Anda di halaman 1dari 3

IKLAN YANG TIDAK BERETIKA

Iklan Bulan Toedjoe sepertinya selalu menimbulkan permasalahan bagi masyarakat yang
melihatnya.  Tidak hanya satu produk, tetapi beberapa produk Bulan Toedjoe memiliki iklan
yang multitafsir.  Sebut saja iklan Bulan Toedjoe  “Bulan Toedjoe  Masuk Angin Versi  Perawan
atau Janda”  dan  “Bulan Toedjoe  Panas Dalam”.  Bulan Toedjoe memiliki dua versi iklan, yaitu
iklan audio visual yang  ditayangkan di televisi dan iklan visual yang terpasang di baliho pinggir
jalan, kedua iklan tersebut tentunya dapat dilihat siapa saja.

 Iklan Bulan Toedjo Panas Dalam memiliki multitafsir pada kata “biji”. Mungkin pembuat iklan
memang sengaja menggunakan kata biji agar masyarakat menerka kepada sesuatu hal. Di dalam
iklan pun menggunakan sosok perempuan dan tiga orang laki-laki yang diceritakan sedang
berpesta di pantai. Iklan yang kedua Bulan Toedjo Masuk Angin yang melibatkan Cita-citanya
dengan lagunya “Pilih Perawan atau Janda” yang memang menunjukan tarian-tarian yang tidak
pantas dan berbau erotis. Namun sepertinya ada masyarakat yang jeli melihat hal tersebut dan
melakukan pengaduan ke KPI sehingga kemudian kata “Bijinya Digoyang, Panas Dalam
Hilang” diganti dengan kata“Selasihnya Digoyang, Panas dalamnya Hilang”. Dan kemudian
untuk iklan Bulan Toedjo Panas dalam, KPI telah mengeluarkan Imbauan dengan nomer
997/K/KPI/09/15 yang dikeluarkan pada 22 September 2015.

            “ Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) berdasarkan Undang-Undang No. 32
Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU Penyiaran) mempunyai tugas dan kewajiban untuk 
menampung, meneliti, dan menindaklanjuti aduan masyarakat terhadap penyelenggaraan
penyiaran. Dalam 2 (dua) minggu terakhir ini KPI Pusat menerima cukup banyak aduan
masyarakat terhadap Iklan produk “Bulan Toedjoe Masuk Angin” yang menampilkan seorang
wanita yang menari dengan goyangan yang kurang pantas. Selain itu, terdapat juga lirik lagu
“Abang pilih yang mana, perawan atau janda…”.

            KPI Pusat mengingatkan kepada seluruh lembaga penyiaran, baik yang telah menyiarkan
maupun yang akan menyiarkan iklan tersebut, agar mematuhi ketentuan yang terdapat dalam
Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012, karena
muatan dalam lirik lagu tersebut dapat dipandang menjadikan perempuan sebagai objek seks dan
dapat berdampak pada Sanksi Administratif Penghentian Sementara sesuai dengan ketentuan
Pasal 80 Ayat (1) jo. Pasal 20 Ayat (2). KPI Pusat mengimbau seluruh lembaga penyiaran agar
lebih selektif dalam menayangkan iklan, serta mematuhi ketentuan tentang penghormatan
terhadap norma kesopanan dan kesusilaan serta pelarangan muatan seks dalam lagu yang
terdapat dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI
Tahun 2012”.

Saran dan kritik dari saya, bahwa iklan Biji Selasih Bulan Toedjoh adalah salah satu iklan
yang kurang beretika dalam hal konsep dari iklan tersebut dan jam tayang penayangan iklan yang
kurang tepat. Dari produk yang berupa suplemen atau obat untuk meredakan panas dalam
dikemas dengan bentuk iklan atau promosi berupa goyangan, gerakan, jargon dan nyanyian yang
kurang bersifat mendidik sehingga akan berdampak kurang baik bagi penikmat acara televisi
khususnya anak-anak, dari pengalaman yang saya lihat di sekitar lingkungan tempat tinggal saya,
banyak anak-anak yang menyanyikan lagu iklan tersebut dengan gaya dan ekspresi serta gerakan
yang menirukan penyanyi dan artis Cita-citanya dkk. Pada awalnya saya tidak mengetahui lagu
tersebut, dan ketika saya menonton televisi tayanglah iklan yang dimaksud dan ternyata sangat
tidak pantas untuk ditonton khususnya anak-anak, karena memang iklan tersebut sangat mudah
diingat dan akan terngiang-ngiang dalam benak setiap penontonnya dengan adanya lagu dan
gerakan-gerakan tersebut, dalam motif bisnis mungkin semua pihak yang terlibat merasa berhasil
dan sukses dalam hal promosi iklan sebuah produk, namun pada kenyataannya iklan tersebut
akan memberikan dampak psikologis atau gangguan khsusnya pada anak-anak yang tidak
selayaknya menikmati iklan-iklan yang kurang beretika. Sebaiknya seluruh pihak yang terlibat
dalam pembuatan atau proses produksi iklan tersebut untuk lebih bijaksana dan bertanggung
jawab dalam memproduksi sebuah tayangan iklan, tayangan iklan yang menarik tidak harus
selalu dengan gerakan-gerakan atau lagu yang mungkin sedang digandrungi masyarakat, padahal
memiliki efek yang kurang baik. Iklan yang baik adalah iklan yang beretika sesuai dengan
Peraturan pemerintah dan tidak menyesatkan. Buatlah iklan yang lebih cerdas dan memberikan
manfaat dan informasi yang baik, rasional dan sesuai dengan kenyataan tetapi dapat tetap
menarik untuk disimak.

            Itulah saran saya sebagai salah satu penonton dan penikmat acara televisi, yang haus akan
tayangan-tayangan yang mendidik dan tidak hanya mengutamakan bisnis. Dalam artikel ini saya
tidak bermaksud untuk menyinggung dan menghina pihak manapun. Artikel ini saya buat hanya
untuk memenuhi tugas perkuliahan Mata kuliah Etika Bisnis. Mohon maaf yang sebesar
besarnya jika dalam artikel ini ada kata-kata yang salah dan kurang berkenan.

Anda mungkin juga menyukai