Anda di halaman 1dari 17

dr.

Noviana Zara, MKM


 Memasuki melenium baru department
kesehatan telah mencanangkan Gerakan
Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang
dilandasi paradigma sehat
 Paradigma sehat adalah cara pandang, pola
pikir atau modal pembangunan kesehatan
yang bersifat holistic, melihat masalah
kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak
factor yang bersifat lintas sector dan
upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan,pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan
 Berdasarkan paradigma sehat, ditetapkan visi
Indonesia Sehat 2010 dimana ada 3 pilar yang
perlu mendapat perhatian khusus, yaitu
lingkungan sehat, perilaku sehat dan
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan
merata
 Untuk perilaku sehat bentuk konkritnya yaitu
perilaku proaktif yang meningkatkan dan
memelihara kesehatan, mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam upaya kesehatan
 Mengingat dampak dari perilaku terhadap
derajat kesehatan cukup besar, maka diperlukan
pelbagai upaya untuk mengubah perilaku yang
tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
 Salah satu indikator untuk menilai perilaku
masyarakat terhadap kesehatan adalah dengan
menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
di rumah tangga
 PHBS terdiri dari sekumpulan perilaku yang
dilaksanakan atas kesadaran dari hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang
mampu berperan aktif dalam menigkatkan
derajat kesehatan pribadi, keluarga, maupun
masyarakat
 Rencana pembangunan jangka panjang bidang
kesehatan RI tahun 2005 – 2025 atau “Indonesia
Sehat 2025”
 Perilaku masyarakat yang diharapkan dalam
Indonesia Sehat 2025 adalah:
 Perilaku yang bersifat proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan
 Mencegah risiko terjadinya penyakit
 Melindungi diri dari ancaman penyakit dan
masalah kesehatan lainnya
 Sadar hukum
 Berpartisipasi aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat 
menyelenggarakan masyarakat sehat dan
aman (safe community)
 Skinner (1983)  perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar).

 Berdasarkan bentuk respon terhadap stimulus


ini, perilaku dapat dibedakan menjadi 2 :
1. Perilaku Pasif
Merupakan respon internal yang terjadi dalam diri
manusia yang tidak dapat diamati secara langsung,
misalnya pengetahuan, persepsi dan perhatian.
Contohnya seorang ibu tahu mengenai ASI eksklusif
tapi tetap memberikan makanan pendamping ASI
pada anaknya yang berumur kurang dari 6 bulan.
2. Perilaku Aktif
Merupakan tindakan nyata dari pengetahuan
yang dimiliki seseorang sehingga dapat diamati
secara langsung
Misalnya ibu yang tahu mengenai ASI eksklusif
langsung mempraktekkannya dan tidak
memberikan makanan pendamping ASI pada
anak berusia kurang dari 6 bulan
 Perilaku manusia sangat kompleks dan
memiliki ruang lingkup yang sangat luas
 Benyamin Bloom (1908) membangi perilaku
ke dalam 3 domain yang saling berkaitan erat
satu sama lain
 Ketiga domain tersebut adalah
1. Pengetahuan (cognitive)
2. Sikap (affective)
3. Tindakan (psychomotor)
Menurut L. Green, perilaku dipengaruhi oleh
tiga faktor, yakni :
 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seperti
pengetahuan, sikap, kepercayaan, norma dan
lain-lain.
 Faktor pendukung yaitu faktor yang
memfasilitasi terjadinya perilaku misalnya
puskesmas, posyandu, tempat pembuangan
sampah, uang, dan sebagainya.
 Faktor pendaorong yaitu faktor yang
memperkuat terjadinya perilaku misalnya
sikap petugas kesehatan, sikap keluarga dan
lain-lain.
 Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan sebagi berikut :

1. Perilaku Kesehatan (Health Behavior), yaitu hal-hal


yang berkaitan dengan tindakan seseorang dalm
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Seperti
tindakan mencegah penyakit, kebersihan perorangan,
memilih makanan, sanitasi, dan sebagainya.
2. Perilaku Sakit (Illness Behavior), yaitu segala
tindakan yang dilakukan individu yang merasa sakit ,
untuk mengenal dan merasakan keadaan kesehatannya
atau rasa sakit. Seperti pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit, serta
usaha mencegah penyakit tersebut.
3. Perilaku Peran Sakit (Sick Role Behavior), yaitu
segala tindakan yang dilakukan individu yang sedang
sakit untuk memperoleh kesembuhan.
 Pengaruh perilaku terhadap kesehatan dapat
dilihat melalui teori Blum yang menyatakan
bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh
determinan lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan genetik (keturunan).
Keturunan

Pelayanan kesehatan
Status kesehatan Lingkungan

Perilaku

Faktor Predisposisi Faktor Pendukung Faktor Pendorong

(pengetahuan, sikap, (ketersediaan sumber daya) /fasilitas) (sikap dan perilaku


kepercayaan, tradisi, nilai, dan petugas)
sebagainya)

Pem. Sosial
Training
Komunikasi

Pendidikan Kesehatan

Modifikasi Skema Perilaku Blum - Green


Perilaku Hidup bersih dan Sehat merupakan salah satu wujud
dari perilaku kesehatan yang dilakukan dalam ruang lingkup
rumah tangga. Indikator PHBS rumah tangga terdiri dari
indikator perilaku dan lingkungan, yaitu :

 Persalinan ditolong tenaga kesehatan


 Pemberian ASI eksklusif
 Penimbangan bayi dan balita
 Penggunakan air bersih
 Mencuci tangan dengan air dan sabun
 Menggunakan jamban sehat
 Memberantas jentik nyamuk di rumah
 Makan sayur dan buah setiap hari
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari
 Tidak merokok di dalam rumah
CONTOH PERILAKU DAN PENGELOLAANNYA
Pengelolaan Masalah PHBS Rumah Tangga di Puskesmas
Untuk meningkatkan pencapaian PHBS rumah tangga di wilayah
kerja Puskesmas, dilakukan upaya peningkatan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya PHBS
Dilakukan melalui beberapa kegiatan :
 Penyuluhan
 Penyuluhan dalam gedung
 Dilakukan di dalam lingkungan Puskesmas
 Penyuluhan luar gedung
 Dilakukan di sekolah-sekolah, tempat ibadah, bersamaan
dengan kegiatan posyandu, dan lain-lain
 Pelatihan kader PHBS
Pelatihan ini dilaksanakan agar para kader dapat
memahami pentingnya PHBS dan bisa
melaksanakannya dirumah tangga serta mampu
mengajarkan dan menjadi contoh / role meodel
bagi masyarakat sekitarnya

 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD


Salah satu kegiatan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian karena penyakit DBD
adalah dengan melakukan PSN DBD secara
berkesinambungan pada wilayah kerja Puskesmas
masing-masing. Dengan kegiatan ini diharapkan
tempat perkembang biakan nyamuk aedes aegypti
bisa dikurangi yang pada akhirnya tidak ada
tempat untuk berkembang biak nyamuk aedes
aegepty
 Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
Pemeriksaan Jentik Berkala dilaksanakan oleh
Kader secara berkala ke rumah-rumah penduduk
sambil memberikan penyuluhan tentang penyakit
DBD danpencegahannya, yang dikoordinir oleh
petugas puskesmas. Agar penyakit DBD ini tidak
menimbulkan wabah/KLB maka diharapkan lebih
dari 95% rumah yang ada harus bebas dari jentik
nyamuk aedes.Pemantauan ini diutamakan pada
kelurahan endemis DBD

 Abatisasi
Abatisasi bertujuan untuk membunuh jentik
nyamuk aedes, dengan cara menaburkan abate
pada tempat-tempat penampungan air dan
diberikan secara gratis oleh puskesmas. Disamping
itu, pemberian abate juga diberikan pada
kelurahan non endemis

Anda mungkin juga menyukai