Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 52


ELEMEN MESIN 2

bab 3

RODA GIGI
Pendahuluan
Jenis-jenis Roda Gigi
Istilah-istilah pada Roda Gigi
Pembentukan Gigi dari Roda Gigi
Rangkaian Roda Gigi
Analisis Gaya pada Roda Gigi Lurus

Hasil Pembalajaran

Tujuan Umum
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mengetahui jenis-
jenis roda gigi serta dapat menganalisa gaya yang bekerja pada roda gigi.

Tujuan Khusus
 Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis roda gigi dalam bidang
konstruksi teknik mesin
 Mahasiswa dapat mengetahui istilah-istilah yang ada pada roda gigi
 Mahasiswa dapat menghitung rasio putaran berdasarkan jumlah gigi
pada rangakaian roda gigi
 Mahasiswa juga diharapkan dapat menghitung gaya-gaya yang bekerja
pada roda gigi

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 53
ELEMEN MESIN 2

3.1.
Pendahuluan
Roda gigi adalah salah satu komponen mesin yang berfungsi untuk
meneruskan putaran atau daya dari sebuah poros. Pada bab ini akan
membahas tentang geometri dari roda gigi dan gaya yang ditransmisikan
oleh roda gigi. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari
penggunaan penggerak roda gigi dibandingkan dengan penggerak lain
seperti sabuk, rantai, yaitu :
1. Penggerak roda gigi dapat meneruskan rasio kecepatan yang
sebenarnya.
2. Penggerak roda gigi memungkin untuk digunakan meneruskan daya-
daya yang besar.
3. Penggerak roda gigi ini juga memungkin untuk digunakan pada
diameter poros yang kecil.
4. Penggerak roda gigi mempunyai efisiensi yang tinggi.
5. Penggerak roda gigi mempunyai keandalan yang tinggi.
6. Penggerak roda gigi mempunyai bentuk susunan yang sederhana.
Sedangkan kelemahan dari penggerak roda gigi adalah :
1. Karena proses pembuatan roda gigi membutuhkan peralatan khusus,
oleh karena itu biaya pembuatan lebih mahal dibandingkan dengan
penggerak yang lain.
2. Kesalahan dalam memotong gigi dapat menimbulkan getaran dan
bunyi selama digunakan.
3. Roda gigi membutuhkan pelumas dan metode yang sesuai dalam
penggunaannya.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 54
ELEMEN MESIN 2

3.2.
Jenis-jenis Roda Gigi
1. Roda Gigi Lurus (spur gear)
Mempunyai gigi yang paralel atau sejajar
dengan sumbu putar. Digunakan untuk
mentransmisikan gerakan putar dari
sebuah poros dengan poros paralel yang
lain, seperti yang terlihat pada gambar di
samping ini.

Gambar
2. Roda Gigi Miring (helical gears)
Mempunyai gigi miring terhadap sumbu putar. Roda gigi miring ini dapat
digunakan untuk fungsi yang sama dengan roda gigi lurus. Kadang-
kadang roda gigi miring juga digunakan untuk mentransmisikan gerakan
putar poros yang tidak paralel, seperti yang terlihat pada gambar 3.2
berikut ini.
Gambar

3. Roda Gigi Kerucut (bevel gears)


Mempunyai bentuk gigi kerucut pada permukaannya dan umumnya
digunakan untuk mentransmisikan gerakan putar diantara dua poros yang
berpotongan.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 55
ELEMEN MESIN 2

Gambar

4. Cacing dan Roda Gigi Cacing (worm gears)


Roda gigi cacing ini menggambarkan dasar roda gigi yang keempat,
dimana seperti yang terlihat pada gambar 3.4 roda gigi cacing ini
menyerupai baut (berulir). Arah perputaran dari roda gigi cacing ini juga
disebut dengan roda cacing, tergantung kepada arah perputaran dari
cacing pada saat gigi cacing mengikuti aturan tangan kanan atau
tangan kiri. Perlengkapan roda gigi cacing ini kebanyakan digunakan
apabila rasio kecepatan dari dua buah poros sangat tinggi, yaitu 3 atau
lebih.

Gambar

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 56
ELEMEN MESIN 2

3.3.
Istilah-istilah pada Roda Gigi
Berikut adalah istilah-istilah yang biasa digunakan, seperti yang terlihat
pada gambar berikut ini.

Gambar 3.5. Istilah-

1. Pitch circle, adalah lingkaran imaginer (khayal) yang berputar sesuai


dengan gerak roda gigi yang sebenarnya.
2. Pitch circle diameter, adalah diameter lingkaran imaginer (pitch circle)
dan biasanya digunakan untuk menentukan ukuran dari roda gigi.
3. Pitch point, adalah titik dimana terjadi kontak antara dua lingkaran
imaginer (Pitch circle).
4. Pressure angle or angle of obliquity, adalah sudut kontak antara dua
buah roda gigi pada titik dimana terjadi kontak antara dua lingkaran
imaginer (Pitch circle). Pressure angle biasanya disimbolkan dengan .
Dimana besarnya sudut kontak tersebut antara 14½o dan 20o.
5. Addendum, adalah jarak radial gigi dari lingkaran imaginer sampai ke
puncak gigi.
6. Dedendum, jarak radial gigi dari lingkaran imaginer sampai ke dasar
gigi.
7. Addendum circle, adalah gambar lingkaran melalui puncak gigi yang
sesumbu dengan lingkaran imaginer.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 57
ELEMEN MESIN 2

8. Dedendum circle, adalah gambar lingkaran melalui dasar gigi atau


biasa juga disebut dengan dasar lingkaran.
9. Circular pitch, adalah jarak yang diukur pada keliling lingkaran imaginer
dari satu titik gigi ke titik gigi selanjutnya, biasanya disimbolkan dengan
p dan secara matematika dapat dituliskan dengan :

= =

dimana : N = jumlah gigi

d = diameter pitch circle

10. Diametral pitch, adalah rasio jumlah gigi dengan diameter lingkaran
imaginer (pitch circle) dalam mm, biasanya disimbolkan dengan P dan
secara matematika dapat dituliskan dengan :

= =

dimana : N = jumlah gigi

d = diameter pitch circle

p = circular pitch

11. Module, adalah rasio diameter pitch circle (mm) dengan jumlah gigi
dan biasanya disimbolkan dengan m ,secara matematika dapat
dituliskan dengan :

12. Clearance, adalah jarak radial dari puncak sampai dasar gigi yang
menghubungkan roda gigi atau yang disebut dengan clearance circle.
13. Total depth, adalah jarak radial antara addendum dan dedendum
circle dari roda gigi dan ini merupakan penjumlahan addendum dan
dedendum.
14. Backlash, adalah perbedaan antara celah gigi dan tebal gigi yang
diukur pada pitch circle.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 58
ELEMEN MESIN 2

3.4.
Pembentukan Gigi dari Roda Gigi
Ada beberapa cara membentuk gigi dari sebuah roda gigi, seperti dengan
menggunakan metode sand casting, shell molding, investment casting,
permanent-mold casting dan centrifugal casting. Gigi dari roda gigi juga
dapat dibentuk dengan powder-metallurgy process atau extrusion. Selain
itu, roda gigi juga biasanya dapat dibuat menggunakan mesin perkakas,
seperti :
1. Milling
Gigi roda gigi dipotong dengan bentuk pisau dari mesin frais disesuaikan
dengan bentuk celah dari gigi roda gigi. Dengan metode ini, secara
teoritis perlu menggunakan pisau yang berbeda untuk masing-masing
gigi, karena untuk roda gigi yang mempunyai 25 gigi, akan berbeda
bentuk celah giginya untuk roda gigi yang mempunyai 24 gigi.
2. Shaping

Gigi roda gigi juga dapat dihasilkan dari sebuah pinion cutter atau rack cutter,
seperti yang terlihat pada gambar 3.6 berikut ini. Ketika lingkaran imaginer
(pitch circle) bersinggungan dengan kedua alat potong dan sisi yang kosong
berputar sedikit setelah setiap satu langkah potong. Karena tiap-tiap gigi
pemotong adalah satu alat pemotong, maka semua gigi adalah
pemotong setelah sisi yang kosong menyelesaikan satu putaran. Proses
pembentukan gigi juga dapat dilihat pada gambar 3.7.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 59
ELEMEN MESIN 2

Gambar 3.6. Menghasilkan

Gambar 3.7.

3. Hobbing
Untuk proses pembuatan roda gigi dengan metode hobbing dapat
dilihat pada gambar 3.8 berikut ini. Untuk proses hobbing juga
menggunakan mesin frais, dimana alat potongnya berbentuk seperti
sebuah cacing. Gigi mempunyai sisi yang lurus, seperti sebuah rack,
tetapi sumbu hob harus memutar melalui sudut kisar agar memotong
gigi dari roda gigi lurus.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 60
ELEMEN MESIN 2

Gambar 3.8.

3.5.
Rangkaian Roda Gigi
Misalkan sebuah pinion 2 menggerakkan sebuah roda gigi 3, kecepatan
roda gigi yang digerakkan adalah :

= =

dimana : n = revolusi atau rev/min


N = jumlah gigi
d = pitch diameter
Persamaan di atas digunakan untuk segala roda gigi apakah roda gigi
lurus, miring, kerucut atau cacing. Tanda nilai absolut (mutlak) bebas untuk
digunakan dalam memilih arah negatif dan positif. Untuk kasus-kasus roda
gigi lurus dan roda gigi miring yang sejajar, arah biasanya sesuai dengan
ketentuan tangan kanan dan untuk putaran berlawanan arah jarum
adalah positif.
Rangkaian roda gigi seperti yang terlihat pada gambar 3.9 disusun oleh
lima roda gigi, sehingga dari gambar 3.9 maka kecepatan roda gigi enam
adalah :

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 61
ELEMEN MESIN 2

= −

Gambar 3.9.

3.6.
Analisis Gaya pada Roda Gigi Lurus
Sebelum memulai analisis gaya pada rangkaian roda gigi, kita sepakati
terlebih dahulu notasi yang akan digunakan. Dimulai dengan angka 1
untuk rangka dari mesin, kita akan menunjuk roda gigi 2 sebagai input dan
kemudian berturut roda gigi 3, 4 dan seterusnya, hingga sampai susunan
roda gigi yang terakhir. Berikutnya, termasuk beberapa poros dan biasanya
satu atau dua roda gigi menempel pada setiap poros seperti halnya
elemen yang lain. Kita akan menandai poros, menggunakan huruf kecil dari
abjad a, b, c dan seterusnya.
Dengan notasi ini kita sekarang dapat mengatakan gaya yang bekerja
pada roda gigi 2 melawan roda gigi 3 sebagai F23. Gaya dari roda gigi 2
melawan poros a adalah F2a. Kita juga dapat menulis Fa2 gaya poros a
melawan roda gigi 2. Hal lain yang juga penting adalah menandai arah
dengan menggunakan huruf yang ditulis di atas (superscript). Koordinat
arah biasanya ditandai menggunakan koordinat x, y dan z. dan arah radial
dan tangensial menggunakan huruf di atas r dan t. Dengan notasi Ft43
adalah komponen tangensial dari roda gigi 4 yang bekerja melawan roda
gigi 3.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 62
ELEMEN MESIN 2

Gambar 3.10a menunjukkan sebuah roda gigi penggerak (pinion) yang


menempel pada poros a berputar searah jarum jam dengan n2 rev/menit
dan menggerakkan roda gigi 3 pada poros b dengan n3 rev/menit. Pada
gambar 3.10b, terlihat pinion dan roda gigi telah terpisah dengan poros
dan akibatnya digantikan dengan gaya-gaya yang bekerja. Fa2 dan Ta2
adalah gaya dan torsi, berturut-turut yang bekerja pada poros melawan
pinion 2. F32 adalah gaya yang bekerja pada roda gigi 3 melawan pinion.

Gambar 3.10.
Diagram
Dengan mempergunakan pendekatan yang serupa, kita peroleh diagram
benda bebas roda gigi seperti yang ditunjukkan oleh gambar 3.10c.
Pada gambar 3.11 diagram benda bebas pinion telah digambar ulang dan
gaya telah diuraikan menjadi komponen radial dan tangensial. Sekarang
kita definisikan,
=
sebagai beban yang ditransmisikan. Gaya tangensial ini adalah komponen
yang benar-benar berguna, karena komponen radial Fr32 tidak berguna
dan tidak mentrasmisikan daya. Torsi yang dihasilkan dan gaya yang
ditransmisikan tampak dari hubungan persamaan berikut ini.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 63
ELEMEN MESIN 2

Gambar 3.11. Gaya-gaya yang bekerja


pada roda gigi

T = Ta2 dan d = d2.


Daya H ditransmisikan melalui roda gigi yang berputar dapat diperoleh dari
hubungan standar torsi T dan kecepatan melingkar ω yang dihasilkan.

= =
2
Data roda gigi biasanya disusun dalam tabel menggunakan pitch-line
velocity, yaitu kecepatan linier dari suatu titik pada roda gigi di jari-jari
lingkaran imaginer (pitch circle), jadi V = (d/2)ω, atau

=
12
dimana : V = kecepatan pitch-line, ft/min
d = diameter roda gigi, in
n = kecepatan roda gigi, rev/min
Banyak masalah dalam mendesain roda gigi dalam menentukan daya dan
kecepatan, sehingga ini adalah untuk menyelesaikan persamaan :

= = , untuk Wt.

= 33000

dimana : Wt = beban yang ditransmisikan, lbf


H = daya, hp
V = kecepatan pitch-line, ft/min

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 64
ELEMEN MESIN 2

Untuk Standar Internasional (SI) adalah :

dimana : Wt = beban yang ditransmisikan, kN


H = daya, kW
d = diameter roda gigi, mm
n = kecepatan, rev/min
Berikut adalah tabel-tabel yang berkaitan dengan roda gigi.
Tabel 3.1. Standard and

Tabel 3.2. Tooth

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 65
ELEMEN MESIN 2

Contoh soal :
Sebuah pinion 2, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini, berputar 1750
rev/min dan mentransmisikan daya 2.5 kW ke roda gigi sekunder 3. Sudut
potong gigi 20o, dengan modul m = 2.5 mm. Gambar diagram benda bebas
roda gigi 3 dan tunjukkan semua gaya yan bekerja dan gaya resultan.
Gambar :
a. Rangkaian roda
gigi
b. Diagram benda
bebas roda
giginder

Solusi :
Pitch diameter roda gigi 2 dan 3 adalah :
d2 = N2 m = 20 (2.5) = 50 mm
d3 = N3 m = 50 (2.5) = 125 mm
Beban yang ditransmisikan :
60000 60000 (2.5)
= = = 0.546
(50)(1750)
Gaya tangensial roda gigi 2 di roda gigi 3 adalah = 0.546 , seperti yang
ditunjukkan pada gambar b.
Oleh karena itu :
= tan 20 = (0.546) tan 20 = 0.199
sehingga,
.
= = = 0.581

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 66
ELEMEN MESIN 2

Karena roda gigi 3 adalah sekunder (yang digerakkan), ini tidak


mentransmisikan daya (torsi) di porosnya dan reaksi tangensial roda gigi 4 di
roda gigi 3 juga sama dengan Wt.
Oleh itu,
= 0.546 = 0.199 = 0.581
dan arahnya seperti yang terlihat pada gambar b.
Reaksi poros pada arah sumbu x dan y adalah :
= −( + ) = −(−0.546 + 0.199) = 0.347
= −( + ) = −(−0.199 − 0.546) = 0.347
Resultan reaksi poros adalah :

= (0.347) + (0.347) = 0.491 kN

Soal latihan
1. Sebuah pinion mempunyai 17 gigi, dengan diametral pitch 8 gigi/in
pada putaran 1120 rev/min dan roda gigi yang digerakkan berputar 544
rev/min. Hitung jumlah gigi roda gigi yang digerakkan dan jarak teoritis
sumbu antar dua roda gigi tersebut. (jawab : 35 gigi; 3.25 in)
2. Sebuah pinion mempunyai 15 gigi modul 3 mm dan berputar dengan
kecepatan 1600 rev/min. Roda gigi yang digerakkan 60 gigi. Hitung
kecepatan roda gigi, lingkaran imaginer (circular pitch) dan jarak teoritis
sumbu antara dua roda gigi tersebut.
(jawab : 400 rev/min; p = 3π mm; C = 112.5 mm)
3. Sebuah rangkaian roda gigi
lurus seperti yang ditunjukkan
pada gambar di bawah ini,
hitung kecepatan dan arah
rotasi dari lengan jika roda gigi
2 tidak mampu berputar dan
roda gigi 6 berputar 12
rev/min searah jarum jam.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN - JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 67
ELEMEN MESIN 2

Daftar Pustaka
R. S. Khurmi & J. K. Gupta, 2005, Machine Design, 14 th revised edition, Eurasia
Publishing House (PVT) LTD, Ram Nagar, New Dehli.
J. E. Shigley & Charles R. Mischke, 2006, Mechanical Engineering Design, 8 th
edition, McGraw-Hill, New York.
Sularso., dan Suga, Kiyokatsu., 1994, Perencanaan Elemen Mesin, Cetakan Ke
Delapan, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta.

POKOK BAHASAN Bab III – R o d a G i g i

Anda mungkin juga menyukai