daerah bergelombang yang
tidak teratur serta memiliki bentuk lereng lurus dengan kemiringan 15% (3) Medan Lahar,
proses pembentukannya terjadi karena hasil letusan gunung api berupa fragmentasi dan ciri-
cirinya berupa aliran air yang mengandung material letusan seperti batu, pasir, dan kerikil (4)
Kaldera, proses pembentukannya terjadi karena habisnya magma di dapur magma yang
dikeluarkan waktu erupsi dan ciri-cirinya dikelilingi oleh sisi yang agak curam dan mempunyai
lubang berukuran besar (5) Kawah, proses pembentukannya terjadi akibat erupsi yang pada
saat kejadian melemparkan batuan yang berasal dari gunung api dan ciri-cirinya berwarna hijau
cerah serta mengeluarkan gas belerang (6) Kepundan, proses pembentukannya yaitu berupa
depresi melingkar di permukaan tanah yang disebabkan oleh aktivitas vulkanis (7) Kerucut
parasiter, berupa depresi melingkar di permukaan tanah yang disebabkan oleh aktivitas
vulkanis dan ciri cirinya berbentuk cekungan lingkaran serta memiliki dimensi yang lebar (8)
Barranco, proses terbentuknya terjadi karena erosi yang cukup lama dan ciri-cirinya memiliki
tebing yang curam. Dari tabel tersebut kita dapat melihat dan mengetahui perbedaan bentuk
vulkanisme intrusif dan ekstrusif.
Secara administratif, Kaliurang terletak di Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Gunung Merapi terletak erletak
di antara dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sebelah Utara
dan Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sebelah selatan berbatasan dengan
Yogyakarta, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang, sebelah Tenggara
berbatasan dengan Kabupaten Klaten.
Bentukan sungai yang terdapat pada peta dibedakan ke dalam lereng atas, tengah, dan
bawah. Pada lereng atas, aliran sungai masih berupa aliran tunggal karena belum terdapat anak
sungai, di bagian lereng tengah, aliran sungai bukan lagi aliran tunggal karena mulai bercabang
dan memiliki anak sungai minimal satu anak sungai sedangkan di lereng bawah aliran sungai
sudah memiliki banyak anak sungai. Pola aliran yang terbentuk yaitu radial sentrifugal yang
dimulai dari lereng atas lalu menjadi aliran pinnate.
Bentuk lahan yang terbentuk di bagian lereng atas yaitu kerucut gunung api yang tinggi dan
mengerucut, serta terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. dengan kerucut gunung.
Di bagian lereng tengah terdapat pengendapan material gunung merapi dengan endapan di
bagian permukaan berupa bekas lahar yang masih banyak terdapat singkapan batuannya. Pada
lereng bawah, bentukan lahan yang terbentuk perkebunan ataupun hutan – hutan.
Pada peta RBI lembar kaliurang terdapat gunung api, yaitu Gunung Merapi. Jika dilihat dari
jenis gunung api berdasarkan bentuknya, Gunung Merapi termasuk ke dalam gunung api strato
atau kerucut. Namun, jika dilihat dari jenis letusannya, Gunung Merapi termasuk ke dalam tipe
Merapi, lava yang keluar bersifat kental dan mengalir secara perlahan karena adanya tekanan
gas yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah. Adanya akumulasi tekanan gas dapat
menyebabkan sumbat kawah tersebut pecah dan disertai dengan munculnya awan panas. Jenis
erupsi Gunung Merapi merupakan erupsi eksplosif dan efusif karena pada tahun 2010 gunung
ini mengalami letusan eksplosif ditandai dengan keluarnya magma dengan ledakan yang
dahsyat dan disertai awan panas yang menjulang tinggi, tetapi sebagian besar letusan Gunung
Merapi sebenarnya merupakan erupsi efusif seperti pada tahun 2018 dan 2020. Berdasarkan
sejarahnya, Gunung merapi termasuk ke dalam tipe A. Gunung ini masih menghasilkan magma
dan memiliki kemungkinan untuk mengalami erupsi. Gunung api tipe A pernah mengalami
erupsi minimal satu kali pada tahun 1600 atau setelahnya. Gunung Merapi tercatat terakhir kali
mengalami erupsi besar pada tahun 2006 dan 2010, setelahnya hanya mengalami erupsi kecil.
Gunung Merapi terbilang gunung termuda di rangkaian gunung berapi daerah selatan setelah
Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu. Awal terbentuknya disebabkan oleh pergerakan ke
bawah zona subduksi Lempeng Indo-Australia hingga menyentuh Lempeng Eurasia. Akibat
proses tersebut, aktivitas vulkanik tidak terhindari dan berdampak pada kehidupan di bagian
tengah pulau Jawa.
G. KESIMPULAN
Vulkanisme dapat didefinisikan sebagai tempat atau lubang diatas muka Bumi dimana
daripadanya dikeluarkan bahan atau bebatuan yang pijar atau gas yang berasal dari bagian
dalam bumi ke permukaan, yang kemudian produknya akan disusun dan membentuk sebuah
kerucut atau gunung.
Bentuk lahan asal vulkanis adalah bentuk lahan yang pembentukannya dikontrol oleh proses
vulkanisme (yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi). Bentuk lahan vulkanis secara
sederhana terbagi menjadi dua, yaitu Ekstrusif dan Intrusif.
Secara administratif, Kaliurang terletak di Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Gunung Merapi terletak erletak
di antara dua provinsi, yaitu Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sebelah Utara
dan Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sebelah selatan berbatasan dengan
Yogyakarta, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang, sebelah Tenggara
berbatasan dengan Kabupaten Klaten.
Bentukan sungai yang terdapat pada peta dibedakan ke dalam lereng atas, tengah, dan
bawah. Pada lereng atas, aliran sungai masih berupa aliran tunggal karena belum terdapat anak
sungai, di bagian lereng tengah, aliran sungai bukan lagi aliran tunggal karena mulai bercabang
dan memiliki anak sungai minimal satu anak sungai sedangkan di lereng bawah aliran sungai
sudah memiliki banyak anak sungai. Pola aliran yang terbentuk yaitu radial sentrifugal yang
dimulai dari lereng atas lalu menjadi aliran pinnate.
Bentuk lahan yang terbentuk di bagian lereng atas yaitu kerucut gunung api yang tinggi dan
mengerucut, serta terdiri atas lava dan abu vulkanik yang mengeras. dengan kerucut gunung.
Di bagian lereng tengah terdapat pengendapan material gunung merapi dengan endapan di
bagian permukaan berupa bekas lahar yang masih banyak terdapat singkapan batuannya. Pada
lereng bawah, bentukan lahan yang terbentuk perkebunan ataupun hutan – hutan.
Pada peta RBI lembar kaliurang terdapat gunung api, yaitu Gunung Merapi. Jika dilihat dari
jenis gunung api berdasarkan bentuknya, Gunung Merapi termasuk ke dalam gunung api strato
atau kerucut. Namun, jika dilihat dari jenis letusannya, Gunung Merapi termasuk ke dalam tipe
Merapi, lava yang keluar bersifat kental dan mengalir secara perlahan karena adanya tekanan
gas yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah. Jenis erupsi Gunung Merapi merupakan
erupsi eksplosif dan efusif. Berdasarkan sejarahnya, Gunung merapi termasuk ke dalam tipe A.
Gunung ini masih menghasilkan magma dan memiliki kemungkinan untuk mengalami erupsi.
Gunung api tipe A pernah mengalami erupsi minimal satu kali pada tahun 1600 atau setelahnya.
Gunung Merapi tercatat terakhir kali mengalami erupsi besar pada tahun 2006 dan 2010,
setelahnya hanya mengalami erupsi kecil.
DAFTAR PUSTAKA
(style APA, 1 buku 2 web 3 jurnal)
Setyawati. Sriyadi, dkk. 2017. Geomorfologi Lereng Barat Daya Gunung Api Merapi
Kaitannya Dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Kebencanaan. Jurnal Geomedia, (Vol.
15 No. 1, 2017).
Suwarno, Susanto. 2010. SISTEM MITIGASI BENCANA ALAM GUNUNG API GUNTUR
MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH. (Vol. 5, No. 4, 2010).
LAMPIRAN A
a. Tabel macam-macam bentuk lahan vulkanik interusif
(sill, dyke, lakolit, batolit, phakolit, neck)
LAMPIRAN B
(gambar tangan di kertas HVS F4)
b. Tabel macam-macam bentuk lahan vulkanik ekstrusif
(kerucut gunung api, medan lava, medan lahar, kaldera, kawah, kepunden, kerucut parasiter,
baranco)
LAMPIRAN C
c. Gambar peta RBI 1 : 25.000 Lembar Kaliurang
Gambar full lembar peta
LAMPIRAN D
d. Gambar identifikasi bentuk lahan vulkanik melalui sungai dan mengkategorikan kedalam lereng atas, bawah, atau tengah dari peta RBI 1:25.000 Lembar Kaliurang