Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD

‫ﷺ‬

DOSEN PEMBIMBING:

Abdul Ghofur, MA., M.Ud

Di Susun Oleh:

Rina Tri Ratnasari

Ellychia Isnaini

Jasmin Unsa Muharromah

UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


2021/2022

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW

Abstrak

Islam yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad Saw telah membawa bangsa
arab yang semula terbelakang, jahiliyah, tidak beradab dan tidak terkenal, dan di
abaikan oleh bangsa lain, menjadi bangsa yang maju, ia dengan cepat bergerak
mengembangkan dunia, membina suatu ke budayaan dan peradaban yang sangat
penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang. Peristiwa penting yang
memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi pada usia 35 tahun, Waktu itu
bangunan Ka’bah rusak berat. Perbaikan ka’bah di lakukan secara gotong royong,
para penduduk Mekkah membantu perkerjaan itu dengan sukarela. Tetapi pada saat
terakhir ketika perkerjaan tinggal mengangkat dan meletakkan hajar aswad di tempat
semula, timbul perselisihan karena setiap suku merasa berhak melakukan tugas
terakhir dan terhormat. Perselisihan semakin memuncak maka pemimpin Quraisy
sepakat bahwa orang yang pertama masuk ke ka’bah melalui pintu shafa, akan di
jadikan hakim untuk memutuskan perkara. Ternyata orang pertama masuk itu adalah
Nabi Muhammad SAW. Ia pun di percaya menjadi hakim, Ia lantas membentangkan
kain dan meletakkan hajar aswad di tengah-tengah, lalu meminta seluruh pemimpin
suku memegang tepi kain dan mengangkatnya secara bersama-sama. Setelah sampai
pada ketinggian tertentu, Muhammad meletakkan batu itu pada tempatnya semula.
Dengan demikian, perselisihan dapat di selesaikan dengan bijaksana, dan semua
kepala suku merasa puas dengan cara penyelesaian seperti itu. Nabi Muhammad
segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang
telah memeluk agama islam. Petugas keagamaan dan para dai dikirim ke berbagai
daerah dan kabilah mengajarkan ajaran-ajaran islam, mengatur peradilan, dan
memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya
dengan cepat berkurang. Pada hari senin 12 Rabi’ul Awal 11 H/8 Juni 632 M., Nabi
Muhammad SAW wafat di rumah isterinya Aisyah. Dari perjalan sejarah Nabi ini,
dapat di simpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW, di samping sebagai pemimpin
agama, juga seorang negarawan, pemimpin politik dan administrasi yang cakap.
Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi pemimpin politik, beliau berhasil
menundukkan jazirah Arab ke dalam kekuasaannya.

Kata Kunci: Peradaban, Kebudayaan Islam, Masa Nabi Muhammad SAW

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebudayaan Arab pada masa sebelum Islam adalah warisan yang di turunkan
oleh leluhurnya terdahulu. Dari generasi ke generasi, kebudayaan itu terus dikerjakan
turun temurun, yang kebanyakan dari kebudayaan-kebudayaan bangsa Arab adalah
yang dianggap tidak manusiawi. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan
mereka melakukanya, diantaranya karena mereka dalam keadaan jahiliah dan mereka
mengikuti kebiasaan dari orang-orang tua mereka. Sebab itulah bangsa Arab
melakukan hal-hal yang tidak manusiawi, tanpa pengetahuan mereka mengikuti
kebiasaan orang-orang terdahulu mereka yang tidak baik.

Kebudayaan Islam dimulai setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi


Rasul, sebagai langkah awal terbentuknya komunitas muslim. Akan tetapi ada
pendapat lain yang menyatakan bahwa kebudayaan Islam dimulai setelah Rasulullah
SAW hijrah ke Madinah. Masa kenabian Muhammad SAW dibagi menjadi dua
periode. Pertama, Masa periode Mekkah yang berlangsung selama 13 tahun dan
Kedua, Masa periode Madinah yang berlangsung selama 10 tahun. Pada masa
kenabian ini disebut sebagai masa keemasan bagi kebudayaan Islam yang melahirkan
kebudayaan kemanusiaan dengan tata nilai baru.

Sejarah kebudayaan Islam pada masa Nabi Muhammad di Mekkah dan


Madinah merupakan materi dasar yang kurang diketahui oleh masyarakat muslim
pada masa kini. Jika ada presentase perhitungan pemahaman masyarakat muslim
mengenai sejarah islam akan terlihat bahwa tidak sedikit yang masih belum mengerti,
bahkan tidak mengkaji sama sekali. Tidak bisa dipungkiri bahwa di Indonesia, yang
mayoritas masyarakatnya beragama Islam tetapi pemahaman mengenai Islam dan
sejarahnya masih perlu dipertanyakan.

Ada beberapa faktor yang medasari hal tersebut, salah satu diantaranya yaitu
kurangnya minat membaca masyarakat megenai Sejarah Kebudayaan Islam. Mungkin
banyak yang berfikir bahwa mempelajari sejarah islam itu membosankan karena
pejelasannya sangat panjang. Oleh karena itu, kami berusaha menjelaskan dalam
tulisan ini agar semenarik mungkin dengan merangkum dari berbagai sumber dengan
harapan memudahkan pembaca dalam memahami sejarah kebudayaan pada masa
Nabi Muhammad SAW di Mekkah dan Madinah dengan efisien.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat di materi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah Nabi Muhammad SAW?

2. Bagaimana kondisi kebudayaan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW?

1.3. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk:


1. Mengetahui bagaimana sejarah Nabi Muhammad SAW?

2. Mengetahui kondisi kebudayaan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW?

1.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode kajian pustaka.


Teknik pengambilan data yang dilakukan penulis dengan mengumpulkan data dari
berbagai sumber pustaka baik dari buku dan jurnal yang relevan dengan tema
penelitian. Setelah data terkumpul, penulis melakukan analisis data dengan
memberikan penjelasan secukupnya ditinjau dari referensi yang relevan dengan
permasalahan yang dibahas.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kebangkitan Nabi

A. Nabi Muhammad Sebelum Masa Kerasulan (Kelahiran Nabi Muhammad)

Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun
Gajah dan bertepatan tanggal 20 April 571 M1, di Mekkah (Makkah) dan wafat pada
8 Juni 632 di Madinah pada usia 63 tahun. Nabi Muhammad lahir sudah yatim karena
saat nabi Muhammad SAW masih dalam kandungan ayahnya yang bernama
Abdullah telah wafat2. Nabi terlahir dari keluarga bangsawan Bani Quraisy dengan
nama lengkap Muhammad bin Abdullāh ia merupakan seorang pembawa risalah
agama Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai Nabi dan Rasul yang terakhir.
Berikut sejarah Nabi kita Nabi Muhammad SAW secara singkat.

1
Menurut Al Marhum Mahmud Pasya, seorang ahli falak
2
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, 1 (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), 137.
Pada zaman sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW masyarakat Mekkah
mempunyai kebiasaan jahiliyah yaitu kebiasaan menyembah patung atau berhala.
Jahiliyah artinya zaman kebodohan. Yang disembah bukan Allah tetapi patung atau
berhala dan kebiasaan masyarakatpun sangat buruk yaitu mabuk, berjudi, maksiat dan
merendahkan derajat wanita. Mereka hidup berpindah-pindah dan terpecah dalam
suku-suku yang disebut kabilah.

Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa
yaitu ada rombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur
kerajaan Habsyi di Yaman) hendak menghancurkan Ka’bah karena Negeri Mekkah
semakin ramai dan bangsa Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu
padat umat manusia untuk haji. Ini membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha
membelokkan umat manusia agar tidak lagi ke Mekkah. Abrahah mendirikan gereja
besar di Shan'a yang bernama Al-Qulles. Namun tak seorang pun mau datang ke
gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar dan akhirnya mengerahkan tentara
bergajah untuk menyerang Ka’bah. Saat itu Allah SWT mengutus burung Ababil
untuk membawa kerikil Sijjil dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai
kepala masing-masing pasukan bergajah tersebut hingga tembus ke badan sampai
mati.

Nabi Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja,
Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada
Halimah Sa'diyah istri Haris dari kabilah Bani Saad. Semenjak kecil Nabi
Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan sudah
dapat berjalan dan umur 9 bulan sudah lancar berbicara serta umur 2 tahun sudah
menggembalakan kambing dan wajahnya memancarkan cahaya. Pada usia 4 tahun
Nabi Muhammad didekati oleh malaikat Jibril dan menelentangkannya lalu
membelah dada dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari dada Nabi
Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya
dan Muhammad tetap dalam keadaan bugar. Pada usia 6 tahun Nabi diajak Ibunya
untuk berziarah ke makam ayahnya di Kota Yatsrib. Dalam perjalanan pulang ke
Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal di Abwa yang terletak antara Makkah
dan Madinah. Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu Aiman ke Makkah dan
diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Muthalib. Sejak itu Nabi menjadi yatim
piatu tidak punya ayah dan ibu dan kemudian di asuh oleh Abdul Muthalib. Pada usia
8 tahun 2 bulan 10 hari Abdul Muthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh oleh pamannya
yang bernama Abu Thalib.

Pada usia baru beranjak 12 tahun Nabi Muhammad melakukan perjalanan


(usaha) untuk pertama kali dalam khalifah dagang ke siria (syam). Khafilah itu di
pimpin oleh Abu Thalib. Dalam perjalanan ini di Bushra sebelah Selatan Siria ia
bertemu dengan pendeta Kristen bernama Buhairah. Pendeta ini melihat tanda-tanda
kenabian Nabi Muhammad sesuai dengapentunjuk cerita-cerita Kristen. Ketika Nabi
Muhammad berusia 25 tahun, ia berangkat ke Siria membawa barang dagangan
seorang saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah. Dalam
perdagangan ini, Nabi Muhammad memperoleh laba yang sangat besar. Khadijah
kemudian melamar Nabi, ketika itu Nabi Muhammad berusia 25 tahun dan khadijah
40 tahun . Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan banyak membantu
Nabi dalam perjuangan menyebar Islam. Perkawinan Nabi dengan khadijah
dikaruniai enam orang anak dua putra dan empat orang putri ialah: Qasim, Abdullah,
Zainab, Ruqayah, UmmuKulsumdan Fatimah. Dua putranya meninggal waktu kecil.
Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal ketika Nabi
Muhammad berusia 50 tahun.3

B. Masa Kerasulan

Beberapa kilometer di Utara Mekkah, pada tanggal 17 ramadhan 611 M, Di


Gua Hira malaikat Jibril muncul di hadapan Nabi Muhammad untuk menyampaikan
wahyu Allah yang pertama. Pada usia Nabi yang menjelang 40 tahun itu Allah telah

3
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasat Islamiyah II (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), 18.
memilih Muhammad sebagai Nabi. Pada wahyu kedua Nabi di perintahkan untuk
menyeru manusia kepada satu agama.4

C. Dakwah Terang-Terangan

Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan


secara sembunyi-sembunyi, pada tahun ke-4 kenabian turunlah perintah agar nabi
menjalankan dakwah secara terang-terangan atau terbuka. Tujuan Dakwah Rasulullah
SAW adalah agar masyarakat Arab mampu meninggalkan kejahiliyanya dalam
bidang agama, moral dan hukum, sehingga menjadi umat yang mempercayai
kebenaran Allah SWT dan ajaran agama Islam. Orang-orang yang telah masuk Islam
pada saat itu disebut Assabiqulanl Awwalun atau pemeluk Islam generasi pertama,
yang terdiri dari: Khadijah binti Khuwailid, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah,
Abu Bakar Ash-Shidiq dan Ummu Aiman. Tahap dakwah Rasulullah SAW secara
terang-terangan ini adalah mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani Hasyim
untuk menghadiri jamuan makan sekaligus mengajak agar masuk Islam. Di Makkah
Nabi Muhammad menekankan pembacaan dan penghafalan Al-Qur’an. Perlu digaris
bawahi Al-Qur’an bukan berasal dari teks tertulis yang kemudian dihafalkan, namun
berasal dari hafalan yang kemudian dituliskan. Beberapa sahabat yang menjadi guru
dalam mengajarkan Al-qur’an. Mereka adalah:

1. Ibnu Mas’ud adalah orang pertama yang mengajarkan Alqur’an di Mekkah

2.Khabbab mengajarkan Al-qur’an pada Fatimah (Saudara perempuan Umar bin


Khatab) dan suaminya Sa’id bin Zaid

3.Mushab bin Umair dikirim oleh Nabi Muhammad SAW ke Madinah sebagai
guru mengaji Al qur’an

Sejarah dakwah Rasulullah terhadap budaya lokal bangsa Arab dalam tiga
model, yaitu tahmil, taghyir dan tahrim merupakan bentuk kearifan Islam atas tradisi
4
Yatim., 18-19.
masyarakat yang sudah berlaku turun-temurun. Dalam proses interaksi antara Islam
dan budaya lokal, penghormatan terhadap budaya lokal benar-benar diwujudkan.
Islam tidak saja menonjolkan dari aspek tahrim ketika berhadapan dengan budaya
masyarakat. Dengan menerapkan model interaksi Islam dalam bentuk tahmil, taghyir
dan tahrim ketika bersinggungan dengan budaya dan tradisi masyarakat, ini
menunjukkan bahwa Islam tidak membatasi diri dan menjaga jarak dengan budaya,
sehingga Islam tidak mengalami keterputusan dengan masa lalu. Tradisi-tradisi yang
sudah berlaku di masyarakat hendaknya dilihat secara cermat dan hati-hati. Selama
dalam tradisi tidak ada yang bertentangan dengan ajaran Islam dan pelaksanaannya
tidak menimbulkan penyimpangan dalam keyakinan dan tauhid, maka tidak salah
kalau dilakukan proses interaksi, sampai menemukan titik temu dan bisa berjalan
tanpa adanya pelanggaran secara tauhid, sosial dan kebudayaan.5

D. Kaum Muslimin Hijrah Ke Habasyah dan Yastrib

Pada kondisi dakwah secara terang-terangan banyak cara yang ditempuh oleh
para pemimpin Quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad SAW, mulai dari
cara diplomatik disertai bujukrayu sampai tindakan kekerasan di lancarkan untuk
menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW. Namun Nabi Muhammad tetap pada
pendirian untuk menyiarkan agama islam.6 Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk
Makkah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad SAW untuk
mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima kerasulannya,
Nabi menetapkan Habasyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat pengungsian.

Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habasyah ini,


termasuk membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal.
Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam,
Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi

5
Ummatin Khoiro, Tiga Model Interaksi Dakwah Rasulullah Terhadap Budaya Lokal. Jurnal Dakwah, Vol.
XV, (2014), 203.
6
Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasat Islamiyah II , 20-21.
Islam semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak, Nabi SAW
mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu Abu
Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari beliau
yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasul SAW
dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan pada
suatu malam ketika Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Makkah, datanglah Jibril as.
Dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan mengendarai Buroq ke
Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk
diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran dan kekayaan Allah SWT,
pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah. Perjalanan dari Masjidil
Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil
Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5
kali dalam sehari. Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi
kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah
penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah. Mereka yang terdiri dari suku ‘Aus dan
Khazraj (kaum Anshor) masuk Islam dalam tiga gelombang.

1. Pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui Muhammad


SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat
mendamaikan permusuhan suku ‘Aus dan Khazraj.

2. Pada tahun keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang
Khazraj dan dua orang ‘Aus serta seorang wanita menemui Muhammad SAW di
tempat bernama Aqabah. Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini
dinamakan dengan perjanjian (baiat) “Aqabah Pertama”.

3. Pada musim haji berikutnya, jama’ah haji yang datang dari Yatsrib berjumlah
73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad SAW dan
Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan
membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan perjanjian
(baiat) “Aqabah Kedua”.

Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq.


Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi
istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di
halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang
dibangun nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib
menyusul nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Makkah.

Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang


mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya
dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama
kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut
Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam
memancar keseluruh dunia.

Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”,


tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama
selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar
bin Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam,
atau tahun qamariyah.

E. Pembentukan Negara Madinah

Sesampainya tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad


SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam
pun dimulai. Berbeda dengan periode Makkah pada periode Madinah, Islam lebih
ditekankan pada aspek sosial dan politik dengan cakupan yang lebih luas dengan
tetap disandarkan pada penjiwaan terhadap tauhid itu sendiri. Ajaran Islam yang
berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad
SAW mempunyai kedudukan bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai
kepala negara. Dengan kata lain dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan,
kekuasaam spiritual dan kekuasaan duniawi.

Dengan hijrahnya beliau ke Madinah komposisi penduduk terdiri dari tiga


kelompok masyarakat yaitu:

1. Kaum Muhajirin yaitu orang-orang muhajir yang pindah ke Madinah dari


Makkah demi menyelamatkan agamanya.

2. Kaum Anshor yaitu penduduk asli Madinah yang masuk islam yang terdiri dari
masyarakat arab suku Aus dan suku Khazraj. Mereka dinamakan Anshor karena
menjadi penolong Nabi atas orang-orang musyrik Quraisy.

3. Kaum Yahudi yaitu orang-orang yang eksistensinya di Jazirah Arab berakhir


secara bertahap karena sebagai buah dari sikap dan perbuatannya kepada Nabi
dan kaum Muslimin.

Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat.


Perkembangan Islam yang pesat itu membuat musuh-musuh Islam lainnya menjadi
risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuatapa saja. Untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan gangguan dari musuh, Nabi sebagai kepala
pemerintahan, mengatur siasat dan membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan
berperang dangan dua alasan:

1. Untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya.

2. Menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan


mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.

Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya
kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal
pemerintahannya mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga
melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk
melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai
dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud
memperkuat kedudukan Madinah.

Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab
mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan
mereka. Masuknya orang Makkah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai
pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu
disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud, diantara
ajaran Islam yang sangat menonjol dan pengaruhnya begitu tampak dikalangan para
pemeluknya adalah terjalinnya persaudaraan di antara kaum Muslimin tanpa
memandang perbedaan kabilah dan status sosial.7 Peperangan antara suku yang
berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan seagama. Setelah itu,
Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi
masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para
dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam,
mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit
demam.

F. Peperangan Pada Masa Nabi Muhammad SAW

Terdapat dua konsep peperangan pada masa Nabi Muhammad Shallallahu


‘Alaihi wa Salam yaitu konsep ghozwah dan konsep syariah. Ghozwah adalah setiap
pertempuran yang dipimpin oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Salam, Adapun
Syariah adalah setiap pertempuran dimana Rasulullah tidak ikut hadir.

Penyebab terjadi peperangan pada masa itu karena adanya tekanan dan
penyiksaan yang dilancarkan orang-orang kafir Makkah terhadap orang-orang
Muslim tatkala hijrah, yang sebenarnya hal tersebut dapat memancing peperang. Dan
7
Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, 1 (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), 137.
orang-orang Quraisy semakin marah ketika kaum Muslimin pergi ke Madinah.
Kemudian timbul rasa tekad untuk melaksanakan perlawanan, pernah juga Quraisy
meneror kaum Muhajirin.

Pada Masa Nabi Muhammad hal ini merupakan lembaran sejarah peperangan
yang menjadi beradab dan berperikemanusian. Ada beberapa kaidah-kaidah perang
yang diterapkan oleh Nabi pada saat berperang. Beberapa kode Etik peperangan pada
masa itu seperti melarang membunuh orang yang tidak aktif berperang, larangan
menghancurkan sumber penghidupan dan anjuran memperlakukan tawanan dengan
baik. Setidaknya menjadi fakta bahwa betapa Nabi Muhammad SAW menjunjung
tinggi nilai-nilai kehormatan manusia meskipun dalam kondisi peperangan. Jadi
peperangan pada zaman Nabi bukan semata-mata hanya harta, dan pertumpahan
darah saja.

Beberapa peperangan yang terjadi pada masa Nabi Muhammad SAW :

1. Perang Badr Al Kubra

2. Perang Uhud

3. Perang Al Ahzab (Khandaq)

4. Perang Bani Quraizhah

5. Perang Bani Al Mushthalaq

6. Perang Khaibar dan Perang Mu’tah

7. Perang Hunain Dan Thaif

8. Perang Tabuk

G. Kebudayaan Islam Masa Nabi


Dalam memaknai kebudayaan Islam, perlu kiranya melihat kebudayaan Islam
yang memiliki beberapa ciri khusus yang membedakan antara kebudayaan Islam dan
kebudayaan diluar Islam. Ciri khusus kebudayaan Islam ini dapat memberikan
informasi yang meliputi:8

1. Kebudayaan yang dihasilkan berupa tauhid. Akal budi manusia atau moralitas
dan rasionalitas yang menjelma menjadi sebuah kenyataan tatanan sosial, baik
yang material maupun immaterial tidak akan keluar dari nilai-nilai tauhid. Prinsip
ini penting dijadikan landasan ketika ingin melihat sebuah kebudayaan yang
sudah dihasilkan manusia, sehingga terjadi ketegasan apakah hasil usaha manusia
itu masuk dalam kategori kebudayaan Islam atau kebudayaan diluar Islam.

2. Hasil pola pikir dan pengolahannya bertujuan untuk kemaslahatan dan


kesejahteraan umat manusia. Kebudayaan Islam tidak sejalan dengan kebudayaan
yang berimplikasi pada sebuah kerusakan dan segala bentuk eksploitasi alam dan
manusia. Rumusan ini bisa dilacak dari pernyataan Allah yang menjelaskan
kepada manusia bahwa kerusakan yang ada di bumi bukan lain karena akibat dari
tangan manusia. Dengan mendasarkan hal tersebut, maka kebudayaan yang lahir
sesudah era keIslaman belum tentu itu menjadi bagian dari sebuah kebudayaan
Islam. Karena yang menjadi ukuran adalah kontribusi atau kemanfaatan produk
kebudayaan bagi umat manusia.

3. Kebudayaan Islam tidak bertentangan dengan nilai-nilai Al-Qur’an dan


Sunnah Rasul, mulai dari proses perumusan dan pengembangan kebudayaan.
Setiap kebudayaan yang lahir harus sesuai dengan ajaran keduanya, sebab dua
dasar hukum dalam Islam tersebut merupakan sumber inspirasi dan rujukan bagi
kebudayaan Islam. Ciri ini sangat penting untuk standarisasi sebuah kebudayaan,
kalau ada pengembangan kebudayaan bertentangan dengan Al-Qur’an dan
Sunnah Rasul, maka kebudayaan yang bersangkutan tidak dapat dikategorikan
8
Nourouzzaman Shiddiqi, Tamaddun Muslim: Bunga Rampai Kebudayaan Muslim (Jakarta: Bulan Bintang,
1986),.
sebagai kebudayaan Islam, kapan pun kebudayaan itu lahir, siapa pun pencetus
dan pengembangnya.

4. Kebudayaan Islam tidak bertentangan dengan fitrah manusia yang harus


menjangkau dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat.9

Kebudayaan Islam paling monumental dan mendapat pengakuan banyak pihak,


seperti dipaparkan Suharsono bahwa dalam kehidupan sosial politik ada prestasi
mengagumkan yang patut dicatat adalah bersatunya masyarakat Madinah dan Arab
pada umumnya di bawah kepemimpinan Rasulullah dan dideklarasikannya negara
Madinah. Kualitas perkembangan manusia diukur dengan transformasi eksistensi
manusia baik secara individual maupun kolektif.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kebudayaan Islam merupakan salah satu peradaban besar dalam sejarah


peradaban manusia. Berbanding dengan beberapa peradaban besar lainnya yang telah
hilang seperti Indus, Huang Ho, Mesir, Yunani, Romawi, Inca, dan lainnya, maka
peradaban Islam masih terus berkembang dari abad ke-6 sampai kini. Eksistensi
peradaban Islam yang kontinu ini bukan saja memaparkan kegemilangannya namun
juga memperlihatkan bahwa peradaban Islam mampu mengikuti perkembangan sang
waktu. Dalam periode ini, Islam berkembang pesat meliputi seluruh jazirah Arab,
begitu juga wilayah kekuasaan Romawi dan Persia yang lambat-laun menjadi
kawasan Islam. Setelah era Khulafaur Rasyidin, perkembangan kebudayaan Islam
digerakkan dan dimotivasi oleh beberapa kerajaan Islam.
9
Ummatin Khoiro, Tiga Model Interaksi Dakwah Rasulullah Terhadap Budaya Lokal. Jurnal Dakwah, Vol.
XV, (2014), 193-194.
Hadirnya Nabi Muhammad sedikit demi sedikit mengubah budaya-budaya
yang tidak memanusiakan manusia dalam artian budaya yang mengarah pada
keburukan seperti halnya mabuk-mabukkan, berjudi, menyembah patung, serta
merendahkan derajat Wanita, dan lain sebagainya. Budaya yang mengarah pada
keburukan menjadi budaya yang mengarah pada kebaikan dalam lingkup Islam.

Budaya-budaya yang di bawa Nabi Muhammad akhirnya tercipta peradaban


yang luar biasa pada masanya. Salah satu proses peradaban pada masa Nabi
Muhammad yaitu mengubah nama Yastrib menjadi Madinah, yang membentuk
sebuah masyarakat yang kuat dan maju. Disamping itu mengikat persaudaraan kaum
muslimin (Kaum Muhajirin dan Anshor) dalam satu persaudaraan dan kekeluargaan.

Daftar Pustaka

Hasan, Ibrahim Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam,1. Jakarta: Kalam Mulia,
2015.

Khoiri, Ummatin. Tiga Model Interaksi Dakwah Rasulullah Terhadap Budaya Lokal.
Jurnal Dakwah, Vol. XV, 2014

Shiddiqi, Nourouzzaman. Tamaddun Muslim: Bunga Rampai Kebudayaan Muslim.


Jakarta: Bulan Bintang, 1986

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam: Dirasat Islamiyah II. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000.

Anda mungkin juga menyukai