Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi

Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

PERBEDAAN JUMLAH KONSUMSI OKSIGEN (O2) PADA RESPIRASI


BERBAGAI HEWAN INVERTEBRATA KELAS INSEKTA

Suharsono1), Liah badriah2) , Dani Ramdani3)


JurusanPedidikan Biologi, FKIP, UniversitasSiliwangi
email: suharsono@ymail.com , lulutkering@gmail.com , liahbadriah014@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah konsumsi rata-rata oksigen yang diperlukan untuk
bermetabolisme pada hewan invertenrata kelas insekta. Metode eksperimen nyata (True-experimental)
dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan masing-masing sampel yaitu dengan
menggunakan beberapa spesies hewan yang berasal dari ordo yang berbeda diantaranya jngkrik
(Gryllus asimilis), belalang (Dissosteira carolina), kecoa (Blattella asahinai), kepik (Leptocorisa
acuta) dan capung (Pantala flavescens). Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara melakukan pengukuran volume terhadap gas oksigen yang dihasilkan pada
tabung reaksi pada setiap sampel. Data yang didapat dari hasil penelitian akan dianalisis
menggunakan analisis kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-
rata (uji-t) dengan taraf signifikan (α) = 5%. Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis
menunjukan nilai sig. (2 tailed) 0,000. < 0,05, dari data tersebut disimpulkan Ho ditolak, artinya Ada
perbedaan jumlah konsumsi oksigen (O2) pada respirasi berbagai hewan invertebrata kelas insekta.
Dan dilihat dari rata-rata konsumsi oksigen (O2) dapat disimpulkan jangkring menggunakan oksigen
paling banyak dan konsumsi paling sedikit adalah kepik.

Kata kunci : konsumsi oksigen, respirasi, insekta

Diterima: 29 Maret 2018 Direvisi: 30 Juli 2018 Dipublikasikan:1 Agustus 2018

PENDAHULUAN suatuproses sintesis senyawa sederhana


Oksigen merupakan senyawa yang menjadi besar menjadi molekul yang
dibutuhkan oleh hampir seluruh makhluk lebihkomplek dan dalam prosesnya ini
hidup di bumi ini. Dalam kajian fisiologi membutuhkan energi, sedangkan
oksigen ini digunakan dalam proses katabolisme adalahproses penguraian
metabolisme yaitu bahan bakar untuk molekul komplek menjadi molekul kecil,
mengoksidasi zat makanan. Hanya sedikit dan dalam prosesnya melepaskan energi.
hewan yang dapat memenuhi energinya Meskipunkedua proses ini tidak sinergis,
tanpa oksigen, yaitu dengan namun keduanya tidak dapat dipisahkan
memanfaatkan energi kimia senyawa karena seringkali produk dari anabolisme
organik secara anaerob tetapi hanya merupakan senyawa pemulauntuk proses
menghasilkan energi dalm jumlah yang katabolisme.
sangat(Soewolo, 2000 :185). Metabolisme terjadi setiap saat dan
Kajian metabolisme ini menjadi sangat berbeda antar spesies, sehingga untuk
luas namun secara garis besar mengetahuinya dapat dihitung laju
metabolisme diartikan sebagai reaksi metabolisme pada jenis tertentu. Laju
kimia yang terjadi di dalam tubuh metabolisme merupakan jumlah total
organisme, yang terdiri atas anabolisme energi yang diproduksi dan dipakai oleh
dan katabolisme. Anabolisme merupakan tubuh per satuan waktu (Seeley 2002).

212
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Laju metabolisme berkaitan eratdengan lengkap (RAL). Perlakuan masing-masing


pernafasan (respirasi) karena respirasi sampel yaitu dengan menggunakan
merupakan proses pembentukani energi beberapa spesies hewan yang berasal dari
dari molekulmakanan komplek yang ordo yang berbeda diantaranya jngkrik
bergantung pada adanya oksigen (Tobin (Gryllus asimilis), belalang (Dissosteira
2005). Jadi, laju metabolisme biasanya carolina), kecoa (Blattella asahinai),
dapat dihitung dengan mengukur kepik (Leptocorisa acuta) dan capung
banyaknya oksigen yang (Pantala flavescens)
dikonsumsiorganisme per satuan waktu. Teknik Pengumpulan Data
Hal ini memungkinkan karena oksidasi Pengumpulan data yang dilakukan dalam
daribahan makanan memerlukan oksigen penelitian ini dilakukan dengan cara
untukmenghasilkan energi yang dapat melakukan pengukuran volume terhadap
diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, gas oksigen yang dihasilkan pada tabung
lajumetabolisme biasanya cukup reaksi pada setiap sampel. Data yang
diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi didapat dari hasil penelitian akan
oksigen. dianalisis menggunakan analisis
Laju metabolisme biasanya diperkirakan kuantitatif menggunakan Rancangan Acak
dengan mengukur banyaknyaoksigen yang Lengkap (RAL) dengan enam kali
dikonsumsi makhluk hidup per satuan perlakuan penggunakan panjang intensitas
waktu. Hal inimemungkinkan karena cahaya matahari yang berbeda dengan
oksidasi dari bahan makanan memerlukan menggunakan mika berwarna yang
oksigen (dalamjumlah yang diketahui diulang sebanyak 4 kali. Data yang
untuk menghasilkan energi yang dapat diperoleh dianalisis secara statistika
diketahuijumlahnya juga. Akan tetapi, laju dengan persamaan sebagai berikut
metabolisme biasanya cukup (Gaspersz, 1991)
diekspresikandalam bentuk laju konsumsi
HASIL DAN PEMBAHASAN
oksigen. Penelitian ini bertujuan untuk
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
mengetahui lajumetabolisme pada hewan
penelitian, maka selanjutnya dilakukan
kelas insekta dengan pengukuran tingkat
pengolahan data untuk mengetahui
konsumsi oksigen per menit.
perbedaan rata-rata konsumsi oksigen (O2)
METODE PENELITIAN pada spesies yang diujikan dan lebih lanjut
Metode penelitian yang digunakan dalam untuk mengetahui spesies mana yang
penelitian ini adalah metode menunjukan konsumsi oksigen paling
eksperimennyata (True-experimental) sedikit dan paling banyak dalam satuan
dengan menggunakan rancangan acak waktu.

213
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Tabel. 1

95% Confidence Interval


Jumlah Std. Std. for Mean
N Mean Minimum Maximum
oksigen Deviation Error Lower Upper
Bound Bound
4 24.250 6.23832 3.11916 14.3234 34.1766 16.00 31.00
Jangkrik
0
4 20.500 4.79583 2.39792 12.8688 28.1312 16.00 27.00
Kecoa
0
Capung 4 4.5000 1.91485 .95743 1.4530 7.5470 3.00 7.00

Belalang 4 4.0000 1.82574 .91287 1.0948 6.9052 2.00 6.00


Kepik 4 .6500 .40620 .20310 .0036 1.2964 .25 1.00

Pada Tabel 4.1 diatas dapat hasil tertinggi 1,00. Untuk capung jumlah
dilihat jumlah oksigen rata-rata untuk oksigen rata-rata sebesar 4.5000 nilai
jangkrik sebesar 24.2500 nilai standar standar deviasi 1.91485 denagan hasil
deviasi 6.23832 denagan hasil terrendah terrendah 3,00 dan hasil tertinggi 7,00.
16,00 dan hasil tertinggi 31,00. Untuk Pengujian Prasyarat Analisis
kecoa jumlah oksigen rata-rata sebesar Uji Normalitas dan Homogenitas
20.5000 nilai standar deviasi 4.79583 Berdasarkan output SPSS di atas,
denagan hasil terrendah 16,00 dan hasil diperoleh angka lebih besar dari 0,05
tertinggi 27,00. Untuk belalang jumlah sehingga dapat disimpulkan bahwa ke dua
oksigen rata-rata sebesar 4.0000 nilai kelompok data tersebut memiliki varians
standar deviasi 1.82574 denagan hasil yang homogen dan berdistribusi normal.
terrendah 2,00 dan hasil tertinggi 6,00. Uji Hipotesis
Untuk kepik jumlah oksigen rata-rata Berikut disajikan hasil pengolahan uji
sebesar 0, 6500 nilai standar deviasi 0, beda pada data hasil penelitian pada tabel
.40620 denagan hasil terrendah 0,25 dan 4.4

Tabel. 2
Uji Anova
jml_oksigen
Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Between Groups 1855.772 4 463.943 33.579 .000
Within Groups 207.245 15 13.816
Total 2063.017 19

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat jumalah Artinya Ada perbedaan jumlah konsumsi
perlakuan (N) pada panelitian ini oksigen (O2) pada respirasi berbagai
sebanyak 4 perulangan dengan nilai hewan invertebrata kelas insekta.
Asymp. Sig. Sebesar 0,000. Artinya
Asymp Sig < α sehingga H0 ditolak.

214
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Uji Lanjutan melihat kelompok manasaja yang berbeda


Dikarenakan hasil uji anova menunjukan dengan menggunakan metode Bonferroni.
adanya perbedaan yang bermakna atau Adapaun data hasil uji lanjutan tersaji
tolak Ho, maka uji selanjutnya adalah dalam tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 3
Uji Lanjutan Bonferroni.

Multiple Comparisons

Dependent Variable: jml_oksigen


Bonferroni
(I) jns_hewan (J) jns_hewan Mean Difference Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
(I-J)
Lower Bound Upper Bound

Kecoa 3.75000 2.62834 1.000 -4.8868 12.3868

Belalang 20.25000* 2.62834 .000 11.6132 28.8868


Jangkrik
Kepik 23.60000* 2.62834 .000 14.9632 32.2368
*
Capung 19.75000 2.62834 .000 11.1132 28.3868

Jangkrik -3.75000 2.62834 1.000 -12.3868 4.8868


*
Belalang 16.50000 2.62834 .000 7.8632 25.1368
Kecoa
Kepik 19.85000* 2.62834 .000 11.2132 28.4868

Capung 16.00000* 2.62834 .000 7.3632 24.6368


*
Jangkrik -20.25000 2.62834 .000 -28.8868 -11.6132

Kecoa -16.50000* 2.62834 .000 -25.1368 -7.8632


Belalang
Kepik 3.35000 2.62834 1.000 -5.2868 11.9868

Capung -.50000 2.62834 1.000 -9.1368 8.1368


*
Jangkrik -23.60000 2.62834 .000 -32.2368 -14.9632

Kecoa -19.85000* 2.62834 .000 -28.4868 -11.2132


Kepik
Belalang -3.35000 2.62834 1.000 -11.9868 5.2868

Capung -3.85000 2.62834 1.000 -12.4868 4.7868


*
Jangkrik -19.75000 2.62834 .000 -28.3868 -11.1132
*
Kecoa -16.00000 2.62834 .000 -24.6368 -7.3632
Capung
Belalang .50000 2.62834 1.000 -8.1368 9.1368

Kepik 3.85000 2.62834 1.000 -4.7868 12.4868

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Berdasarkan hasil analisis uji lanjutan kecoa secara statistic adalah sama dan
pada tabel diatas maka diperoleh perbedaan jumlah antara keduanya
kesimpulan sebagai berikut : Perbedaan tidaklah signifikan.
jumlah konsumsi oksigen jangkrik dan 1. Perbedaan jumlah konsumsi oksigen
kecoa Dari hasil output SPSS dapat kita jangkrik dan belalang
lihat nilai sig perbandingan jumlah Dari hasil output SPSS dapat kita lihat
konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa nilai sig perbandingan jumlah
sebesar 1,000. Maka dapat disimpulkan konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa
1,000 > 0,05 yang artinya perbandingan sebesar 0,000. Maka dapat
jumlah konsumsi oksigen jangkrik dan disimpulkan 0,000 < 0,05 yang
215
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

artinya perbandingan jumlah secara statistic adalah sama dan


konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa perbedaan jumlah antara keduanya
secara statistic adalah sama dan signifikan.
perbedaan jumlah antara keduanya 5. Perbedaan jumlah konsumsi oksigen
signifikan. kecoa dan kepik
2. Perbedaan jumlah konsumsi oksigen Dari hasil output SPSS dapat kita lihat
jangkrik dan kepik nilai sig perbandingan jumlah
Dari hasil output SPSS dapat kita lihat konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa
nilai sig perbandingan jumlah sebesar 0,000. Maka dapat
konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa disimpulkan 0,000 < 0,05 yang
sebesar 0,000. Maka dapat artinya perbandingan jumlah
disimpulkan 0,000 < 0,05 yang konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa
artinya perbandingan jumlah secara statistic adalah sama dan
konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa perbedaan jumlah antara keduanya
secara statistic adalah sama dan signifikan.
perbedaan jumlah antara keduanya 6. Perbedaan jumlah konsumsi oksigen
signifikan. kecoak dan capung
3. Perbedaan jumlah konsumsi oksigen Dari hasil output SPSS dapat kita lihat
jangkrik dan capung nilai sig perbandingan jumlah
Dari hasil output SPSS dapat kita lihat konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa
nilai sig perbandingan jumlah sebesar 0,000. Maka dapat
konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa disimpulkan 0,000 < 0,05 yang
sebesar 0,000. Maka dapat artinya perbandingan jumlah
disimpulkan 0,000 < 0,05 yang konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa
artinya perbandingan jumlah secara statistic adalah sama dan
konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa perbedaan jumlah antara keduanya
secara statistic adalah sama dan signifikan.
perbedaan jumlah antara keduanya 7. Perbedaan jumlah konsumsi oksigen
signifikan. belalang dan kepik Dari hasil output
4. Perbedaan jumlah konsumsi oksigen SPSS dapat kita lihat nilai sig
kecoa k dan belalang perbandingan jumlah konsumsi
Dari hasil output SPSS dapat kita lihat oksigen jangkrik dan kecoa sebesar
nilai sig perbandingan jumlah 1,000. Maka dapat disimpulkan 1,000
konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa > 0,05 yang artinya perbandingan
sebesar 0,000. Maka dapat jumlah konsumsi oksigen jangkrik dan
disimpulkan 0,000 < 0,05 yang kecoa secara statistic adalah sama dan
artinya perbandingan jumlah perbedaan jumlah antara keduanya
konsumsi oksigen jangkrik dan kecoa tidaklah signifikan.

216
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

8. Perbedaan jumlah konsumsi oksigen signifikan, kecoa dengan kepik signifikan,


belalang dan capung Dari hasil output
kecoa dengan capung signifikan, belalng
SPSS dapat kita lihat nilai sig
dengan kepik tidak signifikan, belalang
perbandingan jumlah konsumsi
oksigen jangkrik dan kecoa sebesar dengan capung tidak signifikan dan kepik
1,000. Maka dapat disimpulkan 1,000
dengan capung tidak signifikan.
> 0,05 yang artinya perbandingan
jumlah konsumsi oksigen jangkrik dan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kecoa secara statistic adalah sama dan
Objek dalam penelitian, peneliti mencoba
perbedaan jumlah antara keduanya
mengambil sampel beberapa insekta
tidaklah signifikan.
diantaranya adalah kecoa, jangkrik, kepik,
9. Perbedaan jumlah konsumsi oksigen
belalang dan capung sedangkan faktor
kepik dan capung Dari hasil output
yang mampu berpengaruh terhadap laju
SPSS dapat kita lihat nilai sig
konsumsi oksigen berupa suhu dan
perbandingan jumlah konsumsi
kelembaban dikontrol dan diseragamkan.
oksigen jangkrik dan kecoa sebesar
Dalam aktivitas praktikum untuk
1,000. Maka dapat disimpulkan 1,000
mengetahui laju konsumsi oksigen ini
> 0,05 yang artinya perbandingan
menggukan respirometer sederhana,
jumlah konsumsi oksigen jangkrik dan
indikator yang menunjukan kecepatan
kecoa secara statistic adalah sama dan
penggunana oksigen ditunjukan oleh laju
perbedaan jumlah antara keduanya
eosin pada skala respirometer pada waktu
tidaklah signifikan.
yang ditentukan. Melalui respirometer ini
dapat dibuktikan bahwa dalam proses
Berdasarkan hasil data tabel .1 urutan
respirasi membutuhkan oksigen.
jumlah konsumsi oksigen pada hewan-
Dengan respirometer laju konsumsi
hewan tersebut mulai dari yang paling oksigen bisa diketahui lewat cairan eosin
yang dimasukkan ke dalam pipa
tinggi smpai urutan terrendah yaitu :
respirometer. Karena hewan yang ada
Jangkrik, kecoa, capung, belalang, dan
dalam tabung atau botol respirometer
kepik. Sehingga Perbedaan konsumsi hanya mengkonsumsi oksigen yang ada
dalam pipa, cairan eosin perlahan-lahan
oksigen antara jangkrik dan kecoa tidak
akan maju sesuai dengan pengambilan
signifikan, jangkrik dan belalang
oksigen yang dilakukan hewan tersebut
signifikan, jangkrik dengan kepik sehingga menunjukkan skalanya.
Sedangkan hasil respirasi (CO2) yang
signifikan, jangkrik dengan capung
dikeluarkan oleh hewan, diikat oleh KOH
signifikan, kecoa dengan belalang
yang disimpan ditempat yang sama

217
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

dengan hewan yang diuji, sehingga dalam oksigen dan menyebabkan


enyebabkan laju konsumsi
botol maupun
n dalam pipa respirometer yang dihitung itu tidak murni hasil
hanya ada oksigen saja. Dan untuk respirasi hewan yang sedang diuji. Dan
menghindari kebocoran, kami mengolesi sebagai langkah akhir dilakukan
dengan vaselin pada sambungan perhitungan rata-rata
rata penggunaan oksigen
sambungan antara botol dengan pipa pada setiap spesies insekta pada percobaan
respirometer, karena apabila bocor akan tersebut. Adapun hasil dari praktikum
sangat berpengaruh kepada laju konsumsi tersebut
rsebut diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel. 4
Laju Konsumsi Oksigen pada Hewan Invertebrata

Massa Rata-rata Rata-rata


rata Konsumsi
No Jenis Hewan
( gr ) oksigen (ml/menit)
1 Jangkrik 1,29 24,25
2 Kecoa 1,5 20,5
3 Belalang 0,79 4,5
4 Capunh 0,49 4,0
5 Kepik 0,12 0,65

Adapun data tersebut disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

25 24.25 20.25
20
15
10
4.4 4
5 Rata-rata
0 0.65Konsumsi
oksigen
(ml/menit)

Jenis Hewan
Gambar 1. Grafik Rata-rata
Rata konsumsi O2
yang dihasilkan pada setiap hewan

Berdasarkan hasil dari penelitian dapat dengan massa 1,29 gram laju konsumsi
terlihat bahwa massa berbanding lurus oksigen sebesar 24,25 ml/menit, belalang
dengan konsumsi oksigen dengan sedikit dengan massa 0,79 gram laju konsumsi
penyimpangan hal ini dikarenakan oksigen sebesar 4,55 ml/menit, capung
berhubungan dengan luas area reseptor dengan massa 0,49 gram laju konsumsi
dalam proses biokimia seluler dan oksigen sebesar 4,0 ml/menit, kepik
kebutuhan energi untuk menopang beban
be dengan massa 0,12 gram laju konsumsi
kehidupan seluler sehingga semakin berat oksigen sebesar 0,65 ml/menit sedangkan
beban maka semakin tinggi respirasi. pada kecoa dengan massa yang lebih besar
Ditujukan pada tabel. 4.1 pada jangkrik dari jangkrik yaitu 1,5 gram laju konsumsi

218
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

oksigen lebih sedikit sebesar 20,25 karena nilai Asymp. Sig sebesar 0,000
ml/menit artinya Asymp Sig < α.
2. Rata-rata massa yang lebih besar
Jadi, tidak cukup massa yang dapat
berbanding lurus dengan laju
mempengaruhi respirasi tetapi feedback
penggunaan oksigen (O2) pada
aktivitas serangga dapat menentukan
respirasi hewan invertebrata yang
respirasi sehingga pada penelitian terdapat
ditunjukan oleh jangkrik dengan masa
penyimpangan – penyimpangan
1,29 gram dengan konsumsi oksigen
diantaranya ukuran beban kecil tetapi
sebesar 24,25 ml/menit dan kepik
tingkat respirasi tinggi hal ini disebabkan
dengan massa paling kecil sebesar
serangga banyak beraktifitas diantaranya
0,12 gram dengan konsumsi oksigen
terlihat pada perbedaan aktivitas serangga
terendah sebesar 0,65 ml/menit
antar spesies jangrik 4 dan kecoa 4 lebih
berat kecoa tetapi konsumsi oksigen SARAN
jangkrik lebih tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang
Parameter respirasi lainnya yang diperoleh, peneliti merekomendasikan
menyebabkan penyimpangan masa dan beberapa hal untuk dijadikan bahan
konsumsi oksigen adalah umur. Waktu pertimbangan dan pemikiran antara lain ;
paruh umur sel dapat mempengaruhi 3. Jenis hewan dapat diganti dengan
tingkat respirasi karena semakin jenis hewan yanga lain yang
bertambah umur semakin berkurang refresentatif namun harus sesui
kemampuan sel atau mengalami dengan alat respirometer.
degeneratif sel, dengan demikian agar 4. Praktikum ini akan maksimal hasilnya
dapat mengahasilkan energi membutuhkan jika kondisi lingkungan berupa
asupan oksigen yang tinggi. Hal ini dapat intensitas cahaya matahari dan
terlihat pada data konsumsi oksigen yaitu aktivitas hewan maksimal, maka
terlihat pada penyimpangan konsumsi lingkungan dan aktivitas hewan ini
oksigen jangkrik, kecoa, belalang, kepik, menjadi faktor yang berpengaruh
capung. terhadap besar rata-rata konsumsi
oksigen yang dibutuhkan oleh setiap
KESIMPULAN
hewan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan
perlakuan yang telah dilakukan, maka DAFTAR PUSTAKA
diperoleh beberapa kesimpulan sebagai Campbell Reece-Mitchell. 2000. Biologi.
berikut : Edisi kelima, Jilid 1-3. Jakarta:
1. Terdapat perbedaan jumlah konsumsi Erlangga
oksigen (O2) pada respirasi berbagai
hewan invertebrata kelas insekta

219
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 18 Nomor 2 Agustus 2018

Djamhur Wiranatasasmita. 1986. Fisiologi Hernawan, Edi. (2008). Penghantar


Hewan dan Tumbuhan. Modul Statistika. Universitas Siliwangi,
UT 1-9. Jakarta: PT. Karunika Tasikmalaya, Tidak diterbitkan.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi
Evelyn C. Pearce. 1993. Anatomi dan
Hewan.Yogyakarta : Kanisius.
Fisiologi untuk Paramedis.
Sumiyati Sa’adah, 2010. Materi Pokok
Jakarta: PT Gramedia
Zoologi Invertebrata. Bandung: UIN
SGD

220

Anda mungkin juga menyukai