Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nur Fitriana

NIM : 01920620512
Kelas : A D3 PPS
Dosen Pengampuh : P. Adiyes Putra, M.Si

Manajemen Aset dan Liabilitas (ALMA) Bank Syariah

Manajemen Aset adalah sebuah proses pengelolaan segala sesuatu baik berwujud dan
tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomi, dan mampu mendorong tercapainya tujuan dari
individu dan organisasi. Melalui proses manajemen yaitu POLC planning, organizing, leading
dan controling agar dapat dimanfaatkan atau dapat mengurangi biaya (cost) secara effisien dan
effektif.
Manajemen Liabilitas yaitu kemampuan bank dalam menyediakan dana yang cukup
untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada
nasabah.
Manajemen Asset dan Liabilitas adalah suatu usaha untuk mengoptimalkan struktur
neraca bank sedemikian rupa agar diperoleh laba maksimal sekaligus membatasi resiko
menjadi sekecil mungkin. Manajemen aktiva dan pasiva disebut pula dengan Asset and
Liability Management (ALMA). Kedua sisi neraca, dimana sisi pasiva yang menggambarkan
sumber dana dan sisi aktiva yang menggambarkan penggunaan dana harus dikelola secara
efisien, efektif, produktif secara optimal.

A. Ruang Lingkup ALMA

ALMA adalah manejemen struktur neraca bank dengan tujuan untuk mengoptimalkan
pendapatan dan meminimalkan biaya dalam batas-batas risiko tertentu. Risiko-risiko ALMA
dalam suatu bank pada umumnya berupa:

a. Financing risk, yaitu debitur akan memenuhi kewajibannya (keterlambatan angsuran atau
pelunasan) tepat pada waktunya. Risiko kredit dapat menimbulkan risiko likuiditas.
b. Liquidity risk, yaitu risiko bahwa bank tidak dapat memenuhi kewajibannya pada waktunya
atau hanya dapat memenuhi kewajiban melalui pinjaman darurat (bagi hasil yang tinggi)
dan atau menjual aktivanya dengan harga yang rendah.
c. Pricing risk, yaitu risiko kerugian dengan akibat perubahan tingkat bagi hasil, menentukan
bentuk penurunan margin dari penanaman atau kerugian sebagai akibat menurunnya nilai
aktiva. Risiko ini sebagai akibat Net Interest Margin (NII) atau tidak terpenuhinya
likuiditas, atau terjadinya gap karena tidak tepatnya perhitngan pricing atas asset dan
liabilitas.
d. Foreign exchange risk, yaitu risiko kerugian sebagai akibat perubahan tingkat kurs terhadap
“open position” karena adanya pergerakan kurs yang merugikan.
e. Gap risk, yaitu risiko kerugian dari ketidakseimbangan interest rate maturity karena adanya
pergerkan tingkat bunga yang merugikan.
f. Kontinjen risk, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat transaksi kontinjen, contohnya bank
garansi dan kontrak valuta asing berjangka.

B. Fungsi Manajemen dan Liabilitas (ALMA)

Untuk lebih memudahkan dan memahami bidang tugas ALMA, dalam pembahasan
berikut akan dijelaskan fungsi-fungsi utama yang terdapat dalam ALMA yaitu :

1. Manajemen Likuiditas
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana
yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajiban maupun komitmen yang
telah dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat.
2. Manajemen Gap (Mismatch)
Manajemen Gap adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan
(gap) antara aset dan liabilities pada suatu periode yang sama, meliputi kesenjangan
dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo atau perpaduan antara ketiganya.
3. Manajemen Valuta Asing
Manajemen valuta asing adalah suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu
Negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang disebut dengan
pasar valas. Pasar valas dapat dikatakan sebagai transaksi jual beli melalui jaringan
komunikasi antara bank-bank, brokers atau deler di seluruh dunia yang dilakukan di
ruangan masing-masing bank yang telah dilengkapi dengan jaringan komunikasi.
4. Manajemen Pricing
Manajemen princing adalah suatu kegiatan manajemen untuk menentukan tingkat suku
bunga dari produk-produk yang ditawarkan bank, abik disisi aset maupun liabilities.

C. Aplikasi Manajemen Asset dan Liabilitas pada Bank Islam


Sebagaimana bank konvensional, bank syariah juga merupakan lembaga intermediasi
antara penabung dan investor.pokok perbedaan antara bank syariah dan konvensional
terletak pada dominasi prisip berbagi hasil dan berbagi risiko(profit and loss sharing) yang
melandasi system operasionalnya. Hal ini tercemin pada beberapa karakteristik berikut ini
(Yustra Iwata Alsa 2004):
a. Bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan
tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah), tetapi tidak menjamin
pembayaran kembali nilai nominal dari deposito (investment deposit atau mudharobah
deposit). Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito. Mekanisme
pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas deposito pada bank syariah
bergantung pada performance dari bank, tidak sebagaimana bank konvensional yang
menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasar tingkat bunga tertentu dengan
mengabaikan performancenya.
b. Sistem operasional bank syariah berdasarkan pada system equity dimana setiap modal
mengandung resiko. Oleh karena itu, hubungan kerja sama antara bank syariah dan
nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi hasil dan risiko
c. Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing), bank syariah menggunakan model
pembiayaan muamalah maaliah (Islamic modes of financing): PLS dan non-PLS.
sehubungan dengan itu, bank syariah melakukan pooling dana-dana nasabah dan
berkewajiban menyediakan manajemen investasi yang professional (Antonio, 2001)

Adapun komponen kebijakan ALMA perbankan syariah sama dengan komponen


kebijakan yang dilakukan oleh perbankan konvensional, perbedaanya adalah pengambilan
keuntungan dari perdagangan valas untuk memaksimalisasi laba perbankan, serta
pengamatan terhadap fluktuasi bunga. Karena keduanya dianggap tidak sesuai dengan
ketentuan syariah. Likuiditas bank syariah bank syariah banyak begantung pada :
a. Tingkat kelebihan (volatility) dari simpanan (deposito) nasabah.
b. Kepercayaan pada dana-dana non-PLS.
c. Kompetensi teknis yang berhubungan dengan peraturan stuktur liabilitas.
d. Ketersediaan asset yang siap di konversikan menjadi kas.
e. Akses kepada pasar antar bank dan sumber dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last
resort dari bank sentral.

Tekhnik duration gap manajamen dapat di aplikasikan oleh bank islam ,bukan dalam
rangka menghindari risiko tingkat bunga, melainkan untuk mengatur cash flow atau
menegndalikan likuiditasnya.Kualitas earning asset bank islam akan bergantung pada
beberapa hal berikut:
a. Level, distribusi dan tingkat kesulitan dari asset yang di klasifikasikan.
b. Level dan komposisi dari berkurangnya nilai asset.
c. Kecukupan dari cadangan penilain kembali, dan
d. Bukti adanya kemampuan untuk mengadministrasikan dan memperoleh kembali kredit
bermasalah.

Asset /liability manajemen bank islam lebih banyak bertumpu pada kualitas asset , dan
hal itu akan menentukan kemampuan bank untuk meningkatkan daya tariknya kepada
nasabah untuk menginvestasikan dananya melalui bank tersebut, yang berarti meningkatkan
kualitas pengelolaan liabilitasnya.kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya
sebagai profesioanl investment manajer akan sangat menetukan kualitas asset yang di
kelolanya.

Anda mungkin juga menyukai