Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jamaludin yusup

Prodi: Pendidikan Agama Islam

Nim: 20531077

Resume Materi Pergeseran Paradigma Pendidikan

A. Pengertian Paradigma

Secara etimologis kata paradigma berasal dari bahasa Yunani paradegima yang berarti pattern (pola)
atau example (contoh), dan dari kata paradeiknunai yang berarti demostrate atau
mempertunjukkan, mepertontonkan.

B.Pergeseran Paradigma Dalam Pendidikan

Terdapat sejumlah pencapaian (achievements) dalam filsafat, ilmu pengetahuan, teknologo, dan
sosial budaya yang mendorong terjadinya pergeseran paradigma dalam pendidikan. Di samping
secara internal, terjadi pengembangan konsep teori pendididkan yang dihasilkan dan penemuan dan
inovasi, baik sebagai turunan konsep filsafat, pengujian dan penemuan konsep-konsep baru,
maupun hasil modifikasi dari konsep-konsep pendidikan yang sudah digunakan.

C. Kondisi Objektif Paradigma dalam Pendidikan

Pergeseran paradigma pendidikan akibat pengaruh perubahan pola fikir filsafat di atas menunjukkan
adanya dua paradigma pendidikan, yaitu paradigma lama dan paradigma baru. Kedua paradigma
tersebut memiliki perbedaan karakteristik, baik secara teoritik maupun dalam praksisnya. Paradigma
lama yang dipengaruhi oleh pola fikir pada masanya dipahami sebagai penyelenggaraan pendidikan
untuk mendewasakan anak didik yang belum dewasa.

Paradigma adalah suatu keyakinan dari sekelompok masyarakat ilmiah yang diperoleh melalui
pencapaian-pencapaian sebagai hasil refleksi/penelitian yang belum ada sebelumnya dan bersifat
luas, serta memerlukan artikulasi dan spesifikasi lebih lanjut. Pergeseran paradigma terjadi karena
masyarakat ilmiah mendapati sejumlah anomali yang tidak dapat dijelaskan atau ditangani oleh
paradigma yang ada, yang kemudian menimbulkan suatu krisis kepercayaan terhadap paradigma
tersebut dan beralih pada paradigma lain yang mampu menggatikan anomali yang muncul tersebut.

Pencapaian-pencapaian yang mendorong terjadinya pergeseran paradigma diantaranya mencakup


pencapaian dalam bidang filsafat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya.

Pencapaian-pencapaian tersebut menggeser paradigma lama yang mendasarkan diri pada asumsi
bahwa orang akan belajar baik jika mempelajari konsep yang abstrak dan terlepas dari konteksnya;
pembelajar merupakan penerima pengetahuan saja; pembelajaran bersifat behavioristik dan
melibatkan penguatan stimulus dan respon; pembelajar itu merupakan wadah yang kosong yang
siap diisi dengan pengetahuan; dan keterampilan dan pengetahuan sangat baik diperoleh dengan
terbebas dari konteksnya.

Paradigma pembelajaran baru sebagai hasil dari pencapaian-pencapaian di atas berpegang pada
asumsi-asumsi berikut ini:

a. Orang mentransfer pembelajaran dan kesukaran, yang memerlukan baik itu belajar muatan
maupun konteks

b. Pembelajaran merupakan konstruktor pengetahuan yang aktif


c. Belajar itu bersifat kognitif dan ada dalam suatu keadaan pertumbuhan dan evolusi yang
konstan

d. Pembelajar membaawa kebutuhan dan pengalaman mereka sendiri pada situasi-situasi belajar

e. Keterampilan dan pengetahuan diperoleh dengan sangat baik dalam konteks-konteks yang
realistik

f. Penilaian bentuknya harus lebih realistik dan holistik.

Anda mungkin juga menyukai