Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK I

PENENTUAN BERAT JENIS PLASMA

Disusun oleh :

Nama :
NIM :
Kelompok : 1 (Senin)

D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. JUDUL PRAKTIKUM

Penentuan Berat Jenis Plasma

I.2. TUJUAN

Menghitung defisit cairan pada penderita dehidrasi

I.3. DASAR TEORI

Ketika tubuh mengalami kekurangan cairan, sering kali kata yang terdengar
adalah dehidrasi. Pada umumnya, dehidrasi terjadi karena kehilangan cairan lebih
banyak daripada cairan yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula-garam
dalam tubuh ikut terganggu dan mempengaruhi fungsi normal tubuh. Dehidrasi
dibagi menjadi tiga, yaitu dehidrasi ringan (kekurangan cairan ±5% dari berat
badan), dehidrasi sedang (kekurangan cairan ±8% dari berat badan), dan dehidrasi
berat (kekurangan cairan ±10% dari berat badan). Penyebab dehidrasi antara lain
diare, terutama pada bayi dan anak-anak. Dehidrasi juga bisa dikaitkan kepada
kondisi iklim, aktivitas fisik atau olahraga, dan pola makan. Total cairan dalam
tubuh adalah 60% dari total berat badan, sehingga tubuh akan sangat terpengaruh
apabila kita kehilangan sedikit cairan. Kandungan air pada kadar yang ideal di
dalam tubuh berfungsi untuk membantu kerja sistem tubuh manusia. Gejala
dehidrasi yang dirasakan adalah merasa haus, pusing, mulut kering, kelelahan,
jarang buang air kecil, urine berwarna lebih gelap serta berbau lebih kuat, dan
kulit kering. (John, 2001)

Untuk mengetahui dehidrasi seringkali kita menggunakan indikator urine, jika


berwarna terang dan jernih maka tubuh terhidrasi dengan baik. Dan jika berwarna
kuning – merah gelap maka hal tersebut merupakan pertanda dehidrasi. Penentuan
dehidrasi menggunakan indikator urine hanya dapat mengetahui apakah kita
dehidrasi atau tidak sedangkan untuk tingkat dehidrasinya tidak dapat terdeteksi.
Untuk itu kita memerlukan suatu pemeriksaan yang dapat menentukan tingkat
dehidrasi seseorang, pemeriksaan yang dimaksudkan adalah berat jenis plasma.
Pemeriksaan berat jenis plasma sangat diperlukan dalam menghitung defisit
cairan pada penderita dehidrasi sebagai penentuan tingkatan dehidrasi mengingat
dehidrasi akan mempengaruhi fungsi tubuh manusia, bahkan dehidrasi yang
tergolong dalam tingkatan berat dapat menyebabkan kejang, kerusakan otak atau
bahkan kematian (Roberts, 1949).

Plasma merupakan cairan dalam darah yang sebagian besar terdiri dari ± 95%
air, ± 7% protein, dan ± 1% nutrient. Pada penderita dehidrasi, berat jenis plasma
akan meningkat. Penentuan berat jenis plasma dapat dilakukan dengan larutan
tembaga sulfat (CuSO4). Jika plasma diteteskan ke dalam larutan tembaga sulfat
yang diketahui berat jenisnya, maka akan memberikan kesan terapung, melayang
atau tenggelam sesuai dengan berat jenisnya dan hal tersebut tergantung dari
konsentrasi proteinnya. Cairan yang di ketahui BJ-nya (tembaga sulfat) akan
ditetesi larutan yang mengandung protein (plasma, serum atau whole blood).
Seluruh protein dalam tetesan tersebut akan diendapkan sebagai tembaga
proteinate dalam waktu 20-35 detik. Tembaga proteinate tersebut akan melapisi
permukaan tetesan sehingga tidak terjadi percampuran antara tetesan dengan
tembaga sulfat (John, 2001).
BAB II
METODE PRAKTIKUM

II.1. WAKTU DAN TEMPAT PRAKTIKUM

Praktikum Penentuan Berat Jenis Plasma ini berlangsung pada hari


Senin, 20 Agustus 2018 yang bertempatkan di Laboratorium Farmakologi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya.

II.2. ALAT DAN REAGEN

1. Gelas Beaker
2. Tabung Venoject
3. Pipet Pasteur
4. Stopwatch
5. Larutan Tembaga Sulfat

II.3. BAHAN PEMERIKSAAN

- Plasma

II.4. CARA KERJA

Menyiapkan Darah Vena Memisahkan


Darah Vena dengan antara Sel Darah Plasma sebagai
dengan antikoagulan Merah dan Buffy Bahan
antikoagulan EDTA di Coat dengan Pemeriksaan
EDTA sentrifugasi Plasma

Menyediakan Meneteskan
Larutan Plasma ke dalam Mengamati Mencatat Hasil
Tembaga Sulfat masing2 Larutan reaksi yang Praktikum
dengan Berat Tembaga Sulfat terjadi selama (Mengapung,
Jenis (1,025; dengan jarak 2 kurang dari 35 Melayang, atau
1,026; 1,027; cm dari detik Tenggelam)
dan 1,028) permukaan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1. HASIL PEMERIKSAAN DAN PEMBAHASAN

