41.laporan Praktikum Tekfar Percobaab 3 Injeksi Efedrine-Dikonversi
41.laporan Praktikum Tekfar Percobaab 3 Injeksi Efedrine-Dikonversi
PERCOBAAN 3
INJEKSI EFEDRINE
Bahan
1 Ephedrini Sulfat
2 Aqua P.I
3 NaOH
4 Hcl 0,1N
5 Hcl 1N
• NaOH
Pemerian : Bantuk batang, butiran, massa hablur atau kaping, kering,
keras, rapuh, mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif.
Segera menyerap karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P.
VII.Perhitungan
X.Pembahasan
Pada percobaan kali ini, kami membuat sirop dengan zat aktif berupa efedrin HCl,
sirop merupakan suatu bentuk larutan. Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu
atau lebih zat kimia terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur. Berdasarkan kalimat diatas yang dikutip
dari Farmakope Indonesia Jilid 4 efedrin HCl harus terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai, pelarut yang kami gunakan adalah air. Bentuk sediaan larutan banyak
digunakan hal ini karena sediaan ini mudah diterima dalam masyarakat terutama anak-
anak yang masih susah dalam menelan tablet, selain itu larutan memiliki kemampuan
untuk bisa diabsorpsi secara cepat, namun tidak secepat parenteral. Dibalik
keunggulannya, sirop memiliki kekurangan seperti dosis yang kemungkinan besar bisa
tidak pas, karena sediaan sirop agar bisa dikonsumsi harus disiapkan oleh konsumen
sendiri, tidak seperti tablet yang dosisnya sudah diatur sedemikian rupa dalam satu
tabletnya. Efedrin HCl merupakan jenis senyawa antipiretik, dalam pembuatan kali ini
ditujukkan untuk meredakan flu, selain itu efedrin HCl memiliki kemampuan untuk
meredakan penyakit pada gangguan saluran pernafasan, seperti asma serta bronkitis,
kelarutan yang cukup tinggi dalam air, dijadikan sebagai faktor utama mengapa efedrin
dibuat dalam bentuk sediaan sirop. Pada pembuatannya sirup efedrin HCl ini
menggunakan Natrium benzoat sebagai pengawet karena sirup dibuat multi dose ,
Natrium benzoat dapat bekerja sebagai pengawet pada pH target berkisar pada 3-5.
Efedrin HCl memiliki rasa pahit sehingga dibutuhkan eksipien untuk menutupi rasa pahit
tersebut. Pada pembuatan sediaan sirop ini, digunakan sirupus simpleks yang memiliki
rasa manis untuk dapat menutupi rasa manis tersebut. Penggunaan sirupus simpleks dapat
menimbulkan terbentuknya kristal gula pada mulut botol ( caplocking ), untuk mencegah
hal tersebut terjadi perlu ditambahkan eksipien lain yang berfungsi sebagai anti
caplocking. Sorbitol digunakan sebagai anti caplocking. Dosis dan kepatuhan pasien
adalah bentuk agar produk yang dibuat dapat diterima oleh pasien, kepatuhan pasien dapat
ditingkatkan dengan membuat produk yang semenarik mungki, hal tersebut dapat dimulai
dari aroma obat, serta warna tampilan obatnya. Karena alasan tersebutlah, tartazin sebagai
pewarna makanan, dengan warna kuning, dengan oleum citric digunkana dalam formulasi.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya tartazin dimasukkan kedalam formulasi sebagai
pemberi warna kuning pada sirop efedrin HCl, warna kuning dipilih sebagai bentuk
representasi dari aroma yang ditimbulkan oleh oleum citric yakni, aroma jeruk. Aroma
jeruk banyak disukai oleh masyrakat, dengan warna khasnya kuning hingga oranye.
XI.Daftar pustaka
Ibrahim, F., Edisi IV, 391-397, 607-617, Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Dahlan, M. S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, 187-189, 209,
Salemba Medika, Jakarta.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 1036-1040, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Haley, S., 2009, Propylparaben, In : Rowe, R.C., Sheckey, P. J., & Quinn, M. E.
(eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, 596-597,
Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, London.
Handayani, S. A., Purwanti, T., & Erawati, T., 2012, Pelepasan Na-Diklofenak Sistem
Niosom Span 20-Kolesterol dalam Basis Gel HPMC, Pharma Scientia, 1 (2), 35.