Anda di halaman 1dari 191

MAKALAH PENGANTAR E-BUSSINESS

E-business Models
“Perusahaan Citizen Watch Co.,Ltd dan Matoa Indonesia”

Penulis :
KP C - Kelompok 1
Maria Febriani 130319023
Josephine Aurelia 130219040
Clarissa Dominique E. H. (Meylie) 130319005
Devi Hadi Setiawan 130319032

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
2020
PENGANTAR E-BUSINESS
Statement of Authorship

“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas


terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan
orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk


makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas
bahwa saya/kami menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat


diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya
plagiarisme.”

Kelas : KP C
Anggota :
No Nama NRP

1 Maria Febriani 130319023

2 Josephine Aurelia 130219040

3 Clarissa Dominique E. H. (Meylie) 130319005

4 Devi Hadi S 130319032

Dosen : Tim Dosen Pengantar E-business

Surabaya, 23 Agustus 2020

(Maria Febriani)
Ketua Kelompok

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rakhmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “E-business
Models” dengan baik. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi syarat penilaian
penugasan mingguan mata kuliah Pengantar e-Business tahun ajaran 2020/2021

Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah ini, yaitu :
1. Para dosen mata kuliah Pengantar E-Business Fakultas Bisnis dan
Ekonomika Universitas Surabaya.
2. Orang tua yang telah mendukung seluruh proses pembuatan makalah.
3. Berbagai pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah (Penulis Buku,
Penulis Web)

Dengan ditulisnya makalah ini, penulis berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dengan menambah ilmu pengetahuan, dan terlebih
lagi untuk dapat dikembangkan.

Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman dalam


penulisan makalah ini, kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan
agar pembuatan makalah kami dapat berkembang menjadi lebih baik lagi di
kemudian hari.

Surabaya, 23 Agustus 2020

Tim Penyusun
Kelompok 1 (KP C)

ii
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP .............................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Permasalahan .......................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan .................................................................. 2
1.4 Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penulisan .................................................................................. 2

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Definisi E-business models ..................................................................... 3


2.2 Model-Model E-bussiness ...................................................................... 4
2.3 Model Transaksi E-business ................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Penerapan E-business models dalam Citizen Watch Co.,Ltd ................. 8


3.2 Penerapan E-business models dalam Matoa Indonesia .......................... 10

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 14


4.2 Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi yang tiada henti mengembangkan e-business
dan e-commerce semakin luas. Pelaku usaha tidak lagi ragu untuk membawa
bisnisnya tidak hanya secara luring, melainkan daring atau yang disebut
dengan click to mortar business. Terjunnya berbagai bidang dalam e-
business dan e-commerce yang sangat besar seringkali menimbulkan
kesalahpahaman tentang bisnis yang dijalankan, baik bagi pelaku usaha
maupun konsumen. Maka diperlukan persiapan matang tentang arah dan
tujuan dari bisnis online yang dimulai oleh pelaku usaha.
Istilah e-business models menjadi salah satu pembantu bagi pelaku
usaha untuk menata bisnisnya, sehingga menjadi jelas bentuk dan tujuan
dari bisnis tersebut. E-business models pokok pada awalnya hanya terdiri
dari 4 jenis berdasarkan transaksinya, yaitu B2C, B2B, C2C, dan C2B.
Namun, perkembangan e-business yang sangat luas hampir di seluruh
negara dan menjadi bagian penting dalam perekonomian negara
memunculkan pihak lain yang harus disertakan. Peran penting dari e-
business terhadap negara menyebabkan pemerintah mengambil bagian dari
prosesnya, sehingga e-business models juga mengalami perubahan tidak
hanya melibatkan 2 sektor melainkan 3 sektor, yaitu pelaku usaha,
konsumen, pemerintah. Kehadiran e-business models yang bertujuan
membantu pelaku usaha mendefinisikan bisnis yang dijalankan
memunculkan model-model lain sesuai dengan kebutuhan.
Dalam realita penggunaan e-business models, pelaku usaha masih
bingung terhadap bisnis yang dijalankan. Sebagian besar mengaku bahwa
bisnisnya dapat dikatakan sebagai B2C, yaitu model yang paling banyak
digunakan. Namun, tidak menutup kemungkinan jika ditelusuri lebih lanjut
bahwa bisnisnya tersebut menggunakan model yang berbeda, misalnya
B2B2C. Selain itu, terdapat model e-business lain seperti storefront, portal,
dynamic pricing, dan auction models yang belum banyak dikenal

1
masyarakat. Maka dari itu, diperlukan penilaian segala sesuatu dalam
sebuah bisnis untuk dapat mengatakan satu atau lebih e-business models
yang digunakan oleh perusahaan/bisnis tersebut.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
dirumuskan adalah bagaimana penerapan e-business models dalam
perusahaan Citizen dan Matoa Indonesia?

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan


Untuk membuat penulisan makalah ini menjadi lebih terarah, tim
penyusun membuat batasan pada masalah yang dibahas. Tim penyusun
membatasi ruang lingkup pembahasan makalah ini pada penerapan e-
business models pada dua perusahaan jam tangan, yaitu Citizen dan Matoa
Indonesia.

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan yang ingin diperoleh dari penulisan makalah adalah untuk
mengetahui penerapan e-business models pada perusahaan yang
memproduksi jam tangan, terutama Citizen dan Matoa Indonesia

1.5 Manfaat Penulisan


Pembuatan makalah ini memiliki berbagai manfaat :
1. Bagi penulis : sebagai pengaplikasian ilmu pengetahuan yang
didapatkan selama pembelajaran mata kuliah Pengantar e-business di
Universitas Surabaya, khususnya terhadap materi “E-business models”
2. Bagi pembaca : untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
e-business models pada perusahaan Citizen dan Matoa
3. Bagi masyarakat : untuk memperkaya literature mengenai e-business
models
4. Bagi pebisnis / perusahaan : untuk membuka wawasan mengenai
pentingnya mendefinisikan dan menentukan e-business models yang
digunakan dalam bisnisnya.

2
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1 Definisi E-business Models


E-business models adalah metode yang digunakan organisasi untuk
mempertahankan dirinya dalam jangka panjang dengan menggunakan
teknologi informasi, khususnya internet, yang mencakup proposisi nilainya
bagi mitra dan pelanggan serta aliran pendapatannya (Strauss and Frost,
2014; Baltzan, 2014).
E-business models terdiri dari elemen-elemen berikut:
a. Deskripsi pelanggan, hubungan mereka, dan proposisi nilai mereka.
b. Deskripsi semua produk dan jasa.
c. Deskripsi proses bisnis.
d. Deskripsi sumber daya dan rantai pasok perusahaan.
e. Daftar pesaing utama, pangsa pasar mereka, dan kekuatan/kelemahan.
f. Keuntungan kompetitif yang ditawarkan oleh model bisnis.
g. Perubahan organisasi yang diantisipasi dan penolakan terhadap
perubahan.
h. Deskripsi model pendapatan, biaya yang diantisipasi, sumber
pembiayaan, dan estimasi profitabilitas.
E-business models bertujuan untuk menggambarkan proses bisnis
utama perusahaan, mendeskripsikan posisi model bisnis dalam jaringan
nilai yang menghubungkan pemasok dan pelanggan, merumuskan strategi
kompetitif usaha dan rencana jangka panjangnya, mengartikulasikan
proposisi nilai pelanggan, mengidentifikasi segmen pasar, menentukan
struktur rantai nilai spesifik usaha, memperkirakan struktur biaya dan
jumlah serta potensi keuntungan.
Model e-bisnis dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Activity level: Pemrosesan pesanan, pembelian online, email,
penerbitan konten, intelijen bisnis, periklanan online dan hubungan
masyarakat, promosi penjualan online, strategi penetapan harga
dinamis online, dan komunikasi media sosial

3
2. Business process level: Manajemen hubungan pelanggan,
manajemen pengetahuan, manajemen rantai pasokan, pembangunan
komunitas online, pemasaran database, perencanaan sumber daya
perusahaan, dan kustomisasi massal
3. Enterprise level: E-commerce, distribusi langsung, portal, jejaring
sosial, pialang online, agen manufaktur, agen pembelian.

2.2 Model-Model E-business


Model e-business dapat dibagi menjadi empat, yaitu :
1. Storefront model (toko maya), adalah model yang menyediakan
tempat pedagang (merchant) untuk menjual produk pada web
meliputi katalog online dari produk, menerima pesanan melalui web,
menerima pembayaran dengan aman, mengirim barang dagangan
kepada pelanggan dan mengelola data pelanggan (seperti profil
pelanggan). Mereka (merchant) juga harus memasarkan situsnya ke
calon pelanggan mereka. Dalam storefront model terdapat fitur
utama yaitu shopping cart technology. Shopping cart technology
memungkinkan pelanggan untuk mengumpulkan barang yang
hendak dibeli saat mereka berbelanja. Contoh dari storefront model
ini adalah Lazada (lazada.com)
2. Auction model, adalah web yang menawarkan berbagai jenis situs
lelang, selain situs yang yang menelusuri situs lain untuk
menunjukkan harga terendah pada barang yang tersedia. Biasanya
situs lelang ini bertindak sebagai forum dimana penggunanya dapat
berperan sebagai penjual maupun penawar.
Di dalam auction model, ada juga sub-model yaitu reverse-auction
model. Reverse-auction model adalah model yang memungkinkan
pembeli untuk menetapkan harga, dan penjual berlomba untuk
mencocokkan harga dengan pembeli.
3. Portal model, adalah model yang memberikan kesempatan bagi
pengunjung untuk menemukan hampir semua informasi yang
mereka cari di dalam satu tempat. Portal model lebih dikenal

4
masyarakat awam sebagai ‘search engine’. Search engine adalah
portal horizontal, atau portal yang mengumpulkan informasi secara
agregat berada atau tersebar di berbagai topik. Portal lain yang lebih
spesifik disebut portal vertikal karena menawarkan banyak
informasi yang berkaitan dengan satu area peminatan.
4. Dynamic-Pricing model, didefinisikan sebagai praktik
memvariasikan harga suatu produk atau jasa untuk mencerminkan
perubahan kondisi pasar, khususnya penetapan harga yang lebih
tinggi saat permintaan lebih besar. Dynamic-pricing model dibagi
menjadi enam jenis, yaitu :
a. Name-Your-Price model, memberdayakan pelanggan
dengan mengizinkan mereka untuk menyatakan harga yang
bersedia mereka bayarkan untuk produk atau jasa.
b. Comparison-Pricing model, memungkinkan pelanggan
untuk memilih berbagai pedagang dan menemukan produk
atau jasa yang diinginkan pada harga terendah.
c. Demand-Sensitive Pricing model, adalah konsep dimana
semakin banyak produk dalam pembelian tunggal, semakin
rendah biaya yang dikeluarkan untuk membayar produk.
Menjual barang secara satuan atau secara individual
membuat harga mahal karena vendor harus memberi harga
pada suatu produk sehingga menutupi penjualan dan biaya
overhead sementara harus tetap menghasilkan profit. Saat
pelanggan membeli dalam jumlah besar, biaya ini dibagi di
antara produk, dan margin keuntungan meningkat.
d. Bartering model, adalah model yang menawarkan satu
produk untuk ditukar dengan satu produk yang lainnya.
Penjual membuat penawaran awal dengan niat barter untuk
mencapai kesepakatan akhir dengan pembeli.
e. Rebates, adalah model yang dapat membantu menarik
pelanggan. Banyak perusahaan menawarkan "harga rendah

5
setiap hari" dan penawaran khusus untuk membuat
pelanggan kembali lagi.
f. Offering Free Product and Services, menawarkan produk
mereka gratis di Web. Banyak situs juga membentuk
kemitraan dengan perusahaan untuk bertukar produk dan
layanan untuk ruang iklan dan sebaliknya.

2.3 Model Transaksi E-business


Berdasarkan sifat transaksi yang dilakukan, e-business models terdiri dari :
1. Business-to-business (B2B)
Model E-commerce di mana transaksi online dilakukan antara bisnis
dan bisnis lain. Model B2B fokus pada penyediaan produk dari satu
bisnis ke bisnis lainnya. Sebuah situs web yang mengikuti model
bisnis B2B menjual produknya ke pembeli perantara yang kemudian
menjual produknya ke pelanggan akhir. Sebagai contoh, pedagang
grosir memesan dari situs web perusahaan dan setelah menerima
kiriman, menjual produk akhir ke pelanggan akhir melalui salah satu
gerai ritelnya.
2. Business-to-consumer (B2C)
Model E-commerce di mana transaksi online dibuat antara bisnis dan
konsumen secara individu. Situs web yang mengikuti model bisnis
B2C menjual produknya langsung ke pelanggan. Pelanggan dapat
melihat produk yang ditampilkan di situs web. Pelanggan dapat
memilih produk dan memesan yang sama. Website kemudian akan
mengirimkan notifikasi ke organisasi bisnis melalui email dan
organisasi akan mengirimkan produk / barang ke pelanggan.
3. Business-to-business-to-consumer (B2B2C)
Model bisnis online yang menjangkau pasar dan pelanggan baru
melalui kemitraan dengan bisnis lain. Kedua bisnis menggabungkan
kekuatan dan saling mempromosikan produk, layanan dan / atau
solusi.

6
4. Consumer-to-business (C2B)
Model E-commerce di mana perseorangan menjual produk atau jasa
kepada suatu perusahaan/organisasi. Dalam model ini, sebuah
organisasi bisnis yang memenuhi kebutuhan konsumen dalam
anggaran yang ditentukan, mendekati pelanggan dan menyediakan
layanannya. Konsumen menempatkan perkiraan jumlah yang ingin
dibelanjakan untuk layanan tertentu. Misalnya perbandingan suku
bunga pinjaman yang diberikan oleh berbagai bank melalui website
5. Consumer-to-consumer (C2C)
Model E-commerce dimana transaksi terjadi antara konsumen yang
satu dengan konsumen yang lainnya. Situs web yang mengikuti
model bisnis C2C membantu konsumen untuk menjual atau
menyewakan aset mereka seperti properti hunian, mobil, sepeda
motor, dan sebagainya
6. Business to Government (B2G)
Model B2G adalah varian dari model B2B. Situs web semacam itu
digunakan oleh pemerintah untuk berdagang dan bertukar informasi
dengan berbagai organisasi bisnis. Situs web semacam itu
diakreditasi oleh pemerintah dan menyediakan media bagi bisnis
untuk mengirimkan formulir aplikasi kepada pemerintah.
7. Government to Business (G2B)
Pemerintah menggunakan situs model B2G untuk mendekati
organisasi bisnis. Situs web tersebut mendukung fungsi lelang,
tender, dan pengajuan aplikasi.
8. Government to Consumer (G2C)
Pemerintah menggunakan situs model G2C untuk mendekati warga
negara secara umum. Situs web tersebut mendukung lelang
kendaraan, mesin, atau materi lainnya. Situs web tersebut
menyediakan layanan seperti pendaftaran akta kelahiran, pernikahan
atau kematian. Tujuan utama situs web G2C adalah untuk
mengurangi waktu rata-rata untuk memenuhi permintaan warga atas
berbagai layanan pemerintah.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penerapan E-business Models pada Citizen Watch Co., Ltd


Citizen Watch Co., Ltd. merupakan perusahaan elektronik yang
terkenal dengan jam tangannya, yang didirikan pada 28 Mei 1930 oleh
investor Jepang dan Swiss. Selain jam tangan yang dikenal dengan merek
Citizen, perusahaan ini adalah induk dari perusahaan jam tangan Amerika
yang bernama Bulova.
Citizen Watch Co., Ltd. menggunakan e-business dan e-commerce
dalam menjalankan bisnisnya. E-business diterapkan melalui website resmi,
media sosial, aplikasi khusus Citizen, dan juga beberapa authorized retailer-
nya. E-commerce diterapkan lewat kerja sama dengan PayPal untuk
mendukung transaksi pembayarannya.
Sebagai perusahaan yang menerapkan e-business dan e-commerce
tidak terlepas dari penggunaan e-business models dalam perjalanan
usahanya. E-business models yang merupakan metode yang harus diambil
agar dapat menjalankan usaha dalam jangka waktu panjang terdiri dari
berbagai pilihan yang disesuaikan dengan usaha yang bersangkutan.
Penetapan e-business models menjadi sangat penting dilakukan oleh
perusahaan karena strategi masa depan, segmentasi pasar, struktur rantai
nilai, struktur biaya, dan potensi keuntungan menjadi tujuan yang hendak
dicapai.
Citizen Watch Co., Ltd. memiliki jangkauan target pasar yang cukup
luas yaitu anak muda hingga orang dewasa bahkan yang berusia lanjut.
Strategi pemasarannya berupa customer relationship management (e-CRM)
melalui penjualan utama pada web mereka, menggunakan storefront model.
Storefront model yang digunakan Citizen adalah menyediakan situs
belanja (website resmi) yang berisi tempat pemrosesan pesanan, pembelian
online, dan komunikasi media sosial. Dalam situs resminya, ada pula fitur
shopping cart untuk membantu pelanggannya dalam berbelanja maupun
menyimpan barang yang memiliki potensi untuk dibeli dalam fitur wishlist.

8
Model e-business yang diterapkan selain storefront model adalah
portal model karena memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk
menemukan hampir semua informasi yang mereka cari di dalam satu
tempat. Penerapannya ada pada situs resmi Citizen berupa search engine
yang terletak di sudut kanan atas halaman. Tujuannya adalah memangkas
waktu yang dibuang oleh pelanggan agar belanja menjadi lebih efektif dan
efisien.
Selain itu, Citizen juga menerapkan model e-business yang lain
yaitu dynamic-pricing model. Dynamic-pricing model dibagi menjadi enam
jenis, Citizen menggunakan dua jenis dynamic-pricing model yaitu rebates
dan offering free services.
Rebates digunakan pada masa-masa tertentu untuk menarik
pelanggan agar membeli produk jam tangan Citizen. Sehingga rebates akan
menaikkan total penjualan dari Citizen sendiri. Harga yang telah dipotong
juga biasanya dibuat menjadi odd-pricing atau harga ganjil. Odd-pricing
secara psikologis terbukti akan membuat pelanggan berpikir seolah-olah
harga produk menjadi lebih murah meskipun kenyataannya sama saja.
Offering free services pun tidak lupa diberikan. Free service yang
diberikan oleh Citizen terletak pada support service yang dinamakan five-
year limited warranty. Five-year limited warranty ini adalah jaminan atas
kerusakan atau ketidakcocokan dari produk Citizen yang sampai ke
pembelinya. Namun, tidak semua kerusakan dapat diklaim five-year limited
warranty karena ada beberapa syarat yang dituliskan oleh Citizen di situs
resminya.
Berdasarkan jenis transaksinya, Citizen Watch Co., Ltd.
menggunakan sistem B2C (business-to-consumer) yang bisa dilakukan
lewat web ataupun aplikasi resmi Citizen. Melalui websitenya, pembeli
dapat mencari, memesan, dan membayar produk yang diinginkan. Lalu,
barang tersebut akan dikirimkan melalui jasa pengiriman kepada konsumen.
Citizen telah menerapkan berbagai jenis model-model e-business
maupun e-commerce. Model yang digunakan bertujuan untuk mengatasi
masing-masing kendala dalam berbisnis secara online. Namun, meski

9
tergolong cukup lengkap, akan lebih baik lagi bila Citizen tetap melakukan
pengembangan diri. Bila situs Citizen dilengkapi dengan auction model
untuk beberapa jam tangan yang limited edition tentu akan menambah baik
citra dari perusahaan.
Selain itu, transaksi yang menggunakan model B2C memiliki pasar
terbatas pada mereka-mereka yang mengakses tempat penjualan produk.
Melalui penerapan B2B2C, Citizen dapat memperluas jaringan bisnis dan
mencapai target pasar yang lebih luas. Pemasaran Citizen menjadi lebih luas
dengan bantuan yang menggabung kekuatan dan saling mempromosikan
produk.

3.2 Penerapan E-business Models pada Matoa Indonesia


Matoa Indonesia merupakan industri jam tangan kayu asli Indonesia
yang menerapkan e-business dan e-commerce dalam menjalankan
usahanya. Industri yang terkenal akan inovasi uniknya ini mulai diminati
oleh konsumen ketika menjual melalui website. dapat dikatakan bahwa
besarnya nama Matoa berkat penerapan e-business dan e-commerce dalam
pemasarannya. Penerapan e-business berupa pemasaran melalui website,
media sosial, serta bekerja sama dengan beberapa marketplace di Indonesia.
Selain itu, penerapan e-commerce dalam perusahaan ini adalah kerja sama
dengan berbagai perusahaan yang mendukung dalam transaksi pembayaran,
seperti Go-Pay, Visa, Master Card, dan sebagainya.
Sebagai perusahaan yang menerapkan e-business dan e-commerce
tidak terlepas dari penggunaan e-business models dalam perjalanan
usahanya. E-business models ditetapkan sebagai pendefinisian dari proses
bisnis utama usahanya serta jaringan dengan pemasok maupun pelanggan.
E-business models yang merupakan metode yang harus diambil agar dapat
menjalankan usaha dalam jangka waktu panjang terdiri dari berbagai pilihan
yang disesuaikan dengan usaha yang bersangkutan. Penetapan e-business
models menjadi sangat penting dilakukan oleh perusahaan karena melalui
e-business models strategi masa depan, segmentasi pasar, struktur rantai

10
nilai, struktur biaya, dan potensi keuntungan menjadi tujuan yang hendak
dicapai.
Matoa Indonesia dengan mempertimbangkan target pasar yaitu anak
muda berusia 20-35 tahun dan strategi pemasaran berupa customer
relationship management melalui penjualan utama pada web mereka, Matoa
Indonesia menggunakan storefront model. Penerapan storefront model pada
Matoa Indonesia adalah menyediakan tempat berupa website yang
mendukung pada level aktivitas sebagai tempat pemrosesan pesanan,
pembelian online, promosi penjualan, dan komunikasi media sosial. Pada
level proses bisnis, website Matoa menyediakan fitur yang berkaitan dengan
manajemen hubungan pelanggan dan manajemen pengetahuan tentang
produk. Selanjutnya, pada level perusahaan terdapat penerapan e-
commerce, distribusi langsung, dan jejaring sosial. Penerapan storefront
model pada web Matoa didukung dengan adanya fitur shopping cart yang
memudahkan konsumen untuk menyimpan barang yang hendak dibeli.
Selain storefront model, Matoa Indonesia juga menerapkan
dynamic-pricing model sebagai langkah memvariasikan harga produknya
guna menarik minat konsumen. Sebagai produk inovasi unik yang belum
terlalu banyak peminat, produknya memiliki harga cukup mahal. Maka dari
itu, diperlukan model yang membuat harga produk terlihat menjadi lebih
murah dalam pandangan konsumen. Matoa Indonesia menggunakan model
jenis rebates yang memberikan penawaran diskon setiap harinya. Sebagai
konsumen kata “diskon” memicu pikiran konsumen untuk membeli karena
harganya menjadi lebih murah daripada biasanya. Selain itu, penerapan odd
pricing membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli karena melihat
harga tertera yang lebih murah. Secara psikologis orang tertarik untuk
membeli produk dengan harga 99.000 daripada 100.000 karena terkesan
lebih murah. Tidak hanya itu, Matoa berusaha semaksimal mungkin untuk
menarik konsumen dengan hal-hal yang berkaitan dengan harga. Mereka
menerapkan jenis offering free services dengan memberikan garansi
terhadap produknya selama 1 tahun sejak pembeliannya. Garansi ini lebih

11
meyakinkan bagi konsumen bahwa mereka tidak akan kehilangan uang
dengan sia-sia apabila mendapat produk yang tidak baik.
Penjualan utama produk yang bergantung pada website membuat
Matoa juga menerapkan model portal. Di dalam website Matoa, segala
informasi mengenai berdirinya Matoa hingga produknya dapat ditemukan.
penerapan model portal ini didukung dengan adanya fitur search yang
memudahkan konsumen mencari informasi atau produk dalam website
tanpa membuka satu persatu yang akan menghabiskan banyak waktu dan
tenaga. Efisien dan efektif adalah manfaat yang diterima dari adanya
penggunaan model ini.
Berdasarkan jenis transaksi yang dilakukan, Matoa juga menerapkan
model B2C (Business to Consumer). Dalam mendukung konsumen
bertransaksi produknya, Matoa menyediakan alternatif pembelian melalui
website atau marketplace seperti shopee dan tokopedia yang merupakan
mitra kerja samanya. Melalui websitenya, pembeli dapat mencari,
memesan, dan membayar produk yang diinginkan. Kemudian barang
tersebut akan dikirimkan melalui jasa pengiriman kepada konsumen.
Sedangkan melalui marketplace, Matoa memiliki official store dalam
aplikasi shopee dan tokopedia yang memudahkan konsumen melihat,
memesan, membayar, hingga menerima produk ditangan konsumen.
Berbagai e-business models telah diterapkan oleh Matoa Indonesia
dalam penerapan e-business dan e-commerce pada usahanya. Model-model
yang digunakan bertujuan untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Namun,
dalam perkembangannya Matoa harus terus membaharui diri agar menjadi
lebih baik. terdapat beberapa e-business models yang belum diterapkan
Matoa padahal model ini memiliki manfaat yang penting dan juga
dibutuhkan. Beberapa model yang bisa dilakukan adalah auction models,
sedangkan berdasarkan transaksinya model B2B2C layak untuk diterapkan
pada bisnis ini.
Matoa seharusnya mampu menerapkan auction models dengan
mengeluarkan produk limited edition. Inovasi unik yang dibawa oleh Matoa
memberikan peluang besar untuk menciptakan produk-produk terbatas.

12
Produk-produk tersebut dapat diperdagangkan melalui website lelang.
Model ini bermanfaat untuk memperkenalkan produk dan nama Matoa lebih
lagi, terlebih produk-produk yang mengikuti lelang biasanya dianggap
produk yang tidak biasa. Dengan menerapkan auction models mampu
membangun persepsi masyarakat terhadap produk Matoa. Selain itu,
transaksi yang menggunakan model B2C memiliki pasar terbatas pada
mereka-mereka yang mengakses tempat penjualan produk. Melalui
penerapan B2B2C, Matoa dapat memperluas jaringan bisnis dan mencapai
target pasar yang lebih luas. Pemasaran Matoa menjadi lebih luas dengan
bantuan yang menggabung kekuatan dan saling mempromosikan produk.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perkembangan e-business dan e-commerce selalu berkaitan dengan
e-business models yang digunakan. E-business models adalah metode yang
harus digunakan oleh pelaku e-business untuk dapat bertahan dan
berkembang dalam jangka panjang. E-business models mampu
mendefinisikan proses, pihak-pihak, serta strategi bisnis. Para pelaku usaha
menerapkan e-business models pada usahanya sesuai dengan kebutuhan.
Maka tidak ada model yang dikatakan baik ataupun buruk, semua memiliki
kelebihan dan kelemahan sesuai penggunaannya. Setiap model memiliki
kegunaan masing-masing, maka suatu jenis usaha terkadang memiliki lebih
dari satu model yang digunakan.
Citizen Watch Co., Ltd menggunakan storefront model, portal
model, dan dynamic pricing model jenis rebates dan offering free services.
Penerapan model-model tersebut dapat dilihat melalui website mereka yang
dilengkapi dengan fitur-fitur penunjang seperti shopping cart, wishlist,
search engine, dan lain-lain. berdasarkan jenis transaksi yang ada, Citizen
menggunakan model B2C, dimana mereka melayani konsumen secara
langsung baik melalui website, toko offline, kerjasama dengan marketplace,
dan sebagainya. Sedangkan, penerapan e-business models pada Matoa
Indonesia tidak jauh berbeda dengan Citizen. bahkan beberapa fitur yang
berada di Citizen juga disediakan oleh Matoa dalam websitenya.
Persamaan model yang digunakan oleh kedua perusahaan tersebut
menunjukkan beberapa pernyataan. Pertama, kedua perusahaan masih
menggunakan model-model yang umum digunakan oleh pihak lain,
sehingga kurang inovasi dan sesuatu yang lebih. Kedua, Matoa Indonesia
sebagai perusahaan yang lebih kecil dari Citizen mampu memberikan sarana
dan pelayanan yang hampir setingkat. Ketiga, mereka industri sejenis
sehingga wajar bila memiliki kebutuhan dan cara penyelesaian dari

14
kebutuhan tersebut sejenis. Maka dari itu, diperlukan pengembangan pada
kedua perusahaan untuk memberikan nilai lebih bagi masing-masing.

