Anda di halaman 1dari 13

1

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN AKTIF KADER DAN MOTIVASI INTRINSIK


DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET FE
PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS .......................

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
2021
6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepatuhan Konsumsi Tablet Fe

1. Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi didefinisikan perilaku ibu

hamil yang mentaati semua petunjuk yang dianjurkan oleh petugas

kesehatan dalam mengkonsumsi tablet besi. Kepatuhan konsumsi tablet

besi diperoleh melalui perhitungan tablet yang tersisa. Ibu hamil

dikategorikan patuh apabila angka kepatuhannya mencapai 90% (Suranta

B. S, 2014).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Konsumsi tablet besi sangat dipengaruhi kesadaran dan kepatuhan

ibu hamil. Kesadaran merupakan faktor pendukung bagi ibu hamil untuk

patuh mengkonsumsi tablet besi secara baik. Menurut Rahmawati dan

Subagio (2012), ada beberapa faktor yang mempunyai andil cukup besar

dalam mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet

besi, diantaranya adalah pengetahuan, motivasi, pelayanan kesehatan, dan

peran serta keluarga. Selain itu efek samping juga berpengaruh besar

terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Efek

samping dari tablet besi antara lain mengakibatkan nyeri lambung, mual,

muntah, konstipasi, dan diare .


7

Kepatuhan yang tinggi dalam mengkonsumsi tablet besi juga karena

motivasi untuk pencapaian kesehatan yang lebih baik setelah

mengkonsumsi tablet besi (Budiarni dan Subagio, 2012). Menurut

Notoatmodjo (2013) beberapa teori lain yang telah dicoba untuk

mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi kepatuhan

konsumsi tablet besi, antara lain adalah perilaku ibu hamil, khususnya

perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :

a. Teori Lawrence Green (1980)

Green dalam Notoatmodjo (2013), mencoba menganalisis

perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan

seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku

(behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).

Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :

1) Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya.

2) Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,

alat-alat steril dan sebagainya.

3) Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.


8

b. Teori Snehandu B. Kar (1983)

Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak

bahwa perilaku merupakan fungsi dari :

1) Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawatan kesehatannya (behavior itention).

2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).

3) Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan (accesebility of information).

4) Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil

tindakan atau keputusan (personal autonomy).

5) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).

c. Teori WHO (1984)

WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang

berperilaku tertentu adalah :

1) Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang

terhadap objek (objek kesehatan).

a) Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau

pengalaman orang lain.

b) Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau

nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan

keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.


9

c) Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap

objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau

orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang

mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap

positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu

terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat

itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada

pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh

suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya

pengalaman seseorang.

2) Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting

untuknya, maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk

dicontoh.

3) Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu,

tenaga dan sebagainya.

4) Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-

sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola

hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.

Kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang lama dan selalu

berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai dengan peradapan umat

manusia (Azis, 2017).

3. Zat Besi (Tablet Fe)


10

Zat besi adalah sebuah nutrient esensial yang diperlukan oleh setiap

sel manusia. Besi dalam tubuh berfungsi sebagai pembawa oksigen dan

elektron, serta sebagai katalisator untuk oksigenasi, hidroksilasi dan proses

metabolik lain melalui kemampuannya beruah bentuk antara darah fero (Fe+
+
) dan fase oksidasi (Fe ++). Zat besi merupakan tablet tambah darah untuk

menanggulangi anemia gizi besi yang diberikan kepada ibu hamil.

Pemerintah Indonesia mulai menerapkan dan terfokus pada

pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapatkan

tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya. Program ini

dilaksanakan dengan harapan setiap ibu hamil secara teratur memeriksakan

diri ke Puskesmas atau Posyandu selama masa kehamilannya.

a. Efektivitas tablet besi

Efektifitas mengkonsumis tablet Fe yaitu 1 bulan. Sesuai dengan

hasil penelitian dari Umi Romayati Keswara dan Yuni Hastuti yang

berjudul Efektifitas Pemberian Tablet Fe Terhadap Peningkatan Kadar

HB Pada Ibu Hamil yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar

Hb pada ibu hamil setelah mengkonsumsi tablet Fe selama 1 bulan

dengan dosis 60 mg/hari dengan p=<0,001.

