Anda di halaman 1dari 88

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 14 Maret 1964

Alamat Rumah : Jl. Tanimbar Blok H No. 228 Cinere Megapolitan, Depok
Nomor HP : 081212160835
Alamat Kantor : Departemen Rehabilitasi Medik, RSUPN.Dr Cipto Mangunkusumo
Nomor Telepon/ Fax : 021 3907561 / 3915593
Riwayat Pendidikan:
• 2006 – 2009 : Program Doktoral, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
• 1994 – 1998 : Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehanilitasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
• 1983 – 1989 : Pendidikan Dokter Umum, Universitas Sumatera Utara, Meda
Jabatan:
Januari 2002 – 2020 Kepala Divisi Cedera Olahraga dan Klinik Obesitas, Departemen Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi Medik, RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
November 2007 – 2013 Sekretaris Program Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, RSUPN Cipto
Mangunkusumo, Jakarta / Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
December 2013 - 2017 Koordinator Program Vokasi dan Sarjana (S0 – S1) RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta /
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
December 2017-2019 Wakil Ketua II PB PERDOSRI, Bidang Pendidikan dan Pelatihan & Bidang Penelitian dan
Pengembangan
November 2019-2022 Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia
(PERDOSRI)
2023- 2026 Ketua Terpilih Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI)
Organisasi : IDI, PERDOSRI, PEROSI
Upaya Deteksi Dini Bagi Anak
Penyandang Disabilitas dalam
Memaksimalkan Potensi dan
Perkembangannya

Dr. dr. Tirza Z Tamin, Sp.KFR(K)


Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi (PB PERDOSRI)
DEFINISI ANAK

Individu sejak di dalam kandungan


sampai usia 18 tahun

Sumber: World Health Organization. 2013.


DEFINISI
PERKEMBANGAN ANAK

Bertambahnya kemampuan dalam struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan motor kasar, motor halus, bicara
dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
DENVER II

Metode pengkajian oleh dokter yang digunakan untuk


menilai perkembangan anak sesuai umurnya dan
memantau anak dengan risiko tinggi yang diperkirakan
memiliki kelainan dalam berkembang

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. 2014.

Nur M. Artha, Retno Sutomo, Indria L. Gamayanti. 2014. Kesepakatan Hasil antara Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Parent’s Evaluation of Developmental Status, dan Tes Denver-II untuk Skrining Perkembangan Anak Balita.
Sari Pediatri 16 (4): 266-270.
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. 2014.

Nur M. Artha, Retno Sutomo, Indria L. Gamayanti. 2014. Kesepakatan Hasil antara Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Parent’s Evaluation of Developmental Status, dan Tes Denver-II untuk Skrining Perkembangan Anak Balita.
Sari Pediatri 16 (4): 266-270.
KUESIONER PRA SKRINING
PERKEMBANGAN

Direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan RI


untuk dikerjakan di pelayanan kesehatan primer dengan
jadwal rutin setiap 3 bulan pada anak < 24 bulan dan
tiap 6 bulan pada anak usia 24-72 bulan

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. 2014.

Nur M. Artha, Retno Sutomo, Indria L. Gamayanti. 2014. Kesepakatan Hasil antara Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Parent’s Evaluation of Developmental Status, dan Tes Denver-II untuk Skrining Perkembangan Anak Balita.
Sari Pediatri 16 (4): 266-270.
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. 2014.

Nur M. Artha, Retno Sutomo, Indria L. Gamayanti. 2014. Kesepakatan Hasil antara Kuesioner Pra Skrining Perkembangan, Parent’s Evaluation of Developmental Status, dan Tes Denver-II untuk Skrining Perkembangan Anak Balita.
Sari Pediatri 16 (4): 266-270.
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK

• Mengikuti pola yang teratur dan berurutan


• Empat aspek:
• Motor kasar
• Motor halus
• Bicara dan bahasa
• Sosialisasi dan kemandirian

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
TAHAPAN PERKEMBANGAN
ANAK BERDASARKAN UMUR
UMUR 0-3 BULAN Bicara dan bahasa
• Melihat dan menatap wajah anda
Motor kasar • Mengoceh spontan atau bereaksi dengan
• Mengangkat kepala setinggi 45° mengoceh
• Suka tertawa keras

Sosialisasi dan kemandirian


• Bereaksi terkejut terhadap suara keras
Motor halus
• Membalas tersenyum ketika diajak
• Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke
berbicara/tersenyum
tengah
• Mengenal ibu dengan penglihatan,
penciuman, pendengaran dan kontak