4.2 Saran
E-business models sangat beragam, namun hanya beberapa yang
digunakan oleh banyak perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya
model-model lain kurang diminati atau dimengerti oleh para pelaku usaha.
Berkaitan dengan e-business tidak pernah terlepas dari perkembangan
informasi dan teknologi, sehingga pelaku usaha harus aktif mencari tahu
dan berani melakukan sesuatu yang lebih. Perkembangan yang pesat
menunjukkan bahwa persaingan semakin ketat, suatu bisnis yang lengah
sebentar akan dihabisi oleh bisnis lain. E-business models sebagai metode
yang membantu pelaku usaha dalam menjalankan bisnis harus digunakan
semaksimal mungkin. Model-model lain seperti auction models atau jenis
lain dari dynamic pricing models dapat digunakan untuk memperbesar
bisnis, karena masing-masing model memberikan manfaat berbeda. Begitu
pula dengan jenis transaksi yang tidak hanya terpusat pada B2C, melainkan
jenis lain yang mampu memperluas jaringan pelaku usaha dengan pihak lain
yang juga memiliki pengaruh besar pada ekonomi, seperti pemerintah.
Dalam menentukan pengembangan e-business models yang akan
digunakan, pelaku usaha harus mengidentifikasi kekurangan-kekurangan
dari bisnisnya yang belum mampu diselesaikan oleh model-model yang
sudah digunakan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Citizen. (2020). Retrieved from https://www.citizenwatch.com/

Devi, Erika. (2015, Agustus 24) Klasifikasi e-business. retrieved Agustus 24, 2020
from https://erikadevi.wordpress.com/2015/08/24/klasifikasi-e-business/

H.M. Deitel, P.J. Deitel, K. Steinbuhler. 2001. E-business and e-commerce for
managers. United States : Prentice-Hall, Inc.

Matoa Indonesia. (2020). Retrieved from https://www.matoa-indonesia.com/

Oxford Languages. Retrieved Agustus 24, 2020.

Tutorialspoint. E-commerce - business Models. Retrieved Agustus 24, 2020 from


https://www.tutorialspoint.com/e_commerce/e_commerce_business_models.htm

University, Binus Business School. (2017, September 4) E-BUSINESS MODEL.


Retrieved Agustus 23, 2020 from https://bbs.binus.ac.id/management/2017/09/e-
business-model/

Venesia, Dodi. (2015, Maret 23). Teknologi dan Infrastruktur E-Business.


Retrieved Agustus 24, 2020 form
http://dodivenesia.blogspot.com/2014/03/konsep-b2b-b2c-dan-b2b2c.html

16
Tugas Pengantar E- Business

E-BUSINESS MODELS DI PERUSAHAAN ROLEX


GROUP DAN VICTORYNOX SWISS ARMY

Dibuat oleh :

 Davin Jan Surpriyanto 130319151


 Merry Christin 130319139
 Rizaldi Syachviar Bachrie 130319226
 Joseph Leonardo 130219315

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS SURABAYA

SURABAYA

i
STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil
pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran
lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme”

Nama Mahasiswa NRP


Davin Jan Supriyanto 130319151
Merry Christin 130319139
Joseph Leonardo 130219315
Rizaldi Syachviar Bachrie 130319226

Mata Ajaran :

Judul Makalah/Tugas :

Tanggal :

Dosen (PJMK) :

Surabaya, ...…………………............

Tanda Tangan

( Joseph Leonardo .)

Ketua Kelompok

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................... i

Statement of Authorship ..................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

BAB 1 Pendahuluan.......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 2

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ........................................................................................................................ 2

BAB 2 Landasan dan Teori .............................................................................................. 3

2.1 Model – model dalam E-business ................................................................................. 3


2.2 Tipe – tipe model dalam E – Business .......................................................................... 5
2.3 Value Preposition dari Rolex ........................................................................................ 6
2.4 Value Proposition dari Swiss Army .............................................................................. 8
2.5 Revenue Generated Models dari Swiss Army .............................................................. 9
2.6 Revenue Generated Models dari Rolex ........................................................................ 10
2.7 Penerapan E-Business Models dalam Rolex group dan Victorynox Swiss Army....... 11
2.8 E-Business Rolex group ................................................................................................ 11
2.9 E-Business Victorynox Swiss Army............................................................................. 11

BAB 3 Kesimpulan............................................................................................................ 12

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 12

3.2 Saran ............................................................................................................................. 12

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era Globalisasi yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengikuti gaya ke barat –
baratan atau mengikuti semua tren yang sedang terjadi. Globalisasi sendiri adalah proses
integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk,
pemikiran dan aspek – aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi
dan telekomunikasi termasuk kemunculan telegraf dan internet, merupakan faktor yang
utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan
(interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. Atas dasar kemajuan teknologi yang
semakin pesat ini dapat membuat para pebisnis menjadi mempunyai banyak ide dalam
memasarkan produknya agar terkenal di seluruh dunia. Banyak gaya modern yang di tiru
masyarakat untuk mengikuti perkembangan jaman ini seperti Fashion, makanan, budaya
dan lain sebagainya. Salah satu Fashion yang mengikuti perkembangan jaman yaitu,
pakaian, celana, jaket, jas, topi, tas, sepatu, jam tangan dan lain sebagainya. Aksesoris
yang selalu di pakai oleh masyarakat adalah jam tangan, karena dengan adanya jam
tangan dapat mengetahui waktu kita dan bisa mengatur jadwal kita, maka dari itu para
pebisnis berkreasi dalam membuat jam tangan yang nyaman serta mengikuti jaman
modern ini. Apa lagi di era globalisasi ini para pebisnis dapat dengan mudah memasarkan
produknya jadi semua masyarakat yang ingin membeli jam tangan dapat langsung
membelinya dari website resmi dari brand jam tangan tersebut. Semakin banyak para
pembeli dari luar negeri dapat juga meningkatkan keuangan negara yang di ambil dari
pajak barang mewah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa model – model dan juga tipe dasar dari E – Business?
2. Bagaimana Value Proposition Models dari produk jam tangan Swiss Army dan
Rolex?
3. Bagaimana Revenue Generated Models dari produk jam tangan Swiss Army dan
Rolex?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui model – model dan juga tipe dasar dari E – Business.
2. Untuk mengetahui Value Proposition Models dari produk jam tangan Swiss Army dan
Rolex.
3. Untuk mengetahui Revenue Generated Models dari produk jam tangan Swiss Army
dan Rolex.

1.4 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah untuk membantu para pembaca yang ingin mengenal
lebih dalam tentang E – Business ini, seperti bagaimana model – model E – Business
yang digunakan oleh para Brand jam tangan Swiss Army dan Rolex, serta mengetahui
keunikan dari masing – masing Brand jam tangan Swiss Army dan Rolex

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model – model dalam E - Business

1. B2C (Business to Consumers)

Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara individu dan organisasi. Business to
consumers atau business to costumer menggambarkan kegiatan bisnis melayani konsumen
dengan produk atau jasa. Misalkan orang membeli sepasang sepatu dari pengecer. Transaksi
yang mengarah ke sepatu agar tersedia untuk pembeli, yaitu pembelian kulit, tali, karet, dll
serta penjualan sepatu dari pembuat sepatu ke pengecer akan dianggap transaksi B2C.

Karakteristik B2C :

 Antara organisasi dengan perorangan


 Nilai uang yang dilibatkan lebih kecil
 Transaksi tidak sering terjadi
 Relatif sederhana

2. B2B (Business to Business)

Interaksi yang dimungkinkan oleh teknologi antara organisasi dengan organisasi (antar
organisasi). menggambarkan transaksi perdagangan antara perusahaan, seperti antara
manfaktur dan grosir, atau antara grosir dan pengecer. Volume transaksi B2B jauh lebih
tinggi dibandingkan volume transaksi B2C. Alasan utamanya karena dalam rantai pasokan
(Supply chain) ada banyak transaksi B2B yang mencakup bahan baku dan penjualan produk
jadi ke konsumen. Sebagai contoh, sebuah produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B
seperti membeli ban, kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi
terakhir adalah saat kendaraan jadi yang dijual kepada konsumen yang merupakan transaksi
(B2C) tunggal.

Karakteristik B2B :

 Antar organisasi
 Nilai uang yang dilibatkan lebih besar

3
 Hubungan yang kuat dan berkelanjutan
 Pemberian kredit oleh penjual ke pelanggan
 Lebih kompleks

3. B2G (Business to Government)

Interaksi terjadi antara organisasi dengan pemerintah. B2G memiliki karakteristik yang sama
dengan B2B sehingga B2G dapat dikelompokkan kedalam B2B. B2G adalah turunan dari
B2B yang sering disebut sebagai public sector marketing atau pemasaran sektor publik yang
mencakup pemasaran produk dan jasa untuk berbagai tingkat pemerintahan, negara bagian
dan lokal melalui integrated marketing communication atau komunikasi pemasaran terpadu
seperti strategic public relation, advertising, dan komunikasi berbasis web.

4. B2E (Business to Education)

Interaksi yang terjadi antara organisasi dengan pendidikan. Layanan yang disediakan sebuah
perusahaan pada karyawannya untuk memudahkan urusan karyawan dengan
perusahaan.Sama halnya dengan B2G, B2E juga memiliki karakteristik yang sama dengan
B2B.

5. C2C (Customer to Customer)

Model bisnis ecommerce ketiga adalah C2C (consumer to consumer), yang kemudian terbagi
lagi menjadi dua model yaitu marketplace dan classifieds/P2P. Dalam kategori C2C e-
commerce ini, konsumen individu dapat menjual maupun membeli produk dari konsumen
lainnya. Bukalapak, Shopee, dan Tokopedia merupakan beberapa contoh online marketplace
yang paling dikenal di Indonesia. Selain melalui marketplace, kegiatan jual beli juga juga
dapat dilakukan secara langsung antar individu, tanpa adanya termasuk dari pihak ketiga.
Beberapa contoh platform dengan model bisnis ini adalah OLX, Kaskus, hingga melalui
Instagram.

6. C2B (Customer to Business)

Model bisnis yang dimana konsumen atau end-use menyediakan produk atau layanan ke
perusahaan. Ini adalah model kebalikan dari B2C, di mana bisnis menghasilkan produk dan
layanan untuk konsumsi konsumen. Contoh platform C2B, yakni istockphoto.com yang
menjadi media bagi para fotografer individu untuk mendapatkan royalti apabila ada yang

4
menggunakan fotonya. Dalam model bisnis ini, individu menawarkan untuk menjual produk
atau layanan kepada perusahaan yang siap membelinya

7. B2G (Business to Government)

Juga disebut B2A (business to administration), adalah model bisnis yang merujuk pada bisnis
yang menjual produk, layanan, atau informasi kepada pemerintah atau lembaga pemerintah.
Sistem B2G menyediakan kesempatan bagi perusahaan swasta untuk mengajukan tender pada
proyek, produk pemerintah yang mungkin dibeli/dibutuhkan pemerintah untuk perusahaan
mereka. Pemerintah membuka tender lewat proses e-procurement, dimana sektor publik dapat
melakukan tender secara online dan transparan.Sistem e-procurement di Indonesia lebih
dikenal dengan LPSE atau Service Pengadaan Dengan Elektronik. Salah satu contohnya
adalah Qlue.co.id, yang menyediakan layanan CRM untuk lembaga pemerintah.

8. C2G (Customer to Government)

Juga disebut C2A (consumer to administration): adalah transaksi elektronik yang dilakukan
oleh individu ke pemerintah atau administrasi publik. Contohnya, seorang konsumen dapat
membayar pajak penghasilannya secara online. Transaksi tersebut adalah transaksi C2G.

2.2 Tipe – tipe model dalam E - Business

Tipe model E-Bisnis utama yang dapat di pilih oleh perusahaan:

1. Direct To Customer : Melakukan penjualan melalui hubungan yang terjalin secara


langsung antara perusahaan dengan pelanggan nya.
Kompetensi Utama:
 Membentuk dan mengelola kemitraan strategis dengan pemasok
 Menggunakan informasi pelanggan untuk meningkatkan penjualan dan
pelayanan Menciptakan konten sendiri
2. Full Service Provider : Menyediakan berbagai fasilitas dan jasa (sumber daya) yang
dibutuhkan oleh perusahaan lain dalam menjalankan operasi bisnisnya.
Kompetensi Utama :
 Membentuk hubungan yang kuat dengan pelanggan
 Mengumpulkan,mensintesis, dan menganalisis informasi segmen pelanggan
dan membandingkan nya dengan jasa yang sedang /akan di sediakan.

5
3. Model Whole Of Enterprise : Menawarkan fasilitas satu pintu (Single point of contact
) kepada pelanggan yang membutuhkan pelayanan tertentu yang melibatkan banyak
pihak ( Perusahaan ).
Kompetensi Utama :
 Mengelola lingkungan sistem yang kompleks dan heterogen
 Menegosiasikan dan membentuk kesepakatan antar manajer dari unit-unit
bisnis yang berbeda.
4. Model Shared Infrastructure : Menawarkan penyewaan terhadap berbagai
infrastruktur teknologi informasi,meliputi database,aplikasi,perangkat keras,dan
jaringan.
Kompetensi Utama :
 Menyediakan layanan infrastruktur terpadu
 Menjalankan infrastruktur yang kompleks dengan efesien.
5. Model Virtual Community : Memanfaatkan komunitas yang ada didunia maya untuk
berbagai keperluan seperti penawaran berbagai produk dan jasa digital.
Kompetensi Utama :
 Membangun kesetiaan komunitas
 Menyediakan konten atraktif

2.3 Value Preposition dari Rolex

6
Rolex memproduksi model-model jam yang berbeda dari setiap seri, agar pelanggan tertarik
dan tidak bosan dengan model jam yang sama dan membosankan. Dan juga ini menjadi nilai
preposisi dari Rolex untuk memanjakan pelanggan nya.

Ada harga ada kualitas, itulah yang menjadi slogan Rolex sejak dulu. Nilai inilah yang
menjadi tolak ukur dari kualitas dari jam Rolex, bisa dilihat di gambar tersebut bahwa jam
rolex dibuat dari campuran besi,emas, dan platinum. Terlebih lagi perusahaan jam dari Swiss
ini memproduksi jam nya dengan cara Handmade.

Lalu Rolex juga membuat jam yang di desain khusus untuk menyesuaikan berbagai macam
profesi, tujuan nya agar jam produksi Rolex ini bisa dinikmati oleh pelanggan nya sekalipun
profesi dari pelanggan tersebut tergolong extreme.

7
2.4 Value Proposition dari Swiss Army

Sebuah jam tangan olahraga di bawah $ 600 yang dapat menahan tertabrak tank ,INOX oleh
Victorinox, sebuah jam tangan ultra-solid yang telah diuji hingga batasnya oleh perusahaan
Swiss berusia 130 tahun. Ya, INOX memang menggunakan mesin jam kuarsa, tetapi tidak
banyak jam tangan yang bisa dijatuhkan ke beton, diledakkan dengan cairan korosif, atau
selamat dari badai pasir. Dan itu menyelesaikan semua ini, dengan ketahanan air 200m,
sambil tetap menjaga tampilan yang sejuk dan ramping.

Selain itu, indeks 12 jam dicap dari pelat jam, membuatnya tidak mungkin terputus dari
benturan.

Dengan ukuran 43mm, ini sama sekali bukan jam tangan kecil, dan pasti akan terpasang
tinggi di pergelangan tangan karena ketebalannya (terutama saat menggunakan bumper
silikon dan nilon).

8
2.5 Revenue Generated Models dari Swiss Army

Pada tahun 1972, Forschner Butcher Scale Company of New Britain, Connecticut menjadi
distributor eksklusif Victorinox untuk Amerika Serikat. Pada tahun 1981, perusahaan tersebut
go public dan Charles Elsener, presiden Victorinox, memperoleh persentase yang signifikan
dari sahamnya. Pada tahun 1983, namanya diubah menjadi Forschner Group, Inc. Pada 1980-
an, Forschner mendaftarkan nama Swiss Army sebagai merek dagang di AS. Pada tahun
1992, Precise Imports Corp., A.S. dan importir pisau Wenger Kanada, menggugat dan
Forschner mempertahankan hak untuk menggunakan merek dagang pada kompas, arloji, dan
kacamata hitamnya, sementara Precise dapat menggunakannya dalam memasarkan barang
non-pisau lainnya. Pada pertengahan 1990-an, Forschner berganti nama menjadi Swiss Army
Brands, Inc. (SABI).

9
2.6 Revenue Generated Models dari Rolex

Pada awal tahun 1950-an, Rolex mengembangkan jam tangan profesional yang bertindak
sebagai alat bantu dan fungsinya tidak lagi hanya sebagai penunjuk waktu. Jam tangan jenis
ini diperuntukkan bagi aktivitas profesional seperti penyelaman laut dalam, penerbangan,
pendakian gunung serta eksplorasi ilmiah. Jam-jam tangan ini menghasilkan daya tarik yang
kuat dan kemudian membuatnya dikenal sebagai jam-jam tangan orang-orang yang
berprestasi. Tidak hanya digunakan untuk penyelaman laut,penerbangan,pendakian gunung
serata eksplorasi ilmiah jam tangan juga dikhususkan untuk para pemimpin perusahaan
maupun pemimpin negara karena jam tangan rolex juga membuat model jam tangan yang
premium sangat cocok untuk para pemimpin perusahaan maupun pemimpin negara.

10
2.7 Penerapan E-Business Models dalam Rolex group dan Victorynox Swiss Army
Pada era digital sekarang ini penggunaan teknologi sangat berperan penting dalam
menjalan kan E-Business. Dan dengan adanya perkembangan ini membuat banyak
perusahaan sangat terbantu tidak terkecuali dengan Rolex group dan Victorynox Swiss
Army dalam menginformasikan produknya kepada pelanggan. Dan dengan perkembangan
era digital ini juga berpengaruh terhadap model E-business yang ada di indonesia. Rolex
Group dan Victorynox Swiss Army menggunakan B2C dalam penerapan E-Business
modelnya, penerapan B2C ini sendiri berdasarkan pada sifat kedua perusahaan ini karena
penggunaan pasar E-Commerce dalam memberi informasi mengenai produknya dan
menarik minat para pembeli melalui sirus web yang telah disediakan oleh kedua perusahaan
tersebut.

2.8 E-Business Rolex group


Penerapan di dalam E-business dalam Rolex group, selain melakukan kegiatan jual beli.
Situs web dari Rolex ini juga menyediakan beberapa informasi dari location store,
informasi mengenai beberapa model jam tangan Rolex, menyediakan penggunaan bahasa
yang dapat dipilih sesuai pemahaman dari pembaca situs web tersebut.

2.9 E-Business Victorynox Swiss Army


Penerpan di perusahaan ini juga tidak jauh berbeda, situs web perusahaan ini juga
menyediakan kegiatan jual beli dan juga menyediakan beberap informasi seperti garansi
jam, cara merawat jam tangan dan material yang digunakan dalam membuat jam tangan.
Situs ini juga memberikan nomor telepon dan menunjukan metode pembayaran yang
berlaku di situs ini.

11
BAB III

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Jadi, pada zaman sekarang penggunaan sistem dalam model E-Business sangatlah
penting membuat perusahaan bisa menentukan target pasar mereka dan membantu
masyrakat yang ingin membeli produk dari presuhaan tersebut sangat
terbantu.perusahaan Rolex dan Swiss Army membuat situs yang dapat membantu
para pembeli untuk melihat produk yang akan dia beli atau melihat informasi terhadap
barang yang mereka beli. Rolex dan Swiss Army sendiri menggunakan model E-
Business yang mengutamakan pembelinya jadi penggunanaa E-Commerce akan
disesuaikan dengan kemampuan masyarakat agar mereka dapat mengakses situs
dengan mudah.
3.2 Saran
Buat situs rolex : tambahkan lagi menu untuk pembelian secara online karena di situs
dia tidak menyediakan hanya menginformasikan lokasi store terdekat mereka di
daerah orang yang mengakses situs tersebut, apalagi dalam masa covid seperti ini
tidak sedikit orang yang hanya mau berdiam diri di rumah dan tanpa mau keluar
Buat situs swiss army: situs web yang ditampilakan sudah bagus hanya saja kurang
dalam metode pembayaran, karena jarang sekali orang indonesia mengunakan metode
pembayaran melalui paypal dan Visa. Makanya seharusnya ditambahkan metode
pembayaran online yang sering digunakan di Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
https://www.rolex.com/id/about-rolex-watches/1953-1967.html
https://www.hodinkee.com/articles/the-value-proposition-the-victorinox-inox-a-robust-
sport-watch-built-to-survive-the-worst#&gid=1&pid=4
https://www.watchpro.com/whats-in-and-whats-out-for-rolex-in-2020/

13
MAKALAH PENGANTAR E-BUSINESS

E-Business Models

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

Parastika Ayuningtyas 130319187

Rahmatiyah Azizah 130319188

Annisa Amalia Putri 130319197

Nindya Cahyarani 130319221

UNIVERSITAS SURABAYA

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

2020
DAFTAR ISI

BAB I ....................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN ................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4

1.2 Ruang Lingkup Masalah..................................................................................4

1.3 Rumusan Masalah........................................................................................... 4

1.4 Tujuan ............................................................................................................. 5

1.5 Manfaat ........................................................................................................... 5

BAB II...................................................................................................................... 6

KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 6

2.1 Definisi e-Business ......................................................................................... 6

2.2 Definisi Model e-Business...............................................................................6

2.3 Model e-Business ........................................................................................... 6

BAB III .................................................................................................................... 9

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 9

3.1 Penerapan Portal Model Richemont Group dan Frank Muller ....................... 9

3.2.Penerapan Business to Cunsomer (B2C) Richemont dan Frank Muller ....... 9

BAB IV .................................................................................................................. 11

PENUTUP ............................................................................................................. 11

4.1 Kesimpulan ................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

2
PENGANTAR E-BUSINESS
Statement of Authorship

Saya yang betandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas yang terlampir ada-
lah murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya
gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada
mata pelajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya
menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyakan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Kelas : KP C

Anggota :

Nama NRP

Parastika Ayuningtyas 130319187

Rahmatiyah Azizah 130319188

Annisa Amalia Putri 130319197

Nindya Cahyarani 130319221

Dosen : Tim Dosen Pengantar E-Business

Surabaya, 19 Agustus 2020

(Annisa Amalia Putri)

Ketua kelompok

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman ini perkembangan internet yang pesat menjadikan sangat membantu para
pelaku usaha dalam mengenalkan produk mereka kepada para konsumen. Selain begitu pe-
rusahaan dapat lebih mudah untuk mencari pasar yang lebih luas. Transaksi jual beli juga
dapat dilakukan dengan lebih mudah tanpa harus bertemu secara langsung dan tentunya
dapat menghemat. Dengan bebagai keuntungan yang bisa didapatkan sekarang mulai ban-
yak perusahaan yang akhirnya menerapkan E-Business dalam menjalankan usahanya.

Dalam E-business sendiri terdapat beragam model yang dapat diterapkan oleh pe-
rusahaan dan disesuaikan dengan rencana yang ditetapkan masing-masing perusahaan.
Model E-Business merupakan metode atau cara yang diterapkan oleh pelaku usaha untuk
menambahkan nilai dalam menawarkan produk maupun jasa yang ditawarkan. Dengan be-
gitu ketepatan dan kesesuaian harus diperhatikan oleh perusahaan ketika mengambil kepu-
tusan mengenai model E-Business yang mereka ambil sebagai acuan. Pemilihan model yang
sesuai dengan kriteria perusahaan akan sangat membantu dalam penyampaian informasi
yang lebih maksimal dan akurat. Pemilihan serta penerapan model E-Business yang akan
kita bahas adalah dari industri jam tangan Richemont Group dan Frank Muller Group.

1.2 Ruang Lingkup Bahasan


Dalam membuat makalah ini, yang menjadi fokus pembahasan adalah me-
mahami model-model E-Business serta definisinya yang penting untuk perkem-
bangan tiap perusahaan. Fokus perusahaan atau industri yang akan dibahas adalah
dari dua industri jam tangan, yaitu Richemont Group dan Frank Muller Group. Pem-
bahasan akan mengenai model yang diterapkan dari oleh kedua industri jam tangan
tersebut.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa saja model E-Business?

2. Bagaimana penerapan model E-Business Richemont Group dan Frank Muller


Group?

4
1.4 Tujuan
Tujuan dibentuknya makalah ini adalah untuk mengetahui dan memehami berbagai
macam model E-business yang ada serta mengetauhi model apa yang diterapkan oleh
Richemont Group dan Frank Muller dalam menjalankan E-Business mereka.

1.5 Manfaat
Dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai berbagai macam model E-Business
dan mengetahui model E-business yang diterapkan oleh Richemont Group dan Frank Muller

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi e-Business
E-Business merupakan sebuah aktivitas transaksi bisnis dalam hal
perancangan produk ataupun pengelolaan produk yang dapat dilakukan secara lang-
sung maupun tidak langsung dengan customer ataupun dengan rekan bisnisnya dan
lebih mengacu pada penggunaan teknologi internet sebagai sarana jual-belinya.
Dengan e-business ini juga memungkinkan dapat menjadikan perusahaan dalam
mengelola data internal ataupun ekstrernalnya menjadi lebih efisien. Dalam
penggunaan teknologi e-business juga dapat dijadikan berupa iklan, sehingga hal
tersebut juga dapat mempermudah penyebarluasan informasi untuk mempromosi-
kan suatu bisnis, dengan begitu pastinya juga lebih menguntungkan bagi perusahaan.
2.2 Definisi Model e-Business
Model e-Business adalah sebuah pendekatakan untuk melakukan sebuah
bisnis elektronik dengan berbagai model tertentu. Dalam menentukan model terse-
but maka perusahaan akan dapat memepertahankan bisnisnya sehingga juga daoat
menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang terus baik dan menguntungkan. Dalam
model e-Business juga dapata menjelaskan berbagai fungsi bagaimana perusahaan
tersebut, tentang bagaimana perusahaan dalam menyediakan produk ataupun
jasanya, dan bagaimana cara menghasilkan pendapatannya dan bagaimana cara be-
radaptasi dengan pasar dan teknologi baru yang akan dihadapai

2.3 Model e-Business


2.3.1 B2C (Business to Consumers)
Model sistem komunikasi atau interaksi bisnis dengan teknologi internet
yang dilakukan oleh antar organisasi bisnis dengan perseorangan individu. Pada
model ini perusahaan dapat menjualkan atau menawarkan barang ataupun jasa pada
konsumen. Business to consumers ini biasanya tidak terlalu sering adanya transaksi,
bahkan relatif sederhana dan uang yang dilibatkan juga terbilang lebih kecil. Model
bisnis ini dapat dicontohkan dengan misalkan ada seseorang yang membeli sebuah
tas kulit dari seorang pengecer. Maka dari itu, transaksi yang mengarah ke tas kulit
itu agar tersedia untuk pembeli, yaitu pembelian kulit alami atau sintesis, benang,
resleting, dan juga berbagai perhiasaan untuk tas tersebut. Dengan begitu, penjualan
tas dari pembuat tas ke pengecer akan dianggap menjadi B2C.
2.3.2 B2B (Business to Business)
Model sistem komunikasi atau interaksi bisnis dengan teknologi internet
yang dilakukan oleh antar organisasi atau organisasi dengan organisasi. Model e
business ini, sebuah perusahaan menjual barang ataupun jasanya pada perusahaan

6
lain. Bahkan juga dapat digambarkan dapat berupa transaksi manufaktur dan grosir
ataupun grosir dan pengecer pada antar perusahaan. Business to business, dalam
menjalankan transaksinya lebih kompleks, biasanya juga uang yang dilibatkan lebih
besar dan juga adanya pemberian kredit oleh penjual kepada pelanggannya. Sebagi
contoh mengenai model ini, misalkan ada sebuah perusahaan produsen sepeda motor
membuat transaksi B2B, dengan membeli ban, kaca untuk kaca lampu, dan selang
karet untuk kendaraan dari perusahaan lain.
2.3.3 C2C (Customers to Customers)
Model sistem komunikasi atau interkasi bisnis dengan teknologi internet
yang dilakukan antar konsumen dengan konsumen lainnya. Model ini adalah model
transaksi penjualan barang ataupun jasa dari perseorangan ke perseorangan juga.
Pada lingkup model ini, transaksi yang sering dilakukan biasanya seperti lelang ba-
rang. Dan benar-benar menjadikan internet sebagai sarana tukar menukar terkait in-
formasi produk, harga, kualitas barangnya.
2.3.4 B2G (Business to Government)
Model sistem komunikasi atau interaksi bisnis dengan teknologi internet
yang dilakukan antar organisasi dengan pemerintah atau antara perusahaan dengan
lembaga pemerintahan. B2G sering disebut sebagai pemasaran sektor publik yang
mencakup berbagai pemasaran produk ataupun jasa untuk berbagai tingkat
pemerintahan melalui komunikasi pemesaran terpadu seperti advertising, komu-
nikasi berbasisi web, ataupun strategic public relation. Model interaksi bisnis ini,
memiliki karakteristik yang hampir sama dengan business to business. Model busi-
ness to government ini juga sering ditemui bahwa nilai uang yang dilibatkan mem-
iliki nominal yang lebih besar.
2.3.5 B2E (Business to Education)
Model sistem komunikasi atau interaksi bisnis dengan teknologi internet
yang dilakukan antar organisai dengan pendidikan. Model interkasi bisnis ini juga
dilakukan antar organisasi dengan organisasi lain, sama halnya seperti B2B dan
B2G. Nilai uang yang dilibatkan dalam transaksi B2E biasanya juga terbilang besar.
2.3.6 Storefont Model
Storefont model ini merupakan model yang kombinasi dari transaksi pro-
cessing, security, online payment, dan information storage yang penerapan
penjualannya secara online baik hal tersebut berupa produk ataupun jasa. Sedangkan
dalam model ini, pengirimannya masih menggunakan sarana - sarana tradisional.

