Anda di halaman 1dari 12

BOOK CHAPTER

BUDAYA ORGANISASI SEKOLAH EFEKTIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu : Siti Musayaroh, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Dwi Amelia 2287190004

Gabriel K. S. 2287190024

Aini Apriliani R. 2287190027

PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
PEMBAHASAN

A. Konsep Budaya Organisasi


1. Pengertian Budaya

Istilah Budaya berasal dari bahasa latin yaitu colonia yang berarti mengolah,
mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. kemudian dalam bahasa Inggris
menjadi culture (Sonhadji, 2003). Budaya sebagai hasil karya manusia dibentuk untuk
dapat membentuk aturan aturan yang tertulis dan lama-kelamaan akan tidak tertulis
lagi sebagai akibat komitmen yang kuat dari anggota masyarakat yang pada akhirnya
disebut norma dan etika. Norma dan etika merupakan ukuran bagi anggota masyarakat
untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan kaidah kaidah norma tersebut, dan
norma yang semakin mendalam meresap dalam diri masyarakat tidak tertulis lagi,
sedang etika adalah yang membungkus tingkah laku anggota masyarakat tersebut
untuk bertindak sesuai dengan kriteria norma yang pada akhirnya proses pendalaman
norma ini yang disebut sebagai budaya.

Sathe dan Edgar Schein, menemukan kata kunci dari pengertian budaya yaitu
shared basic assumptions atau menganggap pasti terhadap sesuatu. Ndraha
mengemukakan bahwa asumsi meliputi keyakinan dan nilai merupakan asumsi dasar
tentang dunia dan bagaimana dunia berjalan . Duverger sebagaimana dikutip oleh
Anwar, 2000 mengemukakan bahwa keyakinan merupakan lukisan pikiran yang
terlepas dari ekspresi material yang diperoleh oleh suatu komunitas. Nilai merupakan
suatu ukuran normatif yang mempengaruhi manusia untuk melaksanakan tindakan
yang dihayatinya.Pada bagian lain dikemukakan pula bahwa nilai mempunyai fungsi :

a. Nilai sebagai standar


b. Nilai sebagai dasar penyelesaian konflik dan pembuatan keputusan
c. Nilai sebagai motivasi
d. Nilai sebagai dasar penyesuaian diri dan
e. Nilai sebagai dasar perwujudan diri

Menurut Owen, 1991 budaya dipandang sebagai nilai nilai atau norma yang
merujuk kepada bentuk pernyataan tentang apa yang dapat dan apa yang tidak dapat
dilakukan oleh anggota organisasi ; sebagai asumsi yang merujuk kepada hal-hal apa
saja yang dianggap benar atau salah. Kesimpulannya , bahwa aturan yang menyatakan
suatu sikap dan perilaku yang menuntun dan mendorong anggota masyarakat untuk
melakukan segala sesuatunya secara benar serta menghambat dan menghalangi orang
untuk berbuat sesuatu yang salah perbuatan yang salah akan mendapat hukuman
secara moral menurut nilai-nilai atau norma yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan adanya rujukan yang menyatakan kebenaran dan kesalahan tindakan anggota
masyarakat akan selalu dituntun rambu-rambu nilai dan norma tersebut.

2. Pengertian Organisasi

Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal berstruktur, dan berkoordinasi


Dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja Menurut Hasibuan pada tahun 2003
Kalau dari segi wujudnya maka organisasi adalah kerja sama orang orang atau
sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan titik dalam segi wujudnya
ini organisasi bersifat dinamis. Contohnya seorang bapak mengajak anaknya
mengangkat sebuah meja ke pinggir jalan untuk tempat berjualan dari contoh ini dapat
dilihat adanya suatu organisasi walaupun bentuk organisasi ini masih sederhana tetapi
terlihat adanya ciri-ciri organisasi, sekurang-kurangnya harus ada untuk setiap
organisasi manapun juga ciri-ciri tersebut yaitu:

a. Ada orang-orang yang dalam arti lebih dari satu orang


b. Ada kerjasama
c. Ada tujuan

Dalam bentuk sederhana ini organisasi belum memerlukan Pengaturan yang rapi
tetapi dalam contoh itu telah terlihat adanya orang yang mengarahkan dan orang yang
diarahkan. Kalau organisasi sudah besar yaitu orang-orang yang bekerja sama dalam
suatu wadah tertentu titik Dalam hal ini organisasi dapat dipandang sebagai suatu
wadah atau tempat orang bekerja sama melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Pengertian Budaya Organisasi

