Asuhan Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Asuhan Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Disusun Oleh:
A12019004
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021/2021
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN UTAMA BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK
EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA
Telah Disahkan :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing Akademik
2
Daftar Isi
BAB I.........................................................................................................................................4
LAPORAN PENDAHULUAN..................................................................................................4
SDKI.......................................................................................................................................6
H. Intervensi Keperawaatan...............................................................................................13
BAB II......................................................................................................................................16
PENGKAJIAN AWAL............................................................................................................16
A. KELUHAN UTAMA................................................................................................17
P. Intervensi Keperawatan.............................................................................................29
Q. Implementasi Keperawatan.......................................................................................31
R. Evaluasi.....................................................................................................................35
Daftar Pustaka..........................................................................................................................37
3
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang
banyak menyebabkan kematian pada anak di Indonesia. Diperkiran sebanyak 922.000
balita atau 15% meninggal akibat pneumonia di tahun 2015 (Kementerian Kesehatan
RI, 2016).
Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan suatu keaadaan dimana individu
mengalami ancaman yang nyata atau potensial berhubungan dengan ketidakmampuan
untuk batuk secara efektif (Carpenito & Moyet, 2013).
4
Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan ketidak mampuan membersihkan
sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI,2016).
SDKI
a. Gejala tanda mayor
1) Subyektif
1. Tidak tersedia
5
2) Obyektif
2. Batuk tidak efektif
3. Tidak mampu batuk
4. Sputum berlebihan
5. Mengi , wheezing,dan atau ronkhi
b. Gejala tanda minor
1) Subyektif
1. Dispnea
2. Sulit bicara
3. Ortpnea
2) Obyektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi nafas menurun
4. Freukensi nafas berubah
5. Pola nafas berubah
6
menggigil (onset mungkin tiba-tiba dan berbahaya). Adanya keluhan nyeri
dada pleuritits, sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, dan nyeri
kepala.
3) Riwayat penyakit dahulu: dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit
seperti ISPA, TBC paru, trauma. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya faktor predisposisi.
4) Riwayat penyakit keluarga: dikaji apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab pneumoni
seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain sebagainya.
5) Riwayat alergi: dikaji apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap
beberapa obat, makanan, udara, debu.
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum: tampak lemas, sesak napas
2) Kesadaran: tergantung tingkat keprahan penyakit, bisa somnolen
3) Tanda-tanda vital:
1. TD: biasanya normal
2. Nadi: takikardi
3. RR: takipneu, dipsneu, napas dangkal
4. Suhu: hipertermi
4) Kepala: tidak ada kelainan
Mata: konjungtiva tidak anemis
5) Hidung: jika sesak, ada pernapasan cuping hidung
Paru:
- Inspeksi: pengembangan paru berat dan tidak simetris,
adapenggunaan otot bantu napas
- Palpasi: adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah
yang terkena.
- Perkusi: pekak bila ada cairan, normalnya timpani
- Auskultasi: bisa terdengar ronchi.
6) Jantung: jika tidak ada kelainan, maka tidak ada gangguan
7) Ekstremitas: sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi, kelemahan.