7
2.3.7 Auction Model
Auction model merupakan tentang bagaimana website yang dapat mem-
berikan peran bagi para pelanggannya untuk menjadi penjual ataupun pembeli. Da-
lam hal ini, akan adanya penawaran barang, lelang harga, dan juga ada nya kese-
pekatan yang seluruhnya melalui website yang sama.
2.3.8 Portal Model
Portala model ini memberikan kostumer kesempatan untuk menemukan apapun
segala sesuatu yang kostumer cari dalam satu tempat. Dan hal-hal yang sering dit-
ampilkan dalam model ini Mengenai berita, olahraga, informasi dana maupun men-
cari web lainnya yang terkait sehingga kostumer dapat menemukan informasi yang
dicarinya.
2.3.9 Dynamic-Pricing Model
Dynamic-Pricing model ini meruapakan suatu aplikasi dari strategi penentuan harga.
Harga yang diberikan oleh perusahaan akan berubah dan divariasi berdasarkan
dengan penentuan harga dengan kondisi pasaran tertentu.

8
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan di makalah ini, digunakan analisis berupa komparasi an-
tara ciri-ciri dari model-model E-Business yang ada. Data diambil lewat observasi
website resmi dari Richemont Group dan Frank Muller Group.

Models Richemont Group Frank Muller Group


B2C V V
B2B X X
C2C X X
B2G X X
B2E X X
Storefont Model X X
Auction Model X X
Portal Model V V
Dynamic-Pricing Model X X

3.1 Penerapan Portal Model Richemont Group dan Frank Muller


Pada website resmi dari Richemont Group dan Frank Muller Group, kedua
perusahaan ini menyediakan portal berupa fitur pencarian yang membantu
konsumen dalam menemukan informasi yang dibutuhkan. Dibandingkan dengan
Richemont Group yang hanya menyedikan satu website, Frank Muller Group
menyediakan portal lain berupa social media seperti instagram, twitter, youtube, dan
facebook. Sehingga, konsumen memiliki banyak akses untuk mencari informasi
detail dari produk yang mereka inginkan. Selain itu, pada website resmi Frank
Muller Group juga memiliki fitur bahasa, yang bisa lebih memudahkan konsumen
dalam melakukan pencarian.
3.2. Penerapan Business to Cunsomer (B2B) Richemont dan Frank Muller

Model E-Business lain yang akan kita bahas adalah Business to Cunsomer
atau model yang sering disebut B2C. di sini Frank Muller group dan Richemont
group menggunakan model B2C untuk mendapatkan beberapa keuntungan. Kedua

9
perusahaan ini lebih memilih B2C dari model model lainnya seperti B2B ataupun
B2G karena lebih memilih mengutumakan pasar yang luas dan lebih cocok dengan
produk yang diproduksi. Sedangkan model B2B sendiri meskipun memiliki peluang
untung yang besar dengan hanya beberapa kali transaksi tapi ada faktor faktor lain
yang harus di pertimbangkan karena harus membagi data perusahaan.

Sedangakan kedua perusahaan di atas tidak memakai B2G karena pasar yang
kecil dan persaingan yang ketat. Beberapa alasan utama kenapa untuk perusahaan
perusahaan seperti Richemont dan Frank Muller memilih B2C adalah dapat mem-
promosikan produknya secara luas, dapat langsung berinteraksi dengan kustomor
tanpa perantara (hal ini dapat membuat kepercayaan customer kepada perusahaan
maningkat) dan juga dapat mengurangi ongkos distribusi barang.

Penerapan B2C pada kedua perusahaan di atas dapat tercerminkan dari pe-
nanganan langsung pihak perusahaan untuk menanggapi saran dan pesanan cus-
tomer tanpa adanya pihak perantara yang berada di antara perusahaan dan customer.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Richemont group dan
Franck Muller group menerapkan beberapa model E-Business. Franck Muller dan
richemont group memiliki penerapan model E-Business yang sama, yaitu portal
model dan Business to Cunsomer (B2C). Model model ini dipergunaan di Richmont
group dan Frank Muller group karena kemudahan penggunaannya yang membuat
terjadinya peningkatankepercayaan kunsomer dan lebih memudahkan berinteraksi
dengan kunsomen karena tidak memakai jasa perantara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Pengantar E-Business. (2019). Handout Pengantar E-Business. Sura-


baya: Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya.

Deitel, H.M., Deitel, P.J., dan Steinbuhler, K. (2001) E-Business and E-Commerce
for Managers, Prentice Hall, New Jersey.

https://andrigundar.wordpress.com/2010/12/04/model-model-e-business/

https://www.academia.edu/35017928/MAKALAH_MODEL_E_BUSINESS

https://www.kompasiana.com/2011muhamad/5500a19f813311a019fa7a44/model-
e-business-beserta-kekurangan-kelebihannya

https://www.coursehero.com/file/p6ueg85/Auction-Model-model-ini-merupakan-
jenis-web-lelang-E-business-model-ini-dapat/

https://repository.unikom.ac.id/54528/1/Model-model E-Business.pdf

http://stanlysk.blogspot.com/2012/05/e-business-bagian-1-pengantar.html

12
LAMPIRAN

13
MAKALAH PENGANTAR E-BUSINESS
“E-business Models Industri Jam Tangan Movado dan Seiko Holdings”

Kelompok 4

Amelia Octaviana Ho 130219912

Cindy Ananda Putri 130118078

Ali Wafa Septian 130219228

Edric Wong 130219056

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS SURABAYA
SEMESTER GANJIL

2020

STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama Mahasiswa NRP


Amelia Octaviana Ho 130219912
Cindy Ananda Putri 130118078
Ali Wafa Septian 130219228
Edric Wong 130219056

Mata Ajaran : Pengantar E-business

Kelas :C

Surabaya, 21
Agustus 2020

Tanda Tangan

(……………….)
Ketua Kelompok
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “E-
business Models Industri Jam Tangan Movado dan Seiko Holdings” ini.

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar E-business.
Dalam tugas ini tersaji tentang pengenalan ke E-business dan E-Commerce pada
industri jam tangan Movado dan Seiko Holdings. Tugas ini diharapkan dapat
menambah wawasan mengenai industry jam tangan Movado dan Seiko Holdings.

Kami tahu bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran untuk
memperbaiki makalah ini. Kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya
membangun untuk penyempurnaan makalah ini selalu kami nantikan. Akhirnya
semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 21
Agustus 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi Di era digital sekarang hampir semua orang sudah menggunakan


media internet, dimana semua dipermudah dalam segala hal. Yang sangat mencolok
adalah pada dunia bisnis perubahan terjadi secara cepat, pada minggu kemarin sudah
dijelaskan tentang revolusi industri pastinya sudah paham bagaimana perkembangan
teknologi yang setiap masa akan terganti dengan inovasi dan perkembangan zaman
untuk memudahkan pekerjaan dalam segala hal. Perubahan mencakup segala bidang
seperti pada industri jam tangan, kami akan menjelaskan sedikit tentang industri jam
tangan yang menjadi panutan perubahan dan selalu melakukan perubahan dengan
teknologi, produsen jam yang sangat terkenal di dunia industi yang akankami
jelaskan yaitu Movado Group, Inc dan Seiko Holdings. Movado gruop menjadi
pelopor pembuatan jam tangan mewah yang membawa aspek modern dan canggih
didunia merubah bisnis jam tangan mewah dengan merintis teknik yang telah menjadi
standar industri hingga saat ini. Penghargaan lifeman achivment award dari Dewan
Industri Perhiasan yang telah menjadi visioner dalam industri jam tangan dikarenakan
mempunyai misi untuk menjadikan movado sebagai brand panutanyang
membuktikan bahwa Movado menjadi Visioner dalam bisnis jam tangan. Dan tidak
kalah produk dari Seiko holding perusahaan yang berasal dari jepang yang juga
menjadi panutan untuk menjadi brand jam tangan nomor 1 di dunia, karena seiko juga
tidak kalah dari inovasi mereka juga memapangkan namanya di dalau dunia ebussines
models yang hingga saat ini telah menglami kemajuan teknologi internet yang begitu
cepat
Kedua perusahaan tersebut dapat menjadi perusahaan jam tangan terkemuka
di dunia karena perusahaan tersebut telah berdiri sejak lama. Dengan banyak
pengalaman dan juga penghargaan yang didapat selama mendirikan usaha jam
tangan. Selain itu Movado Group dan Seiko holding juga menjual produknya dengan
mengikuti perkembangan jaman, seperti menjual produknya dengan cara yang sangat
profesional, memang pada awalnya mengikuti perubahan tidak mudah dengan adanya
sistem yang berubah ubah setiap saat hal itu menyebapkan kedua perusahaan harus
saling membuat inovasi dan mengikuti perkembangan zaman dan telah dibuktikan
kedua perusahaan tersebut sudah survive melawan perubahan dalam dunia bisbis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana model bisnis Movado Group dan Seiko Holding dalam bisnis jam
tangan ?
2. Mengapa Moviva Group dan Seiko Holding dikatakan manggunakan model
bisnis tersebut ?

1.3 Tujuan Penelitian

Pengenalan E-business Models pada industry jam tangan Movado dan Seiko.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Mengetahui sejarah industry Movado Group, Inc dan Seiko Holdings


2. Mengetahui sistem E-business Models pada industry jam tangan Movado
Group, Inc dan Seiko Holdings.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian E-Business

E-Business adalah kegiatan bisnis yang secara otomatis serta semiotomatis


dengan menggunakan teknologi elektronik. E-Business di sini memungkinkan suatu
perusahaan agar dapat berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal maupun
data eksternal secara lebih efisien dan fleksibel. E-Business juga banyak dipakai
untuk berhubungan dengan suplier dan juga mitra bisnis perusahaan, serta dapat
memenuhi permintaan maupun melayani kepuasan pelanggan secara lebih baik.

2.2 The Storefront Model

Storefront Model merupakan tipe e-business yang paling populer di kalangan


dunia maya. Bahkan jika masyarakat “bercerita” tentang pengalaman mereka
melakukan bisnis secara online, maka sebenarnya, mereka dapat dikatakan
“berbisnis” secara “storefront”. Model storefront mengkombinasikan semua model
yang ada pada e-business, sehingga memungkinkan bagi pada penyedia menampilkan
dan menjual produknya pada platform Web 2.0. Model storefront sebenarnya ialah
bentuk dasar e-commerce. Storefront mempertemukan antara buyer dan seller secara
langsung.

Teknis proses bisnisnya adalah seperti berikut:

1) Untuk melakukan storefront maka yang diperlukan adalah katalog online,


alasan membutuhkan katalog online ialah agar di mana setiap produk yang
nantinya akan dijual akan diorganisasikan pada katalog online tersebut.
2) Order pemesanan dapat dilakukan pada official website.
3) Proses pembayaran pesanan dapat dilakukan pada lingkungan secara yang
secure.
4) Proses pengiriman barang yang telah dipesan kepada pelanggan.
5) Proses pengelolaan data pelanggan.
Tren yang kini berkembang adalah proses dimana yang ke enam, yakni
“menghadirkan” official website penjual kepada pembeli. Jadi, dalam platform
web 2.0 tersebut pembeli “tidak diharuskan” untuk mendatangi toko tersebut,
melainkan informasi tentang barang yang akan dijual yang harus mendatangi
calon pembeli.
Ada beberapa contoh lagi mengenai storefront model, seperti More.com dan
Ticketmaster.com. More.com adalah sebuah toko “online” yang di mana toko tersebut
hanya memfokuskan diri pada produk-produk kesehatan dan kecantikan. Sedangkan
Ticketmaster.com adalah sebuah toko “online” yang di mana toko tersebut hanya
memfokuskan diri pada produk-produk tiket untuk konser, olahraga, seni, dan
sebagainya. Kedua toko online ini benar-benar melakukan bisnis online dengan
menggunakan model storefront.

2.3 The Auction Model


Di dalam model ini penjual menawarkan produknya secara online sedangkan
para pembeli dapat menawarkan apa yang ingin mereka beli. Salah satu model e-
business ini, yaitu Auction Model, model ini dapat menghasilkan uang dengan
mengambil persentase dari harga jualnya. Model ini juga digunakan untuk penjual
yang telah memiliki inventaris yang berfluktuasi tinggi.
Bagi penjual keuntungan utama yang di dapatkan adalah menarik banyak
pengunjung. Dalam model ini disediakan juga sejumlah besar layanan serta alat untuk
menarik perhatian pelanggan dan hampir tidak membutuhkan biaya untuk memulai.
Di samping keuntungan tersebut ada pula kerugian yang didapatkan yaitu tidak dapat
merencanakan penghasilan. Jumlah biaya yang telah dibayarkan untuk layanan
tambahan dapat mengurangi jumlah ataupun nominal yang diperoleh dalam setiap
penjualan.
2.4 Portal Model

Model bisnis ini lahir bersamaan dengan internet, angka dan kegunaan dari
model bisnis portal juga ikut berkembang bersamaan dengan jumlah produk yang
suatu perusahaan tawarkan. Kerangka dari bisnis haruslah fleksibel karena industri
atau pasar sangat fluktuatif. Model bisnis ini juga menyajikan titik masuk untuk
konten ataupun jasa di internet. Mesin pencarian merupakan model bisnis portal yang
di mana di sana terdapat banyak sekali konten maupun jasa. Mesin pencarian sebagai
salah satu model bisnis portal di sini model ini sangat banyak memberikan peluang
untuk perusahaan pengiklanan untuk melakukan bisnis. Model bisnis portal terbagi
menjadi dua (2), yaitu portal horizontal dan portal vertikal. Portal horizontal adalah
portal yang memberikan informasi dalam jangkauan topik yang sangat luas.
Contohnya: Google, Mozilla, Windows Explorer dan sebagainya. Portal vertikal
adalah portal yang menyediakan informasi yang lebih spesifik dalam suatu topik.
Contohnya: Bing, WebMd dan sebagainya.

2.5 Name Your Price Model

Name your price model adalah di mana sistem ini membuat pembeli untuk
memberikan sarang agar dapat menentukan harga produk dan transaksi akan terjadi
jika penjual setuju dengan harga yang disarankan oleh pembeli. Sehingga penjual
harus menunggu penawaran yang akan diajukan pembeli dan kemudian bisa saja
diterima ataupun ditolak dari harga yang telah ditawarkan oleh pembeli. Seiring
perkembangan teknologi, pasar online pun menjadi semakin terkenal. Karena hal
tersebut, konsumen dapat memilih lebih banyak pilihan dalam hal menyangkut harga
produk. Model bisnis ini di populerkan oleh pelopor lelang terbaik, yaitu
Priceline.com, dalam website tersebut pelanggan diminta untuk menyebutkan harga
yang akan mereka tawarkan. Hal tersebut bergerak dalam berbagai bidang seperti
barang-barang yang berharga.
2.6 Comparison Pricing Model

Model ini dapat diartikan sebagai metode atau sistem di mana harga jual pada
suatu produk baru dengan membandingkan manfaat yang diperoleh dan ditawarkan
dengan merek pesaing yang juga akan menawarkan hal yang sama. Seiring
berjalannya waktu, konsumen semakin mengandalkan situs perbandingan harga agar
mendapatkan pengetahuan tentang pasar. Harga yang nantinya telah dihasilkan oleh
model ini dapat bertindak sebagai harga referensi kontekstual. Hal ini dapat
mempengaruhi daya tarik harga yang akan ditemukan konsumen ketika berbelanja
offline di toko lokal. Dengan itu, dapat dikatakan bahwa harga tersebut dapat menjadi
pengaruh bagi hasil pencarian pada evaluasi harga yang akan datang. Model bisnis ini
menguntungkan karena dapat meningkatkan persepsi validitas harga. Berdasarkan
beberapa pertimbangan di atas dapat dikatakan bahwa model bisnis ini
memperhatikan tanggapan strategis, seperti jaminan harga yang sesuai.

2.7 Demand Sensitive Pricing Modal

Model ini diusulkan dan dilakukan untuk memberi layanan harga melalui
sistem SDMB (Satelit Digital Multimedia Broadcast) untuk menawarkan potongan
harga bagi sejumlah besar pengguna sambil mempertahankan keuntungan bagi
penjual ataupun penyedia layanan. Dalam model ini, terdapat layanan yang
ditawarkan yang tentunya menarik bagi pengguna. Di samping itu, di saat yang sama
juga menguntungkan bagi operator satelit. Model ini juga telah memungkinkan
konsumen untuk menuntut layanan yang lebih baik, lebih cepat dan dengan harga
yang lebih murah. Hal itu memberdayakan pembeli untuk berbelanja dalam kelompok
besar untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi. Konsep di balik model ini malah
semakin banyak konsumen membeli suatu produk dalam sekali pembelian, semakin
rendah biaya yang dibutuhkan per orang. Penjualan produk secara individu bisa jadi
mahal karena penjual harus memberi atau menentukan harga produknya sendiri.
Ketika pelanggan membeli produk dalam jumlah yang sangat besar, biaya ini dibagi
dan juga margin keuntungannya pun ditingkatkan.

2.8 B2B Exchange Model

Model pertukaran bisnis ke bisnis atau peluang pasar memberikan peluang


yang besar untuk proses bisnis kolaboratif dengan pelanggan serta pemasok,
menghasilkan efisien internal dan menjangkau pasar baru dengan biaya minimal.
Model ini mampu memanfaatkan peluang dan menghindari jebakan saluran
pemasaran baru yang dinamis. Pertukaran B2B ini dapat diartikan sebagai pasar yang
berbasis online untuk aktivitas jual beli barang maupun jasa dari bisnis yang lain.
Transaksi ini juga bukanlah konsep yang sepenuhnya baru karena organisasi besar
telah menggunakan sistem tersebut selama beberapa tahun dan model ini telah
diprogramkan. Sistem ini membutuhkan fasilitas komunikasi data yang sangat mahal
serta memerlukan investasi besar dalam perangkat lunak yang besar dan rumit untuk
dikembangkan. Dalam hal ini, internet dapat menurunkan biaya dan juga hambatan
teknologi.

2.9 Fremium Business Model

Model ini juga dikenal sebagai “Business model of the internet” di mana
istilah kata freemium diambil dari kata free dan juga premium. Artinya produk dasar
ini tersedia secara gratis dan perusahaan juga menghasilkan pendapatan dengan
menawarkan produk premium yang terhubung. Contoh beberapa perusahaan yang
menggunakan model bisnis Freemium adalah Joox, Dropbox dan sebagainya.
2.10 Merchant Model

Model ini terdiri dari menjual barang atau jasa melalui internet. Jenis e-
business ini merupakan yang paling populer di kalangan pedagang besar dan
pengecer dan penjualannya dilakukan melalui lelang atau berdasarkan daftar harga.

Ada beberapa tipe dari model bisnis ini, yaitu:

 E-tailer (Online Merchant atau Virtual Merchant): perusahaan grosir dan


eceran yang hanya beroperasi di internet. Contohnya: Amazon.com
 Bit Vendor (Digital Merchant): pedagang yang secara eksklusif menawarkan
produk dan layanan digital dan juga melakukan penjualan maupun distribusi
yang dilakukan dari internet. Contohnya: Apple iTunes, Netflix dan
sebagainya.
 Clickand Mortar: perusahaan yang mengoperasikan online dan offline. Bisnis
ini adalah bisnis yang memiliki toko fisik atau kantor tempat mereka untuk
menawarkan layanan tatap muka selaun toko online. Contohnya: Zara, Targert
dan sebagainya.
 Merchant Katalog, pengecer yang menjual dari katalog cetak atau online.
Pedagang jenis ini menerima dan juga memproses surat, telepon maupun
pesanan online. Contohnya: Argos, yang merupakan pedagang katalog barang
umum dengan kehadiran kuat di Irlandia dan Inggris.

2.11 Big Data Business Model

Model bisnis ini adalah bisnis yang sangat inovatif dan juga berkelanjutan
dengan meresap dan dicari karena sulit untuk dimengerti, contohnya, “Data adalah
minyak baru”. Untuk setiap startup yang telah mendesain dan mengimplementasikan
apa yang telah menjadi model bisnis big data yang sangat sederhana dan efektif
melalui akun sosial media apa pun, mungkin dapat mengubah seluruh perusahaan
bersamanya, ada banyak perusahaan besar yang mencari cara memonetisasi data
besar mereka sendiri dengan harapan mereka dapat menangkap aliran pendapatan
baru tersebut. Tentu saja beberapa perusahaan besar yang telah matang sudah
melakukan cukup baik dalam hal tersebut. Contoh: Samsung (83 tahun) dan Apple
(40 tahun). Model bisnis ini menggunakan data yang telah dikumpulkan agar
mendapat pendapatan baru dan memenuhi tujuan perusahaan itu. Big Data yang
dikumpulkan juga harus diolah oleh seseorang yang dapat mampu untuk melakukan
olah informasi tersebut agar berguna.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Model Bisnis Industri Jam Tangan Movado Group


Movado Group menggunakan beberapa model bisnis dalam menjalankan usahanya
antara lain The Storefront Model, portal model dan Merchant Model.

 The Storefront Model


Movado Group melakukan penjualan bisnisnya secara online. Dimana
model storefront ini mengkombinasikan semua model yang ada pada e-
business yang dapat memungkinkan bagi para penyedia menampilkan dan
menjual produknya pada platform Web 2.0. Movado memiliki katalog online
untuk menjual produknya, dimana setiap produk yang dijual akan
diorganisasikan pada catalog online tersebut. Dengan adanya katalog online
jam tangan Movado, konsumen dapat dengan mudah melihat serta memilih
model jam tangan Movado. Pemesanan produk jam tangan Movado dapat
dilakukan juga pada official website Movado group. Movado Group hanya
memfokuskan penjualanya pada produk jam tangan saja.
 Portal Model
Portal Model digunakan Movado untuk memudahkan pembeli dalam
mencari informasi tentang produk jam tangan Movado. Informasi terkait
produk jam tangan Movado dapat dilakukan pada mesin pencarian seperti
google, mesin pencarian ini merupakan model bisnis portal yang terdapat
banyak konten maupun jasa. Mesin pencarian seperti google ini dapat
memberikan banyak peluang untuk industri Movado Group dalam
mengiklankan produk jam tangannya. Movado group ini menggunakan model
bisnis portal horizontal karena perusahaan memberikan informasi dalam
jangkauan topik yang sangat luas.
 Merchant Model
Merchant model merupakan salah satu model yang diterapkan dalam
industry Movado group. Salah satu tipe model dalam merchant model yang
digunakan oleh Movado adalah Clickand Mortar. Dimana Movado
mengoperasikan penjualannya melalui offline dan online. Pembeli dapat
dengan mudah untuk membeli produk jam tangan secara offline maupun
online.

3.2 Model Bisnis Industri Jam Tangan Seiko Holdings


Seiko Holdings juga menerapkan beberapa model bisnis yang hampir sama
seperti Movado Group. Model bisnis yang digunakan oleh Seiko Holdings antara lain
the storefront model, the auction model, portal model, comparison pricing model dan
merchant model.

 The Storefront Model


Dengan menjual produk jam tangan secara online, Seiko Holdings menjual
produknya melalui beberapa E-commerce antara lain lazada, tokopedia,
shopee dan masih banyak lagi. Seiko Holdings menggunakan model ini untuk
mempermudah konsumen dalam memilih dan membeli produk jam tangan
Seiko. Seiko Holdings juga mempunyai katalog online yang dapat dengan
mudah dicari di internet. Selain itu Seiko Holding juga mempunyai official
website untuk mempermudah konsumen dalam mencari informasi tentang
Seiko Holdings. Pembeli dapat mencari informasi terkait produk melalui
official website tanpa harus mendatangani toko. Seiko Holdings ini hanya
memfokuskan diri mejual produk jam tangan.
 The Auction Model
Tujuan Seiko Holdings menerapkan model ini adalah supaya dapat menarik
banyak pengunjung. Seiko pernah melakukan model lelang ini di beberapa E-
commerce yaitu buka lapak, tokopedia dan lain-lain.
 Portal Model
Sama seperti Movado, Seiko Holdings juga menerapkan portal model.
Dengan adanya portal model ini seseorang atau konsumen dapat dengan
mudah mencari informasi mengenai produk jam tangan Seiko melalui mesin
pencarian. Mesin pencarian yang dapat digunakan untuk mencari informasi
terkait produk Seiko Holdings antara lain google, Mozilla, Windows Explorer
dan lain-lain. Dengan adanya mesin pencarian ini Seiko Holdings mempunyai
peluang untuk mengiklankan produknya melalui portal model bisnis tersebut.
 Comparison Pricing Model
Seiko Holdings memproduksi jam tangan dengan berbagai model. Model
yang diproduksi mengikuti trend seiring dengan perkembangan jaman. Selain
itu Seiko Holdings juga memproduksi jam tangan klasik, produk ini akan
memberikan manfaat lebih kepada konsumen pecinta barang klasik. Seiko
Holdings juga mempertimbangkan harga produk jam tangannya yang dapat
digunakan sebagai preferensi konsumen untuk membelinya. Harga yang
diberikan oleh Seiko Holdings juga sesuai dengan model produknya sehingga
tidak mengecewakan pembeli.
 Merchant Model
Dengan menjual produk jam tangan melalui online, Seiko Holdings
menggunakan salah satu tipe yang terdapat dalam merchant model. Salah satu
tipe yang digunakan yaitu Clickand Mortar, dimana perusahaan ini
mengoperasikan penjualan produknya secara offline dan online. Seiko
Holdings menyediakan penjualan melalui toko fisik yang dapat ditemui secara
tatap muka di beberapa toko milik Seiko Holding. Dengan adanya toko ini
perusahaan dapat leluasa memilih dan bertanya terkait produk jam tangan
Seiko Holdings. Selain berupa toko fisik Seiko Holdings juga menjual
produknya secara online dibeberapa E-commerce seperti shopee, lazada, buka
lapak dan sebagainya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan dapat
disimpulkan bahawa setiap perusahaan industry dalam menjalankan setiap
bisnisnya memiliki pengaruh yang cukup besar dengan model e-business yang
telah diterapkan dalam industrinya. Sebagai contoh dapat dilihat setiap
perusahaan industry menggunakan Storefront Model karna model ini
menggunakan toko toko online yang ada untuk mempermudah konsumen
mencari barang dari industry tersebut

4.2 SARAN
Dari hasil penjelasan tersebut , saran yang dapat diberikan adalah
setiap perusahaan industry harus mengetahui dahulu jenis jenis model e-
business yang ada dan mengambil salah satu atau lebih dari model tersebut
untuk diterapkan di setiap perusahaan industrinya,

4.3 DAFTAR PUSTAKA


https://www.kompasiana.com/amp/alansharyhasan/pengertian-ebisnis-
logistik_561b7b76f19273cb098b4567

http://stanlysk.blogspot.com/2012/05/e-business-bagian-1-
pengantar.html?m=1
MAKALAH PENGANTAR E-BUSINESS
PENGARUH MODEL E-BUSINESS DALAM INDUSTRI JAM TANGAN

Kelompok 5
Kelas Paralel : C
Oleh :
Angelia Elita 130219203
Bryan Christian 130219223
Jeremy 130319066
Angelina Fitriani 130319089

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS SURABAYA

2020

ii
STATEMENT OF AUTHORSHIP
“Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada
mata ajaran lain, kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.

Saya memahami bawa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme”
Nama Mahasiswa NRP

Angelia Elita 130219203

Bryan Christian 130219223

Jeremy 130319066

Angelina Fitriani 130319089

Mata Ajaran : Pengantar E-Business


Kelas :C
Judul Makalah / Tugas : Pengaruh Model E-Business Dalam Industri Jam
Tangan
Tanggal : 27 Agustus 2020
Dosen (PJMK) : Stefanus Budy Widjaja Subali S.T., M.Si.

Surabaya, 27 Agustus 2020

Angelina Fitriani

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah pengantar E-Business
yang berjudul “Pengaruh Model E-Business Dalam Industri Jam Tangan” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan karena bantuan


banyak pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak
terkait yaitu :

1. Ir. Benny Lianto, M.M.B.A.T. selaku Rektor Universitas Surabaya yang telah
memberikan dukungan berupa fasilitas, materi, maupun non – materi yang
penulis gunakan dalam proses pembuatan makalah.

2. Bapak Stefanus Budy Widjaja Subali S.T., M.Si. selaku dosen PJMK mata
kuliah pengantar E-Business yang telah memberikan dukungan baik secara
moral maupun materiil selama proses perkuliahan sampai terselesaikannya
makalah ini.

3. Berbagai pihak yang senantiasa mendukung dan memberi masukan kepada


kami selama pembuatan makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah memfasilitasi dan memberi dukungan penuh dengan tulus ikhlas,
sehingga makalah pengantar bisnis yang berjudul “Pengaruh Model E-Business Dalam
Industri Jam Tangan” ini dapat selesai tepat waktu.

Penulis menyadari segala keterbatasan dan menyadari bahwa penulisan


makalah pengantar E-Business ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis
membuka diri untuk menerima kritik dan saran guna kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, besar harapan penulis agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 27 Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Statement of Authorship……………...…………………………………………………..i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………ii
Daftar Isi.……………………………………………………………………...……….....iii
Bab 1 Pendahuluan………...……………………………………………………..…….1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………….1
1.2 Ruang Lingkup Bahasan……………………………………………………………..2
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………………………….2
1.4 Tujuan ………………………………………………………………………………..2
1.5 Manfaat……………………………………………………………………………….3
1.5.1 Bagi Penulis………………………………………………………………………...3
1.5.2 Bagi Pembaca………………………………………………………………………3
Bab 2 Telaah Pustaka…………………………………………………………………...4
2.1 E-Business…………………………………………………………………................4
2.2 Model utama dari E-Business…...…………………………………………………..4
Bab 3 Pembahasan……………………………………………………………………..7
3.1 Penerapan Model E-business yang Digunakan Oleh Perusahaan Swatch Group dan
Casio…………………………………………………………………………………7
3.2 Pelayanan yang Konsumen Dapatkan dengan Penggunaan Masing-Masing Model
E-Business Pada Web Perusahaan Swatch Group dan Casio…………………………8
3.3 Pengaruh yang Didapatkan Dari Penggunaan Model E-Business Bagi Perusahaan
Swatch Group dan Casio……………………………………………………………..10
Bab 4 Penutup…………………………………………………………………………..11
4.1 Kesimpulan.…………………………………………………………………….…....11
4.2 Saran………………………………………………………………………………....11
Daftar Pustaka……………………………………………………………….…………12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman modern seperti ini, tentu setiap orang sudah tidak asing lagi dengan
istilah teknologi. Perkembangan teknologi dibagi menjadi 5 zaman yaitu, zaman
pra-sejarah, zaman kuno, zaman pertengahan, era revolusi industri, dan
perkembangan teknologi abad 20-an yang masih terus berkembang sampai
sekarang. Dari perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini telah
memberikan banyak manfaat serta kemajuan diberbagai bidang. Maka dari itu
penting bagi perusahaan untuk peka akan perkembangan suatu teknologi agar dapat
diterapkan ke dalam perusahaan.
Dalam perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini juga mempengaruhi
bidang perdagangan di semua negara. Maka dari itu, digunakan perdagangan
elektronik atau yang disebut E-Business. Dengan adanya perdagangan elektronik,
jual beli barang dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan tanpa harus tatap
muka antara penjual dengan pembeli. Hal tersebut juga diterapkan oleh perusahaan
Swatch Group dan Casio dalam menjual produknya.
E-Business memiliki beberapa model yang harus dipilih oleh perusahaan untuk
diterapkan. Memilih model E-Business yang cocok untuk diterapkan dalam suatu
perusahaan harus memperhatikan karakter dan budaya di tiap daerah. Model E-
Business agar perusahaan dapat mempertahankan bisnisnya serta dapat
menghasilkan pertumbuhan pendapatan. Perusahaan Swatch Group dan Casio
dalam menerapkan E-Business pun harus memilih model E-Business agar mereka
dapat menyediakan produk atau layanan. Oleh sebab itu, pada makalah yang
berjudul “Pengaruh Model E-Business Dalam Industri Jam Tangan” akan dibahas
mengenai model E-Business dan dalam penerapannya di perusahaan Swatch Group
dan Casio.

1
1.2 Ruang Lingkup Bahasan
Fokus pembahasan yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah untuk
mengetahui dan memahami definisi, perbedaan, serta cara kerja dari masing-
masing model E-Business yang penting untuk perkembangan tiap perusahaan.
Fokus perusahaan atau industri yang dibahas pada makalah ini adalah 2 industri
jam tangan dunia bernama Swatch Group dan Casio. Pembahasan akan mengenai
definisi, penerapan, jenis-jenis, serta kelebihan yang akan didapatkan oleh industri
ketika menerapkan model E-Business yang akan dipilihnya.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana penerapan model E-Business yang digunakan oleh perusahaan
Swatch Group dan Casio?
2. Bagaimana pelayanan yang konsumen dapatkan dengan penggunaan masing-
masing model E-Business pada perusahaan Swatch Group dan Casio?
3. Bagaimana pengaruh yang didapatkan dari penggunaan model E-Business bagi
perusahaan Swatch Group dan Casio?

1.4 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami penerapan model E-Business yang digunakan oleh
perusahaan Swatch Group dan Casio.
2. Mengetahui dan memahami pelayanan yang didapatkan oleh konsumen
perusahaan Swatch Group dan Casio dengan penggunaan masing-masing
model E-Business.
3. Mengetahui dan memahami pengaruh yang didapatkan dari penggunaan model
E-Business bagi perusahaan Swatch Group dan Casio.

2
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Penulis
Melalui hasil pembuatan makalah ini diharapkan penulis lebih mengetahui dan
memahami tentang bagaimana penerapan model E-Business dalam perusahaan
Swatch Group dan Casio. Selain itu, diharapkan penulis juga dapat memenuhi
rasa ingin tahunya tentang berbagai macam model E-Business yang diterapkan
dalam industri jam.
1.5.2 Bagi Pembaca
Melalui hasil pembuatan makalah ini diharapkan pembaca lebih mengetahui
dan memahami tentang bagaimana perusahaan Swatch Group dan Casio
menetapkan model E-Business dalam penggunaan E-Business di dalam
perusahaanya. Selain itu, menambah wawasan pembaca akan perkembangan
model E-Business dalam industri jam tangan.

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 E-Business
Dalam penggunaan sehari-hari, E-Business tidak hanya menyangkut e-dagang
(perdagangan elektronik atau E-Commerce) saja. Dalam hal ini, E-Business lebih
merupakan sub bagian dari E-Business, sementara E-Business meliputi segala
macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan data elektronik, termasuk
pemasaran internet (e-pemasaran). E-Business lebih berfokus pada kegiatan
transaksi bisnis lewat www atau Internet. E-Business memberi kemungkinan untuk
pertukaran data di antara satu perusahaan dengan perusahaan lain, baik lewat web,
internet, intranet, extranet atau kombinasi di antaranya.

2.2 Model utama dari E-Business


1. (Business to Consumers) B2C
B2C (Business to Consumers) adalah interaksi yang dimungkinkan oleh
teknologi antara individu dan organisasi. Bisnis B2C menjual produknya
kepada pengguna akhir mereka.Proses pengambilan keputusan untuk
melakukan pembelian dari produk B2C jauh lebih singkat daripada pembelian
bisnis-ke-bisnis (B2B), terutama untuk barang-barang yang memiliki nilai
atau harga lebih rendah. Business to consumers atau business to costumer
menggambarkan kegiatan bisnis melayani konsumen dengan produk atau jasa.
Apapun yang dibeli secara online sebagai konsumen - seperti lemari pakaian,
perlengkapan rumah tangga, hiburan, dan sebagainya. Maka, hal tersebut
dilakukan sebagai bagian dari transaksi B2C. Karakteristik dari B2C :
1. Antara organisasi dengan perorangan
2. Nilai uang yang dilibatkan lebih kecil
3. Transaksi tidak sering terjadi
4. Relatif sederhana

4
2. Business to Business (B2B)
B2B (Business to Business) adalah interaksi yang dimungkinkan oleh
teknologi antara organisasi dengan organisasi (antar organisasi). B2B
Menggambarkan transaksi perdagangan antara perusahaan, seperti antara
manufaktur dan grosir, atau antara grosir dan pengecer. Volume transaksi B2B
jauh lebih tinggi dibandingkan volume transaksi B2C. Alasan utamanya
karena dalam rantai pasokan (Supply chain) ada banyak transaksi B2B yang
mencakup bahan baku dan penjualan produk jadi ke konsumen. Sebagai
contoh, sebuah produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B seperti
membeli ban, kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk kendaraan.
Transaksi terakhir adalah saat kendaraan jadi yang dijual kepada konsumen
yang merupakan transaksi (B2C) tunggal. Karakteristik B2B:
1. Antar organisasi
2. Nilai uang yang dilibatkan lebih besar
3. Hubungan yang kuat dan berkelanjutan
4. Pemberian kredit oleh penjual ke pelanggan
5. Lebih kompleks
3. Consumer-to-Consumer (C2C)
Consumer-to-Consumer (C2C) adalah sistem komunikasi serta bisnis
antar konsumen untuk dapat memenuhi kebutuhan tertentu pada saat tertentu.
Contoh dari C2C mencakup individu yang menjual komputer, alat musik, atau
layanan pribadi secara online seperti penjualan dan lelang di eBay.Karakteristik
C2C:
1. Pada lingkup antar konsumen ke konsumen bersifat khusus sebab
transaksi yang ada di lakukan hanya antar konsumen saja.
2. Internet dijadikan sebagai sarana tukar menukar informasi seputar
produk, harga, kualitas serta pelayanannya.

5
3. Konsumen juga dapat membentuk komunitas pengguna atau penggemar
suatu produk. Sehingga jika ada ketidakpuasan suatu produk, maka akan
segera tersebar dengan luas dan cepat melalui komunitas.
4. Consumer-to-Business (C2B)
Consumer-to-Business (C2B) adalah model perorangan yang menjual
barang atau jasa kepada perusahaan. Dalam konsumen-ke-bisnis (C2B),
individu menggunakan Internet untuk menjual produk atau layanan ke
organisasi. Alternatifnya, individu akan menggunakan C2B untuk meminta
penawaran atas produk atau layanan. Sebagai contoh, Priceline.com adalah
penyelenggara transaksi layanan perjalanan C2B yang terkenal, di mana orang-
orang mengajukan permintaan penawaran dengan harga yang bersedia mereka
bayarkan untuk perjalanan, hotel, tiket pesawat terbang, dan
sebagainya.Karakteristik dari C2B adalah :
1. Hubungan antara individu dan perusahaan secara langsung.
2. Dengan semakin banyaknya individu yang menawarkan produk dan
jasa melalui internet maka pasar C2B semakin potensial.
3. Perusahaan mendapatkan akses yang luas pada produk dan jasa yang
ditawarkan oleh individu
Perusahaan jam tangan cocok menggunakan metode sebagai berikut :
analisa kebutuhan yaitu jangkauan pelayanan dalam penjualan jam tangan tanpa
batas, baik waktu, ruang dan tempat, namun admin juga bertugas untuk
mengelola web tersebut untuk menginput data dan jam tangan secara lengkap,
sehingga pembeli dapat melihat semua jenis jam tangan yang tersedia dan
mendapatkan data yang lengkap tentang barang yang diinginkan. Sisi pembeli
pembuatan web ini memberikan kemudahan dan penghematan dari sisi waktu,
biaya dan tenaga. Para pembeli tidak perlu mengeluarkan banyak usaha
dibandingkan jika harus pergi ke tempat jam tangan, cukup dengan membuka
web melalui gadget yang dimiliki.

6
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan Model E-business Pada Perusahaan Swatch Group dan Casio
Swatch Group Ltd. merupakan perusahaan yang menghasilkan berbagai macam
produk elektronik. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1983. Swatch Group sangat
berjaya dalam berbagai hal termasuk produksi jam tangannya karena desain yang
mengikuti perkembangan zaman. Sekarang, banyak perusahaan - perusahaan yang
menggunakan sistem E-Business termasuk Swatch Group. Seperti dalam memasarkan
produksi jam tangannya, pada zaman dahulu sulit untuk mempromosi produksi yang
diluncurkan atau yang akan diluncurkan, tetapi berbeda dengan sekarang Swatch
Group membuat website resminya untuk dapat memberikan informasi serta
memasarkan produksinya dengan mudah.
Dalam sistem E-Business, ada model E-Business yang diterapkan di
perusahaan - perusahaan termasuk Swatch Group dalam menjangkau atau memenuhi
keinginan pasar atau konsumen yaitu B2B (Business to Business). Pada website resmi
Swatch Group dapat dilihat adanya desain serta berbagai koleksi jam tangan yang
sudah lama diproduksi dan yang baru diproduksi. Sebagai pembeli, dapat melihat serta
menyesuaikan dengan selera masing - masing dari website Swatch Group tersebut.
Setelah cocok dan ingin membeli produksi jam tangan dari Swatch Group tersebut
maka website tersebut akan mengarahkan pembeli atau konsumen ke toko yang sudah
terhubung dengan website resmi dari Swatch Group itu sendiri, serta lokasi yang sesuai
dengan konsumen tersebut.
Sama dengan Swatch Group, Casio Computer Co., Ltd juga merupakan
perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk elektronik. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1946. Casio juga menggunakan sistem E-Business untuk
mengembangkan serta memajukan perusahaannya agar lebih dikenal dan memperoleh
keuntungan.

7
Pada website resmi Casio, model E-Business yang diterapkan oleh Casio
Computer.Co sama dengan Swatch Group yaitu B2B (Business to Business). Dapat
dilihat bahwa Casio mengenalkan atau memasarkan produknya dengan adanya
keunggulan produk, bahan atau jenis apa yang digunakan pada jam tangan
tersebut,gambar produk serta keterangan produk, seperti salah satu produksinya yaitu
Baby-G diberi keterangan “tangguh dan keren, perpaduan unik antara fungsi dan
fashion” hal tersebut memberikan nilai lebih bagi konsumen atau pembeli agar dapat
menyesuaikan dengan selera masing-masing. Keunggulan dari Casio ini salah satunya
yaitu memiliki merek serta jenis yang banyak sehingga konsumen banyak yang tertarik
jika ingin membeli. Setelah konsumen atau pembeli, memilih jam tangan yang sesuai
dengan seleranya dan melanjutkannya dengan pembelian, sama dengan Swatch Group.
Dalam website resmi Casio, pembeli atau konsumen akan diarahkan ke toko yang
sudah terhubung dengan website resmi Casio itu sendiri artinya toko tersebut dapat
dipercaya dan sesuai dengan keinginan pembeli atau konsumen serta lokasinya pun
dapat disesuaikan dengan pembeli atau konsumen.

3.2 Pelayanan yang Konsumen Dapatkan dengan Penggunaan Masing-Masing


Model E-Business Pada Web Perusahaan Swatch Group dan Casio
Dalam website masing- masing industri jam tangan yaitu Swatch Group dan Casio
konsumen dapat menyesuaikan seleranya dengan berbagai koleksi produk di setiap
website. Salah satu pelayanan yang didapatkan konsumen yaitu pemberian garansi di
setiap produknya. Dari berbagai review pembeli atau konsumen mengatakan bahwa
pelayanan Casio sangat memuaskan, karena pengirimannya yang sesuai dengan
konsumen, packing yang rapi sehingga jam tangan yang dikirim sampai kepada
konsumen dengan selamat.
Hal yang dapat ditambahkan pada website Casio untuk meningkatkan pelayanan dan
kepuasan para calon konsumennya melalui perdagangan elektronik dari Casio adalah
pada fitur yang mengarahkan konsumen untuk membeli produk melalui store-store
resmi hanya memberikan nama store dan alamat (google maps). Bagi mereka yang

8
memang ingin memberi jam tangan Casio original secara online tanpa perlu
meluangkan waktu dan tenaga untuk keluar rumah, alternatif yang dapat digunakan
adalah menambahkan fitur untuk memberikan data online store atau E-Commerce
resmi yang dapat diakses oleh konsumen. Cara ini selain menguntungkan waktu
konsumen untuk mencari toko yang diinginkan, juga dapat meningkatkan keinginan
konsumen untuk membeli karena kepercayaan terhadap store yang direkomendasikan
di website resmi Casio.
Sedangkan Swatch Group, berbagai konsumen atau pembeli mengatakan bahwa
kualitas yang diberikan sama dengan keterangan yang ada di website resmi Swatch
Group. Keduanya, baik Casio maupun Swatch Group karena memakai model E-
Business yaitu B2B (Business to Business), maka terhubung dengan toko yang telah
bekerja sama dengan perusahaan tersebut dan toko tersebut juga menyediakan layanan
untuk bertanya tentang produk yang akan konsumen beli. Hal tersebut meningkatkan
hubungan yang kuat dan berkelanjutan antar Casio serta Swatch Group dengan toko
yang bersangkutan.
Merek terkenal dengan target pasar kalangan menengah atas membuat produk-
produk yang dihasilkan oleh perusahaan Swatch Group memiliki kualitas tinggi dan
sangat memperhatikan kepuasan serta keamanan produk saat sampai di tangan
pelanggan. Namun, peningkatan kepuasan dan kemudahan bertransaksi melalui
perdagangan elektronik untuk perusahaan Swatch Group dapat dilakukan dengan cara
memperbaiki tampilan website karena pada bagian memperkenalkan nama brand jam
tangan produksi Swatch Group, tulisan yang mengarahkan calon konsumen untuk
melihat website brand tersebut kecil, berwarna abu-abu seperti tulisan lainnya sehingga
sulit untuk mendeteksi bahwa tulisan tersebut mengarahkan calon konsumen ke
website selanjutnya untuk berbelanja. Akan lebih baik jika website lebih menitik point-
kan kalimat-kalimat penting yang akan membantu konsumen untuk mencari produk
yang diinginkan.

9
3.3 Pengaruh yang Didapatkan Dari Penggunaan Model E-Business Bagi
Perusahaan Swatch Group dan Casio
Dari model E-Business yang diterapkan oleh Swatch Group maupun Casio sangat
mempengaruhi perkembangan serta kemajuan dari kedua perusahaan tersebut. Dari
memberikan detail keterangan, gambar, kualitas produk jam tangannya lalu disalurkan
kepada distributor atau toko yang bersangkutan atau sudah menjalin kerja sama sesuai
dengan website Casio maupun Swatch Group.
Selama menjalankan model E-Business tersebut dengan baik maka kedua perusahaan
akan mendapatkan berbagai pengaruh yang baik yaitu mendapatkan keuntungan atau
pendapatan yang lebih besar, hubungan yang dibangun atau terjalin menjadi lebih erat
antara Casio dengan distributornya dan Swatch Group dengan distributornya juga.
Transaksi yang dilakukan juga mendapatkan hasil yang lebih besar. Dengan adanya
pemasukan yang tinggi dan besar, maka kedua perusahaan dapat terus memproduksi
segala produk jam tangan yang lebih bagus dan trendi sesuai dengan keinginan atau
selera konsumen dengan melihat berbagai feedback yang ada.

10
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Di era yang semakin modern, kebutuhan konsumen yang sangat dinamis
membawa setiap perusahaan perlu untuk berinovasi dan berevolusi agar dapat
memenuhi kebutuhan konsumen dan memperluas market share. Secara sederhana,
terdapat 4 model utama E-business, yaitu Business to Consumers (B2C), Business to
Business (B2B), Consumer to Consumer (C2C), dan Consumer to Business (C2B).
Swatch Group dan Casio adalah 2 perusahaan industri jam tangan yang juga
menerapkan E-business untuk meningkatkan kinerja perusahaannya. Pada website
resmi milik Swatch Group tidak memiliki fitur transaksi secara langsung bagi
konsumen. Konsumen yang ingin membeli produk jam tangan dari Swatch Group perlu
melihat produk secara langsung di website setiap brand dan melakukan pembelian di
toko retail maupun distributor resmi dari brand tersebut. Sehingga, Swatch Group
hanya memberikan fitur untuk memperkenalkan produk, melakukan kerja sama
(partnership), menjelaskan organisasi perusahaan, dan mengarahkan konsumen pada
bisnis lain (brand yang diinginkan).
Casio sebagai perusahaan besar yang menghasilkan banyak jenis produk seperti
jam tangan, kalkulator, alat musik, projectors, dan sebagainya. Pada website Casio
menampilkan tiap produk secara detail, fitur, keunggulan, serta bahan yang digunakan
secara lengkap namun tidak memiliki fitur untuk melakukan transaksi jual beli secara
langsung kepada konsumen akhir. Website Casio akan mengarahkan setiap calon
konsumennya untuk datang ke retail, toko resmi, atau bisnis jam tangan milik
perusahaan lainnya yang menjual produk original hasil produksi dari Casio. Dengan
menerapkan model E-business yang tepat sesuai dengan visi misi perusahaan dan
perkembangan zaman yang semakin modern membuat perusahaan mendapatkan
pengaruh positif seperti adanya peningkatan pendapatan, hubungan yang lebih erat
dengan para konsumen, supplier, maupun partner bisnis lainnya.

4.2 Saran
Perusahaan Swatch Group dan Casio perlu terus meningkatkan kemudahan
dan kepuasan konsumen dalam melakukan pembelian produk melalui model E-
business yang digunakan. Model E-business yang tepat dan sesuai dengan keinginan
perusahaan maupun konsumen dapat mempermudah pemasaran dan promosi barang
terutama terus melakukan evaluasi dengan memperhatikan tingkat kunjungan calon
konsumen dengan website, melakukan survey dengan meminta pelanggan menilai
penampilan dan kemudahan dalam mencari maupun membeli produk yang diinginkan
oleh pelanggan. Penilaian ini akan berguna bagi perusahaan untuk terus
memperbaharui penggunaan media internet dengan jalannya perusahaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/166423-ID-pengembangan-model-e-bisnis-di-
indonesia.pdf

https://www.buleipotan.com/2011/10/model-model-e-business-softskill.html

https://www.prestasiglobal.id/sejarah-perkembangan-teknologi/

https://www.kompasiana.com/2011muhamad/5500a19f813311a019fa7a44/model-e-
business-beserta-kekurangan-kelebihannya

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-e-bisnis/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-e-bisnis/

Sairamesh, J. (2004). Disconnected Processes, Mechanisms and Architecture for


Mobile E-Bisnis. Jurnal Association for Computing Machinery (ACM), 9: 651-662.

12
MAKALAH PENGANTAR E-BUSINESS

“Business Models”

Minggu ke- 3

Kelompok 6, KP C

Disusun Oleh :

1. Nathania Stephanie A 130219157


2. Priska Angelica Novelian W 130219138
3. Pradita Kusuma W 130319227
4. Celsabi Priciera G 130319172

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
2020
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni
hasil pekerjaan saya sendiri, tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata
ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarism

Nama Mahasiswa NRP


Nathania Stephanie A 130219157
Priska Angelica Novelian W 130219138
Pradita Kusuma W 130319227
Celsabi Priciera G 130319172

Mata Kuliah : Pengantar E-business


Kelas : Kelas Paralel C
Tanggal : 28 Agustus 2020

Surabaya, 28 Agustus 2020


Tanda tangan

(Nathania Stephanie Adikartiko)


Ketua Kelompok

i
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “E-
business Models” ini dengan baik dan tepat waktu . Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi tugas mingguan mata kuliah Pengantar E-Business tahun ajaran
2020/2021.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para dosen mata kuliah Pengantar
E-Business, serta orang tua yang telah mendukung seluruh proses pembuatan makalah.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun
sehingga kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Demikian,
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Surabaya ,22 Agustus 2020

Tim Penyusun

Kelompok 6 (KP C)

ii
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan 2
1.4 Tujuan Penulisan 2
1.5 Manfaat Penulisan 2

BAB II TELAAH PUSTAKA

2.1 Model E-business 3

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Model E-business yang digunakan oleh perusahaan Timex Group 8
3.2 Model E-business yang digunakan oleh perusahaan Fossil Group 9

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 10
4.2 Saran 10

DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi internet merubah hampir semua kebiasaan masyarakat


dan badan usaha secara drastis. Salah satu yang paling terlihat dampaknya adalah sektor
ekonomi terutama dalam dunia bisnis. Sebelum adanya perkembangan teknologi ini,
masyarakat dan badan usaha lebih suka membeli atau memasarkan barang secara offline
dengan membuka lapak di suatu tempat. Namun, saat ini perkembangan internet telah
membuat dunia baru yang disebut sebagai dunia maya. Di dunia maya, badan usaha
serta masyarakat memiliki hak untuk berinteraksi dengan individu lain atau badan usaha
lain tanpa adanya hambatan.
Perkembangan teknologi internet menuntut badan usaha untuk menyediakan
layanan barang dan jasa dengan cepat sesuai kebutuhan konsumen. Untuk mengatasi hal
tersebut maka munculah kemudahan dalam hal jual beli yang disebut E-business dan E-
commerce atau biasa disebut online business yang saat ini digandrungi masyarakat dan
badan usaha karena kemampuannya dalam menyebarkan informasi ke seluruh dunia
serta mampu menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Setiap perusahaan dalam
membangun bisnis online pasti menerapkan model berbisnis yang berbeda - beda antara
satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya. Makalah ini akan mengidentifikasi
beberapa jenis atau model dari E-business yang diterapkan pada beberapa perusahaan
industri jam tangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan dirumuskan pada
makalah ini adalah:
1. Kedalam jenis atau model E-business apa yang diterapkan pada perusahaan industri
jam tangan Timex Group, dan Fossil Group ini ?

1
1.3 RUANG LINGKUP BAHASAN
Ruang lingkup dalam pembahasan ini adalah :
Mengidentifikasi mengenai jenis atau model E-business apa yang diterapkan pada dua
perusahaan industri jam tangan yakni Timex Group dan Fossil Group.

1.4 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui jenis atau model E-
business apa yang diterapkan pada dua perusahaan industri jam tangan yakni Timex
Group dan Fossil Group.

1.5 MANFAAT
Pembuatan Makalah ini memiliki manfaat :

1. Bagi Penulis : penulis mampu mengetahui jenis atau model E-business apa yang
diterapkan pada dua perusahaan industri jam tangan yakni Timex Group dan Fossil
Group, sebagai pengaplikasian ilmu pengantar E-business yang didapat selama
masa pembelajaran.
2. Bagi pembaca : pembaca dapat mengetahui bagaimana penerapan dari model E-
business yang digunakan oleh perusahaan Timex Group dan Fossil Group.
3. Bagi Badan Usaha : untuk menambah pengetahuan mengenai model-model E-
business yang bisa diterapkan.

2
BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1. Model E-business Menurut E-book E-Business and E-Commerce for Managers
Menurut e-book E-Business and E-Commerce for Managers oleh Deitel, H.M.,
Deitel, P.J., dan Steinbuhler, K., E-business dibagi menjadi beberapa model,
diantaranya:

1. Storefront Model
Storefront model atau model etalase adalah bentuk dasar dari e-commerce
dimana pembeli dan penjual berinteraksi secara langsung. Storefront model
menggabungkan pemrosesan transaksi, keamanan, pembayaran online, dan
penyimpanan informasi untuk memungkinkan pedagang menjual produk mereka secara
online. Untuk melakukan Storefront e-commerce, pedagang perlu mengatur katalog
produk online, menerima pesanan melalui situs web mereka, menerima pembayaran
dengan aman, mengirim barang dagangan ke pelanggan, dan mengelola data pelanggan
(seperti profil pelanggan). Mereka juga harus memasarkan situs mereka kepada calon
pelanggan.
a. Shopping-Cart Technology
Salah satu enabler e-commerce yang paling umum digunakan adalah shopping-
cart atau keranjang belanja. Teknologi pemrosesan pesanan ini memungkinkan
pelanggan untuk mengumpulkan barang yang ingin mereka beli saat mereka berbelanja.
Pendukung shopping-cart adalah katalog produk yang ada di server pedagang dalam
bentuk database. Server pedagang adalah penyimpanan data dan sistem manajemen
yang digunakan oleh pedagang. Database adalah bagian dari server pedagang yang
dirancang untuk menyimpan dan melaporkan informasi dalam jumlah besar. Suatu
database pedagang biasanya akan mencakup spesifikasi produk seperti deskripsi item,
ukuran, ketersediaan, informasi pengiriman, tingkat stok, dan informasi pesanan.
Database juga menyimpan informasi pelanggan seperti nama, alamat, data kartu kredit,
dan pembelian sebelumnya.

3
b. Online Shopping Malls
Online shopping malls atau pusat perbelanjaan online menghadirkan konsumen
dengan berbagai pilihan produk dan layanan. Mereka menawarkan kenyamanan lebih
daripada mencari dan berbelanja di etalase online independen, karena beberapa alasan.
Misalnya, konsumen dapat menemukan produk dari berbagai vendor, dan daripada
melakukan beberapa pembelian terpisah, Mereka dapat menggunakan online shopping
malls untuk membeli item dari banyak toko dalam satu transaksi.

2. Auction Model
Web menawarkan berbagai jenis situs lelang selain situs yang mencari situs
lelang lain untuk menunjukkan harga terendah pada item yang tersedia. Biasanya, situs
lelang bertindak sebagai forum dimana pengguna internet dapat berperan sebagai
penjual atau penawar. Penjual dapat memposting barang yang ingin dijual, harga
minimum yang dibutuhkan untuk menjual barang, dan tenggat waktu untuk menutup
lelang. Beberapa situs memungkinkan untuk menambahkan fitur seperti grafik foto atau
deskripsi kondisi barang. Penawar dapat mencari di situs untuk ketersediaan barang
yang dicari, melihat aktivitas penawaran saat ini dan mengajukan tawaran yang
biasanya dalam kenaikan yang ditentukan. Beberapa situs mengijinkan penawar untuk
mengirimkan harga penawaran maksimum dan sistem otomatis akan terus mengajukan
penawaran.

3. Portal Model
Situs portal memberi pengunjung kesempatan untuk menemukan hampir semua
yang dicari di satu tempat. Situs portal sering menawarkan berita, olahraga dan
informasi cuaca, serta kemampuan untuk mencari di web. Portal menghubungkan
konsumen ke pedagang online, pusat perbelanjaan online, dan situs lelang memberikan
beberapa keuntungan. Portal ini membantu pengguna mengumpulkan informasi tentang
item yang mereka cari dan memungkinkan pengguna untuk menjelajahi etalase yang
dimiliki.

4
4. Dynamic-Pricing Models
Dynamic-pricing models atau model penetapan harga dinamis adalah model e-
business yang menggunakan penetapan harga kreatif. Banyak dari metode ini tidak akan
mungkin tanpa Internet. Beberapa perusahaan memungkinkan pelanggan menyebutkan
harga yang akan calon pembelinya bayarkan. Banyak perusahaan yang sepakat akan
menurunkan harga jika pembelinya membeli produk dalam jumlah besar.
a. Name-Your-Price Model
Model bisnis name-your-price memberdayakan pelanggan dengan
memungkinkan mereka menyatakan harga yang bersedia mereka bayarkan untuk
produk dan layanan. Banyak bisnis yang menawarkan layanan ini telah membentuk
kemitraan dengan para pemimpin dari berbagai industri, seperti perjalanan, pinjaman,
ritel, dll. Para pemimpin industri ini menerima harga yang diinginkan pelanggan dari
bisnis tersebut, yang bertindak sebagai perantara, dan putuskan apakah akan menjual
produk atau layanan yang diinginkan pelanggan. Jika harga pelanggan tidak diterima,
pelanggan dapat menawarkan harga lain. Jika diterima, pelanggan wajib melakukan
pembelian.
b. Comparison-Pricing Model
Comparison-pricing model atau model perbandingan harga memungkinkan
pelanggan untuk mengumpulkan berbagai pedagang dan menemukan produk atau
layanan yang diinginkan dengan harga terendah. Situs ini sering kali menghasilkan
pendapatan dari kemitraan dengan pedagang tertentu. Namun, pelanggan perlu berhati-
hati saat menggunakan layanan ini, karena pelanggan belum tentu mendapatkan harga
terbaik yang tersedia di seluruh web.
c. Demand-Sensitive Pricing Model
Web telah memungkinkan pelanggan untuk menuntut layanan yang lebih baik
dan lebih cepat dengan harga yang lebih murah. Ini juga memberdayakan pembeli untuk
berbelanja dalam kelompok besar untuk mendapatkan diskon. Konsep di balik model
bisnis penetapan harga sensitif permintaan adalah bahwa semakin banyak orang yang
membeli produk dalam satu pembelian, semakin rendah biaya per orang. Menjual
produk secara individual bisa mahal karena vendor harus memberi harga pada suatu

5
produk sehingga menutupi biaya penjualan dan overhead sambil tetap menghasilkan
keuntungan. Ketika pelanggan membeli dalam jumlah besar, biaya ini dibagi di antara
produk dan keuntungan ditingkatkan.
d. Rebates
Rabat dapat membantu menarik pelanggan ke suatu situs perusahaan. Banyak
perusahaan menawarkan “everyday low prices" dan penawaran khusus untuk membuat
pelanggan kembali lagi.

5. B2B E-Commerce and EDI


B2B, singkatan dari "business-to-business", mengacu pada hubungan antara dua
atau lebih perusahaan. Online atau offline, istilah "B2B" dapat diterapkan untuk
hubungan sederhana antara pembeli tunggal dan penjual tunggal, serta sistem distribusi
dan pemenuhan yang kompleks yang menghubungkan ratusan pemasok dan produsen.
Sistem Electronic Data Interchange (EDI) membantu bisnis mengelola rantai pasokan
mereka. Rantai pasokan perusahaan mengacu pada hubungan antara pabrikan peralatan
asli (OEM), pabrikan sekunder, distributor, perusahaan pengiriman, pengecer, dan
konsumen.
Sistem EDI tradisional terdiri dari kombinasi komputer dan peralatan
komunikasi yang memberi kemampuan untuk melakukan transaksi elektronik yang
aman dan andal. EDI tradisional, sebagai lawan dari EDI berbasis Internet,
menggunakan jaringan nilai tambah, atau VAN. VAN adalah jaringan tertutup yang
mencakup semua anggota proses produksi. Setiap pemasok, pabrikan, dan distributor
terhubung ke sistem EDI melalui VAN. Sistem EDI melacak dan mendokumentasikan
akuntansi harian dan data inventaris untuk sebuah bisnis. B2B e-commerce dan
penggunaan situs pertukaran memungkinkan bisnis menjangkau pasar mereka lebih
cepat dan lebih efisien. Dengan mempersingkat waktu tunggu, atau waktu yang
diperlukan untuk menerima produk dari pemasok setelah pesanan dilakukan, bisnis
dapat menurunkan biaya inventaris mereka dan mendapatkan keunggulan kompetitif.
Waktu tunggu yang lama meningkatkan biaya inventaris, meningkatkan tingkat stres
pekerja, dan ketegangan hubungan antara produsen dan pemasok

6
6. Click-and-Mortar Businesses
Perusahaan khusus internet menghadapi beberapa tantangan, terutama bisnis
yang menawarkan layanan B2C. Satu masalah yang dihadapi bisnis khusus Internet
adalah hubungan pelanggan. Meskipun bisnis khusus Internet menawarkan kemudahan
berbelanja di rumah dan sering kali mengurangi biaya bagi konsumen, mereka juga
menghadapi tantangan pengenalan nama dan kepuasan pelanggan. Toko dalam internet
harus mengandalkan gambar layar suatu produk saat membuat keputusan pembelian.
Tekstur, warna dan kualitas yang sebenarnya seringkali sulit ditentukan. Banyak bisnis
click-and-mortar memungkinkan pelanggan membeli produk secara online dan
mengambilnya di toko fisik. Banyak dari perusahaan ini juga mengijinkan pembelian
online dikembalikan di lokasi fisik. Ini menambah kenyamanan bagi pelanggan, tetapi
menambah tingkat kerumitan akuntansi lainnya untuk pedagang.
Ada banyak situasi ketika lebih menguntungkan untuk beroperasi sebagai bisnis
khusus Internet. Misalnya, biaya overhead (biaya operasi, termasuk sewa, utilitas,
penyimpanan dan pajak) dari bisnis yang hanya menggunakan Internet umumnya lebih
rendah. Namun, pemilik e-business juga harus menyadari biaya peralatan komputer dan
mengelola bisnis 24 jam (bisnis yang berfungsi sepanjang waktu setiap hari sepanjang
tahun). Suatu bisnis juga harus mempertimbangkan kemampuan organisasi untuk
berfungsi secara online.

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Model E-business yang digunakan oleh perusahaan Timex


Timex Group adalah brand jam tangan asal Amerika yang ikonik dan memiliki
sejarah yang panjang, dikenal untuk desainnya yang abadi. Didirikan pada tahun 1854,
Timex sendiri telah membangun tradisi menciptakan produk dengan kualitas terbaik,
jam tangan inovatif yang sesuai untuk semua kebutuhan pengguna jam tangan. Timex
dikenal dengan menggabungkan desain Italia dengan teknologi Jerman yang
menghadirkan jam tangan berkualitas tinggi bagi konsumen. Jam tangan Timex telah
menjadi bagian dari hidup konsumen selama lebih dari 160 tahun.
Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan dalam kategori Storefront
Model dimana perusahaan ini menggabungkan pemrosesan transaksi, keamanan,
pembayaran online, dan penyimpanan informasi pelanggan. tak hanya itu perusahaan
Timex Group juga mengatur katalog produk online mereka, dalam website yang mereka
buat, Timex menyediakan laman bagi para calon pembeli untuk melihat jenis produk
dan kategori apa saja yang mereka jual pada website mereka, selain itu Timex juga
menerima pesanan melalui situs web, menerima pembayaran dengan aman, mengirim
barang dagangan ke pelanggan, serta mengelola data pelanggan (seperti profil
pelanggan).
Selain itu Timex Group juga menggunakan model E-business Online shopping
malls dan E-business B2C. Online shopping malls merupakan pusat perbelanjaan
online menghadirkan konsumen dengan berbagai pilihan produk dan layanan. Mereka
menawarkan kenyamanan lebih daripada mencari dan berbelanja di etalase online
independen, karena beberapa alasan. Misalnya, konsumen dapat menemukan produk
dari berbagai vendor, dan daripada melakukan beberapa pembelian terpisah , hal
tersebut terlihat pada halaman utama website Timex Group terdapat beberapa nama
brand lain seperti Guess, Versace, Nautica , dll yang memudahkan pelanggan dalam
memilih brand dan fashion item lainnya dalam satu web. dan B2C yaitu mereka
menjual-belikan produk yang mereka punya langsung kepada pelanggan mereka

8
3.2 Model E-business yang digunakan oleh perusahaan Fossil Group
Fossil Group didirikan pada tahun 1984 oleh Tom Kartsotis yang dulunya
seorang mahasiswa universitas ternama di Texas, perusahaan ini pada tahun 1990
memperkenalkan produk berbahan kulit dengan jam tangan tersebut.
Keinginan menguasai pasar jam tangan saat itu semakin kuat ketika Fossil mulai
mengakuisisi sebuah merek jam tangan asal Swiss yakni Zodiac Watches yang berdiri
pada tahun 1882, dan merek Michele watch pada tahun 2004. Seiring berjalannya
waktu, mereka kembali membuka cabang manufaktur di berbagai negara yang cukup
maju, guna memenuhi kebutuhan pemasaran di berbagai penjuru dunia.

Fossil Group sendiri merupakan perusahaan jam tangan yang memiliki pangsa
pasar yang luas. Untuk dapat terus bertahan sampai saat ini, Fossil juga melakukan
berbagai penyesuaian. Salah satu penyesuaian yang dilakukan oleh keduanya yaitu
dengan menerapkan e-business. Perusahaan Fossil Group dalam membangun E-
businessnya mereka menerapkan beberapa model E-business yang sama dengan Timex
Group yakni Storefront Model, yang dapat diakses melalui website resmi dari
perusahaan jam tangan tersebut, sehingga pelanggan dapat melihat produk, melihat stok
barang yang tersedia dan melakukan pembelian secara real time, langsung pada website.
selain itu Fossil Group juga menggunakan model E-business B2C dimana mereka
menjual-belikan produk yang mereka punya langsung kepada pelanggannya.
Fossil dan Timex melakukan berbagai penyesuaian. Salah satu penyesuaian yang
dilakukan oleh keduanya yaitu dengan menerapkan e-business.
oleh Timex dan Fossil yaitu B2C model, yang berarti pelanggan dari Timex dan Fossil
adalah pengguna akhir dari produk yang dijual.

9
BAB IV

PENUTUP

4.3 KESIMPULAN
Kegiatan e-business yang berfokus pada penggunaan teknologi informasi
serta komunikasi dapat membantu perusahaan untuk memperoleh data secara lebih
efisien dan fleksibel. Adanya e-business juga dapat meningkatkan pangsa pasar dan
memperluas jangkauan dari produk yang dijual secara online.
Perusahaan Fossil dan Timex termasuk pada jenis e-business berupa B2C
dan Storefront Model. Dalam penerapan bisnis yang dilihat dari masing-masing
websitenya, kedua perusahaan tersebut menggunakan storefront model karena model ini
menggabungkan pemrosesan transaksi, keamanan, pembayaran online, dan berisi
informasi tentang katalog produk. Produk online yang mereka jual akan diproses
pengirimannya melalui kurir dan pos.

4.4 SARAN
Untuk fitur-fitur yang disediakan oleh kedua perusahaan tersebut dalam
websitenya sudah cukup lengkap. Namun, ada beberapa fitur yang mungkin kurang
lengkap dan dapat mengurangi ketertarikan pembeli untuk membeli produknya di
website tersebut. Akan tetapi, masih ada beberapa kekurangan dari website tersebut.
Kami memberikan beberapa masukan untuk fitur untuk website dari Timex dan Fossil
agar dapat lebih berkembang untuk kedepannya.
Untuk fitur pembelian dan pembayaran kedua website dari perusahaan jam
tangan ini sudah ditambahkan dalam website, akan tetapi untuk perusahan Timex hanya
menyediakan pembayaran melalui Google Pay, PayPal dan Affirm. Kami memberikan
saran untuk menambahkan beberapa metode pembayaran, contohnya kartu kredit, kartu
debit, atau menambahkan fitur saldo yang dapat digunakan untuk membeli produk di
website tersebut.
Dalam hal melayani konsumen keduanya telah menghadirkan fitur untuk
memberikan pelayanan terbaik dengan melakukan interaksi dengan pembeli, akan tetapi

10
untuk perusahaan Timex hanya melayani dengan menggunakan email saja untuk
melakukan interaksi. Kami menyarankan untuk menambahkan fitur live chat untuk
dapat meningkatkan interaksi dengan pembeli.

11
DAFTAR PUSTAKA

Timex. 2020. (https://www.thewatch.co/brand/timex)

Fossil Group. 2020. (https://www.fossilgroup.com)

Deitel, H. M., Deitel, P. J., & Steinbuhler, K. 2001. E-business and E-commerce
for Managers. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Chaerunnisa. 2019. Penampilan Makin Stylish dan Berkelas! Inilah Cerita di Balik Karya Elegan
Fossil, (Online),
(https://lifepal.co.id/media/fossil-dan-cerita-di-balik-karyanya-yang-tak-leka
ng-waktu/#:~:text=Sejarah%20Jam%20Tangan%20Fossil%20Jam%20tanga
n%20Fossil%20%28Instagram%2F%40fossil%29,saat%20itu%20semakin
%20kuat%20ketika%20Fossil%20mulai%20), diakses pada 23 Agustus 2020.

12
PENGANTAR E-BUSINESS

E-Business Models

Kelompok 7

1. Mochammad Firmansyah Hidayatullah (130319173)


2. Muhammad Rapli Al Munawir (130119065)
3. Bagus Dzulhi Nugrahanto (130319162)

UNIVERSITAS SURABAYA

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

TAHUN 2020-2021
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah terlampir adalah
murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.

Materi ini tida atau belum pernah disajikan sebagai bahan untuk makalah pada mata kuliah
ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

No. Nama Mahasiswa NRP


1. Mochammad Firmansyah Hidayatullah 130319173
2. Muhammad Rapli Al Munawir 130119065
3. Bagus Dzulhi Nugrahanto 130319162

Mata Kuliah : Pengantar E-Business

Kelas Paralel :C

Dosen : Tim Dosen Pengantar E-Business

Surabaya, 20 Agustus 2020

M. Rapli Al Munawir
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.1.1 e-Business atau e-Commerce merupakan suatu proses transaksi jual beli barang atau
jasa dengan menggunakan fasilitas antara lain : internet, ponsel pintar, komputer, dan lain-
lain. E-commerce juga merupakan salah satu bukti berkembangnya sistem transaksi jual
beli yang bermula dari tatap muka kemudian beralih ke dalam jaringan melalui internet
yang menyambungkan antar wilayah hingga antar benua.

Dalam dunia bisnis, usaha dengan tujuan memperkenalkan salah satu produk
kepada para calon konsumen melalui media digital atau yang lebih kita kenal dengan e-
Business atau e-Commerce sudah banyak digunakan oleh para produsen, hingga
konsumen.
Perusahaan jam tangan saat ini mayoritas memiliki layanan e-Commerce berupa
situs yang dibuat oleh departemen multimedia dari perusahaan jam tangan tersebut.
Dengan adanya layanan tersebut, diharapkan calon pembeli selaku konsumen akan lebih
mengenal, dan mengerti mengenai produk jam apakah yang akan di beli dan fitur-fitur apa
saja yang ditawarkan dari produk jam tangan tersebut.

Dengan kecanggihan e-Commerce yang sudah diterapkan oleh perusahaan


sebagaimana yang dimaksud dalam pembuatan makalah ini adalah perusahaan jam tangan,
tidak akan terlewatkan oleh kekurangan atau sisi negatif dari pemakaian fasilitas e-
Commerce ini.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa model E-Business atau E-Commerce yang diimplementasikan ke situs jam tangan
Garmin dan Richard Mille?
1.2.2 Seberapa efektif yang telah di hasilkan oleh kedua perusahaan jam tangan tersebut dalam
menggunakan model E-business atau E-Commerce yang ada pada kedua situs tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Agar mengetahui langkah langkah yang telah dijalankan kedua perusahaan tersebut untuk
dijadikan evaluasi untuk kedepannya dalam mengoptimalisasi model e-Business yang telah
diterapkan pada kedua situs tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Agar menjadi bahan referensi kepada para calon pelaku pengusaha yang akan
menggunakan model e-business dalam penjualan maupun memperkenalkan produk
mereka kepada calon konsumen.
BAB II
Landasan Teori
2.1. Pengertian E-Business
E-Business merupakan penggunaan internet dan teknologi informasi untuk dapat
mendukung E-Commerce, komunikasi perusahaan dan proses bisnis web, dimana
keduanya berada di dalam suatu jaringan perusahaan untuk memfasilitasi pelanggan dan
rekan bisnis. E-Business meliputi E-Commerce, yang mana melibatkan pembelian,
penjualan dan pemasaran, serta service product, service dan informasi pada internet dan
jaringan. E-Business tidak hanya menjual atau membeli barang dan jasa tetapi juga
melayani konsumen, kerjasama dengan berbagai partner bisnis, melakukan E- Learning
dan melakukan transaksi elektronik di dalam sebuah organisasi
2.2. E-Commerce Business

E-Commerce atau biasa disebut juga perdagangan via elektronik adalah


penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik
seperti internet, televisi, www, atau jaringan elektronik lainnya. E- Commerce dapat
melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen
inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

 Kelebihan e-commerce :

1. Melakukan transaksi pembayaran menjadi lebih mudah dengan online.

2. Mempermudah untuk mendapatkan informasi antara konsumen dan produsen.

3. Dapat menjadi peluang bagi orang-orang yang ingin berbisnis karena adanya

teknologi informasi yang canggih.

4. Memperluas jangkauan bagi calon konsumen tanpa membatasi target pasar

 Kekurangan dari e-commerce :

1. Maraknya penipuan online


2. Sumber Daya Manusia nya kurang kompeten dalam bidang melayani konsumen
3. Kurangnya pengetahuan konsumen atas penjualan e-commerce

2.3 Jenis atau tipe e-commerce

1. Costumer to Customer (C2C)

C2C merupakan jenis e-commerce yang melakukan transaksi elektronik barang dan jasa.

Biasanya dilakukan melalui pihak ketiga yang menyediakan platform online untuk melakukan

transaksi tersebut.

2. Customer to Business (C2B)

Pembalikan untuk dari transaksi jual beli atau pertukaran secra tradisional. Biasanya

digunakan dalam proyek dengan dasar multi sumber daya.

3. Customer to Goverment (C2G)

Semua transaksi elekrtonik yang dilakukan oleh pelanggan terhadap administrasi publik.

4. Business to Customer (B2C)

B2C merupakan bisnis pelayanan barang atau jasa yang berhubungan langsung dengan

konsumen tanpa perantara bisnis lainnya.

5. Business to Business (B2B)

Transaksi yang dilakukan melalui elektronik maupun fisik antara bisnis satu ke bisnis

lainnya. B2B penjualan produk atau jasa yang diberikan bisnis tersebut dan hanya

diperuntukkan untuk bussiness lainnya.

6. Business to Goverment (B2G)

Jenis e-commerce ini mencakup semua transaksi yang dilakukan perusahaan terhadap

administrasi publik.
7. Goverment to Customer (G2C)

Semua kegiatan transaksi yang menggunakan elekrtonik yang dilakukan oleh administrasi
publik terhadap pelanggan

8. Goverment to Business (G2B)

Jenis e-commerce ini mencakup semua transaksi yang dilakukan perusahaan terhadap

administrasi publik.

9. Goverment to Goverment (G2G)

Suatu kegiatan bisnis ekspor-impor barang antar negara.

2.4 Istilah dalam Bisnis:


1. Brick in mortar

Kegiatan bisnis yanga hanya dilakukan secara offline

2. Click in mortar

Kegiatan bisnis yang dilakukan secara offline dan online

3. Virtual office

Kegiatan bisnis yang dilakukan secara online saja

4. Personalization

Suatu bisnis yang menyesuaikan halaman web dengan preferensin individu

pengguna.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Richard Mille

Berasal dari Les Breuleux, Swis, brand Richard Mille berdiri pada tahun 1999
dengan Audemars Piguet sebagai salah satu pemegang sahamnya. Audemars Piguet Renaud et
Papi yang merupakan divisi produsen jam tangan mewah Audemars Piguet, memproduksi
sebagian dari complicated movement Richard Mille. Jam tangan pertama mereka adalah RM 001
Tourbillon yang diluncurkan di tahun 2001.

3.2 Garmin
didirikan pada tahun 1989, dan saat ini beroprasi di Schaffhausen, Swiss, dengan kantor
pusat di Amerika Serikat. Garmin pertama kali berkecimpung dalam industri penerbangan dengan
terobosan produk navigasi GPS-nya sejak hampir tiga puluh tahun lalu. Sejak saat itu, jajaran
produk Garmin telah diperluas untuk mencakup industri penerbangan, kelautan, dan otomotif. Saat
ini, Garmin adalah perusahaan terdepan dalam pasar penerbangan, kelautan, otomotif, outdoor,
dan alat kebugaran. Dibangun pada ekosistem produk yang sehat, dan menggabungkan desain
yang menarik dan menginspirasi, berkualitas terbaik, dan super handal ke dalam pengalaman
pengguna yang luar biasa, Garmin bekerja keras untuk menjadi merek nomor satu bagi para
penikmat kehidupan.
Garmin didirikan pada tahun 1989 oleh sarjana kelistrikan pada saat itu, Gary Burrell dan
Min H. Kao. Gary lahir di Kansas, dan merupakan lulusan Rensselaer Polytechnic Institute; Min
lahir di Zhushan, Taiwan, dan meraih gelar doktor dalam bidang teknik kelistrikan di University
of Tennessee.

Keduanya menggarap teknologi penempatan satelit kelas tinggi terdahulu saat bekerja di
bawah mantan bos mereka dalam proyek untuk Departemen Pertahanan AS.

Cita-cita mereka adalah untuk "mempopulerkan GPS dan mengubah dunia," tapi hal ini
bertentangan dengan mantan bos mereka yang memotong dana R&D. Oleh sebab itu, mereka
memutuskan untuk memulai bisnis mereka sendiri. Perusahaan ini, dan nama Garmin, adalah
gabungan dari kedua nama pendirinya—Gary dan Min.

Garmin mengawali bisnis dengan mengintegrasikan perangkat navigasi kokpit ke desain


all-in-one, yang menjadi sangat populer. Teknologi GPS-nya kemudian pelan-pelan meluas,
hingga akhirnya menjadi produk yang dapat dipakai seperti sekarang, memperluas pasar ke sektor
penerbangan, kelautan, otomotif, outdoor, dan olahraga.

Filosofi bisnis Garmin yang menghargai dasar dan “mengatasi tugas tersulit lebih dulu”
telah membawa perusahaan ini melalui segala macam tantangan selama 30 tahun, dan model bisnis
“integrasi vertikal”

3.3 Model E-Business


Kedua situs perusahaan jam tangan Garmin dan Richard Mille memakai B2B (Business to
Business) dan B2C (Business to Consumer). Hal tersebut dapat dilihat ketika calon pembeli
membuka situs jam tangan tersebut melihat informasi produk yang di perjualkan oleh perusahaan
jam tangan tersebut dengan beberapa gambar dan sedikit informasi yang mendeskripsikan produk
tersbut. Hal ini merupakan salah satu ciri-ciri model Business to Consumer yang di
implementasikan ke kedua situs jam tangan tersbut, dimana perusahaan jam tangan sebagai server
yang akan menerima pembelian atau jasa servis, sedangkan calon pembeli sebagai client dengan
menggunakan layanan internet untuk mengakses, membeli produk di situs tersebut. Kemudian
dalam kedua situs jam tangan tersebut, menggunakan model Business to Business. Hal ini dapat
dilihat dengan adanya kerja sama yang dilakukan oleh pihak kedua sebagai perantara ketika calon
pembeli ingin membeli namun dapat membeli produk tersebut pada situs lain. seperti pada situs
Garmin, yang mana bekerja sama dengan erafone.com, situs beli online tokopedia dan doran
Indonesia, toko penjual jam tangan di pusat perbelanjaan seperti watch studio dan wearinasisa.
Sedangkan pada situs Richard Mille, terlihat bahwa perusahaan jam tangan tersebut
bekerja sama dengan perusahaan di bidang otomotif seperti, Mclaren, Alfa Romeo, Airbus
Corporate Jet dan berbagai artis terkenal dalam promosi produk dan pilihan model yang diproduksi
karena berkolaborasi dengan pihak yang terkait.
3.4 Efektif
Sangat efektif karena sebelumnya perusahaan tersebut belum terlalu banyak diketahui oleh
masyarakat, dan dengan adanya e-commerce masyarakat lebih mengenal produk tersebut dan
tertarik untuk memilikinya.
BAB IV
Penutup

 Kesimpulan
Kelompok kami menyimpulkan bahwa dari kedua perusahaan tersebut sangat
efektif menggunakan model e-business untuk menarik dan mengenalkan produk mereka
ke masyarakat untuk menaikan penjualan, mereka menggunakan system B2B dan B2C
yang dimana jenis atau tipe e-commerce tersebut sangat efektif untuk mendapatkan
keuntungan normal dan kedua perusahaan tidak salah jika memasukkan produknya
kedalam e-commerce. Karena tidak dapat dipungkiri adanya gengsi menyebabkan semua
masyarakat ingin memiliki jam yang bernilai fantastis tersebut, meskipun harganya tidak
masuk diakal, akan tetapi dalam sudut pandang perusahaan melakukan hal ini adalah
suatu pilihan yang sangat baik untuk diambil.
 Saran
Saran dari kelompok kami untuk kedua perusahaan tersebut adalah agar perusahaan
dapat menjual jam nya secara online dan mencantumkan harga tersebut di e-commerce masing
masing perusahaan. Perusahaan lebih meningkatkan pelayan dan sistem di website untuk lebih
memudahkan konsumen membeli dan mendapatkan informasi mengenai harga produk kedua
perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.garmin.co.id/company/about/
https://www.crownwatchblog.id/ulasan-brand/richard-mille
https://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-00005-MN%20Bab2001.pdf
https://www.baktikominfo.id/en/informasi/pengetahuan/awal_mula_internet_serta_perkembanga
nnya-582
https://www.kompasiana.com/empatorangkeren/5500a1eba333119a725116c7/asal-mula-e-
commerce
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-e-bisnis/
MAKALAH MATA KULIAH PENGANTAR E – BUSINESS

E-BUSINESS MODELS

Disusun oleh :

Kelompok 8 ( KP – C )

Putu Bunga Mutiara Melinda / 130219071

Leonard Erwin Susanto / 130219014

Putu Devangga M / 130219115

Ni Luh Putu Tresna Santhi / 130319203

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
2020
STATEMENT OF AUTORSHIP

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/ tugas terlampir adalah
murni dari pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpat
menyebutkan sumbernya.

Materi ini belum pernah disajikan / digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada mata
ajaran lain kecuali kami mengatakan dengan jelas.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan dapat diperbanyak atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi plagiarism.

NAMA KELOMPOK :

1 Putu Bunga Mutiara Melinda / 130219071


2 Leonard Erwin Susanto / 130219014
3 Putu Devangga M / 130219115
4 Ni Luh Putu Tresna Santhi / 130319203

Kelas : KP – C

Surabaya, 27 Agustus 2020

Ketua Kelompok

Putu Bunga Mutiara Melinda


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan internet pada saat ini membentuk suatu dunia baru yaitu dunia maya. Pada
dunia maya, semua pengguna mempunyai hak dan kemampuan untuk berinteraksi dengan
pengguna lain tanpa ada batasan yang menghalangi. Globalisasi yang sempurna membuat
dunia maya dapat berjalan dengan baik sehingga sanggup menghubungkan seluruh
komunitas digital yang ada. Dari segala aspek kehidupan yang terdampak kehadiran internet,
bidang bisnis adalah salah satu bidang yang terdampak dari adanya perkembangan teknologi
informasi dan telekomunikasi. Aktivitas manusia yang tinggi menuntut dunia perdagangan
untuk dapat menyediakan layanan barang maupun jasa dengan cepat sesuai permintaan
konsumen.
Untuk mengatasi hal tersebut, kini hadir transaksi jual beli menggunakan internet yang
dirasa mampu untuk menghubungkan pihak penjual dan pembeli. Transaksi menggunakan
sistem ini dikenal dengan nama e-business dan e-commerces. E-business sendiri dapat
diterjemahkan sebagai kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis
dengan menggunakan sistem informasi komputer, Dalam penerapannya, e-business sendiri
dapat menerapkan beberapa model, seperti business to business (B2B), business to consumer
(B2C) B2G (Business to Government), dan B2E (Business to Education).
Tentunya dalam hal ini, beberapa industri bisnis dari sektor jasa maupun barang
menggunakan atau menerapkan model dari e - business ini. Tidak terkecuali, penerapan
model e - business ini dilakukan atau diterapkan juga pada sektor industri jam tangan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah penerapan model e-business pada perusahaan jam tangan Daniel
Wellington?
1.2.2 Bagaimanakah penerapan model e-business pada perusahaan jam tangan
Wodka?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui penerapan model e-business pada perusahaan jam tangan
Daniel Wellington.

1.3.2 Untuk mengetahui penerapan model e-business pada perusahaan jam tangan
Wodka.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Untuk para pembaca, dapat menambah pengetahuan mengenai materi


Pengantar E – Business mengenai model e-business
1.4.2 Untuk menambah wawasan mengenai penerapan model e-business yang
diterapkan pada perusahaan jam tangan tersebut, dan dapat dijadikan refrensi.
BAB 2

TELAAH PUSTAKA

2.1 Pengertian E-Business Model

E-Business model merupakan suatu cara atau pendekatan yang dilakukan oleh pelaku bisnis
untuk memandu bisnis elektronik melalui sebuah perusahaan atau organisasi yang dapat
bertahan dan menghasilkan perkembangan yang menguntungkan. E-Business model
membuat sebuah perusahaan memiliki bisnis yang menguntungkan di internet.

2.2 Model E-Business

 Business To Business ( B2B )

Merupakan sistem komunikasi bisnis dengan teknologi antara organisasi dengan organisasi
lainya. Contohnya seperti pabrik manufaktur dengan pedagang ecer atau juga grosir dengan
pedagang ecer. Dalam model ini volume transaksi jauh lebih tinggi, dikarenakan banyak
transaksi yang dilakukan yang terdiri dari pembelian baku hingga dipasarkan ke konsumen.
Salah satu contoh produsen AC membuat transaksi B2B seperti membeli mesin,kipas dan
kebutuhan lainya. Dengan memiliki karakteristik seperti :

1. Volume transaksi jauh lebih tinggi


2. Target pasar yang segmented
3. Siklus penjualan yang lebih kompleks

 Business To Consumer ( B2C )

Merupakan sistem komunikasi bisnis antara organisasi dan individu ( konsumen ). Dalam hal
ini organisasi atau pemilik binis melakukan kegiatan bisnis yaitu melayani konsumen dengan
produk atau jasa. Dalam model ini volume transaksi jauh lebih rendah, karena faktor utama
dari B2C adalah kebutuhan yang diperlukan konsumen. Contohnya konsumen membeli
barang di lazada atau tokopedia. Dengan memiliki karakteristik seperti :

1. Volume transaksi jauh lebih rendah dibandingkan B2B


2. Terbuka untuk umum
3. Konsumen berhak untuk memilih sesuai keinginan

 Business To Government ( B2G )

Merupakan sistem komunikasi bisnis antara organisasi dengan pemerintah. B2G sendiri
merupakan turunan dari B2B ( Business To Business ) dan juga sering disebut dengan “
Pemasaran Sektor Publik “ yang mencakup pemasaran produk atau jasa kepada instasi
pemerintah.

• Consumer To Consumer ( C2C )

Merupakan sistem komunikasi dan transaksi bisnis antar konsumen untuk memenuhi
kebutuhan tertentu dan pada periode tertentu, dan dapat langsung bertemu dengan antar
individu. Contohnya adalah konsumen individu dapat menjual barangnya di OLX atau
Tokopedia lalu individu lain dapat membelinya dan berlaku sebaliknya. Dengan memiliki
karakteristik seperti :

1. Bersifat khusus karena hanya dilakukan antar konsumen.


2. Internet dijadikan sebagai media perantara menukar informasi

2.3 Tipe Model E-Business

 Direct To Customer

Merupakan melakukan penjualan melalui hubungan yang terjalin secara langsung antara
perusahaan dengan pelangganya. Contohnya adalah transaksi dengan menggunakan
sistem COD ( Cash On Delivery ).

 Full Service Provider

Adalah menyediakan berbagai fasilitas dan jasa sumber daya yang dibutuhkan oleh
perusahaan lain dalam menjalankan bisnis operasinya.
 Whole Of Enterpise

Adalah menawarkan suatu fasilitas tertentu kepada konsumen yang membuthkan


pelayanan tertentu yang melibatkan banyak perusahaan. Contohnya adalah Jasa
pembuatan Webiste yang banyak digunakan perusahaan.

 Intermediares

Adalah menjadi perantara broker dari berbagai jenis keperluan yang berdasarkan dengan
data, informasi, segment industry dan komunitas.

 Shared Infrastructure

Adalah menawarkan penyewaan terhadap berbagai infrastruktur teknologi informasi,


meliputi data dan aplikasi, software dan lainya.

 Virtual Community

Adalah memanfaatkan komunitas yang terdapat didunia maya untuk dijadikan sebagai
berbagai keperluan, seperti penawaran dan media perantara.

2.4 Penerapan Model E-Business dalam E-Commerce

 Model Periklanan

Dengan semakin berkembang nya jaman dan teknologi, iklan di media online merupakan
salah satu penerapan model E- Business yang banyak dilakukan oleh organisasi atau pemilik
bisnis untuk mempromosikan barang atau jasanya. Faktor pendukungnya adalah banyak
pengguna internet yang tentunya akan banyak melihat dan kemudahan dalam men akses.
Contohnya bisa melalui banner atau iklan di instagram.

 Model Pedagang

Dalam model ini yang dahulu nya perdagangan dilakukan secara offline namun sekarang bisa
berubah menjadi online. Disini pedagang menjual produk atau jasa yang dibutuhkan oleh
konsumen melalui online. Contohnya adalah Gramedia Online Book Store, dan lain –lain.

 Model Perantara
Dalam model ini artinya mempertemukan antara pembeli dan penjual secara bersamaan. Para
penjual menawarkan produk maupun layanan mereka dan pembeli akan membeli produk atau
layanan tersebut. Ini sudah termasuk dalam model e-business B2C ( Business To Customer )
dan C2C ( Customer to Customer )

2.5 Komponen Model E-Business

 Customer Segment
Dalam menjalankan roda bisnis, pertama sebuah perusahaan harus menetapakan siapa
saja yang harus dilayani/pelanggan. Perusahaan dapat menentukan akan melayani satu
atau lebih segmen.
 Value Propotion
Merupakan manfaat yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi kepada segmen
yang ingin dilayani.
 Channels
Merupakan sarana bagi perusahaan atau organisasi untuk menyampaikan produk atau
jasa yang ingin ditawarkan kepada konsumen segmen yang dilayani.
 Revenue Stream
Umumnya perusahaan mendapatkan pendapatan dari pelanggan. Namun banyak
perusahaan bisa mendapatkan pendapatan bukan hanya dari kantong pelanggan.
 Customer Relationship
Cara perusahaan untuk memiliki hubungan ataupun ikatan kepada konsumen agar
konsumen merasa nyaman.
 Key Activities
Merupakan kegiatan utama perusahaan untuk dapat menciptakan nilai dari produk
ataupun jasa yang dihasilkan. Yaitu dapat memecahkan setiap masalah konsumen dan
konsumen dapat merasakan value yang diberikan perusahaan kepada konsumen.
BAB III

PEMBAHASAN

Dengan rumusan masalah yang ada dan didukung dengan telaah pustaka maka
didapatkan pembahasan sebagai berikut.

3.1 Penerapan Model E-Business Pada Daniel Wellington

Daniel Wellington dalam model bisnisnya menggunakan model bisnis B2C atau
Business to Customer dengan tipe Direct To Customer, dimana perusahaan langsung
menjualkan produknya ke costumer tanpa perantara orang ketiga. Hal ini dapat dilihat
dari website Daniel Wellington sendiri yang menyediakan tampilan produk jam yang
dijualnya dengan kategori tertentu, selain itu perusahaan juga sudah mencantumkan
spesifikasi beserta harganya. Fitur lain yang mendukung adalah fitur shopping yang
dapat memudahkan konsumen untuk belanja langsung melalui website. Daniel
Wellington tidak hanya menggunakan website untuk memudahkan pelanggan untuk
berbelanja, mereka juga menggunakan platform media social Instagram untuk
menjangkau dan memudahkan pelanggannya dalam berbelanja. Daniel Wellington
memang terkenal penguasa pasar jam di Instagram karena konten konten yang
diberikan sangat menarik dan juga berbagai promo promo yang diberikannya.
Website dan Instagram Daniel Wellington merupakan gabungan antar penerapan
model periklanan dan perdagangan hal ini ditunjukan dengan DW mengiklankan
produknya melalui Instagram Ads dan juga memperjualkan jamnya melalu platform
yang sama. Segment customer dari Daniel Wellington adalah Generasi Y atau orang
berusia 18 hingga 35 tahun, selain itu sasaran dari mereka juga adalah para mahasiswa
dan pekerja kantor.

3.2 Penerapan Model E-Business Pada WOODKA Watch

Woodka menerapkan model e-business yaitu B2C dengan tipe Direct To Customer,
hal ini dapat dilihat dari website yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Pada
websitenya pelanggan dapat melihat berbagai jenis jam serta harga yang ditampilkan,
selain itu pelanggan juga dapat membeli langsung jam yang diinginkan dengan fitur
add to cart. E-business model dari woodka ini tergolong dalam penerapan model
perdagangan, karena woodka menjual langsung jamnya kepada cutomer melalu
website yang dimilikinya tanpa perantara orang ketiga. Segment customer dari
Woodka ini adalah segala umur dan bidang pekerjaan karena Woodka memberikan
kesan natural dan eco friendly pada jamnya. Selain itu Woodka juga memberikan
nilai-nilai yang terkait dengan keragaman budaya Indonesia, hal tersebut diterapkan
dalam motif motif tali jam dan juga jamnya itu sendiri.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perkembangan Jaman yang semakin pesat tentu memberi pengaruh yang sangat signifikan
terhadap terhadap kegiatan ekonomi. Salah satunya dengan menerapkan model E-
Bussiness. Di jaman sekarang sudah banyak perusahaan yang menggunakan model E-
bussiness dalam kegiatan memasarkan produknya tak terkecuali perusahaan jam tangan
Daniel Wellington dan Woodka.
Pada pembasahan diatas, sudah dijelaskan jika Daniel Wellington dan Woodka
menerapka model E-Bussiness B2C (Bussiness to Consumer) yang artinya perusahaan
langsung menjual produknya kepada konsumen tanpa melalui pihak ketiga. Media
penjualan produk antara Daniel Wellington dan Woodka tidak jauh berbeda, untuk
keduanya sama-sama menggunakan website untuk menjual produknya kepada
pelanggan. Selain itu, Daniel Wellington juga memanfaatkan platform Instagram untuk
menjual produknya.
4.2 Saran
Dalam hal ini, Daniel Wellington dan Woodka sudah mengikuti perkembangan jaman
dengan baik. Selain itu, model E-bussiness yang diterapkan ke perusahaan juga sudah
sesuai dan tepat hanya saja, Daniel Wellington dan Woodka harus konsisten dalam
memberi pelayanan terbaik pada pelanggan dan konsisten terhadap model e-bussiness
yang diterapkan agar mendapat kepuasan dan kepercayaan dari pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA

 Buleipotan.Model-Model E-Bussiness(Soft Skill).


https://www.buleipotan.com/2011/10/model-model-e-business-
softskill.html?m=1.Diakses pada tanggal 25 Agustus 2020
 Durmina Sihombing.2017.Makalah Model E-Bussiness.
https://www.academia.edu/35017928/MAKALAH_MODEL_E_BUSINESS. Diakses
pada 24 Agustus 2020
 Anonymous.Pengertian dan Model-Model E-Bussiness.
http://butuhbelajar.blogspot.com/2010/10/pengertian-dan-model-model-e-
business.html?m=1. Diakses pada 26 Agustus 2020
Makalah Pengantar E-Business
E-Business Models

Disusun Oleh :
Arlette Cherinabiela 130219269
Ferany Asheria E Nenobesi 130119034
Evinka Dindamiatma 130219364
Yosephine Ameylia 130219398

KP C

Fakultas Bisnis dan Ekonomika


Universitas Surabaya
2020
STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah /


tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya / kami semdiri. Tidak
ada pekerjaan orang lain yang saya / kami gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.
Materi ini tidak / belum pernah disajikan / digunakan sebagai bahan untuk
makalah / tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan
dengan jelas bahwa saya / kami menyatakan dengan jelas
menggunakannya.
Saya / kami memahami bahwa tugas yang saya / kami kumpulkan ini
dapat diperbanyak dana tau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi
adanya plagiarisme.”
Kelas : KP C
Anggota :

No Nama NRP

1 Arlette Cherinabiela 130219269

2 Ferany Asheria E Nenobesi 130119034

3 Evinka Dindamiatma 130219364

4 Yosephine Ameylia 130219398

Surabaya, 27 Agustus 2020

Arlette Cherinabiela
Ketua Kelompok
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmat-Nya kami mampu dan dapat menyelesaikan
Makalah Pengantar E-Business minggu ke-3 yaitu tentang E-Business
Models ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah yang telah kami
hasilkan ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar
E-Business.
Makalah ini membahas tentang berbagai macam model dari e-
business serta implementasinya pada industri jam tangan yaitu pada
perusahaan Binda Group dan Aigner. Adapun isi makalah ini disusun
dengan menggunakan referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan
dalam penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu segala kritik dan saran maupun tambahan-tambahan
yang dapat membangun makalah ini untuk kedepannya akan sangat
diterima dan diapresiasi oleh kami. Apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan maka kami memohon maaf sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP .................................................................................... 2


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 3
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 4
BAB I.................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 5
Latar Belakang ................................................................................................................ 5
Rumusan masalah ........................................................................................................... 5
Tujuan Penilitian............................................................................................................. 6
Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 6
BAB II................................................................................................................................. 7
TELAAH PUSTAKA ......................................................................................................... 7
2.1 Macam Model E-Business ........................................................................................ 7
BAB III ............................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 8
3.1 Pengaplikasian e-business models pada perusahaan Binda Group dan Aigner ........ 8
BAB IV ............................................................................................................................... 9
PENUTUP .......................................................................................................................... 9
Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Di era yang semakin maju ini, bukanlah suatu hal yang sulit untuk
membuka atau memulai sebuah bisnis. Jika dulu di zaman yang belum
berkembang teknologinya seperti sekarang banyak orang-orang akan merasa
bimbang untuk membuka sebuah bisnis, dikarenakan di zaman yang belum maju
tersebut banyak orang yang belum paham betul tentang teknologi, sehingga untuk
membuka suatu bisnis, jadi terasa lebih sulit karena selain membutuhkan modal
yang besar, kita juga harus mencari tempat untuk menjual dan mempromosikan
barang dagangan kita. Maka sekarang kita dengan mudahnya dapat menjual
barang dagangan kita melalui e-commerce dan e-business yang tersedia ataupun
dengan menggunakan social media. Dengan adanya e-business ini merubah
industri dan juga pasar menjadi lebih efektif tanpa harus membuang waktu untuk
membeli kebutuhan barang yang akan kita jual dan dari segi konsumenpun
dimudahkan dalam mencari barang yang dibutuhkan tanpa harus melakukan
interaksi secara langsung kepada penjual.

Terdapat banyak manfaat yang diberikan oleh e-business dalam


menjaankan suatu ini bisnis, contohnya seperti yang sudah kita sebutkan diatas,
yaitu para konsumen dimudahkan dalam hal transaksi jual beli. Di dalam e-
business terdapat beberapa macam model yaitu B2B (Business to Business), C2C
(Consumer to Consumer), B2C (Business to Consumers), B2E (Business to
Education), C2B (Consumer to Business), G2B (Government to Business), B2G
(Business to Government), G2G (Government to Government).

Pada bab selanjutnya akan djelaskan secara lebih detail tentang beberapa
model dari e-business.

Rumusan masalah
- Apa saja macam-macam dari model e-business dan pejelasannya?
- Bagaimana pengaplikasian model e-business pada perusahaan binda dan
aigner?
Tujuan Penilitian
 Untuk mengetahui apa saja model-model dari e-business
 Lebih memahami dan mendalami manfaat model e-business dalam
perusahaan
 Penting model e-business pada perusahaan

Manfaat Penelitian
 Memberikan pemahaman lebih kepada perusahaan tentang model e-
business
 Meningkatkan kualitas layanan pada pelanggan
 Media promosi semakin bertambah
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Macam Model E-Business


 C2C. Dimana konsumen menjual produk secara langsung kepada
konsumen lainnya. Biasanya individu mengiklankan produk, jasa,
pengetahuan, maupun keahliannya disalah satu situs lelang atau classified
ads. Contohnya meliputi www.bekas.com dan www.classified2000.com.
 B2B. Adalah suatu kegiatan transaksi jual beli yang terjadi secara tidak
langsung melainkan menggunakan teknologi media elektronik antara
perusahaan yang satu dengan yang lain.
 B2C. Merupakan interaksi dimana terjadinya komunikasi bisnis diantara
pelaku yang menjual produk kepada konsumen lainnya untuk memenuhi
suatu kebutuhan.
 Consumer-to-business (C2B) . Meliputi individu yang menjual produk
atau jasa kepada organisasi, serta individu yang mencari penjual,
berinteraksi dengan penjual tersebut, dan melakukan transaksi.
 Non-business electronic commerce. Terdiri atas institusi non bisnis
seperti lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan,
organisasi sosial, dan instansi pemerintah. Contohnya,
www.bappenas.go.id, www.bps.go.id, www.komnas.go.id,
www.bppt.go.id. Umumnya organisasi non bisnis menggunakan berbagai
tipe e-commerce atau e-business untuk keperluan menekan biaya atau
meningkatkan layanan pelanggan dan operasi.
 Intrabusiness (organizational) electronic commerce meliputi semua
aktivitas internal organisasi yang biasanya dilakukan melalui internet dan
meliputi pertukaran barang, jasa atau informasi.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengaplikasian e-business models pada perusahaan Binda Group dan


Aigner
Penggunaan e-business pada bindagroup belum digunakan secara
maksimal dan semestinya pada web yang disediakan oleh perusahaan ini. Binda
group sendiri tidak menggunakan model-model e-business seperti C2C dan B2B,
tetapi perusahan ini menggunakan model B2C yang merupakan interaksi dimana
terjadinya komunikasi bisnis diantara pelaku yang menjual produk kepada
konsumen lainnya untuk memenuhi suatu kebutuhan.

Penerapan e-business pada aignermunich.com e-business sudah digunakan


dengan maksimal, dikarenakan customer atau konsumen dapat membeli produk
pada web yang telah disediakan oleh pihak Aigner. Bahkan diwebnya pun
terdapat kolom untuk memberikan penilaian terhadap barang yang telah dibeli
oleh konsumen. Untuk model yang digunakan oleh Aignermunich sendiri, mereka
telah mengaplikasikan model B2B yang berarti konsumen dapat membeli produk
dari perusahaan tersebut secara online tanpa harus mendatangi store. Model B2C
juga diaplikasikan perusahaan ini karena B2C berarti konsumen dapat mendatangi
store secara langsung, bisa melihat kualitas barang dan mencari barang yang
dibutuhkan secara langsung.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Bindagroup dan Aignermunich merupakan salah satu contoh produk dari


e-business dan e-commerce. Implementasi yang dapat kita lihat dari web
Bindagroup belum dapat dikatakan maksimal. Karena, perusahan ini hanya
menggunakan model B2C yang merupakan interaksi dimana terjadinya
komunikasi bisnis diantara pelaku yang menjual produk kepada konsumen lainnya
untuk memenuhi suatu kebutuhan. Seharusnya, perusahaan Bindagroup bisa
mencoba beberapa model e-business untuk diaplikasikan lagi. Jika kita lihat pada
perusahaan Aignermunich, penerapan e-business models sudah digunakan
dengan cukup maksimal. Mereka telah mengaplikasikan model B2B serta B2C.
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Parta. 2020. “Pengertian E-Bisnis – Model, Strategi, Pembagian, Tahap,


Sasaran” https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-e-bisnis/#ftoc-heading-3
(Dikunjungi pada tanggal 26 Agustus 2020)

Kompasiana. 2015. “Model e-Business”


https://www.kompasiana.com/casadeperro/55011a0da333115372512db8/model-e-
business (Dikunjungi pada tanggal 26 Agustus 2020)

Salim, Ridwan. 2010. “Model-Model E-Business”


http://ridwansalimdb16.blogspot.com/2010/10/model-model-e-business.html
(Dikunjungi pada tanggal 27 Agustus 2020)
MATA KULIAH PENGANTAR E-BUSINESS
E- BUSINESS MODELS

Disusun oleh :
Kelompok 10 (KP-C)

Tiffani Sherly Tan (Ketua) 130319117


Hangesti Dian Kristi Amara 130319157
SelfiYehofaTamonob 130319154
Joshua Soetomo 130319204

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
TAHUN AJARAN 2020/2021
Statement of Autorship
“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah atau tugas yang terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ad apekerjaan orang lain yang kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini belum pernah disajikan kami gunakan untuk bahan makalah atau tugas pada
matakuliah yang lain kecuali kami memberikan pernyataan dengan jelas bahwa kami
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang telah kami buat ini dapat diperbanyak dan dikomunikasikan
untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Kelaspararel : KP C
Nama-namaAnggota :
NO NamaMahasiswa NRP
1 Tiffani Sherly Tan 130319117
2 Hangesti D.K. Amara 130319157
3 SelfiYehofaTamonob 130319154
4 Joshua Soetomo 130319204

Dosen : Tim DosenPengantar E-Business

Surabaya, 17 Agustus 2020

Tiffani Sherly Tan

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
yang telah diberikan kepada kami selama pembuatan makalah yang berjudul “E-Bussiness
Models” sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik dan tepat
waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan nilai diskusi kelompok mata kuliah
Pengantar E-Business yang diberikan oleh Tim Dosen Fakultas Bisnis Dan Ekonomika.
Dalam penyusunan makalah ini juga kami memperoleh banyak bantuan, bimbingan, serta saran
dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada.
1. Bapak Stefanus Budy Wijaya, S.T., M.Si. selaku penanggung jawab mata kuliah (PJMK)
Pengantar E-Business.
2. Teman-teman dan pihak lain yang terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu
yang telah memberi bantuan, saran, serta dukungan kepada kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca, dan kami
mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca. Penyusun
menyadari bahwa penulisan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penyusun sangat membutuhkan saran dan kritik dari berbagai pihak dari kedepannya lebih
baik lagi.

Surabaya, 17 Agustus 2020

Kelompok 10 (KP-C)

iii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. i
STATEMENT OF AUTORSHIP .................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................................ 2
1.2 RUANG LINGKUP BAHASAN ........................................................ 2
1.3 RUMUSAN MASALAH.................................................................... 2
1.4 TUJUAN PENULISAN ..................................................................... 2
1.5 MANFAAT PENULISAN ................................................................. 2

BAB II TELAAH PUSTAKA .......................................................................... 3


2.1 MACAM-MACAM MODEL E-BUSINESS ...................................... 3

2.2 B2B E-COMMERCE DAN EDI ........................................................ 4


2.3 MODEL BISNIS BRICK AND MORTAR
DAN CLICK AND MORTAR .......................................................... 4
2.4 JENIS-JENIS TRANSAKSI DALAM E-BUSINESS ......................... 4
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................. 5
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 7
4.1. KESIMPULAN ............................................................................. 7
4.2. SARAN ........................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8

iv
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia sudah mengalami banyak perubahan, salah satunya yaitu ditandai dengan
perkembangan internet yang sangat pesat. Perkembangan internet yang semakin pesat saat ini
menyebabkan lahirnya dunia baru yang disebut dengan dunia maya. Dalam dunia maya, orang-
orang mempunyai kelebihan dan hak untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan sesama
tanpa adanya larangan. Salah satu yang terkena dampak dari perkembangan internet yaitu sektor
bisnis. Saat ini telah banyak sektor bisnis bahkan hampir semuanya telah memanfaatkan internet
dalam aktivitas bisnisnya.
Perusahaan harus menyesuaikan kemampuan bisnisnya dengan gaya hidup konsumen,
dimana perusahaan dituntut agar dapat menyiapkan layanan barang atau jasa dengan watu yang
singkat sesuai keinginan konsumen. Saat ini konsumen lebih suka melakukan segala transaksi
melalui daring/online. Untuk mengatasi permasalahan tersebut muncullah transaksi lewat media
antar produsen dan konsumen, transaksi ini dinamai e-business dan e-commerce. Melalui e-
business dan e-commerce, perusahaan memiliki kesempatan dan peluang yang lebih besar untuk
bersaing dengan perusahaan lain. Oleh karena itu, perusahaan harus mengikuti perkembangan
informasi dan teknologi agar mampu bersaing dengan perusahaan lain. Salah satu penerapan
teknologi dalam dunia bisnis yaitu dengan cara membuat website komersial untuk membantu dan
memperkuat suatu brand, marketing, dan penjualan onlline.
Salah satu industri yang sudah berkembang dan mengalami peningkatan yaitu industi jam
tangan. Saat ini jam tangan telah menjadi trend fashion bagi semua kalangan masyarakat mulai
dari anak-anak hingga dewasa. Seiring dengan itu, persaingan di dunia perindustrian jam tangan
tentunya semakin ketat sehingga produsen harus melihat selera konsumen dan loyalitas
konsumen. Serta perusahaan juga harus terus mengembangkan dan mengupdate sistem e-
business dan e-commerce nya agar tidak tertinggal dengan perusahaan lain. Dalam era digital
seperti ini perusahaan harus mampu mengikuti segala perkembangan teknologi yang terjadi
dalam dunia bisnis

1
1.2. Ruang Lingkup Bahasan
Agar penulisan makalah ini menjadi lebih terarah dan mudah untuk dipahami oleh para
pembaca, maka tim penulis membuat batasan pada masalah yang akan dibahas. Tim penulis
membatasi ruang lingkup pembahasan pada makalah ini pada penerapan E-Business dan E-
Commerce pada 2 perusahaan industri jam tangan yaitu Festina group dan Citychamp group.
1.3. Rumusan Masalah
Bagaimana Penerapan model E-Business dan E-Commerce pada website Perusahaan
industri tersebut? (Perusahaan industri jam tangan: Festina group dan Citychamp group).
1.4. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin diperoleh dari penulisan makalah ini antara lain adalah untuk
dapat mengetahui dan memahami bagaimana penerapan model E-Business dan E-Commerce
dalam ke-2 perusahaan industri tersebut (Festina Group dan Citychamp Group).
1.5 Manfaat Penulisan
Beberapa manfaat yang didapatkan dari penulisan makalah ini antara lain:
a. Untuk pembaca, makalah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penulisan
lebih lanjut.
b. Untuk penulis, makalah ini sebagai salah satu syarat untuk nilai tugas kelompok pada
mata kuliah Pengantar E-Business, serta sebagai pengaplikasikan ilmu pengetahuan yang
didapatkan selama pembelajaran mata kuliahcPengantar E-Business di Universitas
Surabaya.

2
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Macam-Macam Model E-Business


2.1.1. Model Storefront
Model storefront merupakan model yang menggabungkan proses transaksi, keamanan,
pembayaran secara online, serta penyimpanan informasi yang memungkinkan para
penjual untuk menjual dagangannya di internet melalui website. Storefront model
memiliki dua teknologi penting yang terkait, yaitu:
2.1.2. Model Auction
Model auction merupakan model yang menggunakan sistem “lelang” dimana barang
akan terjual jika tidak ada pembeli yang menawar lebih tinggi lagi. Pemilik website
akan mengambil komisi dari barang yang terjual. Semua orang yang memasuki website
dapat menjadi penjual maupun pembeli. Pembeli akan mengajukan tawaran harga yang
semakin tinggi kepada penjual untuk membeli barang atau jasa yang telah di posting
dalam website.
2.1.3. Model Portal
Model Portal merupakan model e-business yang menjadi perantara bagi
pengunjungnya dalam mencari barang atau jasa yang diinginkan. Website ini akan
menyambungkan diri dengan website lain yang menjual barang atau jasa yang dicari.

2.1.4. Model Dynamic Pricing


Model dynamic pricing adalah sebuah model strategi yang memungkinkan bisnis untuk
memberikan harga yang fleksibel untuk produk dan layanan yang ada. Model dynamic
pricing terdiri dari enam jenis, antara lain:

3
2.2 B2B E-Commerce dan EDI
B2B E-Commerce adalah transaksi bisnis yang dijalankan melalui internet, ekstranet,
intranet atau jaringan intern perusahaan lainnya. Sedangkan Electronic Data
Interchange (EDI) adalah suatu proses pemindahan data / dokumen bisnis secara
elektronik diantara beberapa mesin didalam suatu organisasi dalam format yang bisa
dikenali di masing-masing mesin tersebut.
2.3 Model Bisnis Brick-and-Mortar dan Click-and-Mortar
Brick-and-Mortar merupakan suatu sistem bisnis dimana konsumen melakukan
transaksi pada toko dengan datang langsung ke tempat tersebut. Sedangkan, Click-and-
Mortar merupakan sistem bisnis dimana konsumen melakukan transaksi melalui
internet kemudian melakukan pengambilan barang dengan cara mendatangi toko
tersebut. Metode click-and-mortar akan lebih populer dan memiliki daerah pemasaran
yang jauh lebih luas daripada metode pure online maupun brick-and-mortar karena
merupakan kombinasi dari kedua metode tersebut.
2.4 Jenis-Jenis Transaksi dalam e-Business
Terdapat beberapa jenis model transaksi dalam e-business, antara lain Business-
to-business (B2B) yang menghubungkan perusahaan dan perusahaan, Business-to-
Consumer (B2C) yang menghubungkan perusahaan dan konsumen untuk transaksi
eceran, Business-to-Business-to-Consumer (B2B2C) yang menggunakan perantara
pada perusahaan lain, Consumer-to-Business (C2B) yang meliputi individu yang
menjual produk barang dan jasanya kepada organisasi, Consumer-to-Consumer (C2C)
yang mempertemukan konsumen dan konsumen untuk bertransaksi jual-beli. Selain
itu, terdapat model hubungan transaksi kepada pemerintah seperti B2G (Business-to-
Government), G2G (Government-to-Government), dan G2B (Government-to-
Business), dan model m-commerce yang mellibatkan transaksi secara nirkabel antar
penjual dan pembeli tanpa menentukan siapa pelakunya. .

4
BAB III

PEMBAHASAN

E- business atau biasanya disebut dengan elektronik business adalah suatu kegiatan
bisnis yang dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung mengenai proses untuk
menukarkan suatu barang atau jasa dengan menggunakan media internet. Kegiatan e- business
dapat dilakukan dalam beberapa model misalnya B2C (Business to Consumer), B2B (Business to
Business), B2G (Business to Goverment), dan B2E (Business to Education). Sistem E-business
yang digunakan pada perusahaan industri jam tangan Citycham Group dan Festina Group yang
akan dianalisis adalah mengenai model B2B (Business to Business).
B2B (Business to Business) merupakan suatu proses penjualan barang atau jasa yang
dilakukan oleh satu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya. Konsep ini memiliki tujuan
agar suatu perusahaan dapat menjadi lebih efisien dan efektif dalam memperoleh suatu laba
selain itu perusahaan juga mempunyai tujuan yang tidak kalah penting yaitu tujuan jangka
panjang demi kelangsungan hidup suatu perusahaan atau dengan kata lain perusahaan dapat
terus berkembang dan dapat dikenal oleh berbagai pelanggan (GO INTERNATIONAL). Dengan
menggunakan model B2B maka perusahaan industri Citychamp Group dan Vestina Group selalu
berusaha untuk membangun sistem yang lebih kuat dengan mitra bisnisnya terutama dengan para
customer baik yang ada di dalam negeri maupun di luar negeri, melalui kualitas produk – produk
yang dikeluarkan sehingga dengan begini nama produk akan dengan mudah dikenal oleh para
konsumen
Kunci keberhasilan dari penerapan model e- business pada Citychamp Group dan Festina
Group adalah prinsip manajemen yang selalu fokus dalam memasarkan dan tentunya dengan
menggunakan teknologi informasi serta inovasi yang selalu mengikuti trend sehingga hal ini
membuat perusahaan tidak hanya sukses dalam kualitas saja namun juga disesuaikan dengan
perkembangan jaman yang ada. Kunci suksesnya yang kedua dari dua perusahaan ini dalam
menerapkan B2B adalah dengan fokus pada excellent service, excellent product, dan perbaikan
terus-menerus dengan begini dapat diminimalisir dari adanya complain terhadap suatu produk.
Dua perusahaan ini juga selalu memberikan kredibilitas yang tinggi dengan cara tekun
meningkatkan kualitas produk yang semakin membuat produk semakin hari semakin terkenal

5
didalam pemasaran. Kedua Perusahaan ini juga mengikuti perkembangan dengan membuat
website yang menyediakan kebutuhan mengenai produk pelanggan terkait tanpa harus adanya
pencarian mengenai katalog atau daftar mengenai suatu produk dengan begini para costumer
dimudahkan dalam hal mencari dan juga menghemat waktu. Situs yang dimaksud dapat
dikunjungi pada laman https://www.swatchgroup.com/en dan https://www.festina.com/en
Dengan penerapan model B2B menjadikan perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien
karena tidak perlu memerlukan biaya atau modal yang besar karena perusahaan tidak perlu
susah payah untuk mencari karyawan yang banyak khususnya di bagian marketing. Hal ini
tentunya dapat mengurangi biaya gaji karyawan, biaya promosi, dan biaya operasional yang lain
dengan begini keuntungan yang akan dihasilkan jauh lebih banyak. Selain itu, Perusahaan juga
memiliki kesempatan yang lebih luas untuk menjaring lebih banyak mitra bisnis dikarenakan
menggunakan media internet jadi siapapun dan kapapun dapat dengan mudah megakses melalui
situs yang telah disediakan tanpa mengenal ruang dan waktu dengan begini pelayanan
transaksipun selalu terus berjalan tanpa adanya gangguan waktu libur atau break dari suatu
perushaan. Selain keuntungan dari B2B kedua perusahaan selalu menjaga nama baik setiap
produk yang dikeluarkan melalui kepercayaan yang dibangun dari para konsumen sehingga
dengan begini perusahaan dapat bersaing secara sehat dengan perusahaan yang lainnya tanpa
harus saling menjatuhkan.

6
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terdapat macam-macam model transaksi yang dapat dipilih oleh seorang pebisnis dalam
menjalankan bisnis berbasis internet. Setiap model e-business memiliki ciri dan karakteristik
yang berbeda-beda serta kekurangan dan kelebihan dari masing-masing. Kesuksesan sebuah
bisnis yang melibatkan e-businesss sangat dipengaruhi juga oleh ketepatan model e-business
yang dipilih oleh perusahaan. Kedua perusahaan industri jam tangan menggunakan model e-
business B2B (Business to business). model e-business ini bertujuan agar kedua perusahaan
tersebut dapat menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan lain baik di dalam negeri atau di
luar. Dampak dari penggunaan model B2B maka kedua perusaahan tersebut berhasil GO
INTERNATIONAL dan dapat bekerja dengan bergbagai perusahaan
Model B2B sangat berperan penting didalam kesuksesan suatu bisnis jika dilakukan dan
ditanganidengan tepat dan benar maka perusahaan tidak hanya dapat menjual banyak produk saja
namun pemasaran akan semakin meluas sehingga produk dapat dikenal oleh berbagai pelanggan
dimana saja. Selain itu dengan inovasi yang tak kalah bagusnya serta akses yang cukup mudah
bagi para customers dan tanpa mengenal batas waktu membuat produk-produk dari sebuah
perusahaan dapat di kenal dan semakin berkembang.

4.2 Saran
Dalam website kedua perusahaan industri jam tangan tersebut yang telah penulis analisis
sudah memilih model e-business yang sangat tepat dalam menjalankan bisnis dari kedua
perusahaan industri jam tangan. Akan tetapi, untuk kedua perusahaan tersebut disarankan agar
lebih mempromosikan berbagai katalog dari perusahaan tersebut agar terus berkembang atau
tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama. Selain pemilihan model e-business yang tepat,
terdapat beberapa hal lain yang mendukung perolehan laba yang menguntungkan bagi
perusahaan tersebut. Contohnya seperti pengawasan dan pengendalian manajemen yang baik,
pengelolahan website yang baik, dan juga perencanaan strategi yang lebih efektif dan efisien.

7
DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Pengantar E-Business, et.al. 2019. Handout Pengantar E-Business. Surabaya:
Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya.
http://www.sumberpengertian.co/pengertian-e-business-menurut-para-ahli-terlengkap
https://pendidikan.co.id/pengertian-e-business-strategi-keuntungan-unsur-dan-contohnya/
https://www.progresstech.co.id/blog/pengertian-e-commerce//
http://www.citychampwatchjewellery.com
https://www.festinagroup.com
https://www.swatchgroup.com/en

8
PENGANTAR E-BUSINESS

“E-BUSINESS MODELS”

KP-C Kelompok 11:

Andrean Cristian Andreas – 130218125

Erick Lulianto – 130319130

Ega Wicaksono – 130219232

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

UNIVERSITAS SURABAYA

2020

1
STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir


adalah murni hasil pekerjaan sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas


pada mata ajaran lain kecuali saya menyatakan dengan jelas bahwa saya
menggunakannya.

Saya memahami bahwa tugas yang saya kumpulkan ini dapat diperbanyak atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama Mahasiswa NRP

Andrean Cristian Andreas 130218125

Erick Lulianto 130319130

Ega Wicaksono 130219232

Mata Ajaran : Pengantar E-Business

Kelas : KP C

Tanggal : Surabaya, 25 Agustus 2020

Surabaya, 25 Agustus 2020

Tanda Tangan,

Ketua Kelompok

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah “E-Business Models” dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca.

Kami menyadari bahwa didalam makalah yang telah kami susun ini masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta
masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih lagi. Akhir kata,
kami berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat.

Surabaya, 25 Agustus 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

Statement of Authorship 2

Kata Pengantar 3

Daftar Isi 4-5

Bab I Pendahuluan 6-8

I.1 Latar Belakang 6

I.2 Rumusan Masalah 7

I.3 Tujuan 7

I.4 Manfaat 7-8

Bab II Landasan Teori 8-10

II.1 Pegertian E-Business 8

II.2 Jenis-jenis E-Business 8-9

II.3 E-Business Models 9-10

Bab II Pembahasan 11-12

III.1 Perusahaan SevenFriday 11

III.2 Perusahaan Alexandre Christie 11-12

Bab IV Penutup 13

IV.1 Kesimpulan 13

IV.2 Saran 13

Bab V Daftar Pusaka 14999

4
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Sebelum memasuki era-digital, orang-orang mengalami kesusahan dalam


membeli dan mendapatkan produk-produk luar negeri. Karena pada masa itu mayoritas
masyarakat melakukan interaksi jarak jauh melalui surat dan harus menunggu hingga
berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Akibatnya target pasar dalam sebuah
usaha hanya mampu mencakup daerah-daerah disekitarnya. Tetapi, berkat dari
pengembangan teknologi saat ini, masyarakat tidak lagi kesusahan dalam mendapatkan
produk yang diinginkan, karena transaksi jual beli bisa dilakukan secara online atau
yang biasanya disebut E-Business.

Penggunaan E-Business semakin mengalami peningkatan di masa pandemi


COVID-19, karena dapat meningkatan peluang bisnis dan mempermudah aktivitas
manusia secara online. Tujuan adanya E-Business bukan hanya sekedar untuk transaksi
bisnis, melainkan bagaimana melayani konsumen, kolega bisnis dan sebagainya.
Sebuah perusahaan harus mampu untuk menerapkan E-Business dengan baik. Oleh
sebab itu, E-Business terdapat berbagai macam model yaitu Storefront models, Auction
models, Portal models, Dynamic-pricing models, B2B e-commerce and EDI, Click and
Mortar business. Dengan adanya model-model tersebut, perusahaan jadi memiliki
pedoman dalam menjalankan E-Business.

Pada makalah ini, penulis akan menganalisa mengenai peranan E-Business


Models bagi perusahaan SevenFriday dan Alexandre Christie, apakah E-Business
Models yang digunakan sudah sesuai serta bagaimana penerapannya. Diharapkan
dengan adanya analisa ini pembaca mendapatkan pengetahuan lebih mengenai E-
Business Models.

5
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka permasalahan-permasalahan yang
dapat penulis rumuskan adalah sebagai berikut:

1. Apa saja peranan E-Business Models bagi perusahaan SevenFriday dan


Alexandre Christie?
2. Apakah E-Business Models yang digunakan oleh perusahaan SevenFriday
dan Alexandre Christie sudah sesuai?
3. Bagaimana penerapan E-Business Models dalam perusahaan SevenFriday
dan Alexandre Christie?

I.3 Tujuan

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan


yang hendak dicapai dalam makalah ini. Tujuan analisa ini adalah:

1. Untuk mengetahui peranan E-Business Models bagi perusahaan SevenFriday


dan Alexandre Christie.
2. Untuk mengetahui E-Business Models yang digunakan oleh perusahaan
SevenFriday dan Alexandre Christie apakah sudah sesuai.
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan E-Business Models dalam
perusahaan SevenFriday dan Alexandre Christie.

I.4 Manfaat

Adapun kegunaan analisa dalam makalah ini adalah:


1. Bagi Pembaca
Agar para pembaca dapat mengetahui E-Business Models yang digunakan oleh
perusahaan SevenFriday dan Alexandre Christie apakah sudah sesuai atau belum dan
bagaimana penerapannya. Selain itu, pembaca bisa mendapatkan pengetahuan mengenai
peranan E-Business Models dalam sebuah perusahaan

2. Bagi Penulis
Untuk mengetahui E-Business Models yang digunakan oleh perusahaan
SevenFriday dan Alexandre Christie, serta bagaimana cara penerapannya yang baik dan

6
benar. Selain itu, penulis mendapatkan banyak referensi mengenai E-Business Models,
dari segi kelemahan dan kelebihan tiap modelnya.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Pegertian E-Business

E-Business merupakan transaksi dan proses yang melibatkan sistem informasi di


bawah kontrol perusahaan. Bertujuan untuk meningkatkan peluang bisnis perusahaan
yang berorientasi pada profit. Melalui E-Business perusahaan dapat langsung
berinteraksi dengan kostumer, pemasok maupun rekan bisnis.

II.2 Jenis-Jenis E-Business

Dalam kegiatan E-Business dikategorikan menjadi 7, yaitu :

1. Business to Business: Perdagangan antar pelaku usaha bisnis. Contohnya, Unilever


adalah salah satu kostumer dari PT. Electronic Data Interchange Indonesia, dan
sebagainya.

2. Business to Consumer: Perdagangan antar pelaku usaha bisnis dengan konsumen.


Contohnya, Apple Store (Menjual produk-produk gadget kepada masyarakat), dan
sebagainya.

3. Consumer to Consumer: Perdagangan antar konsumen yang satu dengan konsumen


yang lain. Contohnya, Tokopedia (Orang-orang bisa memulai usaha berbisnisnya
melalui website yang sudah disediakan), dan sebagainya.

4. Consumer to Business: Perdagangan antar konsumen dengan pelaku bisnis atau


perusahaan. Contohnya, Google Play (dimana para pengembang dapat mengupload
produk-produknya di Google Play. Produk yang telah di upload ke Google Play
kemudian akan ditawarkan oleh Google ke pengguna. Dengan kerjasama ini berarti
pengembang bertindak sebagai consumer dan Google sebagai business yang
menampung produk-produk dari para pengembang.), dan sebagainya.

5. Goverment to Business: Bentuk kerjasama antara pemerintah dengan para pelaku


bisnis. Contohnya, Pendaftaran perusahaan, peraturan pemerintah (Hukum Bisnis), dan
sebagainya.

8
6. Bussiness to Government: Pemasaran produk dan jasa untuk instansi pemerintah.
Contohnya, IBM Center for the Business of Government, dan sebagainya.

7. Government to Governments: Interaksi antar satu pemerintah dengan pemerintah,


dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses-
proses politik, mekanisme hubungan sosial dan budaya, dan lain sebagainya.
Contohnya, Layanan imigrasi, layanan kesehatan, beasiswa), dan sebagainya.

II.3 E-Business Models

Dalam kegiatan E-Business terdapat 4 model, sebagai berikut:

1. Storefront Model

Model yang menjual produk dan jasa secara online, sedangkan pengiriman nya
dilakukan secara tradisional seperti jasa pos dan kurir. Model ini mengombinasikan
berbagai aktivitas seperti transaction processing, security, online payment, dan
information storage. Terdapat dua jenis, yaitu Shopping Cart Technology (proses
pemesanan yang memungkinkan konsumen untuk mengakumulasi daftar item yang
mereka ingin beli) dan Online Shopping Malls (memiliki pilihan produk barang dan jasa
yang luas dan konsumen dapat melakukan pembelian beberapa produk dalam satu
transaksi).

2. Auction Model

Model dimana penjual mengunggah barang yang mereka ingin jual dan
menunggu para pembeli yang tertarik (lelang). Setiap situs mengumpulkan komisi dari
setiap lelang yang sudah berhasil dilaksanakan. Penjual bertindak sebagai forum yang
dapat diakses oleh pengguna internet dan berperan sebagai salah satu penawar.

3. Portal Model

Model yang memberikan pengunjung kesempatan untuk menemukan hampir


semua produk yang mereka cari di satu tempat. Pengguna situs portal dapat
mengumpulkan informasi terkait barang atau jasa dari beberapa situs penyedia dan bisa
juga membandingkan harganya.

9
4. Dynamic-Pricing Model

Model dimana harga barang atau produk yang ada bersifat dinamis atau
berubah-ubah, jenis model ini, yaitu Name-Your-Price Mode (Membuka harga suatu
produk yang bersifat seperti lelang, menjual produk atau jasanya dengan harga yang
ditawarkan pembeli), Comparision-Pricing Model (Konsumen membandingkan suatu
harga produk dalam suatu website dengan website lainnya), Demand-Sensitive Pricing
Model (Konsumen membeli produk dengan harga rendah), Bartering Model (para
pembisnis melakukan pertukaran produk atau bisa disebut barter dengan pembisnis
lainnya), Rebates (Model yang membantu untuk meningkatkan kepuasan dan
keingininan konsumen untuk berkunjung ke website kita), dan Offering Free Products
and Services (Model yang memberikan penawaran berupa sampel gratis akan produk
dan jasa).

10
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Perusahaan SevenFriday

Jenis E-Business Models yang diterapkan oleh perusahaan SevenFriday, yaitu


B2C (Business to Consument). Dimana perusahaan memberikan pelayanan secara
langsung kepada konsumen melalui barang atau jasa. Transaksi penjualan dapat
dilakukan di Intenet dan pemesanan langsung dilakukan oleh konsumen dengan melihat
harga-harga yang sudah tercantum. Fungsi dari E-Business adalah untuk mendukung
bagian dari marketing, produksi, accounting, finance dan human resource management.
Proses transaksi online memegang peranan yang sangat penting pada e-business.
Perusahaan dapat menjalin komunikasi dengan konsumen secara rutin. Dengan
demikian, perusahaan dapat mengetahui keinginan, kebutuhan dan tanggapan dari para
konsumennya.

E-Business models yang digunakan oleh perusahaan SevenFriday sudah sesuai,


terutama pada saat pandemi seperti sekarang ini banyak orang yang melakukan
transaksi atau berbelanja secara online. Sevenfriday.com adalah sebuah website E-
Commerce yang baru didirikan oleh SevenFriday yang menjual jam tangan buatannya
langsung kepada konsumen melalui media Internet. Oleh karena itu Sevenfriday.com
juga termasuk kedalam website E-Commerce B2C.

II.2 Perusahaan Alexandre Christie

Jenis E-Business Models yang diterapkan oleh perusahaan Alexandre Christie,


yaitu B2C. Dimana perusahaan melakukan kegiatan E-Business dalam pelayanan secara
langsung kepada konsumen melalui barang atau jasa. Transaksi penjualan dapat
dilakukan di Intenet dan pemesanan langsung dilakukan oleh konsumen dengan melihat
harga - harga yang sudah tercantum. Peranan dari E-Business adalah untuk mendukung
bagian dari marketing, produksi, accounting, finance dan human resource management.
Proses transaksi online memegang peranan yang sangat penting pada E-Business.
Perusahaan dapat menjalin komunikasi dengan konsumen secara rutin. Dengan

11
demikian, perusahaan dapat mengetahui keinginan, kebutuhan dan tanggapan dari para
konsumennya.

E-Business Models yang digunakan oleh perusahaan Alexandre Christie sudah sesuai,
apalagi pada saat pandemi seperti sekarang ini banyak orang yang melakukan transaksi
atau berbelanja secara online. Alexandrechristie.com adalah sebuah website E-
Commerce yang didirikan oleh Alexandre Christie, dimana para konsumen bisa melihat-
lihat produk yang diperjualkan. Namun, pada website resminya perusahaan tidak
menerapkan sistem jual beli online. Oleh karena itu Alexandrechristie.com juga
termasuk kedalam Website E-Commerce B2C.

12
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Perusahaan Sevenfriday dan Alexander Christie menggunakan jenis E-Business


yang sama yaitu B2C (Business to Consument) yaitu melakukan pelayanan secara
langsung kepada konsumen. Peranan E-Business Models dalam perusahaan Sevenfriday
dan Alexander Christie juga sudah cukup sesuai untuk masa sekarang terlebih lagi pada
pandemi yang sekarang sedang terjadi.

IV.2 Saran

Menurut penulis perusahaan Sevenfriday dan Alexander Christie harus lebih


memperhatikan masalah masalah yang terjadi pada website E-Commerce mereka, untuk
menghindari apabila konsumen akan membeli produk jam tangan di perusahaan lain di
karenakan masalah tersebut.

13
BAB V

DAFTAR PUSAKA

http://penyelesaiantugasku.blogspot.com/2017/07/jenis-jenis-e-business-dan-
contohnya.html

http://stanlysk.blogspot.com/2012/05/e-business-bagian-1-pengantar.html

https://www.sevenfriday.com/

https://www.alexandrechristie.com/index.php

14
TUGAS MAKALAH PENGANTAR E-BUSSINES (C)
E-BUSINESS MODELS

KELOMPOK 12:
Dinar Raisya K./130219324
Zahra Aulia/130219402
Charisa Dewi P. N./130319225
Fatma Aristiana/130319228

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS SURABAYA
2020
STATEMENT OF AUTHORSHIP

“Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir merupakan
murni hasil pekerjaan kami sendiri dan tiada pekerjaan orang lain yang digunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran lain
kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Saya memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Dinar Raisya K. 130219324

Zahra Aulia 130219402

Charisa Dewi P. N. 130319225

Fatma Aristiana 130319228

Mata Ajaran : Pengantar E-Business


Kelas :C
Judul Makalah / Tugas : E-Business Models
Tanggal : 28 Agustus 2020
Dosen (PJMK) : Stefanus Budi Widjaja, S.T., M.Si.

Surabaya, 28 Agustus 2020


Tanda Tangan

Dinar Raisya K.
(Ketua Kelompok)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rakhmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Introduction to e-business and e-
commerce” ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi syarat penilaian
penugasan mingguan mata kuliah Pengantar e-Business tahun ajaran 2020/2021

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini, yaitu Dosen mata kuliah Pengantar E-Business Fakultas Bisnis dan
Ekonomika Universitas Surabaya, maupun berbagai pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah termasuk Penulis buku, artikel, jurnal..

Kami menyadari sepenuhnya atas keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman


dalam penulisan makalah ini, kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan agar
pembuatan makalah kami dapat berkembang menjadi lebih baik lagi di kemudian hari.

Surabaya, 28 Agustus 2020

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

STATEMENT OF AUTHORSHIP i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Definisi E-Business Models
2.2 Tipe E-Business
2.3 Model-model E-Business
2.4 Tipe Perantara E-Business Models

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Penerapan E-Business Models pada Kering Group S. A.
3.2 Penerapan E-Business Models pada Chopard S. A.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan zaman telah menghadirkan sebuah jaringan bernama internet. Seiring
perkembangannya yang pesat, internet pun membawa sebuah inovasi teknologi berupa E-
Business dan E-Commerce. Akibatnya, perusahaan berbasis E-Business dan E-Commerce
banyak berlimpah di berbagai bidang industri. Kegiatan bisnis ini dilakukan melalui E-
Business dan E-Commerce agar perusahaan dapat bersaing dalam lingkup yang lebih besar.
Salah satu sarana strategi yang digunakan perusahaan adalah website. Maraknya penggunaan
website membantu menentukan kategori industri dan model bisnis di web.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana penerapan E-Business Models dalam perusahaan Kering Group dan
Chopard?.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui penerapan E-business Models pada perusahaan yang memproduksi
jam tangan, terutama Kering Group dan Chopard.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bagi penulis: sebagai pengaplikasian materi “E-Business Models” yang didapatkan
selama pembelajaran mata kuliah Pengantar e-business di Universitas Surabaya.
2. Bagi pembaca: sebagai sarana menambah wawasan dan pengetahuan mengenai E-
Business Models pada perusahaan yang memproduksi jam tangan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi E-Business Models
Secara ringkas, E-Business Models adalah sesuatu yang menggambarkan mengenai
bisnis start up itu sendiri dengan tujuan agar dapat membantu perubahan dalam kemajuan
bisnis secara professional. Model bisnis juga menjelaskan tentang bagaimana perusahaan
akan menghasilkan keuntungan yang mengidentifikasi proposisi nilai dari produk juga
layanan inti. Perusahaan menargetkan pelanggan di pasar yang berbeda, seperti pasar online
kompetitif. Model bisnis online menawarkan opsi untuk memperbaiki model bisnis dengan
menambahkan layanan baru ke penawaran mereka dalam peluang baru yang dimungkinkan
oleh Internet.
2.2 Tipe E-Business Models
2.2.1 B2B
B2B (Business to Business) adalah interaksi antara orgaisasi dengan
organisasi(antar organisasi). Dalam model ini, penjual dan pembeli adalah entitas
bisnis(perusahaan). Business to Business menggambarkan kegiatan transaksi
perdagangan antara perusahaan. Dalam model bisnis ini, volume transaksi B2B lebih
tinggi dibandingkan volume transaksi B2C, karena banyak transaksi B2B yang
mencakup bahan baku dan penjualan produk jadi ke konsumen.
2.2.2 B2C
B2C (Business to Consumers) adalah interaksi antara organisasi dan individu.
Business to consumers menggambarkan kegiatan interaksi secara langsung, yaitu
bisnis melayani konsumen dengan produk/jasa. Dalam model ini, bisnis dijual kepada
pelanggan individu Model ini paling umum dan paling tebal dalam pasar bisnis.
Dalam B2C, model bisnis ini relatif sederhana&transaksi lebih kecil, karena
cakupannya yang terbatas.
2.2.3 C2C
C2C melibatkan transaksi antara dua konsumen, yang dikenal sebagai warga
negara untuk warga negara. Contohdari model ini adalah lelang online, di mana
pelanggan atau pengunjung memposting item untuk dijual dan tawaran pelanggan
lainnya untuk membelinya. Namun, pihak ketiga umumnya mengenakan komisi.
2.2.4 C2B
Melibatkan pelanggan yang menjual layanan atau produk mereka ke bisnis. Ini
kira-kira sama dengan kepemilikan perseorangan yang melayani bisnis yang lebih
besar.
2.2.5 Business to Government (B2G)
Dalam model ini, pemerintah dan bisnis menggunakan situs web pusat untuk
melakukan bisnis satu sama lain dengan lebih efisien daripada yang dapat dilakukan
di luar web dan juga merujuk pada pemasaran sector publik, yang berarti layanan
pemasaran dan produk ke berbagai tingkat pemerintahan. Dengan platform ini, bisnis
dapat menawar peluang pemerintah termasuk lelang tender, dan pengajuan aplikasi.
2.3 Model-model E-Business

2.3.1 Storefront Models


Storefront models merupakan salah satu model E-Business yang paling
populer dikalangan pengguna dunia maya. Model ini menjual produk fiksi atau jasa
secara online. Model ini menyediakan tempat perdagangan untuk menjual produk
pada web meliputi online catalog of product, online processing, secure payment,
timely order fulfillment. Sedangkan pengirimannya menggunakan sarana-sarana
seperti kurir, jne, jnt, dan lain-lain. Contoh: amazon, lazada, dlls

2.3.2 Auction models


E-Auction adalah lelang yang memanfaatkan teknologi elektronik sebagai
tempat terjadinya proses lelang. Auction modeels adalah web yang menawarkan
berbagai jenis situs lelang yang mencari situs lelang lainnya untuk menentukan
harga pada item yang tersedia. Situs lelang bertidak sebagai forum yang diberfungsi
sebagai tempat untuk pengguna internet agar bisa berperan baik sebagai penjual
maupun penawar. Contoh : www.auctiontalk.com, eBay.
2.3.3 Portal models
Portal Model adalah salah satu model E-Business yang memberikan
pengunjung kesempatan untuk menemukan hampir semua yang konsumen cari di
satu tempat. Mereka sering menawarkan berita, olahraga, dan informasi cuaca, serta
kemampuan untuk mencari website. Pengguna situs portal dapat mengumpulkan
informasi terkait produk barang atau jasa dari beberapa situs penyedia dan bisa juga
membandingkan harganya. Contoh : google, yahoo, dlls.
2.3.4 Dynamic Pricing Models

Dynamic pricing adalah harga produk dan jasa akan bervariasi untuk satu
produk dan jasa yang sejenis berdasarkan penentuan harga pada kondisi tertentu.
Semakin banyak permintaan maka nilai barang akan semakin tinggi, begitu pun
sebalilknya semakin banyak persediaan barang maka nilai barang akan semakin
rendah.

2.4 Tipe Perantara E-Business Models


2.4.1 Access portal
Terkait dengan ISP atau penyedia layanan seluler yang mempunyai
berbagai macam informasi. Contoh: Sky (www.bskyb.com), Orange
(www.o2.co.uk).
2.4.2 Blog
Terkait dengan konten diperbarui seiring berjalannya waktu. Biasanya
berbasis teks, tetapi dapat mencakup video atau audio yang ingin disampaikan.
Contoh: Wordpress (www.wordpress.com), Blogger (www.blogger.com).
2.3.3 Directory
Terkait dengan daftar detail sebuah situs maupun bisnis dalam kategori.
Contoh: Business.com (www.business.com), Yell (www.yell.com).

2.4.4 Geographical
Terkait dengan sistem informasi khusus yang mengelola data yang
memiliki informasi bereferensi geografis/keruangan. Contoh: craigslist
(www.craigslist.com), Yahoo! country and city versions.
2.4.5 Horizontal or functional portal
Terkait dengan sistem pemrograman yang memiliki beberapa fungsi
layanan, seperti mesin pencari, manajemen informasi pribadi, berita, belanja.
Contoh: Yahoo! (www.yahoo.com), Microsoft MSN (www.msn.com).
2.3.6 Marketplace or auction site
Terkait dengan situs pelelangan dan penjualbelian. Biasanya terdapat
penawar, harga yang ditawar, penjual. Contoh: eBay (www.ebay.com), Amazon
US (www.amazon.com).
2.4.7 Price comparison site or aggregator
Terkait dengan situs yang berisi pembandingan produk atau layanan
dengan kriteria yang berbeda, termasuk harga. Contoh: Kelkoo in Europe&Asia
(www.kelkoo.com).
2.4.8 Search Engine
Terkait dengan pencarian infromasi atau berfokus utama pada
pencarian. Contoh: Google (www.google.com), Naver in S. Korea
(www.naver.com).
2.4.9 Publisher site
Terkait dengan informasi pemberitaan bisnis maupun hiburan untuk
konsumsi public. Contoh: Guardian (www.guardian.co.uk), BBC
(www.bbc.co.uk).
2.4.10 Media type
Terkait dengan situs informasi berupa suara (podcast audio), video
(webcast video) yang disampaikan melalui media streaming atau download file.
Contoh: Audio Podcast (www.odeo.com), Video (www.youtube.com),
Multimedia (www.bbc.com).
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penerapan E-Business Models Dalam Perusahaan Kering Group


Jenis E-Business yang dapat ditemukan pada perusahaan Kering Group adalah
business to consumers (B2C), business to business (B2B). sementara model E-Business
yang digunakan adalah storefront model dikarenakan pada kering group menggunakan
toko pada dunia maya yang menjual barang atau jasa yang ditawarkan oleh toko tersebut
(www.kering.com). Model lain yang digunakan adalah auction model dikarenakan
kering group biasanya melakukan e-business model ini pada barang mereka yang limited
edition atau barang lama yang peminatnya banyak dan tidak diproduksi lagi saat ini.
Sementara itu model E-Business yang digunakan kering group juga dapat disebut
dengan B2C (business to consumers) dimana banyak peminat dari barang atau jasa yang
ditawarkan oleh kering group digunakan oleh individu itu sendiri. Menggunakan model
E-Business B2B (business to business) yang dimanfaatkan oleh penjual lainnya untuk
menjual barang atau jasa dari kering group yang peminatnya banyak, Seperti mereka
membeli barang atau jasa dari kering group yang limited dan pada saat launching
barangnya sangat mengantri atau sebagainya sehingga beberapa consumers tidak
berminat untuk melakukannya dan rela membayar lebih untuk barang yang
diinginkannya, B2B ini juga dapat dimanfaatkan seperti kering group menggunakan
media social sebagai perantara atau sebagai tempat untuk mempromosikan barang
barangnya seehinggan B2B juga dapat terjadi pada proses ini.

3.2 Penerapan E-Business Models Dalam Perusahaan Chopard


Jenis E-Business pada perusahaan ini memiliki banyak kesamaan dengan
perusahaan sebelumnya. Yaitu dengan menggunakan B2C yang banyak sekali terjadi
yakni consumers membeli untuk digunakan oleh individunya sendiri yaitu consumers itu
sendiri. B2B juga biasanya digunakan untuk menjual produk barang atau jasa yang laku
keras dengan jumlah yang terbatas sehingga banyak yang menjual lagi demi mendapat
keuntungannya sendiri, B2B lainnya juga dapat berupa mensponsorkan atau
mengiklankan barang dari perusahaan chopard pada media-media sosial yang banyak
digunakan oleh pengguna dunia maya sehingga pada saat proses mengiklankannya dapat
terjadi E-Business dengan model B2B. terdapat model E-Business lain yang digunakan
yaitu dengan menggunakan storefront yang banyak digunakan pada dunia maya (toko
dunia maya) yang menjual barang dan jasanya pada toko tersebut
(https://www.chopard.com/intl/). Perusahaan menggunakan auction model untuk barang-
barang tertentu yang dimilikinya dengan jumlah peminat yang sangat banyak yang dapat
kita temui pada situs atau web tertentu seperti eBay, auctiontalk, dan lain lain
sebagainya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
kemajuan e-bussines juga mempengaruhi teknologi informasi memiliki fungsi sebagai
penggerak dari di mungkinkannya model-model bisnis baru.
E-bussines juga merupakan prakter pelaksanaan dan pengelolahan proses bisnis utama
seperti perancangan produk,manufaktur,penjualan dan penyediaan servis melalui penggunaan
teknologi komunikasi.dengan adanya e-bussines kita mempunyai peluang dimana kita bisa
mengembangkan skill atau kemampuan yang kita miliki dengan modal yang kita punya
seperti membuka onlineshop,travel biro perjalanan ke luar negeri dan sebagainya.
Kelebihan E-business:
1.Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
2.Menurunkan biaya operasional (operating cost).
3.Melebarkan jangkauan (global reach).
4.Meningkatkan customer loyality., dan sebagainya.
Kekurangan E-Businnes:
1.Pencurian informasi rahasia yang berharga
2.Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat
kesalahan non-teknis seperti aliran listrik tiba-tiba padam atau jaringan yang tidak berfungsi.
MANFAAT B2C:
1. Jangkauan tak terbatas
2. Memangkas biaya tambahan
3. Pelacakan pemasaran mudah

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

2015 - Ebook - Chaffey-Dave - Digital business and E-commerce management_compressed


https://repository.unikom.ac.id/54528/1/Model-model%20E-Business.pdf
2001 - ebook - eBusineess and eCommerce for Managers_compressed
MAKALAH PENGANTAR E-BUSINESS

E-BUSINESS MODELS

KELOMPOK 8

KP C

Anggota Kelompok :

Glory Tandianto / 130116906

Siti Maysarah / 130119013

Daniel Chandra S /130219077

Christian Lucky / 130219350

UNIVERSITAS SURABAYA

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA

SEMESTER GENAP 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ketika kita memasuki era modern baru, proses bisnis berbasis internet telah
mengubah seluruh industri dan pasar, yang menimbulkan dampak besar
pada pelanggan dan bisnis. E-Business dapat di terjemahkan sebagai
kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dan semiotomatis dengan
menggunakan sistem informasi computer. Dalam sehari-hari E-Business
tidak hanya menyangkut perdagangan elektronik saja, sementara E-
Business meliputi segala macam fungsi dan kegiatan bisnis menggunakan
data elektronik, termasuk pemasaran internet. Sebagai bagian dari E-
Business lebih berfokus pada kegiatan transaksi bisnis melalui internet.
Dengan menggunakan sistem manajemen pengetahuan E-Business
mempunyai tujuan untuk menambah pendapatan dari perusahaan. Transaksi
melalui internet lebih dikenal dengan nama e-bisnis dan e-commerce.

B. PERMASALAHAN

Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok kami menentukan


beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah definisi dari E-Business dan E-Commerce?


2. Apakah faktor pendorong dari E-Business?
3. Apa saja contoh dari E-Business?

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Makalah ini dibuat bertujuan untuk Definisi Dari E-Businnes


2. Makalah ini dibuat bertujuan untuk Memahami apa saja itu E-
Businnes Models.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian dari E-businnes

E-business adalah kegiatan bisnis yang dilakukan secara otomatis dengan


memanfaatkan teknologi elektronik seperti komputer dan
internet. Ebusiness memungkinkan suatu perusahaan untuk berhubungan dengan
sistem pemrosesan data internal dan eksternal secara lebih efisien dan fleksibel.

2.2 Apa saja Model Dari E-Businnes

Model-model E-business yaitu :

1. B2C(Business to Consumers) Interaksi yang dimungkinkan oleh


teknologi antara individu dan organisasi. Business to consumers
atau business to costumer menggambarkan kegiatan bisnis melayani
konsumen dengan produk atau jasa. Misalkan orang membeli
sepasang sepatu dari pengecer. Transaksi yang mengarah ke sepatu
agar tersedia untuk pembeli, yaitu pembelian kulit, tali, karet, dll
serta penjualan sepatu dari pembuat sepatu ke pengecer akan
dianggap transaksi B2C.

Karakteristik B2C:

 Antara organisasi dan perorangan


 Nilai Uang yang di transaksi lebih kecil
 Relatif sederhana.

2. B2B (Business to Business) Interaksi yang dimungkinkan oleh


teknologi antara organisasi dengan organisasi (antar organisasi).
menggambarkan transaksi perdagangan antara perusahaan, seperti
antara manfaktur dan grosir, atau antara grosir dan pengecer.
Volume transaksi B2B jauh lebih tinggi dibandingkan volume
transaksi B2C. Alasan utamanya karena dalam rantai pasokan
(Supply chain) ada banyak transaksi B2B yang mencakup bahan
baku dan penjualan produk jadi ke konsumen. Sebagai contoh,
sebuah produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B seperti
membeli ban, kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk
kendaraan. Transaksi terakhir adalah saat kendaraan jadi yang dijual
kepada konsumen yang merupakan transaksi (B2C) tunggal.
Mempunyai Karakteristik dilakukan Antar Pembeli ,memiliki
hubngan yang berkelanjutan

3. .B2G (Business to Government) Interaksi terjadi antara organisasi


dengan pemerintah. B2G memiliki karakteristik yang sama dengan
B2B sehingga B2G dapat dikelompokkan kedalam B2B. B2G
adalah turunan dari B2B yang sering disebut sebagai public sector
marketing atau pemasaran sektor publik yang mencakup pemasaran
produk dan jasa untuk berbagai tingkat pemerintahan, negara bagian
dan lokal melalui integrated marketing communication atau
komunikasi pemasaran terpadu seperti strategic public relation,
advertising, dan komunikasi berbasis web.

4. .B2E (Business to Education) Interaksi yang terjadi antara


organisasi dengan pendidikan. Sama halnya dengan B2G, B2E juga
memiliki karakteristik yang sama dengan B

5. .C2C (customer To customer): adalah sistem komunikasi serta


transaksi bisnis antar konsumen untuk memenuhi kebutuhan tertentu
pada saat tertentu
Karakteristiknya adalah:

Pada lingkup antar konsumen ke konsumen ini bersifat khusus sebab transaksi yang
dilakukan hanya antar konsumen saja, seperti Lelang Barang.

Internet juga dijadikan sebagai sarana untuk tukar menukar informasi tentang
produk, harga, pelayanan serta kualitasnya.

Konsumen juga dapat membentuk komunitas. Sehingga jika ada ketidakpuasan


antar konsumen pada suatu produk,maka akan bisa dirundingkan dan tersebar luas.

Untuk dapat menangkap dimensi ruang lingkup pengertian e-business, cara yang
sering digunakan adalah menggunakan prinsip 4W, yaitu :
a.What = menjelaskan tentang aktifitas apa saja yang ada dalam e-business
b.Who = menjelaskan siapa saja yang terlibat dalam aktifis e-bussiness
c.Whare = menjelaskan dimana saja aktifitas bisnis dapat dilakukan
d.Why = menjelaskan mengapa para praktisi bisnis diseluruh dunia
sepakat mengimplementasikan e-business.

Kelebihan dan kekurangan dari e-Business apa saja:

1. Kelebihan E-business:
 Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin
lebih menjanjikan dan tidak bisa ditemui di sistem transaksi
tradisional
 Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
 Menurunkan biaya operasional (operating cost).
 Melebarkan jangkauan (global reach).
 Meningkatkan customer loyality.
 Memperpendek waktu produksi.
 Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan).
2. Kekurangan E-Businnes:
 Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguan yang
timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut
kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat
mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
 Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan.
Kesalahan ini bersifat kesalahan non-teknis seperti aliran
listrik tiba-tiba padam atau jaringan yang tidak berfungsi.
 Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena
berbagai macam faktor seperti usaha yang dilakukan dengan
sengaja oleh pihak lain yang berusaha menjatuhkan reputasi
perusahaan tersebut.
 Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak.
Misalkan pembobolan sebuah sistem perbankan oleh hacker,
kemudian memindahkan sejumlah rekening orang lain ke
rekeningnya sendiri.
 Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan
yang dilakukan dengan sengaja, ketidakjujuran, praktek
bisnis yang tidak benar, dan kesalahan faktor manusia atau
kesalahan sistem elektronik.
BAB III

PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM OBJEK

https://world.g-shock.com/asia-mea/en/

website ini adalah salah satu website yang berkategori kategori e-commerce karena
mengiklankan dan menawarkan Beberapa produk dan jasa . dan website ini
berisikan informasi mengenai Penjualan Dan pemasaran dibidang jam tangan.
Didalam Website tersebut Pembeli Akan dihadapkan dengan penawaran
Pemasangan Iklan arloji jam tangan oleh website tersebut. Website ini mempunyai
Model E-Businnes yaitu B2B dan B2C karena Di website ini memiliki kegiatan
bisnis melayani konsumen dan melayani antar Toko yang lain dengan produk atau
jasa. Dari Website ke pembeli

Tahun Berdiri 1983


Aktivitas E-Business 1. ww.sponduu.com melakukan pemasaran Online
melalui website dan media sosial
2.Mempunyai penawaran pemasangan iklan yang
lengkap Dengan Harganya
3.Dapat Berdiskusi mengenai Pemasangan Iklan
Secara online maupun Menghubungi Contact Yang
sudah tersedia di website
Model E-Businnes B2C (business To customers)
Tujuan 1.Memudahkan Konsumen dalam memperbesar
Produk yang di iklankan
2.mencari profit
B2B ( business to business)
1.Memudahkan pasar dunia dalam memperbesar
produk yang di iklankan
2. Mencari Profit.

https://www.expedition-timepiece.com

Expedition adalah pasar online untuk membeli dan menjual produk baru dan bekas.
Transaksi pasar online di pasar B2B. Expedition tersedia di ke pasar internasional
seperti Turki, Singapura, Myanmar, Filipina, dan banyak lainnya. untuk membeli
dan menjual berbagai macam barang. Pendapatan Expedition berasal dari penjual
untuk daftar produk dan komisi penjualan produk. Jam tangan Expedition bisa jadi
pilihan buat semua orang yang menyukai petualangan atau ekspedisi ke tempat-
tempat menantang karena jam tangan Expedition terkenal dengan ketangguhannya.

2.2. Business-to-Business(B2B)

Didalam pasar Business-to-Business (B2B) perusahaan arloji jam tangan


Expedition dan G-Shock harus memerhatikan transaksi bisnisnya, meliputi
transaksi IOS (Inter Organizational System) dan transaksi pasar elektronik
(electronic market transactions) antar organisasi. Tipe-tipe IOS antara lain
berupa EDI, extranets, electronic funds transfer, electronic forms, integrated
messaging, shared databases, dan supply chain management. Hingga saat ini
tipe B2B adalah yang paling dominan dalam praktek e-business.

2.4. Business-to-Customer(B2C)
adalah sistem komunikasi serta transaksi bisnis antar konsumen untuk
memenuhi kebutuhan tertentu pada saat tertentu, didalam perusahaan alroji
jam tangan G-Shock dan Expedition harus mempunyai karakteristik dari
B2C sendiri
Karakteristik B2C :
1. Pada lingkup konsumen ke konsumen bersifat khusus karena transaksi
yang dilakukan hanya antar konsumen saja, seperti Lelang Barang.
2. Internet dijadikan sebagai sarana tukar menukar informasi tentang
produk, harga, kualitas dan pelayanannya.
3. Bisnis dari Konsumen juga membentuk komunitas pengguna atau
penggemar suatu produk. Sehingga jika ada ketidak puasan suatu
produk, maka akan segera tersebar luas melalui komunitas tersebut.
BAB IV
PENUTUP

A. KONKLUSI

Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang sudah kelompok kami


paparkan di bab I dan II, kami menyimpulkan : Bberapa Model E business Yang
penulis Bisa memudahkan Para pembaca dalam menentukan e-businnes model apa
yang di gunakan dengan menngambarkan dan mematakan rancangan bisnis kita
pada salah satu e-businnes model

B. REKOMENDASI

1. Untuk pembisnis

Saya menyarankan Agar Perusahaan Perusahaan Yang ada di Indonesia Untuk


Terus mengembangkan Usahanya Dalam Hal Online Agar bisa mempermudah
Transaksi Yang ada tanpa harus bertatap Muka secara Langsung sebaiknnya Hal
yang baik Digunakan Dlam berbisnis Adalah B2C sehinngga kita bisa langsung
mendapatkan keuntungan dalam berbisnis

2. Untuk Pemerintah Saya menyarankan pemerintah Untuk terus mengembangkan


G2G G2B Dan G2C
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/2011muhamad/5500a19f813311a019fa7a44/model-
e-business-beserta-kekurangan-kelebihannya

ttps://www.buleipotan.com/2011/10/model-model-e-business-softskill.html

https://iprice.co.id/expedition/jam-tangan/

http://www.pendidikanku.org/2015/02/pengertian-dan-model-e-bisnis.html
PENERAPAN E-BUSINESS DI
PERUSAHAAN ROLEX GROUP
DAN VICTORYNOX SWISS ARMY

DAVIN JAN SURPRIYANTO 130319151


MERRY CHRISTIN 130319139
RIZALDI SYACHVIAR BACHRIE 130319226
JOSEPH LEONARDO 130219315
LATAR BELAKANG

• Kemajuan zaman telah mempengaruhi berbagai macam aspek, salah satunya munculnya E-Commerce
yang membuat banyak perusahaan membuat situs web yang mudah di akses agar memudahkan
konsumen melihat produk-produk yang di jual di situs tersebut
MODEL-MODEL E-BUSINESS

B2B(Business to Business)
B2C(Business to Consumer)

C2B(Customer to Business)
C2C(Consumer to Consumer)
B2G (Business to Government)

C2G/C2A

B2E (Business to Education


VALUE PREPOSITION DARI ROLEX
VALUE PREPOSITION DARI SWISS ARMY
Revenue Generated Models dari Swiss Army

• Pada tahun 1972, Forschner Butcher Scale Company of New Britain,


Connecticut menjadi distributor eksklusif Victorinox untuk Amerika Serikat.
Pada tahun 1981, perusahaan tersebut go public dan Charles Elsener, presiden
Victorinox, memperoleh persentase yang signifikan dari sahamnya. Pada tahun
1983, namanya diubah menjadi Forschner Group, Inc. Pada 1980-an, Forschner
mendaftarkan nama Swiss Army sebagai merek dagang di AS. Pada tahun 1992,
Precise Imports Corp., A.S. dan importir pisau Wenger Kanada, menggugat dan
Forschner mempertahankan hak untuk menggunakan merek dagang pada
kompas, arloji, dan kacamata hitamnya, sementara Precise dapat
menggunakannya dalam memasarkan barang non-pisau lainnya. Pada
pertengahan 1990-an, Forschner berganti nama menjadi Swiss Army Brands,
Inc. (SABI).
REVENUE GENERATED MODELS DARI ROLEX

• Pada awal tahun 1950-an, Rolex mengembangkan jam tangan profesional yang
bertindak sebagai alat bantu dan fungsinya tidak lagi hanya sebagai penunjuk waktu.
Jam tangan jenis ini diperuntukkan bagi aktivitas profesional seperti penyelaman laut
dalam, penerbangan, pendakian gunung serta eksplorasi ilmiah. Jam-jam tangan ini
menghasilkan daya tarik yang kuat dan kemudian membuatnya dikenal sebagai jam-
jam tangan orang-orang yang berprestasi. Tidak hanya digunakan untuk penyelaman
laut,penerbangan,pendakian gunung serata eksplorasi ilmiah jam tangan juga
dikhususkan untuk para pemimpin perusahaan maupun pemimpin negara karena jam
tangan rolex juga membuat model jam tangan yang premium sangat cocok untuk para
pemimpin perusahaan maupun pemimpin negara.
SITUS WEB ROLEX
SITUS WEB SWISS ARMY
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai