Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA UMUM

MODUL I
IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PADA PERSILANGAN MONOHIBRID

DISUSUN OLEH :
NAMA : ANDRE
NIM : G40120021
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : KHOFIFAH INDAH PRATIWI

LABORATORIUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKUL


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

DESEMBER, 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Genetika adalah ilmu yang menganalisis unit keturunan dan perubahan


pengaturan dari berbagai fungsi fisiologis yang membentuk karakter
organisme. Unit keturunan disebut gen yang merupakan suatu segmen
DNA yang nukleotidanya membawa informasi karakter biokimia atau
fisiologis tertentu (Klug dan Cummings, 2000).

Hukum mendel I menyatakan bahwa pada waktu berlangsung psoses


pembentukan gamet, setiap pasang gen disegregasi ke dalam masing-
masing gamet yang terbentuk. Persilangan monohibrid merupakan
persilangan satu sifat beda yang didasarkan pada percobaan Mendel yang
menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum) tinggi dan tanaman ercis
pendek yang masing-masing merupakan galur murni (Cahyono, 2010).

Uji chi square adalah hasil pengujian hipotesis mengenai perbandingan


antara frekuensi observasi yang benar-benar terjadi atau aktual dengan
frekuensi harapan. Frekuensi observasi, nilainya didapat dari hasil
percobaan, sedangkan frekuensi harapan nilainya dapat dihitung secara
teoritis. Statistik distribusi chi square digunakan dalam banyak hal. Mulai
dari pengujian proporsi data multinom, menguji kesamaan rata-rata
poisson serta pengujian hipotesis (Suryo, 2008).

Berdasarkan urain di atas, maka yang melatar belakangi praktikum ini


yaitu mendapatkan gambaran tentang gen yang dibawa oleh gamet-gamet
yang bertemu secara acak serta melakukan Chi-square test untuk
mengetahui apakah hasil yang didapat sesuai dengan Hukum Mendel atau
tidak.
1.2 Tujuan

Tujuan parkatikum ini yaitu mendapatkan gambaran tentang kemungkinan


gen-gen yang dibawah oleh gamet-gamet yang akan bertemu secara
random dan melakukan pengujuan lewat teks-X2 (Chi-square test) untuk
mengatahui apakah hasil yang didapat dapat di anggap di ikuti hukum
mendel atau tidak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Genetika merupakan cabang ilmu dari biologi yang mencoba menjelaskan


persamaan dan perbedaan sifat yang diturunkan pada makhluk hidup. Selain itu,
genetika juga mencoba menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan apa yang
diturunkan atau diwariskan dari induk kepada turunan nya, bagaimana mekanisme
materi genetika itu diturunkan, dan bagaimana peran materi genetika tersebut.
Konsep Genetika berkembang dari ilmu yang membahas tentang bagaimana sifat
diturunkan menjadi lebih luas lagi yakni ilmu yang mempelajari tentang materi
genetik. Secara luas genetika membahas: 1) struktur materi genetik, meliputi: gen,
kromosom, DNA, RNA, plasmid, episom, dan elemen tranposabel, 2) reproduksi
materi genetik, meliputi: reproduksi sel, replikasi DNA, reverse transcription,
rolling circle replication, cytoplasmic inheritance, dan Mendelian inheritance, 3)
kerja materi genetik, meliputi: ruang lingkup materi genetik, transkripsi,
modifikasi pasca transkripsi, kode genetik, translasi, konsep one gene one
enzyme, interaksi kerja gen, kontrol kerja gen pada prokariotik, kontrol kerja gen
pada eukariotik, kontrol genetik terhadap respon imun, kontrol genetik terhadap
pembelahan sel, ekspresi kelamin, perubahan materi genetik, 4) perubahan materi
genetik, meliputi: mutasi, dan rekombinasi, 5) genetika dalam populasi, dan 6)
perekayasaan materi genetik (Pierce, 2014).

Hereditas ialah genotif yang diwariskan dari induk pada keturunannya dan akan
membuat keturunan memiliki karakter seperti induknya. Warna kulit tinggi badan
warna rambut, bentuk hidung bahkan “penyakit warisan” merupakan dampak dari
penurunan sifat. Hereditas dibawa oleh oleh gen yang ada dalam DNA masing-
masing sel makhluk hidup dan pada makluk hidup multiseluler, tubuhnya tersusun
atas puluhan sampai trilyunan sel dengan massa DNA yang saling mengkait
Definisi hereditas sebagai transmisi genetik dari orang tua pada keturunannya
merupakan penyederhanaan yang berlebih karena sesungguhnya yang diwariskan
oleh anak dari orangtuanya adalah satu set alel dari masing-masing orang tua serta
mitokondria yang terletak di luar nukleus (inti sel), kode genetik inilah yang
memproduksi protein kemudian berinteraksi dengan lingkungan untuk
membentuk karakter fenotif. Istilah hereditas akan mengenalkan terminologi Gen
dan Alel sebagai ekspresi alternatif yang terkait sifat. Setiap individu memiliki
sepasang alel yang khas dan terkait dengan tetuanya. Pasangan alel ini dinamakan
genotif apabila individu memiliki pasangan alel yang samamakan maka individu
tersebut bergenotipehomozigotdan jika berbeda maka disebut heterozigot
(Campbell, 1999).

Hukum Mendel I menyatakan bahwa pewarisan sifat dari kedua gen induk yang
berupa pasangan alel yang akan mengalami pemisahan. Pemisahan tersebut akan
diterima oleh setiap gamet dengan jumlah satu gen induk yang diterimanya.
Hukum Mendel I dapat disebut dengan Hukum Segregasi bebas yang menyatakan
pewarisan sifat induk pada pembentukan gamet keturunan akan melalui
pembelahan gen induk yakni terjadi pada persilangan monohibrid. Monohibrid
adalah persilangan antar dua individu dengan spesies yang sama tetapi memiliki
satu sifat yang berbeda. Monohibrid menghasilkan keturunan pertama (F1) yang
seragam. Keturunan pertama (F1) monohibrid mempunyai fenotip yang serupa
dengan induknya yang dominan jika dominansi tampak sepenuhnya. Pemisahan
alel terjadi saat keturunan pertama (F1) heterozigot membentuk gamet-gamet
yang akan menyebabkan gamet hanya memiliki salah satu alel saja (Akbar et al.,
2015).

Persilangan monohibrid adalah Persilangan satu sifat beda didasarkan pada


percobaan Mendel yang menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum) tinggi dan
tanaman ercis pendek yang masing-masing merupakan galur murni. Sebelum
melakukan suatu persilangan, setiap individu menghasilkan gamet-gamet yang
kandungan gennya separuh dari kandungan gen pada individu. Sebagai contoh,
individu AA akan membentuk gamet A, dan individu aa akan membentuk gamet
a. Pada individu Aa, yang menghasilkan gamet A dan gamet a, akan terlihat
bahwa gen 15 A dan gen a akan dipisahkan ke dalam gamet-gamet yang terbentuk
tersebut. Prinsip inilah yang kemudian dikenal sebagai hukum segregasi atau
hukum I Mendel yaitu pada waktu berlangsung pembentukan gamet, tiap pasang
gen akan disegregasi ke dalam masing-masing gamet yang terbentuk (Cahyono,
2010).

Menurut Mendel bila salah satu sifat gen penentu fenotip bersifat dominan
penuh, maka hasil persilangan monohibrid diharapkan akan mempunyai rasio
3:1. Apabila tidak ada gen fenotip yang bersifat dominan atau (gen bersifat
intermediet), maka rasio fenotip pada F2 adalah 1:2:1 (Dwidjoseputro, 2010).

Uji chi-kuadrat atau chi-square merupakan metode yang digunakan untuk


menguji homogenitas varians beberapa populasi atau merupakan uji yang dapat
mengubah deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari
ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang dan harus memperhatikan
besarnya sampel dan besarnya perubah (derajat bebas) (Surjadi, 1989).

Menurut Lee dan Lowry (2002), uji kecocokan warna polong menggunakan
metode Chi-kuadrat untuk melihat besarnya nilai perbandingan data percobaan
yang diperoleh dari persilangan yang telah dilakukan dengan hasil yang
diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Nilai Chi-Kuadrat (X 2)
diperoleh dengan rumus :
X 2 = (Fo-Fh)2
Fh

Dimana Fo adalah Frekuensi yang diobservasi atau diperoleh melalui


pengamatan di lapang (observed) dan Fh adalah Frekuensi yang diharapkan
(expected).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Desember 2021 pada pukul
13.45 WITA sampai dengan selesai di Laboratorium Biologi Sel dan
Molekul Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu dua buah mangkuk yang
berukuran kecil, kalkulator handphone dan alat tulis. Bahan yang digunakan
pada praktikum ini yaitu 20 buah kancing yang berwarna hitam dan 20 buah
kancing yang berwarna putih.

