PSIKOTIK
FAKULTAS KEDOKTERAN NOVEMBER 2021
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DISUSUN OLEH:
Richard Pinarto
C014202205
RESIDEN PEMBIMBING:
dr. Najat Rany Kasir
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Ifa Tunisya, Sp.KJ
Telah menyelesaikan tugas laporan kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar.
A. Keluhan Utama
Gelisah
A. Status Internus
B. Status Neurologis
● GCS : E4M6V5
● Tanda Rangsang Meninges : Tidak ada kelainan
● Pupil : Bulat, isokor, diameter 2,5 mm/2,5 mm
● Nervus Kranialis : Dalam batas normal
● Sistem Saraf Motorik dan Sensorik : Dalam batas normal
Tidak ditemukan tanda bermakna dari pemeriksaan Neurologis
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang laki-laki, wajah tampak sesuai umur (49 tahun), kulit sawo matang,
rambut pendek warna hitam sedikit beruban, mengenakan kemeja batik berwarna
coklat, celana training berwarna hitam, dan tidak mengenakan alas kaki.
Perawakan sedang, pasien nampak kurang rapi dan perawatan diri kurang.
2. Kesadaran
Kualitatif : Berubah
Kuantitatif : GCS 15 (compos mentis)
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Saat wawancara, pasien nampak cukup tenang, tidak ada gerakan stereotipik,
gerakan abnormal, gerakan involunter maupun gerakan tidak bertujuan.
4. Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi biasa
5. Sikap terhadap Pemeriksa
Cukup Kooperatif
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
Halusinasi auditorik (+), pasien mendengar suara bisikan dari kedua orang
tuanya dan suara tersebut selalu memberikan perintah yang menyuruhnya untuk
sholat dan memberi peringatan kepada pasien dengan mengatakan “sabar nak,
semua ini hanya cobaan semata dari Tuhan”, suara bisikan ini didengar setiap hari
pada saat malam hari.
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus Pikiran
· Produktivitas : Cukup
· Kontinuitas : Kadang irrelevant, inkoheren
· Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya dalam berbahasa
2. Isi Pikiran
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikir :
- Waham persekutorik (+), pasien meyakini bahwa adiknya merasa iri
kepadanya karena ia diberikan harta warisan yang lebih banyak
dibandingkan saudara-saudaranya, sehingga pasien merasa bahwa
adiknya akan merebut hartanya dan ingin membunuhnya.
- Waham bizzare (+), pasien mengatakan bahwa ia mengantar ibunya ke
padang mahsyar pada saat beliau meninggal dan bertemu dengan
seluruh malaikat.
- Waham kebesaran (+), pasien meyakini bahwa dirinya adalah seorang
guru besar (professor) di fakultas Jurnalistik Pembangunan &
Pengembangan, Universitas Gunadarma yang menurutnya berada di
Jawa Tengah dan mendapatkan gelar tersebut dari Presiden SBY.
F. Pengendalian Impuls
Baik saat wawancara dilakukan
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. Penilaian realitas : Terganggu
H. Tilikan (Insight)
Tilikan 1 (Penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit)
IX. PROGNOSIS
a. Ad vitam : Bonam
b. Ad functionam : Dubia ad malam
c. Ad sanationam : Dubia ad malam
Faktor pendukung :
Keluarga pasien mendukung dan mengharapkan pasien cepat sembuh
Fasilitas pelayanan kesehatan dapat dijangkau
Pasien ditanggung BPJS sehingga dapat terus berobat
Pasien menujukkan gejala-gejala postif berupa waham dan halusinasi
Pasien tidak memiliki penyakit komorbid
Stressor jelas
Faktor penghambat :
Pasien hanya tinggal seorang diri
Pasien memiliki tilikan satu
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) - “thought echo” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya
sama, namun kualitasnya berbeda; atau
- “thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing masuk ke
dalam pikirannya atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu di luar
dirinya; dan
- “thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang
lain atau umum mengetahuinya;
b) - “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
- “delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- “delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;
- “delusion perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau
mukjizat;
c) Halusinasi auditorik:
● Sebagai tambahan :
Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi berupa halusinasi auditorik yang
memberi perintah & peringatan, adanya waham persekutorik, waham bizzare, dan
waham kebesaran sehingga memenuhi kriteria diagnosis Skizofrenia Paranoid (F20.0)
menurut PPDGJ-III.
DM : Dokter Muda
P : Pasien
DM : Selamat sore pak, perkenalkan dokter muda izin bertanya-tanya ke bapak tentang
masalahnya bapak, mungkin agak sedikit personal tetapi kami akan jamin kerahasiannya
antara kami dan bapak saja yang tahu. Nama saya Richard pak, apakah bapak bersedia?
P : iya bersedia dok
DM : Bapak kalau boleh tau Namanya siapa?
P : Damis
DM : nama lengkapnya siapa pak?
P : Prof. Dr. Ir. Muh. Damis, M.A
DM : Bapak kapan lahir dan dimana?
P : di Serang, 11 april 1972
DM : Bapak sudah menikah?
P : sudah, tapi sekarang sudah cerai
DM : kalo boleh tahu kapan cerainya pak?
P : 3 tahun yang lalu dok
DM : oh berarti tahun 2018 ya pak, bapak punya anak?
P : iya ada 2 dok, 1 laki-laki, 1 perempuan
DM : oh siapa Namanya pak?
P : Rahma dan Taufik
DM : Bapak tinggal dimana?
P : Barru dok
DM : kalau boleh tahu bapak pekerjaannya apa sekarang?
P : Saya petani dok
DM : oh iya pak, Pendidikan terakhir bapak apa?
P : STM
DM : oh dimana bapak sekolah?
P : di Makassar dok
DM : Oh iya pak, pak damis sudah berapa hari disini?
P : 8 hari dok
DM : kalau boleh tahu siapa yang bawa bapak kesini?
P : Erna dari dinas sosial sama anak saya taufik
DM : Pak Damis tahu kira-kira kenapa bapak dibawa kesini?
P : gelisah dok
DM : oh, bisa dijelaskan gelisah bagaimana?
P : saya sering marah-marah dok
DM : oh sering marah-marah ya pak, kalau boleh tahu marah-marah ke siapa pak?
P : Keluarga
DM : oh kenapa bisa marah-marah pak?
P : karena saya disiksa di kampung
DM : oh disiksa sama siapa pak?
P : sama saudara saya
DM : kenapa bisa disiksa pak?
P : tidak tahu dok
DM : oh begitu pak, berapa lama kira-kira bapak disiksa?
P : 1 minggu dok, eh 2 minggu
DM : oh, bapak diapakan oleh saudara bapak?
P : dipasung dok
DM : dimana bapak dipasung?
P : di Rumah dok
DM : Jadi bapak tidak bisa kemana-mana ya?
P : Iya
DM : hmm, bapak tahu kira-kira keluarga bapak lakukan itu?
P : …….
DM : Oh mungkin bapak sering keluar-keluar rumah ya?
P : iya
DM : kalau boleh tahu, kenapa bapak sering keluar rumah?
P : saya tidak betah di Rumah
DM : oh, kenapa bapak tidak betah dalam rumah?
P : tidak tahu
DM : apa yang biasa bapak lakukan kalau keluar rumah?
P : silaturahmi
DM : oh silaturahmi kemana pak?
P : ke rumah saudara
DM : oh siapa itu pak?
P : imam pai
DM : siapa itu imam pai pak?
P : Rumahnya anaknya saudara saya
DM : kenapa bapak silaturahmi kesana?
P : disana ada padi, terus saya bisa makan
DM : oh bapak mau makan ya? Dirumah dikasih makan tidak?
P : Tidak
DM : Pak Damis, tadi bapak bilang bapak dikurung dirumah ya? Bapak tahu kenapa bisa
dikurung?
P : karena saya selalu keluar rumah
DM : bapak merasa ada keluarga bapak yang benci?
P : tidak
DM : bapak pernah merasa ada yang bicarakan bapak atau mau ambil hartanya bapak?
P : ada
DM : siapa pak?
P : saya tidak tahu siapa, tapi kalau ada barang hilang semua
DM : siapa yang ambil itu pak?
P : saya tidak tahu
DM : sekarang barangnya masih ada?
P : tidak.
DM : bukan keluarga bapak yang ambil?
P : …….
DM : kemarin bapak bilang keluarga bapak yang ambil. Bapak tau keluarga siapa yang
ambil?
P : oh tanah
DM : bisa dijelaskan tanah apa itu?
P : Tanah warisan
DM : kenapa mau diambil pak?
P : tidak tahu, orang serakah namanya
DM : oh jadi menurut bapak keluarga bapak serakah ya? mau ambil semua hartanya
bapak?
P : Iya
DM : Jadi sekarang masih ada hartanya bapak atau tidak?
P : Masih
DM : itu hartanya bapak emang dikasih?
P : iya dikasih sama Ibu saya
DM : memang tanahnya atas nama bapak?
P : Iya
DM : baik pak. Pak Damis tadi bilang bapak sering keluar rumah ya, sejak kapan itu pak?
P : sejak bulan agustus
DM : bapak pernah marah-marah dirumah, pukul orang, atau lempar barang?
P : tidak pernah dok
DM : bapak suka main gunting, pisau atau benda tajam?
P : tidak suka
DM : kapan pak damis merasa kalau bapak sakit?
P : sudah lama dok, sejak tahun 2001
DM : kenapa itu kira-kira pak?
P : karena patah hati dok ditinggal istri
DM : oh jadi bapak sudah cerai sama istri?
P : iya sudah cerai dari tahun 2001, tapi cerai secara pengadilan akhir-akhir ini
DM : apa yang bapak lakukan waktu patah hati?
P : tidak ada dok….dakwah
DM : oh, jadi bapak berdakwah kemana?
P : di makassar dok untuk obati patah hatiku
DM : oh tidak ada orang bapak kejar?
P : tidak ada, kenapa mau dikejar, saya bukan orang jahat
DM : bapak kalau dirumah sering bersosialisasi sama tetangga?
P : iya sering dok
DM : oh iya baik pak. Kalau semenjak bapak sakit masih sering bekerja?
P : iya
DM : oh masih ya, dulu hobinya pak damis apa ya?
P : tidak ada
DM : semenjak bapak cerai, bapak langsung sakit begini? Atau setelah beberapa tahun
bapak cerai?
P : beberapa tahun kemudian
DM : selain itu ada lagi yang bikin banyak pikiran?
P : Tidak
DM : Bapak merokok? Minum alcohol?
P : tidak
Dm : sekarang bapak tinggal dimana?
P : Barru
DM : dimana anak bapak?
P : Ikut sama ibunya
DM : bagaimana perasaannya sekarang?
P : Tidak Bahagia
DM : kenapa tidak Bahagia?
P : Tidak ada pasangan, tidak ada orang tua
DM : kapan meninggal orang tua?
P : tahun 2006
DM : tadi bapak bilang waktu meninggal orang tua bapak, dulu bapak ikut pergi antar?
P : iya
DM : antar kemana?
P : Padang Masyhar
DM : Bagaimana caranya kesana?
P : pas meninggal saya tidur disampingnya, terus tiba-tiba sampe di padang masyhar,
terus saya disuruh pulang sama ibu saya
DM : dengan siapa lagi bapak bertemu di padang masyhar?
P : malaikat Jibril, mikail, israfil, munkar, nakir, malik, ridwan. Ramai disana dok
DM : kemarin bapak bilang bertemu Nabi Muhammad? Kapan?
P : tahun 2001 saya mimpi meninggal terus nabi suruh pulang
DM : Oh berarti ini tidak nyata ya pak?
P : iya tidak nyata karena mimpi
DM : kan dulu bapak bilang ke padang masyhar, nah itu bukannya kalo hari kiamat ya
terjadi?
P : iya, tanda-tanda kiamat sudah banyak
DM : berarti betulan itu bukan mimpi ya?
P : iya betulan dok
DM : Bapak pernah merasa ada suara yang membicarai bapak atau menyuruh?
P : tidak pernah dok
DM : tadi kan bapak bilang bapak punya tanah ya? dimana itu pak?
P : didekat rumah, 3,5 hektar
DM : punya bapak semua itu ya?
P : Warisan orang tua, terus dibagi rata, tapi tidak adil, adik saya mau kuasai semuanya,
terus saya tidak dikasih
DM : pak damis pernah lihat bayangan-bayangan hitam?
P : tidak pernah
DM : berapa kali pak damis dibawa kesini
P : 3 kali
DM : dulu waktu pertama kali dibawa karena apa?
P : diantar sama kepala kampung, tidak tahu karena apa
DM : Pak damis kan tadi bapak bilang ada gelarnya bapak? Apa gelarnya dan siapa yang
kasih? Terus karena apa?
P : Prof. dr. Ir. Muh. Damis, M.A, tahun 2011 saya dikasih SBY karena tanda jasa
DM : oh tanda jasa apa itu pa?
P : tidak tahu juga dok, tiba-tiba dikasih universitas gunadarma
DM : ada ijazah bapak?
P : iya ada di Barru, tidak saya bawa
DM : bapak tahu sekarang presiden sekarang?
P : Joko Widodo
DM : bapak sudah berapa lama dirawat disini?
P : 1 minggu
DM : bapak tahu sekarang pagi,siang atau malam?
P : siang
DM : bapak kemarin berapa lama menikah?
P : Lebih 30 tahun
DM : dulu SD, SMP, SMA dimana?
P : SD 135 pinrang, SMP Ralla, STM Barru
DM : Ohh iya mungkin itu saja yang mau saya tanyakan dulu ke pak Damis, terimakasih
banyak pak atas kesediannya
P : Iye, sama-sama
LAMPIRAN PERCAKAPAN ALLOANAMNESIS
DM : Assalamualaikum bu, pekenalkan saya Richard dokter muda di dadi, jadi disini saya
mohon izin untuk bertanya mengenai pak Damis. Apakah ibu berkenan?
KP : iya silahkan dok
DM : hubungan ibu dengan bapak damis apa?
KP : saya adiknya
DM : berapa bersaudara ibu?
KP : 8, 1 meninggal. Saya anak ke 5, pak damis anak ke 5, anak ke 5 dan ke 6 perempuan
yang lainnya laki-laki dok. Yang meninggal anak ke 7
DM : Ibu saya kan sempat tanya ke pak damis, katanya dia di pasung ya, selain di pasung
kenapa pak damis dibawa ke dadi bu?
KP : dirumah suka menganggu orang dok, suka mengamuk juga, terus biasa dia lempari
orang lain
DM : oh sudah berapa lama itu bu?
KP : sekitar 1 bulan sebelum dipasung
DM : selain itu bapak sering mondar-mandir atau gelisah dirumah?
KP : iya selalu dok, dia juga pernah pukul orang, kakak ku juga pernah dikejar pake
parang sama tombak bamboo yang dia buat sendiri dok
DM : oh kapan itu kejadiannya bu?
KP : sebelum di pasung kurang lebih 1 bulan lalu
DM : selain suka keluar rumah, atau mengganggu orang, ada lagi yang bapak damis
lakukan?
KP : biasa dia jalan kaki, balik lagi, jalan-jalan tanpa tujuan
DM : biasa kemana itu bu?
KP : biasa ke enrekang dia berkunjung ke anaknya. Dia juga pernah ke Pinrang jalan kaki
DM : waktu di pasung siapa yang temani pak damis bu?
KP : tidak ada, dia tinggal sendiri di rumah
DM : ohh, terus yang urus di rumah siapa bu?
KP : tidak ada dok, paling dikasih makan seadanya saja, kalo mandi tidak pernah
DM : pak damis memang suka teriak-teriak ya bu?
