Anda di halaman 1dari 9

KAUSA KEJAHATAN DAN UPAYA PENANGGULANGAN TINDAK

PIDANA PENCURIAN TANAMAN PORANG


(Studi Yuridis Kriminologis di Desa Sumber Bendo dan
Klangon Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun*

Prija Djatmika, Sri Lestariningsih, Setiawan Nurdayasakti **

Abstract

Economics problems among society become complicated at the moment. Economic problems, especially
poverty, can stimulate the people to commits crimes, such as theft. An example of this statement is a theft of
"Porangn plantation that happened in the villages of "Sumberbendo and Klangon· Saradan- Madiun
Regency. Economic factor, especially poverty, is the factor of the theft. The criminals commits the theft, in
the case, to overcome their daily needs. Besides, environment and lack of social control are also some other
factors of the theft. There is a certain kind of models that can be implemented to solve the problem. That is
the combination between preventive method and represive method. These two kinds of methods must also
be supported by the efforts of formal leaders and the informal leaders. The formal leaders have the authority
to enforce the law. To prevent the people commits the crime.

Key Words : Causes of Crime, Preventation and Porang Theft

Perkembangan kehidupan masyarakat yang saat Tanaman porang mempunyai daya tarik tersendiri
ini sangat mengedepankan faktor ekonomi, membuat karena nilai ekonominya yang cukup tinggi. Umbi
sebagian masyarakat menjadi tertekan dan porang dapat diubah sebagai tepung yang menjadi
cenderung menempuh jalan pintas untuk memenuhi bahan baku makanan jelly dan kosmetik dengan
kepentingan ekonominya tersebut . Hal ini nampak permintaan pasar yang cukup besar dari Negara
dengan jenis kejahatan pencurian yang merupakan Jepang.
kejahatan konvensional, sampai dengan saat ini tetap Kondisi masyarakat seperti ini, perlu memperoleh
menunjukkan kecenderungan semakin meningkat. perhatian serius dari pemerintah. Pemerintah tidak
Meskipun era masyarakat sekarang sering cukup hanya mengandalkan hukum tertulis yang
dinyatakan sebagai masyarakat modern yang sudah ada untuk diterapkan, namun perlu men~;ali
berbasis teknologi informasi. Namun justru kejahatan secara mendalam faktor-faktor penyebabnya
pencurian yang terjadi semakin beragam modus sehingga upaya penanggulangan untuk menekan
operandinya, dan obyek yang dijadikan sasaran kejahatan dapat dilakukan secara tepat. Diperlukan
pencurian sering bukan barang yang lazim menjadi suatu sinergi kajian antara ilmu hukum pidana dan
obyek pencurian. kriminologi, sehingga dapat memberikan hasil yang
Kasus pencurian yang dapat disebutkan adalah berdaya guna secara optimal.
pencurian hasil tanaman porang yang belum siap Hukum tertulis yang mengatur tentang kejahatan,
panen di desa Klangon didaerah kawasan hutan tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
perhutani Madiun, dilakukan oleh 3 orang dan mereka (KUHP). Kejahatan Pencurian dengan berbagai
sudah dijatuhi pidana selama 3 bulan 25 hari tanpa jenisnya diatur dalam Pasal 362 sampai dengan 367
perlu lagi menjalani masa pidana karena telah KUHP, Pasal-Pasal dalam KUHP sebenamya perlu
dipotong masa penahanan selama proses peradilan.1 untuk dikaji ulang karena ketentuan-ketentuan hukum

• Artikel ini merupakan hasil penelitian dari Research Grant yang dibiayai oleh 1-MHERE Component B.1 Univet'sitas Brawijaya Malang, tahun anggaran 2009.
.. Dr. Prija Djatmika,SH.MS, Sri Lestariningsih,SH.MHum, Setiawan Nurdayasaktl,SH.MH, adalah dosen di Fakultas Hukum Bagian Hl.i(um Pidana Universitas
Brawijaya, JI.Mayjen Haryono 169 Malang.
1 Hasil wawancara pra survey dengan penyidik di Polres Madiun, Mei 2008.

342
Prija Djatmika,dkk., Pidana Pencurian Tanaman Orang

didalamnya adalah warisan jaman Belanda. Hal ini positivisme Comte, evolusi dari Darwin, serta banyak
patut dicermati karena sangat dimungkinkan faktor lagi pioneer dalam studi ten tang hubungan kejahatan
dari perundang-undangan yang ada dapat tubuh manusia. Teori Lombrosso tentang Born
berpengaruh dalam proses penegakan hukum di Criminal (penjahat yang dilahirkan) menyatakan
masyarakat, sel;ain faktor-faktor lainnya seperti bahwa para penjahat adalah suatu bentuk yang lebih
penegak hukum, sarana prasarana atau kehidupan rendah dalam kehidupan, lebih mendekati nenek
masyarakat itu sendiri. Permasalahan pokok yang moyang mereka yang mirip kera dalam sifat bawaan
dikaji melalui penelitian ini adalah (1) Apa kausa dan watak dibanding mereka yang bukan peniahat'.
kejahatan yang melatarbelakangi terjadinya tindak Lombrosso menambah teori lain yaitu : Insane
pidana pencurian porang di wilayah hutan perhutani Criminals yang merupakan bukan penjahat sejak
desa Sumberbendo dan Klangon ,di wilayah Saradan- lahir, mereka menjadi penjahat sebagai hasil dari
Kabupaten Madiun?; (2) Bagaimana model upaya beberapa perubahan dalam otak mereka yang
penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengganggu kemampuan mereka untuk
mengantipasi terulangnya lagi tindak pidana membedakan antara benar dan salah.'
pencurian porang?
Penelitian terhadap tindak pidana pencurian b. Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari
porang yang terjadi di kawasan hutan KPH Saradan perspektif sosiologis.
khususnya desa Sumber Bendo dan Klangon Teori-teori sosiologis mencari alasan-alasan
merupakan penelitian hukum yang bersifat empirik terjadinya kejahatan berdasarkan lingkungan sosial
dengan menggunakan pendekatan yuridis yang ada. Beberapa teori yang masuk dalam
kriminologis. perspektif ini adalah teori strain, dan social control.
Teori strain antara lain disini terdapat teori Anomie dari
Teori-Teori Kausa Kejahatan Emile Durkheim dan Robert K.Merton, berpandangan
Banyak terdapat teori-teori dalam kriminologi, bahwa seluruh anggota masyarakat mengikuti
teori-teori tersebut dapat dicoba untuk difokuskan seperangkat nilai-nilai budaya yaitu nilai-nilai budaya
pada beberapa teori yang dapat dibagi dalam tiga dari kelas menengah, dengan nilai budaya yang
perspektif yaitu :2 penting adalah keberhasilan ekonomi. Karena orang-
a. Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari orang kelas bawah tidak mempunyai sarana sah
perspektif biologis dan psikologis. untuk mencapai tujuan tersebut maka mereka frustasi
Para tokoh biologis dan psikologis tertarik pada dan beralih menggunakan sarana yang tidak sah
perbedaan-perbedaan yang terdapat pada individu. dalam keputusasaan tersebut. Kemudian terdapat
Para tokoh psikologis mempertimbanngkan sesuatu pula teori kontrol sosial dengan pakarnya yang
variasi dari kemungkinan, contohnya cacat dalam terkenal adalah T.Hirschi, teori ini mempunyai
kesadaran, ketidak matangan emosi, sosialisasi yang pandangan bahwa motivasi melakukan kejahatan
tidak memadai di masa kecil.' merupakan bagian dari umat manusia. Teori kontrol
Sementara itu tokoh-tokoh biologis mengikuti sosial mengkaji kemampuan-kemampuan kelompok-
tradisi Cesare Lombrosso, Rafaelle Gorofalo, serta kelompok dan lembaga-lembaga sosial membuat
Charles 8. Goring dalam upaya penelusuran mereka aturan-aturannya efektif.6
guna menjawab pertanyaan tentang tingkah laku
kriminal. Para tokoh genetika misalnya berargumen c. Teori-teori yang menjelaskan kejahatan dari
bahwa kecenderungan untuk melakukan tindakan prespektif lainnya.
kekerasan atau agresifitas pada situasi tertentu Para kriminolog dari perspektif ini beralih dari
kemungkinan dapat diwarisi. teori-teori yang menjelaskan kejahatan dengan
Tokoh paling terkenal dari pendekatan ini adalah melihat kepada sifat-sifat pelaku atau kepada sosial,
Cesare Lombrosso, yang menggabungkan mereka berusaha menunjukkan bahwa orang menjadi

2 Topo Sanloso. 2003. Klimlnolog1, Raja Grafindo Persada Jakarta. hal. 35.
3 Ibid, hal 36
4 lbtd, hat 37-38.
5 Ibid, hal. 38-39.
6 lbtd~hal.55.

343
MMH, Jilk/ 39 No. 4 Desember 2010

kriminal karena apa yang dilakukan oleh orang-orang tersebut secara selaras, dengan berbagai kegiatan
yang berada dalam kekuasaan, khususnya mereka yang dapat saling bersinergi. Pihak yang dilibatkan
yang berada dalam sistem peradilan pidana. Menurut tidak hanya aparat penegak hukum tetapi juga
teori-teori ini kalau perbuatan tidak dibuat menjadi melibatkan peran serta dari masyarakat dalam
"kriminal" oleh hukum maka tidak seorang pun yang melakukan upaya penanggulangan kejahatan.
melakukan perbuatan itu dapat disebut sebagai
seorang penjahat. Salah satu teori yang cukup Penegakan Hukum dan Faktor-Faktor yang
terkenal disini adalah teori reintegrative shaming dari Mempengaruhi Bekerjanya Hukum
John Braithwaite, teori ini melihat pada reaksi sosial Hukum dapat berfungsi sesuai dengan yang
yang dilakukan dapat meningkatkan dan menurunkan diharapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
kejahatan yang terjadi. Pelangaran-pelanggaran lain Kaidah hukum atau peraturan, Penegak hukum,
hukum menyebabkan lahimya percobaan-percobaan Fasilitas pendukung, dan warga masyarakat yang
formal dari negara serta usaha-usaha informal dari terkena ruang lingkup peraturan, serta Kesadaran
keluarga dan anggota masyarakat untuk mengontrol hukum warga masyarakat sangat mendukung
perbuatan salah itu. Inti dari kontrol sosial adalah apa berfungsinya hukum yang berlaku."
yang disebut dengan Shaming. Shaming dapat dibagi Sementara Friedman menyatakan ada tiga faktor
menjadi 2 (dua} yaitu reintegrative dan disintegrative.7 yang sangat mempengaruhi penegakan hukum, yakni
substansi, struktur, dan kultur hukum."
Upaya Penanggulangan Kejahatan
Kejahatan yang terjadi dalam masyarakat perlu Kausa Kejahatan yang Menjadi Faktor Penyebab
ditangani secara tepat, sehingga tujuan dari upaya Terjadinya Tindak Pidana Pencurian Porang di
penanggulangan yang ingin dicapai dapat terwujud. Wilayah Hutan Perhutani desa Sumberbendo dan
Dalam kajian kriminologi terdapat 2 asas upaya Klangon di Saradan, Kabupaten Madiun.
penanggulangan kejahatan yakni Asas moralistik,dan Tindak pidana yang terjadi dimasyarakat
AsasAbolisionistik. • berdasarkan sudut pandang ilmu kriminologi selalu
Metode upaya penanggulangan kejahatan dipengaruhi oleh faktor tertentu, baik yang bersifat
secara umum dikenal ada 3 (tiga} metode yakni internal dari diri individu si pelaku sendiri maupun dari
Metode upaya penanggulangan yang bersifat faktor eksternal di luar individu si pelaku. Faktor yang
preventif, represif, dan Metode upaya mempengaruhi dari tiap tindak pidana yang terjadi
penanggulangan yang bersifat reformatif.' sangat kasuistis, akan sangat berbeda faktornya
Model penanggulangann yang selama ini antara satu jenis tindak pidana yang satu dengan
dilaksanakan, kecenderungan lebih memprioritaskar, yang lainnya. Tindak pidana pencurian khususnya
kepada upaya penanggulangan yang bersifat represif dengan obyek pencurian porang yang terjadi di Desa
dibandingkan dengan upaya penanggulangan yang Sumber Bendo dan Klangon, di Saradan-Madiun
bersifat preventif dan reformatif yang didasarkan pada mempunyai karakteristik yang khusus berdasarkan
tujuan untuk melakukan perubahan (reform) agar hasil penelitian yang telah dilakukan.
pelaku tidak mengulangi lagi kejahatan yang Pertama, pelaku dapat berasal dari anggota
dilakukannya. Selain itu, upaya penanggulangan masyarakat desa itu sendiri dan dari luar des a. Pelaku
tidak dilakukan secara terpadu diantara ketiga tindak pidana pencurian porang adalah merupakan
metode tersebut sehingga hasil akhir dari upaya warga dari desa itu sendiri, namun sulit dilakukan
penanggulangan yang dilakukan belum optimal. penangkapan dengan cara tertangkap tangan
Menyikapi pola penanggulangan yang selama ini meskipun sudah ada dugaan mengenai warga yang
dilaksanakan oleh aparat penegak hukum, maka melakukan pencurian. Dugaan ini juga didasarkan
dipandang perlu untuk mengemukakan sebuah model pada lokasi desa Sumber Bendo yang sangat jauh
upaya penanggulangan kejahatan yang akan dengan lokasi desa lainnya. Sedangkan di Desa
mengintegrasikan ketiga metode pendekatan Klangon relatif pelaku yang berasal dari warga desa
7 Ibid, hal.99-100.
8 WABonger, 1981. Pengantar Kriminologi, Ghalia Indonesia. Jakarta, hal.160-170.
9 Ibid., hal. 171-175.
10 Soerjono Soekanto dan Mustofa AbduDah, 1980, Sosiologi Hukum dalatn Masyarakat,. Rajawafi, Jakarta, hal.13.
11 Sa~ipto Rahardjo, 1991, //mu Hukum, CitraAditya Baldi, Bandung, haL 153-154.

344
Prija Ojatmika. dkk., Pidana Pencurian Tanaman Orang

Klangon kecil sekali kemungkinannya, karena di Desa dicuri dengan ditutupi rerumputan diatasnya.
Klangon berlaku suatu ketentuan dari Kepala Desa
bahwa apabila warga Desa melakukan pencurian Pelaku yang mencuri umbi porang secara terang-
terhadap makanan maupun bahan makanan maka terangan bisa didasarkan pada 2 (dua) alasan bahwa
warga tersebut harus memakan atau menghabiskan pelaku memang mengetahui tanaman porang
benda yang dicuri . Ketentuan tersebut menjadi suatu tersebut dimiliki oleh seseorang, tapi pelaku juga
"hukum adat yang berlaku" di desa Klangon dan relatif beralasan tidak mengetahui kalau tanaman porang
dapat berfungsi efektif sebagai pencegah bagi warga ternyata ada yang memiliki dan beranggapan
untuk mencuri porang, sebab kalau sampai tanaman itu adalah tanaman liar.14 Pencurian porang
tertangkap mencuri porang maka pelaku harus ini dilakukan dengan mengambil porang sedikit demi
menghabiskan porang dengan kandungan Oxalatnya sedikit maupun langsung dalam jumlah yang banyak.
tinggi yang dapat menyebabkan gatal-gatal di lidah.12 Pencurian porang dengan mengambil sedikit demi
Kemungkinan yang kedua pelaku tindak pidana sedkit, dalam kenyataannya juga membawa kerugian
pencurian adalah berasal dari luardesa. Untuk hal ini, yang cukup besar bagi petani porang karena diketahui
telah dapat dibuktikan dengan tertangkapnya 3 orang hampir sekitar 2 Ha lokasi penanaman porang yang
pelaku tindak pidana pencurian porang yakni Lamidi telah dicuri."
bin Slamet, Suroso bin Towo, Djianto bin Dasi yang Tindak pidana pencurian porang telah diproses
ternyata berasal dari daerah Nganjuk. Kasus ini telah hukum sampai dengan adanya putusan PN
diputus oleh Pengadilan Negeri Kabupaten Madiun kabupaten Madiun, dengan dijatuhkannya pidana
dengan No Perkara 263/Pid.B/2009/PN.Kb.Mn. penjara selama 3 (tiga) bulan 25 (dua puluh lima) hari
Karakteristik lain adalah pada obyek dari tuntutan penuntut umum selama 5 (lima) bulan,
pencuriannya, berupa umbi atau biji "katak" bakal dikurangi masa tahanan dari para terdakwa selama
tanaman dari tanaman porang. Umbi porang atau biji masa penahanan. Pidana penjara yang dikenakan
porang mempunyai nilai ekonomis yang lumayan berdasarkan Pasal 363 ayat 1 ke-4 tentang Pencurian
bagus, harga 1 kg umbi porang sebesar Rp 3000,- dengan Pemberatan, unsur-unsur tindak pidana yang
dan 1 kg biji "katak" porang sebesar Rp 40.000,-. termuat pada Pasal tersebut telah terbukti
Pencurian terhadap umbi dan biji "katak" dari tanaman berdasarkan hasil pemeriksaan di persidangan yang
porang membawa dampak yang bersifat tertuang dalam putusan pengadilan
menguntungkan bagi kelestarian hutan di kawasan No.263/PidB/2009/PN.KB.Mn.
perhutani Saradan, karena dengan terjadinya Pertimbangan hakim selain berdasarkan telah
pencurian porang maka tingkat terjadinya kejahatan terbuktinya semua unsur dari Pasal 363 ayat 1 ke-4 di
terhadap hutan dan hasil hutan sebagaimana diatur pemeriksaan persidangan juga mempertimbangkan
dalam UU No.40 Tahun 1999 tentang Kehutanan hal-hal yang meringankan dan memberatkan dari diri
menjadi berkurang. Selain itu, karena sifat tanaman terdakwa. Hal yang memberatkan menurut
porang yang hanya bisa tumbuh dibawah pohon yang pertimbangan Hakim adalah perbuatan para
berfungsi sebagai tanaman lindung, maka warga terdakwa telah merugikan masyarakat dan pihak
masyarakat tidak mungkin akan menebang pohon perhutani, serta merusak lahan porang yang ada.
yang ada dihutan secara semena-mena.13 Sedang hal yang meringankan dari terdakwa bahwa
Modus operandi yang dilakukan oleh pelaku para terdakwa menyesal atas perbuatan yang telah
dalam melakukan pencurian porang terdapat dilakukan dan berjanji untuk tidak mengulanginya.
berbagai cara yakni : Penjatuhan pidana yang dikenakan oleh Hakim
a. Pelaku secara terang-terangan mengambil umbi kepada para terdakwa yang telah melakukan tindak
porang yang dicuri dengan membawa karung ; pidana pencurian porang dengan klasifikasi tindak
b. Pelaku berpura-pura mencari rumput di hutan, pidana pencurian dengan pemberatan yang di Pasal
kemudian menyembunyikan umbi porang yang 363 ayat 1 ke-4 diancam pidana maksimal 7 tahun,

12 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Klangon, Bapak Suadji, tanggal 14 Juli 2009.
13 Hasil wawancara dengan Bapak Sukamto dari Perhutani KPH Saradan. tanggal 16 Juli 2009.
14 Hasil wawancara dengan Kepala Desa Sumber Bendo, Bapak Arif E • tanggal 15 Juli 2009, dan berdasarl<.an pemyataan dari 3 (llga) orang pelaku pencunan
porang. tanggal 6 Agustus 2009.
15 HasTI wawancara dengan Kepala Desa Klangon, Bapak Suadji, tanggal 14 Juli 2009.

