Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : AJI HENDRA WIGUNA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 836291503

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4502/Pengemb. Kur. & Pembel. di SD

Kode/Nama UPBJJ : 22 / SERANG

Masa Ujian : 2021/22.1(2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Berdasarkan pada bagan dimensi kurikulum yang terdapat pada skema pengembangan
kurikulum.
a. Pengertian kurikulum sebagai suatu ide
Ide atau konsep kurikulum bersifat dinamis, dalam arti akan selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman, minat dan kebutuhan peserta didik, tuntutan
masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Ide atau gagasan tentang kurikulum hanya
ada dalam pemikiran seseorang yang terlibat dalam proses pendidikan, baik secara
langsung maupun tidak langsung, seperti Kepala Dinas Pendidikan, pengawas, kepala
sekolah, guru, peserta didik, orang tua, dan sebagainya. Ketika orang berpikir tentang
tujuan sekolah, materi yang harus disampaikan kepada peserta didik, kegiatan yang harus
dilakukan oleh guru, orang tua dan peserta didik, objek evaluasi, maka itulah dimensi
kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi. Paling tidak itulah konsep kurikulum menurut
mereka. Ide atau konsepsi kurikulum setiap orang tentu berbeda, sekalipun orang-orang
tersebut berada dalam satu keluarga. Perbedaan ide dari orang-orang tersebut sangat
penting untuk dianalisis bahkan dapat dijadikan landasan pengembangan kurikulum.
b. Pengertian kurikulum suatu rencana tertulis
Dimensi kurikulum sebagai rencana biasanya tertuang dalam suatu dokumen
tertulis. Dimensi ini menjadi banyak perhatian orang, karena wujudnya dapat dilihat,
mudah dibaca dan dianalisis. Dimensi kurikulum ini pada dasarnya merupakan realisasi
dari dimensi kurikulum sebagai ide. Aspek-aspek penting yang perlu dibahas, antara
lain : pengembangan tujuan dan kompetensi, struktur kurikulum, kegiatan dan
pengalaman belajar, organisasi kurikulum, manajemen kurikulum, hasil belajar, dan
sistem evaluasi. Kurikulum sebagai ide harus mengikuti pola dan ketentuan-ketentuan
kurikulum sebagai rencana. Dalam praktiknya, seringkali kurikulum sebagai rencana
banyak mengalami kesulitan, karena ide-ide yang ingin disampaikan terlalu umum dan
banyak yang tidak dimengerti oleh para pelaksana kurikulum.
c. Pengertian kurikulum sebagai suatu kegiatan
Kurikulum dalam dimensi ini merupakan kurikulum yang sesungguhnya terjadi
di lapangan (real curriculum). Peserta didik mungkin saja memikirkan kurikulum sebagai
ide, tetapi apa yang dialaminya merupakan kurikulum sebagai kenyataan. Antara ide dan
pengalaman mungkin sejalan tetapi mungkin juga tidak. Banyak ahli kurikulum yang
masih mempertentangkan dimensi ini, dalam arti apakah sesuatu kegiatan termasuk
kurikulum atau bukan. Misalnya, MacDonald (1965), Johnson (1971), Popham dan
Baker (1970), Inlow (1973), dan Beauchamp (1975) tidak menganggap suatu kegiatan
sebagai kurikulum. Bagi Beauchamp, kurikulum adalah a written document yang masuk
dalam dimensi rencana, sedangkan ahli lainnya melihat kurikulum hanya sebagai hasil
belajar. Namun demikian, banyak juga ahli kurikulum lain yang mengatakan suatu
kegiatan atau proses termasuk kurikulum, seperti Frost dan Rowland (1969), Zais (1976),
Egan (1978), Hunkins (1980), Tanner and Tanner (1980), serta Schubert (1986).
d. Kurikulum sebagai hasil belajar
Hasil belajar adalah kurikulum tetapi kurikulum bukan hasil belajar. Pernyataan
ini perlu dipahami sejak awal, karena banyak orang tahu bahwa hasil belajar merupakan
bagian dari kurikulum, tetapi kurikulum bukan hanya hasil belajar. Banyak juga orang
tidak tahu bahwa pengertian kurikulum dapat dilihat dari dimensi hasil belajar, karena
memang tidak dirumuskan secara formal. Begitu juga ketika dilakukan evaluasi secara
formal tentang kurikulum, pada umumnya orang selalu mengaitkannya dengan hasil
belajar. Sekalipun, evaluasi kurikulum sebenarnya jauh lebih luas daripada penilaian
hasil belajar. Artinya, hasil belajar bukan satu-satunya objek evaluasi kurikulum. Namun
demikian, hasil belajar dapat dijadikan sebagai salah satu dimensi pengertian kurikulum.
Evaluasi kurikulum ditujukan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi kurikulum,
sedangkan fungsinya adalah untuk memperbaiki, menyempurnakan atau mengganti
kurikulum dalam dimensi sebagai rencana.
Hasil belajar sebagai bagian dari kurikulum terdiri atas berbagai domain, seperti
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Secara teoritis, domain hasil belajar
tersebut dapat dipisahkan, tetapi secara praktis domain tersebut harus bersatu. Hasil
belajar juga banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor guru, peserta
didik, sumber belajar, dan lingkungan. Kurikulum sebagai hasil belajar merupakan
kelanjutan dan dipengaruhi oleh kurikulum sebagai kegiatan serta kurikulum sebagai ide.

2. A. Peranan kurikulum yang perlu diimplementasikan dalam pelaksanaan kurikulum di


sekolah agar supaya berjalan secara seimbang dan harmonis.

1) Peranan Konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana
untuk mentransmisikan nilai nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih
relevan dengan masa kini kepada generas muda, dalam hal ini para siswa. Peranan
konservatif ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum yang berorientasi ke
masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan
kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan proses social. Salah satu
tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina perilaku siswa sesuai dengan
nilai-nilai social yang hidup di lingkungan masyarakatnya.

2) Peranan Kreatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan aspek aspek lainnya senantiasa terjadi setiap
saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu
mengembangkan sesatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang.
Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa
mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh
pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara berfikir
baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.

3) Peranan kritis dan evaluative


Peranan ini di latarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya
yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga
pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu diseusaikan dengan
kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi
pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Oleh karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan
budaya, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan
budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini,
kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam control atau filter social. Nilai-
nilai social yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kin
dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.

B. Hal yang harus di lakukan Pak Ahmad adalah pak Ahmad harus menyeimbangkan
dan mengharmoniskan Ketiga peranan kurikulum di atas agar dapat memenuhi
tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan ketimpangan yang
menyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal.
Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab Pak
Ahmad dan semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan, diantaranya : guru,
kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat. Dengan demikian,
pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya dapat memahami betul apa yang menjadi
tujuan dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-
masing.
3. a. Beberapa landasan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan oleh
pengembang kurikulum dalam pada waktu mengembangkan suatu kurikulum,
yaitu :
Dalam melakukan pengembangan kurikulum ada beberapa prinsip yang menjadi dasar
dan harus diperhatikan. Prinsip tersebut terdiri dari 6 prinsip yaitu:
1) Relevansi
Prinsip relevansi memiliki arti bahwa pengembangan kurikulum harus di susun
berdasarkan kesesuaian terhadap tuntutan kebutuhan peserta didik. Oleh sebab itu
kita selalu menemukan kurikulum yang terus berubah seiring dengan perubahan
terhadap perkembangan kehidupan yanf begitu cepat. Itu bertujuan agar
pendidikan kita tidak tertinggal dengan perkembangan zaman.
2) Efektifitas
Prinsip ini dapat diartikan bahwa pengembangan kurikulum harus memperhatikan
pada efektifitas dalam mencapai tujuan kurikulum. Ini memengaruhi bagaimana
suatu tujuan dapat dicapai dengan cara yang lebih efektif.
3) Efisiensi
Prinsip efisiensi lebih berfokus kepada perbandingan terhadapan tenaga, waktu,
dana dan sarana yang dipakai dengan hasil yang akan diperoleh. Maka dari itu
sebisa mungkin kurikulum yang disusun harus dapat memberikan efisiensi
terhadap komponen diatas (tenaga, waktu, dana dan sarana) tetapi juga mampu
mencapai hasil yang sudah ditetapkan.
4) Kontinunitas
Prinsip kontinunitas atau berkelanjutan artinya kurikulum dari berbagai tingkatan
seperti tingkatan kelas, tingkatan pendidikan disusun berkesinambungan.
pembelajaran yang ada si kelas 2 SD merupakan kelanjutan dari materi yang
sudah di sajikan di kelas 1 SD. Begitupun pembelajaran di SMP merupakan
kelanjutan dari pembelajaran yang sudah disampaikan di bangku Sekolah Dasar.
5) Fleksibilitas
Prinsik fleksibilitas memungkinkan penyelrngaran pembelajaran berjalan secara
fleksibel. Artinya selain terdapat program untuk semua anak (peserta didik), juga
terdapat program-program pilihan yang dapat dipilih oleh anak.
6) Integritas
Prinsip integritas artinya program program yang telah disusun hendaknya dapat
saling berhubungan dalam rangka mencapai pembentukan kepribadian yang
terpadu.
b. Ditinjau dari landasan psikologis berkaitan kurikulum dan teori
perkembangan peserta didik, jelaskan implikasi pandangan tersebut terhadap
pengembangan kurikulum di sekolah!
Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang
signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik,
kurikulum dipandang sebagai buku atau dokumen yang dijadikan guru sebagai
pegangan dalam proses belajar mengajar. Tanpa kurikulum yang tepat akan sulit
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Di Indonesia sudah
beberapakan kali diadakan perubahan kurikulum dan perbaikan kurikulum.
Perubahan ini diadakan untuk mewujudkan pembangunan nasional dibidang
pendidikan. Perubahan yang muncul tentunya akan berimplikasi terhadap kegiatan
belajar mengajar. Bagaimana gambaran implikasinya merupakan tujuan dari
penulisan dari tulisan ini. Implikasi pelaksanaan kurikulum 2013 dapat dilihat secara
positif dan negative dan ternyata memang guru memegang peranan. penting untuk
terlaksananya Kurikulum 2013 dan melihat bentuk dan proses perubahannya sebagai
suatu yang konstruktif.
4. A. prinsip khusus pengembangan komponen kurikulum yang berkenaan dengan tujuan
pendidikan, yaitu:
1) Prinsip penentuan tujuan pendidikan Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang
bersifat umum dan khusus. Dalam perumusan tujuan pendidikan, didasarkan pada
sumber-sumber, seperti; ketentuan dan kebijakan pemerintah, survei mengenai
persepsi masyarakat tentang kebutuhan mereka, survei tentang pandangan para
ahli dalam bidang-bidang tertentu, survei tentang kualitas sumber daya manusia,
serta pengalaman negara lain dalam menghadapi masalah yang sama.
2) Prinsip pemilihan isi pendidikan/kurikulum
Dalam menentukan isi kurikulum, beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan
dasar acuan ialah; diperlukan penjabaran tujuan pendidikan ke dalam perbuatan
hasil belajar yang khusus dan sederhana, isi bahan pelajaran harus meliputi segi
pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta unit-unit kurikulum harus disusun
dalam urutan yang logis dan sistematis, maksudnya ketiga ranah belajar tersebut
diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar.
3) Prinsip pemilihan proses belajar mengajar
Dalam proses belajar mengajar, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini;
kecocokan metode/teknik belajar mengajar untuk mengajarkan bahan pelajaran,
variasi metode/teknik dalam proses belajar mengajar terhadap perbedaan individu
siswa, serta keefektifan metode/teknik dalam mengaktifkan siswa dan mendorong
berkembangnya kemampuan baru.
4) Prinsip pemilihan media dan alat pengajaran
Dalam proses pemilihan media dan alat pengajaran, hendaknya memperhatikan
hal-hal berikut ini; kegiatan perencanaan dan inventaris terhadap alat/media apa
saja yang tersedia, serta pengorganisasian alat dalam bahan pembelajaran, baik
dalam bentuk modul atau buku paket.
5) Prinsip berkenaan dengan penilaian
Penilaian merupakan proses akhir dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam proses
penilaian belajar, setidaknya mencakup tiga hal dasar yang harus diperhatikan,
yakni; pertama, merencanakan alat penilaian. Hal yang harus diperhatikan dalam
fase ini ialah penentuan karakteristik kelas dan usia, bentuk tes/ujian, dan
banyaknya butir tes yang disusun. Kedua, menyusun alat penilaian. Langkah-
langkahnya adalah dengan merumuskan tujuan pendidikan pada ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik, mendeskripsikan dalam bentuk tingkah laku siswa yang
dapat diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran, serta menuliskan butir-
butir tes. Ketiga, mengelola hasil penilaian. Prinsip yang perlu diperhatikan ialah
norma penilaian yang digunakan dalam pengelolaan hasil tes serta penggunaan
skor standard.

B. Prinsip umum dalam pengembangan kurikulum yang dapat dipilih dan diterapkan
dalam pengembangan kurikulum sekolah dasar, yaitu :

1) Prinsip relevansi
Relevansi memiliki makna sesuai atau serasi. Jika mengacu pada prinsip
relevansi, setidaknya kurikulum harus memperhatikan aspek internal dan
eksternal. Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen
kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi).
2) Prinsip fleksibilitas
Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan
fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan
dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting terhadap
perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar benar diperhatikan
sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan.
3) Prinsip kontinuitas
Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus
memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang
pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan.
4) Prinsip efisiensi
Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bahkan vital
dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam perencanaan
pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia revolusi industri
menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum yang dilahirkan oleh
para ahli dari dunia barat.
5) Prinsip efektivitas
Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana rencana
program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua
aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas
belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai