Anda di halaman 1dari 11

PERAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN

MAKALAH ETIKA BISNIS


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata kuliah Pengantar
Manajamen

Disusun oleh:
Dewi Anggraeni
NPM: 10090317291
Dosen Pengampu: FIRLY FIRMANSYAH S,SE.M.M

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
TAHUN 2018

DAFTAR ISI

Kata
Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian etika bisnis
2.2 Sejarah dan perkembangan etika bisnis saat ini
2.3 faktor-faktor etika bisnis
2.4 Prinsip-prinsip dalam etika bisnis
2.5 Etika sebagai filsafat moral
2.6 Teori etika
2.7 Etika,etikat dan modal
2.8 Persamaan dan perbedaan etika dan etiket

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seperti halnya individu, organisasi juga mempunyai kepribadian. Kepribadian


pada sebuah organisasi lebih dikenal dengan nama budaya organisasi. Secara
etimologi, budaya organisasi terdiri dari dua kata, yaitu budaya dan organisasi.
Organisasi merupakan suatu sistem yang mantap dari sekumpulan orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan
pembagian. Sedangkan pengertian budaya adalah suatu set nilai, penuntun
kepercayaan akan suatu hal, pengertian dan cara berpikir yang dipertemukan oleh
para anggota organisasi dan diterima oleh anggota baru.

Semakin banyak anggota organisasi yang menerima nilai-nilai inti dan semakin
besar komitmen mereka terhadap nilai-nilai tersebut, semakin kuat suatu budaya.
Sejalan dengan defenisi ini, suatu budaya yang kuat jelas sekali akan memiliki
pengaruh yang besar dalam sikap anggota organisasi dibandingkan dengan budaya
yang lemah. Hasil spesifik dari suatu budaya yang kuat adalah keluar masuknya
pekerja yang rendah. Suatu budaya yang kuat akan memperlihatkan kesepakatan
yang tinggi mengenai tujuan organisasi diantara anggota-anggotanya.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini diangkat beberapa topic permasalahan yang nantinya akan
dibahas. Permasalahan tersebut antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan Budaya ?
2. Apa yang dimaksud dengan Budaya Organisasi ?
3. Apa saja faktor-faktor etika bisnis ?
4. Apa saja prinsip-prinsip dalam etika bisnis ?
5. Apa yang dimaksud etika sebagai filsafat moral ?
6. Apa yang dimaksud teori etiket ?
7. Apa yang dimaksud etika,etikat dan modal ?
8. Persamaan dan perbedaan etika dan etiket ?
9.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya

Budaya mengandung pengertian lingkup yang lebih luas. Negara di dunia pasting
memiliki budaya sendiri yang menjadi budaya nasional. dalam satu Negara mungkin
terdapat banyak bermacam-macam suku budaya sendiri, sebagai landasan
berdasarkan kesukuan dan kewilayahan.
Budaya yaitu suatu asumsi yang mendasar di kembangkan dan di temukan di suatu
kelompok untuk keperluan menguasai dan mempelajari masalah adaptasi eksternal
dan internal. Dan juga budaya terdiri mental program bersama yg mensyaratkan
respon individu pada lingkungan.
Ada juga yg berpandangan berbeda dengan apa itu budaya didefinisikan sebagai cara
hidup orang yg hidup bepindah pindah dari generasi ke generasi melalui berbagai
proses pembelajaran dan pengetahuan untuk menciptajan hidup yg paling cocok di
lingkungannya.
1. Secara Umum
Terdapat beberapa Pengertian Budaya Organisasi yang dapat dipahami secara umum.
Berbagai definisi tersebut yaitu :
Budaya organisasi adalah rangkaian sistem prinsip yang diakui bersama dan
diaplikasikan oleh seluruh elemen organisasi. Hal ini menjadi pembeda antara
organisasi satu dengan lainnya.
Definisi budaya organisasi yaitu cara organisasi menjalin interaksi dengan lingkungan
yang terintegrasi baik perilaku, asumsi, kisah, gagasan, mitos dan pikiran-pikiran yang
menekankan tentang makna bekerja dalam organisasi.
Budaya organisasi merupakan rangkaian dasar dari asumsi-asumsi yang ada. Asumsi
tersebut kemudian berkembang di suatu kelompok menjadi acuan bertingkah laku
dalam organisasi. Kebiasaan inilah yang akan diwariskan kepada generasi penerus
sebagai cara pandang, dasar bertindak dalam organsiasi.
2. Menurut Para Ahli
Terdapat sepuluh pengertian budaya organsasi yang dapat dirangkum pada artikel ini.
Setiap ahli mengemukakan arti yang berbeda dari budaya organisasi. Berikut arti
budaya organisasi menurut para ahli :
Budaya organisasi adalah kumpulan asumsi dan nilai baik yang disadari maupun tidak yang
dapat mengintegrasikan organisasi. Asumsi dan nilai tersebut menjadi penentu tingkah laku
anggota organisasi (Walter R. Freytag).

Teori budaya organisasi yang dikemukakan oleh Hodge, Anthony dan Gales (1996) ialah
gabungan dari karakteristik organisasi yang terlihat dan tidak terlihat.

Mandy dan Noe (1996) mengemukakan budaya organisasi sebagai sistem dari nilai yang
ada, faith, dan behaviour pada organisasi yang saling menjalin interaksi dengan struktur
formal dalam pembentukan aturan berperilaku.

Arti budaya organisasi adalah kumpulan norma dan nilai yang membimbing bagaimana
anggota organisasi bertingkah laku. Anggota organisasi akan bertindak sesuai budaya yang
terbentuk supaya diterima oleh sekitarnya (Lathans, 1998).

Budaya organisasi merupakan sistem prinsip yang dipeluk oleh anggota organisasi sebagai
pembeda dengan organisasi lainnya (Robbins).

Penjelasan budaya organisasi oleh Gareth R. Jones adalah cara pandang bersama dan
diyakini oleh anggota organisasi sebagai sistem dari prinsip bersama.

2.2 Fungsi Budaya Organisasi


Secara Umum

Secara sederhana fungsi organisasi secara umum adalah :

Sebagai karakteristik dan meningkatkan loyalitas kepada organisasi

Memudahkan dalam menjalankan fungsi pengorganisasian

Menjunjung dan menanamkan nilai-nilai organisasi kepada anggota

Sebagai alat dalam pengendalian tingkah laku

Mendukung performa ekonomi

Sebagai penunjuk arah organisai terkait hal yang diperbolehkan dan tidak

Menurut Para Ahli


Terdapat beberapa penjelasan fungsi organisasi yang dikemukakan oleh para ahli. Namun
pada intinya semua memiliki makan yang sama.

Menurut Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001:73) budaya organisasi memiliki fungsi
sebagai berikut :

Memberi anggota identitas organisasional

Memfasilitasi komitmen kolektif

Meningkatkan stabilitas system social

Membentuk perilaku dengan membantu anggota menyadari lingkungannya

Robbins (1999) menyatakan fungsi organisasi terdiri dari :

Budaya memiliki tugas dalam menentukan batasan

Budaya organnisasi sebagai identitas anggota organisasi

Membantu dalam pembentukan komitmen

Mendukung terciptanya loyalitas dalam sistem sosial.

Terdapat 7 fungsi budaya organisasi menurut Beach (Horrison, 1972) yaitu :

Menetapkan acuan bagi keberhasilan organisasi (realistis dan terukur)

Menginformasikan terkait penggunaan dan kepentingan sumber daya organisasi

Menciptakan hubungan saling ketergantungan antara organisasi dan anggota

Merumuskan berbagai cara dalam pengawasan tingkah laku dalam keabsahan organisasi
dengan menetapkan posisi kekuasaan serta cara menggunakannya.

Baca Juga : Penjelasan Kepemimpinan Dalam Organisasi

Teori Budaya Organisasi

Budaya organisasi menjadi bagian dari teori komunikasi. Teori komunikasi yang membahas
seluruh simbol dalam berinteraksi seperti action, kebiasaan, obrolan, dan prinsip yang
terkait.

Pada kasus perusahaan maka budaya organisasi perusahaan menjadi bagian dari strategi
yang diterapkan perusahaan dalam mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut maka ada
berbagai persepsi yang mendasar mengenai teori budaya organisasi perusahaan. Teori
tersebut dikemukakan sebagai berikut :
Para anggota organisasi atau perusahaan membentuk dan menjaga rasa yang dipunyai
secara bersama mengenai kondisi organisasi. Hal ini membawa implikasi pemahaman yang
lebih baik pada nilai yang ada dalam organisasi. Nilai organisasi merupakan acuan dan
prinsip yang diterjemahkan ke dalam budaya organisasi perusahaan.

Budaya organisasi biasa menggunakan simbol tertentu yang mudah dipahami oleh anggota
organisasi. Pada saat anggota mengerti arti simbol dan mengimplementasikannya maka
anggota akan dapat menyesuaikan dengan budaya organisasi di perusahaannya.

Beragamnya budaya yang ada di dalam organisasi. Kemudian memunculkan keberagaman


dalam penerapannya. Namun perbedaan inilah yang pada akhirnya saling mengisi dan
melengkapi. Menutupi kelemahan dan saling menguatkan antar elemen dalam organisasi.

Karakteristik Budaya Organisasi

Budaya organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang perlu diketahui dan dipahami. Adapun
karakteristik terssebut adalah :

Adanya Inovasi dan Pengambilan Resiko. Karakteristik ini mencoba mendorong anggota
untuk bersikap selalu inovatif dalam bekerja khususnya pada penyelesaian masalah. Selain
itu anggota diminta tidak takut dalam mengambil resiko asalkan telah melalui perhitungan
yang matang.

Memperhatikan secara mendetail. Para anggota organisasi diminta fokus pada hal yang
dikerjakan dan selalu teliti dan mendetail dalam menganalisis

Berorientasi pada kebermanfaatan. Manajemen organisasi memusatkan pada keluaran


khususnya pada kebermanfaatan bagi berbagai pihak.

Berorientasi pada orang. Setiap keputusan yang diambil oleh organisasi harus melalui
pertimbangan bahwa dampaknya harus positif terhadap anggota dalam organisasi.

Berorientasi pada tim. Program dan tindakan dalam organisasi condong pada kinerja tim
dibandingkan kinerja personal.

Bersifat Agresif. Budaya organisasi membuat anggota bertindak agresif dalam bekerja.

Stabilitas. Budaya dalam organisasi memberi penmekanan pada stabilitas status quo.

TIPE BUDAYA ORGANISASI

Budaya oorganisasi merupakan filosofi dasar sebuah organisasi memuat keyakinan, norma
dan niali bersama menjadi karakteristik tentang cara melakukan organisasi. Jeff Cartwright
(1999:11) ada 4 tipologi budaya sebagai sikluds hidup budaya:

The monoculture
Model “ras murni” yang menyebabkan banyak konflik dalam dunia dimana banyak etnis dan
kelompok rasial berbeda. Monoculture berfokus tajam, dalam bisnis monoculture
didominasi satu orang, satu sasaran, yang berfikir tunggal dan jiwa kewirausahaan.

The superordinate culture

Tipe ideal budaya organisasi. Keberagaman budaya menjadi penyebab pemisahan dan
konflik, kreatifitas dan energy. Pikiran difokuskan pada kebersamaan daripada perbedaan.

The divisive culture

Bersifat memecahbelah. Oraganisasi ditari kearah berbeda. Tidak ada pemisahan konflik
antara “kita dan mereka”.

The disjunctive culture

Pemecahan organisasi secara eksplosif menjdi unit budaya individual. Pecahnya


konglomerasi dengan menjual unit bisnis individual dan gagalnya merger organisasi karena
tidak kompatibel budaya.

Tipe budaya tersebut Jeff Cartwright menunjukan perbedaan terletak pada derajat kekuatan
hubungan antara dominant culture dengan subculture.

Terrence E. Deal dan Allan A. Kennedy (2000:107) mengelompokkan 4 tipe,


mempertimbangkan hubungan antara tingkat resiko dengan aktivitas perusahaan dengan
kecepatan perusahaan dan mendapat umpan balik.

The tough-guy, macho culture

Dunia individu yang mengambil resiko dan mendapat umpan balik cepat apabila tindakan
benar atau salah.

The work hard-play hard culture

Kegembiraan dan tindakan, pekerja mengambil sedikit resiko dengan umpan balik cepat.
Budaya membuat mereka menjaga aktivitas dengan resiko rendah pada tingkat relative
tinggi.

The bet-your company culture

Budaya ini beresiko tinggi dan umpan balik lambat.

The process culture

Tanpa atau sedikit umpan balik, pekerja menemukan sulit mengukur apa yang mereka
lakukan.

Empat kategori tersebut merupakan penyederhanaan. Tidak ada perusahaan cocok salah
satu kategori. Setiap perusahaan campuran dari semua tipe budaya tersebut.
Stephen P. Robbins (2001:527) memiliki 5 tipe, dilakukan dengan menarik hubungan antara
tingkat sosiabilitas dan solidaritas.

Network culture

tingkat sosiabilitas atau kesenangan bergaul tinggi dan tingkat solidaritas rendah. Orang
biasanya terbuka berbicara tentang bisnis secara bebas, menggunakan banyak waktu untuk
sosialisasi dan mendapat masalah karenanya. Orang mengetahui secara cepat dan merasa
mereka bagian dari kelompok.

Mercenary

Tujuan low on sociability high on solidarity. tingkat sosiabilitas rendah dan tingkat solidaritas
tinggi. Mercenary culture berfokus dalam menarik bersama membuat pekerjaan dilakukan.
Komunikasi cepat, dikendalikan dengan cara yang tidak ada tidak mungkin. Mononjolkan
bisnis dan omong kosong tidak ada toleransi karena menghabiskan waktu.

Fragmented culture

low on sociability high on solidarity. Solidaritas dan sosiabilitas rendah. Melakukan kontrak
dan tidak saling mengenal. Anggota menampakkan identifikasi dengan organisasi mana ia
bekerja.

Communal culture

low on sociability high on solidarity. Sosiabilitas dan solidaritas tinggi. Anggota sangat
bersahabat satu sama lain dan bergaul dengan baik, secara pribadi maupun professional.
Perusahaan teknologi tinggi, dimulai dengan internet. Organisasi cenderung berbagi dalam
banyak hal.

Robert Kreitner dan Angelo Kinicki (2001:75) terdapat 3 tipe terkait dengan serangkaian
keyakinan normative yang berbeda.

Construkive culture adalah pekerja untuk berinteraksi dengan orang lain, bekerja pada tugas
dan proyek dengan cara membantu mereka dalam memuaskan kebutuhan untuk tumbuh
dan berkembang.

Passive-defensive culture menolak keyakinan pekerja harus berinteraksi dengan orang lain
dengan cara tidak menantang keamanan kerja mereka senidri.

Aggressive-defensive culture, pekerja mendekati tugas dengan memaksa dengan maksud


melindungi status dan keamanan kerja mereka. Keyakinan normative mencerminkan
oposisi, kekuatan, kompetiif dan perfeksionis.

Baca Juga : Pengertian Manajemen Sebagai Ilmu, Seni, dan Profesi


PERBANDINGAN BUDAYA ORGANISASI

Kesamaan pembentukan budaya memungkinkan makhluk hidup menyesuaikan lingkungan


karena memperoleh atribut budaya seperti bahasa dan organisasi kelompok. Jeff Carwright
(1999:20) :

Distinctive

Satisfying

Protective

Inclusive/exclusive

Objective/subjective

Instructive

Continuous

Perbedaan, menyebabkan pembenturan budaya dari: kepribadian, metode, perilaku, sikap


dan gaya manajemen. Jeff Carwright (1999:15) :

Manajement style (Gaya Manajemen)

Bias

Value (Nilai-niali)

Induvidualism (Induvidualisme)

Change (Perubahan)

Constituency (Unsur Pokok)

Identity (Identitas)

Srategy (Strategi)

fungsi budaya di dalam sebuah organisasi, yaitu:

a. Budaya mempunyai suatu peran menetapkan tapal batas, yang artinya budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
b. Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan pribadi seseorang.
d. Budaya memantapkan sistem sosial,
yang artinya merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan suatu organisasi
dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan
dilakukan oleh para karyawan.

e. Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan
membentuk sikap serta perilaku para karyawan. Secara alami budaya sukar dipahami, tidak
berwujud, implisit dan dianggap biasa saja.Tetapi semua organisasi mengembangkan
seperangkat inti pengandaian, pemahaman, dan aturan implisit yang mengatur perilaku
sehari-hari dalam tempat kerja. Peran budaya dalam mempengaruhi perilaku karyawan
semakin penting bagi organisasi. Dengan dilebarkannya rentang kendali, didatarkannya
struktur, diperkenalkannya tim-tim, dikuranginya formalisasi, dan diberdayakannya
karyawan oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat
memastikan bahwa semua karyawan diarahkan kearah yang sama. Pada akhirnya budaya
merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai