Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR E-BUSINESS

E-procurement

Disusun oleh:
Kelompok 7 (KP-D):

Ivonne Vedimia Murhadi 130320010


Jesslyn Elaine Saputra 130320033
Inezita Fedora (Ketua) 130320063

Fakultas Bisnis dan Ekonomika


Universitas Surabaya
2021
PENGANTAR E-BUSINESS

Statement of Authorship
“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan
orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas
bahwa saya/kami menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.”
Kelas : KP-D
Anggota :
No Nama Mahasiswa NRP
1 Ivonne Vedimia Murhadi 130320010
2 Jesslyn Elaine Saputra 130320033
3 Inezita Fedora (KETUA) 130320063

Dosen : Tim Dosen Pengantar E-Business

Surabaya, 20 Mei 2021

Inezita Fedora,
Ketua Kelompok 7

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
kasih yang dilimpahkan-Nya, serta penyertaan dan perlindungan-Nya selama
proses pembuatan makalah “E-procurement” ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini dibuat guna
memenuhi persyaratan nilai diskusi kelompok mata kuliah Pengantar E-Business
semester genap 2020/2021 yang diberikan oleh Universitas Surabaya.
Penulis memperoleh banyak bimbingan, kritik, dan saran dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Stefanus Budy Widjaja Subali S.T., M.Si. selaku penanggung jawab mata
kuliah (PJMK) Pengantar E-Business
2. Bapak Ahmad Fadil Awaludin, S.E., M.M. dan Dr. Stefanus Budy Widjaja, S.T.,
M.Si. selaku pengasuh penuh mata kuliah Pengantar E-Business kelas paralel D
3. Keluarga penulis yang telah memberikan banyak dukungan kepada penulis
selama menyelesaikan makalah ini.
4. Teman-teman dan pihak terkait lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah memberi bantuan serta dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dari segi isi
maupun tata bahasa karena terbatasnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang membangun
dari seluruh pihak. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi semua pihak.

Surabaya, 20 Mei 2021

Kelompok 7 (KP-D)

ii
DAFTAR ISI

Statement of Authorship ........................................................................................i


KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
I.1. Latar Belakang .............................................................................................1
I.2. Ruang Lingkup Bahasan ..............................................................................2
I.3. Rumusan Masalah ........................................................................................2
I.4. Tujuan Penelitian .........................................................................................2
I.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................3
II.1. Definisi E-procurement ...............................................................................3
II.2. Prinsip Dasar E-procurement .......................................................................3
II.3. Tipe Procurement ........................................................................................4
II.3.1 Procurement Terkait Dengan Produksi ............................................4
II.3.2 Procurement Terkait Dengan Operasi .............................................4
II.4. Macam Partisipan E-procurement ..............................................................5
II.4.1 Traditional Manufacturers ..............................................................5
II.4.2 Direct Sales Manufacturers .............................................................5
II.4.3 Value- Added Procurement Partners ...............................................5
II.4.4 Online Hubs .....................................................................................5
II.4.5 Knowledge Experts ..........................................................................5
II.4.6 Online Information Services ............................................................5
II.4.7 Online Retailers ...............................................................................5
II.4.8 Portal Communities .........................................................................6
II.5. Jenis-jenis E-procurement ...........................................................................6
II.5.1 E-Sourcing .......................................................................................6
II.5.2 E-Tendering .....................................................................................6
II.5.3 E-Informing .....................................................................................6
II.5.4 E-Reverse Auction ...........................................................................6

iii
II.5.5 E-MRO (Maintenance, Repair, and Operating) and Web-Based
ERP (Electronic Resource Planning) ..............................................7
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................8
III.1. Jenis Penerapan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik yang
Terdapat pada Website Hyundai dan Toyota ................................................8
III.2. Penggolongan Hyundai dan Toyota dalam Macam Partisipan pada E-
procurement ..............................................................................................10
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................15
IV.1. Kesimpulan ................................................................................................15
IV.2. Saran ..........................................................................................................16
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................18

iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Teknologi digital menjadi penemuan sekaligus pemenuh kebutuhan


yang sangat penting bagi umat manusia. Munculnya internet sebagai produk
dari perkembangan teknologi mampu memengaruhi kehidupan masyarakat
dari berbagai aspek kehidupan. Seiring dengan perkembangan internet,
pemanfaatannya pun semakin bervariasi. Salah satu pemanfaatan internet
yang berkaitan dengan ekonomi adalah penerapan e-business. Menurut
Christopher Stoole dalam bukunya yang berjudul “E-business – Just What
is It?”, e-business adalah sebuah pendekatan yang aman, fleksibel, dan
terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan
mengkombinasikan sistem dan proses yang menjalankan operasi bisnis
utama dengan pemanfaatan teknologi internet.
E-business menawarkan penghematan dalam waktu, biaya, tenaga.
Selain itu, e-business juga memungkinkan pelaku bisnis untuk memasarkan
produknya dalam jangkauan yang jauh lebih luas apabila dibandingkan
dengan hanya melakukan bisnis offline. Di dalam e-business, terdapat istilah
yang disebut sebagai e-procurement. E-procurement merupakan fungsi
pengadaan, yang berhubungan dengan kinerja pemasok, produk barang dan
jasa, serta pembelian. Sebelum bisnis beralih menjadi e-business,
perusahaan cenderung berkendala dalam mengetahui kinerja supplier,
memantau proses pembelian dan transaksi pada barang baku perusahaan,
serta menjalin hubungan yang baik dengan customer. Sebelumnya, proses
procurement atau pembelian seluruhnya juga masih dilakukan secara
manual, yang menjadi tidak efektif untuk perusahaan. E-procurement pada
e-business memanfaatkan teknologi untuk komunikasi dan informasi dalam
mendukung proses pembelian produk, mulai dari transaksi sampai saat
produk tersebut berada di tangan pembeli.
Dengan segala tantangan yang dihadapi pelaku bisnis dalam era
revolusi industri 4.0, tiap perusahaan memiliki langkahnya tersendiri untuk
terus berkembang dalam dunia digital. Salah satu hal yang diperlukan dalam

1
usaha mengembangkan e-business adalah dengan menerapkan e-
procurement. Dalam makalah ini, tim penulis akan memaparkan mengenai
penerapan e-procurement oleh perusahaan Hyundai dan Toyota.

I.2 Ruang Lingkup Bahasan


Dengan tujuan membuat penulisan makalah menjadi lebih terarah,
maka tim penulis membuat batasan pada masalah yang dibahas. Tim penulis
membatasi ruang lingkup pembahasan makalah ini pada penerapan e-
procurement oleh dua perusahaan otomotif, yaitu Hyundai dan Toyota.

I.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
1. Apa jenis penerapan pengadaan barang dan jasa secara elektronik yang
terdapat pada website Hyundai dan Toyota?
2. Termasuk jenis manakah Hyundai dan Toyota dalam macam partisipan
pada e-procurement?

I.4 Tujuan Penulisan


Tujuan dibuatnya makalah ini untuk:
1. Mengetahui jenis penerapan pengadaan barang dan jasa secara
elektronik yang terdapat pada website Hyundai dan Toyota.
2. Mengetahui penggolongan Hyundai dan Toyota dalam macam
partisipan pada e-procurement.

I.5 Manfaat Penulisan


Manfaat dari makalah ini adalah:
1. Penulis dapat memenuhi prasyarat nilai tugas kelompok Ujian Akhir
Semester (UAS) mata kuliah Pengantar E-Business.
2. Penulis dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapatkan
selama pembelajaran mata kuliah Pengantar E-Business di Universitas
Surabaya.
3. Pembaca dapat mendapatkan khasanah mengenai penerapan e-business
dan e-commerce di bidang otomotif.
4. Pembaca dapat menggunakan makalah sebagai literatur untuk referensi
penelitian lebih lanjut.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi E-procurement
Menurut Kalakota dan Robinson (2002), e-procurement umumnya
memiliki arti yang lebih luas, yakni mengacu pada semua aktivitas yang
terlibat dengan memperoleh barang dari pemasok. Hal tersebut tidak hanya
berkaitan dengan pembelian melainkan kegiatan logistik termasuk
transportasi, pemasukan barang, dan penyimpanan di gudang sebelum
barang tersebut digunakan. E-procurement juga merupakan integrasi
elektronik dan pengelolaan seluruh kegiatan pengadaan termasuk
pembelian, permintaan, otorisasi, pemesanan, pengiriman, dan pembayaran
antara pembeli dan pemasok.
Menurut Sekretariat Jendral Kementerian Keuangan, e-procurement
adalah proses pengadaan barang atau jasa pemerintah yang pelaksanaannya
dilakukan secara elektronik dan berbasis web atau internet dengan
memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi yang meliputi
pelelangan umum secara elektronik yang diselenggarakan oleh Pusat
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Upaya untuk dapat
mengotomatiskan proses e-procurement tersebut, salah satunya adalah
menggunakan Electronic Procurement Systems (EPS). EPS merupakan
sistem elektronik yang digunakan untuk mengotomatiskan semua atau
sebagian dari fungsi e-procurement.
II.2 Prinsip Dasar E-procurement
E-procurement dijalankan berdasarkan arahan peningkatan kerja
seusai dengan pedoman lima hak pembelian (Baily et al., 1994), yakni:
1) At the right price
E-procurement dapat memastikan bahwa perusahaan dapat membeli
harga yang sudah ditetapkan oleh pemasok, hal ini berarti bahwa
tidak adanya kecurangan dalam pemberian harga jual suatu produk.
2) Delivered at the right time
E-procurement akan memastikan bahwa yang produk dikirim akan
sampai tepat waktu yang berarti hal ini dapat membantu proses

3
bisnis karena perusahaan dapat memperoleh material yang
dibutuhkan dalam proses produksi secara tepat waktu sehingga tidak
ada pemberhentian produksi karena kekurangan alasan bahan.
3) Of the right quality
E-procurement dapat memastikan bahwa kualitas barang yang akan
sampai di tangan perusahaan sama dengan kualitas yang dipesan
oleh perusahaan tersebut.
4) Of the right quantity
E-procurement memastikan jumlah barang yang dipesan telah tepat
sehingga tidak ada kerugian atas kehilangan barang. Hal ini
berfungsi untuk menghemat waktu karena perusahaan tidak perlu
mengecek barang secara manual, dan juga membuktikan bahwa
tidak adanya manipulasi jumlah barang yang dipesan.
5) From the right source
E-procurement memastikan barang yang dipesan berasal dari
sumber yang benar sehingga hal ini dapat menghindari adanya
pemalsuan barang.
II.3 Tipe Procurement
II.3.1 Procurement Terkait Dengan Produksi
Procurement tipe ini terkait dengan pembuatan suatu produk,
berkiatan dengan persiapan, proses hingga penyelesaian pembuatan suatu
produk.
II.3.2 Procurement Terkait Dengan Operasi
Procurement tipe ini merupakan procurement non-produksi yang
mendukung kegiatan operasi seluruh bisnis termasuk perlengkapan
perusahaan, furniture, sistem operasi, barang MRO, dan berbagai layanan
lainnya mulai dari layanan pembelian travel hingga layanan profesional
seperti pelatihan dan konsultasi. Barang MRO merupakan barang untuk
perawatan, perbaikan dan operasi fasilitas pabrik.
Dalam melakukan keputusan pembelian, suatu bisnis perlu memilih
salah satu dari dua metode yang ada.
1) Systematic sourcing

