Laporan Praktikum Penginderaan Jauh Pertemuan 5
Laporan Praktikum Penginderaan Jauh Pertemuan 5
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH DASAR
ACARA:
INTERPRETASI CITRA
PENUTUP DAN PENGGUNAAN LAHAN
MENGGUNAKAN CITRA MULTISPEKTRAL
Oleh:
LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL
INTERPRETASI CITRA PENUTUP DAN PENGGUNAAN LAHAN
MENGGUNAKAN CITRA MULTISPEKTRAL.
B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat melakukan interpretasi di ArcGIS dengan metode Digitalisasi;
2. Mahasiswa dapat membuat layout hasil delineasi di ArcGIS;
3. Mahasiswa dapat mengisi tabel identifikasi objek pada Citra Landsat 8;
c. Ukuran
Ukuran merupakan atribut obyek yang berupa jarak, luas, tinggi, lereng dan
volume. Ukuran tergantung skala dan resolusi citra. Misal sebuah citra
menunjukkan ukuran rumah hunian, gudang, tempat niaga (Mal), dan perkantoran.
Rumah hunian ukurannya relatif lebih kecil dibandingkan dengan tempat niaga atau
pasar modern (Mal) dengan bangunan yang sangat mudah dikenali karena selain
bentuk juga ukurannya yang luas dan besar.
d. Bayangan
Bayangan merupakan obyek yang tampak samar-samar atau tidak tampak
sama sekali (hitam), sesuai dengan bentuk obyeknya seperti bayangan awan,
bayangan gedung, bayangan bukit. Bayangan sering dapat mengamati obyek yang
tersembunyi, seperti cerobong asap pabrik, menara, bak air yang dipasang tinggi
akan tampak dari bayangan.
e. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra. Tekstur sering
dinyatakan dalam ujud kasar, halus, atau bercak-bercak. Misal pada Citra
Quickbird Tobelo, Halmahera, tampak obyek perkotaan (bangunan) tampak
bertekstur kasar, sedangkan kebun berstekstur sedang, rumput bertekstur halus.
Obyek air tenang bertekstur halus, air bergelombang bertekstur sedang.
f. Pola
Pola merupakan ciri obyek buatan manusia dan beberapa obyek alamiah
yang membentuk susunan keruangan. Pola permukiman pedesaan biasanya pola
tidak teratur, namun ada hal yang dapat digunakan sebagai acuan seperti pola
permukiman memanjang (longeted) sepanjang jalan atau sungai, permukiman
menyebar dan mengelompok di sekitar danau. Perumahan yang dibangun terencana
seperti real estate dikenali dengan pola teratur. Pola perkebunan teratur karena
sudah direncanakan dengan pematang/ jalan-jalan inspeksi, saluran pengairan
dengan tanaman yang homogen, sehingga mudah dibedakan dengan vegetasi lain.
g. Situs
Situs merupakan hubungan antar obyek dalam satu lingkungan, yang dapat
menunjukkan obyek disekitarnya atau letak suatu obyek terhadap obyek lain. Situ
biasanya mencirikan suatu obyek secara tidak langsung. Situs kebun kopi terletak
di lahan miring, karena tanaman kopi memerlukan pengaturan saluran air/ sirkulasi
air yang baik; Situs sering membentuk pola, seperti situs permukiman memanjang
di sepanjang jalan, permukiman sepanjang sungai pada tanggul alam, permukiman
pantai di sepanjang igir beting pantai.
h. Asosiasi
Asosiasi merupakan unsur antar obyek yang keterkaitan atau antara obyek
yang satu dengan obyek yang lain, sehingga berdasarkan asosiasi tersebut dapat
membentuk suatu fungsi obyek tertentu. Misalnya Pelabuhan merupakan asosiasi
dari kenampakan laut, dermaga, kapal, bangunan gudang dan tempat tunggu
penumpang, lapangan tempat parkir kontiner. Sekolahan merupakan asosiasi dari
gedung sekolah, lapangan/ halaman untuk olah raga. Stasiun Kereta Api merupakan
asosiasi dari bangunan memanjang di tepi rel kereta api, tempat parkir kereta, tower
air untuk keperluan kereta api, kemungkinan bangunan bengkel kereta api.
