Anda di halaman 1dari 26

ILMU

BUDAYA SUNDA

 DR. H. AZIS LUKMAN PRAJA, M.Si


NILAI-NILAI ISLAM DAN BUDAYA
SUNDA
DALAM KESEHARIAN

MANUSIA

HAKEKAT
RELIGI
*KONKRIT/LAHIRIAH
“ISLAM”
*ABSTRAK/BATHINIAH BENAR
BAIK
KESEIMBANGAN
MATERIAL
PROSES
HIDUP
KESEIMBANGAN
SALAH SPIRITUAL
KEBUTUHAN BURUK
*KONKRIT/LAHIRIAH
*ABSTRAK/BATHINIAH
BUDAYA
“SUNDA”
PENDEKATAN HAKEKAT MANUSIA
PENDEKATAN ILMIAH
Ciri dan karakteristik perbedaan manusia dengan hewan :
1. Socrates, menamakan manusia sebagai Zoon Politicon artinya hewan
yang bermasyarakat.
2. Max Scheller, menggambarkan manusia sebagai Das Kranke Tier
artinya (hewan yang sakit) yang selalu gelisah dan bermasalah.
3. Charles Darwin, dengan Teori Evolusinya manusia berasal dari primat
atau kera namun terjadi missing link (terputus)

PENDEKATAN ILAHIYAH
1. Manusia sebagai khlifah di muka bumi (Q.S. Al-Baqoroh , 2:30)
2. Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia (Q.S. At-Tiin, 95:4)
3. Manusia diciptakan hanya untuk beribadah (Q.S. Az-Zariat, 51: 56)

1.
UNPAS

MENGEMBANGKAN MELESTARIKAN
SIAR ISLAM BUDAYA SUNDA

JATI DIRI
TRI JATI DIRI UNIVERSITAS PASUNDAN

LUHUNG ELMUNA PENGKUH


JEMBAR BUDAYANA
BASTHATAN FIL ILMI AGAMANA
 LUHUNG ELMUNA

 Arrasihun
= Berilmu tinggi dan mampu
menyesuaikan ilmunya sesuai kehendak zaman
* QS. Ali Imran: 7
QS. Annisa : 162
 Ulul Albab:
Manusia yang mampu menggunakan akalnya
untuk merealisasikan ilmunya terhadap
kekuasaan Allah swt.
* QS. Ali Imran 190-191
 Ulul Ilma:
Yang menguasai ilmu dan mempelajarinya
* QS. Ali Imran: 18
 PENGKUH AGAMANA

 Muslimin:
Menyerahkan diri pada Allah swt’

 Mu’min:
Manusia yang percaya sepenuhnya pada Allah
swt.
JEMBAR BUDAYANA

 Solihin:
Orang yang selalu berbuat baik dan tidak pernah
menyusahkan orang lain

 Muhsinin:
Orang baik yang tidak mengharapkan pujian,
sanjungan ,atau pamrih

 Muhlisin :
Orang yang tidak mengharapkan pujian/pamrih
Dia berbuat semata-mata hanya untuk Allah.
TUJUAN PEMBELAJARAN BUDAYA SUNDA

I. TUJUAN UMUM
Lulusan: Mampu ngigelan dan ngigelkeun zaman
Terwujudnya perilaku Kasilihwangian
Silihwangi: Gelar atau sebutan Raja Tatar Sunda Prabu Dewata
setelah meninggal
MEMILIKI
- Sifat: Asih
Asah System Kehidupan
Asuh

Silih Asih: TL. Saling mengasihi, menyayangi;


Gawe = bekerja = amal = kerjasama = tanggung jawab bersama
(Tubuh: Hadist).
Silih Asah: Membuat tajam sesuatu termasuk pikiran manusia;
Saling memberi pengetahuan, menambah meningkatkan
pengetahuan dalam menghadapi masalah.
Pembentukan Asah:
- Boga sumanget jeung kahayang; (Fikir, eling = ingat = dzikir dan
sabar)
- Musyawarah: QS. Asy-Syura: 38
- Pagheula-heula muru kahadean = berlomba-lomba dalam
kebajikan = Fastabikul khairat
- Hati yang bersih
- Ngajak kana kahadean nyarek kana kagorengan
- Conto nu hade

