KAJIAN TEORI
A. Hakikat Bahasa
a. Pengertian Bahasa
pembicara agar bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan
pengertian tentang bahasa telah dkemukakan oleh para ahli. Bloom & Lahey
perpaduan atau pertemuan antara fungsi (use), isi (content) dan bentuk
(form).2 Tokoh ini mengungkapkan aspek atau bentuk dalam bahasa yang
1
Lani dan Cecilia Yuwati, op. cit., hlm. 34.
2
Loc. cit.
7
8
yang dapat diartikan dengan struktur bahasa sedangkan fungsi (use) adalah
kepada orang lain, sehingga orang lain akan lebih mudah memahaminya dan
Hal tersebut dikemukakan oleh piaget bahwa bahasa bukanlah ciri alamiah
3
Mulyono Abdurahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar (Jakarta: Depdikbud, PT. Rineka
Cipta, 2009), hlm. 183.
9
yang membentuk bahasa, tanpa pikiran bahasa tidak akan ada juga
harus berlandas pada berubahan yang lebih mendasar dan lebih umum dari
kognisi, struktur tersebut timbul sebagai akibat dari interaksi secara terus
bahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognitif. Maka dari itu,
dapat dijelaskan melalui bahasa. Hal tersebut juga sesuai dengan fungsi
4
Sukirman, Hubungan Antara Perkembangan Kognitif Anak dan Pemerolehan Bahasa Vol 14, 2012,
(https://publikasiilmiah.ums.ac.id), hlm. 92. Di unduh pada tanggal 7 April 2018.
5
Loc. cit.
6
Lamsike Pateda, Tinjauan Psikologis Pemerolehan Bahasa dan Kemampuan Bernalar Pada Anak Vol
1, 2015, (https://publikasiilmiah.ums.ac.id), hlm. 49. Diunduh pada tanggal 7 April 2018.
10
a) Tahap Sensori-Motor
Sepanjang tahap ini mulai dari lahir hingga berusia dua tahun, bayi
belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui indera mereka
yang sedang berkembang dan melalui aktivitas motor.8 Dengan demikian
anak mengenali lingkungan sepenuhnya berpusat menggunakan alat indra
(sensori) dan motor mereka. Pada tahap ini aktivitas sensori motor
merupakan aspek utama dalam berkembangnya kemampuan kognitif anak.
b) Tahap Pra-Operasional
Pada tingkat ini, anak telah menunjukkan aktivitas kognitif dalam
menghadapi berbagai hal diluar dirinya, anak memahami realitas
lingkungannya dengan menggunakan bantuan tanda-tanda atau simbol.9
7
Mirnawati Minna,Tumbuh Kembang Anak Tunarungu (diakses
darihttp://senjaplb.blogspot.co.id/2013/11/tumbuh-kembang-anak-tunarungu.html, pada
tanggal 23 April 2018, pukul 09.20)
8
Fatimah Ibda, Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget, 2015, (file:///C:/Users/ari/Downloads/197-
352-1-SM%20(2).pdf), hlm. 33. Diunduh pada tanggal 22 April 2018
9
Ibid., hlm. 33.
11
10
Ibid., hlm. 34.
11
Loc. cit.
12
kalimat sendiri.
dan tanpa disadari. Seperti yang disebutkan diatas, bahwa pada tahap ini
Proses penguasaan bahasa anak tidak lepas dari peran orang tua
Menurut Wells yang dikutip oleh Bunawan dan Yuwati bahwa perkembangan
bahasa anak akan lebih maju bila tanggapan orang tua menyambung atau
berkaitan langsung dengan isi / arti yang dibicarakan anak itu, bahkan
14
16
Lani dan Cecilia Yuwati, op.cit., hlm. 44.
17
Ibid., hlm. 44.
18
Loc. Cit.
15
bayi dan ibunya dan orang-orang lain yang berarti baginya dalam lingkungan
visual. Anak tidak diajarkan kata per kata lalu di beritahukan artinya
Pada hakikatnya tunarungu menurut Van Unden yang dikutip oleh Haenudin
ISO atau lebih) sehingga ia tidak dapat memahami ucapan orang lain melalui
19
Haenudin, Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Tunarungu, (Jakarta:Luxima, 2013) hlm. 54.
20
Totok Bintoro, Pengetahuan Dasar Ketunarunguan, (Jakarta:Depdiknas, 2002) hlm. 2.
17
diterima, baik tanpa maupun dengan alat bantu dengar. Orang yang
sebagai berikut :
khusus.
18
pendidikan, hal itu diperlukan untuk menentukan pemilihan alat bantu dengar
21
Haenudin, Op. Cit., hlm. 57.
19
22
Ibid, hlm. 58.
20
ketunarunguan meliputi seluruh gradasi; baik ringan, sedang, dan berat. Dan
pendidikan terutama dalam aspek bahasa dan komunikasi. Dalam hal ini,
Lebih jelas lagi menurut Landshears, pada usia empat tahun, perkembangan
intelektual mencapai 50% selebihnya 30% untuk 4 – 8 tahun, dan 20% usia
9-17 tahun.24
23
Haenudin, op.cit., hlm. 130.
24
Loc. cit.
21
Dari semua kendala yang ada, maka dampak paling besar pada
akan mengenal lambang bahasa juga sistem bahasa yang berlaku dan
hal yang diharapkan menjadi hal pokok yang harus dipelajari dalam
D. Hakikat Kosakata
1. Pengertian Kosakata
atau pebendaharaan kata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu
25
Ibid, hlm. 130.
26
Loc. cit.
27
Dyah Rahmawati, et al. Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Prasekolah, 2010,
(Jurnal-online.um.ac.id). Diunduh pada tanggal 1 April 2018.
22
oleh suatu bahasa, 2) semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, 3)
penjelasannya.29
Oleh karena itu untuk dapat berbahasa, siswa tunarungu harus memiliki
berikut: 31
menciumnya.
2. Jenis-jenis Kosakata
berikut :32
bahasa lain;
32
Hasanudin, (http://hasan2u.blogspot.co.id/2011/03/jenis-jenis-kosa-kata.html) Diakses tanggal 2
April 2018
24
e) Makna denotasi dan konotasi yaitu kata atau kelompok kata yang
nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno, dan sebagainya. Misal:
kata lain. Kata tugas ini hanya memiliki arti gramatikal seperti ke,
kata sifat dan dapat diikuti kata ‘bukan’. Sedangkan dari segi
Jika membahas tentang MMR maka identik dengan suatu tokoh yang
merupakan pencipta metode maternal reflektif ini, yaitu A Van Uden. Bila
membedakan 3 arti atau situasi di mana istilah bahasa ibu dapat digunakan,
1) Situasi pertama adalah bahasa ibu dalam arti sempit yaitu menunjuk
2) Situasi kedua merupakan bahasa ibu dalam arti luas, yaitu menunjuk
itu.
33
Lani dan Cecilia Yuwati, op. cit., hlm. 75.
27
pertama.
adalah :34
1) Wicara
2) Membaca ujaran
pada anak, antara lain dengan selalu berkomunikasi melalui bicara maupun
bagi anak tunarungu. Sejak kecil anak diberi lambang tulisan, misalnya dalam
34
Tati Hernawati dan Agus Supriatna, Modul Guru Pembelajar SLB Tunarungu Kelompok Kompetensi
E (Bandung: PPPPTK TK DAN PLB, 2016), hlm. 73.
28
Ejaan jari Indonesia dibentuk dengan tangan atau posisi jari tertentu
Di samping itu, Widyatmiko S.A prinsip-prinsip MMR antara lain adalah :35
d. Bicara
e. Menulis
f. Gambar
35
Ibid., hlm. 74.
29
lebih terarah dan menarik sehingga anak lebih termotivasi untuk bercakap-
cakap.
Menurut A Van Uden yang dikutip oleh Maria Susila Yuwati metode
maternal reflektif dalam garis besar meliputi beberapa langkah, yaitu :37
terhadap apa yang diungkapkan anak secara non verbal, oleh karena
itu guru dengan metode tangkap dan peran ganda harus cepat
36
Ibid., hlm. 74.
37
Ibid., hlm. 76-80.
30
muncul selalu diucapkan, ditirukan oleh anak (diucap ulang oleh anak)
dan belum menjadi suatau cerita yang utuh. Untuk itu, guru harus
Dengan kata lain, guru membuat deposit dari kata-kata yang muncul
E. Kerangka Berfikir
ketunarunguannya.
Hasil penelitian relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian ini yaitu
G. Hipotesis Penelitian