II.5.1 Hasil Pemeriksaan

Berat Jenis
No. Larutan Mengapung Melayang Tenggelam
Tembaga Sulfat
1. 1,025  - -
2. 1,026  - -
3. 1,027  - -
4. 1,028  - -

II.5.2 Pembahasan

Prinsip dari pemeriksaan berat jenis plasma adalah apabila suatu


larutan yang tidak diketahui berat jenisnya kemudian diteteskan kedalam
suatu larutan yang telah diketahui berat jenis nya, maka larutan yang
diteteskan akan mengapung di permukaan atau melayang atau tenggelam .
semua hal tersebut tergantung dari berat jenisnya. Pemeriksaan dalam
praktikum kali ini bertujuan untuk menghitung berat jenis plasma. Plasma
akan diteteskan ke dalam larutan yang sudah diketahui berat jenisnya.
Penggunaan CuSO4 sebagai larutan yang diketahui berat jenisnya karena
koefisien temperatur ekspansi larutan CuSO4 mendekati darah dan
plasma. Larutan ini juga termasuk kedalam larutan logam berat yang
sering dipakai untuk uji protein, larutan ini akan menggumpalkan dan
mempresipitasikan protein dalam plasma. Larutan CuSO4 akan
mengendap ke bawah 1-2 menit setelahnya, sehingga setelah melakukan
tes akan bersih dengan sendirinya. Pengukuran dilakukan dengan cara
membiarkan tetesan plasma tersebut ke dalam larutan CuSO4. Plasma
darah banyak mengandung protein, seluruh protein yang ada pada tetesan
plasma tersebut akan di presipitasikan sebagai cooper proteinate dalam
waktu 20 – 35 detik dan plasma darah tersebut akan mengapung,
melayang ataupun tenggelam (Harrow, 1962).

- Bila tetesan melayang antara permukaan dan dasar kemudian


tenggelam maka BJ plasma = BJ CuSO4
- Bila tetesan terapung di permukaan maka BJ plasma < BJ CuSO4
- Bila tetesan tenggelam di dasar maka BJ plasma > BJ CuSO4
Berdasarkan hasil pemeriksaan berat jenis plasma pada praktikum ini
di dapatkan kesamaan hasil dari 4x percobaan yakni pada larutan tembaga
sulfat pada berat jenis 1,025 hingga 1,028 didapatkan hasil terapung.
Apabila dari keempat berat jenis (1,025; 1,026; 1,027; dan 1,028) dua
diantaranya adalah nilai normal (1,026 dan 1,027) maka pada saat plasma
di teteskan di dalam larutan tembaga sulfat hasil yang didapatkan adalah
melayang, begitu pula dengan penetesan pada larutan tembaga sulfat
dengan berat jenis yang terendah (1,025) maka plasma yang diteteskan
akan tenggelam karena berat jenis plasma lebih besar dari larutan yang
ditetesi. Sedangkan untuk larutan dengan berat jenis tertinggi (1,028)
maka plasma yang diteteskan seharusnya akan terapung karena lebih
besarnya berat larutan yang ditetesi.

Berdasarkan hasil yang didapatkan, perbedaan hasil praktikum dengan


teori yang di fahami bukan berarti dikarenakan terjadi kesalahan pada saat
analitik, kemungkinan juga dapat terjadi pada saat pre atau pasca analitik.
Faktor – faktor yang mungkin sebagai penyebab dari kesalahan pada
praktikum kali ini adalah persiapan larutan yang ditetesi mulai dari
konsentrasi, pengenceran, hingga masa kedaluwarsanya. Penyebab lain
yang mungkin terjadi adalah jarak antara pipet pasteur berisi plasma
dengan permukaan larutan tembaga sulfat kurang atau lebih dari 2 cm
serta terjadinya perubahan keadaan (terapung, melayang atau tenggelam)
pada saat kurun waktu tertentu. Dan kemungkinan yang paling ditakuti
adalah sampel plasma yang mewakili keadaan pasien tersebut benar-benar
dalam keadaan dehidrasi berat sehingga keseluruhan pemeriksaan
menghasilkan hasil yakni terapung.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah di jabarkan, didapatkan dua
kemungkinan yakni terdapat kesalahan hasil (pada saat preanalitik, analitik, atau pasca
analitik) atau memang terjadi dehidrasi berat yakni kehilangan (defisit) cairan ± 10 % cairan
tubuh. Untuk itu perlu dilakukan pengujian ulang guna memastikan hasil yang di dapatkan.
DAFTAR PUSTAKA

B., Harrow dan A. Mazur, 1962. Textbook of Biochemistry. Eighth edition.


Philadelphia: W. B. Saunders Company.
Henry, John Bernard, 2001. Clinical Diagnosis and Management by
Laboratory Methods. Cina: W.B Sounders Company
Phillips, Roberts A. 1949. Measurement of Specific Gravities of Whole
Blood and Plasma by Standard Cooper Sulfate Solutions. New York: The United
States Navy Research Unit at the Hospital of The Rockefeller Institute for Medical
Research

Anda mungkin juga menyukai