345
MMH, Ji/id 39 No. 4 Desember 2010

dapat dinyatakan sangat ringan sekali. Hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman, sikap dan
didasarkan pada tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum perilaku hukum seseorang. Kemudian status
yang hanya menuntut 5 (lima) bulan, padahal terdapat pekerjaan dari 3 (tiga) orang pelaku pencurian porang
beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan untuk merupakan buruh tani, mereka bekerja sangat
secara tepat dapat mengenakan "pemberatan tergantung dari pemilik lahan pertanian.
pidana" kepada para pelaku yaitu Pelaku secara ldentifikasi terhadap faktor-taktor penyebab yang
sengaja telah mengambil barang milik orang lain menjadi pendorong seseorang melakukan suatu
berupa umbi porang dan dilakukan secara bersarna- tindak pidana, sebenarnya sangat berguna didalam
sama, kemudian para pelaku mengetahui bahwa melakukan upaya penanggulangan kejahatan bagi
umbi porang mempunyai nilai ekonomis yang cukup pihak-pihak yang mempunyai kewenangan untuk
tinggi, sehingga menjadikannya sebagai obyek melakukan hal tersebut. Namun dalam praktek,
pencurian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. hampir tidak pernah diperhatikan Iaktor-faktor
Selain karena faktor pilihan dari diri individu penyebab terjadinya kejahatan ini dalam
pelaku untuk memilih cara yang tidak sewajarnya merumuskan bentuk atau upaya penanggulangan
dalam memenuhi kebutuhan ekonominya, faktor lain kejahatan, sehingga acapkali upaya penanggulangan
yang cukup dominan adalah eksternal dari pelaku kejahatan yang dilakukan tidak mencapai tujuan yang
tindak pidana. Pada kasus tindak pidana pencurian diinginkan.
porang, kontrol sosial dari masyarakat sekitar Terkait dengan kasus pencurian porang yang
kehidupan pelaku sudah melonggar. lkatan-ikatan telah terjadi, dapat dinyatakan tidak tepat bila hanya
sosial dari masyarakat yang berfungsi untuk menekankan pada penanganan hukum secara
mencegah agar anggota masyarakatnya tidak represif sebagai suatu upaya penanggulangan.
melakukan kejahatan tidak berjalan sebagaimana Karena faktor penyebab dilandasi oleh faktor
mestinya. Melemahnya kontrol sosial ini menurut ekonomi, maka perlu pula untuk diupayakan upaya
T.Hirschi, akan sangat berpengaruh untuk mendorong penanggulangan yang bersifat preventif seiring
terjadinya suatu perbuatan yang menyimpang atau dengan penanggulangan yang represifnya, terutama
melakukan kejahatan. Ada beberapa komponen yang bentuk-bentuk upaya penanggulangan preventif yang
perlu mendapatkan perhatian terkait dengan kuat dapat membantu pemenuhuan kebutuhan ekonomi
atau longgarnya kontrol sosial dari masyarakat yaitu dengan cara selayaknya.
Believe, Attachment, Involvement, dan Commitmen.
Pengaruh faktor lingkungan sebagaimana Model Upaya Penanggulangan yang Dapat
dikemukakan oleh A.Lacassagne dari mashab Dilakukan Untuk Menekan Terjadinya Tindak
lingkungan atau perancis ada benarnya, bahwa Pidana Pencurian Porang
lingkungan yang ada disekitar kehidupan seseorang Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari
akan memberikan pengaruh yang cukup besar berbagai pihak atau instansi yang menjadi populasi
terhadap diri seseorang. 16 Hal ini juga diakui oleh para dari penelitian, nampak bahwa upaya
pelaku pencurian porang pada saat wawancara, penanggulangan terhadap tindak pidana pencurian
mereka melakukan pencurian porang karena porang masih dilakukan secara parsial. Belum ada
pengaruh dari lingkungan pergaulan selama ini.11 keterpaduan dan sinergi yang jelas dalam upaya
Faktor lain yang dapat diketemukan sebagai penanggulangan tindak pidana pencurian porang.
faktor pendorong dilakukannya tindak pidana Upaya penanggulangan untuk mencegah dan
pencurian porang adalah faktor pendidikan dan status menekan terjadinya tindak pidana pencurian porang
pekerjaan dari para pelaku. Ketiga pelaku tindak di kawasan perhutani memang memerlukan
pidana pencurian porang berdasarkan data yang keterlibatan dari banyak pihak mulai dari petani
diperoleh dari Polsek Saradan menunjukkan tingkat penanam porang, masyarakat, perhutani, dan pihak
pendidikan mereka hanya tamatan SD, rendahnya aparat penegak hukum.
tingkat pendidikan seseorang akan membawa Bentuk-bentuk upaya penanggulangan yang
pengaruh pada tingkat kesadaran hukumnya yang selama ini telah dilakukan oleh berbagai pihak yang

16 I.S.Susanto,1995, Diktat Kliminologl, UNDIP, Semarang,hal 25.


17 Hasa wawancara dengan 3 (tiga) orang pelaku tindak pidana pencurian porangdi Nganjuk, tanggal 6 Agustus 2009.

346
Prija Djatmika, dkk.• Pidana Pencurian Tanaman Orang

ada, namun belum terpadu dapat dijelaskan sebagai maupun perhutani. Pihak Polsek Saradan
berikut : berpandangan, tingkat kesadaran masyarakat untuk
a. Pihak Perhutani melakukan pengawasan secara mandiri masih sangat
Upaya penanggulangan yang dilakukan lebih rendah.
bersifat preventif terkait dengan terjadinya tindak Upaya lain yang dapat dilakukan oleh Polsek
pidana pencurian porang. Pihak perhutani melakukan Saradan, melakukan patroli bersama dengan pihak
penyuluhan untuk mensosialisasikan mengenai perhutani dalam tenggang waktu 2 (dua) hari sekali
tanaman porang yang dikembangkan di wilayah setiap pagi dan sore, termasuk di areal penanaman
perhutani dan melakukan kerjasama dengan porang juga. Namun patroli gabungan ini sulit untuk
masyarakat sekitar kawasan hutan dalam hal ini. dapat lebih diintensifkan karena terkendala oleh
Pihak perhutani juga sudah melakukan pengawasan jumlah personil yang ada di Polsek Saradan, dan
di kawasan sekitar hutan termasuk di areal sarana prasarana kendaraan untuk dapat
penanaman porang dari pendududk, namun patroli ini menjangkau secara luas wilayah yang dapat
belum dapat maksimal mencegah terjadinya tindak dikunjungi.19
pidana pencurian porang. Kendala yang dihadapi Selain upaya preventif, pihak Polsek Sa rad an
adalah belum seimbangnya jumlah SOM dengan luas telah melakukan upaya represif terhadap tindak
wilayah kerja (kawasan hutan) dari perhutani, serta pidana pencurian porang yang terjadi yang telah
dalam menjalankan fungsi pengawasan dan dilaporkan oleh perhutani. Upaya represif ini baru
perlindungan terhadap hutan perhutani beranggapan dilakukan 1 (satu) kali oleh Polsek Saradan karena
wewenang untuk menggunakan senjata api sangat memang laporan yang disampaikan baru 1 (satu}
terbatas. 18 terhadap kasus pencurian porang. Selama ini belum
Pihak perhutani mempunyai suatu upaya yang ada laporan lain tentang pencurian porang yang
sebenarnya dapat dilakukan untuk menekan disampaikan, dan pihak kepolisian sendiri kurang
terjadinya pencurian porang, yakni dengan membuat memperoleh informasi dari perhutani dan masyarakat
aturan atau sistem penjualan umbi porang kepada bahwa pencurian porang sebenarnya telah sering
para pengepul. Tujuan dari adanya aturan ini adalah terjadi dan kerugian yang ditimbulkan cukup besar
dapat mendeteksi dan mengetahui porang yang dijual secara materiil.
merupakan hasil panen yang sah atau hasil curian.
c. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH),
b. Pihak Kepolisian Kepala Desa dan Masyarakat
Kepolisian yang erat keterkaitannya dengan Masyarakat sekitar kawasan hutan di wilayah
upaya penanggulangan terhadap tindak pidana Perhutani Saradan diperbolehkan melakukan
pencurian porang di desa Sumber Benda dan desa pengelolaan tanah di wilayah perhutani untuk
Klangon yang berada di sekitar kawasan perhutani kegiatan pertanian atas seiijin pihak Perhutani. Salah
Saradan adalah Kepolisian Sektor Saradan (Polsek satu kegiatan pertanian yang dapat dilakukan adalah
Saradan). Upaya penanggulangan yang telah penanaman porang, kegiatan ini diperbolehkan
dilakukan oleh pihak Polsek Saradan terkait dengan karena banyak membawa dampak positif bagi upaya
tindak pidana pencurian porang, berupa upaya pelestarian hutan. Bahkan kegiatan penanaman
preventif dan re pres if. Upaya preventif yang tel ah porang semakin diperluas areal penanamannya
dilaksanakan adalah dengan melakukan penyuluhan dengan melibatkan warga masyarakat di Desa
ke masyarakat secara langsung, menyampaikan Sumber Benda, menjadi 25 Ha yang didukung dengan
pengarahan dan himbauan agar masyarakat lebih bantuan dana dari Pemerintahan Propinsi Jawa
waspada dalam menjaga harta miliknya termasuk Timur. Masyarakat telah mengetahui bahwa tanaman
tanaman porang yang telah ditanam di wilayah porang dengan hasil panen berupa umbi porang dan
perhutani. Masyarakat perlu aktif melakukan biji "katak" sebagai bibit tanaman porang mempunyai
pengawasan terhadap tanaman porangnya, dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi, sehingga mereka
tidak terlalu tergantung kepada pihak kepolisian telah berupaya untuk menjaga tanaman porang

18 HasH wawancara dengan Bapak Sukamto. Perhutani KPH Saradan, tanggal 8 Oktober 2009 dan FGD . tanggal 30 Oktober 2009
19 Hasil wawancara dengan AIPTU Priyo Mangku, Penyldik yang menangani perkara tindak pidana pencurian porang di Polsek Saradan, tanggal 22 Agustus 2009
dan FGD tangaal 30 Oktober 2009 di Mad1un.

347
MMH, Ji/id 39 No. 4 Desember 2010

mereka agar tidak dicuri. Tetapi upaya masyarakat ini yang terkait dengan persoalan pencurian porang,
menjadi tidak berhasil, karena berhadapan dengan maka dapat dilihat masih terdapat kelemahan-
modus operandi yang dilakukan oleh pelaku kelemahan dari upaya penanggulangan yang telah
pencurian porang, pelaku sering berpura-pura dilakukan. Oleh karenanya melalui penelitian ini
seakan-akan sedang mencari hasil hutan yang tidak diajukan suatu alternatif model upaya
ada pemiliknya atau tanaman liar (Kropo) terutama penanggulangan sehingga hasil dan tujuan dari
rerumputan. Porang yang telah diambil dimasukan upaya penanggulangan dapat dicapai secara optimal.
dalam karung dan ditimbun dengan rerumputan Dijelaskan dalam bab sebelumnya, terdapat 2
diatasnya. (dua) asas dalam pelaksanaan upaya
Pihak LMDH sebagai suatu bentuk organisasi penanggulangan kejahatan yakni asas moralistik dan
dari masyarakat desa yang berada sekitar kawasan abolisionistik. Hasil penelitian yang diperoleh
hutan, telah berupaya pula membantu mencegah dan menunjukkan, pelaksanaan upaya penanggulangan
menekan terjadinya tindak pidana pencurian porang. yang telah dilakukan hanya fokus kepada asas
Bentuk upaya preventif yang dilakukan adalah abolisionistik dan belum memadukan dengan asas
dengan mendirikan koperasi desa yang dapat moralistik. Dalam arti pihak-pihak yang berwenang
membantu secara ekonomi kebutuhan masyarakat secara formal telah melakukan upaya-upaya sesuai
desa, sehingga apabila ada kebutuhan keuangan dengan kapasitas fungsi dan tugasnya, namun belum
yang mendesak mereka tidak mencuri tapi dapat melibatkan para pemuka atau tokoh agama dalam
pinjam ke koperasi. Namun upaya ini tidak berjalan pelaksanaan upaya penanggulangan, sebagai suatu
dengan baik, khususnya di Desa Klangon.20 upaya untuk lebih meningkatkan kesadaran akan
Kemudian juga melalui Kepala Desa menghimbau nilai-nilai moral yang baik dari warga masyarakat.
masyarakat untuk lebih kritis dan hati-hati kepada Dua metode dari upaya penanggulangan yang
orang-orang yang ditemui di hutan dengan alasan telah dilakukan yakni preventif dan represif, namun
kropo, sebab ada kemungkinan mereka telah mencuri dalam pelaksanaannya belum terpadu dan sinergi.
porang. Cara-cara upaya penanggulangan yang informal dan
formal masih berjalan secara terpisah, dan belum
d. Pengadilan Negeri berada dalam satu koordinasi yang jelas untuk
Pihak PN jelas erat keterkaitannya dalam pelaksanaannnya. Akan lebih baik bila bila metode
pelaksanaan upaya penanggulangan yang represif, preventif dengan cara formal dan informal dapat
yakni mengadili dan memutus perkara yang diajukan berjalan seiring dengan penanganan yang represif
ke pengadilan oleh pihak Jaksa Penuntut Umum (PU). oleh pihak aparat penegak hukum. Bahkan sangat
Pada perkara tindak pidana pencurian porang yang mungkin upaya-upaya penanggulangan yang
telah terjadi di desa Klangon, PN telah menjatuhkan informal dan bersifat preventif, Barda Nawawi Arief
pidana 3 (tiga) bulan 25 hari kepada terdakwa dengan menyebut dengan upaya, non penal lebih diefektifkan
mengacu pada tuntutan PU yang menuntut 5 (lima) pelaksanaannnya dalam kehidupan sosial
bulan terhadap 3 (tiga) orang terdakwa, meskipun masyarakat. 22
ancaman pidana dari Pasal 363 ayat 1 ke-4 yang Sedang cara-cara formal yang telah dilakukan
didakwakan merumuskan ancaman pidana penjara oleh masing-masing instansi dapat lebih
maksimal 7 (tujuh) tahun. Argumentasi dari Hakim dikoordinasikan secara nyata, tidak terjadi saling
yang menyidangkan kasus tersebut, menjatuhkan melempar tanggungjawab dan terlaksana dengan
putusan pidana yang ringan karena sesuai dengan lebih baik. Seperti halnya, pelaksanaan patroli
tuntutan dari Jaksa PU dan selama proses gabungan antara pihak perhutani dan Polsek Saradan
pemeriksaan dipersidangan sama sekali tidak dapat didukung dengan melibatkan anggota
tersampaikan informasi bahwa pencurian porang masyarakat juga, karena masing-masing pihak baik
sudah sering teqadt" Berdasarkan upaya-upaya Perhutani dan Polsek Saradan mempunyai
penanggulangan yang dilakukan oleh pihak-pihak kelemahan yakni kurangnya jumlah SOM untuk

20 Hasn wawancara dengan Bapak Suadji, Kepala Desa Klangon dan Ketua LMDH, langgal 10 Oltober 2009.
21 Hasn wawancara dengan Bapak Putu Gde Hariadi, Hakim PN Madiun, tanggal 12 Agustus 2009.
22 Barda NawawiArief, 1996,Bunga Rampa/ Kebijakan Hukum Pidana,CiuaAditya Bakli, Bandung. hal.56.

348
Prija Djalmika, dkk., Pidana Pencurian Tanaman Orang

berpatroli secara rutin dengan jangkauan wilayah kejahatan yang terpadu dan sinergi pada asas
daerah yang luas. upaya penanggulangan (moralistik dan
Hasil-hasil capaian upaya penanggulangan yang abolisionistik), metode upaya penanggulangan
formal dan informal yang telah dijalankan setidaknya yang dipilih baik dengan cara-cara formal
dapat diajukan dalam suatu forum diskusi antara maupun informal yang melibatkan tokoh-tokoh
pihak-pihak yang terkait melalui fasilitator dari pihak masyarakat/agama yang ada, serta
Perhutani untuk memperoleh informasi secara timbal mengkoordinasikan secara lebih efektif
balik, dengan alasan kegiatan penanaman porang pelaksanaan upaya penanggulangan kejahatan
berada di area wilayah perhutani. Pihak-pihak yang sehingga kelemahan-kelemahan dalam
terkait dengan upaya penanggulangan tindak pidana pelaksanaan upaya penanngulangan kejahatan
pencurian porang perlu mempunyai satu visi yang dapat segera diatasi dan disempurnakan menjadi
sama, bahwa upaya penanggulangan tidak sekedar lebihbaik.
mencegah atau menekan pencurian porang yang
terjadi, tapi dapat mewujudkan kesejahteraan Saran-saran
ekonomi dari warga masyarakat sekitar kawasan 1. Bagi Aparat Penegak Hukum diharapkan tidak
hutan yang telah diketahui umum tingkat hanya merujuk pada hukum formal an sich pada
perekonomiannya masih relatif rendah. Oleh saat memberlakukan hukum secara nyata dalam
karenanya perlu untuk dipahami pernyataan yang kasus-kasus hukum yang terjadi di masyarakat,
diungkapkan oleh Satjipto Rahardjo, bahwa problem tapi memang dapat menggali nilai-nilai yang
yang akan dipecahkan nantinya tidak sekedar hidup di masayarakat.
"menyelesaikan problem hukum" tetapi sekaligus 2. Bagi Perhutani dapat lebih akomodatif dengan
dapat "menyelesaikan problem sosial" yang berbagai pihak yang terlibat di upaya
akhirnya dapat memberikan kesejahteraan yang penanggulangan tindak pidana poencurian
membahagiakan kepada masyarakat." Kemudian porang.
hukum yang diberlakukan melalui undang-undang
seharusnya hukum yang progresif , hukum adalah DAFTAR PUSTAKA
"untuk manusia dan bukan sebaliknya, .... dan hukum
itu tidak ada untuk dirinya sendiri, melainkan untuk
sesuatu yang lebih luas, yaitu, ...... untuk harga diri Buku
manusia, kebahagiaan, kesejahteraan, dan Romli Atmasasmita, 1991, Teori dan Kapita Selekta
kemuliaan rnanusia." Kriminologi, Bandung :RafikaAditama.
Barda Nawawi Arief, 1996, Bunga Rampai Kebijakan
Kesimpulan Hukum Pidana, Bandung :CitraAditya Bakti.
Berdasarkan pada pembahasan yang telah ______ , 1995, Kapita Selekta Hukum
dilakukan terhadap rumusan masalah dalam Pidana, Bandung :MandarMaju.
penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat Soedjono Dirdjosisworo, 1994, Sinopsis Kriminologi
dikemukakan yakni : Indonesia, Bandung :Mandar Maju.
1. Kausa kejahatan yang menjadi faktor penyebab Muhammad Muhammad, 2005, Metodologi Penelitian
dilakukan tindak pidana pencurian porang oleh Kriminologi, Jakarta : Kreatumin Sapta
pelaku bersifat multiple factor, tidak hanya Manunggal..
disebabkan oleh satu faktor saja. Satjipto Rahardjo, 1991, I/mu Hukum, Bandung :Citra
2. Model upaya penanggulangan yang dapat Aditya Bakti.
diajukan untuk memperbaiki upaya , 2006, Membedah Hukum
penanggulangan yang telah dilaksanakan Progressif, Jakarta :Kompas.
selama ini oleh berbagai pihak yang terkait baik _____ , 2008, I/mu Hukum Di TengahArus
Perhutani, Masyarakat, dan Aparat penegak Perubahan, Semarang :UNDIP.
hukum adalah suatu upaya penanggulangan _____ , 2009, Penegakan Hukum Suatu

23 Saq1pto Rahardjo. 2008, ·11mu Hullum Dt TengahAtus Perobahan•, UNDIP, Semarang, hal.9
24 Satjipto Rahardjo, 2006, Membedah Hukum Progressif, Kompas, Jakarta, h.188

349
MMH, Ji/id 39 No. 4 Desember 2010

Tinjauan Sosiologis, Yogyakarta:Genta


Publishing.
Topo Santoso, 2001, Kriminologi, Jakarta :Rajawali
Pers.
Salman, Otje, 1989, Beberapa Aspek Sosiologi
Hukum, Bandung: Alumni.
Soerjono Soekanto dan Mustafa Abdullah, 1980,
Sosiologi Hukum dalam Masyarakat, Jakarta
:Rajawali.
W.A.Bonger, 1981, Pengantar Kriminologi, Jakarta
:Ghalia Indonesia.

Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP}

350

Anda mungkin juga menyukai