7
F. Phatway Kperawatan Pneumonia
Pneumonia
DX ketidakefektifan pola
Leukositis Penurunan difusi O2 nafas
Merangsang hipotalamus ,
suhu tubuh meningkat DX : gangguan pertukaran gas
DX : ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
DX : Hipertermia
8
G. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul
Bersihan Jalan Nafas Gejala tanda mayor A. Fisiologis Bersihan Jalan Nafas
Tidak Efektif D.0149 Subyektif : 1. Spasme jalan nafas Tidak Efektif
1. Tidak tersedia 2. Hipersekresi jalan nafas Kategori : Fisiologis
Obyektif : 3. Disfungsi neuromuskuler Subkategori : Respirasi
1. Batuk tidak efektif 4. Benda asing dalam jalan nafas Definisi :
2. Tidak mampu batuk 5. Adanya jalan nafas buatan ketidakmampuan
3. Sputum berlebihan 6. Sekresi yang tertahan membersihkan sekret
4. Mengi , wheezing,dan 7. Hiperplasia dinding jalan atau obstruksi jalan
atau ronkhi napas nafas untuk
Gejala tanda minor 8. Proses infeksi mempertahankan jalan
Subyektif 9. Respon alergi nafas tetap paten
1. Dispnea 10. Efek agen farmakologis (mis.
2. Sulit bicara Anastesi)
3. Ortpnea B. Situasional
Obyektif 1. Merokok aktif
1. Gelisah 2. Merokok pasif
2. Sianosis 3. Terpajan polutan
3. Bunyi nafas menurun
4. Freukensi nafas
berubah
5. Pola nafas berubah
10
2. Hipertermia b.d proses penyakit
11
H. Intervensi Keperawaatan
Bersihan Jalan Nafas Tidak L.0100 L.01001 (Bersihan Jalan Nafas) I.0101 I.01011 (Manajemen Jalan Nafas)
Efektif b.d sekresi yang 1 Setelah dilakukan tindakan asuhan 1 Observasi
tertahan keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor pola nafas (freukensi , kedalaman usaha
maka dari Bersihan Jalan Nafas nafas)
meningkat dengan kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas tambahan( mis, gurgling ,
Kriteria Skala mengi , whezzing , ronkhi , kering)
hasil 3. Monitor sputum (jumlah , warna , aroma)
1 2 3 4
Produksi Tarapeutik
sputum 1. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head tilt
Wheezing dan chin lift (jaw thrust jika curiga trauma servikal ).
Dispnea
Gelisah 2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
Ket : 4. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
1. Meningkat 5. Penghisapan lendir kurang dari 15 detik
2. Cukup meningkat 6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan
3. Sedang endotrakeal
4. Cukup menurun 7. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep
5. Menurun McGill
8. Berikan oksigen,jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan asupan cairan 2000 l / hari , jika tidak
kontrakindikasi
2. Ajarkan teknik batuk efektif , jika perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian bronkodilator , espektoram ,
mukolitik , jika perlu
Hipertermia b.d proses L.1413 L.14134 (Termogulasi) I.1550 I.15506 Manajemen Hipertermia
penyakit 4 Setelah dilakukan tindakan asuhan 6 Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor suhu tubuh.
maka dari termogulasi membaik 2. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi ,
dengan kriteria hasil : terapar , lingkungan panas , penggunaan inkubator)
Kriteria Skala 3. Monitor kadar elektrolit
hasil Tarapeutik
1 2 3 4
Menggigil 1. Sediakan lingkungan yang dingin
Takipnea 2. Longgarkan atau lepaskan pakaian.
Kulit
3. Basahi dan kipasi permukaan tubuh .
merah
Konsumsi 4. Berikan cairan oral.
13
oksigen Edukasi
Ket : 1. Anjurkan tirah baring.
1. Meningkat Kolaborasi
2. Cukup meningkat 1. Kolaborasi pemberian
3. Sedang cairan dan elektrolit
4. Cukup menurun intravena.jika perlu
5. Menurun
14
BAB II
PENGKAJIAN AWAL
Kasus
An.Z masuk dengan keluhan batuk pilek sesak nafas ,menurun serta demam selama 3 hari.
PENGKAJIAN AWAL PASIEN RAWAT INAP ANAK No. RM : 00102370
Nama Pasien : An. Z
Jenis Kelamin : P
Tgl Lahir/ Usia : 04 Mei 2015
/ 6 tahun 7 bulan 19 hari
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan pasien mengalami batuk namun tidak keluar lendir
ALERGI/ REAKSI
Tidak ada alergi : Tidak
Alergi Obat, sebutkan : - Reaksi :-
Alergi makanan, sebutkan : - Reaksi :-
Alergi lainya, sebutkan : - Reaksi : -
Tidak diketahui : -
16
B. RIWAYAT KELAHIRAN
Usia kelahiran : 39 Berat badan lahir : 2550 Panjang badan lahir : 50
minggu gr cm
Persalinan : Spontan
Menangis : Iya
Riwayat kuning : Tidak
D. RIWAYAT KELUARGA
Ibu : Ny.E Umur : 36 Bangsa : Kesehatan : tidak
Indonesia memiliki
riwayat/penyakit
turunan
Ayah : Tn.N Umur : 39 Bangsa : Kesehatan : tidak
Indonesia memiliki
riwayat/penyakit
turunan
Anak anak lain : mempunyai 1 kakak
17
E. RIWAYAT KESEHATAN
1) Pernah dirawat : Tidak
2) Kapan : -
3) Apakah terpasang alat implat : -
4) Apakah ada riwayat dalam keluarga : -
5) Mayor : -
G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Status Psikologi: Cemas
Status Sosial: Hubungan pasien dengan anggota keluarga baik
Tempat Tinggal : Kejawang 04/03 Sruweng, Kebumen
Lingkungan tempat tinggal : pedesaan
Rumah dekat dengan prasaraana umum : Masjid
Memiliki tetangga yang bahaya : tidak memiliki
Pengasuh anak : mengasuh sendiri
H. PEMRIKSAAN FISIK
Tekanan darah :-
Nadi : 100 x/menit
RR : 28 x /menit
Suhu : 38֯C
a. Neurologi
Kesadaran : Compos mentis
Gangguan neurologis : tidak ada
b. Antropometrik
panjang badan : 125 cm
18
berat badan : 20 cm
lingkar kepala : 53cm
lingkar pertu : 60cm
c. Kepala
Kepala simetris , tidak ada benjolan atau pembesaran
d. Hidung
Hidung tidak ada pembesaran sinusitis , dan terdapat lendir serta mengalami
cuping hidung
e. Mulut
Mukosa bibir pada mulut tampak kering
f. Mata
Mata tampak cekung dan mata simetris
g. Pernafasan
Irama : Reguler
Retraksi dada: tidak ada
Bentuk dada : Normal
Pola nafas : cepat
Suara nafas : Wheezing
Nafas cuping : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Alat bantu pernafasan : Kanul oksigen 2Liter
h. Sirkulasi
Sianosis : Tidak ada
Pucat : ada
Intesistas nadi : Kuat
Irama nadi : Reguler
Edema : Tidak ada
Akral : Hangat
CRT : > 3 detik
Clubbing finger : Tidak ada
i. Gastrointestinal
Labio :-
Muntah : Saat Batuk Berlebihan
Mual : Tidak
19
Paristaltik usus : 20 x/menit
Nyeri ulu hati : Tidak
Ascites : Tidak ada
Lingkar perut : 60 cm
j. Eliminasi
1) Defekasi
Pengeluaran : normal
Frekuensi : 1x sehari di pagi hari
Karakteristis fases : khas swarna dan bentuk normal seperti veses
2) Urine
Pengeluaran : Spontan
Kelainan : Tidak ada
Deuresis : 0,5 ml/jam
k. Integumen
Warna kulit : sedikit kemerahan
Kelainan: Tidak ada
Resiko Decubitus : Tidak ada
Luka :Tidak ada
l. Muskuloskeletal
Kelainan tulang : Tidak ada
Gerak anak : Terbatas
m. Genetalia
Normal : Iya
20
I. SKRINING NYERI
Adakah rasa nyeri : -
Sekor nyeri : -
Tipe nyeri :-
Karakteristik nyeri: -
Nyeri mempengaruhi: -
J. SKRINING GIZI
No Pertanyaan Jawaban
1. Apakah pasien memiliki status nutrisi kurang Tidak
baik secara klinis?
2. Apakah terdapat penurunan berat badan selama Tidak
1 bulan terakhir?
3. Apakah terdapat SALAH SATU dari kondisi Iya
berikut?
4. Apakah terdapat penyakit dasar atau kesadaran Tidak
yang mengakibatakan pasien beresiko
mengalami malnutrisi?
Total 1 Tidak memiliki
resiko malnutrisi
K. STATUS FUNGSIONAL
Parameter Kriteria Skor Nilai Skor
Umur Dibawa 3 tahun 4 3
3 – 7 tahun 3
7 – 13 tahun 2
>13 Tahun 1
Jenis Kelamin Laki laki 2 2
Perempuan 1
Diagnosis Gangguan Neurologis 4 1
Perubahan dalam oksigenisasi 3
(Masalah saluran nafas, dehidrasi,
anemia, anorexia, sinkop, sakit
kepala, dll)
Kelainan psikis/perilaku 2
Diagnosis lain 1
Gangguan kognitif Tidak sadar terhadap keterbatasan 3 1
Lupa keterbatasan 2
Mengetahui kemampuan diri 1
21
Faktor lingkungan Riwayat jatuh dari tempat tidur saat 4 2
bayi/anak
Pasien menggunakan alat bantu 3
atau box/mebel
Pasien berada di tempat tidur 2
Pasien diluar ruang rawat 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3 2
Dalam 48 jam 2
operasi/obat
>48 jam 1
penenang/efek
anasthesi
Penggunaan obat Penggunaan obat : sedative 3 1
( kecuali pasien ICU, yang
menggunakan sedasi dan paralisis)
hipnotik, barbiturate, fenotialin,
antidepresan, laksatif/diuretika,
narkotik
Salah satu dari perobatan diatas 2
Pengobatan lain 1
Total 12
L. KEBUTUHAN EDUKASI
Hambatan pembelajaran :
Tidak ada Pendengaran
Pengelihatan Kognitif
Budaya/kepercayaan Emosi
Bahasa Motivasi
Edukasi yang di perlukan :
22
Stimulasi tumbuh kembang Nutrisi
Perawatan luka Perawatan stoma
Menagemen nyeri Medikasi
Lain-lain……. Jaminan finansial
M. CATATAN
Rujukan :
Dietisien Fisioterapis
Terapi wicara Perawatan paliatif
Unit pelayanan jaminan Lain lain Puskesmas
Pemeriksaan Penunjang
Normal
1. GDS 70 – 120 mg/dl 92 mg/dl Normal
2. Hemoglobin 11,7 – 15,5 g/dl 11 g/dl Normal
3. Leukosit darah 3.800 – 10.600 /mm3 6.040 /mm3 Normal
4. Trombosit darah 150.000 – 440.000 /mm3 314.000 /mm3 Normal
5. Hematokrik 40 – 52 % 37 % Normal
6. Eritrosit darah 4,4jt – 5,9jt 4,97 jt/m3 Normal
23
Terapi di Rumah Sakit :
No NAMA OBAT DOSIS RUTE INDIKASI
.
