Tinjauan Pustaka 21 Kumbang Koksi Epilachna Admirabilis
Tinjauan Pustaka 21 Kumbang Koksi Epilachna Admirabilis
TINJAUAN PUSTAKA
Kumbang koksi adalah salah satu serangga dari ordo Coleoptera. Famili Coccinellidae
secara umum mempunyai bentuk tubuh bulat, panjang tubuh antara 8-10 mm. Kumbang
koksi mempunyai ciri khas pada sayap berwana merah dengan garis dan bercak hitam yang
bervariasi. Kumbang koksi betina muda dapat memakan polen dan nektar selain daun untuk
pertumbuhan dan perkembangan ovariumnya. Kumbang koksi betina pada masa reproduksi
memiliki kemampuan makan yang besar selama awal bulan dan memproduksi telur sebanyak
3000 butir. Morfologi larva bertipe campodeiform yaitu tubuh yang pipih, mempunyai 3
pasang kaki yang terletak pada bagian thorax, kepala prognathous yang aktif mencari pakan.
Larva berwarna cokelat kemerah-merahan, kuning dan hitam (Hanson et al., 1994).
Kumbang koksi memiliki cara unik dalam mempertahankan diri. Bila merasa
terancam bahaya, ia akan berpura-pura mati dengan cara membalikkan tubuhnya dan menarik
kakinya ke dalam atau langsung terbang menjauh ketika dalam ancaman. Sebagai mekanisme
perlindungan lebih lanjut, ia akan mengeluarkan cairan berwarna kuning dari persendian
kakinya. Cairan ini memiliki bau dan rasa yang tidak enak sehingga jika berhasil,
pemangsanya tidak jadi memakannya karena tidak tahan dengan aroma cairan tersebut
(Dekker, 2003).
Kumbang koksi dari ordo Coleoptera ini mengalami metamorfosis sempurna yaitu
berkembang dari telur, larva, kepompong, dan dewasa. Telur kumbang koksi yang berbentuk
lonjong dan berwarna kuning menetas sekitar 1 minggu setelah oviposisi. Larva kumbang
koksi bertubuh panjang, diselubungi bulu, dan berkaki enam. Larva ini hidup dengan sumber
pakan sesuai makanan induknya, dan dalam perkembangannya melakukan pergantian kulit.
Larva kumbang koksi yang telah mencapai ukuran tertentu akan berhenti makan dan
memasuki fase kepompong, sekitar usia dua minggu sejak pertama kali
menetas. Kepompong ini biasanya menempel pada daun atau ranting. Imago selanjutnya akan
keluar dari kepompong setelah berumur sekitar satu minggu. Sayap depan kumbang koksi
yang baru keluar masih lemah, sehingga akan berdiam diri sejenak untuk mengeraskan
sayapnya sebelum mulai berakivitas. Kumbang koksi dapat hidup sampai 2 – 3 tahun di
habitatnya (Pracaya, 1993).
Istilah taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis yang berarti susunan dan
nomos yang berarti hukum. Jadi secara umum, taksonomi berarti penyusunan yang teratur
dan bernorma mengenai organisme-organisme ke dalam kelompok-kelompok yang tepat
dengan menggunakan nama-nama yang sesuai dan benar.
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Familia : Coccinellidae
Sub-Familia : Epilachninae
Genus : Epilachna
Species : Epilachna admirabilis (Lilies, 1991)
Pada umumnya Epilachna dengan elitra berbulu umumnya bersifat sebagai serangga
herbivor, namun apabila elitranya halus mengkilat, maka serangga ini umumnya adalah
bersifat predator. Larva berwarna gelap, ada yang berbercak-bercak kuning kemerahan dan
memiliki duri-duri halus. Umumnya dijumpai di setengah bagian atau tajuk tanaman baik di
habitat basah maupun kering.
Bentuk buah tomat bervariasi tergantung dari varietasnya. Namun secara umum
buahnya merupakan buah buni, berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam
bentuk maupun ukurannya. Bijinya berbentuk pipih, warnanya kuning kecokelatan. Buah
tomat bisa dimakan langsung, atau diolah seperti dibuat jus, saus tomat, dimasak, dibuat
sambal goreng, atau dibuat acar tomat. Pucuk atau daun muda bisa digunakan sebagai bahan
untuk sayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat. Tomat yang berukuran
besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah sering disebut sebagai tomat buah.
Tomat jenis ini biasa disantap segar sebagai buah. Tomat yang berukuran lebih kecil dikenal
sebagai tomat sayur karena sering digunakan di dalam masak-memasak. Buah tomat yang
berukuran kecil disebut tomat ceri yang digunakan untuk campuran membuat sambal atau
dalam hidangan selada. (Cahyono, 1998).
Bunga tanaman terong merupakan bunga majemuk, tumbuh berseling pada cabang
batang. Panjang anak tangkai bunga antara 1-2 cm, kelopak bertaju lima, tabung kelopak
berbentuk lonceng dan bersudut dengan tinggi 5-6 mm. Mahkota berwarna ungu berjumlah
lima, satu sama lain dihubungkan dengan selaput tipis, kepala sari berwarna kuning,
tergolong dalam bunga berkelamin dua (hermaprodit). Apabila terjadi penyerbukan maka
kelopak bunganya akan ikut berkembang menjadi bagian buah. Buah dari tanaman terong ini
berbentuk buni atau bulat memanjang, dengan panjang tangkai kurang lebih 3cm, diameter
buah 3cm, buah berwarna keunguan atau kuning, bijinya berbentuk bulat pipih, berwarna
kuning kecoklatan (Christman, 2007).
Capsicum sp. merupakan tanaman perdu dari keluarga Solanaceae, yang berasal dari
amerika selatan. Penyebaran cabai hingga masuk ke Indonesia dilakukan oleh bangsa
Spanyol dan Portugis saat berdagang. Tanaman cabai mempunyai tinggi antara 50 - 150 cm.
Daun berbentuk bulat telur sampai lonjong atau bulat telur meruncing. Panjang daun 1 - 12
cm, lapisan daun tidak berbulu. Mahkota bunga berbentuk bintang, berwarna putih, putih
kehijauan atau kadang-kadang ungu. Ciri kelopak bunganya adalah memiliki panjang 2 - 3
mm, ada yang berbulu halus dan ada yang tidak. Buah berbentuk bulat panjang ,lurus atau
bengkok, ujung meruncing, pangkal lebih lebar dari pada ujung, panjang 2 - 6 cm, lebar 0,5 -
0,8 cm. Permukaan buah luar licin mengkilap dalam keadaan segar dan berkerut dalam
keadaan kering. Buah muda berwarna hijau muda hingga tua, buah masak berwarna merah
terang. Dinding buah liat, sangat tipis, tebal kurang dari 0,5 mm. Pangkal tangkal relatif
panjang, ramping, berwarna hijau kehitaman. Kelopak berbentuk lonceng, terdiri dari 5 helai
daun kelopak yang berlekatan satu sama lain, warna hijau kehitaman. Biji banyak, bentuk
bundar atau segitiga pipih, garis tengah lebih kurang 3mm.
Tanaman cabai merupakan tanaman budidaya yang dikembangkan pada lahan kering
(kebun) atau lahan basah (sawah). Cabai dapat tumbuh dengan baik pada lahan dengan
ketinggian 900m dari permukaan laut. Pertumbuhan cabai dapat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti iklim, unsur hara tanah, air dan faktor abiotik lainnya. Cabai menjadi
komoditas masyarakat Indonesia karena hampir semua masakan menggunakan cabai sebagai
bumbu pokok. Selain industri masakan, cabai menjadi bahan utama pada industri jamu dan
obat-obatan herbal. Cabai mempunyai cita rasa pedas yang dapat menambah selara makan.
Rasa pedas tersebut dikarenakan cabai mengandung zat capsaicin, selain itu terdapat
beberapa kandungan gizi seperti kalsium, vitamin A, B1, dan C (Chairunnisa, 2011)