Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN ELEKTROLIT

A. Tujuan
Menentukan profil elektrolit

B. Dasar teori
Tubuh manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian yang padat dan bagian yang cair.
Bagian padat terdiri dari tulang, kuku, otot, dan jaringan yang lain. Sedangkan bagian yang
cair merupakan bagian terbesar di dalam tubuh yang berada di intraseluler, ekstraseluler, dan
bahkan di dalam bagian padatpun berisi cairan. Cairan dan elektrolit di dalam tubuh
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Komposisi cairan dan elektrolit di dalam
tubuh sudah diatur sedemikian rupa agar keseimbangan fungsi organ vital dapat
dipertahankan. Sekitar 60% tubuh manusia dewasa adalah cairan, terutama berupa larutan
ion dan zat-zat lain. Meskipun sebagian besar cairan ini terdapat di dalam sel yang disebut
cairan intraseluler, kira-kira sepertiganya berada di ruang luar sel yang disebut cairan
ekstraseluler. Cairan ekstraseluler ini terus bergerak di seluruh tubuh, bersirkulasi, dan
berdifusi antara darah dan cairan jaringan melalui dinding kapiler. Kebutuhan cairan dan
elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh membutuhkan perubahan
yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit
sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan
dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan yang ada di dalam
tubuh.

Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi partikel yang bermuatan
(ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut kation dan ion bermuatan negatif
disebut anion. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas. Sebagian besar
proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Konsentrasi elektrolit yang
tidak normal dapat menyebabkan banyak gangguan. Di dalam tubuh terdapat beberapa
kation yang penting yaitu kalium, kalsium dan magnesium. Sedangkan anion yang penting
adalah klorida, bikarbonat dan fosfat.

C. Metode praktikum
 Kalsium
Kalsium merupakan mineral yang penting untuk manusia, 99% kalsium di dalam tubuh
manusia terdapat di tulang. Dan sebanyak 1% kalsium terdapat di dalam cairan tubuh seperti
serum darah, di sel-sel tubuh, dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler. Kalsium merupakan
mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 1,5-2% berat badan.
Artinya jika berat badan kita 50 kg, maka 0,750 - 1 kilogram adalah kalsium. Sekitar 99%
kalsium berada dalam jaringan yang keras, yaitu jaringan tulang dan gigi. Selebihnya kalsium
tersebar luas di dalam tubuh.

Pemeriksaan kalsium digunakan untuk mengukur konsentrasi kalsium di dalam darah bukan
kalsium yang tersimpan di dalam tulang. Kalsium merupakan suatu mineral yang paling umum
dan penting bagi tubuh, memiliki beberapa fungsi yaitu membentuk dan memperbaiki tulang
dan gigi, membantu kerja saraf dan pembekuan darah serta kerja jantung. Absorpsi kalsium
terjadi di usus halus. Keperluan kalsium terbesar yaitu pada waktu pertumbuhan anak-anak
kadar kalsium relatif tinggi. Penurunan kadar kalsium menyebabkan tetani (suatu gejala yang
disebabkan kegagalan metabolisme kalsium) yang ditandai dengan kejang otot (muscel
twitching) yang tidak terkendali di seluruh tubuh.

Pemeriksaan kalsium total

Pada praktikum pemeriksaan kalsium total kali ini menggunakan 2 metode yaitu metode
fotometer menggunakan arzenaso III dan metode Clark – Collip dari Kramer – Tisdall

1. Metode Clark – Collip dari Kramer – Tisdall

Prinsip : Kalsium diendapkan dengan amonium oksalat menjadi kalsium oksalat


kemudian asam oksalatnya dibebaskan dengan pemberian H2SO4 encer.
Asam oksalat bebas dititrasi dengan KMnO4. Banyaknya KMnO4 yang
digunakan ekuivalen dengan banyaknya kalsium
Sampel : Serum atau plasma
Reagen : Sodium oxalate 0,01 N (stok 0,1 N)
KMnO4 0,01 N (stok 0,1N)
Amonium oxalat 4%
NH4OH encer 0,5%
H2SO4 1 N

Cara kerja :

Buat standar KMnO4 0,01 N


1. Pipet 5 mL Natrium oksalat 0,01 N ke dalam erlemeyer lalu tambahkan 10 mL H 2SO4
1N
2. Panaskan air mendidih selama 1 menit pada suhu 90°C
3. Titrasi dengan KMnO4 0,01 N. Titrasi dihentikan ketika sudah mencapai endpoint
dimana menghasilkan warna rosa atau pink muda yang tetap.
5(𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑛𝑎𝑡𝑟𝑖𝑢𝑚 𝑜𝑘𝑠𝑎𝑙𝑎𝑡 0,01 𝑁)
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 =
𝑋(𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐾𝑚𝑛𝑂4 0,01 𝑁 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛)

Test
1. Campurkan 2 mL serum + 2 mL aquades + 1 mL amonium oksalat 4%
2. Campur dan biarkan selama 30 menit (untuk mengendapkan kalsium oksalat)
3. Sentrifus pada kecepatan 3000 rpm selama 10 menit (endapan kalsium oksalat ada di
bagian bawah tabung)
4. Buang supernatan perlahan-lahan, letakkan tabung dalam posisi terbalik diatas kertas
saring dan biarkan beberapa menit.
5. Kemudian endapan dicuci dengan cara :
a. Tambahkan NH4OH encer 0,5%
b. Kocok dengan mengetuk dasar tabung
c. Bilas endapan dalam dinding tabung dengan 1 mL NH4OH encer (untuk mencuci
kristal-kristal oksalat agar hasil tidak false high)
d. Sentrifus selama 10 menit kemudian buang supernatan, lakukan metode tersebut
dua kali (pencucian harus baik karena jika tidak maka hasilnya akan false high)
e. Tambahkan sebanyak 1 mL H2SO4 1 N (untuk membebaskan asam oksalat) lewat
dinding tabung dan ketuk-ketuk dasar tabung
f. Panaskan selama 1 menit di air mendidih
g. Titrasi dengan KMnO4 0,01 N sampai terjadi perubahan warna rosa/pink muda
yang tetap.

Perhitungan
𝐶𝑎 100
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑎 (𝑚𝑔 𝑚𝐿) = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 (𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟)𝑥 0,2 𝑥
100 2
Keterangan :

0,2 : jumlah Ca yang equivalen dengan jumlah 1 mL KMnO4 0,01 N


2 : volume serum yang dipakai (2 mL)
100 : 1 mL………../100 mL serum
Harga normal : 8-10 mg/dL

2. Metode fotometer menggunakan arzenaso III

Prinsip : Kalsium akan bereaksi dengan arzenaso III pada pH netral membentuk
kompleks warna biru, intensitas warna sesuai dengan konsentrasi kalsium.
Interferensi oleh magnesium dapat dihilangkan dengan penambahan asam 8-
hidroksiquinolin-5-sulfonat
Sampel : Serum, plasma atau urin
Cara kerja : Cara kerja pemeriksaan kalsium dapat dilihat pada protab
Kadar kalsium yang rendah (hipokalsemia) dapat mempengaruhi otak dan menyebabkan
gejala-gejala neurologis seperti :
- Kebingungan
- Kehilangan ingatan (memori)
- Delirium (penurunan kesadaran)
- Depresi
- Halusinasi

Kadar kalsium yang tinggi (hiperkalsemia) dijumpai pada :


- Hiperparatiroidisme : suatu keadaan dimana terjadi pengeluaran hormon paratiroid
secara besar-besaran.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


1. Serum harus segera mungkin dibekukan agar kalsium tidak berdifusi yang
menyebabkan konsentrasi kalsium dalam serum menurun
2. Amonium sulfat yang digunakan tidak boleh yang ada endapannya, hal ini dikarenakan
kristal amonium sulfat yang tidak tercuci sempurna akan menyebabkan false high
3. Selama proses inkubasi, suhu harus >70°C untuk .mereaksikan antara oksalat dan
permanganat dan hasil tidak false low

Catatan :
Dalam darah/plasma/serum, kalsium terdiri atas :
- Ion kalsium (Ca2+)
- Kompleks kalsium dengan albumin, garam organik dan garam anorganik

Kalsium yang berperan penting dalam proses diatas merupakan kalsium total.

 Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ektrasel. Jumlah ion klorida dalam tubuh
diperkirakan sebanyak 1,1 gr/kgBB dengan konsentrasi dalam darah antara 97-111 mmol/L.
Fungsi klorida dalam tubuh belum diketahui secara jelas, tetapi klorida diketahui punya peran
dalam pengaturan osmolalitas, volume darah, netralitas listrik, menjaga keseimbangan asam
dan basa, serta mengatur derajat keasaman lambung. Bila pengeluaran keringat berlebihan,
kehilangan klorida dapat mencapai 200 mmol/hari.
Pemeriksaan konsentrasi klorida bisa menggunakan metode titrasi, ion selective electrode
(ISE) serta reagen kit yang menggunakan alat fotometer.
Pada praktikum pemeriksaan konsentrasi klorida kali ini menggunakan 2 metode yaitu
metode titrasi schales-schales dan menggunakan reagen kit yang menggunakan alat
fotometer.

Pemeriksaan klorida metode titrasi

Prinsip : klorida dalam filtrat protein ditambahkan indikator, titrasi dengan larutan
standar Hg(NO3)2 berlebih akan menghasilkan HgCl2. Jika semua klorida sudah
bereaksi dengan Hg(NO3)2, kelebihan Hg(NO3)2 akan memberikan reaksi
warna dengan indikator
Sampel : Serum atau plasma
Metode : Titrasi Schales-Schales

Pembuatan reagen :

1. Dipenil karbazon 0,1% (Indikator)


Timbang 0,1 gram karbazon, larutkan dalam 25 mL etil alkohol 95% lalu masukkan ke
dalam labu ukur 100 mL, tambahkan sampai volume menjadi 100 mL, homogenkan
larutan, pindahkan dalam botol coklat dan simpan dalam lemari es. Batas
penyimpanan reagen ini sekitar 1 minggu.
2. Standar Hg(NO3)2
Timbang 3 gram Hg(NO3)2 , larutkan dalam 500 mL aquades dan masukkan ke dalam
labu ukur 1 liter, kemudian tambahkan 20 mL HNO3 2N, tambahkan aquades hingga
volume reagen menjadi 1 liter dan homogenkan larutan.
3. Natrium klorida 0,01 M
Timbang 0,584 gram natrium klorida dan larutkan dalam 1000 mL aquades
4. Natrium tungstat 10%
5. H2SO4 2/3 N

Cara kerja :

Standar

1. Masukkan 2 mL natrium klorida 0,01 M ke dalam tabung lalu tambahkan 4 tetes


indicator diphenil karbazon.
2. Titrasi campuran tersebut dengan standar Hg(NO3)2.
3. Titrasi hingga terjadi perubahan warna menjadi ungu muda tetap yang merupakan
titik akhir titrasi.

Test

1. Masukkan 0,5 cc serum, tambahkan 3,5 cc aquades, 0,5 cc natrium tungstate 10%,
tambahkan 0,5 cc asam sulfat 2/3 N ke dalam tabung (pengenceran 10x). Homogenkan
larutan tersebut.
2. Sentrifugasi larutan tersebut selama 10 menit, pisahkan filtrat dan endapan.
3. Ambil 2 cc filtrat, masukkan ke dalam tabung dan tambahkan 4 tetes indikator difenil
karbazon.
4. Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi ungu muda tetap.

Perhitungan
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑥 𝑥 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑡 𝑁𝑎𝐶𝑙 𝑥 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑁𝑎𝐶𝑙
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 10 𝑚𝐸𝑞 𝑚𝐸𝑞


𝑥 𝑥 10 𝑥 2 𝑚𝐿 = ⋯
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 2 𝑚𝐿 𝐿 𝐿
Nilai normal = 99 – 108 mEq/L

10 mEq/L = 0,01 mol/L

Kadar klorida rendah (Hipokloremia) dijumpai pada :

- Asodosi respiratorik
- Penyakit addison’s
- Diuretic
- Luka bakar
- Sirosis

Kadar klorida tinggi (Hiperkloremia) dijumpai pada :

- Asidosis metabolik
- Penderita gagal ginjal
- Akromegali
- Dehidrasi
- Hipertensi
- Glomerulonefritis

Pemeriksaan klorida dengan metode kit

Prinsip : Ion klorida bereaksi dengan merkury (II) 2,4,6-tri-(2-pyridi)-5-triazine (TPTZ)


membentuk kompleks merkuri(II)-klorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion
Fe(II) membentuk kompleks berwarna biru. Hasil absorbansi berubah pada
590 nmHg sebanding dengan kadar klorida pada sampel.
Sampel : Serum, plasma, cairan serebrospinal atau urin
Cara kerja : Cara kerja pemeriksaan magnesium dapat dilihat pada protab

 Magnesium
Magnesium merupakan kation terbanyak ke empat di dalam tubuh dan kation terbanyak
kedua di dalam intraseluler setelah kalium (K). Magnesium (Mg) mempunyai peranan penting
dalam struktur dan fungsi tubuh manusia. Tubuh manusia dewasa mengandung kira-kira 25
gram magnesium. Total magnesium dalam tubuh laki-laki dewasa diperkirakan 1 mol (24 g)
(Topf and Murray, 2003). Jumlah minimum magnesium yang direkomendasikan setiap hari
tersedia untuk orang dewasa adalah 0,25 mmol (6 mg)/kg berat badan (Sclingmann et al.
2004). Distribusi magnesium dalam tubuh diperkirakan 66% di dalam tulang, 33% di dalam
otot dan jaringan lunak, dan kurang lebih 1% dalam darah. Di dalam darah 55% magnesium
dalam keadaan bebas (dalam bentuk ion) dan secara fisiologi aktif, 30% berikatan dengan
protein (terutama albumin), dan 15% dalam bentuk anion kompleks (Fox et al. 2001). Pada
kondisi tubuh normal konsentrasi magnesium selalu berada konstan dalam sirkulasi darah.
Homeostasis bergantung pada keseimbangan antara absorpsi di usus dan ekskresi di ginjal
dimana tubulus ginjal berperan 1 utama dalam pengaturan magnesium (Sclingmann et al.
2004). Magnesium sangat diperlukan dalam tubuh terutama terlibat dalam lebih 300 reaksi
metabolik esensial. Hal tersebut diperlukan untuk metabolisme energi, penggunaan glukosa,
sintesis protein, sintesis dan pemecahan asam lemak, kontraksi otot, seluruh fungsi ATPase,
hampir seluruh reaksi hormonal dan menjaga keseimbangan ionik seluler. Magnesium
diperlukan untuk fungsi pompa Na/K-ATPase. Defisiensi magnesium menyebabkan
peningkatan sodium intraseluler dan potasium banyak ke luar dan masuk ke ekstraseluler. Hal
tersebut mengakibatkan sel mengalami hypokalaemia dimana hanya dapat ditangani dengan
pemberian magnesium (Gum, 2004). Selanjutnya magnesium juga mempengaruhi
homeostasis kalsium dalam dua mekanisme. Pertama, sebagian kalsium channel bergantung
pada magnesium. Ketika konsentrasi magnesium intraseluler tinggi, kalsium ditranspor ke
dalam sel dan dari retikulum sarcoplasmic dihambat. Dalam defisiensi magnesium 2 kebalikan
terjadi dan akibatnya konsentrasi intraseluler kalsium meningkat. Kedua, magnesium
diperlukan untuk pelepasan dan aksi hormon paratiroid. Magnesium berhubungan dengan
rata-rata kalsium dimana pasien dengan hypomagnesaemia mempunyai plasma kalsium yang
rendah yang dapat dikembalikan normal dengan pemberian suplementasi kalsium setelah
defisiensi magnesium diperbaiki (Gum, 2004).

Pemeriksaan magnesium

Prinsip : Ion magnesium membentuk kompleks warna ungu dengan xilidil biru dalam
larutan alkali. Intensitas warna ungu sebanding dengan konsentrasi
magnesium
Sampel : Serum, plasma, cairan serebrospinal atau urin
Cara kerja : Cara kerja pemeriksaan magnesium dapat dilihat pada protab

Kadar magnesium rendah dapat dijumpai pada :


- Diare
- Hipoparatiroidisme
- Pankreatitis
- Penyakit cushing
- Penggunaan diuretic berlebihan

Kadar magnesium tinggi dijumpai pada :


- Anemia hemolitik
- Gagal ginjal
- Penyakit Addison
- Hiperparatiroidisme

Anda mungkin juga menyukai