1. DA 5 ½ NS 15 tpm IV Pemenuhan cairan
2. Parasetamol inf 200 mg x IV Penurun demam
3
3. Ceftriaxone 500 mg x IV Antibiotik
2
4. Gentamicin 80 mg x 1 IV Antibiotik
5. Nebu lasacom 1 respul x Saluran Mengatasi
2 k/p Pernafasan penyempitan jalan
nalpas
24
25
O. Daftar Diagnosa Keperawatan
leukositis
merangsang
hipotalamus , suhu
tubuh meningkat
DX : Hipertermia
D.0132
Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan:
27
P. Intervensi Keperawatan
Bersihan Jalan Nafas Tidak L.0100 L.01001 (Bersihan Jalan Nafas) I.0101 I.01011 (Manajemen Jalan Nafas)
Efektif b.d sekresi yang 1 Setelah dilakukan tindakan asuhan 1 Observasi
tertahan keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor pola nafas (freukensi , kedalaman usaha
maka dari Bersihan Jalan Nafas nafas)
meningkat dengan kriteria hasil : 2. Monitor bunyi napas tambahan( mis, gurgling ,
mengi , whezzing , ronkhi , kering)
Indikator A T
Tarapeutik
Produksi 2 4 1. Posisikan semi fowler atau fowler
sputum 2. Berikan minum hangat
Wheezing 2 5 3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Dispnea 2 4
Gelisah 2 5 4. Berikan oksigen,jika perlu
Edukasi
Ket : 1. Ajarkan teknik batuk efektif , jika perlu
1. Meningkat Kolaborasi
28
2. Cukup meningkat 1. Kolaborasi pemberian bronkodilator , espektoram ,
3. Sedang mukolitik , jika perlu
4. Cukup menurun
5. Menurun
Hipertermia b.d proses L.1413 L.14134 (Termogulasi) I.1550 I.15506 Manajemen Hipertermia
penyakit 4 Setelah dilakukan tindakan asuhan 6 Observasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor suhu tubuh.
maka dari termogulasi membaik 2. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi ,
dengan kriteria hasil : terapar , lingkungan panas , penggunaan inkubator)
Indikator A T Tarapeutik
Menggigil 2 5 1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Berikan cairan oral.
Takipnea 2 5 Edukasi
Kulit 2 4 1. Anjurkan tirah baring.
merah Kolaborasi
Konsumsi 2 5
1. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
oksigen
Ket : intravena.jika perlu
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3. Sedang
4. Cukup menurun
Menurun
29
Q. Implementasi Keperawatan
30
SENIN 1 3. Menganjurkan pada ibu klien untuk memberi DS : Hafizh
20/12/2021 minum air hangat kepada klien agar dahak dapat - Ibu klien mengatakan sudah memberi air hangat
Pukul 15.30 keluar atau cair pada anaknya
- Ibu klien mengatakan batuk berkurang
DO :
- Terlihat klien meminum air hangat dari ibunya
33
R. Evaluasi
Wheezing 2 5 4
Dispnea 2 4 4
Gelisah 2 5 5
P:
- Masalah Bersihan Jalan Nafas Tidak
Efektif b.d sekresi yang tertahan teratasi
2. 16/12/2021 S: H
Pukul - Ibu klien mengatakan sudah tidak
16.30 panas lagi badannya
O:
- Suhu : 36,5 ֯C
- Kulit teraba sudah tidak hangat lagi
A:
Masalah keperawatan Hipertermia b.d proses
penyakit dapat membaik dengan kriteria
hasil :
Indikator A T H
Menggigil 2 5 5
Takipnea 2 5 5
Kulit merah 2 4 5
Konsumsi 2 5 5
oksigen
35
Daftar Pustaka
Ari Seyawati, M. (2018). ATA LAKSANA KASUS BATUK DAN ATAU KESULITAN
BERNAFAS :LITERATURE REVIEW. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 30-52.
Emy, M., & Nur, E. L. (2020). Efektifitas Tepid Water Sponge Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh Pada Anak DenganMasalah Keperawatan Hipertermi. JURNAL
KEPERAWATAN TERPADU, 7-14.
Siti, H., & Eka, A. (2016). GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM MENANGANI
HIPERTERMIPADA ANAK USIA PRASEKOLAH . Jurnal Keperawatan Anak, 18-
22.
A.
36