Hierarki Interpretasi Citra, yaitu:
5. Komposit Citra
Komposit citra adalah proses menggabungkan dan mengkombinasikan tiga
citra penginderaan jauh dari saluran atau band citra yang berbeda sehingga memberikan
kombinasi warna yang berbeda, dengan tujuan menonjolkan kenampakan suatu objek
yang menjadi objek kajian. Perbedaan warna pada citra komposit disebabkan oleh
perbedaan pada panjang gelombang yang digunakan setiap band, serta kepekaan setiap
objek terhadap panjang gelombang tersebut.
Citra komposit dapat dibagi menjadi warna asli (true coloe/natural color) dan
warna semu (false color). Citra komposit warna asli menampakkan warna asli objek
sesuai dengan pandangan mata manusia, misal tanah akan berwarna kemerahan dan
kanopi vegetasi akan berwarna hijau. Citra ini didapatkan dengan menempatkan citra
band merah, hijau, dan biru sesuai dengan pada saluran warna RGB masing-masing.
Citra warna asli dapat diperoleh menggunakan kombinasi 321 pada Landsat 7 dan 432
pada Landsat 8.
Sedangkan citra komposit warna semu artinya tidak menunjukkan warna sesuai
aslinya. Biasanya diperlukan untuk menonjolkan satu atau beberapa kenampakan
objek, yang tidak tampak pada citra komposit warna asli. Citra komposit warna semu
dibagi menjadi komposit standar dan tidak standar. Komposit standar menggunakan
tiga saluran masukan, yaitu inframerah dekat, merah, dan hijau, dengan urutan
pewarnaan merah, hijau, dan biru. Sedangkan pada komposit tak standar, kombinasi
dapat disusun dengan susunan
a. Mengubah urutan tersebut misalnya merah, inframerah dekat, dan hijau;
b. Menggunakan saluran-saluran lain -misalnya biru, inframerah dekat, dan merah;
c. Menggunakan gabungan saluran terlebih dahulu (misalnya indeks vegetasi) dan
setelah itu baru dikompositkan;
d. Menggunakan tanggal perekaman yang berbeda. Misal komposit RGB dengan
susunan nilai rata-rata NDVI pada bulan Januari-Maret; April-Juni; Sept-
Desember.
Komposit citra perlu dilakukan untuk menonjolkan kenampakan di
permukaaan bumi yang dianggap penting yang menjadi fokus kajian. Hal ini penting
dilakukan karena kenampakan objek yang dikehendaki bisa lebih menonjol dan lebih
mudah diinterpretasi, terutama dengan interpretasi visual. Sebagai contoh, untuk
menekankan objek perairan dan karakteristiknya, misal endapan sedimen pada perairan
dangkal, kita perlu menggunakan kombinasi band yang peka air. Dengan demikian,
kita bisa menggunakan band merah, hijau, dan biru yang peka air, dan tidak
menggunakan saluran inframerah dekat maupun tengah karena air cenderung menyerap
energi pantulan pada panjang gelombang tersebut.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan Asisten Praktikum menyiapkan alat dan bahan (PPT, Citra Satelit
Landsat 8 empat paket, software ArcGIS, dll) yang akan digunakan dalam praktikum;
2. Mahasiswa menyimak penjelasan langkah-langkah praktikum dari Asisten Praktikum;
3. Mahasiswa mencatat penjelasan langkah-langkah penulisan laporan dari Asisten
Praktikum;
4. Mahasiswa mencatat hal-hal penting dari penjelasan yang telah diberikan oleh Asisten
Praktikum;
5. Mahasiswa diberikan Citra Satelit Landsat 8 sebanyak empat paket dan hanya
menggunakan satu paket saja sesuai pembagian absen;
6. Mahasiswa memasukan Citra Landsat 8 sesuai paket yang terdiri dari Band 2, 3, 4, dan
True Color ke ArcGIS;
7. Mahasiswa membuat Shapefile pada catalog sesuai tipe objek yang akan didelineasi,
apakah Polygon, Line, atau Point;
8. Mahasiswa melakukan digitalisasi dengan menggunakan tools Editor dan Create
Features, setelah selesai semua lalu Save Editing dan Stop Editing;
9. Mahasiswa melakukan interpretasi/delineasi menggunakan metode Digitalisasi Citra
Satelit Landsat 8 minimal sepuluh objek;
10. Mahasiswa membuat layout hasil interpretasi untuk menjadi peta hasil delineasi
penutup/penggunaan lahan yang totalnya ada 4 peta sesuai saluran;
11. Mahasiswa mengisi tabel identifikasi objek pada Citra Landsat 8;
12. Mahasiswa menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti kepada Asisten Praktikum;
13. Mahasiswa dan Asisten Praktikum merapikan dan mengembalikan alat-alat praktikum;
14. Mahasiswa mencari informasi dan referensi bacaan dari berbagai sumber;
15. Mahasiswa menyusun laporan;
16. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada Asisten Praktikum.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a. Peta Hasil Delineasi True Color pada Citra Landsat 8 (Terlampir);
b. Peta Hasil Delineasi Saluran 2 pada Citra Landsat 8 (Terlampir);
c. Peta Hasil Delineasi Saluran 3 pada Citra Landsat 8 (Terlampir);
d. Peta Hasil Delineasi Saluran 4 pada Citra Landsat 8 (Terlampir);
e. Tabel Identifikasi Objek pada Citra Landsat 8 (Terlampir).
2. Analisis
Praktikum Penginderaan Jauh ke-5 bertemakan Interpretasi Citra Penutup Dan
Penggunaan Lahan Menggunakan Citra Multispektral. Disediakan 4 paket yang berisi
Citra Landsat 8 dengan Band 2, 3, 4, dan True Color, dimana mahasiswa hanya
mendapatkan satu paket saja sesuai pembagian nomor absen. Bersumber dari citra
tersebut selanjutnya diinterpretasi minimal 10 obyek apa saja yang ada pada keruangan
citra tersebut, kemudian memasukannya ke software ArcGIS kemudian dilakukan
delineasi menggunakan metode digitalisasi yang nantinya dilengkapi dengan layout
informasi tepi. Obyek yang sudah ditentukan juga diidentifikasi per obyeknya dengan
variabel seperti Warna Objek Tiap Saluran/Band, Gambar Objek Tiap Saluran, dan
Warna Objek Pada Citra Komposit.
Langkah pertama dalam mengerjakan laporan praktikum ke-5 ini yaitu
mengolah citra pada software ArcGIS. Setelah dibagi paket sesuai absen selanjutnya
pemrosesan pada ArcGIS, pada laporan ini menggunakan paket 1 yang terdiri dari
Saluran/Band 2, 3, 4, dan True Color. Masukan semua saluran ke Sofrware ArcGIS
dengan cara klik tools AddFile, pilih file yang akan dimasukan. Selanjurnya membuat
Shapefile pada tools Catalog dengan klik kanan pada folder penyimpanannya pilih New
> Shapefile. Buat Shapefile sebanyak objek yang akan didelineasi menggunakan
metode digitalisasi dan tipe juga menyesuaikan objeknya apakah Point, Polygon, atau
Line. Digitalisasi Digitasi semua objek lalu jika sudah selesai pada tools Editor pilih
Save Editing > Stop Editing. Terakhir melakukan layout melengkapi informasi tepi
agar lebih jelas dan informatif. Pertama atur ukuran kertasnya dengan ikon File > Page
and Print Setup, pilih ukuran kertas sesuai yang dibutuhkan. Pindah tampilan ke Layout
View pada ikon View dan atur ukuran map face maupun informasi tepi serapih
mungkin agar lebih estetik saat dilihat. Buat pada informasi tepi seperti Judul, Arah
Orientasi, Legenda, Sumber, Penyusun, Nama Dosen, Nama Asprak, dan Penerbit.
Total semua peta yaitu empat peta karena menyesuaikan jumlah saluran/band yang
dipakai.
Objek pada peta hasil delineasi paket satu terdiri dari 10 objek yaitu Jalan,
Permukiman, Lahan Terbuka, Vegetasi, Persawahan, Gosong Sungai, Dataran Banjir,
Sungai, Muara, Laut. Pada peta objek jalan ditandai oleh outline polygon berwarna
merah terang, permukiman ditandai oleh outline polygon berwarna orange terang,
lahan terbuka ditandai oleh outline polygon berwarna merah tua, vegetasi ditandai oleh
outline polygon berwarna hijau tua, persawahan ditandai oleh outline polygon
berwarna hijau muda, gosong sungai ditandai oleh outline polygon berwarna kuning,
dataran banjir ditandai oleh outline polygon berwarna cokelat, sungai ditandai oleh
outline polygon berwarna biru muda, muara ditandai oleh outline polygon berwarna
biru tua, sedangkan laut ditandai oleh outline polygon berwarna biru terang.
