Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS PANJANG

“DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG”

Oleh:
Gitanurun Ibrahim
09401611019

Bagian Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


RSUD Dr. Hi. Chasan Boesoirie Ternate
Fakultas Kedokteran, Universitas Khairun
2021
i
LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : An. G.A.M


Tanggal lahir : 9 Juni 2021
Usia : 3 bulan 10 hari
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Kayu merah
Agama : Islam
Tanggal Masuk : 19/09/2021
Tanggal Keluar : 23/09/2021

B. Anamnesis

Alloanamnesa tanggal 19 september 2021,


a. Keluhan utama :
Buang air besar cair
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan buang air besar cair 14 x sejak 1 hari
SMRS, ibu pasien juga mengatakan pasien muntah 4 kali SMRS muntah susu,
demam (+), batuk, sesak disangkal.
c. Riwayat penyakit :
Disangkal
d. Riwayat pengobatan :
Disangkal
e. Riwayat kehamilan :
ANC rutin didokter dan tidak ada kelaian selama kehamilan
f. Riwayat persalinan :
Tidak cukup bulan, pervaginam di RS di tolong oleh bidan, lahir langsung
menangis.
g. Riwayat ASI :
Asi 2 minggu dan selanjutnya Minum susu formula hingga sekarang

1
h. Riwayat imunisasi :
Hb0
i. Riwayat tumbuh kembang :
Tidak ada kelainan selama pertumbuhan
j. Riwayat penyakit keluarga :
Disangkal
k. Riwayat alergi :
Disangkal

C. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Sakit sedang


b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status Gizi : Gizi baik
d. TTV :
a) Tekanan darah : 90/60 mmHg
b) Hearth rate : 160 x/menit
c) Pernapasan : 30 x/menit
d) Suhu : 38,6oC
e) SpO2 : 99%
e. Pemeriksaan sistematis
a) Kepala :
1) Normocephal
2) Rambut hitam
3) Ubun – ubun besar belum menutup sempurna
4) Mata : mata cekung, konjungtiva anemis (-/-), sekret (-/-),
sclera ikterik (-/-)
5) Hidung : epistaksis (-/-), pernapasan cuping hidung (-), sekret
(-/-)
6) Bibir : pucat (-), sianosis (-), kering (-)
7) Gigi – geligi : gigi belum tumbuh
8) Mulut : lidah hiperemis (-), lidah kotor (-), Tonsil T1/T1, faring
tidak hiperemis
b) Leher :
1) Trakea lurus ditengah

2
2) Linfadenopati (-)
3) Kaku kuduk (-)
c) Thoraks :
1) Paru
 PP : bentuk dada normal, simetris, retraksi dinding dada
(-)
 PR : nyeri tekan (-), vocal fremitus normal
 PK : sonor diseluruh lapangan pandang
 PD : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
2) Jantung
 PP : ictus cordis tidak terlihat
 PR : ictus cordis teraba di ICS 4 midclavicula sinistra
 PK : redup, jantung dalam batas normal
 PD : BI/II murni, reguler, murmur (-), gallop (-)
d) Abdomen :
 PP : Simetris dan datar
 PD : peristaltik kesan normal
 PR : supel (+), distensi (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien dbn
 PK : timpani diseluruh lapangan abdomen
e) Anggota gerak :
 Ekstremitas superior : akral hangat, deformitas (-), edema (-)
 Ekstremitas inferior : akral hangat, deformitas (-), edema (-)
 Reflex fisiologis : kesan normal
 Reflex patologis : tidak ditemukan
 Tonus : normotonus
f) Alat kelamin : tidak ada edema skrotum.

3
D. Pemeriksaan Penujang

Hasil Tanggal pemeriksaan


29/09/21 Nilai rujukan pada anak 1- 6 bulan
pemeriksaan
WBC 11,5 6 – 17,5
RBC 4,47 3,1 – 4,3
HGB 13,6 10,0 – 13,0
HCT 36,4 29 – 42
MCV 81.4 74 – 96
MCH 29,5 25 – 35
MCHC 36,3 30 – 36
PLT 327 300 – 700

E. Resume

Pasien datang dengan keluhan buang air besar cair sejak 1 hari, pada saat
masuk rumah sakit buang air besar cair sebanyak 14 kali, tidak berampas, ada lendir
tetapi tidak ada darah, ada Demam, kejang, batuk, sesak, disangkal muntah 4 kali,
muntah Susu, Nafsu makan baik.
Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, kesadaran penuh,
GCS 15, status gizi baik. Tanda – tanda vital tekanan daran 90/60, hearth rate
160x/menit, pernapasan 30x/menit, suhu badan 38,6’C, SpO2 99%. Tanda – tanda
dehidasi yang didapatkan keadaan umum lesu dan haus, mata cekung dan pernapasan
> 30x/menit, dan hasil skoring 9 dan masuk dalm dehidrasi ringan sedang.

F. Diagnosis Kerja
Diare akut dehidrasi ringan sedang

G. Anjuran pemeriksaan
Complete blood count ( CBC )
Pemeriksaan Feces

H. Penatalaksanaan

1) Pertama masuk dengan derajat dehidrasi : dehidrasi ringan sedang dan diberikan
terapi dengan:
 3 jam pertama : oral rehidraton solution (ORS) dengan Oralit 450 mL
 Karena sebelumnya pasien telah diterapi L-Bio dan zinc maka lanjutkan
dengan dosis zinc 10 mg dan L-Bio (probiotik)

4
 Jika pasien muntah setiap kali diberi minum : lakukan rehidrasi secara
parenteral dengan Asering 1200 cc/hari atau 50 cc/jam atau 16 tpm
 Evaluasi setelah 3 jam, nilai kembali derajat dehidrasi pada pasien dan
lanjutkan tatalaksana sesuai derajat dehidrasi pasien
2) Hari pertama perawatan dengan derajat dehidrasi: dehidrasi ringan sedang dan
diberikan terapi dengan :
 Rehidrasi secara parenteral dengan Asering 1200 cc/hari atau 50 cc/jam atau
16 tpm
 Lanjut L-Bio & zinc sampai 10 hari
 ASI dan Susu formula tetap dilanjutkan
3) Hari kedua perawatan dengan derajat dehidrasi:dehidrasi ringan sedang dan
diberikan terapi dengan :
 Rehidrasi secara parenteral dengan Asering 1200 cc/hari atau 50 cc/jam atau
16 tpm
 Lanjut L-Bio & zinc sampai 10 hari
 ASI tetap dilanjutkan
4) Hari ketiga perawatan dengan derajat dehidrasi: tanpa dehidrasi dan diberikan
terapi dengan :
 Lanjutkan pemberian ASI
 Oralit 100 – 200 ml setiap kali BAB
 Lanjutkan L-Bio dan zinc sampai 10 hari
5) Hari keempat perawatan dengan derajat dehidrasi: tanpa dehidrasi dan diberikan
terapi dengan :
 Rawat Jalan dan edukasi orang tua kapan harus kembali ke rumah sakit
 Lanjutkan pemberian ASI
 Oralit 100 – 200 ml setiap kali BAB
 Lanjutkan L-Bio dan zinc10 mg sampai 10 hari

I. Hasil follow up

Tanggal masuk : 19-09-2021


Perawatan : awal masuk

S BAB cair 14 kali SMRS, tidak berampas, berlendir dan tidak ada darah,

5
muntah 4 kali.

O KU = sakit sedang
Kesadaran = penuh, GCS 15
Status Gizi = Gizi baik
TTV =
TD : 90/60 mmHg
N : 119x/
P : 30x/m
S : 38,6’C
Spo2: 99%

Hasil skor dehidrasi : 9 (Dehidrasi ringan sedang)

Yang dinilai Skor Hasil


1 2 3
Keadan Baik Lesu/haus Gelisah, 2
umum lemas,
mengantuk,
syok
Mata biasa cekung Sangat 2
cekung
Mulut biasa kering Sangat kering 1
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 menit >40x/menit 2
Turgor baik Kurang Jelek 1
Nadi <120 x/menit 120-140 >140x/menit 2
x/menit

A Diare akut dengan dehidrasi ringan sedang

P 1. 3 jam pertama : oral rehidraton solution (ORS) dengan Oralit 450 mL


2. Lanjut terapi L-Bio dan zinc maka lanjutkan dengan dosis zinc 10 mg dan
L-Bio (probiotik)
3. Jika pasien muntah setiap kali diberi minum : lakukan rehidrasi secara
parenteral dengan Asering atau 20 cc/jam atau 20 tpm
4. Evaluasi setelah 3 jam, nilai kembali derajat dehidrasi pada pasien dan
lanjutkan tatalaksana sesuai derajat dehidrasi pasien

Tanggal masuk : 20-09-2021


Perawatan : hari pertama

6
S Buang air besar cair 6 kali berampas, Muntah 1 kali muntah susu, demam (+)

O KU = sakit sedang
Kesadaran = penuh, GCS 15
TTV =
TD : 80/60 mmHg
N : 84x/m
P : 36x/m
S : 37,5’C
Spo2: 98%

Hasil skoring dehidrasi : 7 ( dehidrasi ringan sedang )


Yang dinilai Skor Hasil
1 2 3
Keadan Baik Lesu/haus Gelisah, 1
umum lemas,
mengantuk,
syok
Mata Biasa Cekung Sangat 2
cekung
Mulut Biasa Kering Sangat kering 1
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 menit >40x/menit 2
Turgor Baik Kurang Jelek 1
Nadi <120 x/menit 120-140 >140x/menit 1
x/menit

A Diare akut dehidrasi ringan sedang

P 1. Rehidrasi secara parenteral dengan Asering 500 cc/hari atau 20 cc/jam atau
20 tpm
2. Lanjut L-Bio & zinc sampai 10 hari
3. ASI dan susu formula tetap dilanjutkan

Tanggal masuk : 21-09-2021


Perawatan : hari kedua
S BAB cair 4 x berampas, muntah 2 kali, demam(-)

O KU = sakit sedang

7
Kesadaran = penuh, GCS 15
TTV =
TD: 80/50
N : 89x/m
P : 39x/m
S : 36,9’C
Spo2: 99%

Hasil skoring dehidrasi : 7 ( dehidrasi ringan sedang )


Yang dinilai Skor Hasil
1 2 3
Keadan Baik Lesu/haus Gelisah, 1
umum lemas,
mengantuk,
syok
Mata biasa cekung Sangat 1
cekung
Mulut biasa kering Sangat kering 1
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 menit >40x/menit 2
Turgor baik kurang jelek 1
Nadi <120 x/menit 120-140 >140x/menit 1
x/menit

A Diare akut dehidrasi ringan sedang

P 1. Rehidrasi secara parenteral dengan Asering 500 cc/hari atau 50 cc/jam atau 20
tpm
2. Lanjut L-Bio & zinc sampai 10 hari
3. ASI dan susu formula tetap dilanjutkan

Tanggal masuk : 22-09-2021


Perawatan : hari ketiga
S Buang air besar tidak cair,nafsu makan baik

8
O KU = sakit sedang
Kesadaran = penuh, GCS 15
TTV =
TD : 90/60 mmHg
N : 89x/m
P : 26x/m
S : 36,7’C
Spo2: 100%

Hasil skoring dehidrasi : 6 ( tanpa dehidrasi)


Yang dinilai Skor Hasil
1 2 3
Keadan Baik Lesu/haus Gelisah, 1
umum lemas,
mengantuk,
syok
Mata biasa Cekung Sangat 1
cekung
Mulut biasa Kering Sangat kering 1
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 menit >40x/menit 1
Turgor baik Kurang jelek 1
Nadi <120 x/menit 120-140 >140x/menit 1
x/menit

A Diare akut tanpa dehidrasi

P  Lanjut L-Bio & zinc sampai 10 hari


 ASI dan susu formula tetap dilanjutkan

9
Tanggal masuk : 23-09-2021
Perawatan : hari keempat
S Buang air besar tidak cair, demam (-), muntah (-).

O KU = sakit sedang
Kesadaran = penuh, GCS 15
TTV =
TD : 90/60 mmHg
N : 36x/m
P : 26x/m
S : 36,9’C
Spo2: 100%

Hasil skoring dehidrasi : 6 ( tanpa dehidrasi)


Yang dinilai Skor Hasil
1 2 3
Keadan Baik Lesu/haus Gelisah, 1
umum lemas,
mengantuk,
syok
Mata biasa Cekung Sangat 1
cekung
Mulut biasa Kering Sangat kering 1
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 menit >40x/menit 1
Turgor baik Kurang jelek 1
Nadi <120 x/menit 120-140 >140x/menit 1
x/menit

A Diare akut tanpa dehidrasi

P 1. Rawat Jalan dan edukasi orang tua kapan harus kembali ke rumah sakit
2. Lanjutkan pemberian ASI
3. Oralit 100 – 200 ml setiap kali BAB
4. Lanjutkan L-Bio dan zinc sampai 10 hari

10
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lenidr dan darah
yang berlangsung kurang dari 1 minggu.1

B. Epidemiologi
Menurut data Riskesdas tahun 2007, diare merupakan penyebab kematian
pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1 – 4 tahunDi Indonesia diperoleh diare
merupakan penyebab kematian bayi 42% dibandingkan 24%. Kematian golongan usia
1 – 4 tahun karena diare 25,2% dibandigkan pneumonia 15,5%.2

C. Etiologi

Virus yang menyebakan diare akut pada anak antara lain rotavirus, calicivirus
( termasuk norovirus), astrovirus dan adenovirus enteric.Selain virus, bakteri yang
dapat menyebabkan gastroenteritis adalah Escherichia coli, Salmonella, shigella,
Vibrio cholera, vibrio parahamolyticus, Yersinia enterocolitica. Sedangkan parasit
yang dapat menyebabkan diare akut adalah giardia lamdia, balantidium coli
entamoeba histolytica dan lain sebagainya.1

11
D. Patofiologi

patofiologi
diare

Diare Diare
osmotik sekretorik

nutrien bakteri

tidak diserap toksin

fermentasi Stimulasi c-AMP,


bakteri c-GMP

asam - asam Stimulasi sekresi


organik cairan/elektrolit

tekanan osmotik
meningkat Diare

menarik cairan

Diare

E. Diagnosa
a. Anamnesis
1. Tanyakan : lama diare, frekuesi, volume, konsistensi tinja, warna, bau,
ada/tidak lendir & darah
2. Muntah : volume dan frekuensi
3. Makanan dan minuman yang diberikan selama diare
4. Adakah gejala penyerta
5. Tindakan apa yang telah dilakukan ornag tua3

12
b. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum, kesadaran dan tanda vital
2. Tanda utama : keadaan umu gelisah/cengeng atau lemah/letargi.koma, rasa
haus, turgor kulit abdomen menurun
3. Berat badan.3

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium pada diare akut tidak dilakukan secara rutin, hanya
pada indikasi tertentu. Pemeriksaan elektrolit, kadar urea darah / BUN ( blood
urea nitrogen ), kreatinin dan berat jenis urin dapat dipakai sebagai indikator
hidrasi. Spesimen tinja diperiksa bila dicurigai adanya invasi bakteri yang luas
pada mukosa kolon.1

F. Tatalaksana

Tatalaksana terdiri dari terapi suportif dan terdiri dari koreksi cairan dan

elektrolit seta mengelolah komplikasi sekunder akibat kerusakan mukosa.Tatalaksana

untuk dehidrasi dengan deficit cairan dan elektrolit yang berat harus menggunakan

terapi hidrasi parenteral.Derajat dehidrasi yang tidak berat (<10%) tanpa disertai

muntah – muntah berulang atau syok dapat ditatalaksan dengan menggunakan cairan

rehidrasi oral yang mengandung glukosa dan elektrolit.Obat anti muntah dapat

diberikan untuk mengurangi muntah yang persisten. Selain itu diare ditatalaksana

menurut derajat dehidrasi yang dialami oleh pasien, derajat dehidrasi dan pilihan

terapinya adalah sebagai berikut :

1. Tanpa dehidrasi
a) Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan new oralit diberikan 5 – 10
ml/kgBB setiap diare cair atau berdasarkan usia :
< 1 tahun : 50 – 100 mL
1-5 tahun : 100 – 200 mL
> 5 tahun : semaunya

13
b) Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus
terus diberikan
c) Pasien dapat dirawat dirumah, kecuali apabila terdpaat komplikasi lain
(tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuen dan profundus)
2. Dehidrasi ringan sedang
a) Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/kgBB
dalam 3 jam untuk menganti kehilangan cairan yang terjadi dan sebanyak
5 – 10 mL/kgBB setiap diare cair
b) Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi
minum walaupun diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui
pipa nasogastric. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer laktat atau
KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdarkan berat badan.
Status hidrasi dievaluasi secara berkala
Berat badan 3 – 10 kg : 200 mL/kgBB/hari
Berat badan 10 – 15 kg : 175 mL/kgBB/hari
Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/hari
c) Pasien dipantau di puskesmas / rumah sakit selama proses rehidrasi sambil
memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orang tua
3. Dehidrasi berat
a) Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat
100 mL/KgBB dengan cara pemberian :
<12 bulan : 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 5 jam
berikutnya
>12 bulan : 30 mL/kgBB dalam ½ jam pertama,
dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 5 jam
berikutnya
b) Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum,
dimulai dengan 2,5 mL/kgBB selama proses rehidrasi.3-5

G. Komplikasi
Gangguan elektrolit berupa hiponatremia, hypernatremia, hypokalemia dan
hiperkalemia.1

14
H. Prognosis
Kematian akibat diare mencerminkan adanya masalah gangguan sistem
homeostasis cairan dan elektrolit, yang memicu terjadinya dehidrasi,
ketidakseimbangan elektrolit dan instabilitas vascular, serta syok.1

15
PEMBAHASAN

Diare yaitu frekuensi yang abnormal dan konsistensi tinja yang encer/cair, dalam
literature lainnya menyebutkan bahwa diare adalah buang besar dengan konsistensi cair > 3
kali dalam 24 jam. Pada pasien ditemukan buang air besar > 3 kali dalam 24 jam. Untuk
menentukan penyebab dari terjadinya diare pada kasus diatas haruslah dengan serangkaian
pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya virus, bakteri atau parasit, tetapi sebagian besar
penyebab diare pada anak adalah virus yakni rotavirus. Secara epidemiologi angka kejadian
diare pada anak 1 – 4 tahun lebih tinggi dari pada angka kejadian pneumonia, hal ini mungkin
disebaban karena pada usia 1- 4 tahun anak belum memahami konsep hidup bersih dan sehat
seperti menjaga hygiene dan untuk Negara berkembang seperti Indonesia angka kejadian
diare masih tergolong tinggi, hal ini dapat disebabkan oleh pemahaman orang tua tentang
menjaga hygiene perorangan, sanitasi dan konsep hidup bersih belum sepenuhnya dipahami,
selain itu hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat pemahaman dan kepedulian dari orang tua
untuk selalu menjaga kebersihan diri dan makanan dari anak – anak.
Keluhan pada pasien berupa buang besar cair, keluhan lainnya disangkal.Saat
dilakukan pemeriksaan fisik dan dilakukan skoring dehidrasi terlihat bahwa pasien masuk
dalam kategori dehidrasi ringan sedang, dimana ditemukan tanda – tanda dehidrasi berupa
keadaan umum lesu, mata cekung, serta pernapasan > 30 x/menit. Pemeriksaan penunjang
yang digunakan ialah Complete blood count ( CBC ), CBC bukan gold standar diare, tetapi
untuk CBC dapat digunakan untuk melihat apakah terdapat tanda – tanda infeksi atau tidak,
salah satunya dengan melihat kadar leukosit.
Tatalaksana yang diberikan pada pasien diare ialah melihat derajat dehidrasinya.Pada
awal masuk derajat derajat dehidrasi pasien ialah ringan sedang dan sebelumnya pasien telah
diterapi dengan oralit, L-Bio dan zinc, tetapi pasien masih diare dan derajat dehidrasi pasien
menjadi dehidrasi ringan sedang. Sesuai alur tatalaksana yang direkomendasikan oleh WHO
dan idai maka kita harus terapi dengan cairan rehidrasi oral (CRO) sebanyak 450 mL untuk
tiga jam pertama. Tetapi melihat kondisi pasien yang telah diterapi di rumah dan derajat
dehidrasi pasien tetap ringan sedang maka dapat dilakukan terapi secara parenteral untuk
mencegah jagan sampai pasien masuk dalam derajat dehidrasi berat dan akan memperburuk
kondisi pasien, dimana pasien masih buang air besar cair saat dilakukan penanganan awal di
IGD. Terapi parenteral dapat diberikan Asering 1200cc/hari atau 50 cc/jam atau 16 tpm. Lalu

16
dilakukan evaluasi kembali jika kondisi pasien membaik, buang besar sudah tidak encer lagi
dan derajat dehidrasi berubah menjadi tanpa dehidrasi maka dapat menjadi indikasi untuk
rawat jalan.
Pada kasus pasien di atas pada hari keempat perawatan derajat dehidrasi pasien sudah
tanpa dehidrasi dan buang air besar pasien mulai tidak cair dibandingkan hari pertama datang
sehingga pasien dapat melakukan rawat jalan.Saat pasien pulang lakukan diedukasi pada
orang tua seperti langkah – langkah preventif untuk mencegah diare seperti kebersihan
perorangan, cuci tangan sebelum makan, kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban,
menyiapkan air minum yang bersih dan ajari orang tua cara membuat oralit di rumah. Selain
itu, orang tua harus tahu kapan orang tua harus membawah anak kembali ke pusat pelayana
kesehatan jika mengalami gejala – gejala seperti demam, tinja berdarah, makan atau minum
sedikit, sangat haus dan diare makin sering atau tidak membaik dalam 3 hari.

17
PENUTUP

1. Untuk menegakan suatu diagnosa gastroenteritis atau diare, kita harus mengetahui
apakah buang air besar konsistensinya cair atau tidak, frekuensinya lebih dari tiga kali
atau tidak dalam 24 jam.
2. Pada kasus diare saat pemeriksaan fisik perhatikan tanda – tanda dehidrasi pada
pasien dan klasifikasikan derajat dehidrasi pada pasien, sehingga tatalaksana yang
diberikan pada pasien sesuai dengan derajat dehidrasi pasien.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. IDAI., 2012. Buku Ajar Gastroenterologi - Hepatologi. Jilid 1.


Jakarta. Badan Penerbit IDAI.
2. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak di Indonesia. IDAI. Tahun 2009
3. Standar Pelayanan Medis, Fakultas kedokteran Universitas Hasanudin, Tahun 2013
4. Pelayanan kesehatan anak dirumah sakit. WHO. Tahun 2005.
5. Marlia. Dede lia dkk. 2015.Defisiensi zinc sebagai salah satu faktor risiko diare akut
menjadi diare lanjut. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

ii
iii

Anda mungkin juga menyukai