Anda di halaman 1dari 12

WOC

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS


PADA KLIEN ILEUS OBSTRUKTIF DISERTAI VOMITUS PROFUS

Disusun Oleh :
Devi Ismawati
071202053

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021
PATOFISIOLOGI PENGERTIAN PENATALAKSANAAN (mencegah perforasi).
Secara normal 7-8 cairan kaya Ileus atau 1. Persiapan,Pipa lambung harus dipasang untuk mengurangi ETIOLOGI
elektrolit disekresi oleh usus dan obstruksi usus adalah muntah, mencegah aspirasi dan mengurangi distensi 1. Hernia inkarserata : Hernia
kebanyakan direabsorbsi, bila usus suatu gangguan (apapun abdomen (dekompresi).. Pada obstruksiparsial atau inkarserata timbul karena usus
tersumbat, cairan ini sebagian tertahan penyebabnya) aliran karsinomatosis abdomen dengan pemantauan dan yang masuk ke dalam kantung
dalam usus dan sebagian dieliminasi normal isi usus konservatif(Nurarif& Kusuma, 2015). hernia terjepit oleh cincin hernia
melalui muntah, yang menyebabkan sepanjang saluran isi 2. Operasi, dapat dilakukan bila sudah tercapai rehidrasi dan sehingga timbul gejala obstruksi
pengurangan besar volume darah usus. Obstruksi usus organ-organvital berfungsi secara memuaskan.. Tindakan (penyempitan)dan strangulasi
sirkulasi. Mengakibatkan hipotensi, dapat akut dengan bedah dilakukan bila :-Strangulasi-Obstruksi lengkap- usus (sumbatan usus
syok hipovolemik dan penurunan kronik, partial atau Hernia inkarserata-Tidak ada perbaikan dengan menyebabkan terhentinya aliran
aliran darah ginjal dan serebral. total.Intestinal pengobatankonservatif (dengan pemasangan NGT, darah ke usus
Pada awitan obstruksi, cairan obstruction terjadi infus,oksigen dan kateter)(Nurarif& Kusuma, 2015). 2. Non hernia inkarserata, antara
dan udara terkumpul pada bagian ketika isi usus tidak 3. Pasca Bedah,terjadinya gagal ginjal dan harus lain :
proksimal sisi yang bermasalah, dapat melewati saluran memberikankalori yang cukup.Perlu diingat bahwa pasca a. Adhesi atau perlekatan
menyebabkan distensi. Manifestasi gastrointestinal(Nurarif bedah usus pasien masih dalamkeadaan paralitik(Nurarif& usus, disebabkan oleh
terjadinya lebih cepat dan lebih tegas & Kusuma, 2015). Kusuma, 2015). riwayat operasi
pada blok usus halus karena usus intraabdominal
halus lebih sempit dan secara normal sebelumnya atau proses
lebih aktif, volume besar sekresi dari inflamasi
usus halus menambah distensi, sekresi ILEUS intraabdominal.
OBSTRUKTIF b. Invaginasi
KOMPLIKASI (intususepsi), sering
1. Peritonitis septicemia ,terjadi ditemukan pada anak
MANIFESTASI KLINIK peradangan pada selaput rongga dan agak jarang pada
1. Mekanik sederhana – usus halus atas perut (peritonium) orang muda dan
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan 2. Syok hypovolemia terjadi abikat dewasa,
sampai ke atas, distensi, muntah, KLASIFIKASI terjadi dehidrasi dan kekurangan c. Askariasis, Cacing
peningkatan bising usus, nyeri tekan 1. Menurut sifat sumbatannya volume cairan. askaris hidup di usus
abdomen. a) Obstruksi biasa (simple obstruction), 3. Perforasiusus , kondisi yang halus bagian yeyunum,
2. Mekanik sederhana – usus halus bawah b) Obstruksi strangulasi, ditandai dengan terbentuknya suatu biasanya jumlahnya
Kolik (kram) signifikan midabdomen, 2. Menurut letak sumbatannya lubang usus yang menyebabkan puluhan hingga ratusan
distensi berat, bising usus meningkat, nyeri a) Obstruksi tinggi, bila mengenai usus kebocoran isi usus ke dalam rongga ekor
tekan abdomen. halus perut. Kebocoran ini dapat d. Volvulus, Merupakan
3. Mekanik sederhana – kolon b) Obstruksi rendah, bila mengenai usus menyebabkan peritonitis suatu keadaan di mana
Kram (abdomen tengah sampai bawah), besar (Pasaribu, 2012). 4. Nekrosisusus adalah adanya terjadi pemuntiran usus
distensi yang muncul terakhir, kemudian 3. Menurut etiologinya kematian jaringan pada usus yang abnormal dari
terjadi muntah (fekulen), peningkatan Menurut etiologinya, maka ileus obstruktif 5. Sepsis adalah infeksi berat di dalam segmen usus sepanjang
bising usus, nyeri tekan abdomen. dibagi menjadi 3: darah karena adanya bakteri. aksis usus sendiri,
4. Obstruksi mekanik parsial a) Lesi ekstrinsik (ekstraluminal) 6. Abses adalah kondisi medis dimana e. Tumor, Tumor usus
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus b) Lesi intrinsik terkumpulnya nanah didaerah anus halus agak jarang
pada penyakit Crohn. Gejalanya kram c) Obstruksi menutup (intaluminal) oleh bakteri atau kelenjar yang menyebabkan obstruksi
nyeri abdomen, distensi ringan. 4. Menurut stadiumnya tersumbat pada anus. Usus, kecuali jika ia
5. Strangulasi a) Obstruksi sebagian (partial 7. Sindrom usus pendek dengan menimbulkan
Gejala berkembang dengan cepat: nyeri obstruction) : malabsorpsi dan malnutrisi , tubuh invaginasi
hebat, terus menerus dan terlokalisir, b) Obstruksi sederhana (simple obstruction sudah tidak bisa mengabsorpsi f. Batu empedu yang
distensi sedang, muntah persisten, c) Obstruksi strangulasi (strangulated nutrisi karena pembedahan. masuk ke ileus.
biasanya bising usus menurun dan nyeri obstruction) 8. Gangguan elektrolit ; terjadi karena
tekan terlokalisir hebat. hipovolemik
Lanjutan ileus Fomitus Konsep Asuhan Keperawatan

