2. Penyearah terkendali
1 fasa setengah gelombang
Proses penyearahan terjadi ketika setengah periode pertama (siklus positif), T1 dipicu
sebesar α, maka T1 akan konduksi (ON) dari α – π, sehingga terjadi tegangan luaran Edc.
Selanjutnya saat setengah periode kedua (siklus negative), T1 menjadii OFF pada titik π
karena komutasi alami, sehingga tegangan output Edc=0 sampai dengan (2π + α), dan
seterusnya.
Semikonverter 1 fasa dan 3 fasa
Proses pemicuan pada rangkaian ini terjadi ketika SCR T1 dan dioda D1 serta SCR T2 dan
Dioda D2 masing masing dioperasikan secara serempak. Komponen SCR T1 dan D1 bekerja
pada setengah periode pertama (Siklus positif) dan komponen T2 dan D2 bekerja pada
setengah periode kedua (siklus negative).
Proses pemicuan
terjadi ketika SCR T1
dan D2, T2 dan D3, serta
T3 dan D1 dioperasikan
secara serempak.
Jika rangkaian semikonverter tiga fasa dihubungkan dengan R, maka persamaan untuk
tegangan searah rerata pada operasi konduksi kontinyu dan diskontinyu.
Dalam rangkaian terdapa dua grup SCR, yaitu grup positif dan grup negatif. SCR T1,T2, dan
T3 merupakan grup positif, sedangkan T4,T5,dan T6 merupakan grup negatif. Grup SCR
positif akan ON ketika tegangan sumber berpolaritas positif dan grup negative akan ON
ketika sumber tegangan berpolaritas negative. Proses pemicuan pada SCR dilakukan secara
serempak pada masing2 fasa.
Konduksi thyristor (kontinyu & diskontinyu)
Pada rangkaian penyearah terkendali 4 fasa kita bisa menkonfigurasi bentuk sinyal keluaran
dari rangkaian apakah akan berbentuk kontinyu atau diskontinyu. Apabila ingin kontinyu
maka nilai α pada SCR harus di set di antaran 0 0 ≤ α ≤ 300 dan Apabila ingin diskontinyu maka
nilai α pada SCR harus di set di antaran 300 ≤ α ≤ 1500
3. DC Chopper
Prinsip kerja (buck, boost, buck-boost)
- Buck
Selama perioda Ton, ketika chopper ON tegangan sumber akan terhubung dengan
terminal beban. Selanjutnya selama perioda Toff, ketika chopper off arus beban akan
mengalir pada dioda komutasi Df sehingga terminal beban terhubung singkat dengan Df
dan tegangan beban menjadi nol selama Toff. Dengan demikian tegangan searah pada
beban dapat ditentukan dengan persamaan e 0=E dc . α
- Boost
salmJika chopper di ON kan, induktor akan terhubung dengan tegangan sumber dan
induktor akan menyimpan energi selama perioda Ton. Selanjutnya jika chopper di
OFFkan, induktor akan mengalirkan arus ke dioda (D) dan ke beban, serta terjadi
di s
tegangan emf pada induktor sehingga tegangan pada beban sebesar : Eo =Edc + L .
dt
Jika energi yang disimpan saat Ton,Wi = energi yang dilepaskan Toff,Wo maka tegangan
1
luaran pada beban (Eo) dapat ditentukan dengan persamaan Eo = E .
1−∝ dc
- Buck-Boost
Jika chopper di ON kan, induktor akan terhubung dengan tegangan sumber dan induktor
akan menyimpan energi selama perioda Ton. Selanjutnya, jika chopper di OFF kan,
induktor melepaskan energi ke dioda (D) dan ke beban. Jika energi yang disimpan saat
Ton, Wi = energi yang dilepaskan saat Toff,Wo maka tegangan luaran pada beban(Eo)
1
dapat ditentukan dengan persamaan Eo = E . Dari persamaan dapat dinyatakan
1−∝ dc
bahwa jika siklus kerja chopper (α) ≥ 0,5 akan di hasilkan boost, dan jika siklus kerja
chopper (α) ≤ 0,5 akan di hasilkan buck.
Duty cycle
Nilai tegangan output ditentukan oles proses ON dan OFF sakelar pada rangkaian sehingga
ratio antara waktu sakelar OFF terhadap jumlah waktu sakelar ON dan OFF disebut siklus
kerja (duty cycle)
Menetukan tegangan output dc chopper
4. Inverter
Prinsip kerja inverter