Anda di halaman 1dari 7

1.

Penyearah Tak terkendali


 3 fasa setengah gelombang
Dioda pada setiap fasa akan konduksi (ON) selama periode tegangan pada fasa tersebut
lebih tinggi daripada dua fasa yang lainnya. Proses penyearahan dari rangkaian penyearah
setengah gelombang tiga fasa yaitu fasa R selama periode 0 – π. Selama periode 0 – π dioda
pada fasa B lebih dahulu ON pada periode 0 - π/6, kemudian dioda pada fasa R menjadi ON
pada periode π/6 - 5 π/6, dilanjutkan dioda pada fasa Y menjadi ON pada periode 5π/6 – π
dan terulang kembali dioda pada fasa R menjadi ON dan berulang seterusnya.

 3 fasa gelombang penuh


Rangkaian ini berkerja dengan setiap fasa terhubung dengan 2 dioda. Fasa R terhubungan
dengan dioda D1 dan D4, fasa Y dengan D3 dan D6, dan fasa B terhubung dengan D2 dan
D5. Sudut konduksi(ON) setiap dioda sebesar 2π/3, sehingga urutan kerja dari dioda adalah
1-2, 2-3, 3-4, 4-5, 5-6 dan 6-1.

2. Penyearah terkendali
 1 fasa setengah gelombang
Proses penyearahan terjadi ketika setengah periode pertama (siklus positif), T1 dipicu
sebesar α, maka T1 akan konduksi (ON) dari α – π, sehingga terjadi tegangan luaran Edc.
Selanjutnya saat setengah periode kedua (siklus negative), T1 menjadii OFF pada titik π
karena komutasi alami, sehingga tegangan output Edc=0 sampai dengan (2π + α), dan
seterusnya.
 Semikonverter 1 fasa dan 3 fasa

Proses pemicuan pada rangkaian ini terjadi ketika SCR T1 dan dioda D1 serta SCR T2 dan
Dioda D2 masing masing dioperasikan secara serempak. Komponen SCR T1 dan D1 bekerja
pada setengah periode pertama (Siklus positif) dan komponen T2 dan D2 bekerja pada
setengah periode kedua (siklus negative).
Proses pemicuan
terjadi ketika SCR T1
dan D2, T2 dan D3, serta
T3 dan D1 dioperasikan
secara serempak.
Jika rangkaian semikonverter tiga fasa dihubungkan dengan R, maka persamaan untuk
tegangan searah rerata pada operasi konduksi kontinyu dan diskontinyu.

 3 fasa setengah gelombang


Terdapat dua proses pengatuan sudut picuan (α), yaitu : operasi konduksi kontinyu
ketika 00 ≤ α ≤ 300 dan operasi diskontinyu ketika 300 ≤ α ≤ 1500 . Proses pemicuan pada SCR
T1, T2, daan T3 dilakukan secara serempak pada masing-masing fasa.

 3 fasa gelombang penuh

Dalam rangkaian terdapa dua grup SCR, yaitu grup positif dan grup negatif. SCR T1,T2, dan
T3 merupakan grup positif, sedangkan T4,T5,dan T6 merupakan grup negatif. Grup SCR
positif akan ON ketika tegangan sumber berpolaritas positif dan grup negative akan ON
ketika sumber tegangan berpolaritas negative. Proses pemicuan pada SCR dilakukan secara
serempak pada masing2 fasa.
 Konduksi thyristor (kontinyu & diskontinyu)
Pada rangkaian penyearah terkendali 4 fasa kita bisa menkonfigurasi bentuk sinyal keluaran
dari rangkaian apakah akan berbentuk kontinyu atau diskontinyu. Apabila ingin kontinyu
maka nilai α pada SCR harus di set di antaran 0 0 ≤ α ≤ 300 dan Apabila ingin diskontinyu maka
nilai α pada SCR harus di set di antaran 300 ≤ α ≤ 1500
3. DC Chopper
 Prinsip kerja (buck, boost, buck-boost)
- Buck

Selama perioda Ton, ketika chopper ON tegangan sumber akan terhubung dengan
terminal beban. Selanjutnya selama perioda Toff, ketika chopper off arus beban akan
mengalir pada dioda komutasi Df sehingga terminal beban terhubung singkat dengan Df
dan tegangan beban menjadi nol selama Toff. Dengan demikian tegangan searah pada
beban dapat ditentukan dengan persamaan e 0=E dc . α
- Boost

salmJika chopper di ON kan, induktor akan terhubung dengan tegangan sumber dan
induktor akan menyimpan energi selama perioda Ton. Selanjutnya jika chopper di
OFFkan, induktor akan mengalirkan arus ke dioda (D) dan ke beban, serta terjadi

di s
tegangan emf pada induktor sehingga tegangan pada beban sebesar : Eo =Edc + L .
dt
Jika energi yang disimpan saat Ton,Wi = energi yang dilepaskan Toff,Wo maka tegangan

1
luaran pada beban (Eo) dapat ditentukan dengan persamaan Eo = E .
1−∝ dc

- Buck-Boost

Jika chopper di ON kan, induktor akan terhubung dengan tegangan sumber dan induktor
akan menyimpan energi selama perioda Ton. Selanjutnya, jika chopper di OFF kan,
induktor melepaskan energi ke dioda (D) dan ke beban. Jika energi yang disimpan saat
Ton, Wi = energi yang dilepaskan saat Toff,Wo maka tegangan luaran pada beban(Eo)

1
dapat ditentukan dengan persamaan Eo = E . Dari persamaan dapat dinyatakan
1−∝ dc
bahwa jika siklus kerja chopper (α) ≥ 0,5 akan di hasilkan boost, dan jika siklus kerja
chopper (α) ≤ 0,5 akan di hasilkan buck.
 Duty cycle
Nilai tegangan output ditentukan oles proses ON dan OFF sakelar pada rangkaian sehingga
ratio antara waktu sakelar OFF terhadap jumlah waktu sakelar ON dan OFF disebut siklus
kerja (duty cycle)
 Menetukan tegangan output dc chopper
4. Inverter
 Prinsip kerja inverter

Anda mungkin juga menyukai