Anda di halaman 1dari 4

Nama:

Kota/Kabupaten:

Provinsi:

Hari Ke Judul Modul Refleksi Evaluasi

Data/fakta

Interpretasi

Asumsi

Kesimpulan

Hari Ke Judul Modul Refleksi Evaluasi

Data/fakta

Interpretasi

Asumsi

Kesimpulan

Hari Ke Judul Modul Refleksi Evaluasi

Data/fakta

Interpretasi

Asumsi

Kesimpulan

Hari Ke Judul Modul Refleksi Evaluasi

Data/fakta

Interpretasi

Asumsi

Kesimpulan

Hari Ke Judul Modul Refleksi Evaluasi

Data/fakta

Interpretasi
Asumsi

Kesimpulan

Hari Ke Judul Modul Refleksi Evaluasi

Data/fakta

Interpretasi

Asumsi

Kesimpulan

Hari Ke Judul Modul Refleksi Evaluasi

Data/fakta

Interpretasi

Asumsi

Kesimpulan

Refleksi Hari ke 3
Silahkan tuangkan jawaban Anda pada kolom jawaban yang disediakan!

Question #1

1
Response is required

Judul Modul
Pendidikan yang Memerdekakan

Refleksi Evaluasi
Question #2

2
Response is required
Data/fakta
Pendidikan di Indonesia ada dalam keadaan darurat jika mengacu pada data penilaian PISA.
Begitu pula dengan data kualitas guru di Indonesia yang bisa dilihat dari hasil Uji Kompetensi
Guru. Masih jauh dari harapan. Fakta di lapangan, baik di sekolah maupun di komunitas guru,
masih banyak guru yang belum berkomitmen untuk menumbuhkembangkan potensi siswa. Kami
sebagai guru masih berfikir yang penting mengajar-melaksanakan tugas. Tanpa pernah
melakukan refleksi dan memberi ruang umpan balik kepada siswa.Kami belum berkhidmat atau
meminjam kalimat Dirjen GTK, belum menghamba kepada siswa.  Dengan kondisi ini
pendidikan masih jalan di tempat. Belum terlihat transformasi atau perubahan yang siginifikan.

Question #3

3
Response is required

Interpretasi
Mengapa muncul data dan fakta seperti itu?. Memang kita harus menggunakan perpekstif yang
holistik karena kita berada dalam sebuah sistem. Kita sebagai guru lebih cenderung
memposisikan diri kita hanya sub sistem tanpa berupaya merekayasa sebuah eksosistem yang
dapat membuahkan perubahan. Secara subjektif, saya menafsirkan bahwa ha ini tidak seutuhnya
salah guru. Kami hanya menjalankan kebiajakan pendidikan atau regulasi yang masih berpola
topdown. Apalagi ada mindset yang kuat bahwa guru yang menjadi penentu keberhasilan
pendidikan. Pertanyaannya adalah darimana perubahan itu dimulai?. Sebagai guru, tentunya saya
tidak harus menunggu perubahan itu dari sisi regulasi karena akan memakan waktu dan situasi
politik. Perubahan itu harus dari diri kita sendiri dengan betul-betul memahami bagaimana
sesungguhnya pendidikan yang memerdekakan itu. Dan saya kira, hanya satu pilihan, yaitu
merujuk pada konsepsi merdeka belajar Ki Hajar Dewantara.

Question #4

4
Response is required

Asumsi
Bagi saya pribadi, secara jujur saya sampaikan bahwa pendidikan yang memerdekakan Ki Hajar
Dewantara itu masih sebatas filosofi, belum teruji secara implementasi, apalagi dengan situasi
zaman yang berbeda. Tetapi saya yakin dan optimis bahwa inilah kunci perubahan itu. Jika
dinilai pendidikan Indonesia sedang dalam keadaan gawat darurat sehingga harus masuk UGD,
maka ramuan pemikiran Ki Hajar menjadi obat penyembuh penyakit. Selama ini referensi kita
lebih banyak dari Barat dan mengabaikan referensi dari bangsa sendiri yang sangat paham
dengan kebudayaan dan karakter bangsanya sendiri. Bahkan konsepusi Ki Hajar Dewantara lebih
kaya karena beliau berlatar belakang pendidikan di Eropa sehingga bisa membuat sebuah
konvergens yang sesuai dengan situasi kebudayaan dan iklim di Indonesia.  Filosofinya menjadi
rujukan kita  Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani.

Question #5

5
Response is required

Kesimpulan
Merdeka belajar adalah solusi permasalahan pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai