Komunikasi Bisnis
Oleh
202033122062
Kelas F2 Akuntasi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2021
A. PENGORGANISASIAN PESAN-PESAN BISNIS
c. Menghemat Waktu
Dengan menyampaikan informasi atau ide-ide yang relevan, maka waktu
audiens pun tidak terbuang dengan sia-sia. Disamping itu, audiens juga dapat
dengan mudah mengikuti alur pemikiran pesan yang disampaikan, tanpa
harus memeras otak dan mengerutkan dahi.
10 Januari 2004
Sdr . Rasman
Jl. Segar No. 17
Kendari
Dengan hormat,
Terima kasih saya sampaikan atas kesediaan Bapak menggunakan CD Player Merk
Tashika yang Bapak beli tanggal 25 Desember 2003. Merupakan suatu hal yang
penting bahwa kami mampu mengatasi problem yang terjadi pada produk yang telah
Bapak beli.
Sebagaimana telah diketahui bahwa semua produk yang telah dibeli di Juwita
Department Store mendapat jaminan sampai batas waktu 30 hari setelah tanggal
pembelian. Produk yang Bapak beli masih dalam batas garansi dari Tashika
Corporation. Apabila Bapak memerlukan pelayanan purnajual, harap berkirim surat
ke :
Sdr. Laode Syamri
Sabaruddin Corporation, Bagian Produksi
PO BOX 5555, Jakarta 10001
Menurut pengalaman, saya tahu bahwa para teknisi Tashika Corporation selalu
mengutamakan kepuasan bagi konsumen.
Tuan Rasman, jalinan kerja sama selama ini sangat berharga bagi kami. Oleh
karena itu, sebagai bentuk kepedulian kepada pelanggan, kami akan
menyelenggarakan Bulan Promosi yang menawarkan produk-produk baru dengan
diskon hingga 75 % pada bulan Mei 2004.
Terima kasih atas perhatian Bapak.
Hormat Kami,
Laode Aswin,SE
Bagian Pelayanan Konsumen
Susunan suatu outline secara garis besar terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a. Mulailah dengan Ide Pokok
Ide pokok (main idea) akan membantu dalam menetapkan tujuan
dan strategi umum dari suatu pesan. Ide pokok tersebut dapat
dirangkum ke dalam dua hal, yaitu: (a) apa yang komunikator inginkan
terhadap audiens untuk melakukannya atau memikirkannya; (b)
alasan yang mendasar mengapa mereka harus melakukan atau
memikirkannya. Ide pokok merupakan titik awal untuk membuat
outline.
a. Direct Request
Jenis/tipe pesan bisnis yang paling umum digunakan adalah
penyampaian yang langsung pada poin yang dituju. Direct Request dapat
berbentuk surat maupun memo. Misalnya, komunikator tertarik terhadap
suatu produk baru dan berkeinginan sekali mengetahui berbagai hal
tentang produk tersebut sepeti karakteristik, harga, cara pembayaran, dan
sebagainya, maka komunikator dapat membuat surat permintaan
langsung. Bila para audiens akan menjadi tertarik atau memiliki hasrat
yang luar biasa, dapat digunakan permintaan langsung (direct request).
Oleh sebab itu, permintaan langsung menggunakan pendekatan langsung
pada poin yang dituju.
Di samping itu, Direct request atau permintaan langsung juga
sering diartikan kurang tepat sebagai bentuk permintaan barang dan jasa
secara langsung yang dilakukan dengan tatap muka (face-to-face). Dalam
konteks yang lebih luas, direct request dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu organisasi (bisnis
maupun nonbisnis) kepada pihak lain (seseorang/individu atau organisasi)
untuk meminta berbagai informasi penting dengan segera dan dengan
menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, termasuk media
elektronik. Sebagai contoh, suatu organisasi tertentu mengajukan
permintaan informasi tentang produk baru kepada suatu organisasi lain
dengan menggunakan media elektronik, seperti telepon, faksimile, atau e-
mail.
Ketika audiens mulai tertarik dengan apa yang disampaikan atau
paling tidak mau bekerja sama dengan komunikator, maka pesan-pesan
bisnis sebaiknya disampaikan melalui pendekatan langsung (direct
approach).
Pada bagian awal, sajikan permintaan atau ide-ide pokok (main
idea) yang diikuti dengan fakta-fakta yang perlu secara rinci, yang
selanjutnya diikuti dengan suatu pernyataan keramahan dari tindakan
yang diinginkan. Pendekatan ini akan berjalan dengan baik jika
permintaan yang disampaikan tidak memerlukan taktik khusus atau
persuasi.
Para pengirim direct request dapat memulai dalam pendahuluan
dengan memperkenalkan dirinya, misalnya, “Saya adalah Manajer
Pemasaran Toko Buku “JUWITA” dan tertarik untuk mengembangkan
buku-buku referensi.” Akan tetapi, jenis penulisan tersebut biasanya
kurang tepat karena esensi dari suatu pesan, yaitu permintaan khusus,
dapat terlupakan atau bahkan hilang. Cara yang baik untuk menyusun
direct request adalah menyatakan apa yang diinginkan pada kalimat
pertama, kemudian diikuti penjelasannya.
Meskipun yang diharapkan adalah suatu respons yang
menyenangkan, nada surat permintaan masih sangat besar artinya.
Gunakanlah bahasa yang sopan dalam penulisan surat direct request.
Sebagai contoh, “Saya senang sekali...” atau “Saya sangat berterima
kasih...” Membuat suatu permintaan yang bersifat mendesak dengan
tujuan mendapat pelayanan yang segera, sebaiknya tidak perlu dilakukan.
Dalam hal ini ada anggapan bahwa audiens akan memenuhi permintaan
komunikator segera sesudah memahami isi suratnya.
Bagian pertengahan surat direct request biasanya menjelaskan
permintaan yang sebenarnya, misalnya “Saya ingin sekali memesan
beberapa contoh buku referensi yang anda tawarkan pada bulan Januari
2005 yang lalu.” Contoh yang lain : “Mengingat semakin banyaknya
permintaan Buku Komunikasi Bisnis edisi kedua yang ditulis oleh Drs.
Djoko Purwanto, M.B.A., mohon segera dikirimkan buku tersebut pada
minggu pertama bulan Juni 2005.”
Pada bagian terakhir, dinyatakan dengan jelas tindakan apa yang
diinginkan, misalnya di mana audiens dapat mencari informasi atau
produk, batas waktunya, dan sebagainya. Kemudian akhiri dengan suatu
pernyataan yang ramah (baik) yang mengingatkan audiens akan
pentingnya permintaan tersebut, misalnya “ Jika buku-buku referensi
terjual lancar, Anda dapat memesan buku-buku tambahan dari Juwita
Bookstore.”
1. Pembukaan
Aturan umum untuk bagian pertama dari direct request adalah
menulis yang sekedar tidak dipahami. Tetapi juga untuk menghindari
kesalahpahaman. Oleh karena itu, pada kalimat permulaan harus
menyatakan permintaan secara lebih khusus yang memungkinkan
pembaca dengan mudah dapat memahami maksud isi surat tersebut.
2. Penjelasan Rinci
Agar penjelasan terhadap hasil perkembangan kata-kata pembuka
lebih lancar, perlu membuat kalimat pertama dibagian tengah surat yang
Anda buat dengan berorientasi pada pemberian manfaat bagi mereka.
Pendekatan lain yang mungkin dapat digunakan untuk bagian
pertengahan adalah membuat serangkaian pertanyaan terutama jika
permintaan anda menyangkut perlengkapan yang sangat kompleks.
Mungkin bertanya tentang spesifikasi secara teknis, dimensi, dan
kegunaan suatu produk.
3. Penutup
Bagian penutup surat sebaiknya diisi dengan suatu permintaan
beberapa tanggapan khusus, lengkap dengan batas waktunya, dan ekpresi
terhadap apresiasi ataupun pemberian goodwill. Untuk mempermudah
pembaca, cantumkan beberapa informasi penting seperti nomor telephon,
jam kerja, dan petugas yang dapat dihubungi.
Dengan hormat,
Saya kirimkan kembali sweter yang telah Bapak kirim pada
tanggal 15 Januari 2005 karena ukurannya tidak sesuai dengan
yang saya pesan. Saya mohon agar sweter tersebut diganti dengan
ukuran dan warna yang saya kehendaki, yaitu ukuran L warna biru
muda.
Melalui telepon pada tanggal 10 Januari 2005, saya telah memesan
sweter yang berukuran L warna biru muda agar segera dikirim ke
rumah saya.
Namun, yang saya terima adalah sweter ukuran S warna merah,
dan tentu saja saya tidak bisa memakainya.
Oleh karena itu, saya mohon agar dikirimi sweter ukuran L warna
biru muda sesegera mungkin. Apabila sweter yang saya kehendaki
tersebut tidak tersedia, saya mohon uang saya dikembalikan saja.
Terima kasih.
Hormat saya,
(Pandu Dewanata)
❖ Surat Undangan
Penulisan surat undangan biasanya menggunakan pendekatan
langsung. Dalam hal ini, pendekatan langsung mencankup tiga
komponen, yaitu ide pokok (main idea), penjelasan rinci
(explanations), dan penutup (close courtesy).
Ide pokok dalam paragraf pertama berisi undangan. Selanjutnya
diikuti dengan penjelasan yang lebih rinci tentang ide pokok di awal
surat tersebut. Berikutnya diakhiri dengan penutup yang berisi suatu
harapan atau tindakan yang diinginkan dan ucapan terima kasih.
• Pertengahan/isi : • Pertengahan/isi :
b. Penjelasan rinci
c. Penutup surat
Pesan-pesan yang telah disampaikan kemungkinan akan berhasil
jika membaca memperoleh kesan-kesan yang menyenangkan atau
paling tidak mereka dapat menerima pesan-pesan yang disampaikan
dengan baik. Yakinkan kepada pembaca bahwa tindakan tersebut
memberi manfaat bagi mereka. Lagi pula yang tak boleh dilupakan
adalah bagian penutup surat dengan satu pernyataan sikap keramahan
dan kesopanan sebagai sebuah bentuk apresiasi (penghargaan,
penghormatan) yang diberikan kepada orang lain. Kalau anda merasa
senang ketika orang lain menghargai ide atau gagasan anda, maka
berlatihlah untuk menghargai orang lain.
1. Persetujuan Kredit
d. Pesan-pesan Persuasi
Bila audiens benar-benar sangat tidak tertarik terhadap pesan-
pesan yang disampaikan, maka pesan-pesan persuasif (persuasive
messages) dengan pendekatan tak langsung dapat digunakan. Untuk
melakukan penagihan pinjaman dan penjualan produk, pendekatan yang
digunakan adalah persuasi. Komunikator perlu membuka pikiran audiens
dengan melakukan persuasi, sehingga mereka dapat memahami fakta
yang ada.
1. Analisis Audiens
1. Menetapkan kredibilitas
a. Pemikat Emosional
b. Pemikat Logika
c. Pertimbangan Etika
Tertarik Direct request Mulai dengan Rinci / detail Rasa hormat dan
permintaan atau ide adanya tindakan
pokok khusus
Senang Pesan rutin, Mulai dengan ide Rinci / detail Rasa hormat,
good news, pokok atau good referensi ke good
goodwill news news
Tidak senang Bad news, Mulai dengan Beri alasan yang Rasa hormat
pernyataan pernyataan netral, rasional dan
netral sebagai nyatakan bad news, logis
transisi ke bad dan beri saran positif
news
Keterampilan Merevisi
a. Substansi pesan
b. Pengorganisasian pesan
Pengorganisasian pesan-pesan bisnis yang akan disampaikan secara lisan
mencakup tiga poin penting, yaitu:
❖ Pembuka (misalnya, salam pembuka, perkenalan diri).
❖ Penyampaian substansi pesan (misalnya, pengantar pesan dilanjutkan
dengan substansi pesan).
❖ Penutup (misalnya: kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi).
c. Gaya bahasa
Pada umumnya, penulisan pesan-pesan bisnis yang akan disampaikan
secara lisan cenderung hanya bersifat outline atau garis besarnya saja,
sedangkan penyajian secara lebih rinci (lengkap) dapat disampaikan pada saat
melakukan presentasi.