4
Metode negosiasi kontrak dengan pemasok tetap, umumnya
dilakukan untuk hubungan jangka panjang.
2) Spot sourcing
Metode untuk kepentingan pemenuhan atas kebutuhan yang
mendesak, umumnya dari barang komoditi yang tidak perlu untuk
mengetahui kredibilitas supplier.
II.4 Macam Partisipan E-procurement
II.4.1 Traditional Manufacturers
Bagian yang memproduksi barang fisik yang umumnya dijual kepada
pelanggan korporat lain.
II.4.2 Direct Sales Manufacturers
Bagian ini hampir sama dengan traditional manufacturers kecuali mereka
melewati perantara dan menjualnya langsung ke konsumen akhir melalui
saluran web atau telepon. Hal ini dapat mencakup perusahaan jasa.
II.4.3 Value-Added Procurement Partners
Bagian ini bertindak sebagai perantara untuk menjual produk dan layanan
bisnis lain, seperti agen perjalanan dan perusahaan solusi kantor.
II.4.4 Online Hubs
Bagian ini merupakan portal vertikal khusus industri seperti Elemica
(www.elemica.com) yang menghasilkan pendapatan melalui pertukaran
B2B.
II.4.5 Knowledge Experts
Partisipan yang menghasilkan barang informasi, misalnya
E‑consultancy.com dan Experian Hitwise yang memiliki layanan
berlangganan dengan peringatan inovasi, praktik terbaik, dan statistik
penggunaan internet.
II.4.6 Online Information Services
Partisipan yang memberikan informasi unik kepada pengguna akhir yang
asli dalam perkembangannya atau memberikan perspektif editorial yang
unik.
II.4.7 Online Retailers

5
Partisipan ini mencakup startup digital business dan pengecer multisaluran
yang lebih tradisional.
II.4.8 Portal Communities
Partisipan yang berupaya untuk menggabungkan layanan informasi online
yang berbeda ke dalam pengalaman pelanggan yang terintegrasi.
II.5 Jenis-jenis E-procurement
Menurut Knudsen (2003) dan Smart (2010) berikut merupakan
klasifikasi sederhana dari berbagai jenis atau aplikasi e-procurement.
II.5.1 E-Sourcing
E-Sourcing berisikan tentang daftar informasi barang atau jasa yang
dipublikasikan oleh produsen dan penjual secara elektronik di situs e-
procurement yang antara lain berisikan nama, tempat, harga, spesifikasi
teknis dan kualitas mengenai produk tersebut. E-Sourcing juga digunakan
untuk menemukan calon pemasok baru menggunakan internet selama
mengumpulkan informasi dari proses pengadaan.
II.5.2 E-Tendering
Pelelangan umum yang bertujuan untuk mendapatkan barang atau
jasa dengan penawaran harga yang hanya dapat dilakukan satu kali pada
hari, tanggal, dan waktu yang telah ditentukan dalam dokumen pengadaan,
hal ini berarti untuk mencari harga terendah tanpa mengabaikan kualitas dan
sasaran yang telah ditetapkan melalui media elektronik. E-Tendering juga
merupakan proses penyaringan pemasok dan mengirim permintaan
pemasok untuk informasi (RFI) atau permintaan harga (RFP).
II.5.3 E-Informing
Mengumpulkan dan mendistribusikan informasi pembelian dari
pihak internal dan eksternal dengan media internet. Hal ini tidak melibatkan
transaksi tetapi menangani informasi tentang kualitas, status keuangan, atau
kemampuan pengiriman pemasok.
II.5.4 E-Reverse Auction
Membeli barang atau jasa dari sejumlah penyedia barang atau jasa
yang sudah dikenal maupun belum dikenal. Dalam e-reverse auction dapat
terjadi lebih dari satu kali penawaran. E-reverse auction juga

6
memungkinkan perusahaan pembelian untuk membeli barang dan jasa
dengan harga terendah atau kombinasi harga terendah dan ketentuan lainnya
melalui teknologi internet.
II.5.5 E-MRO (Maintenance, Repair, and Operating) and Web-Based ERP
(Electronic Resource Planning)
Web-Based ERP merupakan website yang menyetujui daftar
permintaan, menampilkan daftar pembelian hingga penerimaan barang dan
jasa dengan menggunakan sistem software. Sedangkan, E-MRO serupa
dengan web-based ERP namun barang dan jasa yang diminta adalah non-
produk yang kaitannya dengan jasa pemeliharaan, perbaikan dan
operasional. Keduanya melibatkan pembelian dan pasokan produk yang
merupakan inti dari sebagian besar aplikasi e-procurement.