Pada tabel identifikasi objek juga mengidentifikasi 10 objek tersebut. Kolom
variabel Warna Objek Tiap Saluran pada semua objek sama yaitu B2 Merah Gelap, B3
Hijau Muda, dan B4 Biru Tua. Variabel Gambar Objek Tiap Saluran menyesuaikan
kenampakan masing-masing objek, tujuannya membedakan bagaimana visualisasi
pada saluran B2, B3, maupun B4. Objek jalan paling terang di B3, permukiman paling
terang di B3, lahan terbuka paling terang di B3, vegetasi paling terang di B3,
persawahan paling terang di B3, gosong sungai paling terang di B4, dataran banjir
paling terang di B4, Sungai paling terang di B4, Muara paling terang di B3, dan laut
paling terang di B4. Hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa kenampakan seperti
vegetasi atau persawahan akan lebih jelas menggunakan saluran B3 yang warna dasar
salurannya memang Hijau Muda, sedangkan kenampakan air lebih cocok dan jelas
menggunakan saluran B4 yang memang warna dasar salurannya Biru Tua. Variabel
Warna Objek Pada Citra Komposit sesuai warna asli masing-masing objek atau
menggunakan saluran true color yang hasilnya pada objek jalan berwarna Hitam
Kecokelatan, permukiman berwarna Putih Terang, lahan terbuka berwarna Hijau dan
Cokelat Kehitaman, vegetasi berwarna Hijau Muda dan Tua, persawahan berwarna
sama dengan vegetasi, gosong sungai berwarna Hijau Tua Kecokelatan, dataran banjir
berwarna Cokelat Kehijauan, sungai berwarna Cokelat Pekat, muara berwarna Cokelat
namun tidak sepekat sungai, serta laut berwarna Biru Tua sedikit Cokelat.
G. KESIMPULAN
Citra merupakan hasil rekaman atau tangkapan dari sensor pada satelit yang
mengumpulkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan oleh objek di
permukaan bumi sehingga menggambarkan kenampakan yang ada. Interpretasi Citra
merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk
mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut. Citra Multispektral
merupakan citra yang menggunakann beberapa warna atau dibuat dengan saluran jamak.
Citra pankromatik adalah citra yang menggunakan seluruh spektrum yang tampak oleh
mata, hanya menggunakan salah satu saluran warna biasanya berwarna hitam putih.
Landsat 8 memiliki sensor Operational Land Imager (OLI) dan Thermal Infrared Sensor
(TIRS), sedangkan Sentinel-1 memiliki mode operasional utama yaitu Interferometric
Wide Swath (IW) dan Extra Wide Swath (EW). Komposit citra adalah proses
menggabungkan dan mengkombinasikan tiga citra penginderaan jauh dari saluran atau
band citra yang berbeda sehingga memberikan kombinasi warna yang berbeda.
Dalam mengerjakan laporan praktikum ke-5 ini yaitu mengolah citra pada software
ArcGIS. Masukan semua saluran ke Sofrware ArcGIS dengan cara klik tools AddFile, lalu
membuat Shapefile pada tools Catalog dengan klik kanan pada folder penyimpanannya
pilih New > Shapefile. Jumlah Shapefile minimal berjumlah 10 dengan tipe mengikuti
objek yang akan didigitasi. Memulai digitasi menggunakan tools Editor > Start Editing lalu
pilih shapefile sesuai objek yang akan didigitasi di tools Create Features. Setelah semua
objek selesai didigitasi, pada tools Editor > Save Editing > Stop Editing. Buat Layout yang
terlebih dahulu mengukur kertasnya pada ikon File > Page and Print Setup dan atur ukuran
kertas sesuai kebutuhan. Ganti tampilan di View > LayoutView, atur ukuran map face dan
kolom informasi tepinya. Pada informasi tepi, buat Judul, Arah Orientasi, Legenda,
Sumber, Penyusun, Nama Dosen, Nama Asprak, dan Penerbit. Total semua peta yang harus
dibuat dan dilampirkan pada laporan sebanyak 4 peta.
Objek pada paket satu yang dapat didelineasi berjumlah 10 objek. Pada legenda
Jalan berwarna Merah Terang, Permukiman berwarna Orange Terang, Lahan Terbuka
berwarna Merah Tua, Vegetasi berwarna Hijau Tua, Persawahan berwarna Hijau Muda,
Gosong Sungai berwarna Kuning, Dataran Banjir berwarna Cokelat, Sungai berwarna Biru
Muda, Muara berwarna Biru Tua, dan Laut berwarna Biru Terang. Berdasarkan variabel
Gambar Objek Tiap Saluran dapat disimpulkan bahwa kenampakan seperti vegetasi atau
persawahan lebih cocok dengan saluran B3 yang warna dasarnya Hijau Muda, sedangkan
kenampakan air lebih cocok dengan saluran B4 yang warna dasarnya Biru Tua. Variabel
Warna Objek Pada Citra Komposit, jalan berwarna Hitam Kecokelatan, permukiman
berwarna Putih Terang, lahan terbuka berwarna Hijau dan Cokelat Kehitaman, vegetasi
berwarna Hijau Muda dan Tua, persawahan berwarna sama dengan vegetasi, gosong
sungai berwarna Hijau Tua Kecokelatan, dataran banjir berwarna Cokelat Kehijauan,
sungai berwarna Cokelat Pekat, muara berwarna Cokelat namun tidak sepekat sungai, serta
laut berwarna Biru Tua sedikit Cokelat.
DAFTAR PUSTAKA
Arsy, R. F. (2013). “Metode Survei Deskriptif Untuk Mengkaji Kemampuan Interpretasi Citra
Pada Mahasiswa Pendidikan Geografi Fkip Universitas Tadulako”. Kreatif, 16(3).
Darmawan, A., Harianto, S. P., Santoso, T., & Winarno, G. D. (2018). Buku Ajar Penginderaan
Jauh Untuk Kehutanan. Bandar Lampung, 2018.
Dosen, P. (2022). ”Pengertian Interpretasi Citra, Tahapan, Ciri, dan Contohnya”, diakses melalui
https://dosengeografi.com/interpretasi-citra/, pada hari Minggu 21 Mei 2023 pukul
9.45 WIB.
Evrili, N. (2020). (Analisis Tingkat Produktivitas Dan Kesehatan Kelapa Sawit Menggunakan
Data Foto Udara Multispketral Dan Lidar (Studi Kasus: Kecamatan Batin XXIV,
Provinsi Jambi)). Doctoral dissertation, Institut Teknologi Nasional Bandung.
Farid, F. (2015). Penginderaan Jauh (Remote Sensing). Madura: UTMPRESS.
GeografMuda. (2022). “Karakteristik Citra Satelit LANDSAT 8”, diakses melalui
https://www.geografi.org/2022/03/karakteristik-citra-satelit-landsat-8.html, pada hari
Minggu 21 Mei 2023 pukul 06.11 WIB.
Hadi, B. S. (2007). Dasar-dasar Fotogrametri. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Hussein, S. (2022). “Citra Komposit dan Proses Komposit Citra Penginderaan Jauh”, diakses
melalui https://geospasialis.com/komposit-citra/, pada hari Senin 22 Mei 2023 pukul
10.33 WIB.
Kendalkab. (2023). “Kendal Menjadi Salah satu Daerah Percontohan KHDPK”, diakses melalui
https://www.kendalkab.go.id/berita/id/20230216001/kendal_menjadi_salah_satu_dae
rah_percontohan_khdpk, pada hari Minggu 21 Mei 2023 pukul 23.04 WIB.
Mainaki, R., & Hilman, I. (2020). Petunjuk Praktikum Penginderaan Jauh. Bandung: El Markazi.
Ningsih, D. H. U., & Setyadi, A. (2003). “Remote Sensing (Penginderaan Jauh)”. Dinamik, 8(2).
Nurlaela. (2014). “Membangun Kunci Interpretasi Untuk Beberapa Jenis Penutup Lahan Atau
Penggunaan Lahan”. Laporan Praktikum Penginderaan Jauh, Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
Purwadhi, F. S. H., & Sanjoto, T. B. (2008). Pengantar Interpretasi Citra Penginderaan Jauh.
Jakarta: LAPAN & Universitas Negeri Semarang.
Sofwany, B. F. (2015). Perbedaan Multispektral dan Pankromatik. Makalah Prodi Perencanaan
Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Pasundan.
Sutanto. (1992). Penginderaan Jauh Dasar Jilid I. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
LAMPIRAN
a. Peta Hasil Delineasi True Color pada Citra Landsat 8
Hijau dan
Lahan Merah Hijau Biru
Cokelat
Terbuka Gelap Muda Tua
Kehitaman