b. Manfaat tablet besi

Di dalam tubuh zat besi berperan sebagai alat angkut oksigen

dari paru-paru ke jaringan sebagai alat angkut elektron pada

metabolisme energi, sebagai bagian dari enzim pembentuk kekebalan

tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan. Manfaat lain dari


11

mengkonsumsi makan sumber zat besi adalah terpenuhinya kecukupan

vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya merupakan

Vitamin A. Selain itu zat besi dibutuhkan untuk pembentukan

hemoglobin, cadangan zat besi janin, dan sebagainya. Bisa diperoleh

dari daging berwarna merah, bayam, kangkung, kacang-kacangan.

c. Cara meminum tablet Fe

Minum zat besi diantara waktu makan atau 30 menit sebelum

makan, karena penyerapan berlangsung lebih baik ketika lambung

kosong.

1) Menghindari mengkonsumsi kalsium bersama zat besi (susu,

antasida, makanan tambahan prenatal), karena akan menghambat

penyerapan zat besi dalam tubuh.

2) Mengkonsumsi vitamin C (jus jeruk, jambu, tambahan vitamin

C), karena dapat digunakan untuk meningkatkan absorbsi zat besi

non heme (berasal dari tumbuhan).

3) Memasak makanan dengan jumlah air minimal agar dalam

proses memasak tidak membutuhkan waktu yang lama (singkat),

karena zat besi lebih mudah diserap dari bahan makanan

dibandingkan zat besi oral.

4) Mengkonsumsi daging, unggas, dan ikan, karena dalam makanan

tersebut mengandung bahan makanan yang lebih mudah diserap

dan digunakan dibandingkan zat besi dalam bahan makanan yang

lain.
12

5) Memakan berbagai jenis makanan.

B. Kader

Kader kesehatan adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh,

darimasyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat. Kader

adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau

olehmasyarakat dan dapat bekerja secara sukarela mengelola

posyandu (Zulkifli, 2013). Kader adalah pria atau wanita yang

berbadan sehat jasmani dan rohani serta mau bekerja secara sukarela

mengelola posyandu.

Kader posyandu merupakan pilar utama penggerak

pembangunan khususnya di bidang kesehatan. Mereka secara

swadaya dilibatkan oleh puskesmas dalam kegiatan pelayanan

kesehatan desa yang salah satunya adalah pemberian imunisasi Polio.

Tanpa mereka kegiatan pelayanan kesehatan di desa tidak banyak

artinya (Mardiati, 2006). Kader posyandu sebaiknya mampu menjadi

pengelola posyandu, karena merekalah yang paling memahami

masyarakat di wilayahnya. Kader bertugas melaksanakan penyuluhan

di posyandu, salah satunya penyuluhan tentang bayi/ balita mengenai

jadwal pemberian imunisasi dan manfaatnya.

Persyaratan menjadi kader yaitu setiap warga desa setempat

laki-laki maupun perempuan, bisa membaca dan menulis huruf latin,

mempunyai waktu luang, memiliki kemampuan, mau bekerja

sukarela, tulus ikhlas. Paket pelayanan minimal yaitu kegiatan-


13

kegiatan utama kader yang harus dilaksanakan oleh setiap posyandu.

Kegiatan untuk bayi dan balita antara lain: penimbangan bulanan dan

penyuluhan gizi dan kesehatan, pemberian paket pertolongan gizi,

imunisasi dan pemantauan kasus lumpuh layu, Identifikasi

gangguan/penyakit, pengobatan sederhana dan rujukan (Juliani,

2019).

C. Motivasi Instrinsik

1. Pengertian

Motivasi Instrinsik Hamalik (2014) berpendapat bahwa “motivasi

instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam konsumsi tablet Fe yang

bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan ibu hamil sendiri”. Sedangkan

menurut Sardiman (2016) “motivasi instrinsik adalah motif-motif yang

menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri

setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu”. Dengan kata

lain, individu terdorong untuk bertingkah laku ke arah tujuan tetentu tanpa

adanya faktor pendorong dari luar.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa

motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam konsumsi tablet Fe

yang bersumber dari kebutuhan dan manfaat yang dirasakan ibu hamil sendiri

atau dengan kata lain motivasi instrinsik tidak memerlukan rangsangan dari

luar tetapi berasal dari diri ibu hamil .

2. Proses Motivasi
14

Motivasi terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi dan bersifat

interdependen:

a. Need : Kebutuhan tercipta manakala terjadi ketidakseimbangan fisik

maupun psikologis. Kebutuhan psikologis terkadang tidak timbul akibat

ketidakseimbangan.

b. Driver : Dorongan atau motif timbul untuk mengurangi kebutuhan.

Dorongan baik fisiologis maupun psikologis berorientasi pada tindakan

dan menyiapkan energi pendorong untuk mencapai tujuan (incentives).

c. Incentives / goal : Segala sesuatu yang akan mengurangi kebutuhan dan

menurunkan dorongan tindakan. Dengan demikian pencapaian tujuan

akan mengembalikan keseimbangan fisiologis dan psikologis dan

menurunkan bahkan menghentikan dorongan.

Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang

harus segera dipenuhi untuk segera beraktifitas segera mencapai tujuan

3. Cara meningkatkan motivasi

a. Dengan teknik verbal

b. Berbicara untuk membangkitkan semangat

c. Pendekatan pribadi

d. Diskusi dan sebagainya

e. Teknik tingkah laku (meniru, mencoba, menerapkan)

f. Teknik intensif dengan cara mengambil kaidah yang ada


15

g. Supertisi (kepercayaan akan sesuatu secara logis, namun membawa

keberuntungan)

h. Citra/image yaitu dengan immagenasi atau data khayal yang tinggi

maka individu termotivasi (Pakpahan et al., 2021).

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah fomulasi atau simplifikasi dari kerangka teori

atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Oleh sebab itu, kerangka

konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu

dengan yang lain. Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita

untuk menganilisis hasil penelitian (Yusuf, 2017).

Peran aktif kader


Persalinan kala III

Motivasi Intrinsik

Keterangan
Variabel Independen :
Variabel Dependen :
16

Definisi Operasional

Tabel 2.1.
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Indikator Skala


Operasional Ukur Penilaian
1. Peran aktif Mengontrol ibu Lembar 1. Aktif Ordinal
kader hamil dalam observasi (mengetahui
mengkonsumsi ibu hamil
tablet Fe mengkonsu
msi tablet
Fe)
2. Tidak aktif
(tidak
mengetahui
ibu hamil
mengkonsu
msi tablet Fe

2. Motivasi Dorongan dari Kuesione 1. Baik: > Ordinal


intrinsik dalam diri ibu r 50%
hamil sendiri 2. Kurang: <
50%)
3. Kepatuhan Ibu hamil Lembar 1. Baik: (15 Ordinal
konsumsi mengkonsumsi observasi menit
tablet Fe Tablet Fe setiao 2. Kurang: 15-
hari 30 menit)
17

DAFTAR PUSTAKA

Azis, A. L. (2017). Pengaruhmotivasi intrinsik dan motivasi


ekstrinsik terhadap prestasi belajar ekonomi bisnis kelas x
peserta didik kelas x di smkn 4 makassar. 1–23.

Juliani, S. (2019). Hubungan Dukungan Suami dan Motivasi Bidan


dengan Keikutsertaan Ibu Mengikuti Senam Hamil di Klinik
Rimasdalifah Arumy Kota Binjai Tahun 2018. Jurnal Midwifery
Update (MU), 1(1), 60. https://doi.org/10.32807/jmu.v1i1.41

Pakpahan, M., Siregar, D., Susilawaty, A., Tasnim, T., M, M.,


Ramdany, R., Manurung, E. I., Sianturi, E., Tompunu, M. R. G.,
& Sitanggang, Y. F. (2021). Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan - Google Books. In Online.
https://www.google.co.id/books/edition/Promosi_Kesehatan_dan
_Perilaku_Kesehatan/MR0fEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=buku+Notoatmodjo&printsec=frontcover

Suranta B. S, E. (2014). Analisis Program Kelas Ibu Hamil.


Psychological Science, 25(9), 1682–1690.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15350854%0Ahttp://www.
americanbanker.com/issues/179_124/which-city-is-the-next-big-
fintech-hub-new-york-stakes-its-claim-1068345-1.html
%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15003161%5Cnhttp:
//cid.oxfordjournals.org/look

Yusuf, M. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif &


Penelitian Gabungan. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif &
Penelitian Gabungan, 480.

Anda mungkin juga menyukai