7
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Jenis Penerapan Pengadaan Barang dan Jasa Secara Elektronik yang
Terdapat pada Website Hyundai dan Toyota
Setiap bidang industri dengan bermacam-macam perusahaan yang
berbisnis tentu menerapkan pengadaan barang dan jasa dengan sangat
bervariasi. Pengadaan barang dan jasa tersebut sangat tergantung oleh jenis
produk yang diperjualbelikan serta kemampuan perusahaan untuk
mengolah teknologi sehingga dapat menampilkannya secara optimal.
Dengan menerapkan e-business, Hyundai dan Toyota dapat melakukan
pengadaan barang dan jasa secara elektronik pada website resmi
perusahaannya.
Dalam hal pengadaan barang dan jasa secara elektronik, Hyundai
menerapkan jenis e-sourcing. Pada website perusahaan Hyundai,
ditampilkan berbagai informasi barang atau jasa yang dipublikasikan oleh
produsen dan penjual di situs e-procurement. Informasi produk berisikan
nama mobil, harga mobil, spesifikasi dan kualitas mengenai mobil yang
dijual, serta lokasi dealer yang dapat dikunjungi. Hyundai juga
mencantumkan berbagai layanan yang dapat diperoleh pelanggan seperti
layanan purna jual dan layanan emergency. Selain itu, Hyundai
mencantumkan nomor kontak yang dapat dihubungi oleh pelanggan.
Dengan menerapkan e-sourcing, Hyundai juga dapat memperoleh
pelanggan baru karena penggunaan internet yang tanpa batas.

Gambar 1. Berbagai informasi mengenai Gambar 2. Informasi mengenai dealer


mobil yang dijual pada website resmi Hyundai yang tersedia.
perusahaan Hyundai.

8
Gambar 3. Nomor kontak Hyundai yang Gambar 4. Berbagai layanan Hyundai
dapat dihubungi. yang tersedia.

Toyota pun menerapkan jenis pengadaan barang dan jasa yang sama
dengan Hyundai, yakni e-sourcing. Pengunjung situs dapat memperoleh
segala informasi dasar yang diperlukan untuk mempertimbangkan
keputusan pembelian produk di website resmi Toyota. Toyota
mencantumkan nama mobil, harga, spesifikasi, dan lokasi dealer yang
tersedia dan dapat dikunjungi oleh pelanggan. Sama seperti Hyundai,
Toyota juga menyediakan layanan purna jual yang dapat dipesan oleh
pelanggan Toyota. Dengan website yang dimilikinya, Toyota dapat
menjangkau pasar yang lebih luas karena tidak terbatasnya ruang internet
untuk diakses oleh siapapun.

Gambar 5. Berbagai informasi mengenai mobil yang dijual pada website resmi perusahaan Toyota.

Gambar 6. Informasi mengenai dealer Gambar 7. Berbagai layanan Toyota


Toyota yang tersedia. yang tersedia.

9
Gambar 8. Nomor kontak Toyota yang
dapat dihubungi.

III.2 Penggolongan Hyundai dan Toyota dalam Macam Partisipan pada E-


procurement
Dalam menjalankan e-procurement, tentu saja kegiatan yang
dilakukan oleh tiap-tiap perusahaan dikelompokkan sesuai dengan macam-
macam partisipannya. Hal tersebut juga dilakukan oleh Hyundai maupun
Toyota. Perusahaan Hyundai menerapkan dua jenis partisipan pada e-
procurement, yaitu value-added procurement partners dan online
information services. Dalam menerapkan value-added procurement
partners, Hyundai bekerja sama dengan oto.com yang bertindak sebagai
perantara untuk menjual produk dan layanan Hyundai kepada customer.
oto.com merupakan situs jual beli mobil dari beberapa perusahaan otomotif
ternama. Melalui situs web OTO, calon pembeli dapat melihat katalog
mobil, mengetahui promo yang sedang berlangsung, mendaftarkan asuransi
mobil, dan memperoleh berita atau informasi terkait Hyundai. Website OTO
mobil juga dapat membantu Hyundai untuk memperoleh data-data
pelanggan melalui pengisian form yang terdapat pada situs web
www.oto.com. Data pelanggan tersebut dapat dimanfaatkan Hyundai untuk
meningkatkan penjualan mereka. Pada situs web oto.com juga terdapat
informasi terkait dealer Hyundai terdekat. Hal ini membantu Perusahaan
Hyundai memperoleh customer. Penerapan value-added procurement
partners dapat membantu Hyundai memasarkan produk maupun layanan
Hyundai dan menjangkau customer lebih luas.

Gambar 9. Website OTO pada produk Gambar 10. Form Data Pelanggan
Hyundai. Hyundai dari Website OTO.

10
Gambar 11. Website OTO pada Gambar 12. Informasi terkait Dealer
layanan Hyundai. Hyundai pada Website OTO.

Selain menerapkan value-added procurement partners, Hyundai


juga menerapkan online information services. Hyundai memberikan
informasi maupun perspektif editorial yang unik kepada pengunjung situs
web resminya. Desain e-banner pada situs web Hyundai menarik dan unik
dilengkapi informasi yang singkat, padat, dan jelas. Hal ini dapat
memberikan pemahaman informasi yang tepat kepada pengunjung situs web
dan ketertarikan untuk membuka situs web Hyundai kembali. Hyundai juga
menyediakan artikel pada situs web resminya agar pengunjung situs web
dapat mengetahui informasi terkini seputar dunia otomotif dan Hyundai.

Gambar 13. Desain e-banner pada Gambar 14. Artikel pada Website
Home Page Website Hyundai. Hyundai.

Partisipan pertama dari Toyota yakni Value- Added Procurement


Partners. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya hubungan antara
perusahaan OTO mobil dengan Toyota. Perusahaan OTO mobil merupakan
perusahaan situs jual beli mobil dari beberapa perusahaan otomotif ternama.
Melalui website OTO mobil, calon pembeli dapat melihat katalog mobil dari
beberapa perusahaan otomotif termasuk mobil produksi Toyota. OTO mobil

11
bertindak sebagai perantara untuk menjual produk dan layanan dari Toyota.
Dengan begitu, OTO mobil juga dapat membantu Toyota dalam
mempromosikan, memasarkan, dan menjual mobilnya. Selain OTO mobil,
Auto2000 dan Kalla Toyota juga merupakan perantara dalam menjual
produk dan layanan dari Toyota. Toyota memberi kepercayaan kepada
dealer resminya yakni Auto2000 dan Kalla Toyota untuk mempromosikan
dan memasarkan produk-produk dari Toyota. Melalui website Auto2000
dan Kalla Toyota, calon pembeli dapat melihat katalog mobil Toyota,
memperoleh informasi penting dan promo-promo Toyota.

Gambar 15. Website OTO Mobil yang


Bertindak Sebagai Perantara untuk
Menjual Produk dan Layanan Toyota.

Gambar 16. Website Auto2000 Gambar 17. Website Kalla Toyota

Bentuk partisipan kedua dari Toyota, yaitu Online Hubs. Hal


tersebut nampak dengan adanya kerja sama B2B antara Daihatsu dengan
Toyota. Toyota memperoleh pendapatan atas hubungan kerja sama B2B
dengan Daihatsu. Hubungan kerja sama antara Daihatsu dan Toyota nampak
dengan adanya beberapa tipe mobil yang sama, seperti Avanza dan Xenia,
Sigra dan Calya, serta Agya dan Ayla. Selain itu, beberapa mesin mobil
yang digunakan oleh Toyota nyatanya berasal dari Daihatsu. Toyota juga
termasuk dalam macam partisipan Online Information Services. Toyota
dalam situs webnya menyediakan informasi yang dirancang dengan unik

12
bagi pengguna akhir dalam perkembangan produk yang telah dibeli (after
sales). Toyota menyediakan berbagai macam artikel melalui website
resminya sehingga customer dapat memperoleh informasi melalui artikel
tersebut. Selain itu, berkaitan dengan informasi after salses, Toyota
menyediakan section Special Service Campaign yang apabila diklik maka
akan membawa customer menuju home page baru yakni
ssc.toyota.astra.co.id/. Situs tersebut dapat digunakan oleh pengguna akhir
untuk mendapatkan informasi dan layanan dalam perkembangan produk
yang telah dibeli.

Gambar 18. Transaksi B2B yang dilakukan oleh Toyota dan Daihatsu

Gambar 19. Artikel yang Disajikan Toyota dalam Situs Web Resminya

Gambar 20. Layanan Special Service Campaign Toyota

13
Toyota juga menerapkan portal communities. Maraknya para
pembeli dan peminat mobil Toyota membuat banyak pula terbentuknya
komunitas-komunitas mobil dari brand Toyota. AXIC, IKC, TERUCI, IC,
TKCI, ID42ner, ICC, TSC, TVCI, TSVC, ALTIC, TYCI, ISC, GCC,
VELOZITY, dan puluhan klub regional lainnya yang dikelola oleh Main
Dealer tergabung pada klub-klub otomotif Toyota. Untuk menyatukan
seluruh member dari berbagai brand Toyota ini, terbentuklah TOC (Toyota
Owner Club) pada tahun 2015. Komunitas ini menjadi wadah berkumpul
antar-member untuk menjadikan dan mengadakan hal-hal yang positif.
Customer yang bergabung dengan klub-klub otomotif di bawah naungan
Toyota semakin lama semakin diuntungkan. Selain memperoleh informasi
terkini seputar perkembangan duania otomotif dan menjalin hubungan
dengan sesame pemakai mobil Toyota, customer akan merasa lebih
istimewa ketika hendak mengganti atau menambah mobil baru dari Toyota.

Gambar 21. Logo Toyota Owner Club (TOC)

14
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Hyundai dan Toyota menggunakan jenis pengadaan barang dan jasa
secara elektronik yang sama, yaitu e-sourcing. Dengan e-sourcing, kedua
perusahaan dapat menyajikan berbagai informasi yang relevan mengenai
produk yang dijual sehingga dapat menarik minat beli para pengunjung
situs. Hyundai dan Toyota juga memberikan informasi seputar dealer,
nomor kontak yang dapat dihubungi 24 jam, dan layanan-layanan yang
tersedia. Dengan jenis pengadaan barang e-sourcing, kedua perusahaan
dapat mencakup pangsa pasar yang lebih luas karena tak terbatasnya
lingkup internet.
Perusahaan Hyundai menerapkan dua jenis partisipan pada e-
procurement, yaitu value-added procurement partners dan online
information services. Dalam menerapkan value-added procurement
partners, Hyundai bekerja sama dengan oto.com yang bertindak sebagai
perantara untuk menjual produk dan layanan Hyundai kepada customer.
Penerapan value-added procurement partners dapat membantu Hyundai
memasarkan produk maupun layanan Hyundai dan menjangkau customer
lebih luas. Selain menerapkan value-added procurement partners, Hyundai
juga menerapkan online information services. Hyundai memberikan
informasi maupun perspektif editorial yang unik kepada pengunjung situs
web resminya.
Partisipan pertama dari Toyota yakni Value-Added Procurement
Partners. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya hubungan antara
perusahaan OTO mobil dengan Toyota. OTO mobil membantu Toyota
dalam mempromosikan, memasarkan, dan menjual mobilnya. Selain OTO
mobil, Auto2000 dan Kalla Toyota juga merupakan perantara dalam
menjual produk dan layanan dari Toyota. Melalui website Auto2000 dan
Kalla Toyota, calon pembeli dapat melihat katalog mobil Toyota,
memperoleh informasi penting dan promo-promo dari Toyota. Bentuk
partisipan kedua dari Toyota, yaitu Online Hubs. Hal tersebut nampak

15
dengan adanya kerja sama B2B antara Daihatsu dengan Toyota. Toyota
memperoleh pendapatan atas hubungan kerja sama B2B dengan Daihatsu.
Toyota juga termasuk dalam macam partisipan Online Information
Services. Toyota dalam situs webnya menyediakan informasi yang
dirancang dengan unik bagi pengguna akhir dalam perkembangan produk
yang telah dibeli (after sales). Toyota menyediakan section Special Service
Campaign yang apabila diklik maka akan membawa customer menuju home
page baru yakni ssc.toyota.astra.co.id/. Situs tersebut dapat digunakan oleh
pengguna akhir untuk mendapatkan informasi dan layanan dalam
perkembangan produk yang telah dibeli. Toyota juga menerapkan portal
communities. Untuk menyatukan seluruh member dari berbagai brand
Toyota, terbentuklah TOC (Toyota Owner Club) pada tahun 2015.
Customer yang bergabung dengan klub-klub otomotif di bawah naungan
Toyota semakin lama semakin diuntungkan.
IV.2 Saran
Penulis menyarankan agar Hyundai dapat bekerja sama dengan lebih
banyak lagi perusahaan perantara agar dapat mempromosikan serta menjual
produk dan layanan dari Hyundai. Penulis juga menyarankan agar Hyundai
dapat menjalin hubungan kerja sama B2B dengan perusahaan lain agar
dapat menambah pendapatan dari hubungan kerja tersebut.

16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Berbagai informasi mengenai mobil yang dijual pada website resmi
perusahaan Hyundai..........................................................................8
Gambar 2. Informasi mengenai dealer Hyundai yang tersedia.........................8
Gambar 3. Nomor kontak Hyundai yang dapat dihubungi...............................9
Gambar 4. Berbagai layanan Hyundai yang tersedia.........................................9
Gambar 5. Berbagai informasi mengenai mobil yang dijual pada website
resmi perusahaan Toyota..................................................................9
Gambar 6. Informasi mengenai dealer Toyota yang tersedia............................9
Gambar 7. Berbagai layanan Toyota yang tersedia...........................................9
Gambar 8. Nomor kontak Toyota yang dapat dihubungi................................10
Gambar 9. Website OTO pada produk Hyundai...............................................10
Gambar 10. Form Data Pelanggan Hyundai dari Website OTO.....................10
Gambar 11. Website OTO pada layanan Hyundai............................................11
Gambar 12. Informasi terkait Dealer Hyundai pada Website OTO................11
Gambar 13. Desain e-banner pada Home Page Website Hyundai...................11
Gambar 14. Artikel pada Website Hyundai.......................................................11
Gambar 15. Website OTO Mobil yang Bertindak Sebagai Perantara untuk
Menjual Produk dan Layanan Toyota..........................................12
Gambar 16. Website Auto2000............................................................................12
Gambar 17. Website Kalla Toyota......................................................................12
Gambar 18. Transaksi B2B yang dilakukan oleh Toyota dan Daihatsu........13
Gambar 19. Artikel yang Disajikan Toyota dalam Situs Web Resminya......13
Gambar 20. Layanan Special Service Campaign Toyota..................................13
Gambar 21. Logo Toyota Owner Club (TOC)..................................................14

17
DAFTAR PUSTAKA
Chaffey, D. (2015) Digital business and E-commerce management: Strategy,
Implementation & Practice, Pearson Education Limited, United Kingdom.
Toyota.astra.co.id. Home. Diakses pada 20 Mei 2021, dari
https://www.toyota.astra.co.id/home
Hyundai.com. Diakses pada 20 Mei 2021, dari https://www.hyundai.com/id/id

18

Anda mungkin juga menyukai