Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH TAMBANG TERBUKA

CADANGAN / GEOLOGI ENDAPAN, PERALATAN,


PEMBENTUKAN, SISTEM PENAMBANGAN, DAN
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN BAUKSIT

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tambang Terbuka

OLEH
KELOMPOK 3:
KELAS A

TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015 / 2016

i
Daftar Anggota Kelompok 3 Kelas A Tambang Terbuka Kampus
Indralaya Judul Makalah “ Cadangan / Geologi Endapan,
Peralatan, Pembentukan, Sistem Penambangan, dan Pengolahan
Bahan Galian Bauksit”

1. AGUNG PRAMANA (03021181419001)


2. AHMAD SURYANTKO (03121002063)
3. DWI PUTRI SURYANI (03021181419035)
4. ILHAM MAULANA.S. (03021181419037)
5. IVO MARIO (03021281419089)
6. MUHAMAD AGUNG ARIFIN (03021181419059)
7. MUHAMMAD WAHYU AKBAR (KETUA) (03021181419019)
8. NOVA FATHONA (03021181419021)
9. RAIHAN YARRI PUTERA (03021181419069)
10. REZA DAVID NAUFAL (03021181419015)

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat
rahmat, taufik dan hidayah – NYA jua lah sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas besar mata kuliah Pengolahan Sumber Daya Mineral dan Energi yang
berjudul “ Cadangan / Geologi Endapan, Peralatan, Pembentukan, Sistem
Penambangan, dan Pengolahan Bahan Galian Bauksit” dengan baik dan tepat
waktu.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Ir. Subriyer Nasir, M.S., Ph.D. selaku Dekan Fakultas


Teknik Universitas Sriwijaya.
2. Bapak PROF.IR.H.M. Toha. Taufik, DEA ; Bapak Rosihan
Pebrianto, S.T., M.T. ; selaku dosen pembimbing mata kuliah
Tambang Terbuka Universitas Sriwijaya.
3. Kedua orang tua penulis yang senantiasa selalu mendoakan
penulis.
4. Para pembaca yang senantiasa memberikan masukan berupa kritik
maupun saran yang membangun.
5. Teman – teman Teknik Pertambangan kelas A yang senantiasa
memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini, masih banyak terdapat


kekurangan dan kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam penyampaian isi
makalah. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari pembaca, agar kedepannya penulis dapat membuat makalah
maupun bacaan yang lebih baik lagi. Dan semoga tugas ini dapat memberikan
manfaat yang baik untuk pembaca.

Indralaya, Juni 2016

Penulis
iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................. i


Lampiran Nama ............................................. ii
Kata Pengantar ............................................ iii
Daftar Isi ..............................................v
Daftar Gambar ............................................ vi
Daftar Tabel ........................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................1
1.3 Pembatasan Masalah ..............................................1
1.4 Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan ..............................................2
1.5 Metode Penulisan ..............................................2
BAB II PEMBAHASAN ..............................................3

2.1 Pengertian Aluminium ..............................................3


2.1.1 Sifat Fisik dan Kimia Aluminium ..............................................3
2.2 Mineral Logam Bauksit ................................................. 5
2.2.1 Sifat Umum ................................................. 5
2.2.2 Genesa ................................................. 6
2.2.3 Komposisi Kimia ................................................. 7
2.2.4 Cara Penambangan ................................................. 8
2.2.5 Tempat Terdapat ................................................. 8
2.2.6 Pemanfaatan ................................................. 8
2.3 Proses Pengolahan ................................................. 9
2.3.1 Proses Pengolahan Bauksit Menjadi
Alumina (Proses Bayer) ............................................... 10
2.3.2 Proses Peleburan Alumina
(Proses Hall-Heroult) ............................................... 15
2.4 Manfaat Aluminium ............................................... 16

BAB III PENUTUP ............................................20


Daftar Pustaka ............................................21
iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Aluminium ..............................................3


Gambar 2.2.4 Penambangan Bauksit ..............................................8
Gambar Mineral Logam Bauksit ..............................................9
Gambar 2.3 Proses Pengolahan Bauksit ............................................10
Gambar 2.3.1 Proses Pengolahan Bauksit
Menjadi Alumina (Proses Bayer) ............................................14
Gambar 2.3.1 Proses Pengolahan Bauksit
Menjadi Alumina (Proses Bayer) ............................................14
Gambar 2.3.2 Proses Peleburan Alumina
(Proses Hall-Heroult) ............................................16
Gambar 2.3.2 Proses Peleburan Alumina
(Proses Hall-Heroult) ............................................16

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Sifat Fisika Aluminium ..............................................4

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya
alam termasuk sumber daya mineral logam. Kesadaran akan banyaknya mineral
logam ini mendorong bangsa Indonesia untuk dapat memanfaatkan sumber daya
alam tersebut secara efisien. Dalam pemanfaatanya, tentu saja menggunakan
berbagai metode dan teknologi sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal
dengan hasil yang optimal dengan keuntungan yang besar, biaya produksi yang
seminim mungkin serta ramah lingkungan. Salah satu sumberdaya alam yang
banyak digunakan adalah bauksit. Bauksit atau dengan kata lain bijih aluminium
adalah bahan dasar untuk membuat logam yang dinamakan aluminium, logam
yang biasanya digunakan untuk membuat berbagai barang seperti panci, kuali /
wajan, kaleng minuman bahkan alat - alat kendaraan bermotor sampai pada bahan
pembuat pesawat terbang karena aluminium adalah logam yang logam tergolong
logam ringan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan bauksit?
2. Bagaimana proses pembentukan/genesa bauksit?
3. Apa saja peralatan yang digunakan dalam proses penambangan bauksit?
4. Bagaimana proses penambangan bauksit?
5. Bagaimana proses pengolahan bauksit menjadi aluminium?

1.3 Pembatasan Masalah

Pada penulisan makalah ini, penulis membatasi masalah menjadi :

1. Pengertian bauksit

2. Genesa bauksit

1
3. Peralatan yang digunakan pada penambangan bauksit

4. Cara penambangan dan cara pengolahan bauksit.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini,
antara lain adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian bauksit

2. Untuk mengetahui genesa bauksit.

3. Untuk mengetahui berbagai macam peralatan yang digunakan pada


penambangan bauksit.

4. Untuk mengetahui tahapan penambangan bauksit.

5. Untuk mengetahui tahapan pengolahan bauksit.

1.5 Metode Penulisan

Adapun metode Metode penulisan pada makalah ini dilakukan dengan


cara : metode kualitatif non interaktif dengan memanfaatkan teknologi yang ada
berupa Google.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mineral Logam Bauksit


Bauksit atau dengan kata lain bijih aluminium adalah bahan dasar untuk
membuat logam yang dinamakan aluminium, logam yang biasanya digunakan
untuk membuat berbagai barang seperti panci, kuali / wajan, kaleng minuman
bahkan alat - alat kendaraan bermotor sampai pada bahan pembuat pesawat
terbang karena aluminium adalah logam yang logam tergolong logam ringan.
Bauksit yang diambil dari alam tidak serta merta dapat dijadikan
peralatan masak ibu-ibu rumah tangga, tetapi diolah terlebih dahulu. aluminium
dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M. Hall di
Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886.

2.1.1 Sifat Umum

Bauksit Merupakan suatu campuran bahan-bahan yang kaya akan


hidrat oksida aluminium, dan bahan-bahan tersebut dapat diambil logam
aluminium secara ekonomis. Istilah buksit dikaitkan dengan laterit. Laterit
adalah suatu bahan yang berupa konkresi berwarna kemerahan, bersifat
porous, menutupi hampir sebagian besar daerah tropis dan subtropics,
merupakan lapisan yang kaya akan aluminium dan besi. Jika kadar
aluminiumnya lebih besar dibandingkan dengan kadar besi, sehingga
warnanya menjadi agak muda, kekuning-kuningan sampai keputih-
putihan, maka laterit semacam ini dinamakan aluminious laterit atau laterit
bauksit. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar aluminium
tinggi, kadar Fe rendah dan sedikit kadar kuarsa bebas. Mineral silikat
yang terubah akibat pelapukan, mengakibatkan unsur silika terlepas dari
ikatan Kristal dan sebagian unsure besi juga terlepas. Pada proses ini

3
terjadi penambahan air, sedangkan alumina, bersama dengan titanium den
ferric oksida (dan mungkin manganis oksida) menjadi terkonsentrasi
sebagai endapan residu aluminium. Secara makroskopis bauksit berbentuk
amorf. Kekerasan bauksit berkisar antara 1 – 3 skala Mohs dan berat jenis
berkisar antara 2,5 – 2,6.

2.1.2 Genesa

Mineral logam bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung


unsur Al. Batuan tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit,
dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone
dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan,
mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral – mineral
alkali, sedangkan mineral – mineral yang tahan akan pelapukan akan
terakumulasikan. Bauksit terbentuk dari batuan yang mempunyai kadar
alumunium nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan tidak atau sedikit
mengandung kuarsa (SiO¬2) bebas atau tidak mengandung sama sekali.
Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadang-kadang
berstruktur pisolitic..

Bauksit dapat ditemukan dalam lapisan mendatar tetapi


kedudukannya di kedalaman tertentu. Bijih bauksit alumina dapat
bersumber dari batuan primer (magmatic dan hidrotermal) maupun dari
batuan sekunder (pelapukan dan metamorphosis). Namun, secara luas
yang berada dipermukaan bumi ini berasal dari batuan sekunder hasil
proses pelapukan dan pelindian. Genesa dari bauksit sendiri dapat
terbentuk dari 4 proses yaitu : magamatik, Hidrotermal, metamorfosa, dan
pelapukan. Berdasarkan genesanya, bijih bauksit terbagi atas 5 yaitu,
bauksit pada batuan klastik kasar, bauksit pada terrarosa, bauksit pada
batuan karbonat, bauksit pada batuan sedimen klastik dan bauksit pada
batuan fosfat.

4
Sedangkan berdasarkan letak depositnya bauksit terbadi atas 4
yaitu deposit bauksit residual, deposit bauksit koluvial, deposit bauksit
alluvial pada perlapisan dan deposit bauksit alluvial pada konglomerat
kasar. Adapun syarat terbentuknya bauksit yaitu : iklim humid tropis dan
subtropics, batuan sumber mengandung alumina tinggi, reagent yang
sesuai pH dan Eh, sehingga mampu merubah silikat, infiltrasi air meteoric
prmukaan secara lambat, kondisi bawah permukaan (larutan bawah
permukaan) yang mampu melarutkan unsure batuan yang dilaluinya,
sublitas tektinik yang berlangsung lama, preservation.

Kondisi – kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan


bauksit secara optimum adalah ;

1. Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya
alumunium
2. Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
3. Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
4. Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
5. Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
6. Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan
terjadinya pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan

2.1.3 Komposisi Kimia

Mineral logam bauksit mengandung Al2O3 sebanyak 45-65 %,


SiO2 1-12 %, Fe2O3 2-25%, TiO2 >3 % dan H2O 14-36 %.

2.1.4 Peralatan Yang Digunakan Pada Proses Penambangan Bauksit

Adapun peralatan yang digunakan pada proses penambangan


bauksit adalah sebagai berikut:

5
a. Peralatan Untuk Land Clearing

Adapun peralatan yang digunakan untuk proses land clearing pada


saat penambangan bauksit yaitu :

1. Bulldozer
Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai
(track shoe) untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi
yang tinggi. Bisa digunakan untuk menggali (digging), mendorong
(pushing), menggusur meratakan (spreading), menarik beban, menimbun
(filling), dan banyak lagi. Mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai
daerah yang keras sekalipun. Dengan swamp dozer untuk daerah yang
sangat lunak, dan daerah yang sangat keras perlu dibantu dengan ripper
(alat garu), atau dengan blasting (peledakan dengan tujuan pemecahan
pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring dengan
sudut kemiringan tertentu, berbukit, apalagi didaerah yang rata. Jarak
dorong efisien berkisar antara 25-40 meter dan tidak lebih dari 100 meter.
Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan mendorong
dilakukan secara estafet. Mendorong pada daerah turunan lebih efektif dan
produktif daripada di daerah tanjakan. Attachment yang biasanya
menyertainya antara lain: bermacam-macam blade, towing, winch, ripper,
tree pusher, harrow, disc plough, towed scraper, sheep foot roller,
peralatan pipe layer, dan lain - lain.
Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor
sebagai penggerak utamanya, artinya traktor yang dilengkapi dozer
attachment dalam hal ini perlengkapannya attachment adalah blade.
Sebenarnya, bulldozer adalah nama jenis dari dozer, selain mendorong
lurus ke depan, juga memungkinkan untuk mendorong ke samping dengan
sudut 250 terhadap kedudukan lurus.
Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan bulldozer adalah:
 Mengupas top soil dan pembersihan lahan dan pepohonan,
 Pembukaan jalan baru,

6
 Pemindahan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m,
 Membantu mengisi material pada scraper,
 Menyebarkan material,
 Mengisi kembali saluran,
 Membersihkan quarry..
Adapun bagian – bagian dari bulldzer adalah :
1. Blade
Dalam pengoperasian, bulldozer dilengkapi dengan blade yang
dapat distel sedemikian rupa sesuai kebutuhan yang diinginkan, untuk itu
dikenal berbagai macam blade yang dipakai pada bulldozer atau angel
dozer yaitu:
 Universal Blade (U-Blade)
Blade jenis ini dilengkapi dengan sayap (wing) yang terdapat disisi
blade untuk efektifitas produksi. Hal ini memungkinkan bulldozer
membawa/mendorong muatan lebih banyak karena kehilangan muatan
yang relative kecil dalam jarak yang cukup jauh. Umumnya bulldozer jenis
ini sering digunakan untuk pekerjaan reklamasi tanah (land reclamation),
stock pile work, dan sebagainya.
 Straight Blade (S-Blade)
Straight blade cocok digunakan untuk semua jenis lapangan, blade
ini juga merupakan modifikasi dari U-Blade, maneuver lebih mudah dan
balade ini juga dapat menghandel material dengan mudah.
 Angling Blade (A-Blade)
Angling blade dibuat untuk posisi lurus dan menyudut. Blade ini
juga dapat dibuat untuk:
 Pembuangan ke samping (side casting)
 Pembukaan jalan (pioneering roads)
 Menggali saluran (cutting ditches)
 Pekerjaan lain yang sesuai.
 Chusion Blade (C-Blade)
Chusion blade dilengkapi dengan bantalan karet (Rubber cushion)
yang berfungsi untuk meredam tumbukan. Selain digunakan untuk push-

7
loading, juga digunakan untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing
lainnya mengingat lebar C-Blade ini memungkinkan untuk meningkatkan
kmampuan manuver.

Gambar Alat Berat Bulldozer

2. Motor Grader
Motor grader merupakan alat perata yang mempunyai bermacam-
macam kegunaan. Untuk keperluan perataan tanah, digunakan grader,
disamping untuk membentuk permukaan yang dikehendaki. Grader juga
dapat digunakan untuk mencampurkan dan menebarkan tanah dan
campuran aspal. Pada umumnya grader digunakan dalam proyek dan
perawatan jalan dan dengan kemampuannya bergerak, juga sering
digunakan dalam proyeklapangan terbang.
Dalam pengoperasiannya, motor grader menggunakan blade yang
disebut moldboard yang dapat digerakkan sesuai kebutuhan bentu
permukaan. Sebagaimana diketahui motor grader adalah tipe peralatan
8
yang dapat dipakai dalam berbagai variasi pekerjaan konstruksi (grading).
Kemampuan ini akibat gerakan-gerakan flexibel yang dipunyainya
terhadap blade dan roda-roda ban. Keserbagunaan ini diperbesar dengan
perlengkapan-perlengkapan lainnya, seperti:
Ø Scarifier teeth (ripper dalam bentuk penggaruk kecil) dipasang
di bagian depan blade dan dapat dikendalikan secara tersendiri.
Ø Pavement widener (untuk mengatur penghamparan)
Ø Elevating grader unit (alat pengatur grading)

Gambar Motor Grade

3. Excavator Backhoe

Excavator adalah Alat berat yang terdiri dari batang, tongkat,


keranjang dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan
untuk penggalian (akskavasi) . Rumah rumah diletakan diatas kereta
bawah yang dilengkapi Roda rantai atau Roda. Ekskavator pertama kali
diciptakan pada tahun 1835 oleh William Smith Otis, seorang ahli
mekanik asal Amerika Serikat. Pada awalnya ekskavator dijalankan

9
dengan menggunakan mesin uap dan digunakan sebagai alat penggalian
untuk membangun rel kereta api. Pada tahun 1839 William Smith Otis
menerima patent atas karya ekskavator temuannya dan kemudian
meninggal dunia pada tahun yang sama (1839). Pada tahun 1840 tercatat
ada 7 buah excavator dan merupakan excavator pertama di dunia yang
diciptakan oleh William Smith Otis. Excaavator menggunakan Winch dan
Tali besi untuk bergerak. Excavator adalah perkembangan alami dari
Penggaruk Uap dan sering juga disebut Power shovel.

Berdasarkan surat keputusan menteri perindustrian nomor


347/M/SK/1982 tanggal 29 Juli 1982, alat berat adalah segala macam
peralatan / pesawat mekanis termasuk attachment dan implement-nya,
baik yang bergerak dengan tenaga sendiri (self propelled) atau ditarik
(towed-type) maupun yang diam ditempat (stationer) dan mempunyai
daya lebih dari satu kilo-watt, yang dipakai untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan kontruksi pertambangan, industri umum,
pertanian/ kehutanan dan/ atau bidang-bidang pekerjaan lainnya,
sepanjang tidak merupakan alat processing langsung .
Sedangkan ekskavator adalah adalah alat yang serba guna yang
dapat untuk menggali tanah, membuat parit, memuat material ke dump
truck atau kayu ke trailer. Dengan kombinasi penggatian attachment maka
dapat digunakan untuk memecah batu, mencabut tanggul, membongkar
aspal dan lain-lain. Kontruksi excavator bagian atasnya (upper structure)
mampu berputar (swing) 360 derajat, sehingga alat ini sangat lincah untuk
penggalian dan pemindahan tanah pada area yang sempit.
Bagian utama dari hydraulic excavator adalah :
 Front End Attachment
 Upperstructure
 Undercarriage
Untuk membandingkan kemampuan dari hydraulic excavator, dulu
berorientasi pada kapasitas bucket (bucket capacity). Sedangkan pada saat
ini, untuk membandingkannya berdasarkan berat operasi dari mesin

10
(operating weight). Product hydraulic excavator, bila kita lihat dari berat
operasinya maka dapat digolongkan kedalam 4 (empat) kelompok yaitu ;
 Mini ; 0,6 – 6 tons
 Medium : 10 – 30 tons
 Large : 40 – 80 tons
 Big / Giant : 80 – 800 tons
 Berikut adalah contoh masing-masing jenis ekskavator.

Gambar Jenis – Jenis Excavator

Pengoperasian backhoe umumnya untuk penggalian saluran,


terowongan, atau basement. Backhoe beroda ban biasanya tidak digunakan
untuk penggalian, tetapi lebih sering digunakan untuk pekerjaan umum
lainnya. Backhoe digunakan pada pekerjaan penggalian di bawah
permukaan serta untuk penggalian material keras. Dengan menggunakan
backhoe maka akan didapatkan hasil galian yang rata. Pemilihan kapasitas
bucket backhoe harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
 Bagian Backhoe

11
Backhoe terdiri dari 8 bagian utama, yaitu:
1. Bucket : Digunakan untuk mengeruk tanah
2. Bucket Cylinder : Menggerakkan Bucket
3. Arm : Mengayunkan bucket naik turun
4. Arm Cylinder : Menggerakkan Arm
5. Boom : Tuas utama yg digunakan untuk
menggerakkan Arm naik turun
6. Boom Cylinder : Menggerakkan Boom
7. Tracker : Sebagai roda untuk excavator
8. Kabin : Tempat mengendalikan Excavator
Struktur bawah adalah penggerak utama yang dapat berupa roda
ban atau roda crawler. Ada enam gerakan dasar yang mencakup gerakan
gerakan pada masing-masing bagian, yaitu :

a) Gerakan boom : merupakan gerakan boom yang mengarahkan bucket


menuju tanah galian.
b) Gerakan bucket menggali : merupakan gerakan bucket saat menggali
material.
c) Gerakan bucket membongkar : adalah gerakan bucket yang arahnya
berlawanan dengan saat menggali.
d) Gerakan lengan : merupakan gerakan mengangkat lengan dengan
radius sampai 100°.
e) Gerakan slewing ring : gerakan pada as yang bertujuan agar bagian
atas backhoe dapat berputar 360°.
f) Gerakan struktur bawah : dipakai untuk perpindahan tempat jika area
telah selesai digali.
 Teknik Penggalian
Cara kerja backhoe pada saat penggalian adalah sebagai berikut :

a) Boom dan bucket bergerak maju.


b) Bucket digerakkan menuju alat.
c) Bucket melakukan penetrasi ke dalam tanah.

12
d) Bucket yang telah penuh diangkat.
e) Struktur atas berputar.
f) Bucket diayun sampai material di dalamnya keluar.

Gambar Excavator Backhoe

b. Peralatan Penggalian dan Pemuatan

Adapun peralatan yang digunakan untuk proses penggalian


dan pemuatan pada saat penambangan bauksit yaitu :

1. Power Shovel

Power Shovel merupakan alat berat gali dan muat tambang yang
sering digunakana berupa skop mekanasi yang amat besar. Alat ini
digerakkan oleh mesin uap, mesin bensin, mesin diesel,atau dapat juga

13
motor listrik. Ukuran alat ini ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat
digerakkan, baik dalam arah horizontal maupun vertikal. Ukuran skop
Power Shovel kecil berkisar ½ sampai 2 yard3 (1 yard = 3 ft = 90 cm)
atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran sedang berkisar 2 sampai 8
yard3 ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 – 35 yard3 (18,2 – 25,5 m3).

Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka


didapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk
pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus
memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat
untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).

Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted,


karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan
kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama
untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan
alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan
kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis
(hydraulic controlled).

 Cara Kerja Power Shovel

Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel


ialah:

a. Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing.


b. Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi.
c. Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing.
d. Swing (memutar) untuk membuang (dump).
e. Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan
f. Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan.

Sudut yang dibuat antara boom dengan bidang datar menyudut


sebesar 45o, pekerjaan yang dilakukan dapat sebagai alat gali (utamanya)

14
maupun utamanya alat muat. Yaitu dengan cara “dipper” (mangkuk)
dikerukkan dari bawah menengadah keatas pada kaki jenjang (power
shovelnya sebagai alat gali -- excavator); atau pada kaki timbunan hasil
bongkaran (hasil peledakan) – utamanya sebagai alat muat.

Setelah “dipper” (mangkuk) penuh; kemudian superstructure (kabin


beserta boom) berputar menghadap posisi truck untuk menumpahkan isi
dipper keatas/kedalam bak truck, dengan membuka “dasar dipper”
dengan cara menarik “latch” (grendel) sehingga isi “dipper” tertumpah.

Bila “power shovel” sebagai alat gali maka berat “counter


weight”nya lebih besar dibanding, apabila “power shovel” sebagai alat
muat, pada ukuran “dipper” yang sama.
Cara penempatan Power Shovel di tempat kerja ada bermacam-macam,
tergantung dari kondisi topografi lapangan dan tujuan pekerjaan tersebut,
antara lain :

- Jika tempat kerja telah tersedia, misalnya pada daerah kerja


yang sudah merupakan lereng bukit, maka tidak perlu lagi dibuatkan
jalan masuk dan tempat kerja awal.

- Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang


datar, maka perlu dibuat dulu sebuah jalan masuk dan tempat kerja awal
yang berbentuk lereng landai. Pembuatantersebut dapat dilakukan
nmenggunakan alat itu sendiri, atau menggunakan Buldoser; kemudian
kalau udah di tempat kerjanya, harus diletakkan sedemikian rupa
sehingga gerakannya efisien dan cukup tempat untuk alat-alat angkut
yang mendekat ke situ.

Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin


kecil ukuran skop yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut
harus terbuat dari baja mangan (manganese steel) Fe2MgO3, cara
penggaliannya tergantung pada cara menggerakkan lengan sekop tersebut.

Produktivitas Power Shovel tergantung dari:

 Keadaan material (keras, lunak).


15
 Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali.
 Pengalaman operator yang menanganinya.
 Penggunaan Power Shovel
 Sebagai Alat Gali

Penggunaan “power shovel” sebagai alat gali adalah :

 Membuat tanggul (embankment digging).


 Menggali secara datar (digging on horizontal plane)
 Membuat lereng (dressing slopes)
 Menggali ke arah daerah yang lebih rendah (digging below
grade)
 Membuat parit (digging shallow trench)
 Sebagai Alat Muat
Penggunaan “power shovel” sebagai alat muat adalah :
 Memuat ke alat angkut (loading haul units).
 Membuang material ke samping (side casting).
 Menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil
banks).
 Menimbun ke dalam “hopper” (dumping into hoppers).

16
Gambar Power Shovel

2. Wheel Loader

Wheel loader adalah suatu alat yang mirip dengan shovel dozer,
tetapi beroda karet (ban) sehingga baik kemampuan maupun
kegunaannya sedikit berbeda yaitu pada kemampuan beroperasi di daerah
yang keras dan rata, kering tidak licin karena traksi daerah basah akan
rendah, tetapi tidak mampu mengambil tanah sendiri tanpa dibantu
dozing/stock pilling terlebih dahulu dengan bulldozer.

Wheel Loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat


material yang akan dimuat kedalamdumptruck atau memindahkan
material ke tempat lain. Saat loader menggali, bucket didorongkan pada
material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur dan bucket
diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.

 Pada dasarnya wheel loader memiliki kegunaan-kegunaan


sebagai berikut:

17
 Pembersihan lapangan atau lokasi pekerjaan (land
clearing).
 Penggusuran tanah dalam jarak dekat.
Meratakan timbunan tanah dan mengisi kembali galian-
galian tanah.
 Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengambilan
material.
 Mengupas tanah bagian yang jelek (stripping).
 Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan
bidang rata disebut finishing.
 Komponen utama pada wheel loader yaitu:
A. Cab
Cab adalah bagian dari wheel loader dari mana operator
menjalankan mesin. Ini biasanya memiliki pintu, duduk, dan
mengendalikan loader. Ini biasanya terlihat seperti sebuah bilik
kaca dipasang di tengah loader dan mungkin tidak tertutup.
B. Lift Arm
Lift Arm terpasang di depan loader, di depan taksi. Inilah
yang berguna untuk mengangkat ember depan atas dan bawah. Ia
bekerja dalam hubungannya dengan silinder ember, perangkat
hidrolik yang memotivasi lengan.
C. Bucket

Bucket adalah bagian yang paling nyata dari sebuah wheel


loader. Berbentuk sekop besar. Sering kali, satu mesin memiliki
beberapa jenis ember yang dapat dilampirkan sebagai mereka
dibutuhkan. Misalnya, beberapa wheel loader datang dengan tujuan
umum ember, satu ember untuk membawa batu, satu untuk untuk
membawa batubara dan lainnya untuk penanganan lebih mudah
memuat bahan seperti kotoran.

 Cara kerja dari Wheel Loader

18
Cara kerja Wheel loader ini sama seperti halnya alat berat pada
umumnya, dimana alat penggerak utamanya mengguanakan sistem
hidrolik. Karena tenaga hidrolik mempunyai daya atau tenaga yang sangat
besar, sehingga bisa memungkinkan untuk mengeruk, mengangkut
material atau benda yang berukuran besar.

Untuk pengoperasian bucket dipakai “kendali hidrolis” (hydraulic


controlled), sedangkan kendali kabel (cabel controlled) sudah jarang
digunakan pada excavator-loader. Penggunaan loader biasanya adalah
untuk memuat material dan membawa, serta membongkar. Jika daerah
sekitar material yang dikerjakan datar, maka loader dapat bergerak dengan
leluasa dalam posisi yang menyenangkan.

Wheel loader yang bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan
cara membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain.
Gerakan bucket yang penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan
tanah, mendorong ke depan (memuat/menggusur), mengangkat bucket,
membawa dan membuang muatan. Apabila harus dimuatkan ke lat angkut,
misalnya truk, ada beberapa cara pemuatan yaitu :

- V – Loading
- L – Loading
- Cross Loading
- Overhead Loading
 Konstruksi Wheel Loader

Wheel loader selalu terpasang bucket container yang dipasang


dibagian depan. Bucket digunakan untuk menggali, memuat tanah atau
material yang granular, mengangkatnya dan diangkat untuk kemudian
dibuang (dumping) pada suatu ketinggian pada dump truck dan
sebagainya. Loader ini sangat kaku, untuk menggerakkan bucket dapat
digunakan cable atau hydraulic. Tenaga gali pada keadaan horizontal
(bucket tidak diangkat) didapat dari gerakan prime-mover nya, sehingga
praktis baik kendali cabelmaupun hydraulic hanya mempunyai fungsi
untuk menggerakkan bucket ke atas dan ke bawah.
19
Untuk menggali, bucket harus didorong pada material, jika telah
penuh, traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya
material dibongkar di tempat yang telah ditentukan. Untuk saat ini,
umumnya loader dibuat dengan kendali hydraulic yang dilengkapi dengan
“tangan-tangan (arms)” yang kaku untuk mengoperasikan bucketnya.

Ukuran bucket bervariasi antara ¼ cuyd sampai dengan 25


cuyd kapasitas muncung terbesar. Yang biasa dipakai dan tersedia banyak
adalah loader dengan ukuran bucket sampai dengan 5 cuyd. Loader bucket
sifatnya lebih permanen dipasang pada traktor dibandingkan dengan blade
bulldozer dengan memperhatikan perbandingan proporsional ukuran
bucket dengan traktor, sehingga pada waktu loader bekerja dengan bucket
penuh pada keadaan ekstrim tidak sampai terguling ke depan (terjungkal).

Produsen alat berat biasanya memberikan angka keamanan 2 untuk


mengimbangi “terjungkalnya” loader ke depan, artinya perbandingan berat
imbang dengan berat bucket pada waktu penuh dalam keadaan ekstrim
adalah dua kali. Untuk memperbesar angka keamaan terhadap bahaya
guling, berat traktor biasanya diperbesar 40 @ 60% lebih besar dari
“kapasitas muatan terguling (tipping load capacity)”, dengan demikian
ukuran bucket dan traktor harus betul-betul proporsional.

Pada Umumnya Wheel Loader ini juga memiliki kelebihan dan


kekurangannya, diantara lain sebagai berikut :

 Kelebihan Wheel Loader


 Mobilitas yang tinggi
 Manuver daerah pemuatan loading point lebih
sempit dibanding dengan track shovel dan,
 Kerusakan permukaan loading point lebih kecil
karena menggunakan ban karet.
 Kekurangan Wheel Loader

20
Dalam menempatkan muatan ke dalam dump truck kurang merata
bahkan kadang-kadang bisa miring, walaupun faktor ini sangat
dipengaruhi oleh skill operator.

 Pengaplikasian Wheel Loader dalam kehidupan sehari-hari

Penggunaan Wheel loader yang lain adalah untuk menggali


pondasi basement, dengan syarat ruangnya memungkinkan untuk
bekerjanya loader tersebut. Disamping itu dapat juga digunakan untuk
memuat material yang telah ditiadakan, misalnya pada pembuatan
terowongan, pada daerah pengambilan batu (quarrying). Wheel loader juga
dapat digunakan untuk menggali butiran-butiran lepas bebatuan untuk
dibongkar ke dalam“grizly hopper” pada crusher plant.

Gambar Wheel Loader

c. Peralatan Pengangkutan

Adapun peralatan yang digunakan untuk proses pengangkutan pada


saat penambangan bauksit yaitu :

21
1. Dump Truck

Dump truck adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan


material pada jarak menegah sampai jarak jauh (500 m atau lebih).
Muatannya diisi oleh alat pemuat, sedangkan untuk membongkar alat ini
bekerja sendiri. Ditinjau dari besar muatannya, dump truck dapat di
kelompokkan dalam 2 golongan yaitu:

Ø On high way dump truck muatannya < 20 m3


Ø Off high way dump truck muatanya > 20 m3

1. Pemilihan Truck
Kapasitas truck yang dipilih harus seimbang dengan alat
pemuatnya (loader), jika perbandingan ini kurang proporsioanal, maka
kemungkinan loader ini akan banyak menunggu atau sebaliknya. Beberapa
pertimbangan (keuntungan dan kerugian) yang harus diperhatikan dalam
beberapa pemilihan ukuran truck adalah sebagai berikut:

a. Truck Kecil
Keuntungan dalam menggunakan truck berukuran kecil antara lain:
Ø Lebih lincah dalam beroperasi dan lebih mudah
mengoperasikannya
Ø Lebih fleksibel dalam pengangkutan jarak dekat.
Ø Pertimbangan terhadap jalan kerja lebih sederhana.
Ø Penyesuaian terhadap kemampuan loader lebih mudah
Ø Jika salah satu truck dalam satu unit angkutan tidak bekerja,
tidak akan bermaslah terhadap total produksi.

Sedangkan kerugiannya adalah:


Ø Waktu hilang lebih banyak, akibat banyaknya truck yang
beroperasi, terutama waktu pemuatan (loading).
Ø Excavator lebih sukar memuatnya karena kecilnya bak.

22
Ø Biaya pemeliharaan lebih besar karena banyaknya truck, begitu
pula tenaga pemeliharaan.

b. Truck Besar
Keuntungan dengan menggunakan truck berukuran besar adalah:
Ø Untuk kapasitas yang sama dengan truck kecil, jumlah unit truck
besar lebih sedikit.
Ø Sopir dan crew yang digunakan lebih sedikit.
Ø Cocok untuk angkutan jarak jauh.
Ø Pemuatan dari loader lebiih mudah, sehingga waktu hilang lebih
sedikit.

Kerugiannya adalah:
Ø Jalan kerja harus diperhatikan karena kerusakan jalan relatif
lebih cepat akibat berat truck yang besar
Ø Pengoperasiannya lebih sulit karena ukurannya yang besar.
Ø Produksi akan sangat berkurang apabila satu truck tidak bekerja
(untuk jumlah yang relative kecil).
Ø Maintenance lebih sulit dilaksanakan.

23
Gambar Dumptruck

2.1.5 Metoda Penambangan Bauksit

Metoda penambangan bauksit dilakukan dengan metoda tambang


terbuka sistem open pit dimana open pit ini diterapkan untuk endapan bijih
yang mengandung logam. Open pit dan open cut dapat dibedakan dari arah
penambangannya, penambangan dengan metoda open pit dilakukan dari
permukaan yang relatif mendatar ke bawah mengikuti endapan bijih,
sedangkan open cut dilakukan pada lereng suatu bukit. Jadi penerapan
open pit dan open cut sangat tergantung pada letak dan bentuk endapan
bijih yang akan ditambang.

Dalam sistem penambangan dibatasi oleh beberapa faktor – faktor


kendala antara lain ;

24
1. Faktor teknik – ekonomi yang diwujudkan dalam usaha
mendapatkan perolehan tambang semaksimal mungkin dengan biaya yang
sekecil mungkin.
2. Faktor keamanan dan keselamatan kerja yang diwujudkan dalam
usaha memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam
melaksanakan kegiatan penambangan
3. Faktor keserasian lingkungan hidup yang diwujudkan dalam usaha
mencegah terjadinya perusakan alam, serta pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh kegiatan penambangan.
Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan penambangan endapan
bauksit adalah menggunakan metoda tambang terbuka (surface mining)
sebab kita dapat ketahui bahwa endapan bauksit berada di permukaan
dengan over burden yang tidak terlalu dalam pengupasannya.

Gambar Penambangan Bauksit

Adapun tahapan penambangan bauksit adalah sebagai berikut :


1. Pengupasan Tanah Penutup (Land Clearing)

25
Pengupasan tanah penutup merupakan langkah awal dimana proses
penambangan endapan bahan tambang akan dilakukan, kegiatan ini
dimulai dari pembersihan tempat kerja dari semak – semak, pohon –
pohon besar dan kecil, kemudian membuang tanah atau batuan yang
menghalangi pekerjaan – pekerjaan selanjutnya dengan menggunakan
shovel. Setelah pekerjaan di atas selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan
pembabatan atau penebasan yang meliputi : meratakan permukaan tanah
serta membuat jalan darurat untuk lewatnya alat-alat mekanis. Dalam
pekerjaan ini yang harus selalu diperhatikan ialah mempergunakan
keuntungan dari gaya berat. Proses pengupasan tanah penutup dilakukan
untuk menghilangkan material yang menutupi endapan bauksit yang akan
ditambang agar dihasilkan endapan bauksit dengan kadar yang lebih
tinggi, dan menghilangkan serta mengurangi pengotor pada saat dilakukan
pencucian.

Gambar Proses Land Clearing pada Penambangan Bauksit

26
Gambar Proses Land Clearing (Pembuatan Jalan Darurat)
pada Penambangan Bauksit

2. Penggalian dan Pemuatan (Excavation and Loading)


Penggalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membongkar dan melepaskan endapan bahan tambang dari batuan
induknya atau batuan samping. Beberapa alat gali yang dapat digunakan
dalam penggalian yaitu Power Shovel, Back Hoe, dan lain – lain. Setelah
penggalian dilakukan maka material atau bahan tambang yang telah
ditambang dimuat.
Untuk material yang tidak tertentu keras, kegiatan pembongkaran
dilakukan dengan menggunakan ripper. Alat ini pada hakekatnya sebuah
bajak yang gigi – giginya terbuat dari baja yang keras. Sehingga
kepadanya dapat diberikan tekanan yang cukup besar untuk lebih
memaksakannya ke dalam tanah / batuan.
Untuk menghitung produksi ripper, perhitungan yang digunakan
adalah dengan ”cross section”, yang dapat menentukan volume pekerjaan
ripping ini, kemudian mencatat waktu yang diperlukan, setelah pekerjaan
ripping selesai. Volume ripping dibagi dengan waktu ripping adalah
produksi ripping.
Pemuatan (Loading) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan
untuk mengambil dan memuat material hasil pembongkaran ke dalam alat

27
angkut. Material hasil pembongkaran tersebar di lantai jenjang dan
dikumpulkan dengan alat wheel loader agar dapat dimuat. Dalam
pemilihan alat muat yang digunakan harus sesuai dengan beberapa faktor
diantaranya ;
1. Kapasitas alat angkut
2. Besar produksi yang diiginkan
3. Keadaan lapangan
4. Jenis material atau batuan
5. Keterampilan Operator
6. Iklim atau cuaca

Gambar Proses Penggalian dan Pemuatan pada Penambangan Bauksit

3. Pengangkutan (Hauling)

Material hasil pembongkaran yang telah dimuat kembali diangkut


ke lokasi pengolahan (Crushing Plant) untuk dimasukkan ke mesin
penghancur. Operator pengangkutan material produktivitasnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ;
1. Kondisi jalan dari tempat penambangan ke Crushing Plant
2. Jarak angkut dari lokasi penambangan
28
3. Digging Resistance
4. Waktu Edar alat angkut
5. Waktu Kerja efektif pengangkutan
6. Produksi alat angkut
7. Jumlah alat angkut
Proses pengangkutan dilakukan untuk pemindahan material dari
lokasi penggalian atau front penambangan ke lokasi penampungan
sementara dimana nanti selanjutnya akan dilakukan pencucian pada
proses pengolahan bauksit itu sendiri. Proses pengangkutan ini bisa
dilakukan dengan menggunakan beberapa macam alat angkut seperti
dump truck, lori, belt conveyor, dll. Pada penambangan bauksit alat
angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan berbagai macam
ukuran dan kemampuan muatnya.

29
Gambar Proses Pengangkutan Bijih Bauksit Menggunakan
Dumptruck Ke Tempat Penampungan Bijih Bauksit

2.1.6 Tempat Terdapat

Mineral logam bauksit mudah di temukan di daerah-daerah tropis yang


dekat dengan garis khatulistiwa. Di Indonesia sendiri, potensi dan
cadangan dari endapan bauksit ini cukup melimpah. Terdapat di Sumatra
Utara kota Pinang, di Riau terdapat di pulau bulan dan pulau bintan, untuk
daerah Kalimantan Barat terdapat di Sandai, tayang Mebukung, Balai
Berkuah, Pantus, Kandawangan, Munggu besar, terakhir di propinsi
Bangka Belitung bisa di temui di daerah Sigembir. Namun sampai saat ini
proses penambangan bauksit di Pulau Bintan merupakan satu-satunya
penambangan yang terbesar di Indonesia. Sedangkan di Dunia, bauksit
diproduksi di negara Australia, Jepang.

2.1.7 Pemanfaatan

Mineral logam bauksit digunakan sebagai pemanfaatan aluminium


(pembuatan wajan, lapisan luar panci, dan lapisan luar kaleng),
pemanfaatan untuk industri (pembuatan badan pesawat terbang, dan
pembuatan atap pabrik dan atap rumah), bahan baku pembuatan besi,

30
bahan dasar pembuatan tinta kering dan tinta laser pada mesin fotokopi,
pada industri rekaman digunakan sebagai pembuatan pita kaset, dasar
pembuatan keramik

Gambar Mineral Logam Bauksit

2.2 Pengolahan Bauksit Menjadi Aluminium

Pengolahan biji bauksit diawali dengan pembersihan lokal (land


clearing), bijih dibersihkan dari pengotor tumbuh-tumbuhan yang menempel
diatas endapan bijih, kemudian dilakukan pengupasan lapisan tertutup
(overbuden) dan penggalian endapan bauksit dengan shovel. Hasil galian
dimasukan kedalam instalasi pencucian yang berfungsi untuk memisahkan bauksit
dengan pengotornya yaitu berupa tanah liat dan pasir dengan proses penyaringan
(screening) dan proses pemecahan (size reduction) dari butiran-butiran yang
berukuran lebih dari 3 inchi dengan jaw cruscher. Proses-proses pengolahan
tersebut tersebut dilakukan untuk mendapatkan bijih atau konsentrat yang sesuai

31
dengan standar atau kriteria tertentu. Tahap selanjutnya adalah proses pengolahan
bauksit menjadi alumina (Proses Bayer) dan pengolahan alumina menjadi
aluminium (Proses Hall Heroult).

Gambar Proses Pengolahan Bauksit

2.2.1 Pengolahan Bauksit Menjadi Alumina (Proses Bayer)

Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium


hanya bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Wöhler.
Dibandingkan dengan elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis, dan
harga aluminium dulunya jauh melebihi harga emas. Karena dulu
dianggap sebagai logam berharga, Napoleon III dari Perancis (1808-1873)
pernah melayani tamunya yang pertama dengan piring aluminium dan
tamunya yang kedua dengan piring emas dan perak. Pada tahun
1886, Charles Martin Hall dari Amerika Serikat (1863-1914) dan Paul
L.T. Héroult dari Perancis (1863-1914) menemukan proses elektrolisis
yang sampai sekarang membuat produksi aluminium ekonomis. Proses
Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh
aluminium oksida (alumina) Proses Bayer terdiri dari 4 tahap yaitu
ekstraksi, pemisahan, presipitasi, dan kalsinasi.

1) Tahap Ekstraksi

32
Tahap ekstraksi atau tahap digestion merupakan tahap pertama
dalam proses Bayer. Bauksit dan natrium hidroksida diumpankan secara
terpisah ke dalam autoclaves, tubular reactor, dan steel vessel. Kondisi
operasi tahap ini adalah pada temperatur 140 oC dan tekanan 34 atm.
Alumina hidrat yang terdapat di dalam bauksit larut di dalam natrium
hidroksida dan menghasilkan natrium aluminat (NaAlO2).

Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah :

Al(OH)3 + NaOH → NaAlO2 + 2H2O ................(2.5)

AlO(OH) + NaOH → NaAlO2 + H2O ................(2.6)

Aluminium hidroksida larut di dalam natrium hidroksida,


sedangkan zat – zat lain seperti silika dan semua oksida logam lainnya
tidak larut di dalam natrium hidroksida. Larutan natrium aluminat dan
natrium hidroksida disebut dengan green liquor, sedangkan zat – zat yang
tidak larut di dalam natrium hidroksida seperti silika, oksida besi, titanium
oksida (TiO2), kaolin (H4Al2Si2O9), dan oksida logam lain membentuk red
mud. Natrium aluminat yang terbentuk didinginkan hingga 50 – 85 oC
dalam flash tank.

Ada dua macam reaksi lainnya yang terjadi pada proses ekstraksi yaitu :

 Desilication

Desilication merupakan reaksi antara silika yang terdapat di dalam


bauksit, seperti kaolin, dengan natrium hidroksida membentuk natrium
silikat terlarut. Pada temperatur digestion, natrium silikat membentuk
natrium aluminium silikat yang tidak larut.

Reaksi yang terjadi adalah :

33
5Al2Si2O5(OH)4 + 2Al(OH)3 + 12NaOH → 2Na6Al6Si5O17(OH)10
+ 10H2O ................(2.7)

Desilication dipengaruhi oleh temperatur tinggi dan waktu tinggal


unutk mendapatkan produk yang murni.

 Causticization of liquor

Causticization of liquor merupakan reaksi antara kalsium


hidroksida (Ca(OH)2) dengan natrium karbonat untuk meregenerasi
natrium hidroksida dan presipitasi kalsium karbonat. Reaksi ini merupakan
reaksi yang penting dalam proses Bayer. Reaksi yang terjadi adalah :

Na2CO3 + Ca(OH)2 → CaCO3 + 2NaOH ................(2.8)

Natrium karbonat dihasilkan pada proses Bayer karena degradasi


zat – zat organik oleh natrium hidroksida dan karena absorpsi CO2 selama
larutan terkena udara luar.

2) Tahap Pemisahan

Tahap kedua dari proses Bayer adalah tahap pemisahan natrium


aluminat dengan red mud. Larutan natrium aluminat difiltrasi untuk
memisahkan red mud. Red mud ditambahkan flokulan untuk
meningkatkan settling rate, kemudian dipindahkan dengan menggunakan
thickener yang berdiameter besar. Partikel – partikel padat yang
terkandung dalam red mud dipisahkan dengan filter press. Sedangkan,
aluminium yang masih terdapat di dalam red mud didaur ulang dengan
menggunakan counter current 18 decantation. Red mud ditambah dengan
kapur (Ca(OH)2) untuk causticization supaya terbentuk natrium hidroksida
dan kalsium karbonat.

Reaksi yang terjadi yaitu :


34
Na2CO3 + Ca(OH)2 → 2NaOH + CaCO3 ................(2.9)

Natrium hidroksida ini dapat digunakan kembali pada proses awal.

3) Tahap Presipitasi

Presipitasi dilakukan untuk memisahkan aluminium hidroksida


(Al(OH)3). Reaksi yang terjadi pada tahap ini adalah :

NaAlO2 + 2H2O → Al(OH)3 + NaOH ..............(2.10)

Presipitasi Al(OH)3 tidak terjadi dengan sendirinya, sehingga


presipitasi dilakukan dengan cara menambahkan kristal aluminium
hidroksida untuk menginisiasi presipitasi. Ada 6 macam precipitating
agents yang dapat digunakan di dalam proses ini antara lain :

 Hidrogen peroksida (H2O2)


 Karbon dioksida (CO2)
 Amonium karbonat ((NH4)2CO3)
 Amonium hidrogen karbonat ((NH4)HCO3)
 Amonium aluminium sulfat ((NH4)2Al(SO4)2)
 Kristal aluminium hidroksida (Al(OH)3)
4) Tahap kalsinasi

Aluminium hidroksida dikeringkan di dalam rotary kiln atau fluid


– bed calciners pada temperatur 1100 – 1500 oC untuk melepaskan air.
Hasil kalsinasi aluminium hidroksida adalah alumina. Reaksi yang terjadi
pada tahap ini adalah :

2 Al(OH)3 → Al2O3 + 3H2O ..............(2.11)

35
Gambar Proses Pengolahan Bauksit Menjadi Alumina (Proses Bayer)

Gambar Proses Pengolahan Bauksit Menjadi Alumina (Proses Bayer)

2.2.2 Peleburan Alumina (Proses Hall-Heroult)


Setelah dilakukan pemurnian bauksit menjadi alumina, tahap selanjutnya
adalah proses peleburan menggunakan metode Hall-Heroult yang didasarkan
pada prinsip elektrolisa lelehan garam alumina(campuran alumina (Al2O3)
dengan kryolite (Na3(AlF6)) pada temperatur yang tinggi. Bejana yang
dipakai untuk menyalurkan arus listrik disebut bejana sel elektrolisa
rectangular yang mempunyai 2 elektroda, yaitu katoda dan anoda. Alumina
dilarutkan dalam larutan kimia (kriolit) pada sebuah tungku atau pot yang
dindingnya terbuat dari karbon. Proses reduksi membutuhkan karbon yang
diadapatkan dari anoda. Arus listrik akan mengelektrolisa alumina menjadi
aluminium. Aluminium hasil elektrolisa turun ke dasar pot dan dialirkan
dengan prinsip shipon ke krusibel dan diangkut menuju tungku-tungku
36
pengatur (holding furnace). Reaksi pemurnian alumina menjadi aluminium
adalah :

Katoda : 4Al2O3 8Al + 6O2

Anoda : 7C + 6O2 5CO2 + 2CO

_________________________________

4Al2O3 + 7C 8Al + 5CO2 + 2CO

Gambar Proses Peleburan Alumina (Proses Hall-Heroult)

37
Gambar Proses Peleburan Alumina (Proses Hall-Heroult)

38
BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

39
DAFTAR PUSTAKA

Anonim . Aluminium. https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium (diakses tanggal


01Mei 2016 pukul 10:50 wib ).

Dunia,Atas.2008.Bauksit dan Cara Pengolahannya.


http://duniaatas.blogspot.co.id/2011/04/bauksit-dan-cara-
pengolahannya.html(diakses pada tanggal 2 februari 2016 pukul 00:15
wib)
Duniapelajar.2014.Proses Pembuatan Alumunium.
http://www.duniapelajar.com/2014/02/21/proses-pembuatan-alumunium/.
(diakses tanggal 01Mei 2016 pukul 11:00 wib).

Extractivemetallurgy.2008.Proses Pengolahan Bijih Bauksit .


http://extractivemetallurgy.blogspot.com/2008/12/proses-pengolahan-
bijih-bauksit.htm (diakses pada tanggal 3 februari 2016 pukul 14:30
wib)
Teknikengineer.2014. Pengolahan Aluminium.
http://teknikengineer.blogspot.co.id/2014/01/pengolahan-
aluminium.html. (diakses tanggal 01Mei 2016 pukul 11:05 wib).

Trihastacorp.2014.Proses Pembuatan Alumunium.


https://trihastacorp.wordpress.com/2014/06/23/proses-pembuatan-
alumunium/.(diakses tanggal 01Mei 2016 pukul 11:25 wib).

Uhibbu-ilaiki.2012. sifat fisika dan kimia alumunium .http://uhibbu-


ilaiki.blogspot.co.id/2012/12/sifat-fisika-dan-kimia-alumunium.html.
(diakses tanggal 01Mei 2016 pukul 11:35 wib).

http://alatberat1985.blogspot.co.id/2012/10/spesifikasi-komatsu-excavator-pc-300-
8.html

https://nurdian25dhee.wordpress.com/2015/06/19/makalah-alat-berat-_-ekskavator-
tugas-mata-kuliah-alat-berat-dan-pengangkat/

http://dunia-atas.blogspot.co.id/2012/03/tentang-power-shovel.html

40
http://febrian-tekniksipil.blogspot.co.id/2012/02/makalah-alat-berat-yang-umum-
digunakan_02.html

https://www.linkedin.com/pulse/whell-loader-pengertian-dan-fungsi-fridolin-hadirian

41

Anda mungkin juga menyukai