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 3-6 BULAN
Motor kasar Bicara dan bahasa
• Berbalik dari telungkup ke terlentang • Mengeluarkan suara gembira bernada
• Mengangkat kepala setinggi 90° tinggi atau memekik
• Mempertahankan posisi kepala tetap tegak
dan stabil Sosialisasi dan kemandirian
Motor halus • Tersenyum ketika melihat mainan/
• Menggenggam pensil gambar yang menarik saat bermain
• Meraih benda yang ada dalam jangkauannya sendiri
• Memegang tangannya sendiri
• Mengarahkan matanya pada benda-benda
kecil
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 6-9 BULAN
Motor kasar Bicara dan bahasa
• Duduk • Bersuara tanpa arti (mamama, bababa)
• Belajar berdiri
• Merangkak
Sosialisasi dan kemandirian
Motor halus • Mencari benda yang dijatuhkan
• Memindahkan benda dari tangan satu ke • Bermain tepuk tangan/ciluk baa
tangan yang lain • Bergembira dengan melempar benda
• Kedua lengan memegang 1 benda pada • Makan kue sendiri
saat yang bersamaan
• Memungut benda kecil dengan cara
meraup
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 9-12 BULAN Bicara dan bahasa
• Mengulang menirukan bunyi yang
Motor kasar didengarkan
• Mengangkat badan ke posisi berdiri • Menyebut 2-3 suku kata yang sama
• Belajar berdiri selama 30 detik/ tanpa arti
berpegangan di kursi Sosialisasi dan kemandirian
• Dapat berjalan dengan dituntun • Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin
menyentuh apa saja
Motor halus
• Bereaksi terhadap suara perlahan atau
• Mengulurkan lengan/badan untuk
bisikan
meraih mainan yang diinginkan
• Senang diajak bermain ciluk baa
• Menggenggam erat pensil
• Mengenal anggota keluarga, takut pada
• Memasukkan benda ke mulut
orang yang belum dikenali
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 12-18 BULAN

Motor kasar Bicara dan bahasa


• Berdiri sendiri tanpa berpegangan • Memanggil ayah dengan kata papa dan
• Membungkuk memungut mainan ibu dengan kata mama
kemudian berdiri kembali
• Berjalan mundur 5 langkah
Sosialisasi dan kemandirian
• Menunjuk apa yang diinginkan tanpa
Motor halus menangis/merengek
• Menumpuk 2 kubus • Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing
• Memasukkan kubus ke kotak

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 18-24 BULAN
Motor kasar Bicara dan bahasa
• Berdiri sendiri tanpa berpegangan • Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
selama 30 detik
• Berjalan tanpa terhuyung-huyung
• Bertepuk tangan dan melambai Sosialisasi dan kemandirian
• Membantu/ menirukan pekerjaan rumah
Motor halus
tangga
• Menumpuk 4 buah kubus
• Memegang cangkir sendiri dan belajar
• Memungut benda kecil dengan ibu jari
makan-minum sendiri
dan telunjuk
• Menggelindingkan bola kearah sasaran

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 24-36 BULAN Bicara dan bahasa
• Bicara dengan baik menggunakan 2 kata
• Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian
Motor kasar tubuhnya ketika diminta
• Jalan naik tangga sendiri • Melihat gambar dan dapat menyebut
dengan benar nama 2 benda atau lebih

Sosialisasi dan kemandirian


Motor halus • Membantu memungut mainannya sendiri
• Mencoret-coret pensil pada kertas atau mengangkat piring jika diminta
• Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
• Melepas pakaiannya sendiri

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 36-48 BULAN Bicara dan bahasa
• Mengenal 2-4 warna
Motor kasar • Menyebut nama, umur dan tempat
• Berdiri 1 kaki 2 detik • Mengerti arti kata diatas, dibawah, dan
• Melompat kedua kaki diangkat didepan
• Mengayuh sepeda roda tiga • Mendengarkan cerita

Motor halus Sosialisasi dan kemandirian


• Menggambar garis lurus • Mencuci dan mengeringkan tangan
• Menumpuk 8 buah kubus sendiri
• Mengenakan celana panjang dan baju
kemeja

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
Bicara dan bahasa
UMUR 48-60 BULAN • Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
• Senang menyebut kata-kata baru
Motor kasar • Senang bertanya tentang sesuatu
• Berdiri 1 kaki 6 detik • Menjawab pertanyaan dengan kata-kata
• Melompat-lompat 1 kaki yang benar
• Menari • Bicara mudah dimengerti
• Bisa membandingkan/membedakan sesuatu
Motor halus dari ukuran dan bentuknya
• Menggambar tanda silang • Menyebut angka, menghitung jari
• Menggambar lingkaran • Menyebut nama-nama hari
• Menggambar orang dengan 3 bagian Sosialisasi dan kemandirian
tubuh • Berpakaian sendiri tanpa dibantu
• Mengancing baju atau pakaian boneka • Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika
ditinggal ibu
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 60-72 BULAN Bicara dan bahasa
• Mengerti arti lawan kata
• Mengerti pembicaraan yang
Motor kasar menggunakan 7 kata atau lebih
• Berjalan lurus • Menjawab pertanyaan tentang benda
• Bediri dengan 1 kaki selama 11 detik terbuat dari apa dan kegunaannya
• Mengenal angka, bisa menghitung 5-10
• Mengenal warna-warni
Motor halus
• Menggambar orang lengkap Sosialisasi dan kemandirian
• Menangkap bola kecil dengan kedua • Mengungkapkan simpati
tangan • Mengikuti aturan permainan
• Menggambar segi empat • Berpakaian sendiri tanpa dibantu

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
DETEKSI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK

Anak tidak dapat mencapai milestones perkembangan yang seharusnya sudah dicapai
jika dibandingkan dengan anak seusianya

Keterlambatan dapat terjadi hanya pada satu aspek perkembangan atau lebih

Jika keterlambatan perkembangan, terlambat ditemukan  kesempatan untuk


intervensi dini terlewatkan  hasil intervensi kurang maksimal

Sumber: Ying Ying Choo, Pratibha Agarwal, Choon How How, and Sita Padmini Yeleswarapu. 2019. Developmental delay: identification and management at primary care level. Singapore Medical Journal 60(3): 119–123.
VARIASI PERKEMBANGAN ANAK

Beberapa anak tidak melalui fase merangkak

Anak dengan keluarga bilingual  lebih lambat dalam kemampuan berbahasa

Perkembangan dipengaruhi riwayat keluarga dan lingkungan

Sumber: Ying Ying Choo, Pratibha Agarwal, Choon How How, and Sita Padmini Yeleswarapu. 2019. Developmental delay: identification and management at primary care level. Singapore Medical Journal 60(3): 119–123.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERVENSI
KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK

Penyebab dari keterlambatan

Aspek yang mengalami keterlambatan

Signifikansi keterlambatan

Usia saat mulai dilakukan intervensi

Peranan orang tua dan lingkungan anak

Sumber: Ying Ying Choo, Pratibha Agarwal, Choon How How, and Sita Padmini Yeleswarapu. 2019. Developmental delay: identification and management at primary care level. Singapore Medical Journal 60(3): 119–123.
TANDA BAHAYA PERKEMBANGAN ANAK

Sumber: Child Development Program in Conjunction with Brisbane North Primary Health Network. Updated: July 2016.
CONTOH PENYAKIT

•Global delay development

•Gross and fine motor delay development

Language and communication delay

Social delay

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020.
CONTOH PENYAKIT

•Down syndrome

•Cerebral palsy

Attention deficit hyperactivity disorder

Autism spectrum disorder

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020.
GLOBAL DELAY DEVELOPMENT

Keterlambatan yang signifikan pada dua atau lebih


aspek perkembangan pada anak dibawah usia 5
tahun

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020.
FAKTOR RISIKO GLOBAL DELAY
DEVELOPMENT

• Genetik
• Merokok dan konsumsi alkohol selama kehamilan
• Infeksi pada ibu hamil
• Paparan logam berat seperti timbal
• Komplikasi selama persalinan
• Kelahiran prematur
• Berat bayi lahir rendah
• Kadar bilirubin yang tinggi pada bayi
Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020.
FAKTOR RISIKO GROSS AND FINE
DEVELOPMENT DELAY

• Pada kehamilan: kencing manis, darah tinggi,


hipertiroid, infeksi dalam kandungan, gizi ibu buruk,
kejang, dan paparan alkohol, obat-obatan atau radiasi

• Pada persalinan: infeksi akibat ketuban pecah dini,


gawat janin, kehamilan berulang, kelainan letak maupun
trauma saat persalinan

Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. 2014
FAKTOR RISIKO GROSS AND FINE
DEVELOPMENT DELAY

• Bayi: prematur, berat bayi lahir rendah, kekurangan


oksigen setelah lahir , maupun radang selaput otak dan
perdarahan otak

• Faktor lain: abnormalitas kromosom, sindrom genetik


dan riwayat keluarga dengan gangguan perkembangan

Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. 2014
TATALAKSANA

•Terapi bermain

•Positioning dan handling

Intervensi motor dan multisensori

Ortosis dan alat bantu jalan

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020.
LANGUAGE AND
COMMUNICATION DELAY

Dapat berupa kesulitan untuk mengucapkan kata dengan benar, kesulitan untuk merangkai
kalimat dengan benar dan lancar, kesulitan untuk memahami dan berbicara  gangguan belajar

Belajar lebih dari satu bahasa tidak menyebabkan gangguan bahasa  pola
perkembangan anak sering kali tidak normal

Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. 2014
FAKTOR RISIKO

• Riwayat kekurangan • Riwayat keluarga dengan


oksigen setelah lahir keterlambatan

• Kejang • Pendidikan orang tua yang


rendah
• Kelainan bentuk di daerah
mulut/ sumbing • Stimulasi yang tidak
adekuat
• Keluarga multilingual

Sumber: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang Balita. 2014
TATALAKSANA

•Terapi wicara

•Terapi okupasi

Alat bantu dengar

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020.

Trisha Sunderajan and Sujata V. Kanhere. Speech and language delay in children: Prevalence and risk factors. Journal of Family Medicine and Primary Care. 2019 May; 8(5): 1642–1646.

Tan S, Mangunatmadja I, Wiguna T. Risk factors for delayed speech in children aged 1-2 years. Paediatrica Indonesiana [Internet]. 8Feb.2019 [cited 31Dec.2020];59(2):55-2.
FAKTOR RISIKO
SOCIAL DELAY

• Ibu depresi setelah persalinan

• Keyakinan orang tua pada kemampuan merawat anak

• Interaksi dengan bermain sehari-hari yang tidak rutin


dilakukan

• Tidak mengikuti pendidikan di taman kanak-kanak

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020.

Trisha Sunderajan and Sujata V. Kanhere. Speech and language delay in children: Prevalence and risk factors. Journal of Family Medicine and Primary Care. 2019 May; 8(5): 1642–1646.

Tan S, Mangunatmadja I, Wiguna T. Risk factors for delayed speech in children aged 1-2 years. Paediatrica Indonesiana [Internet]. 8Feb.2019 [cited 31Dec.2020];59(2):55-2.
TATALAKSANA

•Terapi wicara

•Terapi okupasi

Group play therapy

Parent-child interaction therapy


Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020.

Trisha Sunderajan and Sujata V. Kanhere. Speech and language delay in children: Prevalence and risk factors. Journal of Family Medicine and Primary Care. 2019 May; 8(5): 1642–1646.

Tan S, Mangunatmadja I, Wiguna T. Risk factors for delayed speech in children aged 1-2 years. Paediatrica Indonesiana [Internet]. 8Feb.2019 [cited 31Dec.2020];59(2):55-2.
DOWN SYNDROME

Sindroma akibat kelainan


kromosom berupa penambahan
sebagian atau seluruh kromosom
21

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PB PERDOSRI: 2012..
DOWN SYNDROME

Faktor risiko: usia ibu saat hamil lebih dari 35 tahun

Dapat terjadi keterlambatan perkembangan kognitif, motor,


komunikasi, kecakapan sosial, maupun kemampuan adaptatif/
menolong diri sendiri

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PB PERDOSRI: 2012..
MILESTONES ANAK
DENGAN DOWN SYNDROME

Sumber: National Down Syndrome Society.


TATALAKSANA

•Edukasi

•Intervensi spesifik sesuai dengan karakter perkembangan (motor, kognitif,


komunikasi, sosial, kemampuan adaptif/ menolong diri sendiri)

Intervensi spesifik behavioral and educational approaches: sensori integrasi


terapi, perceptual-motor intervensi, neurodevelopmental terapi, vestibular
stimulasi, play therapy dan pendekatan language-cognitive

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PB PERDOSRI: 2012..
CEREBRAL PALSY

Kelainan gerak dan postur yang disebabkan


oleh suatu penyakit atau cedera yang bersifat
non progresif pada otak yang imatur

Dapat ditemukan gangguan kognitif, kejang,


gangguan pengelihatan, pendengaran, dan
berbahasa, tulang belakang melengkung
hingga “pemendekan permanen” otot dan
sendi
Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PB PERDOSRI: 2012..
FAKTOR RISIKO
CEREBRAL PALSY

• Pada kehamilan: kelainan kongenital, kelainan plasenta,


infeksi, bahan toksik

• Pada bayi: prematuritas, berat bayi lahir rendah, infeksi,


kekurangan oksigen, kadar bilirubin darah tinggi,
perdarahan otak, persalinan lama

• Setelah persalinan: trauma, infeksi, toksik, perdarahan otak,


tumor otak
Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PB PERDOSRI: 2012..
TATALAKSANA

•Edukasi

•Terapi disfungsi motor

Casting/ splint dan ortotik dan prostetik

Tatalaksana gangguan wicara


Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PB PERDOSRI: 2012..
TATALAKSANA

•Manajemen feeding dan drooling serta


gangguan menelan

•Terapi psikososial dan edukasional

Medikamentosa

Operasi
Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
Panduan Pelayanan Klinis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. PB PERDOSRI: 2012..
ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY DISORDER

Ditandai dengan tiga ciri utama yaitu inattention, impulsivity,


dan hyperactivity

Didapatkan pada dua atau lebih situasi yang berbeda

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
FAKTOR RISIKO ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY DISORDER

• Kelainan genetik • Merokok dan konsumsi


alkohol saat kehamilan
• Trauma otak
• Kelahiran prematur
• Keracunan timbal saat
kehamilan atau usia • Berat bayi lahir rendah
muda

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
FAKTOR RISIKO ATTENTION DEFICIT
HYPERACTIVITY DISORDER

Terlalu banyak konsumsi gula, menonton TV terlalu sering,


kemiskinan atau masalah keluarga  bukan faktor risiko

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
TATALAKSANA

•Terapi relaksasi

•Terapi perilaku kognitif

Sensori integrasi

Terapi snoezelen

Terapi musik

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
AUTISM SPECTRUM
DISORDER

Kumpulan kondisi kelainan perkembangan yang ditandai


dengan masalah pada interaksi sosial, emosional dan
komunikasi

Gangguan spektrum  gejala sangat bervariasi

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
AUTISM SPECTRUM
DISORDER

Anak dengan ASD sering kali mengulang suatu perilaku dan


kadang tidak mau merubah kebiasaan sehari-harinya

Kemampuan belajar, berpikir, maupun pemecahan masalah


bervariasi

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
FAKTOR RISIKO AUTISM
SPECTRUM DISORDER

• Kelainan genetik

• Riwayat keluarga dengan ASD

• Konsumsi obat asam valproat selama kehamilan

• Usia orang tua saat kelahiran

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
TATALAKSANA

•Terapi perilaku

Terapi wicara

Terapi okupasi

Intervensi keluarga

Sumber: National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities. CDC. 2020
APA YANG HARUS DILAKUKAN KETIKA
ANAK KITA ADA KETERLAMBATAN
PERKEMBANGAN?

Fasilitas
Klinik tumbuh
Keterlambatan kesehatan
kembang
terdekat
PANDEMI COVID-19

WHO  pandemi dunia


Keputusan Presiden  bencana nasional
Peraturan Pemerintah  Pembatasan Nasional Berskala Besar
(PBBB)  percepatan penanganan Covid-19

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan Balita pada Masa Pandemi Covid-19.
KASUS COVID-19

Per tanggal 31 Desember 2020, kasus Covid-19 di dunia: 82.700.000

Di Indonesia kasus Covid-19: 735.124

11,3% dari total pasien Covid-19 di Indonesia  anak

Proporsi kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia: 3,2%

Sumber: Covid19.go.id
European Centre for Disease Prevention and Control
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN ANAK YANG OPTIMAL

Kesehatan selama kehamilan

Nutrisi yang seimbang

Kesehatan yang baik

Isitrahat cukup

Lingkungan keluarga yang baik

Sistem pendidikan yang baik

Sumber: Araújo LA, Veloso CF, Souza MC, Azevedo JM, Tarro G. The potential impact of the COVID-19 pandemic on child growth and development: a systematic review. J Pediatr (Rio J). 2020.
PENGARUH PANDEMI TERHADAP
PERKEMBANGAN ANAK

Pandemi Covid-19  perubahan pada aktivitas sehari-hari

Anak  tetap bertumbuh dan berkembang

Stres pada anak meningkat selama pandemi  mempengaruhi pertumbuhan


dan perkembangan

Sumber: Araújo LA, Veloso CF, Souza MC, Azevedo JM, Tarro G. The potential impact of the COVID-19 pandemic on child growth and development: a systematic review. J Pediatr (Rio J). 2020.
FAKTOR-FAKTOR PADA PANDEMI YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK

Pembatasan sosial

Ketakutan akan penularan Covid-19

Kehidupan keluarga yang terisolasi

Penutupan sekolah

Kurangnya aktivitas fisik

Meningkatnya penggunaan alat elektronik

Sumber: Araújo LA, Veloso CF, Souza MC, Azevedo JM, Tarro G. The potential impact of the COVID-19 pandemic on child growth and development: a systematic review. J Pediatr (Rio J). 2020.
FAKTOR-FAKTOR PADA PANDEMI YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN ANAK

Perubahan jam tidur

Kehilangan anggota keluarga


Kesulitan orang tua menyeimbangkan bekerja dari rumah &
mengasuh anak
Masalah finansial

Kurangnya nutrisi
Riwayat kekerasan, penggunaan zat terlarang dan gangguan jiwa
dalam keluarga

Sumber: Araújo LA, Veloso CF, Souza MC, Azevedo JM, Tarro G. The potential impact of the COVID-19 pandemic on child growth and development: a systematic review. J Pediatr (Rio J). 2020.
MASALAH PADA ANAK AKIBAT PANDEMI

Keterlambatan perkembangan pada aspek sosialisasi dan berkomunikasi

Kecemasan dan stres

Prevalensi kejadian kekerasan pada anak meningkat

Masalah nutrisi seperti malnutrisi atau obsesitas

Disisi lain meningkatnya keterlibatan ayah selama pandemi akan meningkatkan


perkembangan kognitif dan emosi anak

Sumber: Araújo LA, Veloso CF, Souza MC, Azevedo JM, Tarro G. The potential impact of the COVID-19 pandemic on child growth and development: a systematic review. J Pediatr (Rio J). 2020.
STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan


dasar anak agar anak tumbuh dan berkembang
secara optimal, yang dilakukan rutin dan sedini
mungkin oleh ibu dan ayah atau orang terdekat pada
setiap kesempatan dalam suasana menyenangkan

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan Balita pada Masa Pandemi Covid-19.
STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK

Stimulasi dilakukan pada aspek motor kasar, motor halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian

Stimulasi kurang  penyimpangan tumbuh kembang anak  gangguan yang


menetap

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan Balita pada Masa Pandemi Covid-19.
STIMULASI PADA MASA PANDEMI

Pembatasan sosial  kesempatan untuk belajar dan interaksi sosial berkurang

Pembatasan sosial  orang tua lebih banyak menghabiskan waktu di rumah

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan Balita pada Masa Pandemi Covid-19.
STIMULASI PERKEMBANGAN
ANAK BERDASARKAN UMUR
UMUR 0-3 BULAN

Motor kasar Motor halus


• Mengangkat kepala 45° • Melihat, meraih dan menendang mainan
• Menahan kepala tetap tegak gantung
• Berguling • Meletakkan mainan di tangan bayi

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 0-3 BULAN

Sosialisasi dan kemandirian


Bicara dan bahasa • Memberi rasa aman dan kasih sayang
• Mengajak bayi tersenyum • Menina bobokan
• Berbicara • Meniru ocehan dan mimik muka bayi
• Mengenali berbagai suara • Mengayun bayi
• Mengajak bayi tersenyum
• Mengajak bayi mengamati benda dan
keadaan disekitarnya

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 3-6 BULAN Motor halus
• Melihat, meraih dan menendang mainan
gantung
Motor kasar • Memperhatikan benda bergerak
• Menahan kepala tetap tegak • Melihat benda-benda kecil
• Berguling • Meraba dan merasakan berbagai bentuk
• Menyangga berat badan permukaan
• Mengembangkan kontrol terhadap • Memegang benda dengan kuat
kepala • Memegang benda dengan kedua tangan
• Duduk • Mengambil benda-benda kecil,
• Jatuhkan sebuah kancing atau benda kecil
• Gendong bayi dengan menghadap kedepan
dan bawa ke taman atau halaman rumah

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 3-6 BULAN
Bicara dan bahasa Sosialisasi dan kemandirian
• Berbicara • Memberi rasa aman dan kasih sayang
• Meniru suara-suara • Mengajak bayi tersenyum
• Mengenali berbagai suara • Mengamati
• Mencari sumber suara • Mengayun
• Menirukan kata-kata • Menina bobokan
• Bermain "ciluk-ba“
• Melihat dirinya dikaca
• Berusaha meraih mainan

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 6-9 BULAN
Motor halus
Motor kasar
• Memegang benda dengan kuat
• Menyangga berat badan
• Memegang benda dengan kedua tangan
• Mengembangkan kontrol terhadap
• Mengambil benda-benda kecil
kepala
• Bermain “genderang”
• Duduk
• Memegang alat tulis dan mencoret-coret
• Menarik ke posisi berdiri
• Bermain mainan yang mengapung di air
• Berjalan berpegangan
• Menyembunyikan dan mencari mainan
• Berjalan dengan bantuan
• Memasukkan benda ke dalam wadah
• Merangkak
• Membuat bunyi-bunyian

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 6-9 BULAN
Bicara dan bahasa Sosialisasi dan kemandirian
• Berbicara • Memberi rasa aman dan kasih sayang
• Mengenali berbagai suara • Mengajak bayi tersenyum
• Mencari sumber suara • Mengayun
• Menirukan kata-kata • Menina bobokan
• Menyebutkan nama gambar-gambar di • Bermain “ciluk-ba”
buku/majalah • Melihat dirinya dikaca
• Menunjuk dan menyebutkan nama • Permainan “bersosialisasi”
gambar-gambar

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 9-12 BULAN

Motor kasar Motor halus


• Merangkak • Memasukkan benda ke dalam wadah
• Berdiri • Bermain mainan yang mengapung di air
• Berjalan sambil berpegangan • Menyusun balok/kotak
• Berjalan dengan bantuan • Menggambar
• Bermain di dapur

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 9-12 BULAN

Bicara dan bahasa Sosialisasi dan kemandirian


• Berbicara • Mengambil sendiri mainan yang
• Menjawab pertanyaan letaknya agak jauh
• Menyebutkan nama, gambar-gambar di • Bermain “ciluk-ba”
buku/majalah • Melambaikan tangan sambil berkata
• Menirukan kata-kata "da….daaag“
• Berbicara dengan boneka • Permainan “bersosialisasi”
• Bersenandung dan bernyanyi

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 12-18 BULAN
Motor halus
Motor kasar • Memasukkan benda ke dalam wadah
• Berdiri sendiri tanpa berpegangan
• Bermain mainan yang mengapung di air
• Bermain bola
• Berjalan sendiri • Menggambar
• Berjalan mundur 5 langkah • Menyusun kubus dan mainan
• Menarik mainan • Memasukkan kubus dikotak
• Bila anak sudah jalan tanpa • Permainan balok
berpegangan, membungkuk memungut
• Memasukkan dan mengeluarkan benda
mainan kemudian berdiri kembali
• Berjalan sambil berjinjit • Memasukkan benda yang satu ke benda
• Menangkap dan melempar bola lainnya

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 12-18 BULAN Sosialisasi dan kemandirian
• Memberi rasa aman dan kasih sayang
• Mengayun
Bicara dan bahasa • Menina-bobokkan
• Berbicara • Permainan "ciluk-ba“
• Menjawab pertanyaan • Permainan "bersosialisasi“
• Menunjuk dan menyebutkan gambar- • Menirukan pekerjaan rumah tangga
gambar • Melepas pakaian
• Membuat suara • Makan sendiri
• Merawat boneka
• Sering bawa anak ke tempat-tempat
umum

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 18-24 BULAN Motor halus
• Dorong agar anak mau main balok-balok
Motor kasar • Memasukkan benda yang satu ke dalam
• Dorong agar anak mau berlari benda lainnya
• Berjalan dengan berjinjit • Menggambar dengan krayon, spidol,
• Bermain di air pensil berwarna
• Menendang, melempar dan menangkap • Menggambar pakai tangan
bola besar • Mengenal berbagai ukuran dan bentuk
• Berjalan naik turun tangga • Bermain puzzle
• Berjalan tanpa terhuyung – huyung • Menggambar wajah atau bentuk
• Melatih keseimbangan tubuh • Membuat berbagai bentuk dari adonan
• Mendorong mainan dengan kaki kue/ lilin mainan

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
Sosialisasi dan kemandirian
UMUR 18-24 BULAN • Ajak anak mengunjungi tempat bermain
• Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel
Bicara dan bahasa
• Usahakan agar anak melepas pakaiannya
• Bernyanyi sendiri
• Bercerita dan membaca sajak-sajak • Membereskan mainannya dan membantu
• Bicara banyak-banyak kepada anak kegiatan rumah tangga yang ringan
• Dorong agar anak anda mau • Makan sendiri memakai sendok dan garpu
menceritakan hal-hal yang dilakukan dan • Ajak ia makan bersama keluarga
dilihatnya • Mengancingkan kancing baju
• Melihat acara televisi • Permainan yang memerlukan interaksi
• Mengerjakan perintah sederhana dengan teman bermain
• Bercerita tentang apa yang dilihatnya • Membuat rumah-rumahan
• Berpakaian
• Perkenalkan tentang jenis kelamin
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 24-36 BULAN
Motor halus
• Dorong agar anak mau bermain puzzle
Motor kasar
dan balok-balok
• Dorong agar anak mau memanjat, berlari
• Memasukkan benda yang satu ke dalam
dan melompat
benda lainnya
• Melatih keseimbangan badan
• Menggambar
• Bermain bola
• Membuat gambar tempelan
• Latihan menghadapi rintangan
• Memilih dan mengelompokkan benda-
• Usahakan agar anak melompat jauh
benda menurut jenisnya
dengan kedua kakinya bersamaan
• Mencocokkan gambar dan benda
• Melempar dan menangkap
• Konsep jumlah

Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
UMUR 24-36 BULAN
Bicara dan bahasa
• Bicara dengan baik, gunakan ejaan bahasa yang Sosialisasi dan kemandirian
baik dan benar dan tidak cadel • Melatih buang air kecil dan buang air
• Menggunakan 2 kata besar di kamar mandi/ WC
• Bacakan buku cerita anak
• Berpakaian
• Dorong agar anak mau bercerita apa yang
dilihatnya baik dari buku maupun ketika jalan- • Bujuk dan tenangkan ketika anak
jalan kecewa
• Bantu anak dalam memilih acara TV, • Sering-sering ajak anak pergi ke luar
• Menyebut nama lengkap anak, • Ajak anak membersihkan tubuhnya
• Bercerita tentang diri anak,
ketika kotor
• Melihat gambar dan dapat menyebut dengan
benar • Berdandan
• Menyebut nama berbagai jenis pakaian
• Menyatakan keadaan suatu benda
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
Motor halus
UMUR 36-48 BULAN • Menggambar/menulis
• Bermain puzzle yang lebih sulit
Motor kasar • Menyusun balok-balok
• Dorong anak berlari, melompat, berdiri • Menggambar gambar yang lebih sulit
• Bermain mencocokkan gambar dengan benda
di atas satu kaki memanjat dan bola sesungguhnya
• Mengendarai sepeda roda tiga • Mengelompokkan benda menurut jenisnya
• Melompat • Memotong
• Menangkap bola • Membuat buku cerita gambar tempel
• Berjalan mengikuti garis lurus • Menempel gambar
• Menjahit
• Melempar benda-benda kecil ke atas • Menghitung
• Menirukan binatang berjalan • Menggambar dangan jari
• Lampu hijau – merah • Cat air
• Mencampur warna
• Membuat gambar tempel
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
Sosialisasi dan kemandirian
UMUR 36-48 BULAN • Mencuci tangan dan kaki
• Bujuk dan tenangkan ketika anak kecewa
Bicara dan bahasa • Dorong agar anak mau mengutarakan
• Bercerita mengenai dirinya perasaannya
• Mengenal huruf • Ajak anak makan bersama keluarga
• Berbicara dengan anak • Sering-sering ajak anak pergi
• Bermain dengan anak
• Bacakan buku cerita anak
• Ajak anak membantu melakukan pekerjaan
• Nyanyikan lagu dan bacakan sajak-sajak rumah tangga yang ringan
• Buat agar anak mau menyebut nama • Ajari anak 4 bagian tubuh yang tidak boleh
lengkap, menyatakan perasaannya dan disentuh dan dipengang orang lain kecuali oleh
menjelaskan sesuatu orang tua dan dokter
• Makan pakai sendok garpu
• Mengerti waktu
• Mengancingkan kancing tarik
• Bantu anak dalam memilih acara TV • Memasak
• Album fotoku • Menentukan batasan
Sumber: Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. 2016.
TELEMEDICINE

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia sejak Mei 2020 


Telemedicine pada masa pandemi Covid-19 sebagai upaya
pencegahan penyebaran Covid-19

Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Surat Edaran Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.01/MENKES/303/2020 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam rangka Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019(COVID-19). 2020. 2. Konsil Kedokteran Indonesia. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 74 Tahun 2020 Tentang Kewenangan Klinis dan
Praktik kedokteran Melalui Telemedicine Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). 2020.
TELEREHABILITASI

Telemedicine dalam lingkup rehabilitasi medik  Telerehabilitasi

Mendukung pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19 dan menjaga


patient dan doctor safety

Meliputi konsultasi, homecare, monitoring, terapi dan pelayanan pasien secara


langsung ke lokasi yang bervariasi yang meliputi rumah, komunitas, fasilitas
kesehatan dan tempat kerja

Sumber: Panduan pelaksanaan telerehabilitasi PERDOSRI No. : 213/PB.PERDOSRI/V/2020

Rehabilitation Engineering Research Center on Telerehabilitation Telerehabilitation: meeting consumer needs through rehabilitation engineering research. 2007 Retrieved October 18, 2008.
FLOOR TIME

Orang tua ''turun ke lantai'' dan


bermain dengan anak mereka selama
20 hingga 30 menit dan
mendorongnya untuk berinteraksi
dengan berkomunikasi sebanyak
mungkin

Sumber: Kobie Boshoff , Holly Bowen, Hazel Paton, Sally Cameron-Smith, Sean Graetz, Alexander Young, and Katelyn Lane. 2020. Child Development Outcomes of DIR/Floortime TM-based Programs: A Systematic Review.
Canadian Journal of Occupational Therapy page 1-12.
CARA MENGGENDONG BAYI

Umur 0-3 bulan Umur 3-6 bulan

Sumber: Wahyuni LK. Menggendong yang Benar. 2018.


CARA MENGGENDONG BAYI

Umur 6-9 bulan Umur 9-12 bulan

Bayi tidak digendong

Sumber: Wahyuni LK. Menggendong yang Benar. 2018.


TAKE HOME MESSAGES

Pandemi Covid-19  perubahan aktivitas sehari-hari  dampak


pada perkembangan anak

Deteksi dini keterlambatan perkembangan anak

Lakukan stimulasi perkembangan anak


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai