Disusun oleh :
Nama :
NIM :
Kelompok : 1 (Senin)
I.2. TUJUAN
Ketika tubuh mengalami kekurangan cairan, sering kali kata yang terdengar
adalah dehidrasi. Pada umumnya, dehidrasi terjadi karena kehilangan cairan lebih
banyak daripada cairan yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam
dalam tubuh ikut terganggu dan mempengaruhi fungsi normal tubuh. Dehidrasi
dibagi menjadi tiga, yaitu dehidrasi ringan (kekurangan cairan ±5% dari berat
badan), dehidrasi sedang (kekurangan cairan ±8% dari berat badan), dan dehidrasi
berat (kekurangan cairan ±10% dari berat badan). Penyebab dehidrasi antara lain
diare, terutama pada bayi dan anak-anak. Dehidrasi juga bisa dikaitkan kepada
kondisi iklim, aktivitas fisik atau olahraga, dan pola makan. Total cairan dalam
tubuh adalah 60% dari total berat badan, sehingga tubuh akan sangat terpengaruh
apabila kita kehilangan sedikit cairan. Kandungan air pada kadar yang ideal di
dalam tubuh berfungsi untuk membantu kerja sistem tubuh manusia. Gejala
dehidrasi yang dirasakan adalah merasa haus, pusing, mulut kering, kelelahan,
jarang buang air kecil, urine berwarna lebih gelap serta berbau lebih kuat, dan
kulit kering. (John, 2001)
Plasma merupakan cairan dalam darah yang sebagian besar terdiri dari ± 95%
air, ± 7% protein, dan ± 1% nutrient. Pada penderita dehidrasi, berat jenis plasma
akan meningkat. Penentuan berat jenis plasma dapat dilakukan dengan larutan
tembaga sulfat (CuSO4). Jika plasma diteteskan ke dalam larutan tembaga sulfat
yang diketahui berat jenisnya, maka akan memberikan kesan terapung, melayang
atau tenggelam sesuai dengan berat jenisnya dan hal tersebut tergantung dari
konsentrasi proteinnya. Cairan yang di ketahui BJ-nya (tembaga sulfat) akan
ditetesi larutan yang mengandung protein (plasma, serum atau whole blood).
Seluruh protein dalam tetesan tersebut akan diendapkan sebagai tembaga
proteinate dalam waktu 20-35 detik. Tembaga proteinate tersebut akan melapisi
permukaan tetesan sehingga tidak terjadi percampuran antara tetesan dengan
tembaga sulfat (John, 2001).
BAB II
METODE PRAKTIKUM
1. Gelas Beaker
2. Tabung Venoject
3. Pipet Pasteur
4. Stopwatch
5. Larutan Tembaga Sulfat
- Plasma
Menyediakan Meneteskan
Larutan Plasma ke dalam Mengamati Mencatat Hasil
Tembaga Sulfat masing2 Larutan reaksi yang Praktikum
dengan Berat Tembaga Sulfat terjadi selama (Mengapung,
Jenis (1,025; dengan jarak 2 kurang dari 35 Melayang, atau
1,026; 1,027; cm dari detik Tenggelam)
dan 1,028) permukaan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berat Jenis
No. Larutan Mengapung Melayang Tenggelam
Tembaga Sulfat
1. 1,025 - -
2. 1,026 - -
3. 1,027 - -
4. 1,028 - -
II.5.2 Pembahasan