Makalah Program Diklat Guru
Makalah Program Diklat Guru
PROFESI KEGURUAN
PROGRAM DIKLAT GURU
DISUSUN :
RASNI
SIMAN
1
PENDAHULUAN
BAB I
Guru adalah jabatan atau profesi yang memnutuhkan keahlian khusus. Pekerjaan
sebagai guru ini tidak bisa dilakukan oleh seorang tanpa mempunyai keahlian sebagai
guru menjdi seorang guru dibutuhkan syarat syarat khusus. Apalagi jika menjadi
seorang guru yg profesional maka harus menguasai seluk beluk pendidikan serta
mengajar denganberbagai ilmu pengetahuan lainnya yg harus dikembangkan melalui
masa pendidikan tertentu
Guru dalah unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan karena itu peranan
dan kedudukan guru demi meningkatkan mutu dan kualitas anak didik harus
diperhitungkan dengan sungguh sungguh pengertian dan defenisi guru bukan sebatas
pegawai hanya melakukantugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu
yg dipikulnya.
Di dalam pendidikan , guru mempunyai 3tugas pokok yg bisa dilaksanakan yaitu
tugas profesional , tugas kemasyarakatan dan tugas manusiawi . tugas profesional ini
meliputi tugas untuk mendidik , untuk mengajar dan tugas untuk melatih . mendidik
mempunyai arti untuk meneruskan dan mengembangkan nilai nilai hidup. Mengajar
mempunyai arti untuk meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta
teknologi dan tugas melatih mempunyai arti untuk mengembangkan keterampilan
Tugas manusiawi merupakan tugas sebagai seorang manusia. Guru harus bisa
menjadikan dirinya sebagai orangtua kedua bagi murid. Guru harus bisa menarik
simpati sehingga dia menjadi idola bagi siswa. Selain itu transformasi diri terhadap
kenyataan di kelas atau di masyarakat harus dibiasakan agar setiap lapisan masyarakat
bisa mengerti jika menghadapi guru
2
KONSEP PELATIHAN GURU
3
james (Akhmad,1996 : 110 ) memberikan rumusan pelatihan sebagai “perkembangan
sikap / pengetahuan / keterampilan pola kelakuan yg sistematis yg dituntut oleh seorang
karyawan ( baca : guru ) untuk melakukan tugas atau pekerjaan dengan memadai”
Dengan meminjam pemikiran sondang siagian (Sondang, 1997 : 183 -185) di bawah ini
akan dikemukakan tentang manfaat penyelenggaraan program pelatihan , baik untuk
sekolah maupun guru itu sendiri`
Bagi sekolah setidaknya terdapat 7 manfaat yg dapat dipetik , yaitu
1. Peningkatan produktivitaskerja sekolah sebagai keseluruhan .
2. Terwujudnya hubungan yg serasi antara atasan dan bawahan
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yg lebih cepat dan tepat
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dengan
komitmen organisasional yg lebih tinggi
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya menajerial yg
partisipatif
6. Memperlancar jalannya komunikasi yg efektif dan
7. Penyelesaian konflik secara fungsional
Sedangkan manfaat pelatihan bagi guru, diantaranya
1. Membantu para guru membuat keputusan dengan kebih baik
2. Meningkat kan kemampuan parah guru menyelesaikan berbagai masalah yang di
hadapinya.
3. Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi factor-factor mutivasional.
4. Timbulnya dorongan dalam diri guru untuk terus meningkatkan kemampuan
kerjanya
5. Peningkatan kemampuan guru untuk mengatasi stress, frustasi dan konflik yang
pada gilirannya memperbesar rasa percaya pada diri sendiri.
6. Persediannya informasi tentang berbagai program yang dapat memanfaatkan oleh
para guru dalam rangkah pertembuhan masing-masing secara teknikal dan
intelektual.
7. Meningkatkan kepuasan kerja`
8. Semakin besar pengakuan atas kemampuan seseorang.
9. Makin besarnya tekat guru untuk lebih mandiri.
10. Mengurangi ketakutan mengahadapai tugas-tugas di masa depan.
Dasar hukum
4
a. Undang undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
b. Undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
c. Peraturan pemerintah no 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
d. Peraturan tentang menteri pendidikan nasional no 22 tahun 2006 tentang
standar isi untuk satuan pendidikan dan dasar menengah
e. Peraturan menteri dan pendidikan nasional nomor 23tahun 2006tentang
standar kompetensilulsan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
f. Peraturan menteri pendidikan nasional no 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan
peraturan menteri pendidikan nasioanl no 22 dan 25
g. Peraturan menteri pendidikan nasional no 16 tahun 2007 tentang standar
kualifikasi akademik dan kompetensi guru
h. Peraturan menteri pendidikan nasional no 18 tahun 2007 tentang sertifikasi
guru dalam jabatan.
Selanjutnya, pada bagian lain Alan Cowling & philips james (philips , 1996 : 110 )
mengemukakan pula tentang apa yg disebut Learning orgazanizaton atau organisasi yang
mau belajar. Dalam hal ini organisasi di perlukan sebagai sistem ( satu konsep yang akrab
disebut sistem teori ) yang perlu menanggapi lingkungannya agar tetap hidup dan
makmur. Menurut pandangan ini, sebuah organisasi akan mengembangkan suatu
kemampuan untuk menanggapi perubahan didalam lingkungannya yang memastikan
bahwa trasformasi internal terus-menerus terjadi.
Dengan demikian, suatu organisasi atau sekolah yg mau belajar dapat dikatakan
sebagai suatu organisasi yg memberikan kemudahan kepada anggotanya untuk melakukan
proses belajar dan terus menerus mengubah dirinya sendiri. Salah satu wujud sekolah
sebagai Learning organization adalah adanya kemauan belajar dari para guru untuk
senantiasa meningkatkan kemampuannya, dan salah satunya melalui kegiatan pelatihan.
Dengan demikian upaya belajar tidak hanya terjadi pada kalangan siswa semata.
5
(Alan, 1996 ; 1100) mengemukakan tentang pendekatan yang sistematis dalam pelatihan
meliputi empat tahap yang mencakup.
1. Mengenali kebutuhan kebutuhan
2. Merencanakan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan itu
3. Pelaksanaan dan
4. Evaluasi
Sementara itu , pondasi siagian (Siagian, 1997 : 185-203) memaparkan 7 langkah
dalam kegiatan pelatihan yaitu :
1. Penentuan kebutuhan
2. Penentuan sasaran , penetapan program
3. Identifikasi isi program
4. Identifikasi prinsip prinsp belajar
5. Pelaksanaan program
6. Identifikasi manfaat dan
7. Penilaian pelaksanaan program.
Dengan mengacu kepada kedua pemikiran diatas , berikut ini akan diuraikan tentang
tahapan tahapan dalam kegiatan pelatihan yg mencakup
1. Penentuan kebutuhan
2. Penentuan sasaran
3. Penentuan program
4. Penerapan prinsip prinsip belajar dan
5. Penilaian kegiatan
1. Penentuan kebutuhan
Penentuan kebutuhan merupakan langkah awal yang amat penting untuk dilakukan .
oleh karena itu perlu dilakukan analisis kebutuhan secara cermat . dengan melalui
analisis kebutuhan yang cermat dapat diyakinkan bahwa kegiatan pelatihan memang
benar benar perlu dilakukan , jadi tidak hanya dan tujuan yang jelas. Dalam
mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan terdapat 3 pihak yang perlu dilibatkan
yaitu.
1. Satuan organisasi ( sekolah atau dinas pendidikan ) yang mengelola sumber daya
manusia yang bertugas mengidentifikasi kebutuhan organisasi secara keseluruhan
6
, baik untuk kepentingan mempersiapkan organisasi menghadapi tantangan masa
depan.
2. Para kepala sekolah , karena bagaimanapun mereka merupakan orang orang yang
paling bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan satu satuan kerja yang
dipimpinnya. Dengan demikian , mereka dianggap sebagai orang yg paling
mengetahui jenis kebutuhan pelatihan yang diperlukan`
3. Guru yg bersangkutan , banyak sekolah yang memberikan kesempatan kepada
para gurunya untuk mencalonkan diri sendiri mengikuti program pelatihan
tertentu. Titik tolak pemberian kesempatan ini ialah bahwa para guru yg sudah
matang secara intelektual memiliki kecenderungan untuk menyadari kelemahan
kelemahan yang masih terdapat dalam dirinya , sehingga membutuhkan adanya
usaha pembelajaran.
7
3. Penentuan program
Setelah dilakukan analisis kebutuhan dan ditetapkan sasaran yang ingin dicapai ,
selanjutnya dapat ditetapkan program pelatihan dalam penentuan program terdapat
beberapa aspek yang perlu diperhatikan yakni berkenaan dengan jawaban dari
beberapa pernyataan berikut.
Kemampuan apa yg hendak dicapai
Materi apa yg perlu disiapkan
Kapan waktu yg terbaik untuk dilaksanakan pelatihan
Dimana tempat yang paling memungkinkan untuk dilaksanakan pelatihan
Berapa biaya yang perlu dibutuhkan untuk pelaksanaan pelatihan
Siapa yang paling tepat untuk ditunjuk sebagai instruksi
Bagaimana pelatihan itu sebaiknya dilaksanakan.
8
7. Seseorang belajar sebagai keseluruhan tidak hanya aspek intelektual namun
termasuk pula aspek emosional , sosial , etis dan sebagainya .
8. Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan darimorang lain .
9. Untuk belajar diperlukan insight . apa yang dipelajari harus benanr benar
dipahami belajar bukan sekedar mengahafal fakta secara verbalistik
10. Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya , seseorang sering
mengejar tujuan lain. Misalnya , disamping memperoleh keterampilan dari
apa yang diberikan dalam pelatihan. Juga seseorang memiliki tujuan lain
seperti promosi jabatan , kepercayaan dari atasan dan sebagainya.
11. Belajar lebih berhasil , apabila usaha itub memberi sukses yang
menyenangkan .
Pelaksanaan suatu program dapat dikatakan berhasil jika dalam diri peserta tersebut
terjadi suatu proses transformasi proses transformasi dapat dinyatakan berlangsung
dengan baik apabila terjadi paing sedikit 2 hal yaitu :
1. Peningkatan kemampuan dalam melakukan tugas
2. Perubahan perilaku yg tercermin pada sikap , disiplin , dan etos kerja.
9
transformasi yang diharapkan memang terjadi untuk kurun waktu yang cukup
panjang di masa depan , tidak hanya segera setelah program tersebut selesai
diselenggarakan.
Mengingat : 1. Pasal 20 , pasal 22 d,dan pasal 31 undang undang dasar negara republik
indonesia tahun 1945.
10
d. bahwa dalam rangka mengisi kekosongan hukum pelaksanaan
program sertifikasi bagi gur dalam jabatan perlu menetapkan peraturan
menteri pendidikan nasional tentang sertifikasi bagi guru dalam jabatan
Mengingat : 1. Undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
( lembaran negara tahun 2005 nomor 157, tambahan lembaran negara
nomor 4586)
Memperhatikan : surat menteri hukum dan Hak asasi manusia nomor I.UM.01.02-253
tanggaln23 Maret 2007 tentang fatwa hukum
MEMUTUSKAN
11
PASAL 1
1. Sertifikasi bagi uru dalam jabatan adalah proses pemberian sertifikasi pendidik
untuk guru dalam jabatan
2. Sertifikasi sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 dapat diikuti oleh guru dalam
jabatan yang telah memiliki kulifikasi akademik sarjana S1 atau diploma empat (D-
IV)
3. Sertifikasi bagi gurudslsm jsbstsn sebsgsi dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan
oleh perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pengadaan tenaga
kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh menteri pendidikan nasional.
PASAL 2
1. Sertifikasi bagi guru dalam jabatan melalui uji kompetensi untuk memperoleh
sertifikasi pendidik.
2. Uji kompetensi sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 dilakukan dalam bentuk
penilaian portofolio
3. Penilaian portofolio sebagaimana dimaksudkan pada ayat 2 merupakan
pengakuan atas penagalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap
kumpulan dokumen yang mendeskripsikan
1. Kualifikasi akademik
2. Pendidikan dan pelatihan
3. Pengalaman belajar
4. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
5. Penilaian atas atasan dan pengawas
6. Prestasi akademik
7. Karya pengembangan profesi
8. Keikutsertaan dalam forum ilmiah
9. Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial; dan
12
2.undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ( lembaran
negara republik indonesia tahun 2005 nomor 157 , tambahan lembaran
negara republik indonesia nomor 4586)
3. peraturan pemerintah nomor 9 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan ( lembaran negara republik indonesia tahun 2005 nomor 41,
tambahan lembaran negara republik indonesia nomor 4496)
4. peraturan presiden nomor 9 tahun 2005 tentang kedudukan , tugas ,
fungsi , susunan , organisasi , dan tata kerja kementerian negara republik
indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
peraturan presiden republik indonesia nomor 94 tahun 2006.
13
RANGKUMAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15