Anda di halaman 1dari 5

TUTORIAL SKENARIO D TAHUN 2019

Tn. Anto, umur 62 tahun dibawa ke UGD rumah sakit karena sulit berjalan karena kelemahan
lengan dan tungkai kanan kirakira 1 jam sebelumnya pada saat bangun tidur. Selain itu, Tn. Anto
juga mengeluh sakit kepala, mual, muntah, mulut mengot, dan bicara pelo. Tn. Anto sudah luma
menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, twtapi tidak minum obat secara teratur. Keluhan ini
baru pertama kali dirasakan.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : GCS 15
Tanda vital :
TD 20/110 mmHg, Nadi 96/menit, RR 20x/menit, Temp 36,9oC
Numeric Pain Rating Scale : 7-8 (nyeri derajat berat)
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks: Simetris, retraksi tidak ada
 Jantung: batas jantung normal, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising
jantung tidak ada
 Paru : Stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal
Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan (-) dan defans muskuler (-), bising usus normal
Ekstrimitas : edema -/-
Pemeriksaan Neurologis :
Pada pemeriksaan nervi kraniales
 Nervus VII tampak mulut mengot ke kiri, lipatan nasolabialis kanan datar, tidak ada
lagophtalmus, dan kerut dahi simetros
 Nervus XII bicara pelo dan lidah deviasi ke kanan
Pada pemeriksaan fungsi motorik
 Kekuatan otot ekstrimitas atas 4/5, ekstrimitas bawah 4/5
 Refleks fisiologi ekstrimitas kanan meningkat
 Refleks Patologis Babinsky (+) pada kaki kanan

I. Klarifikasi Istilah
1. Bicara pelo : Cadel atau disartria (Gangguan bicara yang
diakibatkan oleh cidera neuromuscular)
2. Numeric pain rating scale : Intensitas rasa sakit dan rasa tidak nyaman
3. Defans muskuler : Nyeri tekan seluruh abdomen yang menunjukan
adanya rangsangan peritoneum parietal
4. Stem fremitus : Palpasi pada dinding dada untuk mendeteksi
perubahan intensitas fibrasi yang dibuat dengan suara yang konstan
5. Ictus cordis : Denyut jantung yang terlihat pada dinding torak
6. Retraksi : Tindakan menarik kembali atau kondisi
7. Sulcus nasolabialis : smiling line
8. Lagophtalmus : Ketidakmampuan untuk menutup kelopak mata
secara penuh sehingga dapat terjadi iritasi mata
9. Deviasi : Penyimpangan (KBBI)
10. Refleks Patologis Babinsky :Mengindikasikan adanya kerusakan pada traktus
kortikospinal
II. Identifikasi Masalah
1. Tn. Anto, umur 62 tahun dibawa ke UGD rumah sakit karena sulit berjalan karena
kelemahan lengan dan tungkai kanan kirakira 1 jam sebelumnya pada saat bangun tidur.
Selain itu, Tn. Anto juga mengeluh sakit kepala, mual, muntah, mulut mengot, dan bicara
pelo. (I)
2. Tn. Anto sudah luma menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, twtapi tidak minum
obat secara teratur. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. (II)
3. Pemeriksaan Fisik (III)
Keadaan umum : GCS 15
Tanda vital :
TD 20/110 mmHg, Nadi 96/menit, RR 20x/menit, Temp 36,9oC
Numeric Pain Rating Scale : 7-8 (nyeri derajat berat)
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks: Simetris, retraksi tidak ada
 Jantung: batas jantung normal, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising
jantung tidak ada
 Paru : Stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal
Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan (-) dan defans muskuler (-), bising usus normal
Ekstrimitas : edema -/-
4. Pemeriksaan Neurologis (III)
Pada pemeriksaan nervi kraniales
 Nervus VII tampak mulut mengot ke kiri, lipatan nasolabialis kanan datar, tidak ada
lagophtalmus, dan kerut dahi simetros
 Nervus XII bicara pelo dan lidah deviasi ke kanan
Pada pemeriksaan fungsi motorik
 Kekuatan otot ekstrimitas atas 4/5, ekstrimitas bawah 4/5
 Refleks fisiologi ekstrimitas kanan meningkat
 Refleks Patologis Babinsky (+) pada kaki kanan

III. Analisis Masalah


1. Tn. Anto, umur 62 tahun dibawa ke UGD rumah sakit karena sulit berjalan karena
kelemahan lengan dan tungkai kanan kira-kira 1 jam sebelumnya pada saat bangun tidur.
Selain itu, Tn. Anto juga mengeluh sakit kepala, mual, muntah, mulut mengot, dan bicara
pelo. (I)
a. Apa hubungan usia, jenis kelamin dengan keluhan pada kasus? ITP
b. Mengapa keluhan terjadi setelah pasien bangun tidur? IDK
c. Bagaimana mekanisme keluhan pada kasus? IDK
d. Apa faktor pencetus dari keluhan yang dialami? ITP
e. Mengapa hanya lengan dan tungkai kanan yang mengalami kelemahan? IDK

2. Tn. Anto sudah luma menderita hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, tetapi tidak minum
obat secara teratur. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan. (II)
a. Hubungan hipertensi dengan diagnosis pada kasus? ITP
b. Riwayat penyakit apa saja yang dapat menyebabkan keluhan pada kasus? ITP
c. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan hipertensi? ITP
3. Pemeriksaan Fisik (III)
Keadaan umum : GCS 15
Tanda vital :
TD 20/110 mmHg, Nadi 96/menit, RR 20x/menit, Temp 36,9oC
Numeric Pain Rating Scale : 7-8 (nyeri derajat berat)
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran KGB
Thoraks: Simetris, retraksi tidak ada
 Jantung: batas jantung normal, iktus kordis tidak tampak, bunyi jantung normal, bising
jantung tidak ada
 Paru : Stem fremitus normal, suara nafas vesikuler normal
Abdomen : datar, lemas, nyeri tekan (-) dan defans muskuler (-), bising usus normal
Ekstrimitas : edema -/-
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik? ITP
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan fisik? IDK
c. Apakah dari hasil pemeriksaan GCS dapat membantu penentuan diagnosis
keluhan tuan Anto? Jika iya, bagaimana? IDK
4. Pemeriksaan Neurologis (III)
Pada pemeriksaan nervi kraniales
 Nervus VII tampak mulut mengot ke kiri, lipatan nasolabialis kanan datar, tidak ada
lagophtalmus, dan kerut dahi simetros
 Nervus XII bicara pelo dan lidah deviasi ke kanan
Pada pemeriksaan fungsi motorik
 Kekuatan otot ekstrimitas atas 4/5, ekstrimitas bawah 4/5
 Refleks fisiologi ekstrimitas kanan meningkat
 Refleks Patologis Babinsky (+) pada kaki kanan
a. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan neurologis? IDK
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan neurologis? IDK
c. Apa saja deficit neurologis pada skenario? IDK
d. Bagaimana anatomi dan fisiologi persarafan pada cardio-cerebrovascular? ITP
e. Apa diagnosis banding dari stroke hemoragik? IDK
f. Bagaiaman algoritma penegakkan diagnosis? IDK
g. Bagaimana diagnosis kerja? IDK
h. Apa definisi stroke hemoragik? ITP
i. Bagaimana etiologi stroke hemoragik? ITP
j. Bagaimana epidemiologi stroke hemoragik? IDK
k. Apa saja faktor resiko stroke hemoragik? ITP
l. Bagaiamana pathogenesis stroke hemoragik? IDK
m. Bagaimana patofisiologi stroke hemoragik? IDK
n. Bagaimana klasifikasi stroke hemoragik? ITP
o. Bagaimana manifestasi klinis dari stroke hemoragik? IDK
p. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis? ITP
q. Bagaimana tata laksana stroke hemoragik? IDK
r. Bagaimana edukasi dan pencegahan stroke hemoragik? ITP
s. Apa saja komplikasi yang mungkin dialami pasien? IDK
t. Apa prognosis dari skenario? IDK
u. Bagaimana kompetensi dokter umum dalam menangani stroke hemoragik? IDK

LEARNING ISSUE
1. Anatomi, fisiologi, neurologi cardio-cerebrovascular (Ihsan, Keke)
2. Stroke hemoragik 1 dan 2
a. Diagnosis- Patofisio (Ineke, Arina, Ihsan, Fia, Tami)
b. Klasifikasi-SKDI (Chai, Kaima, Elpita, Lesy)
3. Pemeriksaan Fisik (Arina, Tami)
4. Pemeriksaan Neurologis (Chai, Elpita)
5. Hipertensi (Kaima, Lesy)

Anda mungkin juga menyukai