3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum kali ini yaitu, disiapkan 20 kancing hitam
dan 20 kancing putih. Setelah itu, kancing dicampur aduk pada mangkuk
plastik. Setelah tercampur aduk, salah satu praktikan mengambil secara acak
satu kancing dari kiri dan kanan dengan mata ditutup dan akan dicatat oleh
praktikan yang lain. Prosedur ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pertama
untuk prosedur kerja dominasi penuh dan kedua untuk dominasi tak penuh
serta dicatat hasil yang diperoleh. Setelah semua kancing diambil secara
acak, hasil yang diperoleh diuji dengan menggunakan metode chi-square
test (tes- X 2 ) yang kemudian hasil tersebut dibandingkan dengan tabel chi
square (tes- X 2 ).
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:


Percobaan 1 (Dominansi Penuh)
No Genotip Fenotip Yang diamati Yang diharapakan

1. H_ Hitam 14 15

2. Hh Putih-putih 6 5

Total 20 20

K=2
Percobaan 2 (Dominansi Tidak Penuh)
No Genotip Fenotip Yang diamati Yang diharapkan

1. HH Hitam-hitam 6 5

2. Hh Hitam-putih 8 10

3. hh Putih-putih 6 5

Total 20 20

K=3

4.2 Analisis Data

Percobaan 1 (Dominansi Penuh)


Diketahui:
Yang diamati : 14
Yang diharapkan : 15

2
2
={
(|Yang diamati−Yang diharapkan|)−0,5 }
X
Yang diharapkan
2
2
={
(|14−15|)−0,5 }
X
15
0,25❑
X 2=
15
X 2 = 0,016

Yang diamati :6
Yang diharapkan : 5
2
2
={
(|Yang diamati−Yang diharapkan|)−0,5 }
X
Yang diharapkan
2
2
={
(|16−5|) −0,5 }
X
5
0,25
X 2=
5
X 2 = 0,05

2 2❑
Ʃ X 2 = X 1+ X 2
Ʃ X 2= 0,016 + 0,05
Ʃ X 2= 0,066

df = Kelas – 1
df = 2 – 1
df = 1

Ʃ X 2= 0,066
α 0,05 = 3,84
0, 066 ¿ 3,84

Karena ƩX 2 ¿ α 0,05
Maka hasil yang diamati 95% sesuai dengan hasil yang diharapkan atau
sesuai dengan Hukum Mendel.
Percobaan 2 (Dominansi Tidak Penuh)

Diketahui:
Yang diamati :6
Yang diharapkan :5

2
2
={
(|Yang diamati−Yang diharapkan|)−0,5 }
X
Yang diharapkan
2
2
={
(|6−10|)−0,5 }
X
5
0,25
X 2=
5
X 2 = 0,05

Yang diamati :8
Yang diharapkan : 10

X = 2 {(|Yang diamati−Yang diharapkan|)−0,5 }


Yang diharapkan
2
2
={
(|8−10|)−0,5 }
X
10
2,25
X 2=
10
X 2 = 0,225

Yang diamati :6
Yang diharapkan :5

2
2
={
(|Yang diamati−Yang diharapkan|)−0,5 }
X
Yang diharapkan
2
2
={
(|5−6|)−0,5 }
X
5
0,25
X 2=
5
X 2 = 0,05

2 2 2❑
Ʃ X 2 = X 1+ X 2+ X 3
Ʃ X 2= 0,05 + 0,0225 + 0,05
Ʃ X 2= 0,235

df = Kelas – 1
df = 3 – 1
df = 2

Ʃ X 2= 0,235
α 0,05 = 5,99
0,235 ¿5,99

Karena ƩX 2 ¿ α 0,05
Maka hasil yang diamati 95% sesuai dengan hasil yang diharapkan atau
sesuai dengan Hukum Mendel.

4.3 Pembahasan

Persilangan monohibrid adalah Persilangan satu sifat beda didasarkan pada


percobaan Mendel yang menyilangkan tanaman ercis (Pisum sativum) tinggi
dan tanaman ercis pendek yang masing-masing merupakan galur murni
Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran hukum Mendel I yaitu bahwa
gen-gen yang terletak pada kromosom yang berlainan akan bersegregasi
secara bebas dan dihasilkan dua macam fenotipe dengan perbandingan 1:2:1
atau 3:1 (Cahyono, 2010).

Dari hasil anlisis data yang dilakukan didapatkan dari percobaan persilangan
monohibrid dominasi penuh, jumlah rasio fenotip yang diamati yaitu 14:6,
sedangkan jumlah rasio fenotip yang diharapkan yaitu 15:5. Dari hasil
analisis data diperoleh nilai sebesar 0,066, nilai tersebut kurang dari
α 0,05(3,84). Sesuai dengan kolom chi-square, nilai kemungkinan α 0,05
atau di dalam kolom sebelah kiri yang nilainya lebih kecil dibanding nilai α
0,05 maka diambil kesimpulan bahwa data yang didapatkan dari hasil
percobaan pertama sudah mendekati atau sesuai yang diharapkan dengan
hukum Mendel. Percobaan ini terjadi secara kebetulan dan dinyatakan
memenuhi perbandingan 3:1.

Dari hasil perhitungan yang didapatkan dari percobaan persilangan


monohibrid dominansi tidak penuh penuh, jumlah rasio fenotip yang
diamati yaitu 6:8:6, sedangkan jumlah rasio fenotip yang diharapkan yaitu
5:10:5. Dari hasil analisis data diperoleh nilai sebesar 0,235, nilai tersebut
kurang dari α 0,05(3,84). Sesuai dengan kolom chi-square, nilai
kemungkinan α0,05 atau di dalam kolom sebelah kiri yang nilainya lebih
kecil dibanding nilai α0,05 maka diambil kesimpulan bahwa data yang
didapatkan dari hasil percobaan pertama sudah mendekati atau sesuai yang
diharapkan dengan hukum Mendel. Percobaan ini terjadi secara kebetulan
dan dinyatakan dengan baik. Artinya memenuhi perbandingan 1:2:1.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada praktikum ini


dapat ditarik kesimpulan bahwa persilangan monohibrid merupakan
persilangan antara dua individu dari spesies yang sama dengan satu sifat
beda. Hasil yang didapatkan pada percobaan pertama (dominansi penuh)
yaitu diperoleh nilai 0,066 yang berarti kurang dari α 0,05(3,84). Pada
percobaan kedua (dominansi tidak penuh) didapatkan hasil yaitu 0,235
dimana nilai tersebut kurang dari α 0,05(3,84). Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa data yang didapatkan dari hasil percobaan dominansi
penuh dan dominansi tidak penuh sudah mendekati atau sudah sesuai yang
diharapkan dengan teori hukum Mendel.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum kali ini adalah, agar
kiranya dalam melaksanakan praktikum tetap mematuhi protokol kesehatan,
serta mengikuti prosedur yang berlaku di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, et al. (2015). “The Efectiveness of Rhetoric-Based Essay Writing


Teaching Model with Contextual Approach”. International Journal of
Language Education and Culture Review, Vol. 1, No. 1, Page 21-30.

Cahyono, Fransisca. (2010). Kombinatorial Dalam Hukum Pewarisan Mendel.


Jurnal Probabilitas dan Statistik. Vol. 1 : 1-6.

Campbell, Reece and Mitchell L. (1999). Biologi. Edisi kelima jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

Dwidjoseputro. (2010). Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djembatan

Klug, W. S., and Cummings, M., R. (2000). Concept of Genetiks. Edisi Ketiga.
Macmillan Publishing Company: New York, USA.

Lee D.W. and J.B. Lowry. (2002). Young- leaf Anthocyanin and Solar
Ultraviolet. Boitrp. 12 :75-76

Pierce, B. A. (2016). Genetiks Essentials Concepts and Connections. 3rd edn.


New York: W.H Freeman & Company.

Surjadi. (1989). Pendahuluan Teori Kemungkinan Dan Statistika. Bandung: ITB.

Suryo. (2008). Genetika. UGM press: Yogyakarta.


LEMBAR ASISTENSI

NAMA : ANDRE
NIM : G40120021
KELOMPOK: V (LIMA)
ASISTEN : KHOFIFAH INDAH PRATIWI

No Hari/Tanggal Koreksi Paraf

1.

2.

3.

4.

Anda mungkin juga menyukai