Dalam menyusun suatu kalimat, ada tiga hal yang perlu diperhatikan,
yaitu: (1) kesatuan pikiran, (2) kesatuan susunan, dan (3) kelogisan. Sebagaimana
diketahui bahwa setiap kalimat paling tidak terdiri dari atas subjek dan predikat.
Subjek dalam suatu kalimat akan menjawab pertanyaan “siapa” atau “apa” yang
dilakukan oleh kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang
sedang dikatakan dan biasanya berupa kata benda.
Predikat, biasanya kata kerja, berkaitan erat dengan apa yang menjadi
subjeknya. Predikat menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh subjek. Untuk
mengenali predikat dengan cara menempatkan pertanyaan “melakukan apa”
setelah subjek.
Bagaimana dengan objek tak langsung? Objek tak langsung adalah kata
benda yang menjelaskan kepada siapa atau apa kegiatan yang dilakukan oleh kata
kerja. Contohnya sebagai berikut:
a. Kalimat Sederhana
Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat.
Namun, tidak menutup kemungkinan suatu kalimat sederhana dilengkapi dua
objek (Objek langsung dan objek tidak langsung).
Contoh :
b. Kalimat Majemuk
Kalimat Majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak
mempunyai klausa dependen. Klausa independen merupakan klausa yang dapat
berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen
adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri, sehingga tidak memiliki pengertian
yang utuh. Suatu kalimat majemuk dihubungkan dengan kata penghubung seperti
“dan”, “tetapi”, “atau”.
Contoh :
c. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih
klausa dependen sebagai anak kalimat.
Contoh :
• Meskipun gaji tidak naik, para pegawai bekerja sebagaimana mestinya.
• Karena tuntutan kenaikan gaji tidak dihiraukan oleh majikan, karyawan
melakukan unjuk rasa ke gedung DPR.
Dalam menyusun suatu kalimat, gunakanlah jenis kalimat mana yang paling
tepat atau cocok dengan pemikiran atau ide yang dimiliki. Jika mempunyai dua
buah ide yang memiliki tingkat kepentingan yang sama, maka dapat memilih
kalimat majemuk atau penggabungan kedua kalimat sederhana. Namun, jika salah
satu ide memiliki tingkat kepentingan yang lebih rendah ketimbang yang lain,
maka dapat memilih kalimat kompleks.
Secara umum ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan
suatu paragraf, yaitu pendekatan induktif dan deduktif. Pendekatan induktif dimulai
dengan mengemukakan berbagai alasan terlebih dahulu, kemudian baru dibuat
kesimpulan, sedangkan pendekatan deduktif dimulai dari kesimpulan kemudian baru
diikuti dengan alasan-alasannya. Lebih lanjut, suatu paragraf dapat dikembangkan
dengan alasan-alasannya. Lebih lanjut, suatu paragraf dapat dikembangkan dengan
memberikan ilustrasi atau contoh, perbandingan (persamaan dan perbedaan),
pembahasan sebab-akibat, klasifikasi, dan pembahasan pemecahan masalah.
Pendekatan yang akan dipilih sangat tergantung pada subjeknya, maksud audiens, dan
maksud suatu pesan.
a. Ilustrasi
Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi
atau contoh yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan
umum. Pemberian contoh terhadap sesuatu topik bahasan yang relevan akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh audiens.
Contoh yang diberikan dalam penyampaian pesan bisa diambil dari
lingkungan audiensnya sendiri, supaya mereka lebih mudah mencernanya.
b. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)
Komunikator dapat mengembangkan suatu paragraf dengan cara
membandingkan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran
dengan pemikiran yang lain. Cara pengembangan paragraf ini memerlukan
wawasan berpikir yang luas bagi penyampai pesan-pesan bisnis. Penyampai
pesan-pesan bisnis yang memiliki wawasan berpikir luas tentunya akan dapat
membuat perbandingan yang berkaitan dengan persamaan maupun perbedaan
terhadap suatu pokok bahasan tertentu.
c. Klasifikasi