Anda di halaman 1dari 4

3.

Pemeriksaan Protein Total Metode Biuret Menurut BioLabo

3.1 Signifikansi Klinis


Komposisi keseluruhan dari plasma atau serum pasien seharusnya dipelajari terlebih
dahulu dengan menentukan kandungan protein totalnya dan kemudian komposisi nya
menggunakan metode elektroforesis. Penurunan volume plasma (Hemokonsentrasi),
ditandai dengan dehidrasi (muntah hebat, diare, penyakit Addinson, atau asidosis
diabetic), itu digambarkan sebagai hiperproteinemia relatif. Hemodilusi (peningkatan
volume plasma) yang terjadi dengan air intoksikasi atau sindrom retensi garam, dan
fisiologis ketika posisi rekomban diasumsikan, tercermin sebagai hipoproteinemia relatif.
Hiperptoteinemia karena rendahnya albumin dalam plasma juga umum dan memiliki
banyak penyebab. Hipoproteinemia ringan dapat disebabkan oleh peningkatan pada
konsentrasi protein spesifik (infeksi). Hiperproteinemia dapat disebabkan oleh tingkat
immunoglobulin monoclonal yang tinggi diproduksi pada mielomia multiple dan
paraproteinemia ganas lainnya.

3.2 Prinsip
Metode kalorimetri dijelaskan oleh Gornall dan al. Ikatan peptide dari protein bereaksi
dengan Cu2+ dalam larutan basa untuk membentuk senyawa kompleks yang berwarna
dimana memiliki nilai absorbansi, sebanding dengan konsentrasi protein total specimen
yang diukur pada 550nm. Reagen biuret mengandung Natrium Kalium Tartat menjadi Ion
Cupric kompleks dan mempertahakan kelarutannya dalam larutan alkali.

3.3 Reagen
Botol R1  Natrium Klorida

Natrium Klorida 75 mmol/L

Botol R2  Reagen Biuret

Natrium Hidroksida 370 mmol/L

Na-K Tartat 10 mmol/L

Kalium Iodida 3 mmol/L


Tembaga (II) Sulfat 3 mmol/L

Sebelum Pengenceran: Korosif, R35: menyebabkan luka bakar parah

Setelah Diencerkan: Xi, R36/37/38: Mengiritasi mata, system pernapasan, dan kulit. S36/
37/39: Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindungan mata/wajah yang
sesuai.

Botol R3  Larutan Standar

Bovine Albumin 6 g/dL

3.4 Perhatian Keselamatan


Reagen yang ditujukan untuk diagnostic in vitro professional harus menggunakan.
 Verifikasi integritas konten sebelum digunakan.
 Gunakan pelindung yang memadai (seluruh badan, sarung tangan, kacamata).
 Jangan menggunakan pipet melalui mulut.
 Isi Botol 2 tetap mengiritasi meskipun setelah dilakukan pengenceran (R34:
Penyebab luka bakar).
 Jika terjadi kontak dengan kulit dan mata, cuci bersih bagian yang terkontaminasi
dengan menggunakan air dan dapatkan bantuan medis.
 Reagen mengandung Natrium Azide (konsentrasi <0,1%) yang mungkin akan
bereaksi dengan tembaga dan pipa timah. Siram dengan air yang banyak saat
membuang.
 Lembar data keamanan material tersedia atas permintaan.
 Pembuangan limbah: Hormati undang-undang yang berlaku di negara.

Semua specimen harus ditangani karena berpotensi menyebabkan infeksi sesuai dengan
praktik laboratorium yang baik menggunakan yang sesuai Tindakan pencegaha. Hormati
undang-undang yang berlaku di negara.

3.5 Persiapan Reagen


Isi dari atas botol dengan air suling untuk menyelasaikan kandungan dari botol R1 (NaCl)
dan botol R2 (Biuret). Homogenkan dengan cara diputar-putar kan. Reagen yang
diencerkan siap digunakan.
3.6 Stabilitas dan Penyimpanan
Saat diterima, simpan Standar (botol R3) pada suhu 2-8℃.
 Standar (botol R3): Pindahakan jumlah yang diminta, rekap dengan baik botol dan
simpan pada suhu 2-8℃.
 Disimpan dan digunakan seperti yang dijelaskan, reagen (botol R1, R2, R3) stabil
dalam botol asli yang ditutup rapat, dan tanpa kontaminasi, setelah kadaluwarsa
tanggal yang tertera pada label kit.
 Setelah dibuka, reagen yang berfungsi (siap digunakan) disimpan dengan stabil
pada suhu 18-25℃ dan jauh dari cahaya matahari minimal selama 6 bulan.

Buang reagen apapun jika keruh atau jika absorbansi predilusi campuran (1V/1V) botol
R1 dan R2>0,050 pada 550nm. Jangan gunakan reagen yang telah lewat kadar
kadaluwarsanya.

3.7 Pengumpulan Spesimen dan Penanganan


Serum atau plasma. Analisis segar atau simpan pada 2-8 ℃ kurang dari 72 jam. Protein
total dalam serum stabil dalam:
 6 bulan pada -20℃
 Tanpa batas pada -70℃

3.8 Gangguan
Hasil pengujian dengan prosedur n°1:

Glukosa Tidak ada gangguan hingga 11 g/L


Asam Askorbat Tidak ada gangguan hingga 250 mg/L
Bilirubin Total Tidak ada gangguan hingga 550 µmol/L
Hemoglobin Gangguan Positifdiatas 150 µmol/L
Lipemia Gangguan positif di atas 0.150 abs (diukur pada 600nm)
Lipemia atau hemolisis dapat menyebabkan peningkatan hasil yang salah. Ini disarankan
untuk melakukan blanko specimen untuk mencegahnya interferensi . untuk tinjauan yang
lebih komprehensif tentang factor-faktor yang mempengaruhi pengujian ini, lihat untuk
publikasi Young D.S.

3.9 Bahan yang diperlukan namu tidak disediakan


 Peralatan laboratorium analisis medis dasar.
 Sera control normal dan patologis.

Anda mungkin juga menyukai