Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2021

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam


Semester/ Kelas : I (Satu) / M Daring
Jurusan / program studi : Manajemen Pendidikan Islam
Hari /Tanggal : Rabu, 06 Oktober 2021
Dosen Pengampu : Dr.M.Afif Ansori, M.Ag

Petunjuk :1. Isilah pertanyaan pada lembar jawaban yang telah disediakan
2. jangan lupa menulis Nama,NIM, dan mata kuliah
3. periksalah dengan teliti jawaban anda,jangan sampai ada yang belum dijawab
4. Apabila ada soal yang belum jelas harap bertanya pada pengawas

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!

1. Jelaskan problema yang dihadapi Pendidikan Islam di Indonesia, dalam konteks


globlalisasi peradaban seperti sekarang ini.
2. Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan Visi Pendidikan Nasional bahwa
pada tahun 2025 menghasilkan akan menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan
Kompetitif. Untuk mencapai hal tersebut, lembaga pendidikan harus memprioritaskan
pada Kecerdasan Komprehensif yang disebut SESOSIF. Jelaskan Kecerdasan Sesosif
yang dimaksud…..!
3. Jelaskan hakikat MANUSIA dilihat dari penciptaan, Perangkat Jati Diri, dan
potensinya,.!
4. Jelaskan makna dan hakekat manusia sebagai khalifah, dengan mengacu pada Q.S. Al-
Baqarah ayat 30…..!
5. Jelaskan apa yang dengan istilah berikut ini:
a. Insan dan basyar
b. Ontologi
c. Ilmu Kasbi dan Ilmu Laduni
d. Homo Educandum
NAMA : MANSUR

NIM : 2127201010754

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

JAWABAN

1. Sejalan dengan perkembangan zaman timbul permasalahan-permasalahan pendidikan yang


kompleks.  Memasuki masa era globalisasi, dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.
Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih
banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia.
Berbagai persoalan pendidikan muncul dan berkembang seperti rendahnya kualitas pendidikan
secara umum, masalah anggaran pendidikan, tidak meratanya kesempatan pendidikan, dan
mahalnya biaya pendidikan. Dan lebih khusus lagi, problematika juga  terjadi pada profesi
keguruan yang merupakan ujung tombak dunia pendidikan. Beberapa permasalahan yang
teridentifikasi antara lain rendahnya kualitas guru, tidak profesional dalam melaksanakan tugas
keguruan, kurangnya penghargaan masyarakat terhadap profesi guru, dan tingkat
kesejahteraan guru yang relatif masih rendah. Makalah ini berusaha mengidentifikasi dan
memahami permasalahan-permasalahan pendidikan Islam di era globalisasi. Perlu pula
dikemukakan bahwa permasalahan pendidikan yang diuraikan dalam makalah ini terbatas
pada permasalahan pendidikan formal.
2. Sesosif adalah : Spiritual, emosional, Sosoial, Intelelktual dan Fisika)
3. -manusia di lihat dari ciptaanya
Allah menciptakan manusia dengan misi agar mereka menyembah dan tunduk pada hukum-
hukum Allah. Hal ini tercantum dalam surat adz-Dzariyat ayat 56 yang artinya “Tidaklah Aku
ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku.”
Sebagai hamba Allah, manusia wajib menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-
Nya, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah atau hubungan dengan sesama manusia.

- Manusia dilihat dari perangkat jati diri

Al-nas mengacu pada manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya
untuk mengembangkan potensi dalam dirinya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah berikut ini:

“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang
paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
(QS Al Hujurat ayat 13).

- Manusia dilat dari potensinya


Konsep al-Insan merujuk pada potensi yang dimiliki manusia, antara lain kemampuan
berbicara dan menguasai ilmu pengetahuan. Selain potensi positif, manusia juga memiliki
kecenderungan berperilaku negatif, misalnya cenderung zalim dan kafir (Q.S. Ibrahim (14):
34, tergesa-gesa (Q.S. al-Isra (17):67), bakhil (Q.S.al-Isra (17):100), bodoh (Q.S. al-
Ahzab(33):72), berbuat dosa (Q.S.al-‘Alaq (96):6) dan lain-lain.
4. Kita membahas hakikat manusia sebagai khalifah di muka bumi. Manusialah yang dipilih
menjadi khalifah dibanding dengan makhluk Allah lainnya seperti malaikat dan iblis. Maka,
manusia yang mejadi wakil tuhan di dunia. Manusia dibekali akal dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan kebebasan. Kebebasan itu harus dijalankan dan dipertanggungjawabkan
dan akhirnya juga dinilai oleh Allah,” jelasnya.

Ia menjelaskan, beberapa tugas manusia sebagai khalifah. “Tugas khalifah yaitu membangun
peradaban. Seperti yang dilakukan di Unimed ini. Yaitu melakukan rekayasa industri dan
budaya. Yang nantinya akan dinilai suksesnya upaya kekhalifahan kita atau tidak. Kemudian,
kita menerjemahkan sifat Allah. Lalu membuat kebaikan atas dasar kebaikan itu sendiri.
Khalifah juga menjaga dan memelihara lingkungan. Jika hal itu tidak terlaksana maka kita
dinilai gagal menjadi khalifah. Khalifah punya peran penting menjadikan hidup lebih baik,”
lanjutnya.

“Menghasilkan karya yang terbaik. Seperti yang dilakukan Unimed. Insya Allah, pada saat kita
melakukan tugas kekhalifahan ini bersama maka akan berkembang lebih baik dalam memba-
ngun peradaban,” tambahnya.

5. A. BASYAR Biasa disebut human being, manusia yang (sekedar) ada. Dalam bahasa arab,
manusia yang diistilahkan dengan kata ini berarti manusia biasa, tidak memiliki ‘kesaktian’
apapun. Ia cenderung diam dan menerima apa adanya. Kehadirannya tidak membawa angin
perubahan apapun. Kata Nabi, ia bukan tipe ideal, sebab tidak mampu membawa manfaat bagi
orang lain. Wujuduhu ka adamihi, keberadaannya tidak berefek. INSAN. Sepintas kata ini
maknanya sama dengan basyar, artinya manusia. Namun, hakikatnya berbeda. Insan adalah
makhluk yang menjadi, yang selalu berproses ( human becoming). Jika basyar bersifat
statis, insan memiliki karakter bergerak dinamis menuju arah kesempurnaan.
Berarti, insan adalah menjadi bukan sekedar ada. Keberadaannya akan membawa manfaat
bagi orang lain. Menjadi (becoming) adalah proses bergerak, maju, mencari kesempurnaan,
dan merindukan keadilan.
b. ONTOLOGI adalah ilmu hakikat
c. ILMU KASBI adalah ilmu yg didapat dari proses belajar mengajar ada gurunya dan
ILMU LADUNI adalah ilmu yang didapat tanpa upaya manusia atau tanpa proses belajar
mengajar

Anda mungkin juga menyukai