b. Pemeriksaan
1) Aktivitas/istirahat
Pengkajian Emergency :
Gejala :Kelelahan dan ngantuk.
2. Primery Survey
Tanda :Kesulitan ambulasi
a. Circulation
2) Sirkulasi
biasanya tida ada masalah di sirkulasi
Gejala :Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok)
b. Airway
3) Eliminasi
- look : ada pengembangan dada
Gejala :Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasidan
- listen : tidak ada suara nafas tambahan
Flatus
- feel : terdapat hembusan udara saat pasien ekspirasi .
Tanda :Perubahan warna urine dan feces
4) Makanan/cairan
c. Breathing
Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
1) Disability
Tanda :muntah berwarna hitam dan fekal. Membran
2) Penurunan kesadaran.
mukosa pecah - pecah.Kulit buruk.
3) Penurunan refleks.
5) Nyeri/Kenyamanan
d. Eksposure  
Gejala :Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan
1) Nyeri perut yang sangat hebat bersifat kolik.
Tanda :Distensi abdomen dan nyeri tekan
6) Pernapasan
3. Secondary Survey.
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
a. pengkajian
Tanda : Napas pendek dan dangkal
2) Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku dan gaya hidup.
1. Tersier
3) Riwayat kesehatan
a. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah
 Keluhan utama . 
merah) : meningkat akibat dehidrasi
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
b. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit,
Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada
ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah.
abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas,
c. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen
abdomen tegang dan kaku.
- Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis,
 Riwayat kesehatan sekarang
bayangan valvula connives melintasi seluruh lebar usus)
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari
atau obstruksi besar (distribusi perifer/bayangan haustra
pertolongan,
tidak terlihat di seluruh lebar usus)
 Riwayat kesehatan masa lalu
- Mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama,
d. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan
riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-
suspensi barium sulfat sebagai media kontras pada usus
obatan.
besar) : untuk melihat tempat dan penyebab.
 Riwayat kesehatan keluarga
e. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab,
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama
sigmoidoskopi untuk menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu,
dengan klien.
2012).
Hernia inkarserata, adhesi, intususepsi, askariasis, volvulus, tumor, batu empedu

ILEUS OBSTRUKTIF

Akumulasi gas dan cairan intra lumen disebelah paroksimal dari letak obstruktif

Distensi abdomen Gelombang peristaltic berbalik arah, isi usus Kerja usus melemah Klien rawat
terdorong ke lambung kemudian mulut inap

Gangguan
Poliferasi bakteri Tekanan peristaltic usus Reaksi
cepat intralumen ↑ Asam lambung hospitalisasi

Kimus sulit
pelepasan bakteri Tekanan vena & dicerna usus cemas
dan toksin dari usus arteri ↓ Mual muntah mual
yang infark ansietas
Kehilangan cairan Sulit BAB
Iskemia menuju ruang dehidrasi
bakteri melepas
dinding usus peritonium
endotoksin, konstipasi
Intake cairan ↓
melepaskan Metabolism Pelepasan bakteri &
zat pirogen anaerob toksin dr usus yg Cairan intrasel ↓
nekrotik ke dlm
Merangsang peritonium
Impuls Resiko syok
pengeluaran (hipovolemia)
hipotalamus mediator kimia Resiko infeksi
bagian
termoregulator
melalui ductus Merangsang reseptor nyeri Saraf simpatis terangsang utk
Merangsang susunan
thoracicus mengaktivasi RAS REM ↓ Pasien terjaga
saraf otonom,
mengaktivasi mengaktifkan kerja organ
Suhu tubuh ↑ Nyeri akut norepinephrine tubuh Gangguan
pola tidur

hipertermi
Nausea Manajemen Mual (I.03117)

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola perasaan tidak enak pada bagian


tengorok atau lambung yang dapat menyebabkan muntah

Kontrol mual/muntah (L.10099) Tindakan :

Definisi : kemampuan utuk mengendalikan atau mengurangi Observasi :

perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan - Identifikasi pengalam mual

atau lambung yang dapat menyebabkan muntah - Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan

Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan mual dapat - Identifiksi dampak mua terhadap ualitas hidup

teratasi dengan kriteria hasil : - Identifikasi faktor penyebab mual

1. Kemapuan mengenali gejala dari skala 2 ditingatken ke - Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual

4 - Monitor mual

2. Kemampuan mengenali penyebab atau pemicu dari skala - Monitor asupan utrisi dan kalori

2 di tingatkan ke skala 4 Terapeutik

3. Kemampuan melakukan tindkan untuk mengontrol - Kendaikan faktor ingkungan penyebab mual

mual/muntah dari skalla 3 ditigkatkan ke skala 4 - Kurangi dan hindarkan faktor penyebab mual

4. Melaporkan mual terkontrol skala 3 ditigkatkan ke skala - Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak

4 berwarna

5. Menghindari faktor penyebab atau pemicu dari skala 2 Edukasi

ditingkatkan ke skala 3 - Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup

6. Penggunaan obat antiemetik dari skala 2 meningkat ke - Anjurkan sering membersihakan mulut ajarkan teknik nonfarmakologi
untukmengurangi mual
skala 4
Kolaborasi
Ansietas

Terapi Relaksasi (I.09326)


Tingkat ansietas (L,09093) Definisi :menggunakan teknik peregangan
untuk mengurangi tanda dan gejala ketidak
Definisi : kondisi emosi dan
nyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, atau
pengalaman subyektif terhadap
kecemasan
objek yang tidak jelas dan spesifik
akibat anstisipasi bahaya yang Tindakan :
memumngkinkan individu
melakukan tindakanuntuk Onservasi
menghadapi ancaman
- Identifikasi penurunan tingkat energi,
Setelah dilakukan tindakan ketidak mampuan berkonsentrasi, atau
keperawatan selama 2 x 24 jam gejala lain yang mengganggu
diharapkan : kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang
1. Verbalisasi khawatir akibat pernah digunakan
kondisi yang dihadapi - Identifikasi keteganga otot frekuensi
menurun dari skala 2 nadi, tekanan darag san suhu sebelum
menurun ke skala 4 dilakukan tindakan
2. Keluhan pusing menurun
Dari skala 2 menurun ke Terapeutik
skala 4
- Ciptakan lingungan tenang dan tanpa
3. Pucat
gangguan dengan pencahayaan dan
Dari skala 2 menurun ke
ssuhu ruang yang nyaman
skala 4
- Berikan informasi tertulis tentang
4. Konsentrasi
persiapan dan prosedur teknik relaksasi
Dari skala 2 menurun ke
- Gunakan nada suara lembut
skala 4
5. Pola tidur Edukasi
Dari skala 2 menurun ke
skala 4 - Jelaskan tujuan, manfaat, batasan dan
jenis relaksasi
- Jelaskan secara rinci intervensi
relaksasi yang dipilih

Anjurkan mengambil posisi nyaman


SIKI
Nyeri Akut
Managemen nyeri (I.08238)

Definisi : mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sesorik atau


SLKI perasaan emosional yang berkaitan dengan kerusaan jaringan atau
fungsional dengan onset mendadak atau ambat dan beribteritas ringan
Tingkat nyeri (L.08066)
hingga berat dan konstan
Definisi : pengalaman sensori atau emosional Tindakan :
yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional dengan onset mendadak atau Observasi
lambat dan berintetnsitas ringan hingga berat dan - Identifikasi okasi karakteristik,durasi,frekuensi,ualitasn dan
konstan intensitas nyeri
- Identifikadi skla nyeri
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan
- Identifikasi faktor yang memperberat nyeri dan meringankan
Nyeripasien terpenuhi kriteria hasil : nyeri
1. Keluhan nyeri berkurang, dari skala 2 ke skala Terapeutik
4 - Fasilitasi istirahat dan tidur
2. Tidak gelisah, , dari skala 2 ke skala 4 - Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri

3. Kesulitan tidur berkurang , , dari skala 2 ke Edukasi


skala 4 - Jelaskan penyebab periode dan pemivu nyeri
4. Perasaaan depresi berkurang , , dari skala 2 ke - Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secra mandiri
skala 4
Kolaborasi :
5. Pola nafas membaik, , dari skala 2 ke skala 4
6. Nafsu makan bertambah, , dari skala 2 ke - Kolaborasi emberian terapi analgetik

skala 4
Resiko infeksi

SLKI SIKI
Pencegahan infeksi (I.14539)
Kontrol Resiko(L.14128)
Definisi : mengidentifikasi dan
Definisi: kemampuan untuk menurunkan risiko terserang
mengerti, mencegah, organisme patogenik
mengeliminasi Observasi
ataumengurangi, ancaman - Monitor tanda dan gejala
kesehatan yang dapat infeksi local dan sistemik
dimodifikasi Terapeutik
- Pertahankan teknik aseptic
Setelah dilakukan tindakan
pada pasien berisiko tinggi
diharapkan pasien dapat
Edukasi
mengontrol resiko infeksi
- Jelaskan tanda dan gejala
dengan kriteria hasil:
infeksi
1. Kemampuan mencari - Ajarkan cara mencuci tangan
informasi tentang faktor dengan benar
risiko dari skala 4 - Anjurkan menungjatkan
ditingkatkan ke skala 5.
asupan nutrisi
2. Kemampuan
mengidentifikasi faktor
resiko dari skala 3
ditingkatkan ke skala 4.
3. Kemampuan menghundari
resiko dari skala 3
ditingkatkan ke skala
Hipovolemi Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Definisi : Mengidentifikasi dan
mengelola penurunan volume cairan
Tingkat perdarahan
(L.02017) intravaskuler
Tindakan :
Definisi : kehilangan darah
baik internal maupun Observasi
eksternal - Periksa tanda dan gejala
Setelah dilakukan tindakan hipovolemi
3x24 jam diharapkan tingkt - Monitor input dan intake cairan
perdarahan dapat teratasi Terapeutik
dengan kriteria hasil : - Hitung kebutuhan caoran
1. Kelembapan membran - Berikan posisi modified
mukosa skala 2 meningkat trendelengburg
ke skala 4) Edukasi
2. Kelembapan kulit skala 2 - Anjurkan memperbanyak
meningkat ke skala 4) asupan cairan oral
3. Hemoglobin (skala 2 Kolaborasi
meningkat ke skala 4) - Kolaborasi pemberian cairan
IV isotonis
- Kolaborasi pemberian cairan
IV Hipotonis
- Kolaborasi pemberian produk
darah
Hipertermi

SLKI SIKI

Termoregulasi (L.14134) Managemen hipertermia (I.15506)

Definisi : pengaturan suhu tubuh gar tetap definisi : mengidentifikasi dan mengelola
berada pada rentan normal peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
termoregulasi.
seteah dilakukan tindkan selama3x24 jam
diharapkan termoregulasi teratasi dengan tindakan :
kriteria hasil :
observasi
1. menggigil membaik dari skala 2
cukup menurun ke skala 4 - identifikasi penyebab hipertermia
2. pucat membaik, dari skala 2 cukup - monitor suhu tubuh
menurun ke skala 4 - monitor kadar elektrolit
3. takikardi, dari skala 2 cukup - monitor haluaran urine
menurun ke skala 4 - monotor komplikasi akibat hipertermi
4. dasar kuku sianotik, dari skala 2 terapeutik
cukup menurun ke skala 4
5. suhu tubuh membaik, dari skala 2 - sediakan lingkungan yang dingin
cukup membaik ke skala 4 - longgarkan lepaskan pakaian
6. suhu kulit membaik, dari skala 2 - basahi dan kipasi permukaan tubuh
cukup membaik ke skala 4 - berikan cairan oral
7. kadar glukosa darah membaik, - ganti linen setiap hari
dari skala 2 cukup membaik ke - lakukan pendinginan eksternal
skala 4 - berikan oksigen
8. tekanan darah membaik, dari skala
2 cukup membaik ke skala 4 edukasi

- anjurkan tirah baring

kolaborasi

- kolaborasi pemeberian cairan dan


elektrolit intravena, jika perlu
konstipasi

SLKI SIKI

Eliminasi Fekal (L.04033) Managemen konstipasi (I.04155)

Definisi : proses defeksi normal yang disertai Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
dengan pengeluaran fases mudah dan pencegahan dan mengatasi sembelit/impaksi
konsisten, frekuensi serta bentuk fases normal. tindakan :
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam observasi
diharapkan konstipasi membaik dengan
kriteria hasil : - periksa tanda dan gejala konstipasi
- periksa pergerakan usus, peristaltik
1. kontrol pengeluaran fases membaik , - monitor tand dan gejala ruptur usus
dari skala 2 cukup meningkat ke skala
4 terapeutik
2. keluhan defekasi lama dan sulit, dari
skala 2 cukup menurun ke skala 4 - anjurkan diet tinggi serat
3. mengejan saat defekasi dari skala 2 - lakukan massase abdomen
cukup menurun ke skala 4 - lakukan evakusi fases secara manual
4. nyeri abdomen dari skala 2 cukup - berikan edema atau irigasi jika perlu
menurun ke skala 4
edukasi
5. konsistensi fases dari skala 2 cukup
membaik ke skala 4 - jelaskan etiologi masalan dan alasan
6. peristaltik usus dari skala 2 cukup tindakan
membaik ke skala 4 - lakuan buang air besar secara teratur
- ajarkan cara mengatasi konstipasi

kolaborasi

- kolaborasi penggunaan obat pencahar


DAFTAR PUSTAKA

Chahayaningrum,Tenti. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan


LaparatomiPada Ileus Obstruksi Di Instalasi Bedah SentralRsud Dr Moewardi
Surakarta.Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta (jurnal).

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis keperawatan: definisi dan klasifikasi 2012-


2014. EGC: Jakarta

Indrayani, M Novi. 2013. Diagnosis Dan Tata Laksana Ileus Obstruktif. Universitas
Udayana : Denpasar (jurnal)

Pasaribu,Nelly. 2012. Karakteristik Penderita Ileus Obstruktif Yang Dirawat Inap Di


Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2007-2010.Universitas Sumatera Utara :
Sumatera Utara (jurnal)

Price &Wilson, (2007). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi  6,


Volume1. EGC: Jakarta.

Sjamsuhidajat. 2006. Manual Rekam Medis. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia

Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. (2011). Diagnosis Keperawatan Edisi 9.


EGC:Jakarta.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34591/3/Chapter%20II.pdf .
diakses pada tanggal 7 November 2015

Anda mungkin juga menyukai