Silih Asuh:
Membimbing, mendidik, membantu menyelesaikan permasalahan
Unsur Asuh:
- Kesederajatan
II. TUJUAN KHUSUS

a. Menghasilkan sarjana yang mengenal dan mencintai BS

b. Menghasilkan sarjana yang mampu memahami dan


menyerap nilai-nilai budaya

c. Mentransformasikan BS ke B. Nasional/Internasional
melalui disiplin ilmu yang dikuasainya
I. DASAR
a.Pasal 32 UUD ’45
“Kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai
usaha budinya Rakyat Indonesia”
(Casser, Baru → persatuan)

b.UUSPN No. 2 1989 Bab IX (p) 38 (a) 1


“Pelaksanaan Pendidikan didasarkan kurikulum secara
nasional, serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan
pendidikan yang bersangkutan”
- Bab XI (p) 42 (a) 1
“Bahasa Daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar
dalam tahap awal pendidikan dan sejauh diperlukan dalam
penyampaian pengetahuan dan keterampilan tertentu”
c.Dalam GBHN
- Pengembangan kebudayaan wawasan budaya dan
makna pada pemb. Nasional
- Pemahaman dan pengalaman nilai BD yang luhur dan
beradab, menyerap budaya asing yang positif dan
mencegah paham yang negatif
- Mendorong tumbuhnya sikap kerja keras dan disiplin
- Memperkukuh persatuan/kesatuan melalui proses
pembudayaan bangsa yang positif
- Pembinaan BD dalam rangka mengembangkan dan
memperkaya perbendaharaan B. Ind.
- dsb.

d.Unpas
Misi Unpas: Memuliakan dan mengagungkan agama Islam
dan mengembangkan budaya sunda
PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kebudayaan Secara Umum
1. Pengertian Kebudayaan
- Budhayah – jamak budi: akal
Kebudayaan hasil budi/akal
- Budhi: akal yang sehat selalu mengeluarkan ide-ide untuk berkarya
Daya: Dorongan (Motif)
- Bahasa Asing:
* Cultuur (Belanda) Mengalah, menyebarkan mengembangkan
* Culture (Inggris)
Asal katanya (Latin) “Colere”

Menurut:
a. E. B. Taylor (Primitive Culture)
“Kebudayaan adalah komplikasi (Jalinan/dalam keseluruhan
(pengetahuan, kepercayaan, kesen, moral, dsb.) kenyataan dan kebiasaan
yang dilakukan masyarakat)
b. Ki Hajardewantara
Keb hasil perjuangan manusia dua pengaruh yang kuat [alam (kodrat) dan
masyarakat (Zaman)] untuk mengatasi rintangan dan kesukaran hidup
keselamatan
b. Ki Hajardewantara
Keb hasil perjuangan manusia dua pengaruh yang kuat [alam
(kodrat) dan masyarakat (Zaman)] untuk mengatasi
rintangan dan kesukaran hidup
keselamatan

c. Koentjaraningrat
Seluruh totalitas pikiran manusia (hasil karya) yang tidak berakar
pada nalurinya, hanya bisa dicetuskan melalui proses belajar dalam
seluruh aktivitas kehidupannya.

Secara Universal kebudayaan memiliki unsur-unsur:


1) Sistem religi dan upacara keagamaan
2) Sistem sosial dan organisasi kemasyarakatan
3) Sistem pengetahuan
4) Bahasa
5) Kesenian
6) Sistem pencaharian hidup
7) Sistem teknologi dan peralatan
2. Bentuk Kebudayaan

a. Material: hasil cipta, rasa, karsa, dan karya manusia yang


berupa kebendaan
b. Non Material: hasil cipta, rasa, karsa, dan karya manusia
berupa: kebiasaan-kebiasaan, kesusilaan, ilmu pengetahuan,
keyakinan, seni, dll.

Kebudayaan pada hakekatnya mengandung sifat-sifat keluhuran dan


kehalusan, sifat tersebut merupakan salah satu unsur yang
menentukan tinggi rendahnya value hakiki dan budaya itu.
Sedangkan ruang lingkup kebudayaan adalah seluruh aspek budaya
material dan non material (seni, bahasa, kesehatan, ekonomi,
hukum, pendidikan, teknologi, dsb)

3. Ruang Lingkup
Seluruh aspek kebudayaan (budaya material & non material)
mencakup: adat istiadat, seni, bahasa, ekonomi, kesehatan,
pendidikan, teknologi, dsb.
d. Pandangan Sosiologi

Kebudayaan mempunyai arti: cipta, rasa, karsa, dan


karya.
Cipta: Selalu ingin tahu tentang rahasi-rahasia alam
kehidupan
(masalah → jawaban → pengetahuan)

Rasa: perasaan keindahan → seni

Karsa: Motif → (kehendak: k. rasa-kersa

Karya: Hasil kerja manusia dari cipta, rasa, dan karsa


ASPEK KEMASYARAKATAN
1.Konsep Rama, Resi, dan Ratu:
- Rama : Orang yang bertugas mengayomi masyarakat
(Ngasuh somah), ia bertugas membimbing
kehidupan kemasyarakatan.
- Resi : Orang yang bertugas memelihara kehidupan
keagamaan (ngasuh keagamaan)
- Ratu : Orang yang bertugas mengolah negara (kanagaraan)
Konsepsi Ratu, Resi, dan Rama pada kehidupan masyarakat
sunda yang masih ada saat ini adalah:
a. Cirebon terdapat:
Keraton Kasepuhan → Nagara
Keraton Kanoman → Rakyat
Keraton Kacirebonan → Religi/Islam
b. Tasikmalaya : Kuncen : Ratu
(Kampung Naga) Lebe : Keagamaan
Punduh : Kemasyarakatan
2. Sistem Kekerabatan
Pada masyarakat sunda terdapat dua pengertian tentang
keluarga, yaitu:

 Keluarga dalam arti sempit: adalah samah, biasanya disebut


keluarga batih, keluarga intii

 Keluarga dalam arti mempunyai arti luas, adalah sanak


sudara, keluarga besar, mereka yang mempunyai pertalian
darah dan perkawinan’
 Dalam bahasa Sunda keluarga besar disebut baraya, dulur,
wargi/warga, satu keluarga besar disebut sabondoroyot,
sakulawedet.

3. Budaya Nasional
- Ciri dan bentuk budaya adalah perwujudan totalitas daya budi
sekelompok manusia yang mempunyai kesamaan dalam
persatupaduan dengan wilayah dan alam, sejarah, nasib, tata
organisasi, kemasyarakatan.
- Pengembangan budaya nasional bukan monopoli pemerintah saja,
tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh bangsa
Indonesia.
Budaya Nasional: puncak-puncak budaya daerah yang berdasarkan
nilai-nilai budaya daerah yang dikembangkan dan reket serta
menunjang terhadap pembinaan kebudayaan nasional.
Budaya Nasional Indonesia adalah berlandaskan idiil yang
mencerminkan perspektif akan kehidupan batin, yang kita sebut
falsafah atau pandangan hidup, yaitu pancasila yang disinari oleh
sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Bangsa Indonesia adalah bangsa religious, landasan idiil dari


kebudayaan bangsa adalah membentuk reaksia pancasila: yaitu
bermoral agama dan berbudaya yang luhur (taqwa, wili asih,
berilmu pengetahuan yang tinggi, etika, dan tanggung jawab
pada Nusa, Bangsa, dan Agama)
a. Keluarga dalam arti sempit, somah, biasanya disebut keluarga
batih, keluarga inti.

b. Keluarga dalam arti luas, adalah sanak saudara, keluarga besar,


mereka yang mempunyai ikatan keluarga karena pertalian
darah dan perkawinan
Dakam bahasa Sunda keluarga besar disebut baraya,
dulur/wargi/warga. Satu keluarga besar disebut sabondotroyot,
sakulawedet.
Keluarga inti adalah: Ayah, Ibu, dan Anak
Sifat kekerabatan sunda adalah parental
Garis keturunan ayah-ibu, kedudukan suami istri memiliki
derajat yang sama.
Hukum waris dilakukan melalui kedua belah pihak, kepala
keluarga berada pada pihak pria
Pihak pria, aktif mencari menantu atau istri, kemudian istri
dibawa bertempat tinggal di rumah suami.

Di daerah banten terdapat kebiasaan bahwa orang tua yang aktif


mencari menantu dan suami bertempat tinggal di rumah
keluarga istri. (Saepomo 1982:1, Edi S. Ekadjati).
Sistem Kekerabatan:
Sistem kekerabatan orang sunda ke atas dan ke bawah sampai tujuh
tingkatan, bahkan juga ke samping.

Hubungan atas bawah Hubungan ke Samping


Besar

Anak
Ayah/ibu Suami Istri
Ayah/ibu Besan Adik
Adik Besan Paman/bibi
Paman/bibi Kakak
Kakak
Ua
Ua

Anak Anak
Fungsi Perkawinan
1. Suami Istri → membentuk keturunan
2. Keluarga Sumai/Istri → membentuk kekerabatan baru

Stratifikasi Pasangan Hidup


Pada umumnya pasangan sunda (pasangan hidup) mencari yang sederajat
(sababad, sawaja) tingkatan sosialnya dan keturunannya.

Sistem Kepemimpinan
Sistem kepemimpinan di masyarakat Sunda terdiri dari dua macam:
1) Kepemimpinan kenegaraan:
adalah kepemimpinan yang terbentuk berdasarkan tugas & kewajiban, dan
wewenang mengelola negara atau kelompok masyarakat tertentu
2) Kepemimpinan Keagamaan:
adalah kepemimpinan yang terbentuk atas penguasaan ilmu agama dan
berperilaku sesuai dengan norma-norma keagamaan.
Ada kemungkinan pada mulanya hanya dikenal satu macam kepemimpinan
saja.
3) Kepemimpinan Kemasyarakatan
Dalam masyarakat tradisional kepemimpinan berakar pada struktur sosial
yang tersusun berdasarkan kelahiran, kekayaan, dan status.
Jenis Kepemimpinan
1. Formal : adalah kepemimpinan yang terbentuk karena memegang
jabatan/kedudukan tertentu dalam pemerintahan
2. Informal : adalah kepemimpinan yang terbentuk dalam masyarakat
sebagai buah/hasil usaha tokoh pemimpin yang bersangkutan (Kusnaka
Adi-Maharaja dkk, 1984)

Syarat-syarat Pemimpin
1. Mempunyai ilmu pengetahuan yang tinggi (lahir batin), kuat daya
spiritualnya, kuat jiwa dan fisiknya, yang paling menonjol di kelompoknya.
2. Mempunyai cinta dan tanggung jawab, suci ati, dan sanggup menjadi
korban pertama(cikal bugang) demi tercapainya tujuan.
3. Memiliki mental, moral yang bersih dan tinggi, dan membuat dirinya agar
diteladani.

Sifat-sifat Pemimpin:
1. Lantif : tidak kasar (diplomatis) dalam bertindak
2. Surti : Tajam rasa dan pikir, mudah menangkap aspirasi dan pikir
3. Binekas : pandai, dapat mengambil secara cepat dan tepat
4. Bijaksana : pandai, cepat/tepat mencari jalan penyelesaian tanpa
banyak yang menjadi korban
5. Berseka : bersih dari segala noda lahir batin
 DEFINISI SUNDA
 DITINJAU DARI:
1. Antropologi
Sunda adalah orang-orang yang secara turun temurun,
berasal dan menggunakan bahasa Ibu bahasa Sunda, serta
dialeknya dalam kehidupan sehari-hari berasal dan bertempat
tinggal di Jawa Barat dan Banten (Koentjaraningrat)
2. Kebudayaan
Orang Sunda ialah orang atau sekelompok orang yang
dibesarkan dalam lingkungan sosial budaya sunda serta
dalam hidupnyq menggunakan norma-norma dan nilai-
nilai budaya Sunda (Ajip Rosidi dan Edi S. Ekajati)
Lanjutan

3. Kultural
Daerah Sunda di sebelah Timur dibatasi oleh
sungai Cilosari dan Sungai Citanduy

4. Geografis
Pada awal abad masehi di nusantara ada suatu
tempat yang dinamakan yawadwipa (p. jawa) di
ujung P. Jawa hidup seorang tokoh yang disebut
Aki Tirem. Karena keluhuran ilmunya ia dianggap
sebagai leluluhur orang Sunda.
Kepercayaan Orang Sunda
Sebelum Masuknya Islam

 Sistem Religi
 Wujud dan Bentuk Penyembahan
 Pandangan Orang Sunda setelah Mati
(Maot)
 Konsep Kepercayaan yang Pernah Masuk
ke Tatar Sunda

Anda mungkin juga menyukai