Disusun Oleh :
Gabriel K. S. 2287190024
PENDIDIKAN KHUSUS
2021
PEMBAHASAN
Istilah Budaya berasal dari bahasa latin yaitu colonia yang berarti mengolah,
mengerjakan, terutama mengolah tanah atau bertani. kemudian dalam bahasa Inggris
menjadi culture (Sonhadji, 2003). Budaya sebagai hasil karya manusia dibentuk untuk
dapat membentuk aturan aturan yang tertulis dan lama-kelamaan akan tidak tertulis
lagi sebagai akibat komitmen yang kuat dari anggota masyarakat yang pada akhirnya
disebut norma dan etika. Norma dan etika merupakan ukuran bagi anggota masyarakat
untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan kaidah kaidah norma tersebut, dan
norma yang semakin mendalam meresap dalam diri masyarakat tidak tertulis lagi,
sedang etika adalah yang membungkus tingkah laku anggota masyarakat tersebut
untuk bertindak sesuai dengan kriteria norma yang pada akhirnya proses pendalaman
norma ini yang disebut sebagai budaya.
Sathe dan Edgar Schein, menemukan kata kunci dari pengertian budaya yaitu
shared basic assumptions atau menganggap pasti terhadap sesuatu. Ndraha
mengemukakan bahwa asumsi meliputi keyakinan dan nilai merupakan asumsi dasar
tentang dunia dan bagaimana dunia berjalan . Duverger sebagaimana dikutip oleh
Anwar, 2000 mengemukakan bahwa keyakinan merupakan lukisan pikiran yang
terlepas dari ekspresi material yang diperoleh oleh suatu komunitas. Nilai merupakan
suatu ukuran normatif yang mempengaruhi manusia untuk melaksanakan tindakan
yang dihayatinya.Pada bagian lain dikemukakan pula bahwa nilai mempunyai fungsi :
Menurut Owen, 1991 budaya dipandang sebagai nilai nilai atau norma yang
merujuk kepada bentuk pernyataan tentang apa yang dapat dan apa yang tidak dapat
dilakukan oleh anggota organisasi ; sebagai asumsi yang merujuk kepada hal-hal apa
saja yang dianggap benar atau salah. Kesimpulannya , bahwa aturan yang menyatakan
suatu sikap dan perilaku yang menuntun dan mendorong anggota masyarakat untuk
melakukan segala sesuatunya secara benar serta menghambat dan menghalangi orang
untuk berbuat sesuatu yang salah perbuatan yang salah akan mendapat hukuman
secara moral menurut nilai-nilai atau norma yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan adanya rujukan yang menyatakan kebenaran dan kesalahan tindakan anggota
masyarakat akan selalu dituntun rambu-rambu nilai dan norma tersebut.
2. Pengertian Organisasi
Dalam bentuk sederhana ini organisasi belum memerlukan Pengaturan yang rapi
tetapi dalam contoh itu telah terlihat adanya orang yang mengarahkan dan orang yang
diarahkan. Kalau organisasi sudah besar yaitu orang-orang yang bekerja sama dalam
suatu wadah tertentu titik Dalam hal ini organisasi dapat dipandang sebagai suatu
wadah atau tempat orang bekerja sama melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada umumnya budaya berada di bawah ambang sadar, karena budaya itu
melibatkan tentang Bagaimana seseorang melihat, berpikir, bertindak dan merasakan
serta bereaksi. Kreitner dan Kinicki pada tahun 1992 titik teori ini menyatakan budaya
organisasi merupakan pola dasar asumsi untuk menciptakan, menemukan, atau
pengembangan kelompok dengan belajar untuk mengadaptasi dari luar serta
mengintegrasikannya ke dalam organisasi apa yang dikerjakan secara baik dan
konsisten serta valid juga sebagai acuan bagi karyawan baru untuk mengoreksi
sebagai penerimaan, pikiran dan perasaannya di dalam hubungan dengan semua
permasalahan secara rinci dan detail. Dalam budaya organisasi ditandai adanya
sharing atau berbagi nilai dan keyakinan yang sama dengan seluruh anggota
organisasi. Misalnya berbagi nilai dan keyakinan yang sama melalui pakaian seragam
namun menerima dan memakai seragam saja tidaklah cukup. Pemakaian seragam
haruslah membawa rasa bangga, menjadi alat kontrol dan membentuk citra organisasi
titik Dengan demikian nilai pakaian seragam tertanam menjadi basic. Menurut Sathe
dan Ndraha tahun 1997 bahwa shared basic assumptions meliputi titik :
a. Shared things
b. Shared saying
c. Shared doing
d. Shared feeling
Menurut Sigian tahun 2002 halaman 198 para pakar mendefinisikan esensi yang
dimaksud yaitu:
Menurut Siagian tahun 2002 budaya organisasi yang menonjol dan penting untuk
diaktualisasikan adalah sebagai berikut:
1. Pendiri organisasi
2. Pemilik organisasi
3. Sumber daya asing
4. Luar organisasi
5. Orang yang berkepentingan dengan organisasi
6. Masyarakat
Orang-orang yang berhasil mencapai gagasan yang tertanam dalam budaya ini dapat
dikenal dan dijadikan pahlawan. Proses alamiah dalam identifikasi diri dapat mendorong
anggota muda untuk mengambil alih nilai dan gaya mentor mereka. Barangkali yang
paling mendasar orang yang mengikuti norma-norma budaya akan diberi imbalan
sedangkan, yang tidak akan mendapat sanksi. Imbalan bisa berupa materi ataupun
promosi jabatan dalam organisasi tertentu sedangkan untuk untuk sanksi tidak hanya
diberikan berdasar pada aturan organisasi yang ada ada mata namun bisa berbentuk
sanksi sosial dalam arti anggota tersebut menjadi isolated di lingkungan organisasinya.
Budaya telah berevolusi selama bertahun-tahun melalui sejumlah proses belajar yang
telah berakar, maka mungkin saja sulit untuk diubah kebiasaan lama akan sulit
dihilangkan. Howard Schwartz dan Stanley Davis dalam bukunya Matching Corporate
Cultur and Business Strategy yang dikutip oleh Cahyo pada tahun 2012 mengemukakan
empat alternatif pendekatan terhadap manajemen budaya organisasi, yaitu:
1. Lupakan kultur
2. Kendalikan sekitarnya
3. Upayakan untuk mengubah unsur-unsur kultur agar cocok dengan strategi
4. Ubah strategi
Selanjutnya Kennedy mengemukakan bahwa jika tidak ada satupun alasan yang cocok
dengan diatas jangan lakukan perubahan. Analisisnya terhadap 10 kasus usaha
mengubahnya budaya menunjukkan bahwa hal akan memakan biaya antara 5 sampai
10% dari yang telah dihabiskan untuk mengubah perilaku orang. Meski demikian
mungkin hanya akan didapatkan setengah perbaikan dari yang diinginkan dia
mengingatkan bahwa hal itu akan memakan biaya lebih baik lagi dalam bentuk waktu
usaha dan uang.
Menurut Mondy, Noe dan Peemeaux (1993), tipe budaya organisasi antara lain
sebagai berikut:
1. Open and participative system, tipe tersebut ditandai dengan adanya rasa percaya
terhadap bawahan, komunikasi antara anggota yang terbuka, pemimpin yang
sportif dan penuh perhatian, penyelesaian masalah secara bersama, adanya
otonomi kerja, saling berbagi informasi, serta berhasil dalam pencapaian yang
tinggi.
2. Closed and autocratic culture, tipe ini ditandai dengan adanya pencapaian tujuan
yang tinggi tetapi pencapaian tersebut dinyatakan terpaksa pada organisasi karena
para pemimpin mereka yang otokrasi dan kuat.
Budaya organisasi sekolah yang efektif itu ditandai oleh hal-hal sebagai berikut.
1. Adanya kerjasama
Kerjasama sangat diperlukan di dalam sekolah visi misi dan tujuan dari sekolah
akan tercapai jika adanya kerjasama yang baik semua pihak di sekolah ah baik internal
maupun eksternal. Semua orang yang berada di sekolah harus dilibatkan dan
diikutsertakan di dalam sistem budaya organisasi sekolah. Contohnya ketika sebuah
sekolah mengalami permasalahan, maka semua pihak yang ada di sekolah bersama-
sama ikut memecahkan permasalahan dan kemudian mencari jalan keluar dari masalah
tersebut supaya tidak menjadi berlarut-larut dan semakin membesar sehingga akan
merusak Citra baik sekolah.
Rasa saling percaya harus dimiliki oleh setiap orang di dalam organisasi. rasa
percaya diri ini akan meminimalisirkan konflik dan permasalahan yang ada di dalam
organisasi .orang yang berada di dalam organisasi dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara profesional.
Sekolah harus memiliki sikap yang terbuka baik dalam mempromosikan sekolah
tersebut , di dalam bidang budgeting sekolah ataupun terhadap pengaruh dari luar.
Apabila sekolah ah tidak bisa membuka diri terhadap dunia luar atau pengaruh dari
luar maka sekolah tersebut akan kekurangan energi yang mampu menambah citra baik
sekolah.
Dr. Muhammad Kristiawan, Dian Safitri, & Rena estari. 2017. Manajemen
Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish.