Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI STERIL

PERCOBAAN 3

INJEKSI EFEDRINE

HARI/ TANGGAL :7 Desember 2021


NAMA : Nabela
NIM :61608100818045
KELOMPOK :2(dua)
TINGKAT :4(IV)

DOSEN PENGAMPU : apt. Habibie Deswilyaz Ghiffari, M. Farm

ASISTEN DOSEN : Kak siska dan Kak Hestika

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI STERIL


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA BATAM
2021
INJEKSI EFEDRINE
I. Formula Zat Aktif
• Ephedrini Sulfas 50
• Aqua P.I 1 ml
II. Rancangan Formula
• Ephedrini Sulfas 1,5 mg
• Aqua P.I 30 ml
III. Master Formula
Nama Produk : EPHERMIDE
Jumlah Produk : 1 vial
Tanggal Produksi : 07 Desember 2021
No. Registrasi : DKL2000100149A1
No. Batch : 0241022
Nama Pabrik Nama Obat:
Tanggal Tanggal Dibuat Oleh Disetujui Oleh
Formula : Produksi : Kelompok : :
No Kode Bahan Nama Bahan Kegunaan Perdosis Perbatch
1 EP Ephedrini Sulfas Zat Aktif 1500 mg 50 mg
2 Aq Aqua P.I Pelarut Ad 30 ml Ad 5ml

IV. Alasan Formula


1. Alasan Pemilihan Zat Aktif
• Ephedrini Sulfas
Digunakan untuk relaksasi otot polos, stimulasi, jantung, dan peningkatan
sintonik dan dapat meningkatkan tekanan darah arasronik, serta dapat
menstimulasi reseptor alfa dan beta untuk melakukan tindakan yang
menghasilkan efek langsung dari reseptor.
2. Alasan Pemilihan Zat Tambahan
• Aqua Pro Injeksi
Digunakan untuk bahan pelarut injeksi. Selain sebagai bahan dan
pembuatan injeksi karena bebas pirogen. Alasan dari penggunaan A.P.I yaitu
dalam ilmu farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan zat tambahan lainnya
yang mudah terhirolisa (mudah terurai karena adanya kelembapan).
V. Alat dan Bahan
Alat
1 Beker glass
2 Batang pengaduk
3 pH meter
4 Kaca arloji
5 Vial
6 Ampul
7 Pipet tetes
8 Pipet volume
9 Bola hisap
10 Tabung ukur
11 Kertas Saring

Bahan
1 Ephedrini Sulfat

2 Aqua P.I

3 NaOH

4 Hcl 0,1N

5 Hcl 1N

VI. Uraian Bahan


• Ephedrini Sulfat
Pemerian : Serbuk atau hablur halus, warna putih, tidak berbau, oleh
pengaruh cahaya warna menjadi gelap.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak suka larut dalam etanol (95%)P
Tubuh pH : 4,5-7
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindungi dari cahaya

• Aqua Pro Injeksi (FI IV hal 112, FI III hal 97)


Pemerian : Cairan Jernih, tidak berwarna, tidak berbau
Sterilisasi : Kalor basah (autoklaf)
Kegunaan : Pembawa dan melarutkan
Cara Pembuatan : Didihkan aqua dan diamkan selama 30 menit,
dinginkan.

• NaOH
Pemerian : Bantuk batang, butiran, massa hablur atau kaping, kering,
keras, rapuh, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P.

VII.Perhitungan

VIII. Prosedur Kerja


a.Pembuatan Injeksi Ephedrine

Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang efedrine sulfat sebanyak 1,500 mg, dalam beker glass


yang sudah dikalibrasi 30 ml

Kemudian dilakukan cek PH, diharapkan PHnya 7, bila terlalu asam


ditambahkan dengan NaOH 0,1 N dan bila terlalu basa ditambahkan
denga HCL 0,1 N

Campuran tersebut dimasukkan kedalam botol vial


dengan volume 5,30 ml, ditutup dan di press
IX.Hasil Pengamatan (evaluasi)
No Jenis Evaluasi Prinsip Jumlah Hasil Pengamatan Syarat
Evaluasi Sampel
1. Uji Kejernihan Dengan 1 Laruta terlihat Seluruh sediaan
mengamati jernih (Lolos uji) harus jernih
sediaan scara
visual
2. Uj Partikular Ada tidaknya 1 Tidak terdapat Bebas partikel
partikel dalam partikel (lolos uji)
sediaan
3. Uji kebocoran Dibalik dengan 1 Tidak ada Tidak ada
posisi tutup kebocoran (lolos kebocoran,
dibawah lalu uji) ditandai dengan
ditaruh kertas tidak basahnya
dibawahya. kertas yang
digunakan sebagai
dasar
4. Uji volume Dilakukan 1 Sesuai dengan Volume tidak
terpindahkan dengan volume awal (lolos kurang dari
memindahkan uji) volume yang
isi vial kedalam tertera dalam
beker glass wadah
kemudian
diukur cairanya.
5. Uji ph Mengukur ph 1 Ph 7 (lolos uji) Ph target adalah 7
menggunakan
kertas ph.

X.Pembahasan
Pada percobaan kali ini, kami membuat sirop dengan zat aktif berupa efedrin HCl,
sirop merupakan suatu bentuk larutan. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur. Berdasarkan kalimat diatas yang dikutip
dari Farmakope Indonesia Jilid 4 efedrin HCl harus terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai, pelarut yang kami gunakan adalah air. Bentuk sediaan larutan banyak
digunakan hal ini karena sediaan ini mudah diterima dalam masyarakat terutama anak-
anak yang masih susah dalam menelan tablet, selain itu larutan memiliki kemampuan
untuk bisa diabsorpsi secara cepat, namun tidak secepat parenteral. Dibalik
keunggulannya, sirop memiliki kekurangan seperti dosis yang kemungkinan besar bisa
tidak pas, karena sediaan sirop agar bisa dikonsumsi harus disiapkan oleh konsumen
sendiri, tidak seperti tablet yang dosisnya sudah diatur sedemikian rupa dalam satu
tabletnya. Efedrin HCl merupakan jenis senyawa antipiretik, dalam pembuatan kali ini
ditujukkan untuk meredakan flu, selain itu efedrin HCl memiliki kemampuan untuk
meredakan penyakit pada gangguan saluran pernafasan, seperti asma serta bronkitis,
kelarutan yang cukup tinggi dalam air, dijadikan sebagai faktor utama mengapa efedrin
dibuat dalam bentuk sediaan sirop. Pada pembuatannya sirup efedrin HCl ini
menggunakan Natrium benzoat sebagai pengawet karena sirup dibuat multi dose ,
Natrium benzoat dapat bekerja sebagai pengawet pada pH target berkisar pada 3-5.
Efedrin HCl memiliki rasa pahit sehingga dibutuhkan eksipien untuk menutupi rasa pahit
tersebut. Pada pembuatan sediaan sirop ini, digunakan sirupus simpleks yang memiliki
rasa manis untuk dapat menutupi rasa manis tersebut. Penggunaan sirupus simpleks dapat
menimbulkan terbentuknya kristal gula pada mulut botol ( caplocking ), untuk mencegah
hal tersebut terjadi perlu ditambahkan eksipien lain yang berfungsi sebagai anti
caplocking. Sorbitol digunakan sebagai anti caplocking. Dosis dan kepatuhan pasien
adalah bentuk agar produk yang dibuat dapat diterima oleh pasien, kepatuhan pasien dapat
ditingkatkan dengan membuat produk yang semenarik mungki, hal tersebut dapat dimulai
dari aroma obat, serta warna tampilan obatnya. Karena alasan tersebutlah, tartazin sebagai
pewarna makanan, dengan warna kuning, dengan oleum citric digunkana dalam formulasi.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya tartazin dimasukkan kedalam formulasi sebagai
pemberi warna kuning pada sirop efedrin HCl, warna kuning dipilih sebagai bentuk
representasi dari aroma yang ditimbulkan oleh oleum citric yakni, aroma jeruk. Aroma
jeruk banyak disukai oleh masyrakat, dengan warna khasnya kuning hingga oranye.

XI.Daftar pustaka

Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh

Ibrahim, F., Edisi IV, 391-397, 607-617, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Dahlan, M. S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, 187-189, 209,
Salemba Medika, Jakarta.

Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 1036-1040, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Haley, S., 2009, Propylparaben, In : Rowe, R.C., Sheckey, P. J., & Quinn, M. E.
(eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, 596-597,
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, London.

Handayani, S. A., Purwanti, T., & Erawati, T., 2012, Pelepasan Na-Diklofenak Sistem
Niosom Span 20-Kolesterol dalam Basis Gel HPMC, Pharma Scientia, 1 (2), 35.

Anda mungkin juga menyukai