Disusun Oleh :
Devi Ismawati
071202053
b. Pemeriksaan
1) Aktivitas/istirahat
Pengkajian Emergency :
Gejala :Kelelahan dan ngantuk.
2. Primery Survey
Tanda :Kesulitan ambulasi
a. Circulation
2) Sirkulasi
biasanya tida ada masalah di sirkulasi
Gejala :Takikardia, pucat, hipotensi ( tandasyok)
b. Airway
3) Eliminasi
- look : ada pengembangan dada
Gejala :Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasidan
- listen : tidak ada suara nafas tambahan
Flatus
- feel : terdapat hembusan udara saat pasien ekspirasi .
Tanda :Perubahan warna urine dan feces
4) Makanan/cairan
c. Breathing
Gejala :anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
1) Disability
Tanda :muntah berwarna hitam dan fekal. Membran
2) Penurunan kesadaran.
mukosa pecah - pecah.Kulit buruk.
3) Penurunan refleks.
5) Nyeri/Kenyamanan
d. Eksposure
Gejala :Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan
1) Nyeri perut yang sangat hebat bersifat kolik.
Tanda :Distensi abdomen dan nyeri tekan
6) Pernapasan
3. Secondary Survey.
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
a. pengkajian
Tanda : Napas pendek dan dangkal
2) Biodata klien yang penting meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
suku dan gaya hidup.
1. Tersier
3) Riwayat kesehatan
a. HB (hemoglobin), PCV (volume sel yang ditempati sel darah
Keluhan utama .
merah) : meningkat akibat dehidrasi
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji.
b. Leukosit : normal atau sedikit meningkat ureum + elektrolit,
Pada umumnya akan ditemukan klien merasakan nyeri pada
ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah.
abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri tekan lepas,
c. Rontgen toraks : diafragma meninggi akibat distensi abdomen
abdomen tegang dan kaku.
- Usus halus (lengkung sentral, distribusi nonanatomis,
Riwayat kesehatan sekarang
bayangan valvula connives melintasi seluruh lebar usus)
Mengungkapkan hal-hal yang menyebabkan klien mencari
atau obstruksi besar (distribusi perifer/bayangan haustra
pertolongan,
tidak terlihat di seluruh lebar usus)
Riwayat kesehatan masa lalu
- Mencari penyebab (pola khas dari volvulus, hernia, dll)
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama,
d. Enema kontras tunggal (pemeriksaan radiografi menggunakan
riwayat ketergantungan terhadap makanan/minuman, zat dan obat-
suspensi barium sulfat sebagai media kontras pada usus
obatan.
besar) : untuk melihat tempat dan penyebab.
Riwayat kesehatan keluarga
e. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab,
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama
sigmoidoskopi untuk menunjukkan tempat obstruksi (Pasaribu,
dengan klien.
2012).
Hernia inkarserata, adhesi, intususepsi, askariasis, volvulus, tumor, batu empedu
ILEUS OBSTRUKTIF
Akumulasi gas dan cairan intra lumen disebelah paroksimal dari letak obstruktif
Distensi abdomen Gelombang peristaltic berbalik arah, isi usus Kerja usus melemah Klien rawat
terdorong ke lambung kemudian mulut inap
Gangguan
Poliferasi bakteri Tekanan peristaltic usus Reaksi
cepat intralumen ↑ Asam lambung hospitalisasi
↑
Kimus sulit
pelepasan bakteri Tekanan vena & dicerna usus cemas
dan toksin dari usus arteri ↓ Mual muntah mual
yang infark ansietas
Kehilangan cairan Sulit BAB
Iskemia menuju ruang dehidrasi
bakteri melepas
dinding usus peritonium
endotoksin, konstipasi
Intake cairan ↓
melepaskan Metabolism Pelepasan bakteri &
zat pirogen anaerob toksin dr usus yg Cairan intrasel ↓
nekrotik ke dlm
Merangsang peritonium
Impuls Resiko syok
pengeluaran (hipovolemia)
hipotalamus mediator kimia Resiko infeksi
bagian
termoregulator
melalui ductus Merangsang reseptor nyeri Saraf simpatis terangsang utk
Merangsang susunan
thoracicus mengaktivasi RAS REM ↓ Pasien terjaga
saraf otonom,
mengaktivasi mengaktifkan kerja organ
Suhu tubuh ↑ Nyeri akut norepinephrine tubuh Gangguan
pola tidur
hipertermi
Nausea Manajemen Mual (I.03117)
perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokan - Identifikasi pengalam mual
atau lambung yang dapat menyebabkan muntah - Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan mual dapat - Identifiksi dampak mua terhadap ualitas hidup
1. Kemapuan mengenali gejala dari skala 2 ditingatken ke - Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual
4 - Monitor mual
2. Kemampuan mengenali penyebab atau pemicu dari skala - Monitor asupan utrisi dan kalori
3. Kemampuan melakukan tindkan untuk mengontrol - Kendaikan faktor ingkungan penyebab mual
mual/muntah dari skalla 3 ditigkatkan ke skala 4 - Kurangi dan hindarkan faktor penyebab mual
4. Melaporkan mual terkontrol skala 3 ditigkatkan ke skala - Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak
4 berwarna
6. Penggunaan obat antiemetik dari skala 2 meningkat ke - Anjurkan sering membersihakan mulut ajarkan teknik nonfarmakologi
untukmengurangi mual
skala 4
Kolaborasi
Ansietas
skala 4
Resiko infeksi
SLKI SIKI
Pencegahan infeksi (I.14539)
Kontrol Resiko(L.14128)
Definisi : mengidentifikasi dan
Definisi: kemampuan untuk menurunkan risiko terserang
mengerti, mencegah, organisme patogenik
mengeliminasi Observasi
ataumengurangi, ancaman - Monitor tanda dan gejala
kesehatan yang dapat infeksi local dan sistemik
dimodifikasi Terapeutik
- Pertahankan teknik aseptic
Setelah dilakukan tindakan
pada pasien berisiko tinggi
diharapkan pasien dapat
Edukasi
mengontrol resiko infeksi
- Jelaskan tanda dan gejala
dengan kriteria hasil:
infeksi
1. Kemampuan mencari - Ajarkan cara mencuci tangan
informasi tentang faktor dengan benar
risiko dari skala 4 - Anjurkan menungjatkan
ditingkatkan ke skala 5.
asupan nutrisi
2. Kemampuan
mengidentifikasi faktor
resiko dari skala 3
ditingkatkan ke skala 4.
3. Kemampuan menghundari
resiko dari skala 3
ditingkatkan ke skala
Hipovolemi Manajemen Hipovolemia (I.03116)
Definisi : Mengidentifikasi dan
mengelola penurunan volume cairan
Tingkat perdarahan
(L.02017) intravaskuler
Tindakan :
Definisi : kehilangan darah
baik internal maupun Observasi
eksternal - Periksa tanda dan gejala
Setelah dilakukan tindakan hipovolemi
3x24 jam diharapkan tingkt - Monitor input dan intake cairan
perdarahan dapat teratasi Terapeutik
dengan kriteria hasil : - Hitung kebutuhan caoran
1. Kelembapan membran - Berikan posisi modified
mukosa skala 2 meningkat trendelengburg
ke skala 4) Edukasi
2. Kelembapan kulit skala 2 - Anjurkan memperbanyak
meningkat ke skala 4) asupan cairan oral
3. Hemoglobin (skala 2 Kolaborasi
meningkat ke skala 4) - Kolaborasi pemberian cairan
IV isotonis
- Kolaborasi pemberian cairan
IV Hipotonis
- Kolaborasi pemberian produk
darah
Hipertermi
SLKI SIKI
Definisi : pengaturan suhu tubuh gar tetap definisi : mengidentifikasi dan mengelola
berada pada rentan normal peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
termoregulasi.
seteah dilakukan tindkan selama3x24 jam
diharapkan termoregulasi teratasi dengan tindakan :
kriteria hasil :
observasi
1. menggigil membaik dari skala 2
cukup menurun ke skala 4 - identifikasi penyebab hipertermia
2. pucat membaik, dari skala 2 cukup - monitor suhu tubuh
menurun ke skala 4 - monitor kadar elektrolit
3. takikardi, dari skala 2 cukup - monitor haluaran urine
menurun ke skala 4 - monotor komplikasi akibat hipertermi
4. dasar kuku sianotik, dari skala 2 terapeutik
cukup menurun ke skala 4
5. suhu tubuh membaik, dari skala 2 - sediakan lingkungan yang dingin
cukup membaik ke skala 4 - longgarkan lepaskan pakaian
6. suhu kulit membaik, dari skala 2 - basahi dan kipasi permukaan tubuh
cukup membaik ke skala 4 - berikan cairan oral
7. kadar glukosa darah membaik, - ganti linen setiap hari
dari skala 2 cukup membaik ke - lakukan pendinginan eksternal
skala 4 - berikan oksigen
8. tekanan darah membaik, dari skala
2 cukup membaik ke skala 4 edukasi
kolaborasi
SLKI SIKI
Definisi : proses defeksi normal yang disertai Definisi : mengidentifikasi dan mengelola
dengan pengeluaran fases mudah dan pencegahan dan mengatasi sembelit/impaksi
konsisten, frekuensi serta bentuk fases normal. tindakan :
Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam observasi
diharapkan konstipasi membaik dengan
kriteria hasil : - periksa tanda dan gejala konstipasi
- periksa pergerakan usus, peristaltik
1. kontrol pengeluaran fases membaik , - monitor tand dan gejala ruptur usus
dari skala 2 cukup meningkat ke skala
4 terapeutik
2. keluhan defekasi lama dan sulit, dari
skala 2 cukup menurun ke skala 4 - anjurkan diet tinggi serat
3. mengejan saat defekasi dari skala 2 - lakukan massase abdomen
cukup menurun ke skala 4 - lakukan evakusi fases secara manual
4. nyeri abdomen dari skala 2 cukup - berikan edema atau irigasi jika perlu
menurun ke skala 4
edukasi
5. konsistensi fases dari skala 2 cukup
membaik ke skala 4 - jelaskan etiologi masalan dan alasan
6. peristaltik usus dari skala 2 cukup tindakan
membaik ke skala 4 - lakuan buang air besar secara teratur
- ajarkan cara mengatasi konstipasi
kolaborasi
Indrayani, M Novi. 2013. Diagnosis Dan Tata Laksana Ileus Obstruktif. Universitas
Udayana : Denpasar (jurnal)