Dokumen - Tips Makalah Sikap Dan Kepuasan Kerja
Dokumen - Tips Makalah Sikap Dan Kepuasan Kerja
BAB I
PENDAHULUAN
organisasi perlu memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan hubungannya dengan
pekerjaan di tempat kerja. Dalam organisasi, sikap amatlah penting karena komponen
konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka.
Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau
negatif yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapangan kerja mereka, ada
memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai
pekerjaan yang tinggi sangat memihak dan benar-benar peduli dengan bidang
dan kinerja pekerjaan. Keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada
Penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas
dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen pekerjaan
yang berlainan. Berbagai studi independen, yang diadakan diantara para pekerja AS
merasa puas dengan pekerjaan mereka. Meskipun jarak persentasinya lebar, tetapi
lebih banyak individu melaporkan bahwa mereka merasa puas dibandingkan tidak
puas. Apakah yang menyebabkan kepuasan kerja ? dari segi kepuasan kerja (kerja itu
sendiri, bayaran, kenaikan jabatan, pengawasan, dan rekan kerja), menikmati kerja
itu sendirihampir selalu merupakan segi yang paling berkaitan erat dengan tingkat
kepuasan kerja yang tinggi secara keselruhan. Dengan perkataan lain, sebagian besar
1.3 Tujuan
1). Untuk memahami seberapa konsisten sikap yang melekat pada setiap diri
individu.
1.4 Manfaat
2). Sebagai bahan bacaan dan referensi tambahan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan.
BAB II
4
LANDASAN TEORI
terhadap manusia lainnya atau sesuatu yang sedang dihadapi oleh individu, bahkan
terhadap diri individu itu sendiri disebut fenomena sikap. Fenomena sikap yang
timbul tidaksaja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi tetapi juga
sekarang, dan oleh harapan-harapan untuk masa depanyang akan datang. Menurut
1). Pertama, sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa
dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku tetapi
objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi atau
kelompok.
2). Kedua, sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar
rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra
3). Ketiga, sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok
5). Kelima, sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan
Menurut Blum & Naylor (Rao, 2003) kepuasan kerja merupakan hasil dari
sikap seseorang terhadap hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaannya dan faktor.
ekstrinsik dan intrinsik dalam bekerja. Selain itu Perrie (1997) menyatakan bahwa
kepuasan kerja merupakan reaksi afektif terhadap situasi pekerjaan seseorang. Ini
perilaku dan perasaan seseorang terhadap aspek yang spesifik suatu pekerjaan.
pada kepentingan para manajer pada kepuasan kerja karyawan yang cenderung
berpusat pada efeknya terhadap kinerja karyawan.para peneliti telah mengenali hal
ini, maka kita mendapatkan banyak sekali studi yang ditancang untuk menilai
Ada hubungan antara kepuasan kerja dan frekuensi dari ketidakhadiran dari
untuk bekerja dan hal ini memkasa pekerja untuk menjauh dari pekerjaannya.
cendeung bertahan dengan pekerjaannya dan pekerja yang tidak pas dengan
pekerjaannya akan berhenti dari pekerjaan tersebut. Ini menjadi alasan yang kuat
bagi seorang pekerja yang tidak puas dengan pekerjaannya untuk pergi dan mencari
membuatnya tidak puas dan akhirnya membuat nama baik organisasi tesebut menjadi
baru.
BAB III
PEMBAHASAN
7
3.1 Sikap
maupun tidak menyenangkan terhadap objek, individu atau peristiwa. Hal ini
a. Kognitif (cognitive).
manusia, berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang
benar bagi objek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi
dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu.
b. Afektif (affective)
emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum komponen
c. Konatif (conative)
8
kemauan bertindak. Komponan konatif atau komponan perilaku dalam struktur sikap
cara antara kesadaran dan perasaan tidak dapat dipisahkan. Sebagai contoh, seorang
yang malah mendapat promosi tersebut adalah rekan kerjanya. Sikap karyawan
mencari pekerjaan lain. Jadi, opini atau kesadaran menimbulkan perasaan yang
diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Ini berarti bahwa
individu berusaha untuk menetapkan sikap yang berbeda serta meluruskan sikap dan
perilaku mereka sehingga mereka terlihat rasional dan konsisten. Ketika terdapat
kekeadaan seimbang dimana sikap dan perilaku kembali konsisten. Ini bisa dilakukan
ketidaksesuai kognitif. Teori ini berusaha menjelaskan hubungan antara sikap dan
seorang individu antara dua sikap atau lebih, atau antara perilaku dan sikap. Festinger
ketidanyamanan tersebut. Oleh karena itu, individu akan mencari keadaan yang
stabil, dimana hanya ada sedikit ketidaksesuaian dan tidak ada individu yang bisa
pembentukan sikap adalah pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggpa penting,
media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan agama, serta faktor emosi dalam
diri individu.
yang dimiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan
membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk
jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kencenderungan ini antara
lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
Berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.
Jika cukup kuat, pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai
pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk,
garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari
pendidian dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Konsep moral dan ajaran
pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap
Suatu bentuk sikap terkadang didasari ooleh emosi yang berfungsi sebagai
semacam penyalur frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap
demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segara berlalu begitu frustasi
telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih bertahan lama.
1. Faktor Internal, yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luar dengan
selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
contoh mungkin meliputi : “Besarnya upah organisasi ini kompetitif denga organisasi
lain”. Idealnya, hal-hal ini harus disesuaikan untuk mendapatkan informasi tertentu
dirata-rata untuk kelompok kerja, tim, departemen, divisi, atau organisasi secara
keseluruhan.
Penggunaan survei sikap secara teratur memberi manajer umpan balik yang
Kebijaksanaan dan praktik yang dianggap objektif dan adil oleh manajemen mungkin
dianggap tidak adil oleh karyawan pada umumnya atau oleh kelompok karyawan
tertentu. Apabila persepsi yang menyimpang ini menimbulkan sikap negatif tentang
survei sikap reguler bisa lebih awal menyiagakan manajemen terhadap masalah-
masalah potensial dan niat-niat para karyawan sehingga tindakan bisa diambil untuk
standar kinerja, menerima kondisi-kondisi kerja yang acapkali kurang ideal dan
sebagainya. Jadi penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau
tidak puas dengan pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen
menerima kondisi-kondisi kerja yang acap kali kurang ideal, dan lain-lain.
Ada 2 pendekatan yang digunakan dalam mengukur konsep tentang kepuasan kerja :
1). Penilaian tunggal secara umum, dengan cara meminta individu untuk merespon
diri anda ?“ Kemudian para responden menjawab dengan cara melingkari sebuah
angka antara 1 dan 5 yang cocok dengan jawaban dari “Sangat Puas” sampai “Sangat
2). Penyajian akhir aspek pekerjaan, ini lebih rumit dengan mengidentifikasi elemen-
elemen penting dalam suatu pekerjaan dan menanyakan perasaan karyawan tentang
pengawasan, bayaran saat ini, peluang promosi, dan hubungan dengan rekan-rekan
kerja. Semua faktor di nilai berdasarkan skala standart kemudian dijumlahkan untuk
mendapatkan nilai kepuasan kerja. Metode ini berfokus pada keberadaan masing-
masing masalah sehingga lebih mudah untuk menangani karyawan yang tidak
Pada kenyataannya dari segi kepuasan kerja (kerja itu sendiri, bayaran
kenaikan jabatan, pengawasan dan rekan kerja) menikmati kerja itu sendiri hampir
selalu merupakan segi yang paling berkaitan erat dengan tingkat kepuasan kerja yang
kemerdekaan dan kendali memuaskan sebagian besar karyawan. Ini berarti sebagian
besar individu lebih menyukai kerja yang menantang dan membangkitkan semangat
hampir segala hal dan individu lain merasa tidak senang bahkan dalam pekerjaan
mempunyai kepribadian negatif (mereka yang cenderung galak, kritis dan negatif)
3.2.2 Pengaruh dari Karyawan yang Tidak Puas dan Puas di Tempat Kerja.
kerangka tersebut yang berbeda dari satu sama lain bersama dengan dua dimensi :
Konstruktif atau destruktif dan aktif aau pasif, berikut adalah respon tersebut :
2). Aspirasi (Voice), secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi
3). Kesetiaan (Loyalty), secara pasif tetapi optimatis menunggu membaiknya kondisi
4). Pengabdian (Neglect), secara pasif membiarkan kondisi menjadi lebih buruk
termasuk ketidakhadiran atau keterlambatan yang terus menerus, kurang usaha dan
BAB IV
KESIMPULAN