Pada umumnya budaya berada di bawah ambang sadar, karena budaya itu
melibatkan tentang Bagaimana seseorang melihat, berpikir, bertindak dan merasakan
serta bereaksi. Kreitner dan Kinicki pada tahun 1992 titik teori ini menyatakan budaya
organisasi merupakan pola dasar asumsi untuk menciptakan, menemukan, atau
pengembangan kelompok dengan belajar untuk mengadaptasi dari luar serta
mengintegrasikannya ke dalam organisasi apa yang dikerjakan secara baik dan
konsisten serta valid juga sebagai acuan bagi karyawan baru untuk mengoreksi
sebagai penerimaan, pikiran dan perasaannya di dalam hubungan dengan semua
permasalahan secara rinci dan detail. Dalam budaya organisasi ditandai adanya
sharing atau berbagi nilai dan keyakinan yang sama dengan seluruh anggota
organisasi. Misalnya berbagi nilai dan keyakinan yang sama melalui pakaian seragam
namun menerima dan memakai seragam saja tidaklah cukup. Pemakaian seragam
haruslah membawa rasa bangga, menjadi alat kontrol dan membentuk citra organisasi
titik Dengan demikian nilai pakaian seragam tertanam menjadi basic. Menurut Sathe
dan Ndraha tahun 1997 bahwa shared basic assumptions meliputi titik :

a. Shared things
b. Shared saying
c. Shared doing
d. Shared feeling

Robbins tahun 1996 mengatakan bahwa budaya organisasi merupakan perekat


sosial yang mengikat anggota-anggota organisasi secara bersama-sama melalui nilai-
nilai bersama norma-norma standar yang jelas tentang apa yang dapat dan tidak dapat
dilakukan dan dikatakan oleh anggotanya. Dari beberapa definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengertian budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau
sistem keyakinan, nilai nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang
dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah
adaptasi eksternal dan integrasi internal. Dengan demikian budaya organisasi dapat
memberikan nilai-nilai dan norma bagi karyawan dalam prinsip operasional
organisasi.

4. Karakteristik Budaya Organisasi

Luthan tahun 1995 mengetengahkan 6 karakteristik penting dari budaya


organisasi yaitu

a. Observed behavioural regularities titik, yakni keberaturan cara bertindak dari


para anggota yang tampak teramati. ketika anggota organisasi berinteraksi
dengan anggota lainnya, mereka mungkin menggunakan bahasa umum istilah
atau ritual tertentu
b. Norms titik, yakni berbagai standar perilaku yang ada termasuk didalamnya
tentang pedoman sejauh mana suatu pekerjaan pekerjaan harus dilakukan
c. Dominant values; yaitu adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama oleh
seluruh anggota organisasi misalnya tentang kualitas produk yang tinggi
absensi yang rendah atau efisiensi yang tinggi
d. Philosophi, yakni adanya kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan
keyakinan organisasi dalam memperlakukan pelanggan dan karyawan
e. Ruler yaitu adanya pedoman yang ketat dikaitkan dengan kemajuan organisasi
f. Organizational Climate merupakan perasaan keseluruhan yang tergambarkan
Dan disampaikan melalui kondisi tata ruang cara berinteraksi para anggota
organisasi dan cara anggota organisasi memperlakukan dirinya dan pelanggan
atau orang lain.

5. Esensi Budaya Organisasi

Menurut Sigian tahun 2002 halaman 198 para pakar mendefinisikan esensi yang
dimaksud yaitu:

a. Sampai sejauh mana manajemen akan mendorong para karyawan untuk


bekerja secara inovatif dan berani mengambil resiko.
b. Budaya organisasi juga harus memberi petunjuk apakah para karyawan
diharapkan bekerja dengan tingkat ketelitian yang tinggi, melakukan analisis
serta memperhatikan hal-hal yang detail, ataukah dibenarkan bekerja dengan
hasil yang sekadar memenuhi persyaratan minimal.
c. Dalam budaya organisasi harus tercermin pandangan manajemen tentang
apakah para karyawan diharapkan lebih mementingkan orientasi hasil atau
mendahulukan ketaatan kepada proses dan prosedur kerja.
d. Budaya organisasi harus mencerminkan pandangan manajemen tentang
pentingnya sumber daya manusia sebagai elemen yang yang paling penting
dalam organisasi.
e. Budaya organisasi memberikan penekanan yang kuat tentang pentingnya
kerjasama dan kemampuan bekerja dalam tim dan tidak menonjolkan
kehebatan Individual.
f. Perilaku yang bagaimana harus ditampilkan oleh para anggota organisasi
yang kompetitif dan santai serta perlu penekanan yang tepat.

6. Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Siagian tahun 2002 budaya organisasi yang menonjol dan penting untuk
diaktualisasikan adalah sebagai berikut:

a. Penentu batas-batas berperilaku


b. Menumbuhkan kesadaran tentang identitas sebagai anggota organisasi si
c. Penumbuhan komitmen
d. Pemeliharaan stabilitas organisational.
e. Sebagai instrumen pengawasan

Permasalahan yang berhubungan dengan adaptasi eksternal dapat dilakukan


melalui pengembangan pemahaman tentang strategi dan misi koperasi, tujuan utama
organisasi dan pengukuran kinerja. Sedangkan permasalahan yang berhubungan
dengan integrasi internal dapat dilakukan secara komunikasi, kriteria karyawan,
penentuan standar bagi insentif atau reward dan sanksi serta melakukan pengawasan
internal organisasi.

7. Tipologi Budaya Organisasi

Menurut Siagian, 2002 diketahui 4 tipe budaya organisasi, yaitu:

a. Tipe Akademi, dalam organisasi para anggotanya diharapkan atau bahkan


dituntut untuk menampilkan prestasi yang semaksimal mungkin.
b. Tipe klub, Seorang anggota organisasi yang baik diharapkan memenuhi
kriteria kecocokan, loyalitas, dan komitmen.
c. Tipe tim olahraga, dalam organisasi keberhasilan akan diraih apabila para
anggotanya mampu bekerja sebagai tim dan bukan sebagai pemain individual.
d. Tipe benteng, organisasi dimaksudkan untuk keamanan para anggota
organisasinya.

B. Munculnya Pembentukan Budaya Organisasi


Munculnya gagasan-gagasan atau jalan keluar yang kemudian tertanam dalam suatu
budaya dalam organisasi bisa bermula dari manapun, dari perorangan atau kelompok, dari
tingkat bawah atau puncak. Ndaha tahun 1997 inventarisir sumber-sumber pembentuk
budaya organisasi di antaranya:

1. Pendiri organisasi
2. Pemilik organisasi
3. Sumber daya asing
4. Luar organisasi
5. Orang yang berkepentingan dengan organisasi
6. Masyarakat

Orang-orang yang berhasil mencapai gagasan yang tertanam dalam budaya ini dapat
dikenal dan dijadikan pahlawan. Proses alamiah dalam identifikasi diri dapat mendorong
anggota muda untuk mengambil alih nilai dan gaya mentor mereka. Barangkali yang
paling mendasar orang yang mengikuti norma-norma budaya akan diberi imbalan
sedangkan, yang tidak akan mendapat sanksi. Imbalan bisa berupa materi ataupun
promosi jabatan dalam organisasi tertentu sedangkan untuk untuk sanksi tidak hanya
diberikan berdasar pada aturan organisasi yang ada ada mata namun bisa berbentuk
sanksi sosial dalam arti anggota tersebut menjadi isolated di lingkungan organisasinya.

Budaya telah berevolusi selama bertahun-tahun melalui sejumlah proses belajar yang
telah berakar, maka mungkin saja sulit untuk diubah kebiasaan lama akan sulit
dihilangkan. Howard Schwartz dan Stanley Davis dalam bukunya Matching Corporate
Cultur and Business Strategy yang dikutip oleh Cahyo pada tahun 2012 mengemukakan
empat alternatif pendekatan terhadap manajemen budaya organisasi, yaitu:

1. Lupakan kultur
2. Kendalikan sekitarnya
3. Upayakan untuk mengubah unsur-unsur kultur agar cocok dengan strategi
4. Ubah strategi

Selanjutnya Kennedy mengemukakan bahwa jika tidak ada satupun alasan yang cocok
dengan diatas jangan lakukan perubahan. Analisisnya terhadap 10 kasus usaha
mengubahnya budaya menunjukkan bahwa hal akan memakan biaya antara 5 sampai
10% dari yang telah dihabiskan untuk mengubah perilaku orang. Meski demikian
mungkin hanya akan didapatkan setengah perbaikan dari yang diinginkan dia
mengingatkan bahwa hal itu akan memakan biaya lebih baik lagi dalam bentuk waktu
usaha dan uang.

C. Tipe Budaya Organisasi

Menurut Mondy, Noe dan Peemeaux (1993), tipe budaya organisasi antara lain
sebagai berikut:

1. Open and participative system, tipe tersebut ditandai dengan adanya rasa percaya
terhadap bawahan, komunikasi antara anggota yang terbuka, pemimpin yang
sportif dan penuh perhatian, penyelesaian masalah secara bersama, adanya
otonomi kerja, saling berbagi informasi, serta berhasil dalam pencapaian yang
tinggi.
2. Closed and autocratic culture, tipe ini ditandai dengan adanya pencapaian tujuan
yang tinggi tetapi pencapaian tersebut dinyatakan terpaksa pada organisasi karena
para pemimpin mereka yang otokrasi dan kuat.

D. Unsur Budaya Organisasi

Gambar 1. Unsur-unsur budaya organisasi

E. Fungsi Budaya Organisasi


Fattah (2012:247), budaya organisasi mempunyai beberapa fungsi yaitu:

1. Memberikan identitas organisasi anggotanya


2. Memudahkan komitmen kolektif cuma mempromosikan stabilitas sistem sosial
3. Membentuk perilaku dengan membantu manajer merasakan keberadaannya

Sementara Hikmat (2009: 228) fungsi budaya organisasi yaitu:

1. Pembeda dari organisasi yang lain


2. Identitas anggota seluruh organisasi
3. Komitmen anggota diatas kepentingan bersama
4. Perekat sosial dengan menyediakan standar yang anggota harus lakukan dan
bicarakan
5. Mekanisme kontrol yang membentuk perilaku anggota-anggotanya

Budaya melakukan sejumlah fungsi di dalam sebuah organisasi atau di dalam


lembaga (Rachmawati, 2004: 77) yang terdiri atas:

1. Budaya mempunyai peran menetapkan tapal atas, artinya budaya menciptakan


perbedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya
2. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota organisasinya
3. Budaya mempermudah komitmen pada suatu yang lebih luas daripada
kepentingan individual
4. Mementingkan kemantapan sistem social
5. Mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu membentuk sikap
perilaku para anggotanya

F. Ciri-Ciri Budaya Organisasi Sekolah Efektif

Budaya organisasi sekolah yang efektif itu ditandai oleh hal-hal sebagai berikut.

1. Adanya kerjasama

Kerjasama sangat diperlukan di dalam sekolah visi misi dan tujuan dari sekolah
akan tercapai jika adanya kerjasama yang baik semua pihak di sekolah ah baik internal
maupun eksternal. Semua orang yang berada di sekolah harus dilibatkan dan
diikutsertakan di dalam sistem budaya organisasi sekolah. Contohnya ketika sebuah
sekolah mengalami permasalahan, maka semua pihak yang ada di sekolah bersama-
sama ikut memecahkan permasalahan dan kemudian mencari jalan keluar dari masalah
tersebut supaya tidak menjadi berlarut-larut dan semakin membesar sehingga akan
merusak Citra baik sekolah.

2. Adanya rasa saling percaya

Rasa saling percaya harus dimiliki oleh setiap orang di dalam organisasi. rasa
percaya diri ini akan meminimalisirkan konflik dan permasalahan yang ada di dalam
organisasi .orang yang berada di dalam organisasi dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara profesional.

3. Adanya sikap keterbukaan atau transparansi

Sekolah harus memiliki sikap yang terbuka baik dalam mempromosikan sekolah
tersebut , di dalam bidang budgeting sekolah ataupun terhadap pengaruh dari luar.
Apabila sekolah ah tidak bisa membuka diri terhadap dunia luar atau pengaruh dari
luar maka sekolah tersebut akan kekurangan energi yang mampu menambah citra baik
sekolah.

Gambar 2. Budaya Organisasi Sekolah Efektif


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Muhammad Kristiawan, Dian Safitri, & Rena estari. 2017. Manajemen
Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai