DISUSUN OLEH :
KELOMPOK : 2 (DUA)
BANDUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
Kelompok : 02 (Dua)
12-2017-119 12-2017-073
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya. Serta
shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta para
sahabatnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir praktikum proses karya
manufaktur
Laporan ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai proses karya
manufaktur. Diharapkan laporan ini dapat bermanfaat bagi pelajar atau masyarakat umum
terutama saya sendiri sekali penyusun laporan ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membimbing dan membantu kami dalam
menulis laporan akhir ini.
Kami menyadari akan kekurangan dari laporan ini yang jauh dari kesempurnaan baik
dari materi maupun dari segi penulisan laporan ini. Segala saran maupun kritikan akan
sangat bermanfaat bagi penulis untuk membuat laporan berikutnya dengan lebih baik.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
1.1 Manufaktur.........................................................................................................1
1.4 Material............................................................................................................10
BAB II BUBUT.....................................................................................................13
BAB IV SKRAP...................................................................................................75
BAB V LAS...........................................................................................................82
5.4. Kampuh............................................................................................................86
5.5. Fluks.................................................................................................................87
5.6. Elektroda..........................................................................................................87
BAB IX KESIMPULAN....................................................................................134
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe) ....................................18
Gambar 3.1 (a) Mesin frais horizontal dan (b) Mesin frais vertical .......................42
PROSES PLAN
1.1 Manufaktur
A. Proses pengubahan bentuk bahan baku yaitu mengolah bahan baku dari
raw material menjadi bentuk tertentu dengan metode seperti
pengecoran, pengubahan partikel, deformasi, dan membuang sebagian
material.
Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang akan dikikir,
dipahat, digergaji, di tap, dan lain lain. Ragum terdiri dari rahang yang terbuat dari besi
tuang yang dibaut ke bangku kerja digunakan untuk mengikat benda kerja yang akan
dikikir, digergaji, dipahat dsb. Rahang tersebut digunakan untuk menjepit benda kerja
yang akan dikerjakan dapat dibuka dan ditutup dengan batang ulir yang terdapat tangkai
pemutar pada ujungnya.
Ragum asli terbuat dari besi cair, namun selama periode ini ragum
besi tidak ideal karena terbuat dari besi cair, yang bila dituang akan
menghasilkan rongga dan menyebabkan struktur tuang menjadi keropos
dan rapuh.
2. Ragum putar (swivel vise), Ragum putar merupakan ragum yang dapat
diputar terhadap sumbu vertikal. Putaran dari ragum putar membentuk
bidang horizontal. Pada sadle ragum terdapat skala derajat yang
digunakan sebagai pedoman ukuran sudut.
7.
Ragum putar 2 aksis, yaitu ragum yang bisa diputar 360° secara horizontal
dan dapat juga membuat sudut secara vertikal sampai 90° Sehingga
memungkinkan operator menggunakan berbagai sudut secara
horizontal dan vertikal.
1.4 Material
Material merupakan suatu zat atau bahan penyusun dari suatu benda yang
memiliki sifat dan karakteristik tertentu
2. Sifat fisik dan sifat kimia, adalah sifat yang berkaitan dengan
karakteristik fisik atau kondisi dari material. Meliputi : titik cair
konduktivitas panas dan listrik, massa jenis ,warna, ketahanan korosi.
BUBUT
Penggerak dari mesin bubut adalah motor listrik. Gerak yang dihasilkan
diubah menjadi transmisi I dan II. Daya akan diteruskan dari transmisi I akan
menggerakan spindle, cekam dan benda kerja. Sedangkan daya yang
diteruskan pada transmisi II diubah menjadi gerak translasi oleh poros
pembawa.
2. Proses
Gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi, sedangkan gerak
makan dilakukan oleh pahat secara translasi.
3. Output
3. Alas atau meja ( bed ). Sebagai dudukan kepala lepas, eretan dan tumpuan
gaya pemakanan pada saat pembubuutan
Vc ∙ 1000
n= ; rpm
π∙D
m
Vc = Kecepatan potong ( )
min
mm
Vf = f ∙ n ∙ Zph ;
min
mm
F = Gerak makan diameter ( )
putaran
3. Kedalaman potong (α ¿
Do−Di
a= ;mm
2
cm 3
Z=f ∙ a ∙Vc ;
min
a = Kedalaman pemotongan
Tc= ¿
f .n . Zph ; min
6. Waktu efektif
¿. z
Teff = ;min
f . n . Zph
Mesin bubut ini dirancang utnuk berbagai macam bentuk dan yang
paling umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam)
pada poros spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada
salah satu ujungnya, yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung
lainnya dapat ditumpu dengan center lain.
Pemesianan Bubut
4. Pembubutan Tirus
5. Pembubutan Ulir
6. Reaming
8. Knurling
(a) (b)
2. Senter Pipa
Mesin Bubut
Mesin Bubut
4. Collet Chuck
Gambar 2.20 Collet Chuck
Sumber : Achmad Arifin, 2018, Fungsi Senter Putar Pada
Mesin Bubut
Chuck model ini digunakan untuk mencekam mata bor dalam suatu
diameter tertentu saja. Dia hanya punya setelan mengendur dan
mengencangkan untuk satu ukuran tertentu saja. Karena itu,proses
pergantian benda yang memiliki ukuran sama di catok imi menjadi lebih
cepat. Biasanya
dalam satu set
terdiri dari
beberapa
collet seperti
gambar berikut.
7. Penyangga Berjalan
( Follow Rest )
b. Pahat Finishing
a. Pahat Kanan
b. Pahat Kiri
Pahat kiri adalah pahat yang mempunyai mata potong yang sisi
potongnya menghadap kekiri apabila pahat mata potongnya
dihadapkan kearah kita. Penggunaannya untuk mengerjakan benda
kerja dari arah kiri ke arah kanan, atau menuju kearah kepala lepas.
4. Menurut Fungsi
Menurut fungsinya pahat dibedakan menjadi enam jenis, yaitu:
a. Pahat Rata
Pahat bubut jenis ini digunakan untuk membubut
permukaan rata pada bidang memanjang. Sistem kerjanya adalah
dengan menggerakkan pahat dari ujung luar benda kerja kearah
cekam atau sebaliknya tergantung pahat kanan atau kiri.
c. Pahat Potong
d. Pahat Alur
e. Pahat Champer
f. Pahat Ulir
1. Pahat Kanan
2. Pahat Kiri
FREIS
3.1 Definisi Proses Pengefraisan
Gambar 3.1 (a) Mesin frais horizontal dan (b) Mesin frais vertikal
Sumber :Bastian Wahyoe, 2014, Mesin Frais
A. Mesin frais vertikal, disebut mesin frais vertikal jika sumbu spindel mesin
tegak lurus terhadap permukaan meja mesin.
B. Mesin frais horizontal, disebut mesin frais horizontal jika kedudukan sumbu
mesin sejajar dengan permukaan meja mesin.
3.3 Jenis – Jenis Mesin Frais
Jenis – jenis mesin frais dibagi menjadi 2, yaitu mesin frais berdasarkan spindel
utama, dan berdasarkan fungsi penggunaanya.
2) Mesin frais vertikal, kebalikan dengan horizontal, pada mesin frais ini
pemasangan spindelnya pada kepala mesin adalah vertikal. Pada
mesin frais jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe
kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan tipe kepala bergerak.
Kombinasi dari dua tipe kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi
pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.
3) Mesin frais universal, mesin frais ini mempunyai fungsi bermacam –
macam sesuai dengan prinsipnya, seperti frais muka, spiral, datar,
pemotongan roda gigi, pengeboran, pembubutan celah.
Proses pemakanan benda kerja pada proses frais ditentukan berdasarkan arah
relatif gerak makan meja mesin frais terhadap putaran pahat. Gerakan pemakanan ini ada
dua, yaitu :
1. Input
Terdapat dua penggerak utama pada mesin freis yaitu motor listrik I dan
motorlistrik II. Dimana motor listrik I akan menuruskan daya melalui
transmisi roda gigi untukmenggerakan spindle, arbor dan pahat. Sedangkan
motor lisrik II menuruskan dayamelaluitrasmisi rodagigi untukmengerakan
mejadan bendakerja.
2. Proses
Gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal dari spindle secara rotasi
dangerak makan yang dilakukan oleh benda kerja yang berasal dari gerakan
meja secaratranslasi.
3. Output
Benda yang sudah jadi sesuai dengan rancangan.
Gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal dari spindle secara rotasi
dangerak makan yang dilakukan oleh benda kerja yang berasal dari gerakan meja
secara translasi.
Tiang (Coloumn), berfungsi sebagai penopang utama bagi lengan, meja lutut
dan mesin penggerak utama.
Lengan (arm), berfungsi sebagai dudukan spindle dan arbor setelah dipasang.
Meja (Table), berfungsi sebagai penyangga alat - alat bantu dalam proses
pengefreisan.
π . Dph. n
Vc= (m/min)
1 000
n = Putaran spindle
2. Kecepatan pemakanan (Vf)
Vf = f . zph . n (mm/min)
Tc= ¿ ( min)
vf
lt = Panjang pemotongan
a = to – ti (mm)
Teff =Tc . z
z = Banyaknya pemakanan
1) Arbor
Arbor pada mesin frais mempunyai fungsi sebagai pemegang pisau frais
(milling cutter), di mana arbor ini dipasang pada spindel mesin.
2) Penopang Arbor
Ragum atau catok pada mesin frais digunakan untuk memegang benda
kerja yang akan difrais. Benda kerja harus dijepit dengan kuat agar pada
waktu dilakukan penyayatan oleh pisau frais posisi benda kerja tidak
bergeser atau berubah, karena pada waktu pisau frais menyayat benda kerja
terjadi gaya-gaya yang cukup besar.
4) Kepala Lepas
Kepala lepas yang digunakan pada mesin frais mirip dengan kepala lepas
yang terdapat pada mesin bubut standar. Hanya saja pada bagian alas kepala
lepas mesin frais terdapat lubang-lubang tempat kedudukan baut pengikat.
Kepala pembagi pada mesin frais digunakan untuk memegang benda kerja
yang akan difrais dengan bentuk segi banyak beraturan, segi banyak tidak
beraturan, membuat roda gigi dan lain-lain
6) Meja Putar
Pada mesin frais benda kerja dapat dipegang atau dijepit dengan
menggunakan ragum (catok), meja putar, atau menggunakan kepala pembagi
dan kepala lepas. Namun selain itu, benda kerja dapat juga dijepit langsung
pada meja mesin frais dengan menggunakan peralatan penjepit.
Ada beberapa macam peralatan penjepit benda kerja pada mesin frais,
seperti: klem C, klem lurus, klem kaki, klem jari, klem lengkung, klem U,
klem pegas, blok siku, blok V, klem poros universal dan lain-lain.
8) Kolet
Kolet pada mesin frais merupakan peralatan pemegang alat potong yang
bertangkai, seperti end mill, mata bor dan reamer. Dilihat dari konstruksinya
kolet memiliki bentuk bulat panjang dengan kepala berbentuk tirus dan
mempunyai beberapa alur atau belahan pada kepala dan sebagian badannya,
sehingga kolet dapat menjepit alat potong dengan kuat
Kepala peluas lubang atau offset boring head merupakan perlatan yang
digunakan untuk menjepit peluas lubang (bor). Tidak seperti pisau frais pada
umumnya yang memiliki banyak mata potong, alat potong peluas lubang ini
hanya mempunyai satu mata pemotong. Peluas lubang digunakan untuk
memperbesar lubang dengan berbagai ukuran diameter.
1) Pisau Mantel
Pisau jenis ini dipakai pada mesin frais horizontal. Biasa nya digunakan
untuk pemakanan permukaan kasar dan lebar. Jadi pisau ini digunakan dari
tahap awal hingga finishing
Pisau frais gigi ini digunakan untuk membuat roda gigi yang sesuai
dengan jenis yang di inginkan. Berikut contoh bentuk dari pisau frais gigi.
Pisau jenis ini dibuat untuk membuat benda kerja yang bentuknya
memiliki radius dalam. (cekung)
Pisau jenis ini dibuat untuk membuat benda kerja yang bentuknya
memiliki radius cembung.
Pisau jenis ini digunakan untuk membuat alaur seperti “T” seperti
hal nya dalam meja mesin frais
Ukuran pisau jenis ini bervariasi dari yang terkecil hingga yang
terbesar. Cutter ini biasa nya digunakan untuk membuat alur bidang datar
atau pasak. Dan jenis pisau ini biasanya dipasang pada posisi tegak (meisn
frais vertical), namun pada posisi tertentu juga bisa dipasang pada posisi
horizontal yaitu di pasang langsung pada spindle mesin frais
Pisau jenis ini memiliki satu ciri khas yang berbeda dengan cutter
yang lainnya. Pada sisinya bertentuk alur helix yang dapat digunakan
untuk menyayat benda kerja dari sisi potong cutter, sehingga cutter ini
dapat melakukan penyayatan yang cukup besar
(b) Slotting merupakan pengefraisan di mana lebar alat potong lebih kecil
daripada lebar benda kerja. Proses ini akan membentuk slot karena lebar
alat potong yang tipis. Alat potong yang tipis juga dapat digunakan untuk
memotong benda kerja menjadi dua bagian, proses pemotongan tersebut
dikenal dengan istilah pengefraisan saw (saw milling).
(c) Pengefraisan side merupakan pengefraisan di mana alat potong menyayat
sisi tepi (samping) benda kerja.
2. Up Milling
Atau conventional milling merupakan pengefraisan dengan arah gerak
ujung sayat (teeth) alat potong berlawanan dengan arah pemakanan (feed)
ketika teeth memotong benda kerja.
3. Down Milling
Roda gigi lurus merupakan roda gigi yang paling sederhana, terdiri
dari slinder yang terbentuk secara berporos atau radial, ujung gigi-
gigi berbentuk lurus dan tersusun pararel terhadap aksis rotasi.
Contoh : gear box
Roda gigi heliks ganda ini terjadi karena masalah dorongan aksial
dari gigi heliks tunggal. Mempunyai dua pasang gigi yang berbentuk
“V” sehingga terlihat dua roda gigi heliks yang di satukan. Memiliki
bentuk yang ruit dan sulit dari roda gigi lain nya.
5) Roda Gigi Bevel (Bevel gear)
Roda gigi ini berbentuk roda gigi yang sejajar dan tidak bersudut
terhadap aksis. Bentuk giginya mirip seperti mahkota. Roda gigi
mahkota ini hanya bisa dipasangkan secara akurat dengan roda gigi
bevel atau roda gigi lurus.
Pasangan roda gigi pinion terdiri atas roda gigi yang disebut
dengan pinion dan batang bergerigi yang disebut dengan rack.
Perpaduan dari rack dan pinion menghasilkan mekanisme transmisi
torsi yang berbeda. Torsi ditransmisikan dari gaya putar menuju gaya
translasi atau sebaliknya. Ketika roda gigi pinion berputar, batang
rack akan bergerak lurus.
Gambar 3.44 Roda Gigi Pinion
Dendum : Jarak radial dari lingkaran jarak sampai lingkaran akar atau
lingkaran dendum yaitu sama dengan addendum + ruang bebas gigi
1. Kecepatan Pemotongan
π . Dph . n
Vc = ; (m/min)
1000
2. Kecepatan Pemakanan
Vf = f.zph.n ; (mm/min)
f = Gerak makan (mm/gigi)
Dp = n. zbk ; mm
M = modul
Dh = Dp + 2 . Ad ; mm
Dp = Diameter pitch
Ad = Addendum
5. Kelonggaran Puncak
Ck = 0,025 + m ; (mm)
m = modul
H = Ad + Dd . f . Ck ; mm
Ad = Addendum
Dd = Dedendum
7. Skala Pemakanan
H
A=
Skala
40
I= ; (mm)
Zbk
SKRAP
Mesin sekrap adalah mesin perkakas yang mempunyai gerak utama bolak-
balik horizontal dan berfungsi untuk merubah bentuk dan ukuran benda kerja
sesuai dengan yang dikehendaki. Mesin sekrap (shap machine) disebut pula
mesin ketam atau serut. Mesin ini digunakan untuk mengerjakan bidang-bidang
yang rata, cembung, cekung, beralur dalam kedudukan mendatar, tegak ataupun
miring.
4.2 Jenis - Jenis Mesin Skrap
1. Input
2. Process
Gerak potong dilakukan oleh pahat yang bergerak secara translasi dan gerak
makan dilakukan oleh benda kerja bergerak secara translasi.
3. Output
Gerak potong dilakukan oleh pahat yang bergerak secara translasi dan
gerak makan dilakukan oleh benda kerja bergerak secara translasi.
Dudukan, berfungsi untuk menahan lutut agar tidak anjlok, ketika meja
bergeser.
Plat pemegang pahat, berfungsi untuk dudukan pahat agar tidak lepas.
Meja Skrap, berfungsi untuk tempat kedudukan benda kerja atau penjepit
benda kerja dengan dibantu oleh ragum.
1. Kecepatan Potong (V c )
2.<. n
V c= ;(m/min)
1000. c
2. Kecepatan Pemakanan (V f )
V f =f . Zph. n ;(mm/min)
3. Waktu Pemotongan (T c)
T c= ¿ ;(mm/min)
vf
v f = Kecepatan pemakanan (mm/min)
S . L .t . z Wz
T eff = = ;(min)
v f .500. c f . n
S = Jumlah Langkah
α
z = Banyaknya Pemakanan =
a.x
α = to-ti ;(min)
Mesin skrap potong Tarik, digunakan untuk pemotongan blok cetakan besar
pada produksi massal
Mesin skrap vertical, digunakan untuk pemotontongan dalam dan
penyerutan bersudut serta untuk operasi yang memerlukan pemotongan
vertikal. Biasanya pada pembuatan cetakan untuk logam dan non logam.
LAS
5.1.Definisi Pengelasam
Pengelasan merupakan suatu proses penyambungan dua buah logam atau
menjadi satu akibat energi panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan, sehingga
terjadi ikatan struktur mikro antara logam-logam tersebut.
5.2. Klasifikasi Cara Pengelasan
1. Pengelasan Tekan
2. Pengelasan Cair
3. Pematrian
Pematrian adalah sebuah cara menyambung dua logam dengan sumber
panas dengan menggunakan bahan tambah yang mempunyai titik cair lebih
rendah, pada proses pematrian ini logam induk tidak ikut mencair.
5.4. Kampuh
Dalam pengelasan perlu adanya kampuh / alur yang sesuai dengan
pengerjaan yang diinginkan. Hal ini agar permukaan yang akan dilas dapat
mencair bersama elektroda sehingga semua permukaan yang dilas dapat
menyatu. Jadi fungsi kampuh adalah untuk memperdalam penetrasi
sehingga sambungan las menjadi lebih baik
5.5. Fluks
Fluks adalah bahan kimia yang dapat berbentuk serbuk, gas , pasta ,
atau padatan yang didapatkan dalam proses pengelasan , fungsinya antara
lain:
5.6. Elektroda
Elektroda adalah konduktor yang dilalui arus listrik dari satu media ke
media lain. Elektroda terdiri dari kawat inti dan fluks. Pada las busur
listrik, kawat inti harus sama dengan jenis material yang akan dilas.
Pilih ampere sesuai benda kerja yang akan dilas. Semakin besar ampere
semakin besar juga panas yang dihasilkan yang membuat benda kerja
mudah bolong.
Jepit elektroda pada tang
Biasanya saat membeli alat las, kita diberikan alat dengan besi di bagian
ujung dan sikat pada bagian belakang, alat itu berguna untuk
memecahkan flux yang membungkus hasil pengelasan, ketok dan sikat
untuk mendapat hasil las yang rapi dan bersih
Pesawat las AC
Pesawat las AC – DC
Kabel elektroda
Kabel massa
Kabel tenaga
3. Pemegang elektroda
5. Klem massa
6. Penjepit
Elektroda polos
Gambar
Sederhana, perlatan 5.10
portable danElektroda
low cost
Sumber : Sri Lasmini, 2015, Mesin Las
Dapat digunakan untuk berbagai jenis logam , posisi pengelasan dan
elektroda
Kerugian :
5.8.Las Asitilen
Nyala letup adalah nyala yang terjadi ketika proses pelelehan benda kerja
berlangsung.
2. Pasang regulator pada tabung gunakan kunci inggris dan putar searah
jarum jam untuk mengencangkan.Regulator asitelin biasanya memiliki
drat yang beralawanan arah sehingga kita harus memutar kearah
berlawanan jarum jam untuk mengencangkan
3. Setelah regulator terpasang dengan kencang, buka keran pada tabung
sedikit saja lalu cek kebocoran menggunakan busa dan air sabun, jika
terdapat gelembung pada busa, berarti ada kebocoran kencangkan
regulator .
4. Buka keran pada tabung oksigen dan tabung asitelin. Pada regulator
terdapat 2 buah gauge atau jarum penunjuk tekanan gas. Jarum disebelah
kanan menunjukan jumlah tekanan didalam tabung sedangankan jarum
disebelah kiri adalah besar tekanan gas yang keluar dari regulator. Cara
untuk mengatur tekanan output regulator adalah dengan memutar knob
pada regulator. Putar knob searah jarum jam untuk menaikan tekanan dan
sebaliknya untuk menurunkan tekanan.
6. Putar sedikit keran asitelin pada blender, lalu nyalakan api menggunakan
korek api/pemantik.
8. Setelah itu buka keran orksigen pada blender perlahan – lahan hingga
mendapatkan nyala api netral (api kecil berwarna biru bersih )
Melindungi tabung gas dari benda panas dan terik matahari secara
langsung serta kemungkinan bersentuhan dengan kabel listrik.
Menempatkan tabung gas di tempat yang aman dari benturan atau
pukulan benda keras
Tangan atau sarung tangan harus dibersihkan dari minyak atau pelumas
sebelum memegang regulator
Katup regulator harus dalam keadaan tertutup saat akan membuka kran
tabung
Pembakar / Brander
Pembakar tidak boleh disentuk atau di pegang oleh tangan atau sarung
tangan yang terkena minyak atau pelumas
Selang las tidak boleh bersentuhan dengan nyala api, bunga api , benda
panas , benda tajam , dan segela jenis minyak
KERJA BANGKU
Kerugian :
Ketelitian dan kecermatan ukuran benda kerja sering tidak tepat
Tidak dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar untuk waktu yang
singkat
Kondisi fisik operator harus dalam keadaan baik karena dalam kerja
bangku memerlukan tenaga yang besar.
2. Peralatan
Alat – alat yang digunakan harus dalam keadaan yang baik seperti
ketajaman ( terutama pada kikir, gergaji, dan penggores ) serta
keakuratan mistar siku.
3. Lingkungan
4. Benda kerja
Benda kerja tidak berkarat dan tidak tipis agar sewaktu dalam
pengerjaan tidak mudah patah.
Ulir merupakan bentuk bidang miring heliks. Heliks adalah kurva yang
ditentukan dengan memindahkan sebuah titik dengan kecepatan sudut
dan linear seragam di sekitar suatu sumbu. Ulir memiliki tiga fungsi dasar
dalam sistem mekanis, antara lain untuk menyediakan kekuatan
penjepit/pengikat, membatasi atau mengontrol gerakan, dan mengirimkan
daya.
Ulir mengkonversi gerak putar menjadi gerak linear. Ulir menempel pada
bentuk silinder atau konis, di mana pada silinder disebut ulir lurus sedangkan
pada konis disebut ulir lancip (tapered thread).
6.5.2. Klasifikasi Ulir
Ulir Segitiga
Jenis ulir ini sering sekali kita temui, dan terdapat beberapa standar
diantaranya Metric Standard Thread, Whitworth Standard Thread, dan
British Standard Pipe Thread
Ulir Segiempat
Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya
digunakan untuk beban berat misalnya pada pembuka pintu air
bendungan dan ulir pada tanggem. ulir segiempat disimbolkan dengan
huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir
segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi adalah 8.
Ulir Bulat
Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah
dan puncak ulir. biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan
secara halus dengan tanpa kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini
adalah ulir edison yaitu ulir yang digunakan pada lampu bohlam
PROSES PRODUKSI
Proses produksi adalah kegiatan mengubah material atau bahan baku menjadi suatu
produk yang sudah dapat digunakan konsumen atau yang biasa disebut produk jadi
(finished goods) atau produk setengah jadi (semi-finished product)
Gurdi adalah sebuah pahat pemotong yang ujungnya berputar dan memiliki
beberapa sisi potong dan galur yang berhubungan continue disepanjang badan gurdi.
Galur ini, yang dapat lurus atau heliks, sediakan untuk memungkinkannya lewatnya
serpihan atau fluida pemotong.
Elemen dasar proses gurdi dapat ditentukan berdasarkan gambar proses gurdi dan
rumus-rumus kecepatan potong dan gerak makan. Parameter proses gurdi pada
dasarnya sama dengan parameter proses pemesinan yang lain, akan tetapi dalam
proses gurdi selain kecepatan potong, gerak makan, dan dan kedalaman potong perlu
dipertimbangkan pula gaya aksial , dan momen puntir
yang diperlukan pada proses gurdi. Elemen dasar proses gurdi tersebut. Gerak makan
feed Untuk mesin gurdi gerak makan dilakukan secara manual Hand- feed Drilling
Machine tidak ada rumus tertentu yang digunakan, karena proses pemakanan
dilakukan berdasarkan perkiraan operator mesin. Untuk mesin gurdi dengan gerak
makan dilakukan secara mekanik oleh tenaga motor listrik Power- feed Drilling
Machine, maka gerak makan dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan.
Mesin gurdi menggunakan pahat yang memiliki mata potong pada ujungnya.
Pahat ini dipegang pada mesin dengan menggunakan chuck atau dengan tangkai yang
berbentuk tirus (Morse tamper).
Pahat gurdi diputar dan diumpankan ke dalam benda kerja pada kecepatan putaran
yang dapat divariasikan. Mesin gurdi dapat dipakai untuk porasi yang lain, misalnya
countershink, pelebaran atau pembesaran lubang, counter bor, spotfacing, reaming
dan taping gambar disamping membuat lubang silindrik normal.
do+di
d=
2
Keterangan :
vf = fz z n
Keterangan :
¿i
tc =
vt
Lt = Lv + Lw + Ln
Keterangan :
i = Banyaknya pemotongan
Lv = Panjang pengawalan ; mm
Ln = Panjang akhir ; mm
πd2 a
A= ; h = fz sin Kr dan b =
4 sin Kr
Keterangan :
b = Lebar geram ; mm
Adalah mesin gurdi kecil yang terutama digunakan untuk operasi penggurdian
yang tidak dapat dilakukan dengan mudah pada mesin gurdi biasa. Yang paling sederhana
adalah penggurdi yang dioperasikan dengan tangan. Penggurdi ini mudah dijinjing,
dilengkapi dengan motor listrik kecil, beroperasi pada kecepatan cukup tinggi, dan
mampu menggurdi sampai diameter 13 mm. Mesin ini terdiri atas sebuah standar tegak,
sebuah meja horizontal dan sebuah spindel vertikal untuk memegang dan memutar
penggurdi.
Kalau beberapa spindel penggurdi dipasangkan pada meja tunggal, ini disebut
sebagai penggurdi gang atau kelompok. Jenis ini sesuai untuk pekerjaan produksi yang
harus melakukan beberapa operasi. Benda kerja dipegang dalam sebuah jig yang dapat
diluncurkan pada meja dari satu spindel ke spindel berikutnya. Kalau beberapa operasi
harus dilakukan, misalnya menggurdi dua lubang yang ukurannya berbeda dan perlu
meluaskannya, maka dipasangkan empat spindel.
Dirancang untuk pekerjaan besar, untuk pekerjaan dengan benda kerja tidak
memungkinkan berputar, dan untuk pekerjaan menggurdi beberapa lubang, erdiri atas
sebuah tiang vertikal yang menyangga sebuah lengan yang membawa kepala gurdi.
Lengannya dapat berputar berkeliling ke sembarang kedudukan di atas bangku kerja, dan
kepala gurdi mempunyai penyetelan di sepanjang lengan ini. Penyetelan ini
memungkinkan operator untuk menempatkan penggurdi dengan cepat di sembarang titik
di atas benda kerja. Mesin jenis ini hanya dapat menggurdi dalam bidang vertikal. Pada
mesin semi-vertikal kepalanya dapat diputar pada lengan untuk menggurdi lubang pada
berbagai sudut dalam bidang vertikal.
dapat diisi berbagai jenis ukuran mata bor. Stasiunnya dapat disetel dengan berbagai
perkakas.
Jadi mesin gerinda ini merupakan salah satu jenis mesin perkakas dengan mata
potong jamak, atau lebih adari satu yang mana digunakan untuk mengasah maupun
sebagai alat potong benda kerja.
Gambar 7.7 Mesin Gerinda
Beserta Fungsinya
Keterangan :
1. Body mesin
2. Kolom mesin
Kolom mesin, berfungsi sebagai dudukan spindel dan motor penggerak.
3. Spindel mesin
4. Roda gerinda
Dudukan meja magnetik, berfungsi sebagai dudukan meja magnetik dan bak
pelindung air.
6. Meja magnetic
System hidruolik terdiri dari bak oli, oli dan pompa oli, berfungsi sebagai
sumber penggerak meja secara otomatis
Terdiri dari :
Panel ON-OFF meja magnetik, berfungsi sebagai pengatur aktif tidaknya meja
magnetik dan beasarnya kekuatan pengikatan benda kerja.
Fungsi dari masing-masing bagian mesin gerinda datar spindel vertikal adalah
sebagai berikut:
1. Kolom mesin
Berfungsi sebagai dudukan naik dan turun nya spindel dan motor penggerak.
2. Meja magnetik
3. Spindel Mesin
4. Sistem Hidroulik
Sistem hidraulik terdiri dari bak oli, oli dan pompa, berfungsi sebagai sumber
penggerak meja secara otomatis.
Terdiri dari :
Pertama: bak air pendingin, air pendingin, pompa air pendingin, berfingsi
sebagai sumber tekanan dan sirkulasi air pendingin.
6. Panel Kelistrikan
Mesin gerinda adalah mesin yang digunakan untuk memotong atau mengasah
benda hingga menjadi suatu bentuk yang diinginkan. Prinsip kerja mesin gerinda itu
sendiri yaitu batu gerinda tang berputar dan bersentuhan dengan benda kerja, sehingga
terjadi proses pemotongan, pengasahan, dan pengikisan. Secara umum, prinsip kerja
mesin gerinda dibagi menjadi dua, yaitu semi otomatis dan full otomatis. Cara kerja
semi otomatis yaitu dimana proses penggerendaan bisa dilakukan secara manual
menggunakan tangan atau pun dengan mesin secara otomatis. Sedangkan untuk full
otomatis yaitu pengoperasian mesin gerinda secara otomatis penuh menggunakan
program komputer.
6. Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain )
Meja pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan secara manual atau
otomatis yang dapat diatur pada bagian tuasnya. Hasil pengerjaan mesin
gerinda permukaan diperuntukan untuk Parallel block, Jangka Sorong, Bed
Mesin, dan lain-lain. Prinsip kerja utama dari mesin surface grinding adalah
gerakan bolak-balik benda kerja dan gerak rotasi dari tool.
Gambar 7.9 Mesin Gerinda Permukaan
Beserta Fungsinya
Beserta Fungsinya
Fungsi utama mesin gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi
dapat juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau
dapur, golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya. Selain
untuk mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat
perkakas baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat
suku cadang mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk
reparasi turbin dan mesin lainnya.
Beserta Fungsinya
Beserta Fungsinya
Cara kerjanya yaitu, alat potong yang akan diasah dicekam pada cekam
yang bisa diatur sudutnya. Kemudian didekatkan pada batu gerinda yang
berputar sehingga terkikis dan membentuk sudut yang telah ditentukan.
Serupa dengan batu gerinda asah (grinding disc) tetapi memiliki pattern
pada permukaannya. Digunakan untuk mengikis permukaan logam pada area
sempit. Dapat juga digunakan untuk memotong material logam, tetapi celah
potongnya lebih lebar dibandingkan batu gerinda potong.
Batu gerinda khusus untuk memotong material logam, mulai dari besi
mildsteel, baja, hingga stainless steel. Bentuknya seperti piringan pipih. Celah
potong yang dihasilkan lebih tipis dibandingkan batu gerinda fleksibel karena
memiliki ketebalan 3 – 8 mm.
Digunakan untuk memotong keramik. Ada dua jenis mata gerinda ini: jenis
pengerjaan basah yang perlu diberikan air untuk melumasi pemotongannya
dan jenis pengerjaan kering yang tidak perlu dilumasi air.
Mata gerinda ini digunakan untuk mengikis permukaan material beton dan
Digunakan untuk memotong material kayu. Mata gerinda ini dibuat dari
baja dengan TCT (Tungstaen Carbide Tipped) pada bagian ujung mata
gergajinya,
Ragum adalah alat genggam yang dipasang pada meja kerja dengan dua rahang
penjepit untuk menahan objek kerja tetap di tempat. Nama lain dari ragum adalah
tanggem, perkakas ini digunakan pada beberapa jenis pekerjaan mekanik baik untuk
pengerjaan logam maupun kayu. Di pasaran, banyak merek dan bentuk tanggem dengan
spesifikasi modern dan canggih menyesuaikan kebutuhan Anda.
3. Body Penopang
4. Rahang Geser
6. Bandul
7. Tuas
Proses feeding agar rata sampai ujung nya, JIKA panjangnya
seuai tidak perlu di facing. Proses pembuatan alur berukuran 2 mm
kemudian dari alur ke samping dibuat ulir sebagai penguat bandul.
8. Poros Ulir
9. Ulir
2. Las kaki depan sama kaki belakang ke bawah body penopang dengan
menggunakan las asetilen. Agar lebih kuat pasang paku keling terlebih
dahulu.
4. Masukan rahang geser ke pasak yang ada di body penopang lalu geser
terlebih dahulu rahang geser sampai menyentuh rahang tatap depan
agar tidak menghalangi waktu pemasangan rahang tatap belakang.
5. Pasang rahang tatap belakan untuk menutup rahang geser agar tidak
keluar, lalu las rahang tatap belakang hingga menyatu ke body
penopang.
ANALISA
PRM-01
1. Proses plan sangat penting dalam pembuatan suatu produk, jika ada kesalahan
pada proses plan dapat mengakibatkan kerugian pada produk jika terlanjur
dibuat dengan proses plan yang tidak benar
2. Proses plan di mulai dengan mengubah gambar Teknik menjadi gambar kerja
untuk dibuat oleh pembuat produk
3. Pada proses plan kita diharuskan memilih material yang tepat untuk
produk yang akan dibuat
4. Proses plan mencakup pemilihan proses, alat alat, perkakas, dan urutan yang
diperlukan untuk mengubah bahan mentah menjadi produk jadi
PRM-02
1. Pada proses pembubutan diperlukan coolant untuk menjaga suhu dari pahat agar
tidak terlalu panas dan menimbulkan aus pada pahat
2. Agar hasil dari proses pembubutan tepat sesuai gambar kerja, maka proses setting
pahat harus di lakukn dengan teliti.
3. Penggerak dari mesin bubut yaitu menggunakan motor listrik.
4. Pada proses bubut, Gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi, sedangkan
gerak makan dilakukan oleh pahat secara translasi.
PRM-03
1. Perbedaan kehalusan hasil skrap pada benda kerja di akibatkan kecepatan gerak
pahat pada proses perataan permukaan spesimen terjadi perbedaan kedalaman
2. Selama proses frais & skrap diperlukan coolant agar pahat tidak cepat aus
3. Kecepatan dan arah pahat sangat mempengaruhi hasil benda kerja
4. Ada pengaruh kecepatan potong (cutting speed) terhadap tingkat kekasaran
permukaan, kecepatan potonh juga berpengaruh kepada mata pahat, semakin
tinggi kecepatan potong maka pemotongan atau penyayatan semakin cepat dan
juga mata pahat semakin cepat mengalami keausan. Akan tetapi, hasil
pemotongan atau penyayatan menjadi kasar karena pemakanan dari mata potong
terhadap benda kerja tidak merata.
5. Mesin skrap menghasilkan permukaan dan halus karena ada 2 jenis milling yaitu
up milling dan down milling, pada up milling permukaan yang dihasilkan akan
kasar karena mata pahat yang terkena benda kerja bukan bagian yang tajam,
ditambah dengan arah pahat dan benda kerja yang berbeda menyebabkan gaya
yang diperlukan juga besar. Sebaliknya pada down milling akan menghasilkan
permukaan halus karena mata pahat yang tajam terkena langsung kepada benda
kerja dan arah pahat searah dengan benda kerja sehingga gaya yang di perlukan
lebih kecil
PRM-04
1. HAZ (Heat Affected Zone), Daerah pengaruh panas atau daerah dimana logam
dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama pengelasan mengalami
siklus termal atau pemanasan dan pendinginan dengan cepat. Penyebaran panas
pada logam induk dipengaruhi oleh temperatur panas dari logam cair dan
kecepatan dari pengelasan.
2. Spatter merupakan percikan las, jika dapat dibersihkan maka tidak termasuk cacat
namun, jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka dikategorikan
kedalam cacat visual. Spatter disebabkan oleh arus listrik yang terlalu tinggi, jarak
elektroda dengan logam induk yang terlalu jauh, atau elektroda yang lembab.
3. Posisi pengelasan yang digunakan adalah posisi flat 1G dililah dari benda yang
disambung dan juga tempat elektroda mencair
4. Pada proses pengelasan ini menggunakan pesawat las smaw dengan polaritas
ampere dari 70-90 ampere dengan menggunakan arus DC
PRM-06
BAB IX
KESIMPULAN
PRM-0Saturday
1. Proses plan sangat diperlukan untuk membuat suatu produk, karena semua
yang dibutuhkan dan akan dilakukan dalam produksi tersusun dan
teridentifikasi dengan baik.
2. Dalam pembuatan produk, pembuat produk harus memahami dan melakukan
proses plan dengan baik agar produk yang dihasilkan tidak mengalami cacar
PRM-02
1. Pada proses pembubutan terdapat 3 prinsip kerja yaitu input gerak, proses
pemakanan, dan output hasil
PRM-03
1. Terdapat perbedaan pada mesin frais vertical dan universal, mesin frais vertical
hanya dapat melakukan pemakanan vertical, sedangkan pada mesin frais universal
dapat melakukan pemakanan vertical dan horizontal dengan cara mengganti
kepala atau arm nya.
2. Mesin freis universal yaitu mesin yang mempunyai 2 fungsi dalam proses kerja
nya masing-masing yaitu bisa dilakukan dengan horizontal dan juga vertikal.
Kegunaan nya juga bermacam-macam seperti Freis muka, spiral, datar,
pemotongan roda gigi, pengeboran,dan juga pembubutan celah. Jadi mesin mesin
freis ini memiliki keunggulan dibanding freis vertikal dan horizontal.
PRM-04
1. Pada praktikum ini menggunakan metode las busur listrik dimana elektroda akan
mencair Bersama dengan logam induk dan logam las sehingga akan terjadi
penyatuan struktur mikro. Penyatuan struktur mikro ini lah yang menyebabkan
logam menjadi tersambung
2. pada praktikum kali ini juga mempelajari tentang kerja bangku. Kerja bangku
sendiri menggunakan alat alat sederhana untuk mengoperasikan nya seperti
ragum, pahat, kikir dan lain lain. Meski menggunakan alat alat sederhana, tetap
terdapat SOP untuk melakukan kerja bangku untuk keselamatan operator.
3. Pada proses pengelasan kecepatan menggeser elektroda harus stabil. Jika terlalu
cepat tembusan lasnya angkal dangkal dikarenakan kurangnya waktu untuk
pemnasan untuk mencairkan elektroda. Dan jika terlalu lambat akan menghasilkan
alur lasan yang terlalu lebar .
PRM-06
1. Pada proses produksi, banyak aspek yang diperlukan agar dapat menghasilkan
produk yang di inginkan
2. Ada berbagai macam alat alat dan perkakas yang dapat digunakan dalam proses
produksi
3. Dalam proses produksi juga terdapat standar keamanan operator dalam
pengoperasian alat, karena tetap keamanan operator adalah yang utama
DAFTAR PUSTAKA
PRM-01
PRM-02
PRM-03
Modul PRM-03 Freis & Skrap, 2021, Laboratorium Teknik Produksi Intitut Teknologi
Nasional
PRM-04
PRM-06
Ilham Zuliadin, 2018, Definisi Mesin Gurdi, Diakses Pada 23 Apr. 21
Klikmro, 2017, Jenis - Jenis Mesin Gerinda Beserta Fungsinya, Diakses Pada 23 Apr. 21
Willy S, 2018, Bagian – Bagian Mesin Gerinda Datar, Diakses Pada 23 Apr. 21
Mega Perkakas, 2019, Jenis - Jenis Batu Gerinda, Diakses Pada 23 Apr. 21
LAMPIRAN
PRM-01
Nama : Rama Dani Faturohman
NRP : 12-2017-044
PROSES BUBUT
1. Facing
Diameter 100 ke 60
Vc .1000 30.1000
1. N = = =159,2 rpm
π .D π .60
2. Vf = f.n.Zph = 0,40 . 159,2 . 1 = 63,68 mm/min
lo−li 100−60
3. a = = =20 mm
2 2
¿ 30
4. Tc = = = 0,47 min
f . n . Zph 63,68
a 20
5. Z = = = 1500
à/ z 0.2 /15
6. Teff = Tc . Z = 0,47 . 1500 = 705 min
Diameter 60 ke 30
Vc .1000 30.1000
1. N = = =318,47 rpm
π .D π .30
¿ 20
4. Tc = = = 0,15 min
f . n . Zph 127,38
a 15
5. Z= = = 1125
à/ z 0.2 /15
2. Pembuatan alur
Vc .1000 30.1000
1. N = = =477,7 rpm
π .D π .20
lo−li 30−20
3. a = = =5 mm
2 2
¿ 10
4. Tc = = = 0,02 mm/min
f . n . Zph 191,08
a 5
5. Z = = =375
à/ z 0.2 /5
1241,25
Cost mesin = x Rp.15.000 = Rp.310.312
60
1241,25
Cost Operator = x Rp.40.000 = Rp.827.333
60
PROSES FREISS
1. Facing
π . Dph. n 3,14.10.1273,9
2. Vc = = = 40 m/min
1000 1000
¿ 5
4. Tc = Vf = = 0,01 min
305,7
Facing 30mm
Vc .1000 20.1000
1. N = = = 212,31 rpm
π .< ¿¿ 3,14.30
π . Dph. n 3,14.10. 212,31
2. Vc = = = 6,6 m/min
1000 1000
¿ 30
4. Tc = Vf = = 0,58 min
50,95
Vc .1000 20.1000
1. N = = = 636 rpm
π .D 3,14.10
π . Dph. n 3,14.10.636
2. Vc = = = 19,9 m/min
1000 1000
¿ 10
4. Tc = Vf = = 0,06 min
152,64
4,18
Cost mesin = x 25.000 = Rp. 1.741
60
4,18
Cost operator = x 30.500 = Rp. 2.142
60
Proses frais
1. Facing
Putaran spindle
VC .1000
N=
π .<¿ ¿
35.1000
N= = 111,4 Rpm
3,14.100
Kecepatan potong
π . Dph. n
Vc =
1000
3,14.10.111,4
Vc = = 3,5 m/min
1000
Kecepatan makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,05.111,4.6 = 33,42
min
Waktu pemotongan
¿
Tc = vf
100
Tc = = 3 menit
33,42
Waktu efektif
Teff = Tc.Z
0,15
Cost mesin = ×25.000 = Rp. 62.500
60
0,15
Cost operator = ×50.000 = Rp. 125.000
60
Cost produksi = 62.500 + 125.000= Rp. 187.500
2. Drilling
Putaran spindle
VC .1000
N=
π .D
25.1000
N= = 796 Rpm
3,14.10
Kecepatan potong
π . Dph. n
Vc =
1000
3,14.10.796
Vc = = 24,99 m/min
1000
Kecepatan makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,05.796.6 = 238,8
min
Waktu pemotongan
¿
Tc = vf
90
Tc = = 0,37 menit
238,8
Waktu efektif
Teff = Tc.Z
0,185
Cost mesin = ×25.000 = Rp. 77.083
60
0,185
Cost operator = ×30.500 = Rp. 94.041
60
Cost produksi = 77.083+ 94.041= Rp. 171.124
Proses bubut
1. Facing
Putaran spindle
VC .1000
N=
π .D
25.1000
N= = 99,5 Rpm
3,14.80
Kecepatan makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,3.99,5.1 = 29,85
min
Kedalaman pemotongan
l0−¿
a=
2
90−80
a= = 5 mm
2
Waktu pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
30
Tc = = 0,86 menit
0,35.99,5.1
a 5
Z = ȧ = 0,3
˙ = 166
x 10
Waktu efektif
Teff = Tc.Z
2. Pembubutan alur
Putaran spindle
VC .1000
N=
π .D
25.1000
N= = 132,6 Rpm
3,14.60
Kecepatan makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,3.132,6.1 = 39,78
min
Kedalaman potong
D0−Di
a=
2
60−35
a= = 6,25 menit
2
Waktu pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
20
Tc = = 0,50 menit
0,3.132,6 .1
a 6,25
Z = ȧ = 0,3 = 130,2
x 6,25
Waktu efektif
Teff = Tc.Z
65
Cost mesin = ×15.000 = Rp. 16.250
60
65
Cost operator = × 40.000 = Rp. 43.333
60
Cost produksi = 16.250+ 43.333= Rp. 59.583
Waktu Operasi
No.Operasi Jenis Operasi
Asumsi Praktik
Waktu Operasi
No.Operasi Jenis Operasi
Asumsi Praktik
No Cost Cost
. Mesin Perkakas Waktu Operator Material Cost Mesin Total Harga
1 Frais 10 menit 125,000 50,000 187,500 362,500
NRP : 12-2019-004
Proses Fries
1. Facing
Putaran spindle
VC .1000
N=
π .<¿ ¿
30.1000
N= =95,5 Rpm
3,14.100
Kecepatan makan
Vf =0,20
Waktu Pemotongan
Tc= ¿
vf
100
Tc= =500 menit
0,20
Waktu efektif
Teff =Tc . Z
Teff =500.100=¿50000
Kedalaman potong
α =t 0−t i
α =30−15=15 mm
500
Cost mesin = ×25.000=Rp.208 .333
60
500
Cost operator= ×50.000=Rp.416 .666
60
Cost produksi =208.333+416.666=624.999
2. Drilling
Putaran Spindel
VC .1000
N=
π .<¿ ¿
30.1000
N= =955,5 Rpm
3,14.10
Kecepatan makan
Vf =f .n . Zph
Vf =0,2.955,5 .6=1146,6
Waktu Pemotongan
Tc= ¿
vf
10
Tc= =0,0087 menit
1146,6
10
Z= =100
0,02
5
Waktu efektif
Teff =Tc . Z
Teff =0,0087.100=¿0,87
0,87
Cost mesin = × 25.000=Rp .362,−¿
60
0,87
Cost operator= × 50.000=Rp .725
60
Cost produksi =365+725=1.090
Proses Bubut
1. Facing
Putaran Spindle
vc .1000
N=
π.D
75.1000
N= =0,398
3,14.60
Kecepatan makan
Vf =0,32
Kedalaman Potong
100−80
a= =10 mm
2
Waktu pemotongan
80
Tc= =100,50
0,25.0,398 .8
α
Z=
à
x
10
Z= =100
0,02
5
Waktu efektif
Teff =Tc . Z
Teff =100,50.100=10050
2. Pembutan Alur
Putaran Spindle
75.1000
N= =238,85 Rpm
3,14.100
Kecepatan makan
D 0−Di
a= =mm
2
100−80
a= =10 mm
2
Waktu pemotongan
80
Tc= =0,0078
0,50.238,85 .8
α
Z=
à
x
10
Z= =100
0,02
5
Waktu efektif
Teff =Tc . Z
Teff =0,0078.100=0,78
Nrp : 12-2019-073
PROSES FREIS
1. Facing
Putaran Spindle
VC .1000
N=
π .<¿ ¿
25 .1000
N= = 389,40 Rpm
3,14 .30
Kecepatan Potong
π . Dph. n
Vc =
1000
3,14 .10 . 389,40
Vc = = 12,2 m/min
1000
Kecepatan Makan
Vf = f . n . Zph
mm
Vf = 0,04 . 389,40 . 6 = 93,45
min
Waktu Pemotongan
¿
Tc = vf
30
Tc = = 0,32 menit
93,45
a
Z= à
x
15
Z= 0,02 = 50
15
Waktu efektif
Teef = Tc . Z
Teef = 0,32 . 50 = 16 menit
Kedalaman pemotongan
a = to – ti
a = 30 – 15 = 15 mm
36
Cos mesin = x 25.000 = Rp 15.000
60
36
Cos Operator = x 30.500 = Rp 18.300
60
Cos Produksi = 15.000 + 18.300 = Rp 19.800
PROSES BUBUT
1. Facing
Putaran Spindle
VC .1000
N=
π. D
20 .1000
N= = 63,69 Rpm
3,14 .100
Kecepatan Makan
Vf = f . n . Zph
mm
Vf = 0,25 . 63.69 . 6 = 95,53
min
Kedalaman Potong
Lo−li
a=
2
100−60
a= = 20 mm
2
Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
20
Tc = = 2,51 menit
0,25 .63,69 . 6
a
Z= à
x
20
Z = 0,04 = 307,69
15
Waktu efektif
Teef = Tc . Z
Teef = 1,32 . 307,69 = 384,1 menit
2. Pembubutan Alur
Putaran Spindle
VC .1000
N=
π .<¿ ¿
20 .1000
N= = 106,15 Rpm
3,14 .60
Kecepatan Makan
Vf = f . n . Zph
Vf = 0,25 . 106,15 . 6 = 159,22
Kedalaman Potong
lo−li
a= =
2
60−40
a= = 10 mm
2
Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
20
Tc = = 1,32 menit
0,25 .106,15 .6
a
Z= à
x
10
Z = 0,04 = 16,66
15
Waktu efektif
Teef = Tc . Z
Teef = 1,32 . 16 = 21 menit
Total waktu = 384,1 + 21 = 405,1
405,1
Cos mesin = x 15.000 = Rp 101.250
60
405,1
Cos Operator = x 40.000 = Rp 270.000
60
Cos Produksi = 101.250 + 270.000 = Rp 371.250
3. Drilling
Putaran Spindle
VC .1000
N=
π. D
30 .1000
N= = 955,4 Rpm
3,14 .10
Kecepatan Potong
π . Dph. n
Vc =
1000
3,14 .10 .955,4
Vc = = 29,9 m/min
1000
Kecepatan Makan
Vf = f . n . Zph
mm
Vf = 0,04 . 955,4 . 6 = 1.194
min
Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
10
Tc = = 0,0083menit
152,64
a
Z= à
x
10
Z = 0,02 = 100
5
Waktu efektif
Teef = Tc . Z
Teef = 0,0083 . 100 = 8,3 menit
Nama : Irga Putra Nugraha
NRP : 12-2019-108
Proses Bubut
1. Facing
Putaran Spindel
VC .1000
N= =¿
π.D
25.1000
N= =79,61 Rpm
3,14.100
Kecepatan Makan
Vf =f .n . Zph
mm
Vf =0,25 . 79,61. 6=119,41
min
Kedalaman Potong
100−60
a= =20 mm
2
Waktu Pemotongan
Tc= ¿
f .n . Zph
40
Tc= =0,33menit
0,25 . 79,41. 6
α 20
Z= = =307,69
ȧ 0,04
x 15
Waktu Efektif
Teff =Tc . Z =0,33 .307,69=101,53 menit
2. Pemotongan Alur
Putaran Spindel
VC .1000
N= =Rpm
π.D
25 . 1000
N= =132,69 Rpm
3,14 . 60
Kecepatan Makan
Vf =f .n . Zph
mm
Vf =0,25 . 132,69 .6=199,03
min
Kedalaman Potong
60−40
a= =10 mm
2
Waktu Pemotongan
Tc= ¿
f .n . Zph
20
Tc= =0,1 menit
0,25 . 199,03
α 10
Z= = =50
ȧ 0,04
x 5
Waktu Efektif (Teff)
Teff =Tc . z
Teff =0,1. 50=5 menit
3. Drilling
Putaran Spindel
VC .1000
N= =¿
π.D
20.1000
N= =636,9 Rpm
3,14 . 10
Kecepatan potong
π . Dph. n
Vc= =¿
1000
3,14 .10 . 636,9
Vc= =19,9 m/min
1000
Kecepatan Makan
Vf =f .n . Zph
Vf =0,20 . 636,94 . 6=764,28
Waktu Potongan
Tc= ¿
Vf
10
Tc= =0,013 menit
764,28
α 10
Z= = =100
ȧ 0,02
x 5
Waktu Efektif (Teff)
Teff =Tc . z
Teff =0,013. 100=1,3 menit
Total Waktu = 101,53+5+ 1,3= 107,83 menit
107,83
Cost Mesin= × Rp. 15.000=Rp . 26.957
60
107,83
Cost Operator = × Rp. 40.000 ¿ Rp7 1.886
60
Cost produksi=26.957+7 1.886=Rp 98.843
PROSES FREIS
1. Facing
Putaran Spindel
VC .1000
N= =¿
π.D
20 . 1000
N= =212,31 Rpm
3.14 . 30
Kecepatan potong
π . Dph . n
Vc= =¿
1000
3,14 .10 . 212,31
Vc= =6,6 m/min
1000
Kecepatan Makan
Vf =f .n . Zph
mm
Vf =0.04 .212,31 . 6=50,95
min
Waktu Potongan
Tc= ¿
Vf
30
Tc= =0,58 menit
50,95
α 15
Z= = =50
ȧ 0,02
x 15
Waktu Efektif (Teff)
Teff =Tc . z
Teff =0,58. 50=29 menit
Kedalaman Potong
a=t o−t i
a=30−15=15 mm
29
Cost Mesin= × Rp .25.000 ¿ Rp12.083
60
29
Cost Operator = × Rp .50.000=Rp. 24. 166
60
Cost produksi=12.083+24.166=Rp . 36.249
Nama : Dwiki Satria Wibawa
NRP : 12-2020-091
PRM-02
Nama : Rama Dani Faturohman
NRP : 12-2017-044
Facing
1) Putaran Spindel
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 597,13 Rpm
3,14.40
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.597,1.1 = 149,28
min
3) Kedalaman Potong
lo−li
a=
2
150−149,6
a= = 0,2 mm
2
4) Waktu Pemotongan
149,6
Tc = = 1,002 min
0,25.597,1.1
a 0,2
5) Z = ȧ = 0,04
˙ = 0,33
X 15
6) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 1,002.0,33 = 0,33 min
Turning
1) Putaran speindel
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 796,17 Rpm
3,14.30
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 597,13 Rpm
3,14.40
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.796,1.1 = 199,04
min
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25. 597,13.1 = 149,28
min
3) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
40−30
a= = 5 mm
2
Do−Di
a=
2
30−25
a= = 2,5 mm
2
4) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
149,6
Tc = = 1,002 min
149.28
¿
Tc = f . n . Zph
60
Tc = = 0,30 min
199.04
a 5
5) Z = ȧ = 0,04 = 8,33
X 15
a 2,5
Z = ȧ = 0,04 = 4,16
X 15
6) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 1,002 .8,33 = 8,34 min
Teff = Tc.Z
Teff = 0,30.4,16 = 1,28 min
Tirus
1) Putaran Spindel
VC .1000
N=
π .D
25.1000
N= = 265,39 Rpm
3,14.30
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.265,39.1 = 66,34
min
3) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
30−25
a= = 2,5 mm
2
4) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
10
Tc = = 0,15 min
66,34
5) Sudut
10
2,5
2,5 2,5
Tan θ = = θ = tan−1 =
10 10
θ=¿14,03
a 2,5
6) Z = ȧ = 0,04 = 4,16
X 15
7) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 0,15.4,16 = 0,62 min
Alur
1) Putaran spindle
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 1085,69 Rpm
3,14.22
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.1085,69.1 = 271,42
min
3) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
25−22
a= = 1,5 mm
2
4) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
10
Tc = = 0,036 min
271,42
a 1,5
5) Z = ȧ = 0,04 = 7,5
X 5
6) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 0,036.7,5 = 0,27 min
Ulir
1) Putaran spindle
VC .1000
N=
π .D
25.1000
N= = 361,89 Rpm
3,14.22
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.361,89.1 = 90,47
min
3) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
1
1 tan 30° =
X
1
X= = 2mm
tan 30 °
4) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
50
Tc = = 0,55 min
90,47
a 2
5) Z = ȧ = 0,04 = 16,6
X 3
6) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 0,55.16,6 = 9,13 min
Drilling
Vf = 1 menit
Boring
Vf = 2 menit
Cost Produksi
Cost Produksi = ∆Teff . Cost Mesin + ∆Teff . Cost Operator
∆Teff = 2 + 1 + 9,13 + 0,27 + 0,62 + 1,28 + 8,34 + 0,33 = 22,93 menit. Atau 0,38
jam
Cost Produksi ¿ ∆Teff . Cost Mesin + ∆Teff . Cost Operator
= 0,38 . 15000 + 0,38 . 40000
= 5700 + 15200
Cost Produksi = Rp 20900
NRP : 12-2019-001
1. Facing
1) Putaran Spindel
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 597,1 Rpm
3,14.40
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.597,1.1 = 149,2
min
3) Kedalaman Potong
lo−li
a=
2
150−149,6
a= = 0,2 mm
2
4) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
149,6
Tc = = 1,002 min
0,25.597,1.1
a 0,2
5) Z = ȧ = 0,04
˙ = 0,333
X 15
6) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 1,002.0,333 = 0,033 min
2. Turning
1) Putaran speindel
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 796,1 Rpm
3,14.30
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 597,1 Rpm
3,14.40
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.796,1.1 = 199
min
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.597,1.1 = 149,2
min
3) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
40−30
a= = 5 mm
2
Do−Di
a=
2
30−25
a= = 2,5 mm
2
4) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
149,6
Tc = = 1,002 min
149,2
¿
Tc = f . n . Zph
60
Tc = = 0,3 min
199
a 5
5) Z = ȧ = 0,04 = 8,33
X 15
a 2,5
Z = ȧ = 0,04 = 4,16
X 15
6) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 1,002.8,33 = 8,34 min
Teff = Tc.Z
Teff = 0,3.4,16 = 1,248 min
3. Tirus
1) Putaran Spindel
VC .1000
N=
π .D
25.1000
N= = 265,3 Rpm
3,14.30
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.265,3.1 = 66,3
min
3) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
30−25
a= = 2,5 mm
2
4) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
10
Tc = = 0,15 min
0,25.265,3.1
10
2,5
2,5 2,5
Tan θ = = θ = tan−1 = θ=¿14,03
10 10
a 2,5
5) Z = ȧ = 0,04 = 4,16
X 15
6) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 0,15.4,16 = 0,62 min
4. Alur
1) Putaran spindle
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 1085,6 Rpm
3,14.22
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.1085,6.1 = 271,4
min
3) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
25−22
a= = 1,5 mm
2
4) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
10
Tc = = 0,03 min
271,4
a 1,5
5) Z = ȧ = 0,04 = 7,5
X 5
6) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 0,03.7,5 = 0,225 min
5. Ulir
1) Putaran spindle
VC .1000
N=
π .D
25.1000
N= = 361,8 Rpm
3,14.22
2) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.361,8.1 = 90,4
min
3) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
1
1 tan 30° =
X
1
X= = 2mm
tan 30 °
4) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
50
Tc = = 0,55 min
90,4
a 2
5) Z = ȧ = 0,04 = 16,6
X 3
6) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 0,55.16,6 = 9,13 min
6. Drilling
Vf = 1 menit
7. Boring
Vf = 2 menit
Cost Produksi
Cost Produksi = ∆Teff . Cost Mesin + ∆Teff . Cost Operator
∆Teff = 0,33 + 8,34 + 1,248 + 0,62 + 0,225 + 9,13 + 1 + 2 = 22,8 menit jika
dibulatkan jadi 23 menit jika diubah ke jam maka 0,38 jam.
Cost Produksi ¿ ∆ Teff . Cost Mesin + ∆ Teff . Cost Operator
= 0,38 . 15000 + 0,38 . 40000
= 5700 + 15200
Cost Produksi = Rp 20900
NRP : 12-2019-004
Facing
1. Putaran Spindel
Vc .1000
N=
π.D
75.1000
N= =597,13 Rpm
3,14.40
2. Kecepatan Makan
Vf =f .n . zph
mm
Vf =0,25.597,13 .1=149,28
min
3. Kedalaman Potong
l i −l t
a=
2
150−149,6
a= =2 mm
2
4. Waktu Pemotongan
Tc= ¿
f .n . Zph
149,6
Tc= =0,982 min
149,28
a
Z=
5. à
x
0,2
Z= =0,33 min
0,04
15
6. Waktu effektif
Teff = Tc. Z
Teff = 0,982 . 0,33 = 0,31min
Turning
1. Putaran Spindel
Vc .1000
N 1=
π.D
75.1000
N 1= =796,18 Rpm
3,14.30
Vc .1000
N 2=
π.D
75.1000
N 2= =597,13 Rpm
3,14.40
2. Kecepatan Makan
Vf 1=f . n . zph
mm
Vf 1=0,25 . 798,18. 1=199,54
min
Vf 2=f . n . zph
mm
Vf 2=0,25 . 596,13. 1=149,03
min
3. Kedalaman Potong
D0 −Di
a 1=
2
40−30
a 1= =5 mm
2
D 0 −D i
a 2=
2
30−25
a 2= =2,5 mm
2
4. Waktu Pemotongan
Tc 1= ¿
f . n . Zph
149,6
Tc 1= =0,75min
199,54
Tc 2= ¿
f . n . Zph
149,6
Tc 2= =1,003 min
149,03
a
Z=
5. à
x
5
Z= =8,33 min
0,04
15
2,5
Z= =4,17 min
0,04
15
6. Waktu effektif
Teff = Tc. Z
Teff = 0,75 . 8,33= 6,25 min
Teff = Tc. Z
Teff = 1,003 . 4,17 = 4,18 min
Tirus
1. Putaran Spindel
Vc .1000
N=
π.D
25.1000
N= =265,39 Rpm
3,14.30
2. Kecepatan Makan
Vf =f .n . zph
mm
Vf =0,25 . 265,39 .1=66,35
min
3. Kedalaman Potong
D 0−Di
a=
2
30−25
a= =2,5 mm
2
4. Waktu Pemotongan
Tc= ¿
f .n . Zph
5
Tc= =0,075 min
66,35
2,5
Tan θ=
10
2,5
θ=tan −1 =14,03
10
a
Z=
5. à
x
2,5
Z= =4,17 min
0,04
15
6. Waktu effektif
Teff = Tc. Z
Teff = 0,075 . 4,17 = 0,31 min
Alur
1. Putaran Spindel
Vc .1000
N=
π.D
75.1000
N= =1085,7 Rpm
3,14.22
2. Kecepatan Makan
Vf =f .n . zph
mm
Vf =0,25 . 1085,7 .1=271,4
min
3. Kedalaman Potong
D 0−D i
a=
2
25−20
a= =2,5 mm
2
4. Waktu Pemotongan
Tc= ¿
f .n . Zph
10
Tc= =0,037 min
271,4
a
Z=
5. à
x
2,5
Z= =4,17 min
0,04
15
6. Waktu effektif
Teff = Tc. Z
Teff = 0,037 .4,17 = 0,15 min
Driling
Tf = 1 menit
Boring
Tf = 2 menit
Ulir
1. Putaran Spindel
Vc .1000
N=
π.D
25.1000
N= =361,9 Rpm
3,14.22
2. Kecepatan Makan
Vf =f .n . zph
mm
Vf =0,25 . 361,9 .1=90,48
min
3. Kedalaman Potong
D 0−D i
a=
2
1
Tan 30°=
x
1
x= =2 mm
tan 30 °
4. Waktu Pemotongan
Tc= ¿
f .n . Zph
50
Tc= =0,55 min
90,48
a
Z=
5. à
x
2
Z= =16,6 min
0,04
3
6. Waktu effektif
Teff = Tc. Z
Teff = 0,55 . 16,6 = 9,13 min
1) Cost Produksi
Cost Produksi = ∆Teff . cost mesin + ∆Teff + teff. cost operator
∆ Teff =0,33+6,25+ 4,18+0,31+0,15+2+1+9,13=23,35 min atau 0,39 min
cost produksi=∆ teff .cost mesin+ ∆ teff .cost operator
¿ 0,39 .15000+ 0,39 . 40000
¿ 5850+15600
¿ 21450
1. Facing
Putaran Spindle
VC .1000
N=
π. D
75. 1000
N= = 597,13 Rpm
3,14 . 40
Kecepatan Makan
Vf = f . n . Zph
mm
Vf = 0,25 . 597,13 . 1 = 149,28
min
Kedalaman Potong
Lo−li
a=
2
150−149,6
a= = 0,2 mm
2
Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
149,6
Tc = = 1,002 menit
0,25 .597,13 . 1
a
Z= à
x
0,2
Z = 0,04 = 0,33
15
Waktu efektif
Teef = Tc . Z
Teef = 1,00 . 0,33 = 0,33 menit
2. Pembubutan Turning
Putaran Spindle
VC .1000
N=
π .<¿ ¿
75. 1000
N= = 796,17 Rpm
3,14 .30
75. 1000
N= = 597,13 Rpm
3,14 . 40
Kecepatan Makan
Vf = f . n . Zph
Vf = 0,25 . 796,17 . 1 = 199,04
Vf = 0,25 . 811,68 . 1 = 149,28
Kedalaman Potong
Lo−Li
a=
2
40−30
a= = 5 mm
2
30−25
a= = 2,5 mm
2
Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
149,6
Tc = = 1,002 menit
0,25 .796,17 . 1
60
Tc = = 0,30 menit
0,25 .597,13 . 1
a
Z= à
x
5
Z = 0,04 = 8,33
15
2,5
Z = 0,04 = 4,16
15
Waktu efektif
Teef = Tc . Z
Teef = 1,002 . 8,33 = 8,34 menit
Teef = 0,29 . 4,16 = 1,28 menit
3. Pembubutan Tirus
Putaran Spindle
VC .1000
N=
π. D
25 .1000
N= = 265,39 Rpm
3,14 .30
Kecepatan Makan
Vf = f . n . Zph
mm
Vf = 0,25 . 265,39 . 1 = 66,34
min
Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
30−25
a= = 2,5 mm
2
Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
10
Tc = = 0,15 menit
0,25 .265,39 . 1
a
Z= à
x
2,5
Z = 0,04 = 4,16
15
Sudut
10
2,5
2,5 2,5
Tan θ = = θ = tan−1 = θ=¿14,03
10 10
Waktu efektif
Teef = Tc . Z
Teef = 0,15 . 4,16 = 0,62 menit
4. Pembubutan Alur
Putaran Spindle
VC .1000
N=
π .<¿ ¿
75. 1000
N= = 1.085 Rpm
3,14 .22
Kecepatan Makan
Vf = f . n . Zph
mm
Vf = 0,25 . 1.085. 1 = 271,25
min
Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
25−22
a= = 1,5 mm
2
Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
10
Tc = = 0,04 menit
0,25 .1.085 . 1
a
Z= à
x
1,5
Z = 0,04 = 7,5
5
Waktu efektif
Teef = Tc . Z
Teef = 0,004 . 7,5 = 0,03 menit
5. Drilling
Vf = 1 menit
6. Boring
Vf = 2 menit
7. Ulir
Putaran Spindle
VC .1000
N=
π. D
25 .1000
N= = 361,89 Rpm
3,14 .22
Kecepatan Makan
Vf = f . n . Zph
mm
Vf = 0,25 . 361,89 . 1 = 90,47
min
Kedalaman Potong
1
1
tan30 °=
x
1
X =
tan 30 °
X ¿ 2 mm
Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
50
Tc = = 0,55 menit
0,25 .361,89 . 1
a
Z= à
x
2
Z = 0,04 = 16,6
3
Waktu efektif
Teef = Tc . Z
Teef = 0,55 . 16,6 = 9,13menit
Kost Produksi
Cost Produksi
Cost Produksi = ∆Teff . Cost Mesin + ∆Teff . Cost Operator
∆Teff = 2 + 1 + 9,13 + 0,3 + 0,62 + 1,28 + 8,34 + 0,33 = 23 menit atau
0,38 jam
Cost Produksi = ∆Teff . Cost Mesin + ∆Teff . Cost Operator
= 0,38 . 15000 + 0,38 . 40000
= 5700 + 15200
Cost Produksi = Rp 20900
NRP : 12-2019-108
1. Facing
7) Putaran Spindel
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 597,13 Rpm
3,14.40
8) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.597,1.1 = 149,28
min
9) Kedalaman Potong
lo−li
a=
2
150−149,6
a= = 0,2 mm
2
10) Waktu Pemotongan
149,6
Tc = = 1,002 min
0,25.597,1.1
a 0,2
11) Z = ȧ = 0,04
˙ = 0,33
X 15
12) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 1,002.0,33 = 0,33 min
2. Turning
7) Putaran speindel
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 796,17 Rpm
3,14.30
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 597,13 Rpm
3,14.40
8) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.796,1.1 = 199,04
min
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25. 597,13.1 = 149,28
min
9) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
40−30
a= = 5 mm
2
Do−Di
a=
2
30−25
a= = 2,5 mm
2
10) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
149,6
Tc = = 1,002 min
149.28
¿
Tc = f . n . Zph
60
Tc = = 0,30 min
199.04
a 5
11) Z = ȧ = 0,04 = 8,33
X 15
a 2,5
Z = ȧ = 0,04 = 4,16
X 15
12) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 1,002 .8,33 = 8,34 min
Teff = Tc.Z
Teff = 0,30.4,16 = 1,28 min
3. Tirus
8) Putaran Spindel
VC .1000
N=
π .D
25.1000
N= = 265,39 Rpm
3,14.30
9) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.265,39.1 = 66,34
min
10) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
30−25
a= = 2,5 mm
2
2,5
2,5 2,5
Tan θ = = θ = tan−1 =
10 10
θ=¿14,03
a 2,5
13) Z = ȧ = 0,04 = 4,16
X 15
14) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 0,15.4,16 = 0,62 min
4. Alur
7) Putaran spindle
VC .1000
N=
π .D
75.1000
N= = 1085,69 Rpm
3,14.22
8) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.1085,69.1 = 271,42
min
9) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
25−22
a= = 1,5 mm
2
10) Waktu Pemotongan
¿
Tc = f . n . Zph
10
Tc = = 0,036 min
271,42
a 1,5
11) Z = ȧ = 0,04 = 7,5
X 5
12) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 0,036.7,5 = 0,27 min
5. Ulir
7) Putaran spindle
VC .1000
N=
π .D
25.1000
N= = 361,89 Rpm
3,14.22
8) Kecepatan Makan
Vf = f.n.Zph
mm
Vf = 0,25.361,89.1 = 90,47
min
9) Kedalaman Potong
Do−Di
a=
2
1
1 tan 30° =
X
1
X= = 2mm
tan 30 °
50
Tc = = 0,55 min
90,47
a 2
11) Z = ȧ = 0,04 = 16,6
X 3
12) Waktu Efektif
Teff = Tc.Z
Teff = 0,55.16,6 = 9,13 min
6. Drilling
Vf = 1 menit
7. Boring
Vf = 2 menit
8. Cost Produksi
Cost Produksi = ∆Teff . Cost Mesin + ∆Teff . Cost Operator
∆Teff = 2 + 1 + 9,13 + 0,27 + 0,62 + 1,28 + 8,34 + 0,33 = 22,93 menit.
Dibulatkan menjadi 23 menit atau 0,38 jam
Cost Produksi ¿ ∆Teff . Cost Mesin + ∆Teff . Cost Operator
= 0,38 . 15000 + 0,38 . 40000
= 5700 + 15200
Cost Produksi = Rp 20900
NRP : 12-2020-091
Facing
7. Putaran Spindel
Vc .1000
N=
π.D
75.1000
N= =597,13 Rpm
3,14.40
8. Kecepatan Makan
Vf =f .n . zph
mm
Vf =0,25.597,13 .1=149,28
min
9. Kedalaman Potong
l i −l t
a=
2
150−149,6
a= =2 mm
2
a
Z=
11. à
x
0,2
Z= =0,33 min
0,04
15
Turning
7. Putaran Spindel
Vc .1000
N 1=
π.D
75.1000
N 1= =796,18 Rpm
3,14.30
Vc .1000
N 2=
π.D
75.1000
N 2= =597,13 Rpm
3,14.40
8. Kecepatan Makan
Vf 1=f . n . zph
mm
Vf 1=0,25 . 798,18. 1=199,54
min
Vf 2=f . n . zph
mm
Vf 2=0,25 . 596,13. 1=149,03
min
9. Kedalaman Potong
D0 −Di
a 1=
2
40−30
a 1= =5 mm
2
D 0 −D i
a 2=
2
30−25
a 2= =2,5 mm
2
a
Z=
11. à
x
5
Z= =8,33 min
0,04
15
2,5
Z= =4,17 min
0,04
15
Tirus
7. Putaran Spindel
Vc .1000
N=
π.D
25.1000
N= =265,39 Rpm
3,14.30
8. Kecepatan Makan
Vf =f .n . zph
mm
Vf =0,25 . 265,39 .1=66,35
min
9. Kedalaman Potong
D 0−Di
a=
2
30−25
a= =2,5 mm
2
a
Z=
11. à
x
2,5
Z= =4,17 min
0,04
15
Alur
7. Putaran Spindel
Vc .1000
N=
π.D
75.1000
N= =1085,7 Rpm
3,14.22
8. Kecepatan Makan
Vf =f .n . zph
mm
Vf =0,25 . 1085,7 .1=271,4
min
9. Kedalaman Potong
D 0−D i
a=
2
25−20
a= =2,5 mm
2
a
Z=
11. à
x
2,5
Z= =4,17 min
0,04
15
Driling
Tf = 1 menit
Boring
Tf = 2 menit
Ulir
7. Putaran Spindel
Vc .1000
N=
π.D
25.1000
N= =361,9 Rpm
3,14.22
8. Kecepatan Makan
Vf =f .n . zph
mm
Vf =0,25 . 361,9 .1=90,48
min
9. Kedalaman Potong
D 0−D i
a=
2
1
Tan 30°=
x
1
x= =2 mm
tan 30 °
a
Z=
11. à
x
2
Z= =16,6 min
0,04
3
2) Cost Produksi
Cost Produksi = ∆Teff . cost mesin + ∆Teff + teff. cost operator
∆ Teff =0,33+6,25+ 4,18+0,31+0,15+2+1+9,13=23,35 min atau0,39 min
cost produksi=∆ teff .cost mesin+ ∆ teff .cost operator
¿ 0,39 .15000+ 0,39 . 40000
¿ 5850+15600
¿ 21450
PRM-03
NRP : 12-2017-044
1. Facing
Kecepatan Pemotongan (VC)
π . Dph. n
Vc= =¿
1000
3,14 .10 . 300
Vc= =9,42
1000
Kecepatan Makan
Vf =f .n . Zph
mm
Vf =20 . 300 .6=36000
min
Kedalaman Potong
a=50−48=2mm
a=48−46=2 mm
a=46−44=2mm
a=44−42=2 mm
a=42−40=2 mm
Total=10 mm
Waktu Pemotongan
Tc= ¿
Vf
100
Tc= =0,0027 menit
36000
Z=50
Waktu Efektif
Teff =Tc . Z =0,0027 .50=0 , 135 menit
2. Drilling
Kecepatan Pemotongan (VC)
π . Dph. n
Vc= =¿
1000
3,14 .10 . 300
Vc= =9,42
1000
Kecepatan Makan
Vf =f .n . Zph
mm
Vf =20 . 300 .6=36000
min
Kedalaman Potong
a=40−35=5 mm
Waktu Pemotongan
Tc= ¿
Vf
10
Tc= =0,00027 menit
36000
Z=1
Waktu Efektif
Teff =Tc . Z =0,00027 .1=0 , 0027 menit x 4 lubang
¿ 0,00108 menit
Vf = f . Zph . n
a) a = to – ti
a = 50 – 48 = 2mm
b) a = to – ti
a = 48 – 46 = 2mm
c) a = to – ti
a = 46 – 44 = 2mm
d) a = to – ti
a = 44 – 42 = 2mm
e) a = to – ti
a = 42 – 40 = 2mm
¿
Tc = vf
100
Tc = = 1,38 menit
72
Z = 50
Teff = Tc.Z
2. Drilling
π . Dph. n
Vc =
1000
Vf = f . Zph . n
a = 40 – 35 = 5mm
Waktu pemotongan (Tc)
¿
Tc = vf
10
Tc = = 0,138 menit
72
Z=1
Teff = Tc . Z
π . Dph. n
Vc =
1000
Vf = f . n . Zph
Dp = m . Zbk
Dp = 4 . 24 = 96
Dp = Dp + 2 . Ad
Dp = 96 + 2 . 4 = 96 + 8 = 104
Ketinggian puncak
Ck = 0,025 + m
Ck = 0,025 + 4 = 1,025
H = Ad + Dd + Ck
Skala pemakanan
H
a=
skala
12,845
a= = 428,16
0,03
NRP : 12-2019-004
Perhitungan Freis
1. Keceptan pemotongan(vc)
π . Dph. n
vc=
1000
3,14.10 .300
vc=
1000
vc=9,42 m/min
vf =0,04 .6 . 300
vf =72 mm/min
3. Waktu Pemotangan
Tc= ¿
vf
100
Tc=
72
Tc=1,39menit
4. Kedalaman potong
a=¿−ti
a=50−48=2
a=48−46=2
a=46−44=2
a=44−42=2
a=52−40=2
Total=10
5. Waktu efektif
Teff =Tc . Z
Teff =1,39 . 50=69,5 menit
vf =588 mm/min
Mencari diameter pahat (Dp)
Dp=m . Zbk
Dp=4.24
Dp=96 mm
NRP : 12-2019-073
Facing
100
Tc = = 0,0027 min
36.000
Drilling
1. Kecepatan Pemotongan
π . Dph. n
Vc ¿ =( m/min)
1 000
3,14 .10 . 300
Vc ¿ = 9,42 m/min
1 000
2. Kecepatan Makan
Vf = f . zph . n (mm/min)
Vf = 20 . 6 . 300 = 36.000 mm/min
3. Kedalaman potong
a = 40 – 35 = 5
4. Waktu Pemotongan
¿
Tc ¿ vf = (min)
100
Tc = = 0,0027 min
36.000
Z =1
5. Waktu Efektif
Teff = Tc . z
Teff = 0,0027 . 50 = 0,0027 menit x 4 lubang
= 0,00108 menit
1. Kecepatan Pemotongan
π . Dph . n
Vc = ; (m/min)
1000
2. Kecepatan Pemakanan
Vf = f . zph . n ; (mm/min)
Vf = 0,07 . 24 . 350 = 588 mm/min
Dp = n . zbk ; mm
Dp = 4 . 24 = 96 mm
Dh = Dp + 2 . Ad ; mm
Dh = 96 + 2 . 4 = 104 mm
5. Kelonggaran Puncak
Ck = 0,025 + m ; (mm)
Ck = 0,025 + 4 = 4,025 mm
7. Skala Pemakanan
H
A=
Skala
12,845
A= = 428,16
0,03
NRP : 12-2019-108
1. Facing
Kecepatan Pemotongan (VC)
π . Dph. n
Vc= =¿
1000
3,14 .10 . 300
Vc= =9,42
1000
Kecepatan Makan
Vf =f .n . Zph
mm
Vf =0,04 .300 . 6=72
min
Kedalaman Potong
a=50−48=2mm
a=48−46=2 mm
a=46−44=2mm
a=44−42=2 mm
a=42−40=2 mm
Total=10 mm
Waktu Pemotongan
Tc= ¿
Vf
100
Tc= =1,38 menit
72
Z=50
Waktu Efektif
Teff =Tc . Z =1,38 .50=69 menit
2. Drilling
Kecepatan Pemotongan (VC)
π . Dph. n
Vc= =¿
1000
3,14 .10 . 300
Vc= =9,42
1000
Kecepatan Makan
Vf =f .n . Zph
mm
Vf =0,04 .300 . 6=72
min
Kedalaman Potong
a=40−35=5 mm
Waktu Pemotongan
Tc= ¿
Vf
10
Tc= =0,138 menit
72
Z=1
Waktu Efektif
Teff =Tc . Z =0 ,138 . 1=0 ,138 menit x 4 lubang
¿ 0,552 menit
1. Facing 10 mm
Kecepatan Pemotongan
π . Dph. n 3,14 .10 . 300 m
V c= ¿ ¿ 9,42
1000 1000 min
Kecepatan Makan
mm
V f =f . n . Zph ¿ 20 . 300. 6¿ 36000
min
Kedalaman Potong
a=50−48=2mm
a=48−46=2 mm
a=46−44=2mm
a=44−42=2 mm
a=42−40=2 mm
Total=10 mm
Waktu Pemotongan
Banyaknya Pemakanan
Z=50 Kali
Waktu Efektif
T eff =T c . z¿ 0,0027 . 50¿ 0 , 135 menit
2. Drilling 5 mm
Kecepatan Pemotongan
π . Dph. n 3,14 .10 . 300 m
V c= ¿ ¿ 9,42
1000 1000 min
Kecepatan Makan
mm
V f =f . n . Zph¿ 20 . 300. 6¿ 36000
min
Kedalaman Potong
a=40−35=5 mm
Waktu Pemotongan
T c = ¿ ¿ 10 ¿ 0,00027 menit
V f 36000
3. Roda Gigi
Kecepatan Pemotongan
π . Dph. n 3,14 .24 .350 m
V c= ¿ ¿ 26,376
1000 1000 min
Kecepatan Makan
mm
V f =f . n . Zph¿ 0.07 . 350 .24 ¿ 588
min
Mencari Diameter Pitch
Dp=m . Zbk¿ 4 .24¿ 96
Mencari Diameter Kepala
Dp=Dp+2. Ad¿ 96+ 2. 4¿ 96+ 8¿ 104
Ketinggian Puncak
Ck=0,025 . m¿ 0,025 . 4¿ 0,1
Mencari Tinggi Gigi
H= Ad+ Dd+Ck¿ 4 +4,82+ 0,1¿ 8,92
Skala Pemakanan
H 8,92
a= ¿ ¿ 297,3
Skala 0,03
PRM-04
Nrp : 12-2019-001
Pada praktikum PRM-04 ini pada tanggal 1 April 2021 kita memiliki kesempatan
untuk melakukan praktikum laboratorium teknik produksi PRM-04 tentang ‘LAS dan
KERJA BANGKU LAS LISTRIK’.
Definisi dari pengelasan tersebut adalah penyambungan dua buah logam menjadi
satu akibat energi panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan, sehingga terjadi ikatan
struktur mikro antara logam-logam tersebut. Ikatann struktur mikro ada karena adanya
energi panas yang mencairkan elektroda tersebut.
Di praktikum ini juga terdapat alat yang dipakai dalam pengelasan, yaitu :
Pesawat las : pesawat las digunakan bermacam-macam sesuai dengan arud yang
digunakan, yaitu :
a) Pesawat las AC
b) Pesawat las DC
c) Pesawat las AC-DC
Kabel las : kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilih dan dibungkus
dengan karet isolasi, kabel las ada tiga macam, yaitu :
a) Kabel elektroda
b) Kabel massa
c) Kabel tenaga
Pemegang elektroda : pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan
pegangan yang dibungkus oleh bahas isolator.
Palu dan sikat kawat : digunakan untuk membersihkan dan mengeluarkan kerak
las pada jalur sambungan las.
Klem massa : alat yang menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya
terbuat dari bahan penghantar listrik yang baik seperti tembaga.
Penjepit : digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih
panas.
Pelindung mata : untuk menghalangi mata dari percikan busur nyala api listrik dan
cahaya yang menyilaukan.
Elektroda merupakan logam pengisi yang dipanaskan sampai mencair dan
diendapkan pada sambungan lasan. Ada dua macam elektroda, yaitu :
a) Elektroda berbalut tipis
b) Elektroda berbalut tebal
Praktikum ini juga membahas tentang polaritas. Polarotas dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu :
Polaritas lurus
Polaritas lurus terjadi apabila kutub negatif (-) dihubungkan pada elektroda dan
kutub positif (+) pada benda kerja. Yang mengakibatkan penetrasi pada benda
kerja menjadi dalam.
Polaritas terbalik
Polaritas terbalik merupakan kebalikan dari polaritas lurus, dimana kurub positif
(+) pada elektroda dan kutub negatif (-) pada benda kerja. Elektroda lebih panas
dari pada benda kerja yang menyebabkan elektroda meleleh terlebih dahulu dari
pada benda kerja.
Pada las ini ada fenomena yang terjadi pada saat proses pengelasan. Contohnya adalah
fenomena (HAZ) atau HEAT AFFECTED ZONE yang artinya adalah zona yang
terpengaruh oleh panas pada saat terjadi pengelasan, atau logam induk dan metalfiler.
Adapun kode yang terdapat pada elektroda. Contoh kodenya E7018 yang beraryi adalah :
E adalah elektroda
Angka 70 adalah kekuatan tarik maksimum elektroda.
Angka 1 untuk semua posisi pengelasan.
8 yang artinya jenis komposisi kimia.
Definisi kerja bangku adalah proses pengerjaan aiatas meja atau bangku
Di praktikum ini ada juga faktor-faktor yang menunjang proses kerja bangku, yaitu:
Operator
1. Kondisi fisik operator harus dalam keadaan baik karena dalam kerja
bangku memerlukan tenaga yang besar.
2. Keahlian dalam menggunakan alat sangat berpengaruh pada pengerjaan
benda kerja.
3. Kemampuan operator dalam membaca yang akan dipergunakan sebagai
petunjuk dalam pengerjaan benda kerja.
Peralatan
Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan yang baik seperti ketajaman
(terutama pada kikir, gergaji, dan penggores) serta keakuratan mistar siku.
Lingkungan
Lingkungan kerja berpengaruh pada kenyaman operator dalam melakukan
pengerjaan. Bila lingkungan nyaman, sehat, aman, dan bersih maka operator dapat
bekerja dengan baik.
Benda kerja
Benda kerja tidak berkarat dan tidak tipis agar sewaktu dalam pengerjaan tidak
mudah patah.
Adapun keuntungan dan kerugian dalam kerja bangku ini, antara lain :
Pada praktikum ini juga posisi pengikiran dianjurkan menggukan SOP, antar lain :
Posisi pengikiran
Posisi berada disebelah kiri ragum dengan kaki tepat pada tempatnya. Kedua lutut
dibentangkan dan jarak antara kedua kaki disesuaikan dengan panjang kikir. Sudut
antara poros ragum dan kaki kira-kira 30º untuk kaki kiri dan 75º untuk kaki
kanan.
Gerakan badan dan lutut
Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya dicondongkan kedepan
selama gerakan pemotongan berlangsung. Kaki kanan tetap lurus selama proses
pengikiran dan lutut kiri dibengkokkan. Pandangan mata selalu tertuju pada benda
kerja.
Memegang kikir
Tangan kanan memegang gagang kikir. Ujung tangan ditekan dengan telapak
tangan bagian tengah. Tempatkan telapak tangan dan ibu jari tangan kiri pada
ujung kikir. Jari-jari lainnya terletak di luar ujung kikir, tetapi tidak memegang
ujung kikir. Jika berkerja dengan menggunakan kikir kecil, maka gagang kikir
harus dipegang dengan genggaman yang ringan dan tekanan yang cukup
dilakukan oleh jari-jari dan ibu jari saja.
Tekanan pada kikir
Tekanan yang paling besar harus terdapat pada tangan kiri dan tekanan yang
ringan berada pada tangan kanan. Saat kikir berada ditengah benda kerja yang
dikikir, tekanan kedua tangan harus sama besar. Jika kikir berada pada ujung
langkah, tekanan tangan kiri harus diperingan dan tekanan kanan berada dalam
keadaan maksimal. Pada saat langkah kebelakang tidak ada tekanan sama sekali.
NRP : 12-2019-004
Ada pula definisi las listrik adalah suatu penyambungan dua buah logam secara
permanen dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Pada pengelasan ini,
sambungan logam terjadi panas yang ditimbulkan oleh busur listrik pada celah anatar
permukaan logam dan ujung elektroda sampai logam induk dan metafilter.
1. Pesawat Las
Las listrik menggunakan beberapa pesawat las,yaitu :
Pesawat las AC
Pesawat las DC
Pesawat las AC-DC
2. Kabael las
Kabel las dibagai,yaitu
Kabel elektroda
Kabel massa
Kabel tetangga
3. Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari eleh yoda dijepit dengan pemegang
elektroda. Pemegang elektroda terdirl dari-m lut penjepit dan pegangan yang
dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,bagian
pegangan yang tidak berhubungan dengan/kadel digantungkan padagantungan dari
bahan fiber atau kayu.
4. Palu dan sikat kawat
Palu las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak laspada
jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada dael las.Sementara
sikat kawat digunakan untuk membersihkan terak Ias yang sadah lepas dari jalur
las oleh pukulan palu las.
5. Klem massa
Klem massa edalah suatu alat untuk yeng hubungkan kabel massa ke
benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari baban dengan per ghaptar listrik
yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem
massa ini dilengkapi dengan pegas yang/kdat Yang dapat menjepit benda kerja
dengan baik .
6. Penjepit tang
Digunakan untuk memjepit benda yang masih panas.
7. Pelindung mata
Untuk melindungi mata dari percikan busur api.
8. Elektroda
Elektroda merupakan logam pengisi yang di panaskan sampai
mencair.Menurut jenis unsur paduan elektroda dibagi menjadi dua,elektroda baja
lunak dan elektroda baja paduan
Polaritas terbalik merupakan kebalikan dari polaritas lurus, dimana kurub positif
(+) pada elektroda dan kutub negatif (-) pada benda kerja. Elektroda lebih panas dari pada
benda kerja yang menyebabkan elektroda meleleh terlebih dahulu dari pada benda kerja.
Gerakan elektroda kecepatan tangan menarik atau mendorong elektroda waktu
mengelas harus stabil jika elektroda digunakan terlalu lambat akan menghasilkan jalur
yang kuat dan lebar. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las, terutama bila bahan
dasar tipis. Bila elektroda digerakan terlalu cepat,maka penetrasi yang diingin kan tidak
sesuai.
Fenomena yang terjadi pada pengelasan salah satunya ada Heat Affected Zone
(HAZ), HAZ adalah bias di simpulkan zona yang terpengarus oleh panas, atau logam
induk dan metafiller mengalami siklus thermal dan pendinginan secara cepat
Kerja Bangku
Dalam proses kerja bangku ini memiliki kekurangan dan kelebihan,diantara lain :
Keuntungan :
Operator
Kondisi fisik operator harus dalam keadaan baik. Keahlian dalam
menggunakan alat sangat berpengaruh pada pengerjaan benda kerja.
Kemampuan operator dalam membaca yang akan dipergunakan sebagai
petunjuk dalam pengerjaan benda kerja.
Peralatan
Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan yang baik
Lingkungan
Lingkungan kerja berpengaruh pada kenyaman operator dalam
melakukan pengerjaan. Bila lingkungan nyaman, sehat, aman, dan bersih
maka operator dapat bekerja dengan baik.
Benda kerja
Benda kerja tidak berkarat dan sesuai.
Pada kerja bangku ini posisi yang dianjurkan menggunakan SOP
, seperti :
Posisi pengikiran
Posisi berada disebelah kiri ragum dengan kaki tepat pada
tempatnya. Kedua lutut dibentangkan dan jarak antara kedua kaki
disesuaikan dengan panjang kikir. Sudut antara poros ragum dan kaki
kira-kira 30º untuk kaki kiri dan 75º untuk kaki kanan.
Gerakan badan dan lutut
Badan berdiri tegak pada posisi awal dan selanjutnya
dicondongkan kedepan selama gerakan pemotongan berlangsung. Kaki
kanan tetap lurus selama proses pengikiran dan lutut kiri dibengkokkan.
Pandangan mata selalu tertuju pada benda kerja.
Memegang kikir
Tangan kanan memegang gagang kikir. Ujung tangan ditekan
dengan telapak tangan bagian tengah. Tempatkan telapak tangan dan ibu
jari tangan kiri pada ujung kikir. Jari-jari lainnya terletak di luar ujung
kikir, tetapi tidak memegang ujung kikir. Jika berkerja dengan
menggunakan kikir kecil, maka gagang kikir harus dipegang dengan
genggaman yang ringan dan tekanan yang cukup dilakukan oleh jari-jari
dan ibu jari saja.
Tekanan pada kikir
Tekanan yang paling besar harus terdapat pada tangan kiri dan
tekanan yang ringan berada pada tangan kanan. Saat kikir berada
ditengah benda kerja yang dikikir, tekanan kedua tangan harus sama
besar. Jika kikir berada pada ujung langkah, tekanan tangan kiri harus
diperingan dan tekanan kanan berada dalam keadaan maksimal. Pada saat
langkah kebelakang tidak ada tekanan sama sekali.
Kelas : 12-2019-073
RESUME PRM 04
Pengelasan
Posisi Pengelasan
Posisi Pengelasan adalah jenis atau posisi sambungan yang akan dilakukan
pengelasan, posisi pengelasan ini dilakukan berdasarkan material atau produk yang akan
dilas. Dalam teknologi pengelasan, semua itu ada pengkodeannya berdasarkan jenis
sambungan. Posisi pengelasan pun berbeda-beda berikut merupakan contoh posisi nya :
Las Listrik
Las busur listrik adalah teknik penyambungan dua buah logam secara permanen
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Pada pengelasan ini sambungan logam
panas terjadi di timbulkan oleh busur listrik pada celah permukaan logam dan ujung
elektroda sampai logam induk dan metalfiler mencair. Las listrik terbagi menjadi
beberapa bagian :
1. Pesawat Las : Sebagai Arus yang digunakan, pesawat las AC, DC, AC
DC.
2. Kabel Las : Terbuat dari tembaga pilihan dan dibungkus dengan
karet isolasi
3. Pemegang Elektroda : Mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh
bahan isolator
4. Palu dan Kawat : Untuk membersihkan dan mengeluarkan kerak las pada
sambungan las.
5. Klem Massa : Alat penghubung kabel massa ke benda kerja, terbuat
dari bahan penghantar listrik.
6. Penjepit : Untuk memegang dan memindahkan benda kerja yang
masih panas.
7. Pelindung Mata : Melindungi mata dari percikan nyala api listrik yang
menyilaukan.
8. Elektroda : Merupakan logam pengisi yang dipanaskan sampai
mencair dan diendapkan pada sabungan lasan.
Kampuh
Elektroda
Elektroda merupakan konduktor arus listrik dari satu media ke media lain.
Elektroda terdiri dari kawat inti dan fluks. Pada Las busur listrik, kawat ini harus sama
jenis material yang akan di las.
Polaritas
Polaritas adalah posisi penempatan kabel yang menjadi penghubung elektroda dan
benda kerja pada kutub positif dan kutub negatif. Pengelasan di bagi pada arus AC dan
DC, arus DC dibagi menjadi dua :
Polaritas Lurus : Apabila kutub negatif yang dihubungkan pada elektroda dan
kutub positif pada benda kerja, yang menghasilkan
penetrasi benda kerja menjadi dalam.
Fluks
Fluks adalah bahan kimia yang berbentuk serbuk, gas, pasta, atau padatan yang di
dapatkan pada saat pengelasan. Dan gas pelindung digunakan gas mulai seperti argon dan
helium, dalam pengelasan logam ferrous pada saat pengelasan busur, fungsi nya untuk
melindungi las-an dari udara luar atau untuk mengendalikan bentuk las-an. Fungsi lain
fluks untuk mencegah oksidasi, menstabilkan busur listrik dan menguatkan logam.
Gerakan Elektroda
Gerakan elektroda merupakan kecepatan tarik atau mendorong elektroda pada
waktu pengelasan harus stabil. Jika digerakan lerlalu lambat akan menghasilkan jalur
yang kuat dan lebar, dan adapun kerusakan pada sisi las jika bahan dasar tipis, bila
elektroda digunakan terlalu cepat penetrasi yang digunakan tidak sesuai. Gerakan
eletroda terdiri dari , gerakan melingkar, gerakan zig-zag, gerakan segitiga.
Las Asetilen
1. Generator Asetilen
2. Tabung Gas
3. Regulator
4. Blender dan Pencampur
5. Selang Gas
6. Kacamata Pelindung
Kerja Bangku
Kerja bangku adalah suatu Proses Pengerjaan diatas meja atau bangku kerja
dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti palu, kikir, gergaji tangan, penggores,
penitik dan lain-lain. Pengerjaan digunakan dengan alat-alat sederhana karena lebih
ekonomis dan efesien dar pada dengan mesin terutama bentuk-bentuk yang sederhana.
Keuntungan
Kerugian
Pada proses kerja bangku ada peralatan yang digunakan dalam proses pengerjaan
nya dan fungsi nya untuk membuat suatu produk Peralatan nya antara lain ialah :
2. Definisi pengelasan
Pengelasan merupakan suatu proses penyambungan dua buah logam atau
menjadi satu akibat energi panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan, sehingga
terjadi ikatan struktur mikro antara logam-logam tersebut.
3. Ada 3 jenis pengelasan yaitu :
a) Pengelasan Tekan
Pengelasan tekan adalah Sebuah proses pengelasan yang dilakukan
dengan cara material dipanaskan kemudian ditekan hingga kedua material
tersambung menjadi satu
b) Pengelasan Cair
Pengelasan Cair adalah sebuah proses pengelasan yang dilakukan dengan
cara memanaskan bagian yang akan disambung hingga mencair dengan
sumber panas dari energi listrik atau api dari pembakaran gas baik
menggunakan bahan tambah atau tanpa menggunakan bahan tambah
(filler/elektroda).
c) Pematrian
Pematrian adalah sebuah cara menyambung dua logam dengan sumber
panas dengan menggunakan bahan tambah yang mempunyai titik cair lebih
rendah, pada proses pematrian ini logam induk tidak ikut mencair.
Pesawat las DC
Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur
listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin
berupa dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan
oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel, atau alat
penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik
sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang
berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus
atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC)
menjadi arus searah (DC).
Pesawat las AC – DC
Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua
kemampuan yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau
mesin las AC. Jenis mesin las ini sering digunakan untuk
bengkel-bengkel yang mempunyai jenis pekerjaan yang
bervariasi, sehingga tidak perlu berganti mesin las untuk
pengelasan yang berbeda. Mesin las ini merupakan gabungan dari
mesin las arus bolak-balik dan arus searah, mempunyai
transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit
mesin. Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan
sekunder transformator melalui regulator arus. Adapun arus
searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran
arus bolak-balik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah,
yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las
b) Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang di pilin dibungkus
dengan karet isolasi kabel las ada tiga macam yaitu :
Kabel elektroda
Kabel massa
Kabel tenaga
c) Pemegang elektroda
Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan
yang di bungkus oleh bahan isolator
d) Palu dan sikat kawat
Digunakan untuk membersihkan dan mengeluarkan kerak las pada
jalur sambungan las.
e) Klem massa
Alat yang menghubungkan kabel massa ke benda kerja. Biasanya
terbuat dari bahan penghantar listrik yang baik seperti tembaga
f) Penjepit
g) Pelingdung mata
h) Elektroda
5. Kerja Bangku
Kerja bangku adalah proses pengerjaan diatas meja/bangku kerja dengan
menggunakan alat-alat sederhana seperti palu, kikir, gergaji tangan, penggores,
penitik dan lain-lain.
Adapun keuntungan dan kekurangan kerja bangku yaitu :
Keuntungan :
Dapat mengerjakan bentuk – bentuk yang tidak efisien dan ekonomis
apabila dikerjakan dengan menggunakan mesin
Tidak perlu tempat yang luas
Kerugian :
Ketelitian dan kecermatan ukuran benda kerja sering tidak tepat
Tidak dapat menghasilkan produk dalam jumlah besar untuk waktu yang
singkat
6. Alat alat pada kerja bangku
Ragum
Kikir
Gergaji tangan
Mistar siku
Penggores
Penitik
Palu
Jangka gores
Tap
Snei
7. Ulir
Ulir merupakan bentuk bidang miring heliks. Heliks adalah kurva yang
ditentukan dengan memindahkan sebuah titik dengan kecepatan sudut
dan linear seragam di sekitar suatu sumbu. Ulir memiliki tiga fungsi dasar dalam
sistem mekanis, antara lain untuk menyediakan kekuatan penjepit/pengikat,
membatasi atau mengontrol gerakan, dan mengirimkan daya.
Ulir mengkonversi gerak putar menjadi gerak linear. Ulir menempel pada
bentuk silinder atau konis, di mana pada silinder disebut ulir lurus sedangkan
pada konis disebut ulir lancip (tapered thread).
Ada beberapa tipe ulir yaitu :
Ulir segitiga
Ulir segiempat
Ulir bulat
Ulir majemuk
Nama : Dwiki Satria Wibawa
NRP : 12-2020-091
Pengelasan busur listrik adalah cara pengelasan menggunakan busur listrik atau
percikan api listrik akibat hubungan singkat antara dua kutub listrik yang terionisasi
dengan udara melalui penghantar batang elektroda yang sekaligus dapat digunakan pula
sebagai bahan tambah atau bahan pengisi dalam pengelasan.
Mesin las yang ada pada unit peralatan las berdasarkan arus yang dikeluarkan
pada ujung-ujung elektroda dibedakan menjadi beberapa macam:
1. Mesin las arus bolak-balik (Mesin AC), Mesin memerlukan arus listrik bolak-
balik atau arus AC yang dihasilkan oleh pembangkit listrik, listrik PLN atau
generator AC, dapat digunakan sebagai sumber tenaga dalam proses
pengelasan. Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan oleh sumber pembangkit
listrik belum sesuai dengan tegangan yang digunakan untuk pengelasan. Bisa
terjadi tegangannya terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga besarnya tegangan
perlu disesuaikan terlebih dahulu dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan.
Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan ini disebut
transformator atau trafo. Kebanyakan trafo yang digunakan pada peralatan las adalah
jenis trafo step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan tegangan dikarenakan
kebutuhan tegangan yang dikeluarkan oleh mesin las untuk pengelasan hanya 55 volt
sampai 85 volt.
2. Mesin las arus searah (Mesin DC), Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh
nyala busur listrik adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa
dynamo motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor
bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan
motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi
sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah
arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC).
3. Mesin las ganda (Mesin AC-DC), Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan
arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda
mempunyai transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin.
Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder transformator
melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus.
Pengaturan keluaran arus bolak-balik atau arus searah dapat dilakukan dengan
mudah, yaitu hanya dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las. Mesin las
AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan yang dimiliki masing-
masing mesin las DC atau mesin las AC.
KERJA BANGKU
Kerja bangku adalah proses pengerjaan diatas meja/bangku kerja dengan
menggunakan alat-alat sederhana seperti palu, kikir, gergaji tangan, penggores, penitik
dan lain-lain.
Proses ini biasanya pada tahap persiapan benda kerja yang akan mengalami proses
pemesinan maupun proses akhir.
Peralatan yang digunakan pada proses kerja bangku adalah sebagai berikut.
Ragum, Digunakan untuk menjepit benda kerja pada pengerjaan.
Kikir, digunakan untuk meratakan permukaan, memperluas cekungan, memperbesar
lubang dan sebagainya.
Gergaji tangan, digunakan untuk memotong benda kerja dan mengurangi ketebalan
benda kerja.
Mistar siku, digunakan untuk mengukur atau mengambil ukuran dan menguji
ketegaklurusan pada benda kerja yang akan digunakan.
Penggores, digunakan untuk menarik garis gambar atau memberikan tanda pada
permukaan benda kerja yang akan mengalami proses selanjutnya.
Penitik, digunakan untuk memberi tanda pada benda kerja yang akan mengalami
proses pengerjaan.
Palu, digunakan untuk memberi bentuk pada benda kerja dengan atau tanpa alas
bantu.
Jangka gores, digunakan untuk membuat garis lengkung pada permukaan logam.
Tap, digunakan untuk membuat ulir dalam, pada benda kerja secara manual.
Snei, digunakan untuk membuat ulir luar pada benda kerja secara manual.
1. Operator
Kondisi fisik operator harus dalam keadaan baik karena dalam kerja bangku
memerlukan tenaga yang besar.
Keahlian dalam mengggunakan alat sangat berpengaruh pada pengerjaan beda
kerja.
Kemampuan operator dalam membaca yang akan dipergunakan sebagai
petunjuk dalam pengerjaan benda kerja.
2. Peralatan
Alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan yang baik seperti ketajaman
(terutama pada kikir, gergaji, dan penggores) serta keakuratan mistar siku.
3. Lingkungan
Lingkungan kerja berpengaruh pada kenyamanan operator dalam melakukan
pengerjaan. Bila lingkungan nyaman, sehat, aman dan bersih maka operator dapat
bekerja dengan baik.
4. Benda kerja
Benda kerja tidak berkarat dan tidak tipis agar sewaktu dalam pengerjaan tidak
mudah patah.
PRM-06
Nama : Rama Dani F
NRP : 12-2017-044
PRM-02
Pada PRM 02 ini membahas tentang mesin bubut. Dimana pengertian dari proses
pembubutan itu sendiri adalah proses pembentukan material atau benda kerja dengan cara
membuang sebagian material berupa geram akibat gerak relatif pahat terhadap benda
kerja, dimana benda kerja diputar dengan spindle dan pahat dihantarkan ke benda kerja
secara translasi.
Adapun pengertian dari gerak relatif itu sendiri adalah gerakan yang terjadi karena
berpapasannya dua benda yang memiliki arah dan kecepatan yang berbeda, sehingga
menghasilkan gerak makan dan gerak potong. Gerak potong adalah gerakan yang
menghasilkan dimensi baru, pada mesin bubut ini gerak potong dilakukan oleh bbenda
kerja secara rotasi, sedangkan gerak makan adalah gerakan yang memperluas atau
memperdalam dimensi baru dari gerak potong tersebut, gerak makan pada proses bubut
dilakukan oleh pahat secara translasi.
Bagian-bagian dari mesin bubut antara lain ada kepala tetap, kepala lepas, alas
atau meja, eretan (memanjang dan melintang), poros transportir, dan toolpost. Prinsip dari
mesin bubut ada 3, yaitu input, penggerak dari mesin bubut dalah motor listrik, gerak
yang dihasilkan diubbah menjadi transmisi I dan transmisi II, daya akan diteruskan dari
transmisi I untuk menggerakan spindle, cekam dan benda kerja. Sedangkan daya yang
diteruskan pada transimi II diubah menjadi gerak transmisi oleh poros pembawa. Yang
kedua yaitu proses, gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi, dan gerak
makan dilakukan oleh pahat secara translasi. Dan yang ketiga ada output, output dari
mesin bubut yaitu berupa benda kerja yang sudah dibentuk, dan geram.
Elemen-elemen dasar yang perlu diperhatikan pada mesin bubut ada 5, yaitu
vc .1000
1. Putaran spindle :n= 5. Waktu efektif : Teff = Tc.Z
π .D
2. Kecepatan makan : Vf = f.n.Zph
Do−Di
3. Kedalaman potong : a =
2
¿
4. Waktu pemotongan : Tc = f . n . Zph
PRM-03
Pada PRM 03 ini membahas tentang freiss dan skrap, pengefreisan merupakan
proses pembentukan material atau benda kerja dengan cara membuang sebagian material
dalam bentuk geram akibat gerak relatif pahat terhadap benda kerja. Sedangkan proses
skrap adalah proses pembentukan material atau benda kerja dengan cara membuang
sebagian material dalam bentuk geram akibat gaya relatif pahat terhadap benda kerja,
dimana pahat melakukan gerak potong secara transalasi, dan benda kerja melakukan
gerak makan secara transkasi juga.
Beberapa kegunaan dari mesin freiss adalah :
1. Bisa membuat lubang.
2. Bisa untuk membuat roda gigi.
3. Bisa digunakan untuk membuat kontur cekung atau cembung.
Beberapa kegunaan dari mesin skrap adalah :
1. Menghasilkan permukaan datar atau bidang yang mungkin dalma bidang horizontal
maupun vertikal, dan juga sudut.
2. Membuat alur.
3. Membuat kontur cekung / cembung.
Elemen dasar dari mesin freiss adalah tiang, untuk penopang bagian lengan, dan
mesin penggerak utama. Lengan, untuk dudukan spindel. Spindle, untuk menggerakan
arbor secara rotasi. Lutut, untuk hantaran meja ke pahat secara vertikal. Meja, untuk
penyangga alat-alat bantu dalam proses pengefreisan.
Elemen dasar dari mesin skrap adalah rangka, untuk duduan seluruh bagian mesin.
Mekanisme penggerak, terdiri dari balik cepat, dan chapper box. Ram dan support, untuk
menggerakan pahat bergerak maju mundur. Dudukan, untuk menahan lutut agar tidak
anjlok, ketika meja bergeser.
PRM-04
PRM 04 ini membahas tentang las dan kerja bangku. Proses pengelasan adalah
suatu proses penyamungan dua buah logam atau lebih menjadi satu akibat energi panas
dengan atau tanpa pengaruh tekanan, sehingga terjadi struktur mikro antara logam-logam
tersebut. Pada PRM 04 ini membahas tentang Las listrik dan las asetilen, dimana
pengertian dari las listrik itu adalah suatu proses penyambungan dua buah logam atau
lebih dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Sedangkan lasa
asetilen adalah proses pengelasan secara manual dengan pemanasan permukaan yang
akan disambungkan sampai mecair oleh nyala gas asetilen melalui pembakaran gas
asetilen itu sendiri dengan gas oksigen.
Hal yang harus diperhatikan pada las asetilen yaitu saat pencampuran gas asetilen
dan udara, harus sama besarnya, agar menghasilkan pembakaran yang sempurna, karena
jika gas asetilen lebih besar dan oksigen, akan menghasilkan fenomena oksidasi, dan jika
gas asetilen lebih sedikit dari oksigen, akan menghasilkan fenomena reduksi.
Sedangkan kerja bangku adalah proses pengerjaan diatas meja/bangku kerja
dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti palu, kikir, gergaji manual, penitik.
Proses ini biasanya pada tahap persiapan benda kerja yang akan mengalami proses
pemesinan, maupun setelah dilakukannya proses pemesinan. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi kerja bangku adalah operator, operator harus memiliki pengetahuan dalam
kerja bangku ini, seperti mengetahui alat-alat apa saja yang perlu digunakan. Peralatan,
alat-alat yang digunakan harus dalam keadaan baik, seperti ketajaman pada kikir, gergaji,
dan penggores, serta keakuratan mistar siku. Lingkungan, lingkungan yang baik, akan
menghasilkan hasil yang baik pula. Benda kerja, benda kerja harus tidak berkarat dan
tidak tipis, agar tidak mudah patah pada saat dilakukan proses kerja bangku.
Modul PRM-01
‘ PERENCANAAN PROSES’
Dalam modul kita harus mempunyai perencanaan proses sebagai titik acuan dalam
melakukan produksi dan menjadi landasan untuk Menyusun lembar susunan rencana
proses yang mencakup pemilihan proses, peralatan, perkakas, dan penyusunan urutan
yang diperlukan untuk mengubah bentuk material mentah menjadi produk yang
diinginkan.
Modul PRM-02
‘BUBUT’
Bubut atau pembubutan adalah proses pembentukan material atau benda kerja
dengan cara membuang sebagian material berupa geram akibat gerak relatif pahat
terhadap benda kerja, dimana benda kerja diputar pada spindle dan pahat dihantarkan ke
benda kerja secara translasi. Prinsip kerja proses bubut adalah gerak potongnya dilakukan
oleh benda kerja secara rotasi sedangkan gerak makannya dilakukan oleh pahat secara
translasi.
a. Kepala tetap
Sebagai dudukan perlengkapan mesin bubut.
b. Kepala lepas
Sebagai dudukan senter putar.
c. Alas atau meja
Sebagai dudukan kepala lepas, eretan dan tumpuan gaya pemakanan pada saat
pembubutan.
d. Eretan
Sebagai yang menghantarkan pahat ke benda kerja.
e. Poros transporter
Untuk menghantarkan eretan secara otomatis
Modul PRM-03
‘FREIS DAN SKRAP’
a. Up milling
Arah gerak yang dilakukan oleh pahat berlawanan dengan arah gerak yang
dilakukan oleh benda kerja.
b. Down milling
Arah gerak potong yang dilakukan oleh pahat searah dengan jarak gerak makan
yang dilakukan oleh benda kerja.
c. Face milling
Suatu proses dimana sumbu pahat tegak luruk dengan permukaan benda kerja.
Penyekrapan adalah suatu proses pembentukan material atau benda kerja dengan
cara membuang sebagian material dalam bentuk gram akibat gaya relatif pahat terhadap
benda kerja. Elemen dasar proses skrap shapper, yaitu :
a. Rangka
Sebagai dudukan seluruh bagian mesin
b. Mekanisme penggerak
Terdiri dari balik cepat, ratchet, clapper box yang memiliki fungsi tersendiri.
c. Ram dan support
Untuk menggerakan pahat bergerak maju mundur menghasilkan gerak skrap.
d. Dudukan
Untuk menahan kutut agar tidak anjlok ketika meja bergeser.
e. Plat pemegang pahat
Untuk dudukan pahat agar tidak lepas.
f. Meja skrap
Untuk tempat kedudukan benda kerja atau penjepit benda kerja yang di bantu
ragum.
Modul PRM-04
a. Pesawat las
Pesawat las AC
Pesawat las DC
Pesawat las AC-DC
b. kabel las
kabel las yang biasanya terbuat dari tembaga, yang dipilih dan dibungkus dengan
karet isolasi. Macam macam kabel las :
Kabel elektroda
Kabel massa
Kabel tenaga
c. Pemegan elktroda
d. Palu dan sikat kawat
e. Klem massa
f. Penjepit
g. Pelindung mata
h. Elektroda
a. Generator asetilen
b. Tabung gas
Tabung gas oksigen
Tabung gas asetilen
c. Regulator
d. Blender atau pencampur
e. Selang gas
f. Kacamata pelindung
a. Polaritas lurus
Polaritas lurus terjadi apabila kutub negatif (-) dihubungkan pada elektroda dan
kutub positif (+) pada benda kerja. Yang mengakibatkan penetrasi pada benda
kerja menjadi dalam.
b. Polaritas terbalik
Polaritas terbalik merupakan kebalikan dari polaritas lurus, dimana kutub positif
(+) pada elektroda sedangkan kutub negatif (-) pada benda kerja. Elektroda lebih
panas dari pada benda kerja yang menyebabkan elektroda meleleh terlebih dahulu
dari pada benda kerja.
Apa itu elektroda? Elektroda adalah konduktor yang dilalui arus listrik dari satu
media ke media lain. Elektroda terdiri dari kawat inti dan fluks ( bahan kimia yang dapat
berbentuk serbuk, gas, pasta, atau padatan yang didapatkan dalam proses pengelasan).
Pada las busur listrik, kawat inti harus sama dengan jenis material yang akan di las.
Pada praktikum ini ada beberapa faktor yang menunjang proses kerja bangku,
yaitu :
a. Operator
Kondisi operator harus dalam keadaan baik karna pada proses ini membutuhkan
tenaga yang besar serta harus mempunyai keahlian menggunakan alat sangat
berpengaruh pada pengerjaan benda kerja serta kemampuan operator dalam
membaca petunjuk.
b. Peralatan
Alat yang digunakan harus dalam keadaan baik
c. Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh dalam bagi operator dalam menjalankan
pengerjaan. Bila lingkungan nyaman, sehat, aman, dan bersih makan operator
bekerja dengan baik.
d. Benda kerja
Benda kerja tidak berkarat dan tidak tipis agar sewaktu dalam pengerjaan tidak
mudah patah.
a. Ragum
b. Kikir
c. Gergaji tangan
d. Mistar siku
e. Penggores
f. Penitik
g. Palu
h. Jangka gores
i. Tap
j. Snei
NRP : 12-2019-004
PRM 01
Pada PRM 01 dijelaskan juga tentang manfukatur. Manufaktur adalah suatu proses
dalam cabang industry yang mengaplikasikan peralatan dan media proses untuk
mengubah bahan mentah menjadi barang jadi baik untuk dipakai maupun di jual.
Manufaktur ini didefinisikan dalam dua sudut pandang, yang pertama manufaktur
secara teknologi, yaitu penerapan proses fisik dan kimia untuk mengubah bentuk
geometri, sifat dan tampilan dari suatu material awal menjadi komponen produk. Yang
kedua manufaktur secara ekonomis, yaitu tranformasi material menjadi satu benda yang
memiliki nilai lebih tinggi .
Pada PRM 01 ini juga dijelaskan tentang bahan mentah, bahan baku, bahan
setangah jadi , bahan jadi. Dimana bahan mentah adalah bahan yang langsung di ambir
dari alam langsung. Bahan baku adalah bahan yang telah melakukan suatu pengerjaan
atau yang telah di olah. Bahan setangah jadi ada bahan yang telah melakukan pengolahan
atau melewati proses pemesinan,namun bahan tersebut belum bisa dipakai secara
fungsinya. Bahan jadi adalah bahan yang sudah bis adipai sesuai dengan fungsinya dan
sudah layak untuk di jual
PRM-02
Gerak relative adalah pertemuan dua buah benda benda tegak lurus yang saling
berpapasan dengan arah dan kecepatan yang berbeda. Dan menghasilakan gerak makan
dan gerak potong. Gerak makan adalah gerak yang memperluan permukaan yang
dilakukan oleh pahat secara tranlasi. Dan gerak potong adalah gerak yang meghasilkan
permukaan baru yang dilakukan oleh benda kerja seacara rotasi.
Ada pun bagian-bagian dari mesin bubut, diantaranya ada kepala tetap yang
berfungsi sebagai dudukan perlengkapan mesin bubut. Selanjutnya ada kepala lepas yang
berfungsi sebagai dudukan senter putar. Kepala lepas yang berfungsi sebagai dudukan
kepala lepas,eretan dan tumpuan gaya pemakanan pada saat pembubutan. Eretan
berfungsi untuk menghantarkan pahat ke benda kerja. Dan terakhir ada poros transporter
yang berfungsi untuk menghantarkan eretan secara otomatis.
Prinspi kerja dari mesin bubut ada 3, yaitu yang pertama ada input adalah gerak
yang dihasilkan diubah menjadi I dan II. Daya akan diteruskan dari transmisi I akan
menggerakan spindle, cekam dan benda kerja.sedangkan daya yang diteruskan pada
transmisi II diubah menjadi gerak tranlasi oleh poros pembawa. Yang ke dua ada proses
adalh gerak potong dilakukan oleh benda kerja secara rotasi, sedangkan gerak makan
dilakukan oleh pahat secara tarnlasi. Yang ketiga ada output adalah proses dari mesin
bubut menhasilakn benda kerja yang sudah dibentuk sesuai dengan keinginan, dan geram
atau sisa hasil pemetongan
Ada pun elemen -elemen dasaar yang harus diperhatikan pada mesin bubut, yaitu :
vc . 1000
1. Putaran spindle . Putaran spindle : n=
π.D
2. Kecepatan makan : Vf = f.n.Zph
D 0−Di
3. Kedalaman potong : a=
2
¿
4. Waktu pemotongan : Tc= f .n . Zph
PRM 03
Pada PRM 03 menjelaskan tentang freis dan sekreap. Pengefraian adalah proses
pembentukan material atau benda kerja dengan cara membuang sebagaian material dalam
bentuk geram akibat gerak relative pahat terhadap benda kerja, proses ini dilakukan
dengan penyatan benda kerja pleh pahat yang berputar. Sedangkan sekrap adalah proses
pembentukan materialatau benda kerja dengan cara membuang Sebagian material dalam
bentuk geram akibat gaya relative pahat terhadap benda kerja, dimana pahat melakukan
gerak potong secara translasi dan benda melakukan gerak makan seacra translasi,biasanya
digunakan untuk pengerjaan benda kerja yang berukuran kecil dan memiliki kecepatan
potong yang tidak konstan.
Ada beberapa elemen mesin sekrap diantaranya adalah tiang yang berfungsi
sebagai penompang utama bagi lengan,meja lutut dab nesib penggera
utama.,lengan,spindle nerfungsi untuk sebagai dudukan spinle dan arbor setelah
dipasang,lutut berfungsi sebagai hantaran meja ke pahat secara vertikal , meja berfungsi
sebagai penyangga alat-alat bantu proses pengefraisan
Dan adajuga elemen mesin sekrap diantaranya adalah rangka yang berfungsi
sebagai dudukan seluruh bagian mesin, mekanik dan tuas pengatur, Mekanismepenggerak
terdiri dari balik cepat, ratchet, cleapper box yang diantaranya memiliki fungsi tersendiri,
dalam melakukan peoses pembentukan menggunakan mesin skrap, Ram dan support yang
berfungsi untuk menggerakan pahat gersak maju mundur,menghasilkan gerak skrap,
Dudukan berfungsi untuk menahan lutut agar tidak anjlok ketika meja bergeser, Plat
pemegang pahat berfungsi untuk dudukan pahat agar tidak gampang lepas, Meisn skrap
berfungsi untuk tempat kedudukan benda atau penjepit benda kerja dengan dibantu oleh
ragum
PRM 04
PRM 04 menjelaskan tentang las dan kerja bangku. Prngelasan adalah suatu
proses penyambungan dua buah logam menjadi satu akibat energi panas dengan tanpa
pengaruh tekanan, sehingga menjadi ikatan struktur mikro anatar logam-logam tersebut.
Sedangkan kerja bangku adalah proses pengerjaan diatas meja atau bangku kerja dengan
alat-alat sederhana seperti palu, kikir, gergaji tangan, penggores, penitik, dan lain-lainnya.
Pada PRM 4 ini membahas tentang las listrik dan las asetilen. Las listrik adalah
proses penyambungan dua buah logam dengan sumber energinya berasal dari listrik.
Sedangkan las esetilen adalah penyambungan dua buah logam dengan pemanasan
permukaan yang akan disambungkan oleh nyala gas asetilen melalui pembakan gas
asetilen dengan gas oksigen.
Pada PRM ini pun membahas tentang nyala api pada las asetilen,ada 3 nyala api.
Yang pertama ada ada nyala api oksidasi nyala api yang mempunyai tekanan gas oksigen
lebih besar dibandingkan tekanan gas asetilen, fungsi dari nyala api oksidasi adalah untuk
jenis perunggu dan kuningan. Yang kedua ada nyala api karburasi nyala api yang
mempunyai tekanan gas asetilen lebih besar disbanding tekanan gas oksigen, fungsinya
dari nyala api karburasi untuk bahan logam Monel, NIkel, dan lain-lainnya. Yang ketiga
ada nyala api netral nyala api yang tekanan oksigen dan tekanan asetilen nya seimbang
atau sama.fungsi nya untuk pengelasan baja, baja tahan karat,besi cor, dan pengelasan
tembaga.
Pada proses pengerjaan bangku ada factor -faktor yang menunjang proses kerja
bangku. Yang pertama ada operator, kondisi operator harus dalam keadaan baik karena
dalam kerja bangku memerlukan tenaga yang besar, keahlian dalam menggunakan alat
sangan berpengaruh, dan kemampuan membaca operator akan diperlukan sebagai
petunjuk dalam pengerjaan benda kerja. Yang kedua ada peralatan,alat-alat yang di
gunakan harus dalam keadaan yang baik seperti ketajaman. Yang ketiga ada
lingkungan,lingkungan kerja berpengaruh pada kenyamanan operator dalam melakukan
pengerjaan, bila lingkungan tidak Nyman, sehat, aman dan bersih maka operator dapat
bekerja dengan baik. Yang ke empat ada benda kerja, benda kerja tidak berkarat dan tidak
tipis agar sewaktu dalam pengerjaan tidak mudah patah.
Adapun posisi dari kerja bangku yang di anjurkan seperti posisi kaki,Gerakan
badan dan lutut, cara mememgang kikir, dan tekanan pada kikir.
NRP : 12-2019-073
Pemilihan bahan dan peralatan juga dibutuhkan agar bahan yang akan digunakan
untuk di bentuk dapat susuai dengan apa yang diinginkan, serta peralatan yang dipilih
harus sesuai dengan kualitas bahan agar tidak terjadi kegagalan atau kerusakan baik pada
bahan dan alat pada saat digunakan untuk membuat produk. Pemilihan peralatan dapat
membantu untuk mengubah bentuk dengan ukuran yang sesuai yang diinginkan. Adapun
juga parameter proses dalam membuat suatu produk. Diantara nya ialah, kecepatan
potong, pemakanan, dan kedalaman potong.
PRM 02 BUBUT
Pembubutan merupakan proses pembentukan material atu benda kerja dengan cara
membuang sebagian material berupa geram akibat gerak relative pahat terhadap benda
kerja. Dimana benda kerja di putar pada spindle dan pahat dihantarkan ke benda kerja
secara translasi. Gerak relative adalah pertemuan dua buah benda yang berpapasan
sejajar tegak lurus dengan mempunyai arah dan kecepatan yang berbeda. Kemudian
prinsip kerja mesin bubut tediri dari, pertama input, yang dimana penggerak mesin bubut
ialah motor listrik gerak yang dihasilkan menjadi tansmisi I dan II, transmisi I untuk
menggerakan spindle, benda kerja, sedangkan II untuk pahat. Kedua proses, gerak potong
dilakukan benda kerja secara rotasi, sedangkan gerak makan dilakukan pahat secara
translasi, gerak potong ialah gerak yang menghasilkan permukaan baru, gerak makan
adalah gerak yang memperluas permukaan baru. Ketiga output, yang dihasilkan pada
proses bubut ialah benda kerja yang sudah di bentuk sesuai keinginan, dan geram (sisa
hasil pemotongan.
Elemen dasar mesin bubut terbagi menjadi beberapa elemen dasar yaitu : kepala
tetap untuk dudukan perlengkapan mesin bubut, kepala lepas sebagai senter putar, alas
atau meja sebagai dudukan kepala lepas, eretan, tumpuan gaya pemakanan pada saat
pembubutan, eretan untuk menghantarkan pahat ke benda kerja, poros transporter untuk
menghantarkan eretan secara otomatis, poros transporter ada dua yaitu litskrue dan pidrut.
Elemen dasar mesin frais ialah tiang, sebagai penopang bagi lengan. Lengan,
sebagai dudukan spindle. Spindle, sebagai penghantar daya, arbor, menggerakan pahat.
Lutut, sebagai hantaran meja ke pahat secara vertical. Meja, sebagai penyangga alat-alat
bantu pada pengefraisan.
Penyekrapan adalah proses pembentukan material atau benda kerja dengan cara
membuang sebagian material dalam bentuk gram akibat gerak relatif pahat terhadap
benda kerja, dimana pahat melakukan gerak potong secara translasi dan benda kerja
melakukan gerak makan secara translasi. Prinsip kerja mesin skrap shapper adalah input,
dijalankan oleh motor listrik, pinion menggerakan roda gigi yang dihubungkan ram, ram
akan menggerakan pahat dan menghasilan gerak potong secara translasi. Proses, pahat
bergerak secara translasi, benda kerja bergerak secara translasi. Output, benda kerja sudah
terbentuk sesuai rancangan, gram (sisa hasil pemotongan). Jenis-jenis mesin skrap ialah,
mesin skrap shapper, dan mesin skrap planner.
Elemen dasar proses skrap adalah rangka, sebagai dudukan seluruh mesin.
Mekanisme penggerak, balik cepat, ratchet, clapper box mempunyai fungsi tersendiri
dalam mesin skrap. Ram dan support, menggerakan pahat maju mundur mengasilkan
gerak skrap. Dudukan, untuk menahan lulut agar tidak anjlok, bergeser. Plat pemegang
pahat, sebagai dudukan pahat agar tidak lepas. Meja skrap, sebagai dudukan benda kerja,
penjepit benda kerja dengan menggunakan ragum.
Pada prm 04 membahas tentang proses las dan kerja bangku. Pengelasan adalah
suatu proses penyambungan dua buah logam atau menjadi satu akibat energi panas
dengan atau tanpa pengaruh tekanan sehingga terjadi ikatan antara struktur mikro antara
logam-logam tersebut. Jenis las terbagi menjadi dua yaitu las listrik dan las asetilen. Las
listrik adalah suatu proses penyambungan dua buah logam dengan menggunakan tenaga
listrik sebagai sumber panas nya, ini jenis penyambungan tetap, dilakukan pada celah
antara permukaan logam dan ujung elektroda. Las asetilen adalah proses pengelasan
secara manual degan pemanasan permukaan logam yang akan disambungkan sampai
mencair oleh nyala gas asetilen melalui pembakaran C₂H₂ dengan gas O₂.
Peralatan pada las listrik adalah pesawat las : AC,DC,AC-DC, Kabel las,
pemegang elektroda, palu dan sikat kawat, klem massa, penjepit, pelindung mata, dan
elektroda. Peralatan las asetilen adalah generator asetilen, tabung gas, regulator, blender
atau pencampur, selang gas, kacamata pelindung. Fenomena pada las asetilen yaitu :
Nyala api netral, terjadi saat membuka gas O₂ dan asetilen, digunakan untuk mengelas
baja, besi cor, baja tahan karat, tembaga. Nyala api karburasi, kelebihan zat asetilen
digunakan pada pengelasan logam, monel, nikel. Nyala api oksidasi, mempunyai
perbandingan tekanan gas O₂ lebih besar dari tekanan gas asetilen nya. pengelasan
material perunggu dan kuningan.
Kerja bangku adalah pengerjaan diatas meja atau bangku kerja dengan
menggunakan alat-alat sederhana seperti palu, kikir, gergaji tangan, penggores, penitik,
dan lain-lain. Proses ini biasanya dilakukan pada tahap persiapan benda kerja akan
mengalami proses permesinan ataupun sampai akhir.
Faktor-faktor yang menunjang proses kerja bangku adalah operator, kondisi fisik
harus baik, keahlian dalam menggunakan alat, kemamupuan operator dalam membaca
penunjuk dalam benda kerja. Peralatan, alat-alat yang digunakan dalam keadaan baik
seperti ketajaman pada kikir, gergaji, dan penggores, serta keakuratan mistar siku.
Lingkungan, lingkungan kerja sangat berpengaruh pada kenyamanan operator dalam
proses pengerjaan, harus bersih, sehat, maka operator dapat bekerja dengan baik. Benda
kerja, diutamakan benda kerja tidak berkarat dan tidak tipis agar sewaktu dalam
pengerjaan tidak mudah patah.
NRP : 12-2019-108
PRM-01, Praktikum modul PRM-01 yaitu tentang perencanaan proses atau proses
plan. Manufaktur adalah suatu proses dalam cabang industri yang mengapikasikan
peralatan dan media proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi baik
untuk dipakai maupun dijual. Manufaktur dapat didefinisikan dalam dua sudut pandang,
yaitu secara teknologi dan ekonomi.
Manufaktur dibagi menjadi 2 sudut pandang yaitu sudut pandang ekonomi dan
teknologi.
Perencanaan proses adalah interface antara design manufaktur. Dalam penyusunan
urutan kerja ini juga ditentukan peralatan/mesin, perkakas/pahat (tools) serta perkakas
bantu yang diperlukan. Yang terpenting harus dirancang dalam penyusunan perencanaan
proses adalah perhitungan parameter proses, karena parameter proses inilah yang akan
menentukan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Ada 3 parameter utama pada proses plan, yaitu :
A. Kecepatan potong atau sering disebut cutting speed (CS) atau velocity of cutting
(VC) adalah kemampuan alat potong menyayat benda kerja dengan aman dan
menghasilkan tatal dalam satuan panjang per waktu (m/menit atau feet/menit).
Kecepatan potong dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu jenis material alat potong
dan jenis material bahan dari benda kerja yang diproses. Semakin keras material alat
potong semakin besar kecepatan potong. Kebalikannya, semakin keras bahan material
benda kerja yang diproses semakin kecil kecepatan potongnya. Kecepatan potong
yang paling optimum untuk proses pemesinan telah banyak diteliti dan disajikan
dalam bentuk tabel ataupun diagram, kita tinggal menggunakan.
B. Pemakanan (feeding) adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja
berputar satu kali, sehingga satuan feeding adalah mm/putaran. Gerakan penyayatan
ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja, material pahat, bentuk
pahat dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan.
C. Gerakan penyayatan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman
pemakanan (depth of cut).
PRM-02 Bubut. Pembubutan merupakan proses pembentukkan material atau benda kerja
dengan cara membuang Sebagian material berupa geram akibat gerak relative pahat
terhadap benda kerja, dimana benda kerja diputar pada spindle danpahatdihantarkan ke
benda kerja secara translasi.
Gerak relative adalah pertemuan 2 buah benda secara tegak lurus dan sejajar
namun dengan arah dan kecepatan berbeda. Pada gerak relative terdapat 2 gerak, yaitu
gerak potong dan gerak makan. Pada proses bubut, gerak potong dilakukan oleh benda
kerja yang bergerak rotasi, sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat yang bergerak
secara translasi.
Terdapat 3 prinsip kerja mesin bubut yaitu input, output dan proses
Mesin bubut C630 memiliki fungsi yang sama dengan jenis mesin bubut lainnya,
yaitu untuk: membubut muka/facing, rata lurus dan bertingkat, tirus, mengalur,
memotong, mengulir, membentuk/mengebor, memperbesar lubang, mengkartel,mereamer
dll. Mesin bubut c630 dapat digunakan pada diameter benda kerja 300mm, panjang
benda kerja 550mm, motor 3phase 2h pada inverter Hitachi 2,2kw.
Gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal dari spindle secara rotasi dangerak
makan yang dilakukan oleh benda kerja yang berasal dari gerakan meja secara translasi.
Elemen dasar mesin freis secara umum adalah :
Tiang (Coloumn), berfungsi sebagai penopang utama bagi lengan, meja lutut dan
mesin penggerak utama.
Lengan (arm), berfungsi sebagai dudukan spindle dan arbor setelah dipasang.
Spindle, berfungsi sebagai penghantar daya untuk menghantarkan arbor secara rotasi
sekaligus menggerakan pahat.
Lutut (knee), berfungsi sebagai hantaran meja ke pahat secara vertical.
Meja (Table), berfungsi sebagai penyangga alat - alat bantu dalam proses
pengefreisan.
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan
gigi dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja
bersama-sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan
mekanis melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi
dan arah daya terhadap sumber daya
PRM-04, Las dan kerja bangku. Pengelasan merupakan suatu proses
penyambungan dua buah logam atau menjadi satu akibat energi panas dengan atau tanpa
pengaruh tekanan, sehingga terjadi ikatan struktur mikro antara logam-logam tersebut.
Las busur listrik adalah suatu proses penyambungan dua buah logam dengan
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas .
Jenis penyambungan pada las listrik merupakan jenis sambungan tetap. Pada
pengelasan ini, sambungan logam terjadi panas yang ditimbulkan oleh busur listrik pada
celah antara permukaan logam dan ujung elektroda.
Las busur listrik ini disebut juga Stick Welding atau Manual Metal Arc Welding. Prinsip
kerjanya adalah menggunakan logam elektroda consumable dengan komposisi/kandungan
yang tepat untuk menghasilkan arc welding antara elektroda dengan benda kerja. Logam
elektroda yang meleleh akibat panas mengisi celah antara ujung elektroda dan bergabung
dengan benda kerja
Adapun peralatan yang digunakan para proses las busur listrik diantaranya pesawat
las, kabel las, klem massa, pemegang elektroda, elektroda, palu, sikat kawat, penjepit,
pelindung mata.
Pengelasan dengan las asetilen adalah proses pengelasan secara manual dengan
pemanasan permukaan logam yang akan disambungkan sampai mencair oleh nyala gas
asetilen melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi.
Prinsip kerjanya adalah dengan cara membakar besi atau menyambung dua bagian
logam atau lebih dengan menggunakan energi panas. Sumber panas yang digunakan
adalah dari pembakaran gas Acetylena