0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan4 halaman
Kepercayaan masyarakat Indonesia awal berawal dari kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan secara nomaden, namun kemudian mulai menetap di goa dan pantai. Masyarakat meyakini keberadaan roh nenek moyang dan bahwa jiwa tidak mati setelah tubuh meninggal. Berbagai kepercayaan seperti animisme terhadap benda-benda berjiwa dan dinamisme akan kekuatan gaib berkembang didasarkan pengalaman masyar
Kepercayaan masyarakat Indonesia awal berawal dari kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan secara nomaden, namun kemudian mulai menetap di goa dan pantai. Masyarakat meyakini keberadaan roh nenek moyang dan bahwa jiwa tidak mati setelah tubuh meninggal. Berbagai kepercayaan seperti animisme terhadap benda-benda berjiwa dan dinamisme akan kekuatan gaib berkembang didasarkan pengalaman masyar
Kepercayaan masyarakat Indonesia awal berawal dari kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan secara nomaden, namun kemudian mulai menetap di goa dan pantai. Masyarakat meyakini keberadaan roh nenek moyang dan bahwa jiwa tidak mati setelah tubuh meninggal. Berbagai kepercayaan seperti animisme terhadap benda-benda berjiwa dan dinamisme akan kekuatan gaib berkembang didasarkan pengalaman masyar
1.Kepercayaan Terhadap Roh Nenek Moyang Perkembangan sistem kepercayaan pada masyarakat Indonesia berawal dari kehidupan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan. Pada umunya mereka hidup berpindah-pindah. Namun, dalam perkembangannya mereka mulai menetap, menetap di goa-goa yang di tepi pantai atau di pedalaman. Orang mulai memiliki pandangan bahwa hidup tidak berhenti setelah orang meninggal. Orang yang meninggal dianggap pergi ke suatu tempat yang lebih baik. Inti kepercayaan terhadap roh nenek moyang terus berkembang dari zaman-zaman. 2. Kepercayaan Bersifat Animisme Animisme merupakan kepercayaan masyarakat terhadap benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Awal munculnya kepercayaan ini didasari dari berbagai pengalaman masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu muncul kepercayaan terhadap benda-benda pusaka yang dipandang memiliki roh yang dianggap dapat memberi petunjuk tentang berbagai hal yangberkembang dalam masyarakat. Contohnya sebilah keris yang dianggap pusaka. Kepercayaan seperti ini masih berkembang hingga sekarang. 3. Kepercayaan Bersifat Dinamisme Dinamisme adalah kepercayaan bahwa setiap benda memilki kekuatan gaib. Contohnya batu cincin dipandang mempuyai kekuatan untuk melemahkan lawan. 4. Kepercayaan Bersifat Monoisme Monoisme adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kepercayaan ini muncul berdasarkan pengalaman-pengalaman dari masyarakat.