Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Karakter yang
diampu oleh:
Sri Raharso, S.Sos., M.Si
Oleh:
Yudistira Aditya Pamungkas
NIM: 215211032
KERANGKA KERJA:
LANGKAH PERTAMA: KENALI RUTINITASNYA
Langkah pertama untuk mengubah kebiasaan adalah kita harus terlebih dahulu untuk
identifikasi rutinitas. Dalam hal ini rutinitas sebelumnya atau yang ingin saya ubah adalah
ketika saya menjalankan perkuliahan secara daring saya tidak mencatat ulang materi, jadi
ketika perkuliahan selesai saya hanya menyelesaikan tugasnya dan tidak mencatat kembali
materi yang sudah dijelaskan oleh dosen-dosen, karena saya berfikiran bahwa saya ingat materi
tersebut dengan tidak mencatat, namun kenyataanya dengan menulislah kita akan menjadi
semakin ingat. Oleh karena itu, kebiasaan itulah yang ingin saya ubah. Karena dalam hal ini
runitas yang saya lakukan sebelum diubah ini adalah dimulai dari pagi hari saya menyalakan
laptop dan memastikan bahwa koneksi internet serta baterai dari laptop tersebut sudah aman,
kemudian ketika tautan untuk memasuki forum zoom atau google meet sudah diberikan saya
kemudian memasukinya dan ketika sudah masuk saya hanya menyimak materi yang dijelaskan
tanpa mencatat kembali, kemudian ketika perkuliahan sudah selesai saya spontan untuk
langsung keluar dari kamar yang dimana menjadi tempat saya melakukan perkuliahan secara
daring ini untuk menuju ruang tv dengan niatan beristirahat. Jadi, itulah hal yang saya masukan
ke dalam kebiasaan yang berulang-ulang (loop).
Berikutnya dijelaskan dalam buku The Power of Habit ini adalah setelah identifikasi
rutinitas, maka timbulah pertanyaan yang kurang jelas seperti:
➢ Apa isyarat untuk rutinitas ini?
➢ Apakah ini bentuk dari rasa malas?
➢ Apakah karena saya sudah bosen dengan perkuliahan daring?
➢ Mengapa saya melakukan hal ini atau mengapa saya tidak mencatat ulang materi
tersebut?
➢ Apa imbalan yang akan didapatkan?
LANGKAH KEDUA: EKSPERIMEN DENGAN HADIAH
Imbalan sangat kuat karena bisa memuaskan keinginan. Tetapi kita sering tidak sadar
akan keinginan yang mendorong perilaku kita. Dalam hal ini hal yang akan saya ubah mengenai
kebiasaan itu terjadi ketika saya mendengarkan setiap mata kuliah yang dijelaskan oleh dosen,
sebenarnya masih ada ruang dalam diri saya untuk dorongan agar segera beristirahat dan saya
memilih untuk memperhatikan dan mengendarkan walaupun tidak mencatat ulang, jadi
menurut saya alasan mengapa saya tidak mencatat ulang materi tersebut sepertinya bukan
dikarenakan rasa malas, namun ada sesuatu yang tidak saya sadari mengapa saya seperti itu.
Karena ketika perkuliahan pada masing-masing hari tersebut sudah selesai, maka saya
mendambakan untuk segera mendapatkan sebuah hal yang dinamakan istirahat baik itu
sekedar menonton televisi, memainkan handphone, ngemil, atau sekedar mengobrol melalui
sosial media dengan seorang teman yang menurut saya istimewa karena telah mengajarkan
banyak hal. Maka, rasa malas ini bukanlah hal yang mendorong perilaku atau kebiasaan saya
tidak menulis kembali tersebut.