KP : iya dia sering teriak-teriak makanya itu dipasung karena meresahkan warga juga dok
DM : oh ibu tau biasa pak damis teriak apa?
KP : saya kurang tau dok
DM : keluhan begini pak damis sudah berapa tahun bu?
KP : kurang lebih sudah 20 tahun
DM : sebelum begini mungkin ada peristiwa yang pak damis alami bu?
KP : dulu pernah kerja di Makassar, kurang lebih 10 tahun kerja, terus dia mengundurkan
diri dari pekerjaan dan pulang kampung ke Barru, kemudian setelah 3 tahun, pak damis ke
enrekang sama istri dan anak-anaknya. Di Enrekang tidak sampai 2 tahun kemudian pak
Damis ikut jadi TKI saya lupa kemananya dan tiba-tiba kena gejala seperti itu dok, dia bilang
kenanya di masjid nunukan di Indonesia
DM : maksudnya di masjid baru terkena bu?
KP : iya pengakuan dari dia bilang begitu terus orang lain juga ada yang bilang, katanya
di masjid itu ada diajarkan ilmu-ilmu
DM : semenjak saat itu mulai tidak stabil ya bu?
KP : iya sering bentak-bentak
DM : memang pak Damis orangnya agamis ya bu?
KP : iya dok, tapi semenjak ikut-ikut seperti itu dia sudah tidak stabil
DM : oh iya baik bu, jadi kapan pertama kali pak damis dibawa ke dadi?
KP : pertama kali tahun 2000 dok, terus tidak sampai sebulan dia kabur lewat pelapon
atap sama temannya
DM : oh jadi Cuma 1 bulan ya bu, terus berapa lama pak damis berkeliaran bebas di
Barru?
KP : bertahun-tahun dok
DM : jadi berapa kali totalnya pak damis dibawa ke dadi?
KP : kalau tidak salah ke 4
DM : masuk yang ke-4 ini karena apa bu?
KP : dulu dilaporkan sama polisi karena pernah memukul orang, terus tahun 2021 awal
dipulangkan ke Barru lagi
DM : waktu di Barru ada perubahan bu?
KP : iya ada dok, sudah tidak mengamuk lagi, terus agak loyo karena katanya dia kurang
HB
DM : setelah di barru pak damis rajin minum obat bu?
KP : rajin dok, tapi setelah obatnya habis gejalanya kambuh lagi karena obatnya tidak ada
di puskesmas dan tidak ada yang uruskan pak damis
DM : Ibu tau obatnya apa? Atau berapa macam?
KP : 4 macam kalua tidak salah dok
DM : sebelum masuk kapan terakhir pak damis minum obat?
KP : kurang lebih 2 bulan putus obat dok
DM : terus apa yang biasa pak damis lakukan bu?
KP : biasa mengaji, seperti orang normal, tapi kadang-kadang kalua diajak bicara tidak
nyambung dok
DM : sering bicara sendiri atau ketawa-ketawa sendiri?
KP : Iya sering dok
DM : sepanjang hari bu?
KP : tidak kadang-kadang dok
DM : Ibu pernah tanya siapa yang sedang bicara sama dia?
KP : dia bilang sama temannya memang dok
DM : bu, jadi saya sempat baca di RMnya katanya pak damis sempat kejar orang pake
parang karena tidak terima wanita idamannya mau menikah ya?
KP : iya betul itu dok
DM : tahun berapa itu bu?
KP : saya lupa dok, sering dia begini dok, sudah 2 kali dia kejar orang pake parang
karena wanita kesukaannya mau menikah
DM : jadi lagi acara dia mengacau bu?
KP : iya mengacau dok pas lagi akad nikah
DM : oh makanya dating dinsos ya bu?
KP : iya dok
DM : kalo kejadian yang kakaknya dibawakan parang ini kejadiannya kapan bu?
KP : sebelum mengacau diacara itu dok, memang dia sering bawa parang kalau merasa
terancam
DM : ada lagi selain itu bu?
KP : pernah juga dia bawa bamboo runcing karena marah tidak ada gas di warung
DM : oh jadi sekarang kayak gampang marah ya bu?
KP : iya dok. Jadi memang dari dulu pak damis ini sebenarnya penyabar tapi pendendam.
Di antara saudara-saudara yang lain juga memang dia paling sabar, tapi selalu dipendam,
terus juga pak damis suka cemburu ke siapapun walaupun sama keluarganya
DM : kemarin sempat saya tanyakan ke pak Damis, katanya dia bilang sudah cerai sama
istrinya ya?
KP : tidak betul itu dok, sebenarnya istrinya masih mau sama pak damis dok, tapi istrinya
takut mau dibunuh sama dia, jadi anaknya larang ibunya untuk ketemu pak damis karena dulu
pernah pak damis mau coba bunuh istrinya pake parang yang dia sembunyikan didalam
lemari
DM : itu waktu dimana bu?
KP : dulu waktu masih di enrekang
DM : jadi kurang lebih kapan pak damis berpisah dengan istrinya bu?
KP : tahun 2000 dok setelah sakit
DM : oh jadi menikahnya sudah berapa lama bu?
KP : dari tahun 1993
DM : waktu pisah dulu anaknya masih kecil ya bu?
KP : iya masih kecil
DM : jadi interaksi anaknya sama pak damis kurang ya bu?
KP : iya kurang dok jarang ketemu karena pak damis pergi merantau. Selama sebelum
sakit selalu tinggal bersama anak dan istrinya
DM : Oh jadi setelah pergi merantau cari-cari ilmu di masjid, pak damis pernah pulang
bu?
KP : tidak pernah pulang dok, langsung di urus orang , pak Damis sudah tidak ingat yang
Namanya pulang dok.
DM : Jadi waktu itu orang masjid kasih kabar bahwa pak Damis mengacau bu ?
KP : Iya, Seperti Itu
DM : Ibu ingat waktu pertama kali di masjid itu pak Damis mengacau seperti apa?
KP : Mungkin teriak-teriak dan mengamuk, seperti tidak bisa dikendalikan walaupun kita
coba bicara dengan dia
DM : oh iya bu, kemarin saya tanya juga pak Damis , kata beliau Ibunya pak Damis dan
Ibu sudah meninggal sejak tahun 2006 ya?
KP : Iya benar
DM : katanya itu salah satu faktor stress juga yang buat pak Damis begini ?
KP : Tidak dok, karena waktu itu pak Damis sudah lama sakit
DM : Mohon maaf bu, ibu anda waktu itu meninggal karena apa kalau boleh tahu?
KP : Jatuh dari jurang dok
DM : Waktu itu pak Damis sadar ibunya sudah meninggal?
KP : Agak lama baru sadar, kemarin juga sempat mengacau saat pemakaman Ibu , pak
Damis mau pukul orang disana, sama waktu ayah meninggal , pak Damis begitu juga mau
menggali kuburannya.
DM : oh iya bu, kalau ayah meninggal tahun berapa bu?
KP : 2019 kalau tidak salah
DM : permisi bu, meninggal karena apa bu?
KP : Karena sakit, sempat dirawat juga waktu itu
DM : Pak Damis tau kalau ayahnya sakit bu?
KP : iya tau sih Cuma seperti tidak peduli dan tidak pernah merawat, sudah tidak ada
perhatiannya
DM : oh iya bu, waktu yang Ibu meninggal apakah pak Damis sempat lihat kejadiannya?
KP : tidak sempat , Cuma waktu dia ke lokasi kejadian itu hanya dilihat saja , tidak
ditolong ,tidak diangkat.
DM : oh iya bu, kalau dari yang Ibu perhatikan bagaimana perbedaan sikap pak Damis
sebelum dan sesudah sakit?
KP : dulu sebelum sakit pak Damis itu orangnya penyabar, dan amarahnya dipendam,
kemudian kalau dia marah pasti dia bilang alasan kenapa dia marah
DM : sebelum pak Damis sakit, dekat dengan keluarga baik saudara saudara maupun
istrinya?
KP : iya sangat dekat tidak ada masalah, bahkan tinggal serumah
DM : tetapi setelah sakit, apakah hubungan dengan keluarga lain tetap baik ?
KP : semenjak sakit pak Damis banyak masalahnya sama orang dan keluarganya
DM : Permasalahan yang dibuat ini, pak Damis sadari atau tidak?
KP : campur-campur dok ,kadang sadar kadang juga tidak sama sekali
DM : kalau boleh tahu permasalahan apa yang pak Damis buat bu?
KP : contohnya itu dok waktu itu pernah kejar kakak pakai parang
DM : karena masalah apa itu bu?
KP : karena kan kakak sekarang yang urus sawah semua, semenjak orang tua meninggal
karena cuma kakak yang di kampung, kemudian waktu orang tua meninggal juga sudah
dilakukan pemberian warisan, tetapi pak Damis juga sudah jual harta warisannya ke kakak,
kata pak Damis tidak usah saya ambil, ada sawah beli saja itu, tetapi semenjak sakit Kembali
mengungkit kalau sawah itu masih miliknya dan selalu mau menjual gabah disitu.
DM : oh iya bu artinya semenjak sakit , pak Damis masih menganggap itu hartanya?
KP : iya
DM : oh iya bu, soalnya kemarin waktu saya tanya pak Damis mengaku dia punya sawah
20 hektar di Barru, terus mengaku orang yang kerja sawahnya itu mau mencoba merebut
sawahnya, mungkin yang dimaksud pak Damis kakaknya ya?
KP : iya dok benar itu sudah, tapi sawah juga di kampung tidak sampai 20 hektar, 1
hektar pun hanya dibagi-bagi antar saudara
DM : terus kalau boleh tau, pak Damis sekolahnya sampai tingkat apa bu?
KP : STM di Makassar
DM : tidak pernah kuliah bu?
KP : tidak pernah karena dulu hidup pas pasan, tidak mampu dan waktu sekolah pak
Damis itu menjual koran keliling
DM : Selama di Barru sebelum menikah, pak Damis tinggal sama siapa di rumah?
KP : semenjak STM di Makassar pak Damis sudah tidak tinggal sama keluarga, jarang ke
Barru hanya satu dua kali saja, semenjak sakit baru kembali tinggal bersama keluarga
DM : mohon maaf bu, ada juga keluarga yang lain yang sakitnya sama seperti pak Damis?
Mungkin pernah dirawat di dadi?
KP : ada mungkin dok, tapi keluarga jauh
DM : oh iya bu, sebelum sakit apakah pak Damis merokok atau sering minum alkohol?
KP : tidak pernah dia begitu soalnya semenjak kecil dia itu agamis orangnya
DM : kalau Riwayat sakit kejang atau trauma dan kecelakaan pernah dialami pak Damis
bu?
KP : tidak pernah dok, pak Damis juga orangnya tidak gampamg sakit, sangat jarang
DM : kalau penyakit darah tinggi atau gula ada ibu atau minum obat 6 bulan?
KP : tidak pernah dok
DM : oh iya bu, dulu kita ingat pak Damis waktu lahir itu normal dan dibantu dengan
siapa?
KP : iya normal semua dok, dulu itu masih dibantu dukun beranak karena jauh dari kota
DM : kalau waktu kecil ibu Riwayat minum asi nya pak Damis sampai usia berapa?
KP : sekitar sampai 1 tahunan mungkin dok
DM : selama sekolah pak Damis dulu, beliau banyak temannya atau tertutup?
KP : orangnya agak tertutup karena waktu sudah kerja juga masih begitu ke teman-
temannya jarang dia kumpul-kumpul atau bawa temannya ke rumah. Orangnya tidak tau
bergaul memang lebih banyak diam
DM : tapi semenjak sakit masih begitu bu?
KP : semenjak sakit lebih agresif, dia dekati orang , ajak bicara-bicara
DM : dulu waktu semenjak kecil, bagaimana cara asuh orang tua Ibu apakah agak keras
atau bagaimana?
KP : mungkin agak keras kalau pak Damis karena waktu kecil tinggal sama nenek
DM : kalau pertumbuhan dan perkembangan pak Damis waktu kecil normal ibu?
KP : Normal semua dok, cepat bicara sama jalan juga
DM : oh iya bu, waktu pak Damis di Makassar, ibu tau pak Damis ada masalah apa saja
bu?
KP : itu saja dok yang di tempat kerja kata istrinya ada masalah kemudian diabela diri
tapi suaranya agak keras dan mau pukul orang, semenjak itu dia langsung keluar dari tempat
kerjanya
DM : kalau waktu sekolah di STM Makassar ada masalah bu?
KP : tidak adad ok
DM : kalau yang tadi ibu bilang pak damis sempat bawa parang itu mengejar saja atau
sampai melukai orang?
KP : hanya mengejar saja , mungkin pernah melukai waktu dulu ada anak-anak ganggu
dia terus dia pukul itu anak SD
DM : oh jadi sebelum yang dirawat di RSKD Dadi 2 tahun itu, beliau dibawa ke rskd
karena pukul anak kecil?
KP : Iya dok
DM : mungkin ada yang ibu mau tambahkan atau cerita tentang pak Damis?
KP : sudah tidak ada mungkin dok, itu juga waktu keluar dari dadi dia ke rumah guru-
guru SMP nya, dia masih ingat semua guru SMP nya
DM : ibu tahu berkunjung untuk apa?
KP : hanya berkunjung saja
DM : tapi tidak mengacau bu?
KP : tidak, pak Damis kalau sama guru-gurunya itu sangat baik, cuma kalau misalnya ada
dia minta sama saudara terus tidak dikasih baru naik emosinya
DM : betul -betul berbeda ya karakternya sebelum dan sesudah sakit?
KP : iya sangat beda dulu penyabar, karena waktu sakit saya juga dulu pernah dikejar
waktu 2002 waktu saya hamil karena ribut cerita-cerita di rumah sama orang tua, langsung
dia tarik parang baru kejar saya, semenjak itu saya takut datang lagi ke rumah orang tua
DM : jadi semenjak sakit, orang-orang takut dekat-dekat pak Damis ya?
KP : iya betul karena semenjak sakit juga kalau saya mau antar makanan harus ada orang
kalau tidak ada saya tidak berani juga
DM : waktu sebelum meninggal, orang tua bagaimana menghadapi pak Damis semenjak
sakit?
KP : baik baik saja malahan masih tinggal serumah, dan tidak pernah ganggu orang tua
malahan dia marah kalau besar suara sama orang tua.
DM : oh iya baik bu , mungkin masih ada yang kita mau tambahkan?
KP : dulu waktu keluar dari RSKD Dadi waktu habis obatnya dia juga ingat semua orang
yang pernah sakiti dia dan Kembali dendam, karena pernah waktu itu ada yang larang dia
kerja lagi di masjid karena tengah malam mengaji pakai toa di masjid , tapi pak Damis tidak
mau berhenti tapi ditarik keluar , jadi waktu keluar dadi ini 2021 dia masih ingat terus mau
tikam itu orang pakai pisau
DM : oh berarti suka mengungkit lagi ya bu dan dendam?
KP : iya benar dok apalagi dia sendiri dan tidak ada yang perhatikan, sedangkan obatnya
juga tidak ada yang kasih ingat lagi dia untuk diminum
DM : iya karena obat itu harus diperhatikan baik-baik bu untuk minumnya supaya pak
Damis cepat sembuh dan lebih stabil, mungkin nanti kalau keluar lagi dari RSKD Dadi
sebaiknya ada yang bantu liat pak Damis minum obat ya bu biar mengurangi kekambuhannya
bu
KP : iya dok
DM : mungkin masih ada lagi bu yang mau ditambahkan?
KP : sudah tidak adad ok
DM : baik ibu, kalau begitu mungkin sampai disini saja , terimakasih banyak atas
waktunya ibu , mohon maaf mengganggu
KP : iya dok sama- sama